Asuhan Keperawatan Otitis Externa

15
TUGAS PROGSUS KMB I ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA Disusun oleh. ADEK PUTRA NIM : 200801

Transcript of Asuhan Keperawatan Otitis Externa

Page 1: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

TUGAS PROGSUS KMB I

ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA

Disusun oleh.

ADEK PUTRA

NIM : 200801

No Absen : 01 (Satu)

POLITEKNIK KESEHATAN PROVINSI BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

T. A 2010/2011

Page 2: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EXTERNA

A. Konsep Dasar Teori

DEFINISI

Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang di sebabkan oleh

jamur parasitic, ditandai dengan pengerasan struktur telinga. (Dongoes,

1998)

Otitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang

disebabkan oleh bakteri, sulit dibedakan dengan radang yang disebabkan

oleh jamur, alergi atau virus.

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang

dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya

seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat

dianggap pembentukan lokal otitis eksterna.

Otitis eksterna dibagi 3 jenis :

a.    Otitis eksterna sirkumsripta

b.    Otitis eksterna difus

c.     Otomikosis

B. Anatomi  fisiologi

Anatomi telinga terdiri dari :

a.  Telinga bagian luar

1. Aurikula

Terdiri  dari kartilago elasin yang ditutupi kulit. Tidak ada kartilago pada lobus,

yang hanya tersusun dari lemak dan jaringan ikat. Aurikula dapat digerakkan

sedikit oleh tiga otot kecil yang berjalan  menuju aurikula dari aponeurosis cranial

dan tengkorak.

2. Meatus Akustikus Eksterna

Batas antara telinga luar dan telinga tengah adalah membran timpani. 2/3 bagian

dalam tersusun oleh tulang, dan 1/3 luar tersusun oleh tulang rawanyang

Page 3: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

bersambungan dengan daun telinga. Meatus berbentuk oval pada potongan

melintang pada ujung lateral, bulat pada ujunga medial.

  b. Telinga bagian tengah

1.  Kavum Timpany ( telinga tengah )

Merupakan rongga kecil, agak memanjang di dalam pars petrosa os temporal.

2.  Antrum Timpany

3. Tuba Auditiva Eustaki

 c. Telinga bagian dalam

1.   Labirintus Osseus

2.   Rangkaian rongga yang saling berhubungan

Labirintus Membranosus

3.   Kantong tertutup di dalam labirin oseosa dan kurang lebih memiliki bentuk

yang sama.

C.   Etiologi

Staphylococus aureus, staphylococus albus.

Faktor predisposisi:

1.     PH (PH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi).

2.    Udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.

3.    Trauma ringan (ketika mengorek telinga) atau karena berenang yang

menyebabkan perubahan kulit karena kena air.

D.    Patofisiologi

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel

kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan

saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu

mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah

gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

Page 4: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan

air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah

dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

E.  Manifestasi klinis

1.  Rasa sakit pada telinga ( rasa tidak enak, rasa penuh pada telinga, perasaan seperti

terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut ).

2.  Nyeri yang hebat bila daun telinga disentuh,

3.  Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa

sakit

4.  Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga,edema

pada kulit telinga

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi menjadi 4:

a.  Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga

menyempit.

b.  Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat

positif

c.   Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak

d.   Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif

F.   Penatalaksanaan

1.   Antibiotik dalam bentuk salep (neomisin, Polimiksin B atau Basitrasin).

2.  Antiseptik (asam asestat 2-5% dalam alkohol 2%) atau tampon iktiol dalam liang

telinga selama 2 hari.

3.  Bila furunkel menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya.

4. Insisi bila dinding furunkel tebal, kemudian kemudian dipasang drain untuk

mengalirkan nanah.

5.  Obat simptomatik : analgetik, obat penenang.

Page 5: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

G.   Komplikasi

Osteomielitis tulang temporal dan basis kranal, kelumpuhan syaraf fasial serta

syaraf otak lain dan kematian.

H. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan sensori persepsi : pendengaran b/d banyaknya kotoran telinga, cairan

atu benda asing

Tujuan : memperbaiki fx pendengaran

Intervensi :

Mengambil serumen dgn irigasi, sunction atau instrumentasi

R/ usaha lain untuk membersihkan kanalis auditorius externa seperti dgn korek

api, jepit rambut atau alat lain dapat membahayakan klien

Memberikan antibiotic/hydrogen peroksida

R/ dapat melembutkan serumen yg akan dikeluarkan.

2. Nyeri b/d proses inflamasi

Tujuan : mengurangi nyeri

Intervensi :

Kaji tingkat nyeri ssi skala nyeri

R/ memberi info untuk mengkaji respon terhadap intervensi

Kai dan catat respon pasien terhadap intervensi

R/ membantu dalam memberi intervensi selanjutnya

Kolaborasi beri preparat analgetik

R/ mengurangi nyeri

Memasang sumbu bila kanalis auditorius mengalami edema

R/ untuk menjaga kanalis tetap terbuka

3. Kegagalan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi

Tujuan : membantu pasien berinteraksi

Intervensi :

Berikan alat Bantu pendengaran

Page 6: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

R/ untuk membantu pendengaran klien

Ajari klien menggunakan tanda nonverbal dan bentuk komunikasi lainnya

R/ merupakan alternative lain untuk mempermudah komunikasi dgn orla

Ajari keluarga atau orang terdekat praktik komunikasi yang eektif

R/ mampu berkomunikasi yg baik dgn klien

Mengurangi kegaduhan lingkungan

R/ ketenangan lingkungan dapat membantu kelancaran komunikasi.

4. Ansietas b/d kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan tindakan

pencegahannya

Tujuan : mengurangi ansietas

Intervensi :

Dengarkan dgn cermat apa yg dikatakan klien tentang penyakit dan tindakannya

R/ mendengar memungkinkan deteksi dan koreksi mengenai kesalahpahaman dan

kesalahan informasi

Berikan penjelasan singkat ttg organisme penyebab; sasarn penaganan; jadwal

tindak lanjut; dan pencegahan penularan thd orang lain

R/ pengetahuan ttg diagnosa spesifik dan tindakan dapat meningkatkan kepatuhan

Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan berdiskusi

R/ pertanyaan klien menandakan masalah yg perlu diklarifikasi

Page 7: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN OTITIS EKSTERNA

A. Pengkajian

Identitas klien

Keluhan utama

Biasanya klien mengeluh adanya nyeri hebat, apalagi jika daun telinga disentuh. Adanya

sekret yang keluar dari telinga, kadang-kadang disertai bau yang tidak sedap. Terjadi

pembengkakan pada liang telinga. Terjadi gangguan pendengaran dan kadang-kadang

disertai demam. Telinga juga terasa gatal.

Riwayat penyakit sekarang

Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh

mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan dan apa usaha

yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.

Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita sakit

seperti ini ?, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi,

kejang ?, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga sehingga terjadi trauma ?, apakah

klien sering berenang ?, Apakah klien saat dilahirkan cukup bulan, BBLR, apakah ibu

saat hamil mengalami infeksi, dll.

Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini

dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.

B. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE,

warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor.

Page 8: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke membran

timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.

Palpasi

Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka

dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.

C. Data subjektif dan objektif

Data subjektif

Klien mengeluh pendengarannya berkurang, sering keluar sekret yang berbau.

Klien mengeluh telinganya sakit/nyeri atau terasa gatal.

Klien mengatakan terjadi trauma pada telinganya (karena jatuh, berolahraga, dll).

Klien sering berenang dan mengorek telinganya.

Data objektif

Klien berespons kesakitan saat daun telinganya disentuh.

Klien tampak menggaruk-garuk telinganya atau meringis kesakitan.

Klien sering mendekatkan telinganya kepada perawat saat perawat berbicara.

Tampak sekret yang berbau.

Adanya benjolan atau furunkel pada telinga atau filamen jamur yang berwarna keputih-

putihan.

Liang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema tanpa batas yang jelas.

D. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Nyeri (akut/kronis) yang berhubungan dengan trauma, infeksi atau demam sekunder

terhadap kecelakaan, infeksi oleh jamur / virus / bakteri , ditandai dengan :

Klien mengeluh telinganya sakit / nyeri / gatal.

Klien tampak menggaruk-garuk telinganya/meringis kesakitan.

Klien berespon kesakitan saat telinganya disentuh.

Terdapat benjolan/edema/furunkel/filamen jamur pada telinga.

Page 9: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

Klien demam ( pada OED ).

Intervensi Keperawatan :

Kaji tingkat nyeri klien / demam klien.

Lakukan pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati.

Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya/

demamnya.

Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan nanahnya, jika

dinding furunkelnya tebal, dilakukan insisi kemudian dipasang drainage untuk

mengalirkan nanah.

Berikan kompres dingin bila demam.

Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan antibiotik dosis tinggi (pada OEM).

Gangguan pendengaran berhubungan dengan penyumbatan pada liang telinga sekunder

terhadap pembesaranfurunkel, jaringan granulasi yang subur, penumpukkan sekret pada

liang telinga, telinga rasa penuh/nyeri ditandai dengan :

Klien mengeluh pendengarannya berkurang.

Liang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema tanpa batas yang jelas.

Intervensi Keperawatan :

Kaji kemampuan mendengar klien.

Masukkan tampon yang mengandung antibiotik kedalam liang telinga (untuk OED).

Berikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari (OED).

Lakukan irigasi telinga dan keluarkan serumen atau sekret.

Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan nanahnya. Jika

dinding furunkelnya tebal lakukan insisi, kemudian dipasang drainage untuk

mengeluarkan nanah.

Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kesukaran memahami orang

lain (kurangnya pendengaran), sekunder terhadap penumpukkan serumen/sekret pada

liang telinga, jaringan granulasi yang subur, edema pada liang telinga, ditandai dengan :

Klien mengeluh pendengarannya berkurang.

Page 10: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

Liang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema tanpa batas yang jelas.

Intervensi Keperawatan :

Identifikasi metode alternatif dan efektif untuk berkomunikasi, menggunakan tulisan atau

isyarat tangan dengan cara menunjuk (gerakan pantomin).

Kurangi kebisingan lingkungan.

Perawat atau keluarga berbicara lebih keras serta menggunakan gerak tubuh.

Usahakan saat berbicara selalu berhadapan dengan klien.

Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, pengeluaran sekret

yang banyak dan berbau, sekunder terhadap tanda-tanda infeksi : jamur, bakteri, virus,

alergi, penumpukkan serumen, penutupan liang telinga oleh jaringan granulasi yang

subur atau furunkel yang membesar.

Intervensi Keperawatan :

Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pandangan,

pemikiran dan perasaan sesesorang.

Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan

prognosa kesehatan.

Berikan informasi yang akurat kepada klien dan perkuat informasi yang sudah ada.

Berikan dorongan untuk pilihan pemecahan masalah.

Perjelas berbagai kesalahan konsep individu mengenai diri, perawatan atau pemberi

perawatan.

Hindari kritik negatif.

Beri privacy dan suatu keamanan lingkungan.

Bersihkan dan keluarkan serumen/sekret.

Pasang tampon yang mengandung antibiotik.

Page 11: Asuhan Keperawatan Otitis Externa

DAFTAR PUSTAKA

Potter Patricia A.,1996, Pengkajian Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta

Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi VIII, EGC,

Jakarta.

Mansjoer, arif dkk. 1999.Kapita selekta.edisi III, hal. 83-85

Dongoes,Marilynn. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III