ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DENGAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1454/1/KTI...

5

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DENGAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1454/1/KTI...

  • i

    ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DENGAN

    GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS DI

    DESA WAARA WILAYAH KERJA PUSKESMAS

    WAARA KABUPATEN MUNA

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

    Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

    Jurusan Keperawatan 2019

    OLEH :

    AGUSMAWATI

    P00320018103

    KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN KEPERAWATAN

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Agusmawati

    NIM : P00320018103

    Institusi Pendidikan : Politehnik Kesehatan Kendari

    Judul KTI : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.H Dengan Gangguan

    Sistem Pencernaan Gastritis Di Desa Waara Wilayah Kerja

    Puskesmas Waara Kabupaten Muna.

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar

    hasil karya saya sendiri, bukan pengambilalihan pikiran atau tulisan orang lain yang

    saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.

    Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil

    pengambilalihan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

    Raha, 26 Juli 2019

    Yang membuat surat pernyataan,

    Agusmawati

  • v

  • vi

    MOTTO

    Hidup tak berarti tanpa perjuangan,

    Perjuangan akan sia-sia tanpa kebenaran,

    Perjuangan di nilai dari pengorbanan,

    Pengorbanan ditentukan dari keikhlasan,

    Kupersembahkan untuk almamaterku

    Ayahanda dan ibunda tercinta

    Saudaraku tersayang serta keluarga besarku…..

    Juga demi bangsa dan negaraku

    Yang kucintai

    Doa……..

    Nasehat dan saran

    Keikhlasan kalian

    Menjunjung keberhasilanku

  • vii

    ABSTRAK

    Sri Astuti Novyanti Hijris (P00320016089).Politeknik Kesehatan Kemenkes

    Kendari. “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pneumonia Dalam

    Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Mawar RSUD Kota Kendari”.

    Yang dibimbing oleh : Bapak Taamu, A.Kep, Spd., M.Kes dan Ibu

    Dali,SKM.,M.Kes.

    Pneumonia adalah penyakit menular yang menyebabkan kematian terbesar pada

    anak-anak di seluruh dunia yang menyerang bagian jaringan paru-paru disebut

    alveoli. Di Indonesia penyakit pneumonia menjadi penyebab kematian anak urutan

    kedua setelah diare. Kelompok umur penduduk, period prevalence pneumonia yang

    tinggi yaitu umur 1-4 tahun (Riskesdas 2013). Di Sulawesi Tenggara tahun 2014

    kelompok umur 1- 4 tahun yaitu 3.069 anak dengan pneumonia. RSUD Kota Kendari

    mencatat penderita pneumonia 3 tahun terakhir yaitu 160 anak dengan pneumonia.

    (Rekam Medik RSUD Kota Kendari). Tujuan : Untuk menggambarkan asuhan

    keperawatan pada pasien anak Pneumonia khususnya dalam pemenuhan kebutuhan

    oksigenasi. Metode yang di gunakan adalah penelitian deskriptif pada satu pasien

    anak dengan Pneumonia. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3X24 Jam

    maka masalah keperawatan dapat teratasi dengan hasil keadaan umum sedang, klien

    telah aktif bergerak, oksigen telah di lepas, klien telah bernapas dengan

    normal,Pernapasan 28X/Menit, Nadi : 62X/Menit, Suhu 36,4 °C, Saturasi oksigen

    99%. Dilakukan Implementasi yang telah ditetapkan dalam NIC yaitu Monitor

    Perapasan dan Terapi Oksigen.

    Kata Kunci : Asuhan Keperawatan. Anak Dengan Pneumonia, Kebutuhan Oksigen.

    Daftar Pustaka : 12 (2009 – 2019)

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulilahi Rabbil alamin segala puji dan syukur penulis

    persembahkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karunianya dapat

    menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan

    Keperawatan Keluarga Tn.H Dengan Gangguan System Pencernaan

    Gastritis Di Desa Waara Wilayah Kerja Puskesmas Waara Kabupaten

    Muna”.

    Hasil penelitian ini yang di susun dalam bentuk karya tulis ilmiah

    merupakan upaya maksimal yang sudah tentu memiliki berbagai

    kekurangan baik dari segi teknis penulisan maupun ruang lingkup

    pembahasan. Oleh karena itu di harapkan koreksi dan saran serta kritik

    yang positif dari pembaca guna kesempurnaan karya ini, penulis

    menyadari bahwa penulisan hasil penelitian ini bukanlah suatu hal yang

    mudah bagi penuis.

    Bersama diiringi ucapan terima kasih juga yang kepada ibu Hj.Sitti

    Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kes telah banyak membimbing dan

    mengarahkan penulis dan telah banyak meluangkan waktunya,

    memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

    penelitian ini.

  • ix

    Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada :

    1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes

    Kendari

    2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M. Kes selaku Ketua Jurusan

    Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

    3. Penguji Muslimin L.,A.Kep.,M.Si selaku penguji I, Lena Atoy SST, MPH

    selaku Penguji II, Dali SKM.,M.Kes selaku penguji III.

    4. Seluruh Dosen dan Staf Prodi DIII Jurusan Keperawatan yang telah banyak

    memberikan ilmu dan arahan selama proses perkuliahan serta semangat

    kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    5. Semua pihak yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan

    bantuan kepada penulis. Syukron jazakamullahu Khairan Wa Barakallahu Fiikum,

    Semoga Allah SWT Memberkahi kalian semua.

    Raha, 26 Juli 2019

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

    KEASLIAN PENELITIAN .......................................................................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

    HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

    ABSTRAK ...................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

    C. Tujuan .............................................................................................. 4

    D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Keluarga ............................................................ 6

    B. Konsep Dasar Tentang Sistem Pencernaan Gastritis ....................... 16

    C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastritis ............... 25

    BAB III LAPORAN KASUS

    A. Hasil Studi Kasus ............................................................................. 41

    BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHAN

    A. Pengkajian ........................................................................................ 57

    B. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 59

    C. Intervensi Keperawatan ..................................................................... 59

    D. Implementasi Keperawatan ……………………………………....... 60

    E. Evaluasi Keperawatan ……………………………………………... 62

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 63

    B. Saran .................................................................................................. 65

  • xi

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    DOKUMENTASI

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 2.1 Pemeriksaan Fisik ……………. ................................................... 29

    Tabel 3.1 Komposisi Anggota Keluarga… ................................................... 39

    Tabel 3.2 Genogram …………………….. ................................................... 40

    Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga.............................................48

    Tabel 3.4 Analisa Data ………………………. …………………………….49

    Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan……………………………… ................. 50

    Tabel 3.6 Impelentasi Dan Evaluasi Keperawatan ………. .......................... 53

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Hal

    Tabel 2.1 anatomi lambung ………………………………………………... 16

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

    Lampiran 2 Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

    Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

    Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitin

    Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

    Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Administrasi

    Lampiran 7 Surat Keterangan Bebas Pustaka

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan

    asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi

    penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan yang

    sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh kita,

    sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan di sistem

    pencernaan. Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh dibiarkan. Ada

    berbagai gangguan system pencernaan atau penyakit yang mungkin terjadi dan

    sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah penyakit gastritis atau

    biasa kita sebut penyakit maag (Sulastri, 2012).

    Penyakiut gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal

    dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati,

    mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag

    sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas.

    Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur agar

    produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan yaitu

    dengan menghilangkan stress dan makan teratur (Wijoyo,

    2009).

    Penyakit gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan

    gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas,

  • 2

    sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan

    status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi perawatan keluarga itu mengenal

    masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam keluarga untuk

    mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat gastritis, merawat anggota

    keluarga dengan gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan memanfaatkan

    fasilitas kesehatan yang ada (Wijoyo,2010).

    Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan

    pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

    angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai

    91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31, 2

    %, Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %, Palembang 35,3%, Aceh

    31,7% dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang

    kurang sehat (Gustin, 2011).

    Di Kabupaten Muna penyakit gastritis menempati urutan ke 2 dari 10

    penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebesar 7.596 orang (Dinas

    Kesehatan Kabupaten Muna 2018) dan hasil studi pendahuluan di

    Puskesmas Waara didapatkan kasus penyakit gastritis sebanyak 488 orang tahun

    2017 dan menurun tahun 2018 sebanyak 150 orang dan menempati urutan ke 2

    dari 10 penyakit terbesar dan dipenyakit gastritis sebanyak 173 orang pada tahun

    2017 (Puskesmas Waara, 2017).

    Berdasarkan data dan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik

    untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul:

  • 3

    “Asuhan Keperawatan keluarga Pada Tn.H Dengan Salah satu anggota keluarga

    menderita penyakit Gastritis di Desa Waara wilayah kerja Puskesmas Waara

    Kabupaten Muna.

    B. TujuanPenulisan

    1. Tujuan Umum

    Tujuan umum mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada

    Tn.H dengan gangguan system pencernan gastritis di Desa Waara Kabupaten

    Muna.

    2. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ini, agar penulis dapat:

    a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.H dengan anggota keluarga

    menderita gangguan sistim pencernaan gastritis.

    b. Mampu membuat diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn.

    H dengan salah satu anggota keluarga Tn. H menderita gasatritis.

    c. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk mengatasi

    masalah keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota

    keluarga menderita gastritis.

    d. Melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah

    disusun pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota keluarga Tn.H

    menderita gastritis.

  • 4

    Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi

    masalah keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota keluarga

    menderita gastritis.

    C. Manfaat Penulisan

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    dan informasi tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah

    satu anggota keluargaTn.H menderita Gastritis.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Institusi Pendidikan

    Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang

    asuhan keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota

    keluargaTn.H menderita gastritis.

    b. Bagi Penulis

    Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman

    khususnya dalam perawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga

    Tn.H menderita gastritis.

    D. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah metode

    deskriptif dalam bentuk studi kasus pada keluarga Tn.H dengan salah satu

  • 5

    anggota keluarga Tn. H menderita gastritis. Adapun tehnik pengumpulan data

    yang digunakan adalah:

    1. Wawancara

    Mengadakan Tanya jawab dengan keluarga mengenai klien dengan

    gangguan system pencernaan: gastritis, wawancara dilakukan selama proses

    keperawatan berlangsung.

    2. Observasi

    Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara

    langsung pada keluarga Tn.H yang menderita gastritis.

    3. Studi Kepustakaan

    Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan yang

    menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan

    perencanaan keperawatan.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Tentang Keluarga

    1. Pengertian keluarga

    Menurut Word Health Organizazion (WHO) dalam Sulistyo Andarmoyo

    (2012), keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling

    berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

    Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah

    kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing

    mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak

    dan nenek.

    2. Tujuan Pembentukan Keluarga

    Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :

    Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap

    perkembangan individu.

    a. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga

    dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat

    b. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota

    keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan

    kebutuhan seksual.

    c. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan

    identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo,2012).

  • 7

    3. Sasaran Asuhan Keperawatan

    Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko tinggi

    yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak lanjut.

    a. Keluarga sehat

    Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan

    antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan

    tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada

    promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

    b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan

    Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk

    menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga,

    keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.

    c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut

    Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan dan

    memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan misalnya:

    klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan

    pembedahan, penyakit terminal (Muslihin,2012).

    4. Struktur keluarga

    Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana

    keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur

    keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam macam,

    diantaranya adalah sebagai berikut:

  • 8

    a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

    dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ayah.

    b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

    dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ibu.

    c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

    keluarga sedarah istri.

    d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

    sedarah suami.

    e. eluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan

    keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena

    adanya hubungan dengan suami atau istri.

    5. Fungsi keluarga

    Friedman (1998) dalam Padila (2012), menyebutkan lima fungsi dasar

    keluarga:

    a. Fungsi afektif

    Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

    merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

    pemenuhan kebutuhan psikososial.

    b. Fungsi sosialisasi

    Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami

    individu yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam

    lingkungan social.

  • 9

    c. Fungsi reproduksi

    Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

    meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga

    berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.

    d. Fungsi ekonomi

    Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian

    dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit

    dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (gakin atau prakeluarga

    sejahtera).

    e. Fungsi perawatan kesehatan

    Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya

    baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang

    sakit.

    6. Tugas keluarga

    Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

    a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

    b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.

    c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan

    kedudukannya masing–masing.

    d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

    e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

    f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

    g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya (Jhonson,2010).

  • 10

    7. Ciri-ciri keluarga

    Menurut Robert dan Charles dalam Fadila (2012), ciri-ciri keluarga

    adalah:

    a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

    b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

    hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

    c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (nomenclatur) termasuk

    perhitungan garis keturunan.

    d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

    anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

    dan membesarkan anak.

    e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.

    Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai berikut:

    a. Suami sebagai pengambil keputusan.

    b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.

    c. Berbentuk monogram.

    d. Bertanggung jawab.

    e. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

    f. Ikatan keluarga sangat erat.

    g. Mempunyai semangat gotong-royong,

  • 11

    8. Tipe keluarga

    Tipe keluarga menurut (Padila, 2012).

    a. Keluarga tradisional

    1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya

    keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan

    orang tua tiri.

    2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada

    anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier

    keduanya.

    3) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

    perceraian.

    4) Bujangan dewasa sendiri

    5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang

    berhubungan.

    6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-

    anaknya sudah terpisah.

    b. Keluarga non tradisional

    1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

    anak.

    2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

    hukum tertentu.

    3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

  • 12

    4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang

    sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

    5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan

    monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,

    sumber yang sama.

    9. Tahap perkembangan keluarga

    Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan meskipun

    setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara

    umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap

    perkembangan keluarga yaitu:

    a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-

    masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

    perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-

    masing:

    1) Membina hubungan intim yang memuaskan

    2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social

    3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

    b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang

    menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak

    pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:

    1) Persiapan menjadi orang tua

    2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

    hubungan seksual dan kegiatan keluarga

  • 13

    3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

    c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak

    pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia5 tahun:

    1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat

    tinggal, privasi dan rasa aman.

    2) Membantu anak untuk bersosialisasi

    3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak

    yang lain juga harus terpenuhi

    4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar

    keluarga (keluargalain dan lingkungan sekitar)

    5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling

    repot)

    6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

    7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

    d. Keluarga dengan anak sekolah

    Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

    berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah

    anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:

    1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan

    2) Mempertahankan keintiman pasangan

    3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

    meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota

    keluarga

  • 14

    e. Keluaraga dengan anak remaja

    Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir

    sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah

    orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan member

    tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri

    menjadi lebih dewasa:

    1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

    mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

    2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

    3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

    Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

    4) Perubahan sistemperan dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

    f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

    Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

    berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

    tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum

    berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:

    1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

    2) Mempertahankan keintiman pasangan

    3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa

    tua

    4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

  • 15

    5) Penataan kembali perandan kegiatan rumah tangga. Keluarga usia

    pertengahan

    g. Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

    berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal:

    1) Mempertahankan kesehatan

    2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan

    anak-anak

    3) Meningkatkan keakraban pasangan. Keluarga usia lanjut

    h. Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

    pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai

    keduanya meninggal:

    1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

    2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik

    dan pendapatan

    3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

    4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

    5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)

    B. Konsep Dasar Tentang Sistim Pencernaan Gastritis

    1. Pengertian Gastritis

    Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi

    jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal

    dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau

  • 16

    lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan

    berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang

    kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung

    (RefelinaWidja,2009).

    Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung.

    Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang

    terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa

    bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal

    sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau

    lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan

    merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa

    kondisi yang kesemuan yaitu mengakibatkan peradangan pada lambung

    (Admin,2009).

    Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

    lambung. Secara histo patologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-

    sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam

    pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa

    macam: Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

    yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi

    lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari

    lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (Soeparman,2001).

  • 17

    2. Anatomi

    Gambar. 2.1 Anatomi Lambung

    Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling

    banyak terutama di daerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah

    hipokondriak dan umbulikal. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri

    berhubungan dengan osofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah

    diapragma di depan pancreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.

    Secara anatomi lambung terdiri :

    a. Fundus fentrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri

    osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

    b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian

    bawah kurvantura minor.

    c. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang

    tebal membentuk spinter pylorus.

  • 18

    d. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum

    ikardiak sampai ke pylorus.

    e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari pada kurvatura minor terbentang dari

    sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus fentrikuli menuju ke kanan

    sampai pylorus inferior.

    f. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen

    masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik (setiadi,

    2007).

    Lambung terletak dibawah diafragma didepan pancreas dan limfa

    menempel pada sebelah kiri fundus. Kedua ujung lambung dilindungi oleh

    sfingter esophagus bawah, mengalirkan makanan masuk kedalam lambung

    dan mencegah refluks isi lambung memasuki esophagus kembali. Lambung

    terdiri atas 4 bagian yaitu:

    a. Tunika serosa atau lapisan luar

    Merupakan bagian dari peritoneum viseralis. Dua lapisan peritoneum

    viseralis menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum dan terus

    memanjang kearah hati, membentuk omentum minus.

    b. Lapisan berotot (muskularis)

    Tersusun dari tiga lapisan otot polos yaitu :

    1) Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esophagus ke

    bawah dan terutama melewati kurvatura minor dan mayor.

  • 19

    2) Lapisan otot sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang paling

    tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter dan berada di

    bawah lapisan pertama.

    3) Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan lapisan

    otot sirkuler esophagus dan paling tebal pada daerah fundus dan

    terbentang sampai pylorus.

    c. Lapisan sumbukosa

    Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa

    dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak

    bersama gerakan peristaltic. Lapisan ini mengandung pleksus saraf dan

    saluran limfe.

    d. Lapisan mukosa, lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan

    longitudinal yang disebut rugae.

    3. Etiologi Gastritis

    Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang

    amat penting. Di Negara berkembang prevalensi infeksi H.pylori pada orang

    dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H.

    pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa

    balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H.pylori menunjukkan tendensi

    menurun. Dinegara maju, prevalensi infeksi kuman H.pylori pada anak sangat

    rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H.pylori lebih tinggi dari pada

    anak-anak tetapi lebih rendah dari pada dinegara berkembang, yakni sekitar

    30% (Hirlan, 2006).

  • 20

    Penggunaan antibiotic dicurigai mempengaruhi penularan kuman di

    komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun

    presentase keberhasilannya rendah. Padaawal infeksi mukosa lambung akan

    menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H.pylori sering

    diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan2006).

    Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran

    asam lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah,

    Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga

    pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran cerna,

    Stress psikologis ( Misnadiarly2009 ).

    Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik anti inflamasi, terutama

    aspirin, bahan kimia, misalnya lisol, merokok, alkohol, stres fisis yang

    disebabkan luka bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, refluk

    usus– lambung, endotoksin (Inayah 2004 ).

    Obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol,

    merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

    pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat,

    refluk usus lambung, endotoksin (Inayah 2004 ).

    Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu

    banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu

    /mengandung mikroorganisme.

    Penyebab lain mencakup dengan alkohol, aspirin, refluks empedu.

    Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna makanan atau

  • 21

    alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi,

    pembentukan jaringan parut dapat terjadi (Smeltze, 2001).

    4. Patofisiologi Gastritis

    Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama pendarahan gastro

    intestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat- obat anti

    peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang

    difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan

    lesi terjadi pada pasien dengan kelainan berat,

    Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balikion H+

    meningkat, perfusi,

    mukosa lambung terganggu, jumlah asam lambung. Faktor ini saling

    berhubungan, misalnya stresfisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa

    lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam

    lambung juga terpacu (Inayah, 2004 ).Aspirin dan obat anti inflamasi non

    steroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme.

    Obat-obatini dapat menghambat aktivitas siklo oksigenase mukosa. Siklo

    oksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan prostaglandin

    dari asam arakidonat. Prostaglandin merupakan salah satu factor defensive

    mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi

    prostaglandin mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi non steroid tertentu

    dapat merusak mukosa secara topikal.

  • 22

    Kerusakan tropical terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebu

    bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat

    menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan

    factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001).

    5. Manifestasi klinis Gastritis

    Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,

    merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula

    perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul

    dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

    Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat

    penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik

    kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh

    nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai

    kelainan (Mansjoerdkk., 1999 ).

    6. Komplikasi Gastritis

    Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan

    melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan

    SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan

    hampir sama. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi

    Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duo denum dan 6o-90% pada

    tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

    ( Mansjoerdkk., 1999 ).

  • 23

    7. Patogenesis Gastritis

    Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung

    adalah sebagai berikut: Kerusakan mukosa barier sehingga difusibalikion H+

    meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam lambung.

    Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat

    menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-

    daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu suasana

    asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan

    mukosa barier oleh cairan (Inayah, 2004).

    8. Pengobatan Gastritis

    Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi

    makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan

    asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida

    sebelum makan (Misnadiarly, 2009).

    Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi

    kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila

    dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasida atau obat-obat

    ulkus lambung lainnya.

    Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori bertujuan untuk

    mengeradikasi kuman tersebut. (Inayah 2004 ). Pada saat ini indikasi yang

    telah disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi adalah infeksi

    kuman H. pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik. Antibiotik yang

  • 24

    dianjurkan adalah klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin

    (Hirlan,2006).

    9. Penatalaksanaan Gastritis

    Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

    alcohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan

    melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan

    perlu diberikan secara parenteral.

    Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan

    prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila

    gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,

    pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

    Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedatif, antasida serta

    cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan

    darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi (Smeltzer.,

    2001).

    C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastritis

    Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

    diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu

    menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan

    keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan keluarga,

  • 25

    perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan (Abi

    Muslihin, 2012).

    Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

    1. Pengkajian keperawatan

    Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

    informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya

    (Andarmoyo, 2012).

    Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian

    keluarga adalah: Data umum, riwayat keluarga dan tahap perkembangan.

    Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : Kepala Keluarga (KK),

    alamat dan telepon, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga,

    komposisi keluarga dan genogram.

    Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang

    diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi

    keluarga denga nmencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah

    dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan

    susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis

    kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal

    lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.

    Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

    konstelasi keluarga (pohon keluarga)

  • 26

    a. Tipe keluarga

    Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-

    masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga.

    b. Suku Bangsa

    Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikas ibu daya suku

    bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.

    c. Agama

    Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

    mempengaruhi kesehatan

    d. Status sosial ekonomi keluarga

    Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

    kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu statussosial

    ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan- kebutuhan yang

    dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

    e. Aktivitas rekreasi keluarga

    Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi

    bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan

    menonton televise dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas

    rekreasi.

    f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

    1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

    Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga

    inti.

  • 27

    2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

    Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan

    mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh

    keluarga serta kendala-kendala Waara tugas perkembangan tersebut

    belum terpenuhi

    3) Riwayat keluarga inti

    Mengenali riwayat kesehatan keluarga inti meliputi gejala gastritis

    seperti mual, nyeri uluh hati. Riwayat kesehatan masing-masing

    anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

    termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

    digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

    4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

    Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

    suami dan istri.

    g. Pengkajian Lingkungan

    1) Karakteristik rumah

    Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

    rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber

    air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah

    rumah.

    2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW) Menjelaskan

    mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, meliputi

  • 28

    kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk

    setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

    3) Mobilitas geografis keluarga

    Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

    keluarga berpindah tempat

    4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

    Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

    berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

    interaksi keluarga dengan masyarakat.

    5) Sistem pendukung keluarga

    Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota

    keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

    menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau

    dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari

    masyarakat setempat.

    h. Struktur keluarga

    1) Pola komunikasi keluarga

    Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

    2) Struktur kekuatan keluarga

    Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi

    orang lain untuk mengubah perilaku.

    3) Struktur peran

  • 29

    menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

    formal maupun informal

    4) Nilai atau norma keluarga

    Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

    berhubungan dengan kesehatan.

    i. Fungsi keluarga

    1) Fungsi Efektif

    Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

    memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

    anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

    keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

    menghargai

    2) Fungsi sosialisasi

    Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

    anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

    3) Fungsi perawatan kesehatan

    Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, mengurangi

    makanan yang mengandung gas, menghindari stress. Pakaian,

    perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana

    pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit terkait penyakit gastritis.

    4) Fungsi reproduksi

    Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

  • 30

    a) Berapa jumlah anak ?

    b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

    c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

    jumlah anggota keluarga?

    5) Fungsi Ekonomi

    Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

    a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan pangan kepala keluarga

    sebagai yang bertanggung jawab harus mampu memenuhi kebutuhan

    nutrisi anggota keluarga?

    b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

    dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

    j. Stress dan koping keluarga

    1) Stressor jangka pendek dan panjang:

    a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

    memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan

    b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

    memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

    c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji

    sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor

    2) Strategi koping yang digunakan

    Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

    permasalahan/stress

    3) Strategi adaptasi disfungsional

  • 31

    Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

    keluarga bila menghadapi permasalahan/stress

    k. Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

    digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

    Tabel. 2.1 Pemeriksaan Fisik

    No Aspek Yang Diperiksa

    1 Penampilan

    2 Kesadaran

    3 Tanda-tanda Vital

    a. Tensi

    b. Suhu

    c. Nadi

    d. Respirasi

    4 Kepala

    a. Rambut

    b. Kulit

    c. kepala

    d.Massa/nyeri

    5 Mata

    a. Bentuk

    b.Konjungtiva

    c. Sclera

    d. Lensa

    e. Reflek pupil

    f. Fungsi penglihatan

    6 Hidung

    a. Bentuk

    b. Septum nasal

    c.Secret/linder

    d. Nyeri/masa

    e.Pernapasan cuping hidung

    f.Fungsi penciuman

    7 Mulut

    a. Keadaan

    b. Mukosa

    c. Jumlah gigi

    d. Caries

  • 32

    e. Ovula

    f.Fungsi pengecapan

    8

    Telinga

    a. Bentuk

    b. Arikula

    c. Serumen

    d. Fungsi pendengaran

    9

    Leher

    a. Vena jugolaris

    b. Reflek menelan

    c. Kelenjar getah bening

    10 Dada/paru

    a. Bentuk

    b. Pergerakan

    c. Perkusi

    d. Auskultasi paru

    e. Auskultasi jantung

    11 Abdomen

    a. Bentuk

    b. Massa

    c. Nyeri tekan

    d. Bising usus

    12 Ekstremitas

    a. Bentuk

    b. Deformitas

    c Pergerakan

    d. Tonus

    e. Oedema

    f. Varises

    g. Kekuatan otot

    h. ekstremitas atas dan bawah

    13 Antropometri

    a. TB

    b. BB

    i. Harapan Keluarga

    Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

    petugas kesehatan yang ada.

  • 33

    2. Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga

    tentang masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi

    intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga

    sesuai dengan kewenangan perawat (Setiadi, 2008). Diagnosa keperawatan

    untuk gastritis :

    a. Kekurangan volume cairan

    a. Nyeri akut

    b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    c. Intoleransi aktifitas

    d. Ansietas

    Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :

    a. Masalah (Problem)

    Suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak

    terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang

    diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan

    pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara jelas dan

    sesingkat mungkin (Setiadi, 2008).

    Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA (North

    American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi (2018) adalah

    sebagai berikut :

    1) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan

    2) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan)

  • 34

    3) Resiko terhadap cidera

    4) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

    a) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

    (1) Komunikasi keluarga disfungsional

    b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

    (1) Berduka dan antisipasi

    (2) Berduka disfungsional

    (3) Isolasi social

    (4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang

    sakit terhadap keluarga)

    (5) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi orang

    tua)

    (6) Perubahan penampilan peran

    (7) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah

    (8) Gangguan citra tubuh

    c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

    (1) Perubahan proses keluarga

    (2) Perubahan menjadi orang tua

    (3) Potensial peningkatan menjadi orang tua

    (4) Berduka dan diantisipasi

    (5) Koping keluarga tidak efektif, menurun

    (6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

    (7) Resiko terhadap tindakan kekerasan

  • 35

    d) Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi social

    (1) Perubahan proses keluarga

    (2) Perilaku mencari bantuan kesehatan

    (3) Konflik peran orangtua

    (4) Potensial peningkatan menjadi orangtua

    (5) Perubahan pemeliharaan kesehatan

    (6) Kurang pengetahuan

    (7) Isolasi social

    (8) Kerusakan interaksisocial

    (9) Resiko terhadap tindakan kekerasan

    (10) Ketidakpatuhan

    e) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan

    kesehatan

    (1) Perubahan pemeliharaan kesehatan

    (2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

    (3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

    (4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga

    (5) Resiko terhadap penularan penyakit

    f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

    (1) Potensial peningkatan koping keluarga

    (2) Koping keluarga tidak efektif, menurun

    (3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

    (4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.

  • 36

    b. Penyebab (etiologi)

    Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu

    kepada lima tugas keluarga,yaitu sebagai berikut

    1) Mengenal masalah keluarga

    2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

    3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

    4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

    Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis

    keperawatan keluarga adalah adanya:

    1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan

    persepsi).

    c. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan Gastritis

    menurut NANDA NIC-NOC 2018 adalah:

    1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan masukan nutrient yang tidak adekuat

    2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang

    tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah

    3) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

    4) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diit dan

    proses penyakit.

    Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang

    mengalami Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2018) dan etiologi (Komang,

    2010) adalah:

  • 37

    1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

    mengenal masalah.

    2) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

    Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga

    yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala

    Baylon dan Maglaya).

    d. Jumlah skor untuk semua criteria

    Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot. Menurut Padila

    (2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi

    untuk criteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar 3,

    diberikan pada tidak/kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan

    dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera

    skor 1

    1) Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah, perawat

    perlu memperhatikan faktor– faktor berikut :

    a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk

    menangani masalah.

    b) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun

    tenaga.

    c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan

    waktu.

  • 38

    d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi

    masyarakat dan dukungan masyarakat.

    2) Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

    memperhatikan faktor– faktor berikut :

    a) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau

    masalah.

    b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

    masalah itu ada.

    c) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang tepat

    dalam memperbaiki masalah.

    d) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka

    menambah masalah.

    3) Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu

    menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan

    tersebut.

    3. Intervensi keperawatan

    Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

    keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka

    panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan perencanaan

    untuk mengatasi masalah keluarga (Setiadi, 2008).

    Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,

    mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi

    dengan rencana evaluasi yang memuat criteria dan standar. Selanjutnya

  • 39

    intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang

    mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku).

    Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas

    ataupun terapi komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan

    kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan.

    Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pertanyaan spesifik

    tentang hasil yang diharapakan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus

    yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap atau psikomotor,

    sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan

    kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan. Standar antara klien satu

    dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi

    berbeda (Padila, 2012).

    4. Implementasi keperawatan

    Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

    rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada tahap

    ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi

    perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim

    perawatan kesehatan dirumah. (Setiadi,2008)

    5. Evaluasi keperawatan

    Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan

    terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,

    dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan klien dan tenaga

  • 40

    kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga

    dalam mencapai tujuan (Setiadi, 2008 ).

  • 41

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    A. Hasil Studi Kasus

    1. Pengkajian

    a. Identitas klien

    1) Nama KK : TnH

    2) Umur : 35 tahun

    3) Agama :Islam

    4) Suku : Muna

    5) Pendidikan : SMA

    6) Pekerjaan : Tani

    7) Alamat : Desa Waara Kecamatan Lohia

    8) Komposisi Anggota Keluarga:

    Tabel. 3.1 Komposisi Anggota Keluarga

    No

    Nama

    J.K

    Hub.

    Keluar

    Umur

    Pendidikan

    Pekerjaan Status imunisasi

    Status hb bcg dpt polio campak

    1 Ny.E P Istri 28 thn SMA IRT -

    2 An.R L Anak 6thn, T

    K

    - Lengkap

    Sumber : Data Primer 2019

  • 42

  • 43

    b. Suku bangsa

    Keluarga Tn.H berasal dari suku Muna. Dalam kehidupan sehari-hari

    keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Muna, adat

    kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan

    sehari-hari adalah bahasa Indonesia.

    c. Agama

    Seluruh anggota Keluarga Tn.H menganut agama Islam dan taat

    menjalankan sholat lima waktu. Ny.E sering mengikuti pengajian yang ada

    dilingkungannya serta berdoa agar Tn.H dapat sembuh dari penyakit yang

    dideritanya.

    d. Status sosial ekonomi keluarga

    Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang lebih

    1.500.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu: Makan

    Rp. 1.200.000

    Bayar Listrik Rp. 100.000

    Pendidikan Rp. 100.000

    Lain-lain Rp. 100.000

    Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada ruang

    tamu terdapat 1 set kursi plastic dan lemari pada ruang tengah dan ruang

    dapur terdapat 1 kompor gas.

  • 44

    e. Aktivitas rekreasi keluarga

    Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton

    TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kadang-kadang

    menonton pasar malam yang dilaksanakan dilapangan kecamatan.

    f. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

    1) Tahap perkembangan keluarga pada saat ini

    Pada saat ini keluarga Tn.H sedang berada pada tahap perkembangan

    keluarga dengan anak sekolah dini dalam bentuk perkembangan

    berumur 6 tahun

    2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

    Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan

    keluarga anak usia pra sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan

    sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan

    lagi adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak

    dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

    g. Riwayat Keluarga Inti Tn. H

    Tn.H mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan

    muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari 1

    bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali. Tn.H tampak

    meringis menahan sakit,skala nyeri 6 Ny.E.

    Ny.E mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah diopname

    di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan. Saat ini Ny E

    hamil 7 bulan untuk anak kedua. Telah Imunisasi TT satu kali. An. R

  • 45

    Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling pilek,

    kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai diopname dirumah sakit.

    Status imunisasi lengkap

    h. Riwayat keluarga sebelumnya

    Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orang

    tua Tn.H dan Ny.E ,tetapi kedua orang tua pernah menderita hipertensi

    i. Pengkajian lingkungan

    1) Karakteristik rumah

    Rumah yang ditinggali keluarga Tn.H adalah rumah milik sendiri

    dengan luas 7 m x8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak

    rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang

    keluarga, dan 1 ruang dapur.

    Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela berdebu, barang-

    barang berserakan diruang tamu, jendela kamar jarang di buka sehingga

    siang hari tampak gelap. Kamar mandi dan jamban dengan keadaan

    kurang bersih, sumber air keluarga berasal dari PAM yang tidak berasa,

    tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan memakai lampu

    listrik.

    2) Karakteristik tetangga dan komunitas

    Keluarga tinggal dilingkungan yang berada didesa dengan jumlah

    penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah,

  • 46

    umumnya tetangga adalah suku Muna, tidak ada kesulitandalam

    kehidupan sehari- hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga

    ikut aktif dalam kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan

    anak-anak juga bersosialisasi dengan teman-teman disekitar rumah.

    Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara Tn. H.

    3) Mobilitas geografis keluarga

    Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn. H paling

    sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat

    ke kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak-anak keluar rumah

    jika bermain dengan teman sebayanya.

    4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

    Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.H termasuk

    masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif

    berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul

    Fitri.

    5) Sistem pendukung keluarga

    Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan

    dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan,

    dimana keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.

    j. Struktur keluarga

  • 47

    1) Pola komunikasi keluarga

    Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Tn.H

    berbicara lembut dengan istri maupun anak-anaknya dan begitupun

    sebaliknya.

    2) Struktur kekuatan keluarga

    Dalam keluarga Tn.H yang berperan dalam mengambil keputusan.

    Setiap keputusan yang diambil oleh Tn.H sebagai kepala keluarga selalu

    dimusyawarakan denganNy. E dan anggota keluarga yang lain

    3) Struktur peran

    Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-

    masing Tn H mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. E

    mendidik anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal

    mencari nafkah.

    4) Nilai dan norma keluarga

    Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus

    melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang

    sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di took obat atau

    mencari dukun. Bila belum sembuh di bawa ke puskesmas

    k. Fungsi keluarga

    1) Fungsi afektif

    Keluarga telah menjalankan fungsi kasih saying dengan baik, kebutuhan

    anak-anak lebih diutamakan.

    2) Fungsi sosialisasi

  • 48

    Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak

    nya.

    3) Fungsi Reproduksi

    Saat ini Ny. E sedang hamil 7 bulan, anak kedua. Ny.E mengatakan

    semoga anaknya yang lahir nanti laki-laki.

    4) Fungsi Ekonomi

    Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan

    hidup sehari-hari Tn.H menjual hasil kebunnya berupa kelapa, coklat

    sayur, dan tomat,.

    5) Fungsi perawatan keluarga

    Tn.H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6,

    mual, muntah dan pusing. Tn.H jarang sarapan pagi, dan makan siang

    biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita .Tn.H mengatakan

    bila sudah merokok dan minum kopi perut terasa kenyang.

    a) Kemampuian mengenal masalah kesehatan

    Ny.E mengatakan bahwa Tn.H sering kambuh maagnya, dan bila

    kambuh maagnya Ny. E membeli obat di warung.

    b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang

    tepat

    Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. H tidak

    langsung di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak

    sembuh baru di bawa ke puskesmas.

    c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

  • 49

    Dalam merawat Tn.H anggota keluarga hanya memberikan obat yang

    dibeli di warung seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui

    kenapa Tn. H sering sakit ulu hati

    d) Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat

    Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan

    jarang di buka, pakaian digantungdi dinding rumah.

    e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di

    masyarakat

    Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas

    ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas dengan

    rumah tidak terlalu jauh.

    l. Stress dan koping keluarga

    1) Stersor jangka pendek dan jangka panjang

    a) Stressor jangka pendek : Tn. H mengatakan sering mengeluh sakit

    ulu hati.

    b) Stresor jangka panjang : Tn.H merasa khawatir bila maagnya sering

    kambuh dan takut opname di rumah sakit, karena membutuhkan

    biaya yang banyak

    2) Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping. Respon

    keluarga terhadap stressor

    Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang

    sakit.

    3) Strategi koping yang digunakan

  • 50

    Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.

    4) Strategi adaptasi disfungsional

    Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada

    masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga

    m. Pemeriksaan Fisik

    Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

    Data Tn. H Ny.E An.R

    TTV TD : 120/80 mmhg

    N : 80 x/m

    P : 22 x/m

    TD : 110/70 mmhg

    N : 78 x/m

    P : 20 x/m

    S : 37 C

    P : 20 x/m

    S : 37 C

    Kepala Kulit kepala bersih

    dan rambut tidak

    berketombe

    Kulit kepala bersih

    dan rambut tidak

    berketombe

    Kulit kepala bersih

    dan rambut tidak

    berketombe

    Leher Tidak ada kaku

    kuduk, tidak ada

    pembesaran vena

    Tidak ada kaku

    kuduk, tidak ada

    pembesaran vena

    Tidak ada kaku

    kuduk, tidak ada

    pembesaran vena

    Aksila S : 37 C S : 37 C

    Dada Simetris kiri dan

    kanan

    Simetris kiri dan

    kanan

    Simetris kiri dan

    kanan

    Abdomen Nyeri tekan di

    daerah ulu hati

    Tidak ada

    pembekakan

    Tidak ada

    pembekakan

    Ekstremitas

    atas

    Kuku bersih dan

    pendek, pergerakan

    tambak lemah

    Kuku bersih dan

    pendek, tidak ada

    kelainan

    Kuku bersih dan

    pendek, tidak ada

    kelainan

    Ektremitas

    bawah

    Kuku bersih dan

    pendek, pergerakan

    tambak lemah

    Kuku bersih dan

    pendek, tidak ada

    kelainan

    Kuku bersih dan

    pendek, tidak ada

    kelainan

    Sumber : Data Primer 2019

    n. Harapan keluarga

    Harapan keluarga kiranya Tn.H cepat sembuh, dan bila berobat di

    puskesmas selalu dilayani dengan baik.

    o. Analisa Data

  • 51

    Tabel 3.4 AnalisaData

    No Data Masalah

    1 DS :

    Tn. H mengatakan nyeriulu hatibila terlambatmakan, pusing,

    mual dan muntah.

    DO :

    a. Tampak meringis

    b. Skala nyeri 6

    c. Terdapat obat promag

    Nyeri akut

    2 DS :

    1. Ny.E mengatakan bahwa Tn.H sering kambuh

    maagnya, dan bila kambuh maagnya Ny. E membeli

    obat di warung.

    2. Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn.

    H tidak langsung di bawa ke puskesmas untuk

    berobat, nanti kalau tidak sembuh baru di bawa ke

    puskesmas.

    DO :

    1. Obat promag

    2. Rumah nampak jarang di bersihkan

    Ketidakefektifan

    pemenliharaan

    kesehatan

    Sumber : Data Primer 2019

    2. Diagnosa Keperawatan

    a. Nyeri akut b/d agen cedera biologis

    b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d sumber daya tidak cukup

    (financial)

    3. intervensi keperawatan

  • 52

    Tabel 3.5 intervensi keperawatan

    No Diagnosa

    keperawatan

    Tujuan dan criteria hasil Intervensi

    1 Nyeri akut b/d

    agen cedera

    biologis

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24 jam

    diharapkan control nyeri

    dapat teratasi dengan criteria

    hasil:

    a. Melaporkan nyeri yang

    terkontrol

    b. Menggunakan tindakan

    pengurangan nyeri tanpa

    analgesic

    Manajemen nyeri :

    a. Lakukan pengkajian nyeri secara

    kompherensif

    b. Evaluasi pengalaman nyeri

    dimasa lalu

    c. Berikan informasi mengenai nyeri

    d. Pilih dan implementasikan

    tindakan yang beragam

    e. Ajarkan penggunaan teknik non

    farmakologi

    f. Berikan informasi yang akurat

    untuk meningkatkan pengetahuan

    g. Libatkan keluarga dalam

    modalitas penurunan nyeri

    2 Ketidakefektifan

    pemeliharaan

    lingkungan b/d

    sumber daya

    tidak cukup

    1. Keluarga dapat mengenal

    masalah: Pengetahuan

    Proses Penyakit

    Dengan kriteria hasil:

    a. menyebutkan faktor

    penyebab dan faktor

    yang berkontribusi

    b. menyebutkan tanda

    dan gejala penyakit

    c. menyebutkan strategi

    untuk meminimalkan

    perkembangan

    penyakit

    Pengajaran Proses Penyakit

    a. Mengkaji tingkat pengetahuan

    klien terkait dengan proses

    penyakit yang spesifik

    b. Menjelaskan tanda dan gejala

    umum dari proses penyakit

    sesuai kebutuhan

    c. Menjelaskan komplikasi kronik

    yang mungkin ada sesuai

    dengan kebutuhan

    d. Mendiskusikan perubahan gaya

    hidup yang mungkin diperlukan

    untuk mencegah komplikasi

    dimasa yang akan datang dan

    dapat mengontrol proses

    penyakit.

    2. Keluarga dapat

    mengambil keputusan :

    Kesiapan caregiver dalam

    perawatan dirumah,

    Dengan kriteria hasil :

    a. Pengetahuan tentang

    proses penyakit

    b. Pengetahuan tentang

    Dukungan pengambilan keputusan

    a. Menetukan apakah terdapat

    perbedaan antara pandangan

    pasien dan pandangan penyedia

    perawatan kesehatan mengenai

    kondisi pasien

    b. Menginformasikan kepada

    pasien mengenai pandangan –

  • 53

    rejimen pengobatan

    pandangan atau solusi alternatif

    dengan cara yang jelas dan

    mendukung.

    c. Membantu pasien

    mengidentifikasi keuntungan

    dan kerugian dari setiap

    alternative pilihan

    3. Keluarga mampu

    merawat anggota

    keluarga yang sakit:

    Pengetahuan manajemen

    penyakit

    Dengan kriteria hasil :

    a. Factor – factor

    penyebab dan factor

    yang berkontribusi

    b. Tindakan tindakan

    yang perlu dilakukan

    pada saat keadaan

    darurat.

    c. Pilihan pengobatan

    yang tersedia

    Peningkatan keterlibatan keluarga

    a. Membangun hubungan pribadi

    dengan pasien dan anggota

    keluarga yang akan terlibat

    dalam perawatan

    b. Memonitor struktur dan peran

    keluarga

    c. Mendorong anggota keluarga dan

    pasien untuk membantu dalam

    mengembangkan rencana

    perawatan termasuk hasil yang

    diharapkan dan pelaksanaan

    tindakan keperawatan

    d. Menginformasikan factor- factor

    yang dapat meningkatkan kondisi

    pasien pada anggota keluarga

    e. Memberikan dukungan yang di

    perlukan bagi keluarga untuk

    membuat keputusan.

    4. Keluarga mampu

    memodifikasi lingkungan

    Status kenyamanan

    lingkungan

    Dengan kriteria hasil :

    a. Kebersihan

    lingkungan

    Manajemen lingkungan kenyamanan

    a. menententukan tujuan pasien

    dan keluarga dalam mengelola

    lingkungan dan kenyamanan

    lingkungan .

    b. mempertimbangkan penempatan

    pasien dikamar dengan beberapa

    tempat tidur.

    c. Fasilitasi kebersihan –

    kebersihan untuk menjaga

    kenyaman individu

  • 54

    d. Ciptakan lingkungan yang

    tenang dan mendukung.

    5. Keluarga mampu

    mengunakan fasilitas

    pelayanan kesehatan:

    Perilaku pencarian

    kesehatan

    Dengan kriteria hasil :

    a. Mengajukan

    pertanyaan –

    pertanyaan yang

    berhubungan dengan

    kesehatan

    b. Mendapatkan bantuan

    dari professional

    kesehatan

    c. Melakukan perilaku

    kesehatan yang di

    sarankan

    Panduan sistim pelayanan kesehatan

    a. Membantu keluarga untuk

    berkoordinasi dan

    mengkomunikasikan perawatan

    kesehatan

    b. Mengidentifikasi dan fasilitasi

    komunikasi antara penyedia

    layanan kesehatan dan pasien

    /keluarga dengan tepat

    c. Memberikan informasi

    mengenai cara mendapatkan

    peralatan

    d. Mendorong pasien / keluarga

    untuk bertanya mengenai

    pelayanan kesehatan.

    Sumber : Data Primer 2019

    4. Implementasi Dan Evaluasi

    Tabel 3.6 implementasi dan evaluasi keperawatan

    No Hari/tgl Jam Implementasi evaluasi

    1 6

    Februari

    2019

    09.00

    09.20

    09.35

    09.50

    1. memberikan informasi

    mengenai gastritis

    2. memberikan informasi

    yang akurat untuk

    meningkatkan

    pengetahuan

    3. melibatkan keluarga

    dalam penurunan nyeri

    4. melakukan teknik

    relaksasi nafas dalam

    DS :

    1. klien mengatakan

    mampu

    menjelaskan

    kembali tentang

    pengertian,

    penyebab, tanda

    dan gejala gastritis

    2. Ny.E mengatakan

    dapat membuat

    pengobatan

    tradisional

    3. Ny.E mengatakan

    akan memberitahu

    suaminya untuk

  • 55

    tidak merokok

    DO :

    1. Klien mampu

    menjelaskan

    kembali mengenai

    penyakit gastritis

    2. Keluarga nampak

    mengerti mengenai

    pencegahan nyeri

    dan gastritis

    A : masalah belum

    sebagian

    P : intervensi dilanjutkan

    7 ebruari

    2019

    09.00

    09.15

    09.30

    1. memberikan informasi

    yang akurat untuk

    meningkatkan

    pengetahuan

    2. melibatkan keluarga

    dalam penurunan nyeri

    3. melakukan teknik

    relaksasi nafas dalam

    DS :

    1. klien mampu

    menjelaskan

    kembali tentang diet

    untuk penyakit

    maag

    DO :

    1. Klien mampu

    menjelaskan

    kembali mengenai

    mananan yang tidak

    boleh di konsumsi

    seperti mananan

    yang asam, pedas

    dan rokok

    2. Keluarga nampak

    mengerti mengenai

    pencegahan nyeri

    dan gastritis

    A : masalah teratasi

    sebagian

    P : intervensi dilanjutkan

    8

    Februari

    2019

    09.00

    09.20

    1. memberikan informasi

    yang akurat untuk

    meningkatkan

    pengetahuan

    2. melibatkan keluarga

    DS :

    1. Tn.H mengatakan

    nyeri pada ulu hati,

    di daerah perut

    sudah berkurang

  • 56

    09.35

    dalam penurunan nyeri

    3. melakukan teknik

    relaksasi nafas dalam

    2. Tn. H mengatakan

    mengerti dengan

    penyakit gastritis,

    DO :

    1. Tn. H tampak ceria,

    tidak ada nyeri

    tekan

    A : masalah teratasi

    sebagian

    P : intervensi dihentikan

    Sumber : Data Primer 2019

  • 57

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada keluarga

    dengan salah satu anggota keluarga menderita Gastritis di desa Waara Wilayah Kerja

    Puskesmas Dana pada tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2018 selama 2 kali kunjungan

    sehari, maka penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian dan kesenjangan yang

    terdapat antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan

    asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa kepera

    watan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

    A. Pengkajian

    Terjadinya Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur

    yang mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan.

    Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan Gastritis. Pada kasus

    Gastritis akut, faktor penyimpangan makan merupakan titik awal yang

    mempengaruhi terjadinya perubahan pada dinding lambung. Peningkatan

    produksi cairan lambung cepat dirangsang oleh konsumsi makanan atau

    minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol serta makanan lain bersifat korosif

    merangsang juga dapat mendorong timbulnya kondisi tersebut.

    Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah. Tak

    jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding lambung

    (Urip, 2002). Berdasarkan teori tersebut di atas dan sesuai dengan hasil

    pengkajian yang dilakukan pada Tn H, Tn H mengatakan nyeri ulu hati bila

  • 58

    terlambat makan, pusing, mual dan muntah. Tn. H jarang sarapan pagi, dan

    makan siang biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita, sehari 2

    kali makan dengan porsi sepiring.

    Tn. H mengatakan bila sudah merokok dan minum kopi perut terasa

    kenyang. Tn. H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6,

    mual, muntah dan pusing.

    Gejala penyakit Gastritis yang dirasakan oleh Tn.H menurut asumsi

    peneliti hal ini diakibatkan karena Tn. H jarang sarapan pagi, hanya minum kopi

    dan merokok. Kerja di kebun sebagai petani membuat stres fisik sehingga

    meningkatkan asam lambung, yang mengakibatkan Tn. H selalu merasakan

    nyeri ulu hati, mual, pusing, kadang muntah.

    Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan di atas. Pada saat

    pengkajian Tn H. Mengeluh nyeri, dan individu yang mengalami nyeri yang

    dialami harus dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang antara lain: yakni

    pertama intensitas nyeri, minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada

    skala verbal. Misal: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri hebat, hebat

    atau sangat nyeri atau membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat

    kualitatif menjadi kuantitatif dengan menggunakan skala 0 sampai 10. Nyeri

    yang diarasakan oleh Tn H adalah 6 (nyeri sedang).

    Nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan skala nyeri, durasi nyeri.

    Karakteristik nyeri dapat juga dibuat berdasarkan metode PQRST (P=

    Provocatif, Q= Qualitas, R= Region, S= Scala, T= Time ). ( Judha, 2012)

  • 59

    B. Diagnosa keperawatan

    Diagnosa keperawatan adalah keputusan klien mengenal seseorang,

    keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan

    proses kehidupan yang aktual atau beresiko (Mura, 2011). Berdasarkan

    pengkajian peneliti mengangkat diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut pada

    keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan agen cedera biologis.

    Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu ketidakefektifan pemeliharaan

    kesehatan berhubungan dengan sumber daya tidak cukup (financial).

    Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

    didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan (P) problem

    yang berkenan pada individu dalam keluar ga yang sakit berhubungan dengan

    etiologi (E) berkenan dengan lima tugas keluarga dalam hal kesehatran atau

    keperawatan (Muhlisin, 2012). Dalam kasus ini problem (P) atau masalahnya

    adalah klien merasakan nyeri ulu hati dimana skala nyeri 6, dan dirasakan

    ketika perut kosong atau belum makan kar ena sibuk bekerja di kebun.

    Etiologinya ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal masalah

    penyakit Gastritis. Data subjektifnya Tn. H mengatakan belum tahu tentang

    pengertian Gastritis, penyebabnya, gejala dan tanda, dan untuk mengatasi

    nyeri dengan menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi belum dimengerti.

    C. Intervensi Keperawatan

    Intervensi adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan mendalam, tahap

    yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan

    keputusan dan pemecahan masalah (Mura, 2011).

  • 60

    Intervensi dalam kasus Gastritis menurut Ardiansyah adalah yang

    pertama kaji dan catat keluhan nyeri, dengan rasional untuk menentukan

    intervensi dan mengetahui efek terapi, yang kedua berikan makan dalam

    porsi sedikit tapi sering dengan rasional untuk menetralisasi asam lambung,

    yang ketiga anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi, seperti tarik

    napas dalam, mendengarkan musik, menonton televisi dengan rasional tehnik

    relaksasi dapat mengalihkan pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri,

    intervensi yang terakhir berikan obat antasida dengan rasional untuk

    menghilangkan nyeri lambung (Ardiansyah, 2012).

    Intervensi untuk ketidakmampuan keluarga mengenal masalah antara

    lain yang pertama jelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang

    diderita dan yang terakhir jelaskan tanda dan gejala penyakitnya (Muhlisin,

    2012).

    Intervensi yang di tegakkan oleh peneliti yaitu memberikan informasi

    mengenai gastritis, memberikan informasi yang akurat untuk meningkatkan

    pengetahuan, melibatkan keluarga dalam penurunan nyeri, melakukan teknik

    relaksasi nafas dalam. Tidak semua intervensi yang ada dalam NIC (Nursing

    Interventions Classification) dapat di rencanakan oleh peneliti karena di peneliti

    menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi klien.

    D. Implementasi Keperawatan

    Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

    dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan

    yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan

  • 61

    kriteria hasil yang diharapkan (Mura, 2011).

    Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan

    keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan yaitu yang pertama

    mengajarkan tentang apa itu gastritis, kemudian mengajarkan etiologi serta

    tanda dan gejala gastritis. Saat peneliti menerangkan Tn. H beserta keluarga

    memperhatikan dengan cermat. Kemudian peneliti melakukan evaluasi

    tentang materi yang telah diberikan dengan cara menanyakan kembali pada

    keluarga tentang apa itu gastritis, apa penyebabnya dan bagaiamana gejala

    atau tand-tandanya. Keluarga menjawab dengan baik dan benar.

    Untuk mengurangi nyeri peneliti mengajarkan tehnik relaksasi dengan

    cara klien menarik napas dalam kemudian menahan 1 sampai 2 detik lalu

    hembuskan udara secara perlahan-lahan melalui mulut, ulangi 4-5 kali, dan

    untuk tehnik distraksi cara mengalihkan pikiran Tn. H dengan menonton TV

    dengan acara hiburan. Tn. H memperagakan sesuai yang diajarkan oleh

    peneliti. Selain itu peneliti mengajarkan tentang diet ga