Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

54
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN “MALARIA” BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor- faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol. Malaria masih merupakan masalah penyakit endemik di wilayah Indonesia Timur khususnya NusaTenggara Barat. Salah satu masalah yang dihadapi adalah kesulitan mendiagnosis secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil evaluasi Program Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan pada pemeriksaan mikroskopis malaria, yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan Mataram, dari 19 laboratorium di NTB yang mengevaluasi menggunakan preparat positif malaria, hanya 79% peteknik laboratorium yang dapat membaca preparat dengan benar. Kepentingan untuk mendapatkan diagnosis yang cepat pada penderita yang diduga menderita malaria merupakan tantangan untuk mendapatkan uji/metode laboratorik yang tepat, cepat, sensitif, mudah dilakukan, serta ekonomis. Peranan keendemikan (endemisitas) malaria, migrasi penduduk yang cepat, serta berpindah-pindah (traveling) dari daerah endemis, secara tidak langsung mempengaruhi masalah diagnostik laboratorik maupun terapi malaria. Perubahan gambaran morfologi parasit malaria, serta variasi galur (strain), yang kemungkinan disebabkan oleh pemakaian obat antimalaria secara tidak tepat (irasional), membuat masalah semakin sulit terpecahkan bila hanya mengandalkan teknik diagnosis mikroskopis. Ditambah lagi rendahnya mutu mikroskop dan pereaksi (reagen) serta kurang terlatihnya tenaga pemeriksa, menimbulkan kendala dalam memeriksa parasit malaria secara mikroskopis yang selama ini merupakan standar emas (gold standard) pemeriksaan laboratoris malaria.

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN “MALARIA”

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini

sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk

untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan

menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan,

suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor

lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria

adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat

rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat

berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan

musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.

Malaria masih merupakan masalah penyakit endemik di wilayah Indonesia

Timur khususnya NusaTenggara Barat. Salah satu masalah yang dihadapi adalah

kesulitan mendiagnosis secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil evaluasi Program

Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan pada pemeriksaan

mikroskopis malaria, yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan Mataram,

dari 19 laboratorium di NTB yang mengevaluasi menggunakan preparat positif

malaria, hanya 79% peteknik laboratorium yang dapat membaca preparat dengan

benar. Kepentingan untuk mendapatkan diagnosis yang cepat pada penderita yang

diduga menderita malaria merupakan tantangan untuk mendapatkan uji/metode

laboratorik yang tepat, cepat, sensitif, mudah dilakukan, serta ekonomis.

Peranan keendemikan (endemisitas) malaria, migrasi penduduk yang cepat,

serta berpindah-pindah (traveling) dari daerah endemis, secara tidak langsung

mempengaruhi masalah diagnostik laboratorik maupun terapi malaria. Perubahan

gambaran morfologi parasit malaria, serta variasi galur (strain), yang kemungkinan

disebabkan oleh pemakaian obat antimalaria secara tidak tepat (irasional),

membuat masalah semakin sulit terpecahkan bila hanya mengandalkan teknik

diagnosis mikroskopis.

Ditambah lagi rendahnya mutu mikroskop dan pereaksi (reagen) serta kurang

terlatihnya tenaga pemeriksa, menimbulkan kendala dalam memeriksa parasit

malaria secara mikroskopis yang selama ini merupakan standar emas (gold

standard) pemeriksaan laboratoris malaria.

Penelitian terbaru telah mengembangkan metode diagnostik yang dapat

diperbandingkan dengan metode yang lazim (konvensional). WHO bersama para

ilmuwan, ahli laboratorik, serta peklinik mengembangkan alat uji diagnostik cepat

(Rapid Diagnostic Test/RDTs) yang mudah dilakukan, tepat, sensitif, dan sesuai

biaya (cost-effective).

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Sebagian besar RDTs malaria menggunakan asas imunokromatografi yang

menggunakan antibodi monoklonal yaitu HRP-2 (Histidine Rich Protein)

untuk Plasmodium falciparum dan pLDH (parasite Lactate Dehydrogenase) untuk

mengetahui Plasmodium vivax sebagai indikator infeksi.

Ada beberapa antigen malaria yang dapat digunakan sebagai sasaran (target)

pemeriksaan ini, yaitu: HRP-2, pLDH, dan Plasmodium aldolase. HRP-2 adalah

protein larut air yang dihasilkan pada tahap aseksual dan gametositPlasmodium

falciparum dan dikeluartekankan (diekspresikan) di membran sel eritrosit. HRP-

2 banyak dihasilkan oleh Plasmodium falciparum, sehingga merupakan sasaran

(target) antigen utama dalam membuat uji diagnostik cepat malaria. pLDH adalah

enzim glikolitik di Plasmodium sp, yang dihasilkan pada tahap seksual dan aseksual

parasit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji diagnostik metode

imunokromatografi diperbandingkan dengan pemeriksaan laboratorik mikroskopis

malaria. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan sumbangan

serta masukan bagi perkembangan teknologi diagnostik laboratoris malaria.

B.     Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan pada anak

dengan malaria.

2. Tujuan Khusus

a.       Agar mahasiswa mampu melakukan tindakan pengkajian pada kliendengan

malaria.

b.      Agar mahasiswa mampu melakukan intervensi dan implementasi pada klien

dengan malaria.

c.       Agar mahasiswa mampu melakukan tindakan evaluasi pada klien dengan malaria.

C.      Manfaat

Manfaat yang diharapkan oleh penulis pada anak dengan malaria adalah sebagai berikut :

1.       Untuk masyarakat : sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan kesehatan2.       Untuk Mahasiswa : di harapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembanding

tugas serupa.3.       Untuk Insatansi : agar tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal4.       Untuk tenaga kesehatan : makalh ini bisa di jadikan bahan acuan untuk melakuakan tindakan

asuhan keperawatan pada kasus yang serupa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Dasar Teori1.      Pengertian/Definisi

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem hematologi melalui vektor nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium.(Arif Muttaqin, dkk, 2011)

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. (Ilmu Penyakit Dalam, 2009)

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. (www.depkes.go.id)

Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain, 1999).

2.      EtiologiMalaria paling sering di sebabkan oleh gigitan nyamuk spesiesAnopheles betina yang

terinfeksi dengan spesies dari protozoa genus plasmodium. Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan pengaruh ceddera terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai berikut.

a.      Plasmodium Falcifarumb.      Plasmodium Vivaxc.       Plasmodium Ovaled.      Plasmodium Malariaee.       Plasmodium Knowlesi

Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di identifikasi di Asia tenggara sebagai patogen bermakna secara klinis pada amanusia (Cox-Singh, 2008) (Arif Muttaqin, dkk, 2011).

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Gambar 2.1 nyamuk spesies Anopheles betina

3.      Jenis-jenis Malaria           Sesuai dengan penyebab malaria di bedakan berdasarkan jenis plasmodiumnya. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)

JENIS MALARIA

Jenis Penyebab Klinis

Malaria Tropika

Plasmodium Falcifarum

Malaria tropika adalah jenis malaria yang paling berat, di tandai dengan panas yang iriguler, anemia, splenomogali, parasitemia, dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria ini menyerang semua bentuk eritrosit. Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi plasmodium falcifarum sering sekali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dan infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Murphy, 1996)

Malaria Kwartana

Plasmodium malariae

Plasmodium malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan plasmodium vivak, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/lebih biru.tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampia hitam dan terkadang mengumpul sampai terbentuk pita. Skizon plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/rosate. Bentuk gametosit sangat mirip dengan plasmodium vivax tetapi

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

lebih kecil. (Cunha, 2008)Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain adalah nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan melaise umum. Komplikasi jarang terjadi, namun dapat terjadi seperti sindrome nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi (Dorsey, 2000)

Malaria Ovale

Plasmodium Ovale

Malaria tersiana (plasmodium Ovale) bentuknya mirip plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoid dengan masa pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi plasmodium ovale dimana biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua bentuk malaria yang di sebabkan oleh plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walaupun priode laten sampai 4 tahun. Serangan proksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi dan terjadi pada amalam hari ( Busch, 2003)

Malaria Tersiana

Plasmodium Vivax

Malaria tersiana (plasmodium vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit noramal, bentuknya mirip dengan plasmodium falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoid vivax berubah menjadi amoeboid. Terjadi atas 12-24 merozoid ovale dan pigment kuning tengguli. Gametosit berbentuk aval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksternis, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam 72 jam (karmona, 2009).

4.      Proses Kehidupan Plasmodium                        Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses kehidupan yang meliputi:

a.       Metabolisme (pertukaran zat).                        Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari haemoglobin sel darah merah. Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.

b.      Pertumbuhan.                        Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda.

c.       Pergerakan.                        Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-kepingan sitoplasma. Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).

d.      Berkembang biak.                        Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru.

5.      Karakteristik NyamukMenurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk

betina Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor malaria.

Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada yang di air tawar, air payau dan ada pula yang bersarang pada genangan air pada cabang-cabang pohon yang besar (Slamet, 2002, hal 103). Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut :

a.       Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendahb.      Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh hari

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

c.       Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia (menghisap darah)

d.      Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 kme.       Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut 48 derajatf.       Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .g.      Lebih senang hidup di daerah rawa6.      Faktor Host Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Malariaa.       Umur

Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi parasit malaria, terutama pada anak dengan gizi buruk (Rampengan T.H., 2000). Infeksi akan berlangsung lebih hebat  pada usia muda atau sangat muda karena belum matangnya system imun pada usia muda sedangkan pada usia tua disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh misalnya oleh karena penyakit penyerta seperti Diabetes Melitus (Weir D.M., 1987). Perbedaan angka kesakitan malaria pada berbagai golongan umur selain dipengaruhi oleh faktor kekebalan juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan , pendidikan dan migrasi penduduk (Departemen Kesehatan RI,2000).

b.      Jenis kelaminPerbedaan angka kesakitan malaria pada anak laki-laki dan perempuan dipengaruhi

oleh faktor pekerjaan, migrasi penduduk dan lain-lain (Departemen Kesehatan., RI 1991).c.       Riwayat malaria sebelumnya

Orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya akan terbentuk imunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria. Contohnya penduduk asli daerah endemik akan lebih tahan dibandingkan dengan transmigran yang dating dari daerah non endemis (Dachlan Y.P., 1986 : Smith, 1995 : Maitland, 1997)

d.      RasBeberapa ras manusia atau kelompok penduduk mempunyai kekebalan alamiah

terhadap malaria, misalnya “siekle cell anemia” merupakan kelainan yang timbul karena penggantian asam amino glutamat pada posisi 57 rantai hemoglobin. Bentuk heterozigot dapat mencegah timbulnya malaria berat, tetapi tidak melindungi dari infeksi. Mekanisme perlindungannya belum jelas, diduga karena eritrosit Hb S (sickle cell train0 yang terinfeksi parasit lebih mudah rusak di system retikuloendothelial, dan/atau karena penghambatan pertumbuhan parasit akibat tekanan O2 intraeritrosit rendah serta perubahan kadar kalium intra sel yang akan mengganggu pertumbuhan parasit atau karena adanya akulasi bentuk heme tertentu yang toksik bagi parasit (Nugroho A., 2000). Selain itu penderita ovalositosis (kelainan morfologi eritrosit berbentuk oval) di Indonesia banyak terdapat di Indonesia bagian timur dan sedikit di Indonesia bagian barat. Prevalensi ovalosis mulai dari 0,25 % (suku Jawa) sampai 23,7 % suku Roti (Setyaningrum, 1999).

e.       KebiasaanKebiasaan sangat berpengaruh terhadap penyebaran malaria. Misalnya kebiasaan tidak

menggunakan kelambu saaat tidur dan senang berada diluar rumah pada malam hari. Seperti

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

pada penelitian di Mimiki Timur, Irian Jaya ditemukan bahwa kebiasaan penduduk menggunakan kelambu masih rendah (Suhardja, 1997)

f.       Status giziStatus gizi ternyata berinteraksi secara sinergis dengan daya tahan tubuh. Makin baik

status gizi seseorang, makin tidak mudah orang tersebut terkena penyakit . Dan sebaliknya makin rendah status gizi seseorang makin mudah orang tersebut terkena penyakit (Nursanyoto, 1992).

Pada banyak penyakit menular terutama yang dibarengi dengan dengan demam, terjadi banyak kehilangan nitrogen tubuh. Nitorgen tubuh diperoleh dari perombakan protein tubuh. Agar seseorang pulih pada keadaan kesehatan yang normal, diperlukan peningkatan dalam protein makanan. Penting diperhatikan pula bahwa fungsi dari dari semua pertahanan tubuh membutuhkan kapasitas sel-sel tubuh untuk membentuk protein baru. Inilah sebabnya maka setiap defesiensi atau ketidak seimbangan zat makanan yang mempengaruhi setiap system protein dapat pula menyebabkan gangguan fungsi beberapa mekanisme pertahanan tubuih sehingga pada umumnya melemahkan resistensi host. Malnutrisi selalu menyebabkan peningkatan insiden penyakit-penyakit infeksi dan terhadap penyakit yang sudah ada dapat meningkatkan keparahannya (Maria, 1992).

g.      Sosial ekonomiFaktor social ekonomi sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

mencukupi kebutuhan dasarnya seperti : sandang, pangan dan papan. Semakin tinggi sosisla ekonomi seseorang semakin mudah pula seseorang mencukupi segala kebutuhan hidupnya  termasuk di dalamnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, makanan yang bergizi serta tempat tinggal yang layak dan lain-lain . Menurut Biro Pusat Statistik, semakain tinggi status social ekonomi seseorang maka pengeluaran cenderung bergeser dari bahan makanan ke bahan non makanan. Jadi faktor social ekonomi seperti kemiskinan, harga barang yang tinggi, pendapatan keluarga rendah, dan produksi makanan rendah merupakan resiko untuk terjangkitnya malaria (Wirjatmadi B., 1985).

h.      ImmunitasImmunitas ini merupakan suatu pertahanan tubuh. Masyarakat yang tinggal di daerah

endemis malaria biasanya mempunyai imunitas yang alami sehingga mempunyai pertahanan alam terhadap infeksi malaria.

7.      PatofisiologiPasien malaria biasanya memperoleh infeksi di daerah endemik melalui gigitan

nyamuk. Vektor, spesies nyamuk Anopheles, melewati plasmodia, yang terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah

Hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu dengan kekebalan dapat secara spontan menghapus parasit. Pada mereka yang tidak memiliki kekebalan, parasit, memperluas infeksi. Sejumlah kecil parasit menjadi gametocytes, yang mengalami reproduks, seksual ketika diisap oleh nyamuk. Hal ini dapat berkembang menjadi infeksi sporozoites. yang terus berkembang menjadi siklus transmisi baru setelah menggigit ke dalam host baru. Secara garis besar semua jenis plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia dan sebagian di tubuh nyamuk.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Kondisi masuknya sporozit ke dalam tubuh manusia, maka akan terjadi siklus malaria yang terdiri atas siklus eksoeritrosit, siklus eritrosit, dan siklus sporogonik (CDC, 2009).

a.       Siklus eksoeritrosit.Siklus ini terjadi di dalam tubuh manusia dan terjadi di dalam hati. Penularan terjadi

bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya memasukkan sporozoit ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim pada sel hepatosit di parenkim hati. Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9 hari skizon menjadi dewasa dan pecah dengan melepaskan beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau diam di hati. Dalam waktu 48-72 jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang dilepaskan dapat memasuki siklus dimulai kembali.

b.      Siklus eritrosit.Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk

tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizonmerozoit. Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.

c.       Siklus sporogonik.Siklus ini terjadi di dalam tubuh nyamuk (sporogoni). Setelah beberapa siklus,

sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk-bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak akan berkembang lalu mati bila tidak diisap olehAnopheles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigot, yang kemudian melakukan penetrasi pada dinding lambung dan berkembang menjadi okista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil akan memasuki kelenjar ludah nyamuk.

Di dalam vaskular, protozoa bereplikasi di dalam sel dan menginduksi sitolisis sel darah merah menyebabkan pelepasan produk metabolik toksik ke dalam aliran darah dan memberikan gejala, seperti menggigil, sakit kepala, mialgia, dan malaise. Kondisi ini terjadi dalam siklus eritrosit. Parasit juga dapat menyebabkan ikterus dan anemia. Plasmodium. falciparum merupakan jenis yang paling berbahaya dari lima spesies plasmodium karena dapat menyebabkan gagal ginjal, koma, dan kematian. Kematian akibat malaria dapat dicegah. jika perawatan yang tepat dicari dan diimplementasikan.

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat menghasilkan bentuk yang tidak aktif tetapi masih tetap ada dalam hati orang yang terinfeksi dan muncul di lain waktu.

Parasit memperoleh energi mereka semata-mata dari glukosa dan mereka mencernanya 70 kali lebih cepat dari sel darah merah yang mereka tempati sehingga menyebabkan insufisiensi insulin (Gambar 2.2) yang akan memberikan manifestasi penurunan intake glukosa jaringan. Kondisi ini akan memberikan dampak terhadap hipoglikemia intrasel dan ekstrasel.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Hipoglikemia intrasel akan dilanjutkan dengan respons peningkatan glukogenesis dan glukoneogenesis yang memberikan manifestasi pemecahan lemak dan perubahan sintesis protein. Peningkatan pemecahan lemak akan meningkatkan produksi keton yang juga akan meningkatkan risiko terjadinya ketoasidosis diabetikum. Perubahan sintesis protein akan meningkatkan risiko kaheksia, letargi, dan terjadi penurunan gama globulin yang juga meningkatkan risiko infeksi akibat kerusakan jaringan kulit.

Pada hipoglikemi ekstrasel akan memberikan manifestasi peningkatan osmotik plasma dan peningkatan pengeluaran glukosa oleh ginjal. Pada kondisi peningkatan osmotik plasma akan terjadi dehidrasi sel yang berlanjut pada koma hiperglikemi. Respons dari peningkatan pengeluaran glukosa oleh ginjal akan menyebabkan diuresis osmotik dengan manifestasi poliuri, polidipsi, hipokalemi, dan hiponatremi.

Plasmodia juga menyebabkan lisis dari sel darah merah (baik yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi), penekanan proses hematopoiesis, dan peningkatan pembersihan sel darah merah oleh limpa yang menyebabkan kondisi anemia serta splenomegali. Seiring waktu, malaria dan infeksi juga dapat menyebabkan trombositopenia.

Kondisi malaria akan memberikan berbagai masalah keperawatan yang muncul pada pasien (Gambar 2.3) dan memberikan implikasi pada asuhan keperawatan. Masalah keperawatan yang muncul berhubungan dengan pelepasan produk metabolik toksik ke dalam aliran darah yang memberikan berbagai manifestasi pada respons sistemik, respons intestinal, respons sistem saraf pusat, respons kardiorespirasi, dan muskuloskeletal.

8.      Pathway

9.      KomplikasiKomplikasi yang lazim terjadi pada malaria terutama yang disebabkan

oleh Plasmodium falcifarum adalah sebagai berikut.a.       Koma (malaria serebral).

Koma pada malaria meliputi kondisi penurunan kesadaran, perubahan status mental, dan kejang. Kondisi koma malaria merupakan kondisi paling umum yang menyebabkan kematian pada pasien dengan penyakit malaria. Jika tidak diobati, komplikasi ini sangat mematikan. Gejala malaria serebral mirip dengan ensefalopati toksik.

b.      Kejang (sekunder baik untuk hipoglikemia atau serebral malaria).c.       Gagal ginjal akut.

Sebanyak 30% dari orang dewasa yang terinfeksi denganPlasmodium falciparum menderita gagal ginjal akut (Hanson, 2009).

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

d.      Hipoglikemia.e.       Hemoglobinuria (blackwater fever).

Kondisi hemoglobinuria ditandai dengan urine sangat gelap yang merupakan manifestasi dari hemolisis, hemoglobinemia yang berlanjut pada hemoglobinuria dan hemozoinuria.

f.       ARDS, edema paru nonkardiogenik.Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita hamil dan menyebabkan kematian pada

80% pasien (Perez-Jorge, 2009). •g.      Anemia.h.      Pendarahan (koagulopati).10.  Manifestasi Klinisa.       Plasmodium vivax ( malaria tertiana )1)      Meriang2)      Panas dingin menggigil/ demam ( 8 sampai 12 jam, dapat terjadi dua hari sekali setelah

gejala pertama terjadi dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi)3)      Keringat dingin4)      Kejang-kejang5)      Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi.b.      Plasmodium falcifarum ( malaria tropika )1)      Meriang2)      Panas dingin menggigil/ demam ( lebih dari 12 jam, dapat terjadi dua hari sekali setelah

gejala pertama terjadi dapat terjadi selama 2 miggu setelah infeksi)3)      Keringat dingin4)      Kejang-kejang5)      Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi.c.       Plasmodium malariae ( malaria kuartana )1)      Meriang2)      Panas dingin menggigil/ demam ( gejala pertama tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari

setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari )3)      Keringat dingin4)      Kejang-kejang5)      Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendid.      Plasmodium ovale ( jarang ditemukan ).

Dimana manifestasi klinisnya mirip malaria tertiana :1)      Meriang2)      Panas dingin menggigil/ demam ( 8 sampai 12 jam, dapat terjadi dua hari sekali setelah

gejala pertama terjadi dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi)3)      Keringat dingin4)      Kejang-kejang5)      Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi.11.  Pemeriksaan diagnostika.      Pemeriksaan mikroskopis malaria

               Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya parasit

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

(plasmodium) di dalam penderita. Uji imunoserologis yang dirancang dengan bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan.               Diagnosis definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu hari.               Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).

1)      Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.

2)      Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro liter untuk sedian tipis.

3)      Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium yang tepat.4)      Identifikasi spesies plasmodium5)      Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies plasmodium dan selanjutnya

digunakan sebagai dasar pemilihan obat.b.      QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)

               Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.

c.       Pemeriksaan imunoserologis               Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay.

d.      Pemeriksan Biomolekuler               Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/ plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA.

12.  Penatalaksanaan           Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut :

a.       Malaria Tersiana/ Kuartana                        Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)

b.      Malaria Ovale                        Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).

c.       Malaria Falcifarum                        Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan1.      Pengkajiana)    Anamnesa

Keluhan utama pada pasien malaria bervariasi sesuai dengan siklus yang terjadi di dalam tubuh pasien. Pada pengkajian, perawat mungkin mendapatkan keluhan utama demam. Serangan klasik demam tiba-tiba dimulai dengan periode menggigil yang berlangsung selama sekitar 1-2 jam dan diikuti dengan demam tinggi. Setelah itu akan terjadi penurunan suhu tubuh secara berlebihan disertai diaforesis dan suhu tubuh pasien turun menjadi normal atau di bawah normal. Menurut Dorsey (2000) terdapat trias klasik malaria yang terbagi dalam 3 periode. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)

Trias Klasik Malaria (Malaria Proxysm)

Fase Klinis

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Fase dingin Pada fase ini pasien terlihat menggigil dan kedinginan, pasien sering membungkus diri dengan selimut dan pada saat menggigil disertai badan bergetar, pucat sampai sianosis. Fase ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur

Fase hipertermi Perubahan integumen dengan muka menjadi merah, kulit ppanas dan kering. Perubahan TTV dengan nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai 400C atau lebih, respirasi meningkat. Perubahan sistemik dengan adanya nyeri kepala, mual-muntah, gejala syok (takanan darah menurun), penurunan tingkat kesadaran menjadi delirium dan kejang. Fase ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jamatau lebih, di ikuti dengan keadaan berkeringat.

Fase diaforesis Pasien berkeringat mulai dari kening, di ikuti seluruh tubuh, sampai basah sampai seluruh tubuh, temperatur turun, pasien kemudian keletihan dan kemudian tertidur. Bila pasien bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan aktivitas rutin seperti biasa.

(Dimodifikasi dari Dorsey G, Gandhi M, Oyugi JH, Rosenthai PJ., 2000)

Keluhan klinis sistemik secara umum yang mengikuti, meliputi batuk, cepat letih, malaise, nyeri otot (mialgia), nyeri sendi (artralgia), dan peningkatan produksi keringat (setiap 48 atau 72 jam, tergantung pada spesies). Keluhan sistemik lainnya bisa didapatkan adanya anoreksia dan letargi, mual dan muntah, sakit kepala, serta ikterus mungkin didapatkan pada beberapa kasus.

Pada riwayat kesehatan, pengkajian awal yang penting bagi perawat untuk ditanyakan adalah apakah pasien pernah pergi atau diam di tempat endemik malaria. Kebanyakan pasien tinggal di atau baru saja bepergian ke daerah endemik, namun beberapa kasus dilaporkan setiap tahun di mana pasien tidak memiliki riwayat perjalanan tersebut (misalnya kendaraan daran atau air yang pernah singgah atau melewati daerah endemik).

Pengkajian lainnya adalah untuk menentukan status kekebalan pasien, seperti umur, alergi, kondisi-kondisi medis lainnya, obat lain, dan status kehamilan.

Pengkajian psikososial terutama ditujukan dalam penurunan kecemasan dan pemenuhan informasi.

b)   Pemeriksaan FisikSecara umum pasien terlihat sangat sakit, terdapat perubahan status kesadaran yang

semakin menurun sesuai dengan tingkat keaktifan kuman dalam tubuh. TTV biasanya mengalami perubahan seperti takikardia, hipertermi, peningkatan frekuensi napas, dan penurunan tekanan darah.

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Bl      : Fungsi pernapasan biasanya tidak ada masalah, tetapi pada malaria falcifarum dengan komplikasi akan didapatkan adanya perubahan takipnu dengan penurunan kedalaman pernapasan, serta napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

B2     : Pada fase demam akan didapatkan takikardia, tekanan darah menurun, kulit hangat, dan diuresis (diaforesis) karena vasodilatasi. Pucat dan lembap berhubungan dengan adanya anemia, hipovolemia, dan penurunan aliran darah. Pada pasien malaria dengan komplikasi berat sering didapatkan adanya tanda-tanda syok hipovolemik dan tanda DIC.

B3     : Sistem neuromotorik biasanya tidak ada masalah. Pada beberapa kasus pasien terkihat gelisah dan ketakutan. Pada kondisi yang lebih berat akan didapatkan adanya perubahan tingkat kesadaran dengan manifestasi disorientasi, delirium, bahkan koma. Padabeberapa kasus pasien dengan adanya perubahan elektrolit sering didapatkan adanya kejang.

B4     : Sistem perkemihan biasanya tidak masalah, tetapi pada saat fase demam didapatkan adanya penurunan produksi urine, sedangkan pada fase lanjut didapatka adanya poliuri sekunder dari perubahan glukosa darah.

B5     : Pada inspeksi didapatkan gangguan pencernaan, seperti mual dan muntah, diare atau konstipasi. Pada auskultasi didapatkan penurunan bising usus. Pada perkusi didapatkan adanya timfani abdomen. Pada palpasi abdomen sangat sering didapatkan acaura splenomegali.

B6     : Pada pengkajian integumen didapatkan adanya tanda-tanda anemia dan ikterus. Pada pemeriksaan muskuloskeletal didapatkan adanya keletihan dan kelemahan fisik umum, malaise, dan penurunan kekuatan otot.

c)    Pemeriksaan Diagnostik1)   Pemeriksaan imunoserologis.

                        Pemeriksaan  imunoserologis  didesain  baik  untuk mendeteksi  antibody spesifik terhadap parasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium. Teknik ini terus dikembangkan terutama menggunakan radioimmunoassay dan enzim immunoassay.

2)   Pemeriksan Biomolekuler.                        Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/plasmodium dalam darah penderita malaria. Tes ini menggunakan DNA lengkap, yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA.

d)   Penatalaksanaan MedisIntervensi medis disesuaikan dengan kondisi klinis pada pasien malaria. Tujuan pemberian terapi, meliputi hal-hal sebagai berikut.

1)   Intervensi darurat.         Rehidrasi dengan pemberian IVFD.         Tranfusi RBC (red blood cells)         Mengatasi hiponatremi dan hipokalemi.         Monitor dan mengobati hipoglikemia.         Monitor kasus malaria dengan penurunan daya tahan tubuh (pada anak-anak, kehamilan,

imunodefisiensi).         Perawatan di ruang intensif (koagulopati atau kegagalan organ akhir, malaria serebral,

penurunan kesadaran, kejang berulang, koma).

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

2)   Terapi malaria.         Malaria Tersiana/Kuartana.

Biasanya ditanggulangi dengan kloroquin, namun jika pasien resisten perlu ditambahkan mefloquin dosis tunggal 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg/hari selama 14 hari).

         Malaria Ovale. .    •Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari) atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/kg dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet) yang biasanya dikombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).

         Malaria falcifarum.Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/hari selama 7 hari.

e)    Analisa Data

Symtom Etiologi Masalah

Ds :       Klien biasanya

mengeluh badannya panas

       Orangtua Klien biasanya mengatakan panasnya kurang lebih 2-4 hari dirumah

       Klien biasanya susah tidur

Do :       Keadan umum : lemah       Wajah pasien

biasanya kemerahandan suhu tubuhnya 39,50C

       Nadi : 98 x / menit       Pernapasan : 28 X

/menit

Pelepasan produksi metabolik toksik

kedalam aliran darah↓

Respon inflamasi sistemik

↓Hipertermi

Hipertermi

Ds :       Klien

biasanyamengeluh pusing.Do :

       Klien akan terlihat sesak dan pucat

       Suhu 39,5-400C

Anemia hipovolemi↓

Penurunan aliran darah dan penurunan

imunitas↓

Penurunan perfusi jaringan

Penurunan perfusi jaringan

Ds : Anemia hipovolemi Resiko tinggi

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Klien biasanya mengeluh nyeri kepala dan mual.Do :

       Klien akan terlihat gelisah

       Suhu 39,5-400C       Klien biasanya terlihat

lemas dan keringat dingin

↓Penurunan aliran

darah dan penurunan imunitas

↓Resiko tinggi

gangguan elektrolit

gangguan elektrolit

Ds :       Klien biasanya

mengatakan tidak ada nafsu buat makanDo :

       Klien akan terlihat kurus dan lemas.

       Porsi makanan yang disediakan, biasanya hanya ¼ porsi yang dihabiskan

       Berat badan pasien biasanya menurun dari sebelumnya.

Respon intestinal↓

Mual, muntah, anoreksia dan

penurunan motilitas↓intake nutrisi tidak adekuat konstipasi

↓Nutrisi kurang

darikebutuhan tubuh

Nutrisi kurang darikebutuhan

tubuh

Ds :       Klien biasanya

mengeluh badannya panas

Do :       Biasanya leukosit dalam

batas tidak normal       Suhu badan : 39,50C       Nadi : 98 x/menit       Pernapasan : 28

X/menit       Kulit biasanya tanpak

kotor

Anemia hipovolemi↓

Penurunan aliran darah dan penurunan

imunitas↓

Resiko infeksi

Resiko infeksi

Ds :       Klien biasanya

mengeluh nyeri pada seluruh badan

       Klien biasanya mengatakan badanya terasa lemas

Resiko inflamasi sitemik

↓Mialgia dan

Artralgia↓

Nyeri

Nyeri

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Do :       Klien akan terlihat

gelisah       Tidur kurang dari 6

jam       Sering terjaga

Ds :       Orang tua biasanya

bertanya – tanya tentang penyakit anaknya.

       Orang tua akan mengatakan khawatir tentang penyakit anaknya.Do :

       Klien akan terlihat cemas atau ketakutan

       Klien akan tampak gelisah.

       Orang tua biasanya tampak gelisah.

Invasi kuman ke hepatosit

↓Malaria

↓Respon psikososial

↓Cemas

Cemas

2.      Diagnosa Keperawatana)      Hipertermia b/d  peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada

hipotalamus.b)      Perubahan perfusi jaringan b/d anemia, penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk

pengiriman oksigen dan nutrien dalam tubuh.c)      Aktual/resiko tinggi gangguan elektrolit (hiponatremi, hipokalemi) b/d diuresis osmotik,

diaforesisd)     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan yang tidak adekuat,

anoreksia, mual/muntah.e)      Resiko tinggi infeksi b/d penurunan sistem kekebalan tubuhf)       Nyeri dan ketidaknyamanan b/d resfon inflamasi sistemik, mialgia, artralgia, diaforesis.g)      Kecemasan b/d kondisi sakit, prognosis penyakit malaria falciparumh)      Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d

kurangnya pemajanan, kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.3.      Rencana Keperawatan

Hipertermia b/d  peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam terjadi penurunan suhu tubuhKriteria Hasil :

1.      Klien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang di

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

berikan2.      Klien mampu termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah

di berikan

Intervensi Rasional

Evaluasi TTV pada setiap pergantian sif atau setiap ada keluhan dari klien

Sebagai pengawasan terhadap adanya perubahan keadaan umum klien sehingga dapat di lakukan penanganan dan perawatan secara cepat dan tepat

Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang cara menurunkan suhu tubuh

Sebagai data dasar untuk memberikan intervensi selanjutnya.

Lakuakan tirah bafring total Penurunan aktivitas akan menurunkan laju metabolisme yang tinggi pada fase akut, dengan demikian akan membantu menurunkan suhu tubuh

Beri kompres dengan hangat pada daerah aksila, lipat paha dan temporal bila terjadi panas

Dapat membentu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol mungkin dapat menyebabkan kedinginan dan menggigil. Selain itu, alkohol dapat mengeringkan kulit.

Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat seperti katun.

Pengeluaran suhu tubuh seecara evaporasii berkisar 22% dari pengeluaran suhu tubuh. Pakaian yang mudah menyerap keringan sangat efektif meningkatkan efek dari evaporasi.

Anjurkan keluarga untuk melakukan masase pada ekstermitas.

Masase di lakukan untuk meningkatkan aliran darah ke perifer dan terjadi vasodilatasi perifer yang akan meningkatkan efek evaporasi. Penggunaan cairan penghangat seperti minyak kayu putih dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas intervensi masase.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik.

Antipiretik bertujuan untuk memblok respons panas sehingga suhu tubuh klien dapat lebih cepat menurun.

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Perubahan perfusi jaringan b/d anemia, penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrien dalam tubuh.

Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam terjadi penurunan tingkat kesadaran dan dapat mempertahankan Cardiac Output secara adekuat guna meningklatkan perfusi jaringan.Kriteria Hasil :

1.      Klien tidak mengeluh pusing2.      TTV dalam batas normal, tidak terjadi sesak, mual dan muntahtanda

diaforesis dan pucat/sianosis hilang, akral hangat, kulit segar, produksi urine >30 ml/jam, respon verbal baik, EKG Normal.

Intervensi Rasional

Kaji status mental klien secara teratur.

Mengetahui derajat hipoksia pada otak.

Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.

Menurunkan kerja miokard dan konsumsi oksigen, memaksimalkan efektivitas dari perfusi jaringan.

Panatau terhadap kecendrungan tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi, dan perubahan pada tekanan nadi.

Hipotensi akan berkembangbersamaan dengan kuman yang menyerang darah.

Perhatikan kualitas dan kekuatan dari denyut perifer.

Pada awalnya nadi cepat dan kuat karena peningkatan curah jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus menerus, penurunan curah jantung dan vasokontriksi perifer.

Observasi perubahan sensori dan tingkat kesadran pasien yang menunjukkan penurunan perfusi otak (gelisah, Confuse/bingung, apatis, samnolen).

Bukti aktual terhadap penurunan aliran darah ke jaringan serebral adalah adanya perubahan respons sensori dan penurunan tingkat kesadaran pada fase akut. Adanya kegagalan harus di lakuakan monitoring yang ketat.

Kurangi aktivitas yang merangsang timbulnya respons valsava / aktivitas.

Respons valsava akan meningkatkan beban jantung sehingga akan menurunkan curah jantung ke otak.

Catat adnya keluhan pusing Keluhan pusing merupakan manifestasi penurunan suplai darah ke jaringan otak.

Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian

Jalur yang paten penting untuk pemenuhan lisis darah sebagai

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

transfusi darah PRC (packed red cells).

intervensi kedaruratan.

Aktual/resiko tinggi gangguan elektrolit (hiponatremi, hipokalemi) b/d diuresis osmotik, diaforesis

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam tidak terjadi hiponatremi atau kondisi hiponatremi dan hipokalemi dapat teratasi.Kriteria Hasil :

1.      Klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh nyeri kepal, mual dan muntah, GCS : 4, 5, 6.

2.      TTV dalam batas normal.3.      Klien tidak mengalami defisit neurologis.

Intervensi Rasional

Kaji faktor penyebab dari situasi atau keadaan individu dan faktor-faktor yang dapat menurunkan osmolalitas serum.

Kehilangan natrium yang mengakibatkandefletional hyponatremia dapat disebabkan oleh mekanisme ginjal dan nonginjal. Kehilangn garam melalui nonginjal terjadi pada kehilangan volume cairan seperti pada muntah, diare, atau diaforesis yang berlebihan.

Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan.

Panas merupakan refleks dari hipotalamus. Peningkatan kebutuhan metabolisme dan oksigen akan menunjang peningkatan TIK/ICP(Intracranial Pressure).

Bantu pasien untuk membatasi muntah dan batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apbila bergerak atau berbalik di tempat tidur.

Aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan intrkarnial dan intraabdominal. Mengeluarkan nafas sewaktu bergerak atau mengubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava.

Perttahankan kepala/leher pada posisi yang netral, usahakan dengan sedikit bantal. Hindari penggunaan bantal yang tinggi pada kepala.

Perubahan kepala pada satu sisi dapat menimbulakan penekanan pada vena jugularis dan menghambat aliran darah otak sehingga dapat meningkatkan tekanan intrakarnial.

Bantu pasien jika batuk atau muntah.

Aktivitas ini dapat meningkatkan intratoraks atau tekanan dalam toraks dan tekanan pada abdomen

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

dimana aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan TIK.

Observasi tingkat kesadaran  dengan GCS.

Perubahan kesadaran menunjukkan peningkatan TIK dan berguna menentukan lokasi dan perkembangan penyakit.

Kolaborasi :    Pemberian oksigen sesuai

indikasi

    Berikan cairan intrvena jenis NaCL

    Berikan obat deuretik osmotic contohnya : mannitol, furoscide

      Mengurangi hipoksemia, dimana dapat meningkatkan vasodilatasi cerebral dan volume darah dan menaikkan TIK.

      Pemenuhan natrium secara intravena akan meningkatkan kadar natrium ke sirkulasi otak

      Diuretik mungkin digunakan pada fase akut untuk mengalirkan air dari brain cells dan mengurangi  edema cerebral dan TIK.

Memonitor tanda-tanda vital tiap 4 jam.

Adanya perubahan TTV secara cepat dapat menjadi pencetus aritmia pada klien hipokalemi.

Berikan diet sumber kalium Sumber-sumber kalium termasuk buah dan sari buah, sayur-sayuran segardan beku,daging segar,dan makanan olahan. Sementara itu pisang, aprikot, jeruk, avokad, kacang-kacangan, kismis, kentang merupakan pengganti garam yang mengandung 50 sampai 60 mEq kalium.

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder dari nyeri, ketidaknyamanan lambung dan intestinal

Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.Kriteria Hasil :

1.      Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu,menunjukkan peningkatan BB.

Intervensi Rasional

Kaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi

Tingkat pengetahuandipengaruhi olehkondisi sosial ekonomi klien.

Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Perawat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi individu klien. Dengan mengetahui tingkat pengetahuan tersebut, perawat dapat lebih terarah dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan klien secara efesien dab efedktif.

Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan pasien.

Peran perawat dalam mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.

Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi atau kontrol.

Observasi dan catat kejadian mual atau muntah dan gejala lain yang berhubungan.

gejalaGI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

Monitor perkembangan berat badan.

Penimbangan berat badan dilakuakan sebagai evaluasi terhadap intervensi yang di berikan.

Resiko tinggi infeksi b/d penurunan sistem kekebalan tubuh

Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh.Kriteria Hasil :

1.      Tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan peradanganm sistemik2.      Leukosit dalam batas normal3.      TTV dalam batas normal.

Intervensi Rasional

Pantau terhadap kecendrungan peningkatan suhu tubuh.

Demam yang di sebabkan oleh endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia adalah tanda-tanda penting yang merefleksikan perkembangan status syok/penurunan perfusi jaringan.

Amati adanya menggigil dan diaforesis

Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.

Observasi tanda-tanda penyimpangan kondisi/kegagalan untuk memperbaiki selama masa

Dapat menunjukkan ketidaktepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari organisme.

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

terapi.

Berikan obat anti malaria sesuai petunjuk.

Dapat membasmi atau memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum.

Pantau pemeriksaan laboratoris. Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria.

Nyeri dan ketidaknyamanan b/d respons inflamasi sistemik, mialgia, artralgia, diaforesis.

Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam terjadi penurunan keluhan nyeri dan ketidaknyamanan.Kriteria Hasil :

1.      Secara objektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi2.      Skal nyeri 0-1 (0-4). Dapat mengidentifikasi aktivitas yang

meningkatkan atau menurunkan nyeri3.      Klien tidak gelisah

Intervensi Rasional

Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif.

Pendekatan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan kesepakatan keefektifan dalam mengurangi nyeri.

Lakukan manajmen nyeri keperawatan.

    Istirahatkan klien pada saat nyeri muncul

    Ajarkanteknik relaksasi pernapasan dalam pada saat nyeri muncul

    Manajmen lingkungan1. Lingkungan tenang2. Batasi pengunjung3. Istirahatkan klien

    Istirahat secara fisikologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal.

    Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari iskemia spina.

    Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan batasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi oksigen ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan. Istirahat akan menurunkan kebutuhan oksigen jaringan perifer.

Tingkatkan pengetahuan tentang sebab-sebab nyeri dan menghubungkan berapa lama

Pengetahuan mengenai hal yang akan di rasakan membantu mengurangi nyerinya dan dapat

Page 25: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

nyeri akan berlangsung. membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.

Kecemasan b/d kondisi sakit,prognosis penyakit malaria falcifarum

Tujuan : secara objektif melaporkan rasa cemas berkurangKriteria Hasil :

1.      Klien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat.2.      Klien dapat mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalahnya

koping dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi.

3.      Klien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan di bawah standar.

4.      Klien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baik.

Intervensi Rasional

Monitor respon fisik, seperti kelemahan, perubahan tanda vital, dan gerakan yang berulang-ulang. Catat kesesuaian respons verbal dan nonverbal selama komunikasi.

Digunakan dalam mengevaluasi derajat/tingkat kesadaran/konsentrasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal.

Anjurkan klien dan keluarga untuk mengungkapkan dan mengekspresikan rasa takutnya.

Kesempatan diberikan pada klien untuk mengekspresikan rasa takutdan kekhawatiran tentang akan merasa malu akibat kurang kontrol terhadap eliminasi usus. Ketakutan akan rasa malu ini sering menjadi masalah utama.

Catat redaksi dari klien atau keluarga. berikan kesempatan untuk mendiskusikan perasaannya atau konsentrasinya dan harapan masadepan.

Anggota keluarga dengan responnya padaa apa yang terjadi dan kecemasannya dapat disampaikan kepada perawat.

Anjurkan aktivitas pengalihan perhatian sesuai kemampuan individu, seperti nonton TV.

Meningkatkan distraksi dari pikiran klien dengan kondisi sakit.

Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognesis dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya pemajanan, kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam klien mampu melaksanakan apa yang telah di informasikan.

Page 26: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Kriteria Hasil :1.      Klien mampu mengulang kembali informasi penting yang di berikan.2.      Klien terlihat termotivasi terhadap informasi yang di jelaskan.

Intervensi Rasional

Kaji kemampuan klien untuk mengikuti pembelajaran (tingkat kecemasan, kelelahan umum, pengetahuan klien sebelumnya dan suasana yang tepat).

Keberhasilan proses pembelajaran di pengaruhi oleh kesiapan fisik, emosional dan lingkungan yang kondusif.

Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.

Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien membuat pilihan.

Berikan informasi mengenai terapi obat-obatan, interaksi obat, efek samping, dan ketaatan terhadap program.

Meningkatkan pemahaman dan kerjasama dalam penyembuhan serta mengurangi kambuhnya komplikasi

Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang

Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.

Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal

Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan.

Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan

Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.

Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan .

Penggunaan terhadap pencegahan terhadapinfeksi.

4.      ImplementasiSesuai dengan intervensi

5.      EvaluasiHasil yang di harapkan pada asuhan keperawatan pada anak dengan malaria meliputi :

a)      Penurunan suhu tubuhb)      Terpenuhinya perfusi jaringanc)      Tidak terjadi gangguan elektrolitd)     Terpenuhinya kebutuhan nutrisie)      Tidak terjadi infeksif)       Tidak mengeluh nyeri dan peningkatan perasaan nyamang)      Kecemasan berkurang atau teradaptasih)      Terpenuhinya kebutuhan pengetahuan individu.

Page 27: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

BAB IIIPENUTUP

A.    KesimpulanMalaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem hematologi melalui

vektor nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh

protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).

Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).

Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan pengaruh cedera terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai berikut.

1.      Plasmodium Falcifarum2.      Plasmodium Vivax3.      Plasmodium Ovale4.      Plasmodium Malariae5.      Plasmodium Knowlesi

Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di identifikasi di Asia tenggara sebagai patogen bermakna secara klinis pada amanusia (Cox-Singh, 2008) (Arif Muttaqin, dkk, 2011).

Sesuai dengan penyebab malaria di bedakan berdasarkan jenis plasmodiumnya. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)

Pasien malaria biasanya memperoleh infeksi di daerah endemik melaluigigitan nyamuk. Vektor, spesies nyamuk Anopheles, melewati plasmodia, yang terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah.

Hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu dengan kekebalandapat secara spontan menghapus parasit. Pada mereka yang tidak memiliki kekebalan, parasit, memperluas infeksi. Sejumlah kecil parasit menjadigametocytes, yang mengalami reproduks, seksual ketika diisap oleh nyamuk. Hal ini dapat berkembang menjadi infeksi sporozoites. yang terus berkembang menjadi siklus transmisi baru setelah menggigit ke dalam host baru. Secara garis besar semua jenis plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetapsebagian di tubuh manusia dan sebagian di tubuh nyamuk.

B.     SaranDiharapkan oleh penulis adalah penulis lebih memahami prosester jadinya

penyakit malaria pada anak, penyebab, klasifikasi, tanda dan gejala sampai pengobatan yang tepat sesuai dengan keadaan penyakit klien dan rasional sesuaidengan fakta yang ada. Selain

Page 28: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

itu diharapkan dengan adanya makalah ini dapatmembantu teman-teman dalam mengenal dan memahami penyakit malaria secaramenyeluruh.

BAB IV

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Diagnosa medik : malaria

Ruangan : poli anak

Tgl masuk : 23 – 01 – 07

Tgl pengkajian : 23 – 01 – 07

II . BIODATA

1. Identitas klien

 Nama : An .R

 Umur : 4 tahun

 Jenis kel amin : laki – laki

 Agama : islam

 Pendidikan : -

 Alamat : Jln Jend. Nasution

2. Identitas orang tua

 Ayah

Nama : Tn . D

Usia : 42 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : islam

Pendidikan : D3

Page 29: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Pekerjaan : PNS

Suku / bangsa : Tolaki/ indonesia

Hubungan dengan klien : Ayah kandung

Alamat : Jln Jend. Nasution

 Ibu

Nama : Ny M

Usia : 37 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : wiraswasta

Suku / bangsa : Tolaki / Indonesia

Hubungan dengan klien : Ibu kandung

Alamat : Jend. Nasution

 Identitas saudara kandung

No Identitas saudara kandung

Usia Hubungan Status kes

1

2

3

An . Oni

An . agus

An . Rani

18 tahun

15 tahun

12 tahun

Kakak kandung

Kakak kandung

Kakak kandung

Sehat

Sehat

Sehat

II . Riwayat kesehatan.

A. Keluhan utama : panas

Waktu timbulnya penya, : kira – kira 6 hari yang lalu dan berhenti 2 hari setelah itu timbul Lagi.sering timbul pada waktu siang dan malam.

Awal munulnya : ibu klien mengatakan panas dan kemudian 2 hari yang lalu

muntah

Page 30: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

keadaan waktu dikaji : klien tampak lemas mual – mual suhu tubuh 39 C

B . Riwayat kesehatan keluarga :

Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dalam keluarga.

Riwayat Imunisasi.

Ibu klien mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi di posyandu tempat tinggal klien.

Jenis imunisasi yang sudah didapat klien adalah : BCG , DPT , polio ,campak dengan waktu pemberian tepat sesuai usia namun ibu klien tidak ingat setiap jenis imunisasi.

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

 Pertumbuhan fisik anak.

Berat badan : 12 kg

Panjang badan lahir : -

Usia mulai timbul gigi 8 bulan jumlah gigi 20 buah.

 Perkembangan anak..

Dari hasil anamnese dengan ibu klien mulai berguling dada usia 5 bulan duduk pada usia 8 bulan merangkak pada usia 9 setengah bulan berdiri pada usia 12 bulan, mulai berjalan pada usia 13 bulan , dan mulai berbicara pada usia 15 bulan.

Riwayat nutrisi.

 Pemberian ASI.

Anak pertama kali diberi ASI sejak 3 hari dan cara pemberiannya anak dibaringkan.lamanya pemberian tidak menentu.asi di berikan sampai seusia 2 tahun.ibu juga memberikan susu formula pada kepada klien.pemberian susu dalam sehari _+ 4 gelas (1800 cc ).

 Pemberian makanan tambahan.

Pertama kali diberikan makanan tambahan pada usia 4 bulan preminasun nestle beras merah. Lama pemberian berupa promina sun nestle beras merah usia 5 bulan.

Page 31: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Riwayat psikososial

Berdasarkan anamnese dengan ibu klien di dapat : klien tinggal bersama orang tua letak rumah klien ditengah kota dan jauh dari sekolah.

Aktivitas sehari – hari.

1. pola nutrisi.

 Selera makan : selera makan klien baik.

 Menu makan ; nasi + ikan + sayur . klien makan 3X dalam sehari.

 Cara makan klien : klien makan sendiri.

Perubahan ; klien selama sakit,ibu klien mengatakan selera makan anaknya berkurang. Porsi makannya selalu tidak dihabiskan.

2. pola cairan

 .jenis minuman yang dikomsumsi : susu

 Frekwensi minum +_3 gelas (1900 cc )

Perubahan selama sakit tidak ada perubahan.

3. pola eliminasi.

 BAB

Frekwensi 1 kali sehari.

Konsistensi lunak

 BAK

Frekwensi 4 – 5 kali sehari

Perubahan selama sakit klien mengatakan kadang dalam 1 hari tidak BAB. BAK klien selama sakit tidak ada perubahan.

4. pola istrahat tidur.

 Tidur siang dari jam 13.00 -15.00 (2 jam)

 Tidur malam dari jam 20.00-06.00 (10 jam)

Perubahan selama klien sakit:ibu klien klien mengatakan waktu tidur sering terjaga dan gelisah.

Page 32: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

5. pola personal hyegiene.

 Mandi 2-3 kali sehari.

 Cuci rambut dangan memakai sahmpo 2 kali dalam seminggu.

 Menggunting kuku bila panjang

Perubahan selama klien sakit : ibu klien mengatakan selama sakit klien jarang dimandikan hanya menglap badannya dengan handuk basah.

Pemeriksaan fisik.

1. keadaan umum

 Klien tampak gelisah , pakaian klien rapi dan bersih

2 tanda tanda vital

 Suhu tubuh :39 C

 Denyut nadi : 120 dpm

 Pernapasan : -

3 kepala

 Bentuk kepala oval.

 Kulit kepala bersih

4 rambut

 Hitam lurus , tummbuhnya merata.

5 hidung dan telinga

 Bentuk lubang hidung kiri dan kanan simetris.tidak ada cairan dan tidak ada infeksi pada lubang telinga.

6 mata

 Sclera tidak ikterus , konjungtiva tidak anemis.bala mata simetris

7 mulut dan gigi

 Bentuk datar, atas`dan bawah simetris, bibir anak kering, tidak ada karies, jumlah gigi 20 buah, tidak ada peradamgan pada tonsil.

Page 33: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

8 leher

 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

9 thoraks

 Bentuk simetris kiri dan kanan pergerakan simetris.

10 abdomen

 Tidak ada kelainan (benjolan)

11. ekstermitas

 Koordinasi gerak baik.

IX. Data penunjang.

Pemeriksaan laboratorium : anemia.

PENGUMPULAN DATA

 Ibu klien mengatakan cemas.

 Suhu tubuh 39 C

 Denyut nadi 120 dpm

 Berat badan 15 kg

 Ibu klien mengatakan panas

 Klien tampak lemas

 Anoreksia

 Mengigil

 BB menurun

 Anak tampak gelisah dan lemah

 Mual

 Pada pemeriksaan DDR positif

 Ibu klien mengatakan selera makannya menurun

 Panas saat dipalpasi

Page 34: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

 Orang tua klien sering bertanya.

KLASIFIKASI DATA

DS :

 Ibu klien mengatakan anaknya panas

 Ibu klien mengatakan cemas

 Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah

 Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan.

Do :

 Anoreksia

 Mengigil

 Anak tampak gelisah dan lemah

 Pada pemeriksaan DDR positif

 Denyut nadi 120 dpm

 Suhu tubuh 39 C

 Berat badan 15 kg

 Panas saat palpasi

ANALISA DATA

NO SYIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM1 Ds :

Ibu klien mengatakan anaknya panas.

Do :

Suhu tubuh 39 C

Denyut nadi 120 dpm

Mengigil

tubuh t’infeksi

reaksi inflamasi

P produksi leukosit

Memfagosit MO

Leukosit mati

MO mlpskn pirogen, interleukin II

Ke hipotalamus

Hipertermi

Page 35: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Anak tampak gelisah

Panas saat palpasi

Meningkatkan thermostat set paint

Hipertermi2 Ds :

Ibu klien mengatakan anaknya mual

Do :

Berat badan 13 kg.

Berat badan menurun

Anoreksia

Parasit Plasmodium

Masuk mll darah host

oleh gigitan anopheles

menybr sal. Pncrnaan

pe sekresi enzim2 sal.cerna

Pe asam lambung

Perasaan mual dan muntah

(anoreksia)

Intake nutrisi menurun/kurang

Nutrisi (-) dari kebutuhan tubuh

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3 Ds :

Ibu klien mengatakan cemas

Do ;

Orang tua klien nampak cemas.

Orang tua klien sering bertanya

Hospitalisasi

Informasi in adekuat

Koping keluarga tdk efektif

Kecemasan orang tua

Kecemasan orang tua

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi yang berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan :

Ds :

Ibu klien mengatakan anaknya panas.

Do :

 Suhu tubuh 39 C

 Denyut nadi 120 dpm

Page 36: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

 Mengigil

 Anak tampak gelisah

 Panas saat palpasi

2.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake yang inadekuat

ditandai dengan :

Ds :

Ibu klien mengatakan anaknya mual

Do :

 Berat badan 13 kg.

 Berat badan menurun

 Anoreksia

3.Kecemasan orang tua yang berhubungan dengan informasi in adekuat

ditandai dengan :

Ds :

Ibu klien mengatakan cemas

Do ;

Orang tua klien nampak cemas.

Orang tua klien sering bertanya

RENCANA ASUHAN KEPEREWATAN

Nama : An . R diagnosa : malaria

Umur : 4 tahun alamat : Jln. Nasution

NO

DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN RASIONAL

TUJUAN INTERVENSI1 2 3 4 5

1 Hipertermi yang berhubungan dengan proses

Klien akan menunjukan suhu tubuh

1. kaji vital sign

2. Pantau suhu pasien (derajat

 Untuk mengklasifikasikan intervensi

Page 37: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

inflamasi ditandai dengan :

Ds :

Ibu klien mengatakan anaknya panas.

Do :

-Suhu tubuh 39 C

-Denyut nadi 120 dpm

Mengigil

-Anak tampak gelisah

-Panas saat palpasi

dalam batas normal dengan criteria :

-Suhu tubuh 36 -37 C

-Klien tidak gelisah

dan pola), perhatikan menggigil.

3. anjurkan pada klien untuk kompres hangat pada daerah dahi dan ketiak

4. anjurkan pada ibu klien untuk memakaikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat

5. anjurkan pada klien untuk memberikan anaknya banyak minum

6. kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian anti biotic dan anti piuretik.

selanjutnya

 Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam menunjukkan diagnosis.

 Menimbulkan evek vasodelatasi vaskularisasi sehingga mempercepat proses evaporasi dan menurunkan panas.

 Memberikan rasa nyanman pada klien

 Untuk perubahan cairan dan mempercepat penurunan panas

 Pemberian obat mempercepat penyembuhan penyakit.

2 Nutrisi kurang dari kebutuhantubuh yang berhubungan dengan intake yang inadekuat ditandaidengan :

Ds :

-Ibu klien mengatakan

Klien akan menunjukan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat dengan criteria :

-selera makan klien meningkat

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klien

2. Anjurkan pada ibu klien untuk memberikan makanan sedikit tapi sering

3. beri HE ttg pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh.

4. Pertahankan jadwal

 mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan

 Porsi yang kecil tapi sering, membantu dalam memenuhi nutrisi yang

Page 38: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

anaknya mual

Do :

-Berat badan 13 kg.

-Berat badan menurun

-Anoreksia

-BB dalam batas normal

penimbangan berat badan secara teratur.

5. Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan

6. Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.

7. kolaborasi rujuk atau konsultasi dengan ahli gizi.

adekuat.

 Untuk membantu pasien memahami pentingnya nutrisi bg tubuh

 Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi

 Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ

 Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ control

 Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi

3 Kecemasanorang tua yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang masalah ditandai dengan :

Ds :

Kecemasan orang tua hilang atau berkurang dengan criteria :

Ibu klien mengerti terhadap

5.kaji tingkat kecemasan orang tua.

6.dorong dan anjurkan pada ibu klien untuk mengungkapkan perasaannya

7.berukan support mental pada ibu

 Menentukan intervensi dini

 Memberikan rasa nyaman setelah mengungkapkan masalah.

Page 39: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

Ibu klien mengatakan cemas

Do ;

-Orang tua klien nampak cemas.

-Orang tua klien sering bertanya

penjelasan yang diberikan.

Ekspresiwajah klien nampak tenang.

klien

8.berikan HE pada ibu klien ttg penyakit anaknya.

 Support mental dapat membuat ibu lebih rileks

 Meningkatkan pengetahuan kepada klien untuk mengurangi kecemasan klien.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

N0 TGL DX JAM IMPLEMENTASI PARAF JAM EVALUASI1 2 3 4 5 6 7 8

1 24/01/07 1 08.00 1. mengkaji vital sign

2. memantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.

3. menganjurkan pada klien untuk kompres hangat pada daerah dahi dan ketiak

4. menganjurkan pada ibu klien untuk memakaikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat

5. menganjurkan pada klien untuk memberikan anaknya banyak minum

6. mengkolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian anti biotic dan anti

S : ibu klien mengatakan mengerti / paham dengan apa yang dijelaskan /dianjurkan

0 : ibu klien tampak tenang dan rileks.

A :tujuan tercapai.

P : pertahankan dan lanjutkan intervensi.

Page 40: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

piuretik2 24/01/07 08.45 1. mengkaji riwayat

nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klien

2. menganjurkan pada ibu klien untuk memberikan makanan sedikit tapi sering

3. memberi HE ttg pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh.

4. mempertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.

5. mengobservasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan

6. mendiskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.

7. mengkolaborasi rujuk atau konsultasi dengan ahli gizi.

S : ibu klien menyatakan mengerti/paham dengan apa yang dijelaskan/dianjurkan.

O : ibu klien nampak tenang

A : tujuan tercapai.

P : pertahankan dan lanjutkan intervensi.

3 24/01/07 10.30 1. mengkaji tingkat kecemasan orang tua.

2. mendorong dan anjurkan pada ibu klien untuk

S : ibu klien mengatakan sedikit lega

0 : ibu klien nampak tenang dan rileks

Page 41: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Malaria Vita Jenong Cantik

mengungkapkan perasaannya

3. memberikan support mental pada ibu klien

4. memberikan HE pada ibu klien ttg penyakit anaknya

A : tujuan tercapai.

P : intervensi dihentikan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu :

a. Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus

Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran

penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan

berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ

misalnya otak, hati dan ginjal

b. Manifestasi Klinik yaitu Meriang ,Panas dingin ,Keringat dingin ,Kejang-

kejangPerasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi.

c. Diagnose keperawatan yaitu Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Resiko

tinggi terhadap infeksi ,Hipertermia,Kurang pengetahuan, Kecemasan orang tua

d. Diagnosa dalam kasus yaitu Hipertermia, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh, dan Kecemasan orang tua

B. Saran

Dari kesimpulan diatas maka kelompok kami dapat mengambil kesimpulan bahwa Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Oleh karena itu, marilah kiat memodifikasi lingkungan dengan baik