Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
-
Upload
alex-susanto -
Category
Health & Medicine
-
view
299 -
download
11
Transcript of Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan Keperawatan Maloklusi
Pemeriksaan Klinis (Pemeriksaan Obyektif)
1. Umum (General)
Pemeriksaan klinis secara umum pada klien dengan gangguan maloklusi dapat
dilakukan dengan mengukur dan mengamati:
Tinggi badan;
Berat badan;
Keadaan jasmani (kondisi fisik);
Keadaan mental; dan
Status gizi.
Pemeriksaan umum meliputi tinggi badan, berat badan, keadaan jasmani serta
keadaan gizi dimaksudkan untuk mengetahui dan memperkirakan pertumbuhan serta
perkembangan klien secara umum. Sedangkan pengkajian status mental digunakan
untuk menentukan apakah klien nantinya mampu bekerja sama (kooperatif) selama
proses perawatan agar hasil yang didapatkan bisa optimal.
2. Khusus (Lokal)
a. Pemeriksaan Ekstra Oral
Bentuk wajah : simetris atau asimetris
Tipe wajah : menurut Martin (Graber, 1972 dikutip dalam Prosedur
Pemeriksaan Ortodontik FKG UGM 2009), dikenal tiga tipe wajah, yaitu:
o Brachisefali : lebar, persegi
o Mesosefali : lonjong / oval
o Dolichosefali : panjang / sempit
Menurut Ricket (Graber, 1972 dikutip dalam Prosedur Pemeriksaan
Ortodontik FKG UGM 2009), istilah diatas lebih tepat digunakan untuk bentuk
kepala yaitu proyeksi kepala terhadap bidang sagital, sedangkan untuk tipe wajah
lebih tepat menggunakan istilah fasial (Brachifasial, Mesofasial, dan Dolichofasial).
Pada umumnya, tipe wajah berkaitan erat dengan bentuk lengkung gigi klien.
Klasifikasi bentuk wajah dan kepala menurut Sukadana (1976 dikutip dalam Pedoman
Pemeriksaan Ortodontik FKG UGM 2009) berdasarkan:
Indeks Wajah =ππππππ π€πππβ (π΄) (π½ππππ πβπΊπ)π₯ 100
Lebar wajah (B)(π½ππππ πππ§ππππππ‘ππ )
Klasifikasi indeks wajah:
o Euriprosop (muka pendek, lebar) : 80,0-84,9
o Mesoprosop (muka sedang) : 85,0-89,9
o Leptoprosop (muka tinggi, sempit) : 90,0-94,9
Jika indeks < 80,0 = Hipoeuriprosop, dan jika >94,9 = hiperleptoprosop.
Indeks Kepala =πΏππππ ππππππ (π΅) (πππππ πππ§ππππππ‘ππ π π’πππ πππ π‘πππππ’π ) π₯ 100
Panjang kepala (A)(πππππ πΊπΌβππ
Klasifikasi indeks kepala:
o Dolikosefali (kepala panjang, sempit) : 70,0-74,9
o Mesosefali (kepala sedang) : 75,0-79,9
o Brachisefali (kepala lebar, persegi) : 90,0-84,9
Jika indeks < 70,0 = hipodolikosefali, dan jika > 84,9 = hiperbrachisefali.
Profil wajah : terdiri dari tiga klasifikasi (Graber, 1972 dalam Pedoman Pemeriksaan
Ortodontik FKG UGM 2009).
o Cembung (convex), bila titik petemuan Lcb-Lca berada didepan garis Gl-Pog
o Lurus (straight ), bila titik petemuan Lcb-Lca berada tepat pada garis Gl-Pog
o Cekung (concave), bila titik petemuan Lcb-Lca berada dibelakang garis Gl-
Pog
Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis Gabella (Gl), Lip
Contour atas (Lca), Lip Contour bawah (Lcb) dan Pogonion (pog) serta garis referensi
Gl-Pog sebagai acuan :
o Glabella (Gl) : Titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah diantara
alis mata kanan dan kiri.
o Lip contour atas (Lca) : Titik terdepan bibir atas.
o Lip contour bawah (Lcb) : Tiik terdepan bibir bawah
o Pogonoin (Pog) : Titik terdepan dari dagu didaerah symphisis mandibula.
Menurut Schwarz (Boersma,1987 dalam Pedoman Pemeriksaan Ortodontik FKG
UGM 2009), Tipe profil bervariasi masing-masing menjadi :
a. Cembung (Anteface ) bila titik Sub nasale (Sn) berada di depan titi Nasion (Na).
b. Lurus (Average face) bila titik Sub nasale (Sn) berada tepat segaris dengan Nasion
(Na).
c. Cekung (Retroface) bila titik Sub nasale (Sn) berada di belakang titik Nasion
(Na).
Masing-masing tipe ini masih bisa bervariasi dengan kombinasi :
Retrognatik (Dorsaly rotated dintition ) : Bila gigi-geligi rahang bawah berotasi ke
arah belakang sehingga posisi titik Pog tampak lebih ke belakang dari posisi Nasion
Ortogantik (Unrotated dentition): Bila gigi-geligi rahang bawah tidak berotasi /
posisinya normal titik Pog tampak lurus terhadap Nasion
Prognatik (Ventraly rotated dentition) : Bila gigi-geligi rahang bawah berotasi
kedepan, dagu (titik Pog) tampak maju terhadap Nasion
Keterangan:
a) Nasion (Na) adalah titik terdepan dari sutura Fronto nasalis
b) Subnasale (Sn) adalah titik titik terdepan tepat dibawah hidung
Dengan demikian akan didapatkan 9 tipe muka :
1. Cembung : Anteface dengan variasi retrognatik, ortognatik dan prognatik
2. Lurus : Average face dengan variasi retrognatik, ortognatik dan prognatik
3. Cekung : Retroface dengan variasi retrognatik, ortognatik dan prognatik
Otot-otot mastikasi dan otot-otot bibir
Serabut otot bersifat elastis , mempunyai dua macam ketegangan (tonus), aktif
dan pasif. Pada waktu kontraksi terdapat ketegangan yang aktif dan apabila dalam
keadaan dilatasi terdapat ketegangan pasif. Dengan demikian pada waktu istirahat
otot-otot mastikasi dan bibir mempunyai tonus yang dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan yang harmonis, bila tidak normal tonus otot sangat kuat (hypertonus)
atau sangat lemah (hipotonus) dapat menimbulkan anomali pada lengkung gigi akibat
adanya ketidakseimbangan atara tekanan otot di luar dan di dalam mulut.
Pada pemeriksaan klinis, perlu dilakukan pemeriksaan :
Otot-otot mastikasi : normal / hypertonus / hypotonus
Otot bibir atas : normal / hypertonus / hypotonus
Otot bibir bawah : normal / hypertonus / hypotonus
Keadaan bibir pada waktu istirahat (rest position) : terbuka / menutup. Bibir terbuka
pada waktu rest posisi bisa disebabkan karena bibir terlalu pendek (incompetent) atau
hypotonus otot bibir sering dijumpai pada pada klien yang gigi depannya protrusif.
Keadaan pipi : normal / cembung / cekung. Keadaan ini juga berkaitan dengan tonus
otot-otot pipi (m. masseter) klien.
b. Pemeriksaan Intra Oral
Oral Hygiene : klien dengan kebersihan mulut yang buruk kemungkinan besar
kebersihan mulutnyaakan lebih jelek lagi selama perawatan dilakukan, olehkarena
itu motivasi kebersihan mulut perlu diberikan sebelum perawatan ortodontik
dimulai.
Keadaan lidah (normal/mikroglossia/makroglossia).
Keadaan palatum : catat adanya kelainan seperti radang, tumor, palatoschizis dan
sebagainya. Klien dengan pertumbuhan rahang atas ke lateral kurang (kontraksi),
biasanya palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang pertumbuhan berlebihan
(distraksi), biasanya memiliki palatum rendah lebar.
Gingiva (normal/hypertrophy/hipotrophy).
Mukosa. Catat adanya kelainan seperti adanya inflamasi. Perhatian efek dari oral
hygiene.
Frenulum labii superior : normal/tinggi/rendah, tebal/tipis
Frenulum labii inferior : normal/tinggi/rendah, tebal/tipis
Frenulum lingualis : normal/tinggi/rendah, tebal/tipis
Fungi dari pemeriksaan frenulum adalah untuk mengetahui porsi perlekatannya
(insersio) pada marginal gingiva serta ketebalannya, apakah akan mengganggu
pengucapan kata-kata tertentu dan apakah akan mengganggu pemakaian plan
ortodontik yang akan dipasang.
Tonsila palatina : normal/inflamasi/hipertrophy
Tonsila lingualis : normal/inflamasi/hipertrophy
Tonsila pharengea : normal/inflamasi/hipertrophy
Amati bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah : parabola/setengah
elips/trapezoid/U-form/V-form/setengah lingkaran. Ciri-cirinya:
o Parabola : Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri) beberbentuk
garis lurus devergen ke posterior dengan posisi gigi M2 merupakan terusan
kaki lengkung, sedangkan puncak lengkung (C β C) berbentuk garis
lengkung (curved).
o Setengah elips : Kaki lengkung berbentuk garis lengkung konvergen ke
posterior ditandai oleh posisi gigi M2 mulai berbelok kearah median line,
sedangkan puncak lengkung juga merupakan garis lengkung (curved). .
o Trapezoid : Kaki lengkung merupakan garis lurus devergen ke posterior
dan puncak lengkung merupakan garis datar di anterior dari gigi C β C.
o U-form : Kaki lengkung merupakan garis lurus sejajar ke posterior,
sedangkan puncak lengkung merupakan garis lengkung.
o V-form : Puncak lengkung merupakan garis lurus devergen ke posterior,
tetapi puncak lengkung merupakan garis menyudut ke anterior ditandai
dengan posisi gigi I2 masih merupakan terusan kaki lengkung lurus
konvergen ke anterior.
o Setengah lingkaran : Kaki lengkung dan puncak lengkung merupakan garis
lengkung merupakan bagian dari setengah lingkaran. Ini biasanya dijumpai
pada akhir periode gigi desidui sampai awal periode gigi campuran (mixed
dentision).
Pemeriksaan gigi-geligi
o Rumus gigi: periksa elemen gigi apa saja yang ada pada klien. Tulis rumus
gigi sesuai dengan gigi yang sudah erupsi dan beri keterangan.
o Apel gigi: periksa gigi-gigi yang telah mengalami perawatan dan gigi yang
tidak normal atau telah mengalami perawatan.
o Anomali/malposisi gigi individual : periksa posisi gigi-geligi secara urut
dengan membayangkan garis oklusi sebagai referensi. Catat setiap
penyimpangan yang ada.
o Relasi gigi-geligi pada oklusi sentrik : instruksikan klien untuk melakukan
gerakan oklusi sentrik, periksa hubungan gigi-geligi dengan antagonisnya.
Ini menunjukkan adanya cross bite antara gigi insivus pertama kanan
rahang atas terhadap gigi insivus pertama dan kedua rahang bawah.
o Median line gigi rahang atas dan bawah : normal atau tidak, segaris atau
tidak. Amati terhadap sutura palatina mediana.
Analisis Model Studi
Merupakan tahap lanjut untuk melihat secara detail kontur gigi klien. Tahapannya
meliputi:
a. Cetak rahang atas dan bawah klien.
b. Membuat gigitan sentrik (centric occlusal)
c. Boxing model cetakan.
d. Pemberian nomor model.
e. Penyabunan.
Pemeriksaan Radiologi
Menggunakan foto panoramik dan chepalometri, kemudian dianalisa apakah ada gigi
yang mengalami impaksi atau tidak. Lalu ortodonti akan melakukan penghitungan
berdasarkan metode diatas.
Penatalaksanaan
Maloklusi bisa diperbaiki dengan beberapa cara. Gigi bisa disusun ulang dengan
kekuatan ringan secara terus-menerus melalui penggunaan alat gigi, seperti bingkai
penyangga gigi (kawat dan pegas dibawa oleh pengurung yang disesuaikan dengan gigi,
dengan lem gigi) atau sebuah penyangga (bingkai penahan gigi yang bisa dipindahkan
dengna kawat dan piringan plastik yang diselipkan kedalam atap mulut). Untuk beberapa
maloklusi minor, terapi gigi bisa dilakukan dengan alat yang hampir tidak bisa dilihat.
Kadangkala, ketika alat gigi tunggal tidak cukup, operasi rahang kemungkinan bisa
dilakukan. Metode lain pengobatan maloklusi termasuk pilihan menggerinda pada beberapa
gigi atau pembuatan gigi dengan mahkota gigi (PFM).
Penatalaksanaan open bite tergantung pada etiologinya masing-masing kasus, dan
umur. Empat cara penatalaksanaan dari open bite: modulasi pertumbuhan, orthodonthic
mechanotherapy, bedah orthognatic, dan kombinasi dari dua atau lebih. Ekstrasi dan restraksi
sangat direkomendasikan untuk mengurangi overjet dan open bite pada pasien dengan open
bite anterior dental.
Sumber:
Ardhana, Wayan. 2009. Materi Kuliah Ortodonsia I:Prosedur Pemeriksaan
Ortodontik. FKG UGM
Ardhana, Wayan. 2009. Materi Kuliah Ortodonsia II:Diagnosis Ortodontik. FKG
UGM