Aterosklerosis Menyebabkan Infark Miokardium
-
Upload
accomakkaraengicloud -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
description
Transcript of Aterosklerosis Menyebabkan Infark Miokardium
ATEROSKLEROSIS MENYEBABKAN INFARK MIOKARDIUM
Infark miokardium merupakan suatu proses iskemia lokal yang mengakibatkan
terbentuknya suatu daerah nekrosis miokardium.1
Walaupun setiap bentuk penyakit arteria koronaria dapat menyebabkan infark
miokardium akut, penelitian angiografi menunjukkan bahwa sebagian besar infark
miokardium disebabkan oleh trombosis arteria koronaria. Gangguan pada plak
aterosklerotik yang sudah ada (misalnya pembentukan fissura) dapat merupakan suatu
nidus untuk pembentukan trombus. Ini dapat terjadi pada banyak kasus.1,2
Vasospasme dan agregasi trombosit mungkin ikut berperan dalam menimbulkan
oklusi arteria koronaria, namun keduanya jarang, kalaupun pernah, merupakan satu-
satunya penyebab penyumbatan. Kadang-kadang, tidak ditemukan trombus, terutama
pada kasus infark yang terbatas di miokardium subendokardium.1 Pada sebagian
besar kasus seperti ini terdapat stenosis akibat aterosklerosis koroner difus, tetapi
tidak ditemukan kerusakan plak atau trombosis. Pada kasus ini, hipoperfusi pembuluh
koroner akibat aterosklerosis diperkirakan sudah memadai untuk menyebabkan
nekrosis miosit subendokardium.1,3
Mekanisme nyeri dada yang akan dibahas hanyalah mekanisme untuk nyeri
karena penyakit kardiovaskuler karena kemungkinan besar nyeri dada yang dialami
pasien tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan hasil diskusi
dari pertemuan kedua, ada dua mekanisme yang mungkin dapat terjadi, yaitu:
ATEROSKLEROSIS
RUPTUR PLAK
PEMBENTUKAN TROMBUS
PENYEMPITAN PEMBULUH DARAH
KURANGNYA SUPLAI O2ISKEMIK
Apabila terjadi aterosklerosis pada pembuluh darah, semakin banyak akan
menyebabkan ruptur pada plak akibatnya terbentuk trombus. Apabila trombus ini
berkumpul semakin banyak, maka dapat menyebabkan obstruksi pada arteri koroner.
Apabila terjadi obstruksi, maka darah kekurangan suplai oksigen yang akan
menyebabkan iskemik. Iskemik inilah yang akan menimbulkan rasa nyeri pada
daerah dada.2
GANGGUAN HEMODINAMIK
VASIKONTRIKSI
PEMBENTUKAN TROMBUS
PENYEMPITAN PEMBULUH DARAH
KURANGNYA SUPLAI O2
MEKANISME ANAEROBPENUMPUKAN ASAM LAKTAT
MENEKAN RESEPTOR NYERI
NYERI DADA
Apabila terjadi gangguan hemodinamik pada jantung, akan menimbulkan
vasokonstriksi pada pembuluh darah yang lama kelamaan menyebabkan trombus.
Trombus yang terbentuk dan bertambah besar, akan menyebabkan obstruksi pada
arteri koroner sehingga dapat terjadi penyempitan.2 Akibatnya, suplai oksigen untuk
jaringan dan arteri koroner khususnya akan berkurang. Hal ini mengakibatkan
mekanisme anaerob meningkat sebagai mekanisme kompensasi dari tubuh. Namun,
akibatnya akan terbentuk asam laktat yang sangat banyak sehingga menekan ujung-
ujung saraf atau reseptor nyeri pada daerah dada yang akan menimbulkan respon
nyeri.2,3
Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk
menimbulkan kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Terdapat
tiga kategori reseptor nyeri yaitu nosiseptor mekanis, yang berespon terhadap
kerusakan mekanis misalnya tusukan, benturan, atau cubitan; nosiseptor termal yang
berespon terhadap suhu yang berlebihan terutama panas; dan nosiseptor polimodal
yang berespon setara terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk iritasi
zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera.2 Ketiga nosiseptor ini adalah
ujung saraf telanjang yang tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap atau
repetitive.2,3
Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan melalui
serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin dengan kecepatan sampai 30
meter/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serat
C yang kecil dan tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12
meter/detik (jalur nyeri lambat).
Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan dari ujung-ujung aferen nyeri ini
adalah subtansi P yang diperkirakan khas untuk serat-serat nyeri. Jalur nyeri asenden
memiliki tujuan di korteks somatosensorik, thalamus dan formasio retikularis.2
Jadi penyebab nyeri yaitu tersensitisasinya nosiseptor-nosi septor yang ada pada
tubuh juga bias disebabkan oleh kerusakan di dalam jalur-jalur nyeri walaupun
tidak terdapat cedera perifer atau rangsang nyeri. Sebagai contoh, stroke yang
merusak jalur-jalur asendens dapat menimbulkan sensasi nyeri yang abnormal dan
menetap.2,3
Dengan melihat penjelasan di atas, proses terjadinya nyeri dada yaitu karena
terjadinya iskemia jaringan pada jantung yang akan mengubah jalur transportasi
energi yang tadinya aerob menjadi anaerob yang akan menghasilkan banyak asam
laktat. Sifat asam laktat ini yang kemudian merangsang nosiseptor-nosiseptor yang
ada pada jantung yang akan menimbulkan sensasi nyeri.3
Nekrosis miokardium dimulai dalam 20 sampai dengan 30 menit oklusi arteria
koronaria. Pada keadaan normal, region subendokardium miokardium merupakan
bagian dari dinding ventrikel yang paling kurang perfusinya. Daerah ini merupakan
bagian yang paling terakhir menerima darah dari cabang arteria koronaria
epikardium, selain itu dengan adanya tekanan intramural yang relatif tinggi di daerah
ini menyebabkan aliran masuk darah semakin terganggu.1,2,3
Karena tingginya kerentanan terhadap cedera iskemik ini, infark miokardium
umummnya dimulai di regio subendokardium. Zona nekrosis meluas ke arah
eksternal dalam beberapa jam kemudian sehingga mengenai daerah mid- dan sub-
epikardium miokardium.2
Infark biasanya mencapai ukuran penuh dalam 3 sampai 6 jam. Selama proses
evolusi ini, lisis trombus dengan pemberian obat trombolitik (misalnya streptokinase
atau aktivator plasminogen jaringan) dapat membatasi ukuran infark.
Seiring dengan waktu, gelombang kematian sel bergerak dari daerah
subendokardium ke seluruh ketebalan ventrikel. Selain itu, apabila trombus oklusif
dapat dilisiskan oleh obat trombolitik atau angioplasty sebelum gelombang nekrosis
mengenai seluruh ketebalan dinding ventrikel, akan terlihat bercak-bercak infark
notransmular.1
Infark miokardium lokasinya ditentukan oleh letak oklusi pembuluh dan anatomi
sirkulasi koroner. Oklusi arteria koronaria desendens anterior kiri biasanya
menyebabkan infark di daerah anterior dan apeks ventrikel kiri dan septum
antarventrikel di dekatnya (infark miokardium anteroapeks).1,2 Oklusi arteria
koronaria kanan merupakan penyebab sebagian besar infark yang mengenai bagian
posterior dan basal ventrikel kiri. Anatomi sirkulasi koroner juga berperan penting
dalam menentukan lokasi infark.1
Referensi :
1. Kumar V, Cotran R S, Robbins S L. Buku Ajar Patologi. Ahli Bahasa ,Awal
Prasetyo, Brahm U, Toni Priliono ; Editor Bahasa, Asrorrudin M, Hartanto H,
Darmaniah N. Vol. 2, Ed.7. Jakarta: EGC; 2007
2. Dutta P, Courties G, Wei Y, dkk.. Myocardial infraction accelerates
atherosclerosis. Nature. 2014 July 9;487(7409):325-329
3. Joshi N V, Toor I, Shah A S V, dkk.. Systemic atherosclerotic inflamation
following acute myocardial infraction: myocardial infraction begets myocardial
infraction. Journal of the American Heart Association. 2015 April
22;115(1956):2-8