Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

27
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran pernapasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernapasan. Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural dan terkoordinir. Dalam ilmu histologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut berperanan dalam menyalurkan oksigen (O 2 ) yang kita hirup. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis menyimpulkan untuk menggunakan SISTEM PERNAPASAN .” Sebagai judul mkalah. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dan fungsi sistem pernapasan ? 2. Bagaimana struktur atau saluran histologi, organ-organ dan mekanisme perrnapasan ? 3. Apa gangguan pada system pernafasan ? 1.3 TUJUAN Tujuan inti dari penyusunan makalah adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah. selain itu, agar kita memahami apa yang dimaksud dengan sistem dan Fungsi pernapasan serta struktur histologi sistem pernapasan.

description

KABUPATEN MUNA

Transcript of Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

Page 1: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran pernapasan

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    LATAR BELAKANG

Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam       sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut           memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup.  Salah   satu sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernapasan.

           Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural dan terkoordinir.

Dalam ilmu histologi, sistem pernapasan akan dibahas secara detail bahkan sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa saja yang ikut berperanan dalam menyalurkan oksigen (O2) yang kita hirup.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis menyimpulkan untuk menggunakan “SISTEM PERNAPASAN .” Sebagai judul mkalah.

 

1.2     RUMUSAN MASALAH

      1.   Apa pengertian  dan fungsi  sistem pernapasan ?

2.   Bagaimana struktur atau saluran histologi, organ-organ dan mekanisme perrnapasan ?  

3.   Apa gangguan pada system pernafasan ?

 

1.3    TUJUAN

Tujuan inti dari penyusunan makalah adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah. selain itu, agar kita memahami apa yang dimaksud dengan sistem dan Fungsi pernapasan serta struktur histologi sistem pernapasan.

Page 2: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

1.4  METODE PENULISAN

Cara penulisan yang dipergunakan dalam makalah tersebut adalah :

1. Studi kasus

Di dapat dari beberapa sumber buku yang membahas tentang anatomi fisiologi system pernafasan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

 

A.    PENGERTIAN  DAN FUNGSI

1.   Pengertian

Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah.

Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh.

Sistem respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung      faring     laring       trakea    bronkus        paru-paru        alveolus sel-sel melalui dinding kapiler darah.  

Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama:

a)      Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis

b)      Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.

Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil.

2.   Fungsi Sistem Pernapasan

Setiap sistem yang ada dalam tubuh manusia khususnya, tentunya memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Sistem pernapasan pun demikian, Sistem ini juga mempunyai fungsi tersendiri bagi tubuh yang sudah terkoordinir oleh saluran dan organ tertentu sesuai perintah otak.

Fungsi sistem pernapasan itu sendiri antara lain sebagai berikut:

a)      Sebagai sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas.

b)      Sistem pernapasan digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.

c)      Berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis (Respirasi).

 

Page 4: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

patogen pada tubuh normal.

B.     STRUKTUR ATAU SALURAN HISTOLOGI PERNAPASAN

1.      Saluran Sistem Pernapasan atau Respirasi

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Sistem respirasi terdiri dari:

a)      Saluran nafas bagian atas. Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan.

b)      Saluran nafas bagian bawah. Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli

c)      Alveoli : terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2

d)     Sirkulasi paru. Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.

e)      Paru : terdiri dari : a. Saluran nafas bagian bawah, b. Alveoli, c. Sirkulasi paru

f)       Rongga Pleura. Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis

g)      Rongga dan dinding dada. Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi.

 

 

2.      Organ-organ sistem pernafasan 

Organ-organ sistem pernapasan pada manusia meliputi hidung, faring, laring, trakea, paru-paru (bronkus,brokiolus dan alveolus). Berikut penjelasannya :

 

 

 

 

 

 

Page 5: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

 

 

Gambar 1. Organ-Organ Sistem Pernapasan Manusia

 

 

2.1    Hidung

Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis). Memiliki rambut pendek dan tebal untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk bersama udara.

Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak),  sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh.

2.2    Faring

Tempat persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan (anterior) dan saluran pencernaan pada bagian belakang (posterior). Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.

2. 3   Laring

Laring atau tekak (jakun) terdapat di bagian belakang (posterior) faring. Organ ini terdiri atas 9 susunan tulang rawan (kartilago) yang berbentuk kotak. Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.

         Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.

Page 6: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

2.4    Trakea

Mendorong keluar debu-debu dan bakeri dengan gerakan silia-silia di trakea. Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensi berlebihan.

2.5    Paru-Paru (Pulmo)

Paru-paru pada manusia terdapat sepasang yang menempati sebagian besar dalam cavum thoracis. Kedua paru-paru dibungkus oleh pleura yang terdiri atas 2 lapisan yang saling berhubungan sebagai pleura visceralis dan pleura parietalis.

Stuktur Paru-Paru (Pulmo) Unit fungsional dalam paru-paru disebut lobulus primerius yang meliputi semua struktur mulai bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, atrium, saccus alveolaris, dan alveoli bersama-sama dengan pembuluh darah, limfe, serabut syaraf, dan jarinmgan pengikat.

Lobulus di daerah perifer paru-paruberbentuk pyramidal atau kerucut didasar perifer, sedangkan untuk mengisi celah-celah diantaranya terdapat lobuli berbentuk tidak teratur dengan dasar menuju ke sentral.

Cabang terakhir bronchiolus dalamlobulus biasanya disebut bronchiolus terminalis. Kesatuan paru-paru yang diurus oleh bronchiolus terminalis disebut acinus. Bronchiolus RespiratoriusMemiliki diameter sekitar 0.5mm. saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis bercilia tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel kuboid selapis tanpa cilia.Di bawah sel epitel terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan serbut elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago.

Pada dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar. Disana-sini terdapat penonjolan dinding sebagai alveolus dengan sebagian epitelnya melanjutkan diri. Karena adanya alveoli pada dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan bronchiolus respiratorius.

         2.5.1 Bronkus

Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Mukosa bronkus secara struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang mengandung kelenjar serosa , serat elastin, limfosit dan sel otot polos. Tulang rawan pada bronkus lebih tidak teratur dibandingkan pada trakea; pada bagian bronkus yang lebih besar, cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen, dan sejalan dengan mengecilnya garis tengah bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau-pulau tulang rawan hialin.

 

         2.5.2 Bronkiolus 

Percabangan bronkus yang banyak mengandung otot polos. Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya. Lamina propria mengandung otot polos dan serat elastin. Pada segmen awal hanya terdapat sebaran sel goblet dalam epitel. Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya

Page 7: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

adalah epitel bertingkat silindris bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana sampai menjadi epitel selapis silindris bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis yang lebih kecil. Terdapat sel Clara pada epitel bronkiolus terminalis, yaitu sel tidak bersilia yang  memiliki granul sekretori dan mensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat juga badan neuroepitel yang kemungkinan berfungsi sebagai kemoreseptor.

         2.5.3 Alveolus

dikelilingi kapiler-kapiler darah yang dibatasi oleh membran alveoli-kapiler tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2 atau pernapasan eksternal. Alveolus merupakan struktur berongga tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Septum interalveolar memisahkan dua alveolus yang berdekatan, septum tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin, retikulin, matriks dan sel jaringan ikat. 

Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya untuk membentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah. Sitoplasmanya mengandung banyak vesikel pinositotik yang berperan dalam penggantian surfaktan (yang dihasilkan oleh sel alveolus tipe 2) dan pembuangan partikel kontaminan kecil. Antara sel alveolus tipe 1 dihubungkan oleh desmosom dan taut kedap yang mencegah perembesan cairan dari jaringan ke ruang udara.

Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat melalui taut kedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran basal, berbentuk kuboid dan dapat bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan tegangan alveolus paru.

 

3.      Mekanisme pernapasan

Mekanisme sistem pernapasan dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan yakni pernapasan dada dan perut.

3.1    Pernapasan Dada (Costal Breathing).

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat ke atas, Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.

Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :

a)      Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

b)      Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Bagan mekanisme pernafasan dada :

1. inspirasi                                                           b. ekspirasi

Page 8: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

Kontraksi otot – otot antar tulang rusuk                     ekspirasi Kontraksi otot – otot antar tulang

Tulang rusuk terangkat                                               tulang rususk tertekan

Volum rongga dada membesar                                   volum rongga dada mengecil

Tekanan udara di paru – paru menurun                      tekanan udara di paru-paru membesar

3.2    Pernapasan Perut (Diaphragmatic Breathing)

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot difragma pada perut mengalami kontraksi, Diafragma datar, Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

 Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :

a)      Fase Inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

b)      Fase Ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Bagan pernafasan perut :

1. Inspirasi                                                                       b. ekspirasi

Kontraksi otot diafragma                                            relaksasi otot diafragma

Otot diafragma mendatar                                           diafragma melengkung keatas

Volum rongga dada membesar                                   volum rongga dada mengecil

Tekanan udara di paru – paru mengecil                      tekanan udara di paru – paru membesar

 

 

Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a)      Respirasi Luar (Ekternal) yaitu pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara yang terjadi di sekitar alveoli.

b)      Respirasi Dalam (Internal) yaitu pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

 

 

Page 9: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

C. PROSES PERNAFASAN

Pernafasan terdiri dari 4 proses:

1. Ventilansi

Frekuwensi nafas normal 12-15 x/menit.Pada orang dewasa setiap 1x nafas (tidal volume Vt) udara masuk 500 cc atau 10 ml/kg BB.sehingga setiap menit udara msuk kesistem nafas 6-8 liter(menit ,MV).udara yang sampai ke alveoli di sebut ventilasi alveolair.Ventilasi alveolir lbih kecil dari minute volume,karena sebagian udara dijalan nafas tidak ikut pertukaran gas.VA normal ± 80ml/kg/menit.VD normal 2-3 ml/kg/BB.

1. Distribusi

Gangguan distribusi dsebabkan oleh:

Retensi seputum menyebabkan obstruksi bronkioli,hipoventasi arveolair dan atelektasis . Aspirasi masuknya benda asing kejalan nafas. Bronchospasme karena asthma bronchiale atau alergi.

1. Disfusi

Difusi oksigen berjalan lancar bila alveoli mengembang baik dari jarak trans-mambran pendek edema menyebabkan jarak a oksigen menjauh hingga kadar O2 dalam darah menurun (xipoxemia).difusi CO2 tidak pernah terganggu karena kapasitas disfusi CO2 jauh lebih besar dari pada O2 pada edema paru tahap awal terjadi penumpukan cairan dalam jaringan di sekitar alveoli dan kapiler (interstitial edema)pada tahap lanjut caiaran masuk ke dalam alveoli,alveolar edema.

1. Perfusi

Aliran darah dikapiler paru(perfusi)ikut menentukan jumlah O2 yang dapat di angkut masalah yang timbul jika terjadi ketidakseimbangan ventilasi alveolair(VA)dengan perfusi (Q)yang lazim di sebut VA/Q imbalance.

Dapat terjadi;

a)      ventilasi normal,perfusi normal,        semua O2 di ambil darah

b)      ventilasi normal,perfusi kurang        ventilasi berlebihan,tak semua O2 sempat diambil unit ini dinamai”dead space”yang terjadi pada shock dan emboli paru.

c)      Ventilasi berkurang        perfusi normal.darah tidak mendapat cukup oksigen(desaturasi unit ini disebut “shunt”.terjadi pada atelektasis edema paru.ARDS dan aspirasi caiaran

d)     Silent unit:tidak ada ventilansi dan perfusi.

 

Volume Udara Pernapasan

Page 10: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

Volume Tidal (1/2 liter) = Voulume udara hasil inspirasi/ekspirasi pada setiap kali bernapas normal

Volume Residu (1 liter) = Volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat

Kapasitas Vital Paru-paru (4 liter) = Volume udara yang keluar masuk paru-paru Kapasitas Total (5 liter) = Udara dalam volum paru-paru

 

Frekuensi Pernapasan

Cepat lambatnya bernapas bergantung pada:

1. Usia                       : Semakin tua semakin lambat2. Jenis Kelamin        : Laki-laki lebih cepat3. Kegiatan                : Semakin berat semakin cepat4. Posisi tubuh           : Berdiri/duduk lebih cepat daripada berbaring/tidur.

 

Pertukaran O2 dan CO2  :

                                    Udara masuk ke alveolus (ke kapiler-kapiler darah) secara difusi

                                                                       

                                    Terjadi proses oksihemoglobin , yaitu hemoglobin (Hb) mengikat O2

 

                                    O2 diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh

 

                                    Darah melepaskan O2 sehingga oksihemoglobin menjadi hemoglobin

                                   

                                    O2 digunakan untuk oksidasi menghasilkan Energi + CO2 + Uap air

 

 

                                    CO2 larut dalam darah dan diangkut darah ke paru-paru, masuk ke      alveolus secara difusi

 

                                    CO2 keluar melalui alat pernapasan di rongga hidung

 

Page 11: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

           Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan

1. Asfiksi

Terganggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. Terjadi pada paru-paru, pembuluh darah atau pada jaringan tubuh.

                  Penyebab   :

Adanya bakteri’’ Diplococcus pneumonia” sehingga alveolus terisi oleh cairan limfe. Adanya gas racun karbonmonoksida (CO) yang memiliki daya ikat terhadap hemoglobin jauh

lebih besar dari pada Oksigen (O2). Akibatnya tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi zat makanan.

 

1. TBC (TuBerCulosis)

Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri ‘’Mycobacterium tuberculosis’’ Gejala  : kelelahan, kehilangan berat badan, berkeringat pada malam hari, dada sakit, batuk

dengan mengeluarkan dahak/darah, napas pendek.

 

1. Bronkitis

Peradangan pada bronkus/bronkiolus yang mengiritasi silia (rambut-rambut halus) dalam bronkus / bronkiolus sehingga berhenti fungsinya dan kotoran akan menumpuk dan mengeluarkan lendir (mukus) secara berlebih

Gejala  : Batuk-batuk, demam, sakit di bagian dada Penyebab         : Debu, virus, bakteri, merokok, menghirup bahan kimia pencemar,

 

1. Tonsilitis

Peradangan pada tonsil Gejala  : sakit tenggorokan, sulit menelan, demam Penyebab         : bakteri/virus

 

1. Sinusitis

Peradangan rongga hidung bagian atas o Gejala  :           sakit kepala, rasa sakit di bagian wajah, demam, keluar ingus bening,

rasa sesak di rongga hidung, tenggorokan sakit, batuko Penyebab         :

• Segala sesuatu yang mengganggu/menghambat aliran udara ke dalam rongga hidung / keluarnya mukus (cairan) hidung keluar dari hidung, seperti mengerasnya ingus.

• Kurangnya kelembapan udara • Obat antihistamin

Page 12: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

• Penyakit tertentu

 

1. SARS (Serve Acute Respiratory Syndrome)

Penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus SARS-associated coronavirus (SARS-CoV)

o Gejala  : Sakit kepala, demam tinggi (>380C), batuk-batuk, susah bernapas, tenggorokan gatal, lesu, nyeri tubuh

o Penularan        : Kontak langsung dengan penderita atau benda-benda yang terkontaminasi dengan ludah penderita dan mengenai mata, hidung / mulut orang sehat.

 

 

 

1. ASMA

Peradangan pada saluran pernapasan yang menyebabkan pembengkakan dan penyempitan saluran pernapasan karena adanya lendir yang berlebih sehingga penderita sukar bernapas, terasa sesak di dada dan batuk-batuk.

Penyebab :   Alergi terhadap suatu benda, asap tembakau, psikis (pikiran), keturunan Pengobatan :   Obat yang dihirup (inhaler), obat tablet maupun cair

 

1. Kanker Paru-Paru

Kanker yang terjadi pada paru-paru o Gejala      :   Batuk, napas pendek, dahak berdarah, sakit dadao Penyebab :   Rokok / tembakauo Pengobatan :   Operasi, terapi radiasi, kemoterapi

 

D.    GANGGUAN PADA SISTEM PERNAFASAN

 Gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti :

1. karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan gas-gas berbahaya.

2. Pneumonia. terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus

3. Polip, Amandel, dan Adenoid. disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa

4. Radang; peradangan pada rongga hidung bagian atas (Sinusitis), peradangan pada bronkus (Bronkitis), serta radang pada pleura (Pleuritis)

5. TBC kerusakan pada paru-paru akibat terinfeksi Mycobacterium tuber culosis

Page 13: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

Askep Pada Sistem Pernafasan

1.  PENGKAJIAN

a.Identitas kalien

·         Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan,alergi debu, udara dingin. ·         Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak nafas,keringat dingin. ·         Status mental : lemas takut,gelisah. ·         Pernafasan : perubahan frekuensi,kedalaman pernafasan. ·         Gastro intestinal : adanya mual muntah. ·         Pola aktivitas : kelemahan tubuh,cepat lelah

2. Kebutuhan Bio – psiko – social – spiritual

1. Bernapas

Gejala : napas pendek ( timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada emfisema ) khususnya pada kerja, cuaca atau episode berulangnya sulit napas ( asma ), rasa dada tertekan, ketidakmampuan dalam bernapas.

2. Makanan / cairan

Gejala : mual/muntah

Penurunan berat badan menetap, peningkatan berat badan menunjukkan edema ( bronchitis )

Tanda : turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan berat badan, penurunan masa otot.

3. Aktivitas/Istirahat

Gejala : keletihan, kelelahan, dan malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari karena sulit bernapas.

Tanda : keletihan, gelisah, insomnia.

4. Interaksi social

Gejala : hubungan ketergantungan, kurang system pendukung, kegagalan dukungan dari / terhadap pasangan / orang terdekat.

Tanda : keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.

 

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik klien meliputi :

Page 14: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

·         pemeriksaan tanda – tanda vital, yang meliputi nadi, suhu tubuh, tekanan darah dan frekuensi pernafasan untuk mengetahui

·         B1 ( breathing )

-   Inspeksi thorax, untuk mengetahui kelainan pada bentuk dada dan gerakan pernapasan.

- Palpasi, dilakukan untuk mengetahui kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi),

- Perkusi, dilakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma.

- Auskultasi, yakni mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal), dan suara. Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih. Suara nafas normal :bronchial, bronchovesikular, vesicular, wheezing, ronchi, pleural friction rub, dan Crackles

·         B2 ( blood ), sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.

·         B3 ( brain ), tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi penyakit yang serius.

·         B4 ( bladder ), pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan.

·         B5 ( bowel ), klien biasanya mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.

·         B6 ( bone ), kelemahan dan kelelan secara fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

 

4. Pemeriksaan penunjang

·         Pemeriksaan rontgen torax, untuk mengetahui adanya ketebalan atau densitas yang dihasilkan oleh cairan, tumor, benda asing, dan kondisi patologi lain.

·         Laju Endap Darah ( LED ), untuk menilai sejauh mana tingkat proses inflamasi yang terjadi pada sisten pernapasan.

·         Leukosit, untuk mengetahui peningkatan kadar leukosit yang memberikan gambaran adanya perlawanan oleh leukosit untuk melakukan proses fagositosis terhadap invasi kuman yang masuk ke tubuh terutama akibat adanya infeksi di system pernapasan.

·         Analisa Gas Garah ( AGD ), untuk mengetahui adanya gangguan asan-basa paling mudah dinyatakan dengan tekhnik AGD atau disebut juga dengan Astrup, karena hanya dengan sedikit darah maka dapat diketahui pH darah secara tepat dan cepat.

 

ANALISA DATA

NO Data subjektif Data objektif Kesimpulan1 Pasien mengatakan dada Pasien sulit untuk bernafas Ketidakefektifan

Page 15: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

 

 

 

2

 

 

 

 

3.

pasien terasa sesak dan susah untuk menarik nafas dan sering batuk.

 

 

Pasien mengatakan sulit saat menarik napas, terasa nyeri pada dada saat bernapas

 

 

Pasien mengatakan sulit bernapas dan tidak mampu untuk membuang sekret

 

 

Terdapat suara ronchi Suhu :37,6ᴼC RR:40x/menit Nadi:120x/mnt TD:140/100mmHg Terdapat sputum,berwarna

kuning kehijauan   S : 37,6⁰ C RR : 40x/menit Nadi : 120x//menit TD : 140/100mmHg

 

 

Pasien tampak bingung dan gelisah

Pasien tampak lemah Nilai AGD tidak normal S : 37,6⁰ C RR : 40x/menit Nadi : 120x//menit TD : 140/100mmHg

jalan nafas

 

 

 

 

Perubahan pola napas berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara inspirasi

 

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan adanya gangguan suplai oksigen

 

ANALISA MASALAH

1. P : ketidakefaktifan jalan nafas

E : Ketidakefektif  jalan nafas b/d gangguan fungsi pernafasan.

S:  pasien mengatakan dada pasien terasa sesak dan susah untuk menarik nafas dan sering batuk, Pasien sulit untuk bernafas, terdapat suara ronchi, Suhu :37,6ᴼC, RR:40x/menit, Nadi:120x/mnt, TD:140/100mmHg, Terdapat sputum,berwarna kuning kehijauan.

 

1. 2.            P : perubahan pola nafas tak efektif

E : perubahan pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara inspirasi

S :   Pasien mengatakan sulit saat menarik napas, terasa nyeri pada dada saat bernapas,  S : 37,6⁰ C, RR : 40x/menit, Nadi : 120x//menit, TD : 140/100mmHg

1. 3.      P : kerusakan pertukaran gas

                 E : kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan terganggunya suplai oksigen

Page 16: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

S : Pasien mengatakan sulit bernapas dan tidak mampu untuk membuang secret, Pasien tampak bingung dan gelisah, pasien tampak lemah, nilai AGD tidak normal, S : 37,6⁰ C, RR : 40x/menit, Nadi : 120x//menit, TD : 140/100mmHg

 

2. DX KEPERAWATAN

- Ketidakefektifan Jalan Nafas b/d Gangguan Fungsi Pernafasan.

- Perubahan Pola Napas tak efektif  b/d penurunan oksigen dalam udara inspirasi

- Kerusakan Pertukaran Gas b/d terganggunya suplai oksigen.

 

3. INTERVENSI

Hari/tgl/jam dx Rencana tujuan Rencana tindakan Rasional1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.Ketidakefektifan jalan nafas b/d

gangguan fungsi pernafasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam,diharapkan ketidakefektifan jalan nafas klien teratasi dengan criteria hasil :

1. 1.      Klien tidak mengalami kesulitan dalam bernafas

2. 2.      Tidak adanya ronchi,mengi,krekel.

3. 3.      S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 – 20x/menit, N: 60 – 80x/menit, TD : 100 – 120mmHg / 60 – 80mmHg

4. 4.      Tidak terdapat sputum.

5. 5.      Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas.

6. 6.      Menunjukan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas,misalnya batuk efektif dan

- kaji TTV

 

- auskultasi bunyi nafas,mis:mengi,krekel

dan ronchi.

 

 

 

 

- atur posisi pasien

- ajarkan pasien batuk secara efektif

- ajarkan pasien nafas dalam

- dorong /pantau latihan nafas abdomen atau bibir.

 

 

- Kolaboratif dalam

- Mengetahui keadaan umum pasien

-memanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius,mis:penyebaran,krekels basah( bronchitis ) :bunyi nafas redup dgn ekspirasi mengi ( emfisema: atau tak adanya bunyi nafs ( asma berat).

- untuk mencegah aspirasi

 

- mencegah pasien tidak sesak

- memberikan suasana yang rilek

- Memberi pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispenia dan menurunkan jebakan udara.

- untuk mengurangi sesak pasien

 

- untuk mengetahui keadaan umum pasien

- ekspansi paru menurun pada area kolabs, defiasi trakea kea rah sisi yang sehat pada tension pneumotorax

Page 17: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perubahan pola napas berhubungan dengan penurunan oksigen dalam udara inspirasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kerusakan

mengeluarkan efektif dan mengeluarkan secret.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan perubahan pola napas pasien bisa teratasi dengan criteria hasil :

1. S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 – 20x/menit, N: 60 – 80x/menit, TD : 100 – 120mmHg / 60 – 80mmHg

 

2. klien mampu melakukan batuk efektif

3. irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan berada dalam batas normal

4. pada pemeriksaan rontgen dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan dan bunyi napas terdengar jelas

5. Nyeri dada pasien

pemberian obat aminofilin

 

- observasi TTV

 

 

- observasi pengembangan dada dan posisi trakea

 

 

- auskultasi bunyi napas

 

 

 

- atur posisi pasien

 

- ajarkan pasien batuk efektif

 

-ajarkan pasien napas dalam

- kolaborasi dalam pemberian analgesic

 

- observasi TTV pasien

 

-kaji frekuensi kedalaman pernapasan

- bunyi napas dapat menurun / tak ada pada area kolabs yang meliputi lobus, segmen paru atau seluruh area paru

 

- untuk mencegah aspirasi

 

-untuk mengurangi sesak

-memberi keadaan yang rileks

- untuk mengurangi nyeri pasien

 

- untuk mengetahui keadaan umum pasien

- berguna dalam evaluasi derajat disstres pernapasan dan / atau kronisnya proses penyakit

- untuk mencegah aspirasi

- untuk mengurangi sesak

- untuk mengencerkan sekret

 

- penurunan kadar O2 ( PO2 ) dan / atau saturasi dan peningkatan PCO2 menunjukkan kebutuhan untuk intervensi / perubahan program terapi

 

Page 18: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

 

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen

berkurang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kerusakan pertukaran gas pasien teratasi dengan criteria hasil :

1. S : 36⁰c – 37⁰cc, RR : 16 – 20x/menit, N: 60 – 80x/menit, TD : 100 – 120mmHg / 60 – 80mmHg

2. Penurunan dispnea

3.. tidak ada gejala disstres pernapasan

4. menunjukkan perbaikan ventilasi dan kadar oksigen jaringan adekuat dengan gas darah arteri dalam rentang normal

5. Nilai AGD pasien normal

 

 

 

 

-mengatur posisi pasien

- ajarkan pasien batuk efektif

- anjurkan pasien minum air hangat untuk mengeluarkan sekret

-kolaborasi dalam pemeriksaan AGD

 

 

Page 19: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

 

4. IMPLEMENTASI

Implementasi disesuaikan dengan intervensi.

 

5.EVALUASI

 

NO DX EVALUASI PARAF1. Keefektifan jalan nafas tak efektif  b/d

gangguan fungsi pernafasan dengan pasien mengatakan dada pasien terasa sesak,sulit saat menarik nafas,dan batuk.S: 37,6⁰C,N: 120x/mnt,TD:140/100mmHg,RR:40x/mnt

 

 

S: Pasien mengatakan dadanya sudah tidak merasa sesak lagi,dan batuk sudah sedikit berkurang.

O: pasien tampak tidak sulit bernafas,TD : 120/70mmHg,N: 80x/mnt,S: 36⁰C,RR: 20x/mnt,tidak tedengar ronchi,tidak terdapat sputum

A: Tujuan tercapai,Masalah teratasi

P: Pertahankan Kondisi pasien

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari pembahasan yang uraikan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah.

2. Sistem Pernapasan atau Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen (O2), pengeluaran karbondioksida (CO2) hingga penggunaan energi di dalam tubuh.  Sistem respirasi itu sendiri mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung    faring    laring    trakea    bronkus    paru-paru   alveolus     sel-sel melalui dinding kapiler darah.  

3. Organ-organ sistem pernapasan meliputi hidung, faring, laring, trakea,      Paru-paru atau pulmo yang terdiri dari bronkus, brokiolus dan alveolus.

4. Mekanisme Pernapasan meliputi Pernapasan dada atau costal breathing dan Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing yang melalui masing-masing dua fase yaitu fase inspirasi dan ekspirasi yang melibatkan pernapasan eksternal (luar) dan pernapasan internal (dalam).

5. Gangguan pada sistem pernapasan bisa disebabkan karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau keracunan gas-gas berbahaya.

 

B.     SARAN

Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.

 

 

Page 21: Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran fitri ereke

 

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J 2007. Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-10. Jakarta : EGC

Doenges,M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawata. Edisi 3. Jakarta : EGC

Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika