asuhan keperawatan post partum normal

52
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ”NY S” DENGAN POST PARTUM NORMAL P10001 HARI KEDUA DI RUANG NIFAS RSD DR. SOEBANDI JEMBER OLEH WIKEROSALINI, S. Kep NIM. 13. 0103. 1092 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

description

asuhan keperawatn partum normal pada P100001 diruang nifas hari ke 2

Transcript of asuhan keperawatan post partum normal

Page 1: asuhan keperawatan post partum normal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ”NY S”

DENGAN POST PARTUM NORMAL P10001 HARI KEDUA

DI RUANG NIFAS RSD DR. SOEBANDI JEMBER

OLEH

WIKEROSALINI, S. KepNIM. 13. 0103. 1092

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2014

Page 2: asuhan keperawatan post partum normal

PERYATAAN PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan post partum normal di Ruang Nifas RSD dr.

Soebandi Jember

Pembimbing AkademikRSD dr. Soebandi Jember

Ns. Awatiful Azza, M.Kep.,Sp. Kep. Mat.

Jember, 06 Januari 2014

Pembimbing AkademikRSD dr. Soebandi Jember

Diyan Indriyani, S.Kp, M.Kep, Sp. Mat

CE Ruang NifasRSD. dr. Soebandi Jember

Wuri Hendras K, SST

Mengetahui,Kepala Ruang NifasRSD dr. Soebandi

Aulia Darma, Sst., Amd. Keb

Page 3: asuhan keperawatan post partum normal

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Periode post partum adalah waktu mengenai penyembuhan perubahan besar yang

berjangka pada periode dari puncak pengalaman melahirkan  untuk menerima

kebahagiaan dan kehidupan tanggung jawab dalam keluarga. (Cuningham 1998:388)

 Perawatan post partum yang terintegrasi dengan baik mempunyai peranan penting

yang digunakan dalam membangun  transisi ini dan mengenalkan keluarganya pada

kehidupan baru mereka bersama-sama.

Selama masa post partum sejumlah perubahan fisiologis dan psikologis terjadi yaitu :

-  Organ-organ kembali ke kondisi tidak hamil

- Perubahan fisiologi lain yang terjadi selama kehamilan dikembalikan

-  Laktasi terbentuk

- Dasar hubungan bayi dan orang tuanya disiapkan

- Ibu pulih dari ketegangan pada waktu kehamilan dan persalinan

 Walaupun tubuh harus mengalami perubahan seperti pemeliharaan setelah

melahirkan anak, asuhan kebidanan sangat memperhatikan hal ini. Karena masih

banyak ibu-ibu maupun  yang belum mengerti apa yang seharusnya diperbuat, baik

terhadap diri sendiri maupun terhadap bayinya.

Page 4: asuhan keperawatan post partum normal

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan kasus post

partum normal

2. Tujuan Khusus

Melakukan justifikasi masalah keperawatan pada klien dengan kasus post partum

normal

a. Mendiskusikan penyelesaian masalah keperawatan yang muncul dengan

pembimbing akademik dan pembimbing ruangan di ruang nifas RSD dr.

Soebandi Jember

b. Meningkatkan validitas data pasien

c. Mampu menemukan alasan ilmiah terhadap masalah klien

d. Mampu memodifikasi rencana keperawatan sesuai masalah yang muncul

e. Mampu melanjutkan intervensi keperawatan sesuai masalah keperawatan

f. Meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan report per lisan

Page 5: asuhan keperawatan post partum normal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis

1. Pengertian Persalinan Normal

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan imatur adalah persalinan

saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antara 500-1000gr. Persalinan

premature adalah persalinan saat kehamilan 29-36 minggu dengan berat janin

antara 1000-2500gr.Pada saat persalinan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan,

yaitu jalan lahir (tulang dan jaringan lunak pada panggul ibu), janin dan kekuatan

ibu. Kelainan satu atau beberapa faktor diatas dapat menyebabkan

distosia. (Kapita Selekta Kedokteran,2001)Persalinan normal adalah proses

kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak

melukai ibu dan bayi. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan ari) yang dapat hidup ke dunia luar dan rahim melalui jalan lahir atau dengan

jalan lain. (Rustam Mohtar, 1998)

2. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan

Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori

menghubungkan dengan factor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh

tekanan pada saraf dan nutrisi.

a. Teori penurunan hormone

1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone

dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim

dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila

progesterone turun.

Page 6: asuhan keperawatan post partum normal

b. Teori placenta menjadi tua

Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan

pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot

rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

d. Teori iritasi mekanik

Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila

ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

3. Konsep Dasar Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan

berkahir setelah kira-kira 6 minggu (Kapita Selekta Kedokteran,2001)

Masa puerpenium (nipas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-

kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti

sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Ilmu Kebidanan,2007).

Masa nifas (peurpenium )adalah masa pulih kembali mulai dari persalin selesai

samapi alat kandung kembali seperti semula/pra hamil dan lamanya berlangsung

yaitu 6 minggu. (Obstetri Fisiologi,1998)

Masa nifas (poerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas ini yaitu

6-8 minggu (Mochtar, 1998).

Jadi masa nifas adalah masa setelah melahirkan sampai alat kandungan kembali

seperti semula/seperti sebelum hamil

Page 7: asuhan keperawatan post partum normal

b. Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3 periode :

1) Puerpenium dini : kepullihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan.

2) Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi .

Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunaN

c. Perubahan-perubahan yang penting pada masa nifas

1) Adaptasi Fisiologi

Adaptasi atau perubahan yang terjadi pada ibu post partum normal, yaitu

System reproduksi

a) Involusi uterus

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan

disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat

kontraksi otot-otot polos uterus. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus

mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilicus. Dalam beberapa hari

kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun

kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam

fundus normal akan berada dipertengahan antara umbilicus dan simpisis

pubis. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9

pascapartum.

b) Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah

bayi lahir, diduga terjadi sebagai respons terhadap penurunan volume

Page 8: asuhan keperawatan post partum normal

intrauterine yang sangat besar. Hemostasis pascapartum dicapai terutama

akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi

trombosit dan pembentukan bekuan. Hormone oksigen yang dilepas

kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,

mengkompresi pembuluh darah, dan membantu hemostasis. Selama 1

sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa

berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk

mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan

oksitosin ( pitosin ) secara intravena atau intramuscular diberikan segera

setelah plasenta lahir.

c) Afterpains

Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya

tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami

multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa

awal puerperium.

d) Lokia

Pengeluaran darah dan jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus

selama masa nifas disebut lokia. Lokia ini terdiri dari lokia rubra (1-4

hari) jumlahnya sedang berwarna merah dan terutama darah, lokia serosa

(4- 8 hari) jumlahnya berkurang dan berwarna merah muda

(hemoserosa), lokia alba (8-14 hari) jumlahnya sedikit, berwarna putih

atau hampir tidak berwarna.

Page 9: asuhan keperawatan post partum normal

e) Serviks

Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan ,ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari

tangan; setelah 6 minggu postnatal, serviks menutup.

f) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama

setelah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan

kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan

tidak hamil dan rugae dalam vagina kembali kepada keadaan tidak hamil

dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali

sementara labia menjadi lebih menonjol.

g) Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh karena tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada

postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapat kembali sebagian besar

tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum

melahirkan.

h) Payudara

Payudara mencapai maturasi yang penuh selama masa nifas kecuali jika

laktasi disupresi, payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan

mula – mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status

hormonal serta dimulainya laktasi.

Page 10: asuhan keperawatan post partum normal

i) Traktus urinarius

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan

terdapat spasme (kontraksi otot yang mendadak diluar kemaluan)

sfingter dan edema leher buli – buli sesudah bagian ini mengalami

kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin

dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam

sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone

estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang

mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi

akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

2) Tanda – tanda vital

Suhu pada hari pertama (24 jam pertama) setelah melahirkan meningkat

menjadi 38oC  sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan dehidrasi

maupun karena terjadinya perubahan hormonal, bila diatas 380C dan selama

dua hari dalam sepuluh dari pertama post partum perlu dipikirkan adanya

infeksi saluran kemih, endometriosis dan sebagainya. Pembengkakan buah

dada pada hari ke 2 atau 3 setelah melahirkan dapat menyebabkan kenaikan

suhu atau tidak.

3) System kardiovaskuler

a) Tekanan darah

Tekanan darah sedikit berubah atau tetap. Hipotensi ortostatik, yang

diindikasikan oleh rasa pusing dan seakan ingin pingsan segera berdiri,

dapat timbul dalam 48 jam pertama.

Page 11: asuhan keperawatan post partum normal

b) Denyut nadi

Nadi umumnya 60 – 80 denyut permenit dan segera setelah partus dapat

terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin

ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas

umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu. Pada minggu ke 8

sampai ke 10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi

sebelum hamil.

c) Komponen darah

Hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan kembali kekeadaan semula

sebelum melahirkan.

4) System endokrin

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormone –

hormone yang diproduksi oleh organ tersebut. Kadar estrogen dan

progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar

terendahnya tercapai kira – kira satu minggu pascapartum. Pada wanita yang

tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah

melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui pada

pascapartum hari ke 17 (bowes ,1991)

Kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa hamil. Pada

wanita menyusui, kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam

setelah melahirkan (Bowes, 1991). Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh

kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui, dan banyak makanan

tambahan yang diberikan.

Page 12: asuhan keperawatan post partum normal

5) System perkemihan

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut

menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid

setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi

ginjal selama masa pascapartum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu

satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira – kira 2 sampai 8

minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis

ginjal kembali kekeadaan sebelum hamil. (Cunningham, dkk; 1993) pada

sebagian kecil wanita, dilatasi traktus urinarius bisa menetap selama tiga

bulan

6) System gastrointestinal

Ibu biasanya lapar setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengkonsumsi

makan – makanan ringan. penurunan tonus dan mortilitas otot traktus cerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia

dan anestesi bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas keadaan

normal. Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga

hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot

usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum,

diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan atau

dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri

yang dirasakannya diperineum akibat episiotomy, laserasi atau hemoroid.

7) System muskuloskletal

Adaptasi ini mencakup hal – hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas

sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi

sendi lengkap pada minggu keenam sampai ke 8 setelah wanita melahirkan.

Page 13: asuhan keperawatan post partum normal

8) System integument

Kloasma yang muncul pada masa kehamilan biasanya menghilang saat

kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi diareola dan linea nigra tidak

menghilang seluruhnya. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha

dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya.

Adaptasi psikologis

Rubin (1961) membagi menjadi 3 fase :

1) Fase taking in yaitu fase ketergantungan, hari pertama sampai dengan hari ketiga

post partum, fokus pada diri sendiri, berperilaku pasif dan ketergantungan,

menyatakan ingin makan dan tidur, sulit membuat keputusan.

2) Fase taking hold yaitu fase transisi dari ketergantungan kemandiri, dari ketiga

sampai dengan kesepuluh post partum, fokus sudah ke bayi, mandiri dalam

perawatan diri, mulai memperhatikan fungsi tubuh sendiri dan bayi, mulai terbuka

dalam menerima pendidikan kesehatan.

3) Fase letting go yaitu fase dimana sudah mengambil tanggung jawab peran yang

baru, hari kesepuluh sampai dengan enam minggu post partum, ibu sudah

melaksanakan fungsinya, ayah berperan sebagai ayah dan berinteraksi dengan

bayi.

4. Penatalaksanaan medis

a) Tes diagnostic

1) Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)

2) Urinalisis; kadar urin, darah.

Page 14: asuhan keperawatan post partum normal

5. Therapy

a) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia

b) Memberikan antibiotik bila ada indikasi

6. Perawatan Pasca Persalinan

a) Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca

persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk mencegah

terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari

ke-3 jalan-jalan dan hari 4-5 sudah diperbolehkan pulang.

b) Diet

Makanan harus bermutu, beergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang

mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

c) Miksi

Hendaknya kencing dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih penuh

dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan kateterisasi. Dengan melakukan mobilisasi

secepatnya tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.

d) Defekasi

Buang air besar, harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila terjadi obstipasi dan

timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi febris.

Lakukan klisma atau berikan laksan peroral ataupu perektal. Dengan melakukan

mobilasasi sedini mungkin tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi.

e) Perawatan payudara

1) Dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering

sebagai persiapan untuk menyusui

Page 15: asuhan keperawatan post partum normal

2) Jika putting rata. Sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu harus

tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik.

3) Putting Lecet. Putting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan

payudara yang tidak benar dan infeksi monilia. Penatalaksanaan dengan tehink

menyusui yang benar, putting harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin,

monilia diterapi dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Bila lecetnya luas

menyusui di tunda 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau dipompa.

4) Payudara bengkak. Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI yang tidak

lancar karena bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih.

Penatalaksanaanya dengan menyusui lebih sering, kompres hangat. Susu

dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesic

5) Mastitis. Payudara tampak edema, kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi

beberapa minggu setelah melahirkan. Penetalaksanaan dengan kompres

hangat/dingin, pemberian antibiotic dan analgesic, menyusui tidak dihentikan

6) Abses payudara. Pada payudara dengan abses ASI dipompa, abses di insisi,

diberikan antibiotic dan analgesic.

7) Bayi yang tidak suka menyusui. Keadaan ini dapat disebabkan pancaran ASI

yang terlalu kuat sehingga mulut bayi terlalu penuh, bingung putting pada bayi

yang menyusui diselang seling dengan susu botol, putting rata dan terlalu kecil

atau bayi mengantuk. Pancaran ASI yang terlalu kuat diatasi dengan menyusui

lebih sering, memijat payudara sebelum menyusui, serta menyusui dengan

terlentang dengan bayi ditaruh diatas payudara. Pada bayi dengan bingung

putting, hindari dengan pemakaian dot botol dan gunakan sendok atau pipet

untuk memberikan pengganti ASI. Pada bayi mengantuk yang sudah waktunya

diberikan ASI, usahakan agar bayi terbangun.

Page 16: asuhan keperawatan post partum normal

8) Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk

kesehatan bayinya.

f) Laktasi

1) Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya,

menyusui bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan

anak. Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesterone terhadap

hipofisis hilang. Timbul pengaruh lactogen hormone (prolaktin) kembali dan

pengaruh oksitosin mengakibatkan miopitelium kelenjar susu berkontraksi,

sehingga terjadi pengeluaran air susu. Umumnya produksi ASI berlangsung betul

pada hari ke-2-3 pp. Pada hari pertama, air susu mengandung kolostrum yang

merupakan cairan kuning lebih kental daripada susu, mengandung banyak protein

dan globulin

2) Perasaan mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat menggangu

selama 2-3 hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara

dibanding primipara. Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula

timbul bila masih ada sisa selaput ketuban , sisa plasenta atau gumpalan darah

dalam kavum uteri. Pasien dapat diberikan analgesic atau sedative.

3) Latihan senam dapat diberikan mulai hari ke 2 misalnya:

 Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diatruh di atas dan menekan

perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.

Dengan posisi yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali.

Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan

miksi dan defekasi.

Duduklah pada kursi, perlahan bunbgkukkan badan sambil tangan berusaha

menyentuh tumit

Page 17: asuhan keperawatan post partum normal

BAB IIITINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Rumah sakit : RSD dr. Soebandi Jember

Ruang : Nifas

Tgl/ jam MRS : 4 Januari 2014

No. Register : 000000000928

Diagnosa Medis : P1000 Post Partum Spontan dengan KPD hari ke-2

Tgl Pengkajian : 06 Januari 2014 Jam 07.00 WIB

I. BIODATA

Nama klien : Ny. S Nama suami : Tn. G

Umur : 24 tahun Umur : 32 tahun

Suku/bangsa : Madura Suku/bangsa : Madura

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT pekerjaan : Tani

Agama : Islam Agama : Islam

Penghasilan : - Penghasilan : -

Gol. Darah : - Gol. Darah : -

Alamat :

II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama : Keinginan untuk lekas sembuh dan bisa pulang

2. Riwayat penyakit sekarang: klien merasa perutnya kencang kencang jam 05.00 wib

tanggal 4/01/2014 dan keluar cairan bening seperti ketuban dari vagina, jam 07.00

hari itu juga di bawa ke bidan swasta setempat, dilakukan VT pembukaan 9 cm,

setelah itu dirujuk di PKM silo namun tidak ada kemajuan pembukaan, dan

diputuskan dirujuk ke RSD dr.soebandi Jember jam 08.00.

Page 18: asuhan keperawatan post partum normal

3. Riwayat penyakit dahulu : Hamil saat ini P100000, Klien mengatakan tidak pernah

menderita penyakit menular(TBC, hepatitis) atau menurun (HT, DM, jantung)

sebelumnya.

4. Riwayat kesehatan keluarga : Dalam keluarga tidak ada yang menderrita penyakit

seperti DM, jantung, ginjal, hipertensi, TBC, atau ketuban pecah dini seperti klien

saat ini dll

5. Riwayat psikososial : Hubungan klien dengan lingkungan sekitar baik. Keluarga

juga selalu menemani klien di rumah sakit.

6. Pola-pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan tatalaksana kesehahatan

Bila klien sakit, klien berobat ke bidan atau puskesmas terdekat.

b. Pola nutrisi dan metabolisme:

SMRS : Klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur.

MRS : Klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur, kadang buah dan susu.

c. Pola aktivitas

SMRS : klien beraktivitas seperti biasa, melakukan pekerjaan rumah yang biasa

ia lakukan sebagai ibu rumah tangga.

MRS : klien terbaring di tempat tidur, aktivitas ringan disekitar tempat tidur

seperti jalan-jalan, ADL.

d. Pola eliminasi

SMRS : Klien biasanya BAB 1x dalam waktu 2 hari, padat, bau khas dan BAK

± 6x sehari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK dan

BAB.

Page 19: asuhan keperawatan post partum normal

MRS : Klien BAB 1x dalam waktu 2 hari post partum, padat, bau khas dan

BAK ± 6x sehari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK

dan BAB.

e. Pola persepsi sensori

Klien mengatakan tidak ada permasalahan dengan panca inderanya.

f. Pola konsep diri

Identitas diri : Klien merupakan seorang ibu dari anak perempuan yang baru

dilahirkannya 2 hari yang lalu. Klien tidak bekerja, sehari-hati hanya

menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dari seorang suami yang

bekerja sehari-hari sebagai buruh tani.

Citra diri : klien beranggapan tidak ada yang berubah dari dirinya meskipun

setelah melahirkan

Harga diri : klien merasa senang dengan kelahirannya yang sekarang

Peran diri : klien selama dirawat di rumah sakit didak bisa menjalankan

perannya sebagai istri yang sehari-hari merawat anaknya dan mendampingi

suaminya. Klien berharap bisa lekas pulang dan kembali menjalankan perannya

sebagai ibu dan istri

g. Pola hubungan dan peran

Hubungan klien dengan suami dan keluarga yang lain harmonis. Keluarga dan

suami selalu menemani klien selama di rumah sakit.

h. Pola reproduksi dan seksual

Saat ini klien mempunyai 1 anak yang masih berumur 2 hari. Klien mengatakan

sejak rutin melakukan ubungan seksual dengan suaminya.

i. Pola penanggulangan stres/koping – Toleransi stress

Bila klien stres, lebih memilih beristirahat atau bercerita dengan suaminya.

Page 20: asuhan keperawatan post partum normal

7. Riwayat pengkajian obstetric, prenatal, dan intranatal

a. Riwayat penggunaan kontrasepsi

Klien mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

b. Riwayat menstruasi

Menarche : usia 13 tahun

Lamanya : 7 hari

Siklus : 30 hari

HPHT : 12-03-2013

HPL : 17-12-2014

Dismenorhoe : tidak pernah

Fluor albus : Menjelang haid

Menopause : -

c. Riwayat kehamilan sekarang

Klien hamil satu kali. ANC sebanyak 11 kali kebidan terdekat. TT satu kali

pada UK lima bulan dan mendapat tablet Fe sejak usia kehamilan 3 bulan.

Keluhan dirasakan pada trimester pertama yaitu mual dan muntah. Setelah itu

klien tidak merasakan keluhan apapun hingga bayinya lahir.

d. Riwayat persalinan sekarang

Klien mengatakan bayinya lahir pada usia kehamilan 40-41 minggu di RSD

dr.soebandi Jember.dirujuk ke Rumah sakit karena ketuban pecah dini.

- Bayi berjenis kelamin perempuan

- AS : 6-8

- PB/BB : 41/2700 gr

Page 21: asuhan keperawatan post partum normal

- Plasenta spontan, utuh

8. Riwayat Ginekologi

Klien tidak pernah memiliki kelainan ginekologi seperti adanya tumor atau benjolan

di organ reproduksi.

9. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : baik

b. Tanda – tanda vital

Suhu tubuh : 36,7°C

Denyut nadi : 80 X/menit

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Respirasi : 20 X/menit

TB/BB : 152/50 kg

c. Kepala & leher

Rambut lurus, hitam, panjang, kebersihan baik, konjungtiva tidak anemis,

membran mukosa lembab, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran vena jugularis.

d. Thorak / dada

Paru :

1) Inspeksi : bentuk dada normal, tidak tampak retraksi, gerakan simetris, RR

18 X/menit

2) Palpasi : pergerakan simetris

3) Perkusi : Sonor

4) Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada ronchi maupun wheezing

Page 22: asuhan keperawatan post partum normal

Cor :

1) Inspeksi : Ictus cordis invissible

2) Palpasi : Ictus cordis unpalpable

3) Perkusi : Pekak

4) Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-mur.

e. Pemeriksaan payudara

a. Kolostrum keluar namun sedikit

b. Tidak terdapat edema

c. Tidak terdapat nyeri tekan

d. Tidak terdapat lesi

e. Payudara tegang

f. Puting menonjol

f. Abdomen

1) Inspeksi : Flat, tidak kemerahan,

2) Auskultasi : bising usus terdengar dengan frekwensi 5X/menit

3) Palpasi : Soefel, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik

4) Perkusi : timpani

g. Genetalia

1) Terdapat luka epiostomi

2) Terdapat luka bekas hecting

3) Terdapat pengeluaran darah/ vagina (lokhe rubra) sedikit

4) Terdapat lesi

5) Tidak terdapat tanda REEDA (-)

h. Punggung

Tidak tampak kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Page 23: asuhan keperawatan post partum normal

i. Ekstremitas

Ektremitas kanan kiri atas tidak ada kelainan, ekstremitas bawah kanan kiri tidak ada

kelainan, tidak ada edema, tidak ada varises, tidak terpasang infus, Kekuatan otot

atas 5/5 dan bawah 5/5

j. Integument

Kulit sawo matang, tidak ada edema, CRT kembali < 2 detik, turgor kulit kembali

dalam waktu < 2 detik, akral hangat.

k. laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak ada

h. Terapi

1) Asam mefenamat : 3x500mg

2) Amoxiciine 3x1 tablet

3) Metherinal 2x1 tablet

Jember, 6 januari 2014

Mahasiswa

Wike Rosalini, S. Kep

(13. 0103. 1092)

Page 24: asuhan keperawatan post partum normal

B. ANALISA DATA

TGL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINA

N PENYEBAB

6 januari

2014

(07.00)

DS:

klien mengatakan payudaranya

tidak keluar ASI dan klien masih

tidak tahu cara meneteki dengan

benar

DO:

- Tidak terdapat pengeluaran

kolostrum

- Kedua payudara teganga dan

keras

- P10001

Menyusui tidak

efektif

Kurangnya

pengalaman

6 januari

2014

(07.05)

DS :

Klien menanyakan keadaan

bayinya

DO :

- Ibu belum bertemu dengan

bayinya setelah melahirkan

- Bayi klien berada di ruangan bayi

Ketidak

efektifan

bonding

attachment

Terpisahnya klien

dan bayinya

6 januari

2014

(07.10)

DS: klien menyatakan sudah

siao menjadi ibu, dan senang

karena anaknya sudah lahir,

Mengintegrasika

n peran impian

dengan peran

Page 25: asuhan keperawatan post partum normal

tidak ada keinginan yang ekstrim

terhadap jenis kelamin anak

yang dilahirkan

DO :

- Klien tampak gembira

- Klien tersenyum

- Klien menjawab pertanyaan

dengan

aktual menjadi

ibu

Page 26: asuhan keperawatan post partum normal

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Menyusui tidak efektif berhubngan dengan kurangnya pengalaman

2. Ketidakefektifan bonding attachment berhubungan dengan

3. Mengintegrasikan peran impian dengan peran aktual menjadi ibu

Page 27: asuhan keperawatan post partum normal

D. RENCANA TINDAKAN

Diagnosa Keperawatan 1 :

TGL/JAM TUJUAN INTERVENSI TTD

6 januari

2014

(07.20)

Tujuan :

Klien dapat merawat

payudara dengan benar

Kriteria Hasil :

- Klien mengerti dan

faham tentang tujuan

perawatan payudara

- Klien dapat

memperhatikan dan

mempratekkan

1. Kaji pengetahuan klien tentang

parawatan payudara

R : membantu identifikasi kebutuhan

saat ini dan mengembangkan rencana

keperawatan

2. Berikan informasi verbal tentang tujuan

perawatan payudara

R : membantu pengeluaran ASI secara

lancar

3. Demonstrasikan cara perawaan

payudara yang benar

R : agar muda diingat tentang cara

perwatan payudara yang benar

4. Kaji ulang dan persilahkan pasien untuk

bertanya tentang perwatan payudara

R : membenarkan kesalahan Konsep

atau menjawab pertanyaan yang klien

berikan

Page 28: asuhan keperawatan post partum normal

Diagnosa Keperawatan 2 :

TGL/JAM TUJUAN INTERVENSI TTD

6 januari

2014

(08.30)

Tujuan :

Bondhing attachment

klien terpenuhi setelah

dilakukan tindakan

keperawatan

Kriteria Hasil :

- Klien dapat menyusui

bayinya

- Klien dapat

menggendong

bayinya

- Klien dapat bertemu

dengan bayinya

1. Anjurkan ibu untuk mengok bayinya

R : kebutuhan akan keinginannaya

dapat terpenuhi

2. Anjurkan ibu untuk menyusu dengan

Tekhnk yang benar

R : teknik menyusu yang benar dapat

membantu pengeluaran asi secra cepat

3. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI

eklusif

R : bayi memerlukan ASI / kolostrum

untuk daya tahan tubuhnya

Page 29: asuhan keperawatan post partum normal

Diagnosa Keperawatan 3 :

TGL/JAM TUJUAN INTERVENSI TTD

6 januari

2014

(07.45)

Tujuan :

Ibu semakin yakin bahwa

sekarang ia adalah

seorang ibu dari bayinya

Kriteria Hasil :

- Menyatakan siap

menjadi ibu

- Siap melakukan

perawatan bayi

1. Jelaskan bahwa apa yang diinginkan

dan diimpikan telah menjadi

kenyataan

R/ pernyataan dukungan

meningkatkan rasa positif klien

2. Jelaskan bahwa perawat siap

membantu apa yang diperlukan ibu

R/ kesiapan perawat membantu klien

mengeksplorasi ketidaktahuan dan

ketidakpastian

3. Jelaskan pentingnya melakukan

perawatan pada bayi

R: memperkuat keinginan untuk

merawat bayinya sendiri.

Page 30: asuhan keperawatan post partum normal

E. PELAKSANAAN

DX 1 (08.37)

(08.40)

(09.00)

1. Mengkaji pengetahuan klien tentang parawatan

payudara

R : pasien belum tahu tentang tujuan perawatan

payudara

2. Memberikan informasi verbal tentang tujuan

perawatan payudara

R : mpasien menanggapi dan bertanya

3. Memonstrasikan cara perawaan payudara yang

benar

R : pasien dapat melakukan playback perawatan

payudara dengan benar

4. Mengkaji ulang dan persilahkan pasien untuk

bertanya tentang perawatan payudara

R : pasien bertanya dan merespon apa yang dia

tanyakan

DX 2 (09.05)

(09.15)

(09.25)

1. Mengajurkan ibu untuk mengok bayinya

R : ibu memahami yang disampaikan klien dan

merespon balik dengan bertanya

2. Menganjurkan ibu untuk menyusu dengan Tekhnik

yang benar

R : ib mengatakan akan mempratekkan setelah

bertemu dengan bertemu dengen bayinya

Page 31: asuhan keperawatan post partum normal

3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eklusif

R : ibunya memhami yang dikatan perawat dan

merespon dengan bertanya tentang mengapa air

susu nya tidak keluar.

DX 2 (10.05)

(10.15)

(10.25)

1. Menjelaskan bahwa apa yang diinginkan dan

diimpikan telah menjadi kenyataan

R/ klien tersenyum

2. Menjelaskan bahwa perawat siap membantu apa

yang diperlukan ibu

R/ klien mengangguk dan mengatakan “iya”

3. Review kemantaban ibu bahwa ia adalah ibu dari

bayinya

R/ klien bercerita tentang kegembiraannya

F. EVALUASI

Page 32: asuhan keperawatan post partum normal

DIAGNO

SA KEP.

TANGGAL/

JAM

TINDAKAN TTD

DX 1 (10.15) S : klien dapat mengerti dan faham dan akan

mempratekkan perawatan payudara dirumah

O : - klien dapat mndemostrasikan perawatan

payudara dengan benar

- Klien dapat memahami manfaat dan tujuan

perawatan payudara

A : Masalah teratasi

P : intervendi dihentikan

DX 2 (10.35) S : klien mengatakan ingin bertemu dengan anaknya

O : - ibubelum bertemu dengan anaknya

- Ibu belum sama sekali menyusui anaknya

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan semua intervensi

DX 3 (10.35) S : saya sdah siap merawat anak saya

O : - mendambakan bayi untk dirawat gabung

A : Tujuan Tercapai

P : RT 1,2,3 dihetikan

PEMBAHASAN

Page 33: asuhan keperawatan post partum normal

Periode post partum adalah waktu mengenai penyembuhan perubahan besar yang

berjangka pada periode dari puncak pengalaman melahirkan  untuk menerima kebahagiaan

dan kehidupan tanggung jawab dalam keluarga. (Cuningham 1998:388)

 Perawatan post partum yang terintegrasi dengan baik mempunyai peranan penting yang

digunakan dalam membangun  transisi ini dan mengenalkan keluarganya pada kehidupan

baru mereka bersama-sama. Selama masa post partum sejumlah perubahan fisiologis dan

psikologis terjadi yaitu :

-  Organ-organ kembali ke kondisi tidak hamil

- Perubahan fisiologi lain yang terjadi selama kehamilan dikembalikan

-  Laktasi terbentuk

- Dasar hubungan bayi dan orang tuanya disiapkan

- Ibu pulih dari ketegangan pada waktu kehamilan dan persalinan

 Walaupun tubuh harus mengalami perubahan seperti pemeliharaan setelah melahirkan anak,

asuhan keperawatan sangat memperhatikan hal ini. Karena masih banyak ibu-ibu maupun 

yang belum mengerti apa yang seharusnya diperbuat, baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap bayinya.

Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 06-01-2014 (07.00) yaitu pada saat Ny. S

telah memasuki hari kedua paska melahirkan. Tidak seperti pada pasien umumnya yang baru

menjalani prosedur persalinan, pada hari kedua post partum ini klien sudah minim keluhan.

Klien lebih banyak memberikan ungkapan tentang keinginannya untuk bisa lekas sembuh dan

bisa kembali pulang. Nyeri yang biasanya menjadi masalah pertama yang dirasakan oleh

klien post partum, tidak lagi menjadi masalah utama pada Ny. S. saat digali data tentang nyeri

yang dirasakan oleh klien ternyata sudah dapat digolongkan kedalam kategori nyeri ringan

dengan skala nyeri 3 dan tidak membutuhkan intervensi lebih lanjut. Selebihnya klien sangat

Page 34: asuhan keperawatan post partum normal

kooperatif, aktif bertanya dan mengikuti program terapi, dan tampak memiliki koping yang

bagus terhadap masalah kesehatannya saat ini. Klien sudah tidak memiliki masalah dengan

mobilisasi. Pada hari kedua ini klien sudah mampu berjalan, dan melakukan ADL dengan

mandiri.Dari pengkajian ini didapatkan tiga masalah keperawatan. Dari tiga masalah

keperawatan ini, penulis membaginya kedalam 3 diagnosa yang bersifat sejahtera dan bersifat

aktual. Diagnosa utama yang muncul adalah Menyusui tidak efektif berhubngan dengan

kurangnya pengalaman, Ketidakefektifan bonding attachment berhubungan dengan,

Mengintegrasikan peran impian dengan peran aktual menjadi ibu. Klien tampak ingin

melakukan yang terbaik dan mandiri selagi klien mampu. Diskusi antara klien dan penulis

berjalan dengan baik. Topik yang paling diminati oleh klien adalah Perawatan Payudara, dan

bagaimana prosedur perawatan saat klien sudah diijinkan untuk pulang.

Setelah klien bisa mempraktekkan tehnik perawatan payudara yang benar yang telah

diajarkan yang akan dilakukan sesaat kemudian atau saat pasien pulang kerumahnya.

Keputusan dari dokter visit mengijinkan Ny. S pulang dan rawat jalan. Karena penulis telah

memprediksikan sebelumnya, maka Pemberian Health Education dilakukan secara bertahap

agar klien tidak merasa jenuh.

Page 35: asuhan keperawatan post partum normal

PENUTUP

Asuhan keperwatan yang diterapkan pada Ny. U mengambil masalah dan 3 diagnosa sebagai

prioritas dalam pemberian asuhan karena berdasarkan pengkajian pada hari kedua post

partum memang tampak dalam kondisi yang baik, baik secara fisik maupun secara psikologis.

Untuk peningkatan koping individu maka intervensi lebih menitikberatkan pada pemberian

motivasi dan health education terkait program kontrol perawatan payudara, mobilisi dini dan

bertahap selama di rumah sakit maupun dirumah nanti, dan juga nutrisi post partum . Klien

tampak antusias mengikuti apa yang menjadi anjuran penulis maupun tenaga kesehatan yang

lainnya.