Asuhan Keperawatan Pada Sistem Pencernaan

download Asuhan Keperawatan Pada Sistem Pencernaan

of 54

description

nnnmn

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Sistem Pencernaan

  • ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENCERNAANBY HAERUL IMAM

  • KELUHAN UTAMAKeluhan utama didapat dengan menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan pasien sampai perlu pertolonganNyeri Mual muntahKembung dan Sendawa (Flatulens). Ketidaknyamanan Abdomen Diare Konstipasi

  • Riwayat Kesehatan Sekarang Pengkajian riwayat kesehatan dilakukan dengan anamnesis atau wawancara untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai dengan keluhan utama dari pasiennya. Penggunaan pengkajian PQRST (Paliative, Qualitatif,Region, Scale, Time)

  • Riwayat Kesehatan Dahulu Pengkajian kesehatan masa lalu bertujuan untuk menggali berbagai kondisi yang memberikan berbagai kondisi saat ini. Perawat mengkaji riwayat MRS (masuk rumah sakit) dan penyakit berat yang pernah diderita, penggunaan obat2 dan adanya alergi. Selain itu segala penyakit yang pernah dialami pasien 6 bulan sebelumnya.Penyakit berat dari kecil hingga pasien masuk rumah sakit.Semua pertanyaan umum kemudian diarahkan dengan gangguan gastrointestinal.Riwayat penyakit keturunan, degeneratif (CHF, DM, Hipertensi, dll), dan infeksius.

  • Cont...Riwayat alergi dan penggunaan obat-obatan

  • Riwayat Persalinan (Pada pasien anak)PrenatalAntenatalPostnatal

  • Riwayat Imunisasi (Anak) Pengkajian mengenai riwayat imunisasi yang pernah diberikan kepada klien. Mengkaji bagaimana kelengkapan imunisasi klien.

  • Riwayat Tumbuh Kembang (Anak)Mengkaji tahapan perkembangan yang dialami klien.

  • Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik sistem GI terdiri atas pemeriksaan bibir, rongga mulut, abdomen, rectum dan anus.

  • BibirBibir dikaji kondisi warna, tekstur, hidrasi, kontur, serta adanya lesi. Dengan mulut pasien tertutup, perawat melihat bibir dari ujung ke ujung. Normalnya bibir berwarna merah muda, lembab, simetris, dan halus serta bersih. Pasien wanita harus menghapus lipstik mereka sebelum pemeriksaan.

  • Rongga MulutPemeriksaan fisik rongga mulut dilakukan untuk menilai kelainan atau lesi yang mempengaruhi pada fungsi ingesti dan digesti. Untuk mengkaji rongga oral,perawat menggunakan senter dan spatel lidah atau kasa tunggal segi empat. Sarung tangan harus dipakai selama pemeriksaan. Selama pemeriksaan, pasien dapat duduk dan berbaring. Pengkajian rongga mulut dilakukan perawat denganmengingat kembali struktur rongga mulut.

  • LIDAH DAN DASAR MULUT Lidah dan diinspeksi dengan cermat pada semua sisi dan bagian dasar mulut. Terlebih dahulu pasien harus merilekskan mulut dan sedikit menjulurkan lidah keluar. Perawat mencatat adanya penyimpangan, tremor, atau keterbatasan gerak. Hal tersebut dilakukan untuk menguji fungsi safar hipoglosum.

  • ContPada beberapa keaadaan, gangguan neurologis didapatkan ketidaksimetrisan lidah akibat kelemahan otot lidah pada pasien yang mengalami Miastenia gravis dengan tanda khas triple forroed. untuk menguji mobilitas lidah, perawat meminta pasien untuk menaikan lidah keatas dan kesemping. Lidah harus bergerak dengan bebas. Lidah harus berwarna merah sedang atau merah pudar, lembab, sedikit kasar pada bagian permukaan atasnya, dan halus sepanjang tepi lateral

  • Kelenjar ParotisPemeriksaan kelenjar parotis dengan melakukan palpasi kedua pipi pada daerah parotis untuk mencari adanya pembesaran parotis. Pasien disuruh mengatupkan giginya sehingga otot masseter dapt teraba; kelenjar parotis paling baik diraba dibelakang otot messeter dan didepan telinga. Parotidomegali berkaitan dengan pasta alkohol daripada penyakit hepar itu sendiri. Hal ini disebabkan infiltrasi lemak, mungkin akibat sekunder dari toksisitas alkohol dengan atau tanpa malnutrisi.

  • Pemeriksaan Fisik Abdomen Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Auskultasi dilakukan sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum melakukan manipulasi terhadap abdomen.bila dilakukan palpasi dan perkusi terlebih dahulu , maka dapat mengubah frekuensi dan karakter bising usus.

  • Topografi AbdomenPembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah. 2. Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis vertikal. Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS). Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line abdomen. Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri, lumbal kanan, umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/suprapubik, dan iliaka kiri.

  • Kwadran Pembagian 4

  • Kwadran Kanan KiriKwadran Kanan KiriHeparvesica felleaPylorusDuodenumCaput pancreasFleksura hepatika colonSebagian kolon asendens Kolon tranversumLobus kiri dari heparLambungCorpus pancreasFleksura lienalis kolonSebagian dari kolontranversumKolon desendenKwadran Kanan BawahKwadran Kiri BawahCecum dan appendik Sebagian colon acendenKolon sigmoid Sebagian kolon desenden

  • Pembagian Sembilan Kuadran

  • Hipochondrium kananEpigasrikaHypochodrium kiriLobus hepar kanan Vesika feleaPylorus dangasterDuodenumPancreasBagian darihepar lobus kiriGasterEkor pancreasFleksura lienaliskolonLumbal kananBagianDuodenum JejunumUmbilikalOmentumMesenteriumBagian distal duodenumLumbal kiriKolon desendenBagian Distalduodenum JejunumIngunjal kananSuprapubik /HypogastrikInguinal kiriCaecumAppendikBagian distalileumIleum Vesica UrinariaColon sigmoid

  • Urutan Pemeriksaan FisikInspeksiAuskultasiPalpasiPerkusi

  • InspeksiKeadaan kulitBesar dan bentuk abdomenSimetrisitasPembesaran organ atau tumorPeristaltikPulsasi;Perhatikan juga gerakan pasien

  • AuskultasiMendengarkan suara peristaltik ususBila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai rasa sakit (borborigmi). Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltik lebih tinggi seperti dentingan keeping uang logam (metallic-sound). Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang. Suara usus terdengar tidak ada Hipoaktif/sangat lambat ( misalnya sekali dalam 1 menit )

  • Cont....Mendengarkan suara pembuluh darah. Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous hum) di daerah epigastrium

  • PalpasiPasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentangPalpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tanganPalpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalamBila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta untuk menekuk lututnya.Palpasi bimanualPemeriksaan ballottementSetiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya

  • PENILAIAN ADANYA IRITASI PERITONEUMNyeri abdomen dan nyeri tekan abdomen, terutama bila disertai dengan spasme otot dinding perut akan menyokong adanya inflamasi dari peritoneum parietal.

  • PALPASI HEPAR / HATILetakkan tangan kiri anda dibawah dan dorong setinggi iga 11 dan 12 pada posisi pasien tidur telentang. Suruh pasien relak.Dengan cara menekan tangan kiri kearah depan maka hepar akan mudah diraba dengan tangan kanan dianterior. Letakkan tangan kanan pada perut sebelah kanan, lateral dari muskulus rektus dengan ujung jari dibawah dari batas pekak hepar. Posisikan jari-jari ke arah cranial atau obliq, tekanlah ke bawah dan ke atas. Suruh pasien mengambil nafas dalam.

  • Pinggir hepar normal teraba lunak, tajam, dan rata. Hitunglah pembesaran hepar dengan menggunakan jari-jari pemeriksa Jarak antara arkus kostarum dengan pinggir hepar terbawah, antara prosesus xyphoideus dengan pinggir hepar terbawah.Cara lain meraba hepar dengan metode Teknik hooking (gambar 7).Caranya berdiri pada sebelah kanan pasien. Letakkan kedua tangan pada perut sebelah kanan, dibawah dari pinggir pekak hepar. Tekankan dengan jari-jari mengarah ke atas dan pinggir costa. Suruh pasien bernafas abdomen dalam, akan teraba hati .

  • PALPASI LIMPADalam menentukan pembesaran limpa secara palpasi, teknik pemeriksaannya tidak banyak berbeda dengan palpasi hati. Pada keadaan normal limpa tidak teraba. Limpa membesar mulai dari lengkung iga kiri, melewati umbilikus sampai regio iliaka kanan. Seperti halnya hati, limpa juga bergerak sesuai dengan gerakan pernapasan. Seperti halnya hati, limpa juga bergerak sesuai dengan gerakan pernapasan. Palpasi dimulai dari regio iliaka kanan, melewati umbilikus di garis tengah abdomen, menuju ke lengkung iga kiri. Pembesaran limpa diukur dengan menggunakan garis Schuffner (disingkat dengan S), yaitu garis yang dimulai dari titik lengkung iga kiri menuju ke umbilikus dan diteruskan sampai ke spina iliaka anterior superior (SIAS) kanan.

  • Tekhnik Hooking

  • Palpasi Limpa

  • Pemeriksaan Bimanual Ginjal

  • Palpasi GinjalLetakkan tangan kanan dibawah dan paralel dengan iga 12 dengan ujung jari menyentuh sudut costovertebral. Angkat dan dorong ginjal kanan kearah anteriorLetakkan tangan kanan secara gentle di kwadrant kanan atas sebelah lateral dan paralel dengan muskulus rektus. Suruh pasien bernafas dalam. Saat pasien dipuncak inspirasi, tekan tangan kanan cepat dan dalam ke kwadrant kanan atas dibawah pinggir arcus costarum dan ginjal kanan akan teraba diantara- antara tangan. Suruh pasien menahan nafas. Lepaskan tekanan tangan kanan secara pelan-pelan dan rasakan bagaimana ginjal kanan kembali ke posisi semula dalam ekpirasi. Jika ginjal kanan teraba tentukan ukuran, contour, dan adanya nyeri tekan

  • GINJAL KIRIUntuk meraba ginjal kiri, pindahlah ke sebelah kiri pasien. Gunakan tangan kanan untuk mendorong dan mengangkat dari bawah, kemudian gunakan tangan kiri menekan kwadrant kiri atas. Lakukan seperti sebelumnya. Pada keadaan normal ginjal kiri jarang teraba.

  • GINJAL KIRINyeri tekan ginjal mungkin ditemui saat palpasi abdomen, tetapi juga dapat dilakukan pada sudut costovertebrae. Kadang- kadang penekanan pada ujung jari pada tempat tersebut cukup membuat nyeri, dan dapat pula ditinju dengan permukaan ulnar kepalan tangan kanan dengan beralaskan volar tangan kiri ( fish percussion)

  • PERKUSIOrientasi perkusiPerkusi heparLakukan perkusi pada linea midklavikularis kanan, mulailah setinggi bawah umbilikus (area tympani) bergerak kearah atas ke hepar ( area pekak, pinggir bawah hepar).

  • Perkusi LimpaLakukan perkusi pada ruang intercostalis terakhir pada linea aksilaris anterior kiri (gambar 6 ).Lakukan perkusi dari beberapa arah dari timpani kearah area pekak dari limpa. (gbr.7 )

  • PENILAIAN ADANYA ASCITESTes untuk Shifting dullness Tes untuk adanya gelombang cairan

  • MENGETAHUI NYERI ABDOMENPertama tama tanyakan pasien untuk menentukan dimana nyeri dimulai dan dimana nyeri sekarang. Suruh pasien batuk.Mencari tempat adanya nyeri tekan lokaL.Merasakan adanya rigiditas otot Melakukan pemeriksaan rectum. Pemeriksaan ini hanya untuk membantu menegakkan diagnosis appendicitis, terutama yang letak appendiknya pada rongga pelvic. Nyeri pada bagian kanan pelvis juga disebabkan oleh inflamasi adnexa atau vesikula seminalis.

  • Melakukan test Tanda Rovsing dan radiasi dari nyeri lepasMencari tanda Psoas ( Psoas Sign)Menentukan adanya tanda Obturator ( Obturator Sign).Mencari adanya hyperesthesia di daerah kanan bawah dengan cara memegang lipatan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Pada keadaa normal, maneuver ini tidak menimbulkan nyeri

  • Diagnnosa KeperawatanGangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, DS:klien mengeluh tidak nafsu makan, DO: BB 18 kgKonstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic ususNyeri berhubungan dengan hepatosplenomegali d. O DS: klien mengeluh nyeri epigastrium dan nyeri kepalaGangguan termoregulasi; demam berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Thypi DO: Suhu 39,4C

  • Gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhanTimbang BB klien secara rutinMempertahankan kebersihan mulut klienJelaskan kepada ortu pentingnya intake nutrisi yang adekuat dengan penyembuhan penyakitAnjurkan ortu klien untuk berikan makanan dalam porsi kecil tapi seringKolaborasi:Berikan makanan disertai dengan suplemen nutrisiBerikan diet TKTP,dan rendah seratBerian makanan melalui parenteral Berikan obat antiemetic (Ranitidine)

  • Konstipasiberikan minuman hangat atau prune juiceAnjurkan klien untuk banyak minum airobservasi bising ususpalpasi ada tidaknya distensi abdomen dan perkusi untuk suara dullnesskaji kebiasaan defekasi,stimulus, konsistensi, jumah dan frekuensi BAB, intake cairan dan penggunaan alat bantu defekasiKolaborasikolaborasi dengan tim medis dalam pemberian laksatif atau enema

  • Nyeri

    Kaji ulang faktor faktor yang menyebabkan meningkatnya / menghilangnya nyeriBerikan tindakan nyaman seperti pijatan, ubah posisi dan aktifitasObservasi laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, intensitas ( skala 0-10 ), selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri.Observasi TTV dan catat adanya distensi abdomenKolaborasiKolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik

  • Gangguan TermoregulasiObservasi tanda-tanda vital seperti suhu tubuh (Oral) dan denyut nadiKompres air hangat pada axilla, lipat paha, temporalAnjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat dan tipis seperti katunPertahankan suhu ruangan 22.2CKolaborasi:Berikan obat-obatan antibiotik dan antipiretikChlorampenicol (4x500 mg perhari melalui oral/intervena selama 7 hari)Kotrimoxazol (2x2 tablet, dimana 1 tablet mengandung 400 mg sulfametaksol dan 80 mg trimetoprim)Ampicillin dan Amoxilin (Berkisar 50-150 mg/kg BB dalam 2 minggu)

  • TERIMA KASIH