ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny.S … · BAB I PENDAHULUAN A ... pada umumnya angka...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny.S … · BAB I PENDAHULUAN A ... pada umumnya angka...
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA
UMUR 34 TAHUN G
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
i
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA
TAHUN G 1P0 A0 UMUR KEHAMILAN 12
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE
DI RSUD KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Yusiska Marlina
NIM B 12169
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny.S
12 MINGGU
GRADE III
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER
UMUR 34 TAHUN G
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER
TAHUN G 1P0 A0 UMUR KEHAMILAN 12
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE
DI RSUD KARANGANYAR
Diajukan Oleh :
Yusiska Marlina
NIM B 12 169
Telah diperiksa dan disetujui
pada tanggal …………………….
Pembimbing
Ika Budi Wijayanti SST., M.Sc
NIK. 200680024
I PADA Ny.S
12 MINGGU
GRADE III
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny.S
UMUR 34 TAHUN G 1P0 A0 UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE III
DI RSUD KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Yusiska Marlina
NIM B 12 169
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program III Kebidanan
Pada tanggal ………………...
PENGUJI I
Ernawati, SST, M.Kes
NIK. 200886033
PENGUJI II
Ika Budi Wijayanti, SST.,M.Sc
NIK. 200680024
Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
iv
NIK. 201188093
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada
Ny.S Umur 34 Tahun G1P0 A0 Umur Kehamilan 12 Minggu Dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade III Di Rsud Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb. selaku ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. dr. Maryadi selaku Direktur RSUD Kabupaten Karanganyar, yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2016
Penulis
vi
Program Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, 24 Juni 2016
Yusiska Marlina
B12. 169
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny. S UMUR
34 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE III DI RSUD
KARANGANYAR
xi + 90 halaman + 12 lampiran
INTISARI
Latar belakang : Hiperemesis gravidarum adalah salah satu masalah yang
terjadi pada masa kehamilan, yang dapat meningkatkan derajat kesakitan yaitu
terjadinya gestosis atau penyakit yang khas. Melalui muntah di keluarkan
sebagian cairan lambung serta elektrolik natrium, kalium, dan kalsium. Penurunan
kalium akan menambah beratnya muntah, sehinga makin berkurang kalium dalam
keseimbangan tubuh serta makin menambah berat terjadinya muntah, darah
menjadi kental (himokonsentrasi) komsusmsi O2 dan makanan kejaringan
berkurang. Kekurangan makanan dan O2 kejaringan akan menimblkan kerusakan
jaringan yang dapat menabah beratnya keadaan janin dan wanita hamil.
Tujuan : Menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil trimester I dengan hiperemesis gravidarum grade III dengan
menggunakan pendekatan manajemen Varney.
Metode Studi Kasus : Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif.
Lokasi studi kasus di RSUD Karanganyar. Subjek studi kasus Ny. S G1P0A0
dengan hiperemesis gravidarum grade III. Studi kasus dilakukan tanggal 29
Februari 2016 sampai 03 Maret 2016. Teknik pengumpulan data menggunakan
data primer yang meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi), wawancara, observasi, sedangkan data sekunder meliputi studi
dokumentasi dan studi kepustakaan. Alat dan bahan yang digunakan dalam
pengambilan kasus.
Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari
didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :
100/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 360C, R : 22 x/menit, mata : conjungtiva
merah muda, sklera putih dan tidak cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor,
tidak tercium bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual
dan muntah lagi, nafsu makan meningkat.
Kesimpulan : Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny. S G1P0A0 umur 34 tahun
hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade III penulis
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek,
yaitu pasien tidak di tempatkan pada ruang isolasi.
Kata Kunci : Kehamilan, hiperemesis gravidarum grade III Asuhan
kebidanan
Kepustakaan : 19 referensi (2007 - 2015)
vii
MOTTO
1. Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan-kesalahan, tetapi
jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi
kesalahan lagi.
2. Tidak ada hidup yang bersih dari hambatan. Mengatasi hambatan itulah
yang membuat kita disebut berhasil.
3. Semakin banyak derita yang kita tabahi, semakin besar keberhasilan yang
kita capai, dan semakin tinggi kedudukan kita dalam kehidupan.
4. Sempurnakan apa yang kita kerjakan dengan do'a.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis lmiah ini penulis persembahkan
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga terwujud karya
kecil ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas
do'a restu dan cinta kasihmu selama ini.
3. Kakak dan Adikku tersayang yang telah
memberikan dukungan dalam setiap
langkahku.
4. Ibu Ika Budi Wijayanti SST., M.Sc terima
kasih atas bimbingannya selama ini.
5. Teman-teman seangkatan di STIKes
Kusuma Husada semoga perjalanan dan
kebersamaan yang telah kita tempuh selama ini
mampu menjadikan kita lebih bijak dan
dewasa.
6. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Yusiska Marlina
Tempat / Tanggal Lahir : Blora, 18 Juli 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bangleyan Rt 01 Rw 07 Kedungringin, Blora.
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Bangleyan LULUS TAHUN 2006
2. SMP Negeri 3 Doplang LULUS TAHUN 2019
3. SMA Negeri 1 Ngambe LULUS TAHUN 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan
2012/2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURICULUM VITAE ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Studi Kasus................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus................................................................. 5
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis .............................................................................. 7
1. Kehamilan ......................................................................... 7
2. Hiperemesis Gravidarum dalam Kehamilan ..................... 10
3. Hiperemesis Gravidarum Grade III ................................... 19
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................... 22
1. Pengkajian ......................................................................... 22
2. Interpretasi Data ................................................................ 34
3. Diagnosa Potensial ............................................................ 37
4. Antisipasi / Tindakan Segera ............................................. 37
5. Merencanakan Asuhan Menyeluruh .................................. 38
6. Melaksanakan Perencanaan ............................................... 39
7. Evaluasi ............................................................................. 40
x
C. Landasan Hukum ...................................................................... 42
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi ................................................................................. 43
B. Lokasi Studi .............................................................................. 43
C. Subyek Studi ............................................................................. 43
D. Waktu Studi .............................................................................. 44
E. Instrumen Studi ........................................................................ 44
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44
G. Alat – alat yang Dibutuhkan ..................................................... 48
H. Jadwal Penelitian ...................................................................... 49
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ......................................................................... 50
B. Pembahasan .............................................................................. 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 87
B. Saran ......................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Kasus
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Kasus
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5. Surat Permohonan Pasien
Lampiran 6. Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent)
Lampiran 7. Lembar Pedoman Wawancara (Format Askeb)
Lampiran 8. Lembar Observasi
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi Ibu Hamil
Lampiran10. Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I
Lampiran11. Dokumentasi
Lampiran12. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) kematian maternal adalah
kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan
yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Angka Kematian Maternal
(Maternal Mortality Rate) adalah jumlah kematian maternal yang
diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup. Di negara maju
pada umumnya angka kematian maternal berkisar antara 1,5 dari 3,0 per
10.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2010).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut meningkat dibandingkan
dengan SDKI tahun 2008 yaitu sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Target global Millenium Development Goals (MDGs) ke lima adalah
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2015).
Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
126,55 per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 711 kasus, sedangkan hasil
dari data terbaru triwulan ke tiga tahun 2015 angka kematian ibu di Jawa
Tengah sebanyak 437 kasus. Selanjutnya angka kematian ibu di Kabupaten
2
Karanganyar pada triwulan ke tiga ditahun 2015 sebesar 9 kasus
(Dinkes Prov Jateng 2015)
Secara global penyebab utama kematian ibu adalah komplikasi
puerperium (32%), hipertensi dalam kehamilan (31%), perdarahan (20%),
abortus (4%), persalinan lama (1%) (Kemenkes RI, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi, ( Sofyan, 2015).
Rukiyah dan yulianti (2010), mengatakan bahwa hiperemesis
gravidarum menyebabkan gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit
infeksi dan lain-lain.
Bidan sebagai provider di masyarakat harus mempunyai kompetensi
atau kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hal
mengidentifikasi ibu hamil yang mengalami kelainan dan komplikasi serta
penyulit kehamilan sehingga cepat mengambil keputusan sesuai standar
(Feryanto dan Fadlun, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan
Oktober 2014 sampai September 2015 di, RSUD Karanganyar diperoleh data
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan berjumlah 4.586 orang.
Sebanyak 1654 (36,07%) ibu hamil normal dan sebanyak 2.932 (63,93%) ibu
hamil dengan komplikasi. Dari ibu hamil dengan kompikasi didapatkan
sebanyak ibu hamil dengan preeklamsi Ringan sebanyak 74 (2,52%), 125
(4,26%) ibu hamil dengan preeklamsi berat, 68 (2,32%) ibu hamil dengan
3
anemia, 217 (7,40%) ibu hamil dengan abortus, 83 (2,83%) ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum keseluruhan, 15 (18,07%) ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade III, 95 (3,24%) ibu hamil dengan Blighted
ovum, dan Lain lain sebanyak 2.172 (74,07%).
Melihat masih tingginya angka kejadian ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade III yang dapat menyebabkan dehidrasi serta
komplikasi bahkan kematian pada ibu dan janin jika tidak tertangani
dengan baik, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan
judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. S Dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade III di RSUD Karanganyar”, dengan
menggunakan pendekatan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney.
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. S
Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade III di RSUD Karanganyar dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut tujuh langkah
Varney ?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman nyata
penulis untuk memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.S Umur
34 Tahun G1 P0 A0 Hamil 12 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum
4
Grade III dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut tujuh langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
1) Melakukan pengkajian data pada Ny. S Umur 34 Tahun G1P 0 A0
Hamil 12 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade III.
2) Menginterpretasikan data, meliputi diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan ibu pada Ny. S Umur 34 Tahun G1P0 A0 Hamil 12
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade III.
3) Merumuskan diagnosa potensial pada Ny. S Umur 34 Tahun
G1P0 A0 Hamil 12 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade III .
4) Mengidentifikasi perlunya antisipasi atau tindakan segera Pada
Ny. S Umur 34 Tahun G1P0A0 Hamil 12 Minggu Dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade III.
5) Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. S Umur
34 Tahun G1P0A0 Hamil 12 Minggu Dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade III.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.S Umur 34
Tahun G 1P0A0 Hamil 12 Minggu Dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade III.
5
7) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny. S
Umur 34 Tahun G1P0A0 Hamil 12 Minggu Dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade III.
b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata
di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat.
c. Pendokumentasian.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penatalaksaknaan
asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. S Umur 34 Tahun G1 P0 A0 Hamil
12 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade III dan dapat
menerapkan teori dan praktik kebidanan Hiperemesis Gravidarum
Grade III.
2. Bagi Profesi
Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan asuhan kebidanan serta
meningkatkan keterampilan dalam memberikan dan melaksanakan asuhan
kebidanan.
3. Bagi Intitusi dan Instansi
a. Institusi STIKes Kusuma Husada Surakarta
Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan di perpustakaan,
untuk meningkatkan kulitas pendidikan khusunya ibu hamil pada
6
Ny.S Umur 34 Tahun G1 P0 A0 Hamil 12 Minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade III.
b. Instansi RSUD Karanganyar
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah
ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khusunya untuk
asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.S Umur 34 Tahun G1 P0 A0
Hamil 12 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade III.
E. Keaslian Studi Kasus
Setelah dicari diberbagai refrensi dan institusi dan jurnal studi kasus tidak
ditemukan sesua dengan judul yang di ambil.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai masa kehamilan yang
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, dengan hamil normal
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid
terakhir (Prawirohardjo, 2009).
b. Proses terjadinya kehamilan
Proses kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
a. yaitu umur kehamamilan 12 minggu, kehamilan trimester II
Tanda – tanda Kehamilan
1) Tanda dugaan hamil
Tanda – tanda dugaan hamil menurut Walyani (2015), tanda
ini meliputi berhentinya menstruasi (amenorea), mual
(nausea) dan muntah (emesis), mengidam, pingsan (syncope),
kelelahan, payudura tegang, sering miksi, konstipasi,
pigmentasi kulit, epulis, varises.
8
2) Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda kemungkinan hamil yaitu pembesaran perut, ada tanda
hegar, goodel, chadwick, piscaseck, kontraksi braxton hick,
teraba ballottement, pemeriksaan tes biologis kehamilan
(planotest) positif (Walyani, 2015).
3) Tanda Pasti Hamil
Tanda pasti hamil menurut Walyani (2010) yaitu gerakan janin
dalam rahim, denyut jantung janin, bagian-bagian janin
menggunakan USG, kerangka janin menggunakan USG.
b. Komplikasi kehamilan
1) Komplikasi Kehamilan Trimester I
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah
hiperemesis gravidarum, keguguran kandungan, kehamilan
dengan degenerasi penyakit trofoblas, kehamilan ektopik
(Manuaba, 2009).
2) Komplikasi Kehamilan Trimester II dan III
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah
persalinan prematuritas, kehamilan ganda, kehamilan dengan
perdarahan, kehamilan dengan ketuban pecah dini, kehamilan
dengan kematian janin dalam rahim, kehamilan lewat waktu
persalinan, kehamilan dengan preeklampsia dan eklampsia,
(Manuaba, 2009).
9
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan
Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan menurut
Sulistyawati (2013) antara lain :
1) Faktor fisik
Berkaitan dengan status kesehatan kehamilan pada usia tua,
berkaitan dengan status kesehatan kehamilan multiple,
berkaitan dengan status kesehatan kehamilan dengan HIV.
2) Status gizi
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan
kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi
masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
3) Gaya hidup
Berkaitan dengan perokok, minum keras, obat – obat penenang
(narkoba), pergaulan bebas (hamil pranikah, hamil tidak
diinginkan).
4) Faktor psikologi
a) Stresor internal
Faktor pemicu stres ibu hamil berasal dari ibu sendiri
seperti adanya beban psikologi yang ditanggung oleh ibu
yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi.
b) Stresor eksternal
Pemicu stres yang berasal dari luar antara lain : masalah
ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami,
10
dan tekanan dari lingkungan.
2. Hiperemesis Gravidarum dalam Kehamilan
1) Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-
hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi
dehidrasi (Sofian, 2015).
Hiperemesis gravidarum mual atau muntah yang berlebihan
pada ibu hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika
seorang ibu memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Hiperemesis gravidarum adalah rasa mual dan muntah yang
berlebihan (Prawirohardjo, 2010).
2) Penyebab
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor
toksik, juga ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisia. Beberapa faktor
predisposisi dan factor lain yang telah ditemukan oleh beberapa
penulis sebagai berikut.
a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah
primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi
11
yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulakan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c) Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap
anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d) Faktor psikologis memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi
tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup. (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
3) Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar dan
didasarkan atas mual dan muntah pada orang yang hamil muda
(Pudiastuti, 2012).
4) Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
12
lemak habis untuk keperluan energi, karena oksidasi lemak tidak
sempurna sehingga terjadilah ketosis tertimbunnya asam aseton-
asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan
cairan dan kehilangan cairan menyebabkan dehidrasi yang dapat
terjadi hemokonsentrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma
berkurang. Natrium, khlorida darah dan khlorida air kemih turun.
Hal ini menyebabkan jumlsh zat makanan dan oksigen ke jaringan
mengurang dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Kekurangan kalsium akibat muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal akan menambah frekuensi muntah-muntah dan dapat
merusak hati. Selain itu, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindrom Mallory-Weiss), akibat perdarahan
gastrointestinal. Umunya robekan tersebut ringan dan perdarahan
dapat berhenti sendiri. Menurut Sofian (2015) terjadi kelainan pada
organ-organ tubuh sebagai berikut :
a) Hepar
Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentrilobuler tanpa nekrosis.
b) Jantung
Jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan subendokardial.
c) Otak
Terdapat bercak perdarahan pada otak.
13
d) Ginjal
Tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.
5) Tanda dan gejala
Gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi
menjadi 3 tingkat, menurut Fauziyah (2012) meliputi :
a) Tingkat I (Ringan), dengan gejala mual muntah terus menerus
menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan
turun, dan rasa nyeri epigastrium, nadi sekitar 100 kali per
menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering,
dan mata cekung.
b) Tingkat II (Sedang), dengan gejala mual dan muntah yang
hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah,
lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering, dan kotor,
nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus
ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi. Dapat pula terjadi
asetonuria dan dari nafas berbau aseton.
c) Tingkat III (Berat), dengan gejala keadaan umum jelek,
kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil,
halus, dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi
turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal
terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke)
dengan adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental.
14
Untuk usia kehamilan pada hiperemesis gravidarum
grade I, II, dan III yaitu deteksi pada sekitar 26 hari setelah
konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding
meningkatnya usia kehamilan diantaranya 30 – 60 hari.
Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60 – 70 hari
kemudian menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir
kehamilan setelah usia kehamilan 100 – 130 hari
(Prawirohardjo, 2009).
6) Penatalaksanaan
a) Pencegahan
Prinsip pencegahan menurut Sofian (2015), adalah dengan
memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu
dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga
tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi
dalam porsi sedikit-sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri
waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual, dan muntah. Defeksi
hendaknya diusahakan teratur.
b) Diet
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat
kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan
yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual
dan muntah, sebaiknya di beri jarak dalam pemberian makan
dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti
15
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup.
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,
diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari
kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10% dari
kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total, makanan di berikan dalam bentuk
kering, pemberian cairan di sesuaikan dengan keadaan pasien,
yaitu 7-10 gelas per hari, makanan mudah di cerna, tidak
merangsang saluran pencernaan dan di berikan sering dalam
porsi kecil, bila makan pagi dan sulit di terima, pemberian di
optimalkan pada makan malam dan selingan malam,
makanan secara berangsur di tingkatkan dalam porsi dan nilai
gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
(Rukiyah dan Yulianti, 2010). Ada tiga macam diet pada
hiperemesis gravidarum yaitu;
(1) Diet hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai di berikan bahan
mkanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian mnum tidak di
berikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah
dalam semua zat-zt gizi kecuali vitamin A dan D.
16
(2) Diet hiperemesis III di berikan pada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita
minuman boleh di berikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
(3) Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan
III adalah roti panggang, biscuit, crakers, buah segar dan
saribuah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak,
teh hangat. Sedangkan makanan yang tidak di anjurkan
adalah makanan yang pada umumnya merangsang saluran
pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
mengandung alkohol, kopi dan makanan yang mengandung
zat pengawet, pewarna, dan penyedap rasa juga tidak di
anjurkan.
(4) Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis terkadang
melihat kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep
saat ini di anjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu
suka, bukan makan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan di
paksakan ibu memakan apa yang saat ini membuat mual
karena diet tersebut tidak akan berhasil malah akan
memperparah kondisinya (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
c) Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala
tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang
17
sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan
adalah vitamin B1 dan B2 yang berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot serta
eningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel, dan B6 berfungsi
menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu
hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk
pembentukan sel darah merah. Anti histaminika juga dianjurkan.
Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetic seperti
disiklomin hidrokkloride, avomin (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
d) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi
cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar
dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke
dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita
mau makan. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama
24 jam. Kadang- kadang dengan isolasi saja gejala-
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
e) Terapi psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik,
18
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
f) Komplikasi
Menurut Wiknjosastro dalam Rukiyah (2010), dampak
yang di timbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu
akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga keadaan fisik ibu
menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan
asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagus yang menyebabkan perdarahan ruptur esofagus,
kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan
pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena
nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan,
yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang.
Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal
kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika sepanjang
kehamilan si ibu menderita hiperemessi gravidarum, maka
kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur
hingga terjadi abortus.
Hal ini didukung oleh pernyataan Gross et al menyatakan
bahwa ada peningkatan peluang retradasi pertumbuhan
intrauterus jika ibu mengalami penurunan berat badan sebesar 5
% dari berat badan sebelum kehamilan, karena pola
pertumbuhan janin terganggu oleh metabolisme maternal.
19
Terjadi pertumbuhan janin terhambat sebagai akibat kurangnya
pemasukan oksigen dan makanan yang kurang adekuat
dan hal ini mendorong terminasi kehamilan lebih dini
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
3. Hiperemesis Gravidarum Grade III
a. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum Grade III adalah Hiperemesis Gravidarum
tingkat berat. Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun,
somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat; dehidrasi hebat,
suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi
yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat,
(ensefalopati wernick) dengan adanya: nistagmus, diplopia,
perubahan mental. (Sofyan, 2015).
b. Penanganan
Menurut Sofian (2012), penanganan hiperemises gravidaru grade III
sebagai berikut :
Hiperemises gravidarum tingkat III harus dirawat inap dirumah sakit
1) Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur dirumah
sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya.
2) Isolasi
Penderita sebaiknya dalam kamar tersendiri yang tenang tetapi
cerah dan peredaran udara baik, bebas dan bau-baun. Tamu-
tamu dibatasi kalau perlu hanya dokter dan petugas yang boleh
20
masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah
mengurangi mual dan muntah.
3) Terapi psikologis
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir.
Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial
ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
4) Cairan perenteral
Cairan infus sebaiknya menggunakan larutan yang memiliki
kalori tinggi seperti valamin, futrolin, untuk menambah kalori
yang kurang dari makanan yang didapat peroral sekaligus
mencegah kekurangan elektrolit.
5) Obat-obatan
Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6);
anti muntah (Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin,
torecan); antisida dan anti mulas
Pada beberapa kasus dan terapi tidak dapat dengan cepat
memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan
suatu abortus buatan
Menurut (Manuaba 2012), pengobatan yang dapat diberikan
sebagai berikut:
a) Isolasi dan pengobatan psikologis. Dengan melakukan
isolasi di ruangan sudah dapat meringankan wanita hamil
21
karena perubahan susana dari lingkungan rumah tengga.
Petugas dapat memberikan komunikasi, informasi, dan
edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan
kehamilan.
b) Pemberian cairan pengganti. Dalam keadaan darurat
diberikan cairan pengganti sehingga keadaan dehidrasi
dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah
glukosa 5 sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti
cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energi,
sehingga terjadi perubahan metabolisme dari lemak dan
protein menjadi pemecah glukosa. Dalam cairan dapat
ditambahkan vitamin C, B kompleks atau kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme.
c) Obat yang dapat diberikan. Memberikan obat untuk
hiperemesis gravidarum sebaiknya bekonsultasi dengan
dokter, sehingga dapat dipilih obat yang bersifat teratogenik
(dapat menyebabkan kelainan kongenital cacat bawaan
bayi). komponen ( susunan obat) yang dapat diberikan
adalah: Sedatif ringan (fenobarbital [luminal] 30 mg,
valium), Antialergi (antiHistamin, Dramamin, Avomin),
Obat antimual-muntah (Mediamer B6, Emetrole, Stimetil,
Avopreg), Vitamin (terutama vitamin B kompleks,
vitamin C).
22
d) Menghentikan kehamilan. Pada beberapa kasus, pengobatan
hipremesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi
kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga
diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur
kandungan.
B. Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam
rangka / tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada pasien (Sulistyawati, 2009).
Manajemen kebidanan menurut Varney terdiri dari 7 langkah
yaitu pengkajian, interpretasi data, identifikasi, diagnosa potensial,
antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan rencana asuhan secara efisien
dan aman kemudian evaluasi, adapun langkah-langkah terikut sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Adalah pengumpulan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
keadaan pasien. (Ambarwati 2010).
a. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang diperoleh dan hasil bertanya
dari pasien, suami, atau keluarga (Sulistyawati, 2011).
23
1) Biodata , Menurut Sulistyowati (2013)
a) Nama : Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan
memanggil dengan nama panggilan sehingga
hubungan komunikasi antara bidan dan
pasien menjadi lebih akrab.
b) Umur : untuk mengetahui apakah klien dalam
kehamilan yang beresiko atau tidak.
c) Agama : Sebagai dasar bidan dalam memberikan
dukungan mental dan spiritual terhadap
pasien dan keluarga sebelum dan pada saat
persalinan.
d) Suku : Untuk mengetahui sosial budaya yang dianut
oleh pasien dan keluarga yang berkaitan
dengan persalinan.
e) Pendidikan : Untuk menentukan metode yang paling tepat
dalam penyampaian informasi mengenai
teknik melahirkan bayi. Tingkat pendidikan
ini akan sangat mempengaruhi daya tangkap
dan tanggapan pasien terhadap instruksi yang
di berikan bidan dalam proses persalinan.
f) Pekerjaan : untuk menggambarkan tingkat sosial
ekonomi pada sosialisasi ,dan data
24
pendukung dalam menentukan pola
komunikasi yang akan dipilih selama asuhan.
g) Alamat : untuk distribusi lokasi pasien dan untuk
memberi gambaran mengenai jarak dan
waktu yang di tempuh pasien menuju lokasi
persalinan.
2) Alasan datang atau keluhan utama
Adalah keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui
alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatann
(Sulistyawati, 2013). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade III ibu mengatakan mual mutah sudah
berkurang, tetapi masih merasa lemah, nafsu makan tidak ada,
berat badan makin menurun, urine sedikit dan belum BAB
sejak dua hari yang lalu. (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
3) Data Kebidanan
a) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah
syah atau tidak. (Ambarwati dan wulandari, 2010).
b) Riwayat haid
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain
adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya
menstruasi, banyaknya darah, keluhan utama yang
dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat
25
digunakan sebagai dasar untuk perhitungan tanggal
kehamilan dan perkiraan kelahiran (Sulistyawati, 2011).
c) Riwayat obstetri
Dikaji untuk mengetahui jumlah kehamilan, anak yang
lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang
premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forceps, atau dengan
SC), riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau
nifas sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada
kehamilan sebelumnya, berat badan bayi sebelumnya <
2500 atau > 4000 kg, serta masalah – masalah lain
(Sulistyawati, 2011).
d) Riwayat KB
Data ini untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB
dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan
selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah
masa nifas dan beralih ke kontrasepsi apa.
(Ambarwati dan Wulandari,2010).
e) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun
dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung
dan riwayat penyakit menurun seperti TBC dan
26
hepatitis (Jannah, 2011).
(2) Riwayat penyakit menular
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit siskemik
pada ibu hamil diantaranya penyakit jantung, diabetes
militus (DM), ginjal, hipertensi, hepatitis yang dapat
mempengaruhi kehamilan (Sulistyawati, 2011).
f) Data kebiasaan sehari-hari, menurut
(Ambarwati dan wulandari, 2010).
(1) Nutrisi
Mengkaji tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan. Pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade III
nafsu makan tidak ada. (Rukiyah dan yulianti, 2010)
(2) Eliminasi
Mengkaji tentang pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi, dan bau serta kebiasaan buang air kecil
meliputi frekuensi, warna, jumlah. Pada ibu hamil
dengan Hiperemesis gravidarum grade III
pengeluaran urine sedikit dan susah BAB.
(Rukiyah dan yulianti, 2010)
27
(3) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur
pasien, berapa jam pasien tidur. Pada ibu hamil
dengan hiperemesis grade III kebutuhan istirahat
berkurang karena adanya gangguan rasa nyaman, dan
ibu mengalami lemas
(4) Personal hygiene
Mangkaji apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetali, karena .
(5) Pola seksual
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
hubungan seksual dalam seminggu dan apakah
mengalami gangguan saat mengalami hubungan
seksual (Sulistyawati, 2011).
(6) Data psikologis
Untuk mengetahui respon keluarga terhadap
perubahan emosi atau psikososial pasien (Wulandari
dan Handayani, 2011)
(7) Psikososial budaya
Dikaji untuk mengetahui bagaiman perasaan ibu
dalam menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga,
jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan ini
direncanakan atau tidak, adakah pantangan makanan
28
selama kehamilan, kebiasaan adat istiadat dalm
kehamilan (Sulistyawati, 2011).
(8) Penggunaan obat – obatan atau rokok
Hal tersebut perlu ditanyakan karena kebiasaan secara
langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan janin dan dapat menimbulkan
kelahiran dengan berat badan lahir rendah serta
menimbulkan cacat bawaan atau kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mental
(Astuti, 2012).
b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara
berurutan (Sulistyawati, 2011).
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Untuk mengetahui data ini cukup dengan
mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan baik atau lemah
(Sulistyawati, 2013). Pada ibu
hamil hiperemesis gravidarum grade
III keadaan umum ibu jelek.
(Fauziyah, 2012).
29
b) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
mulai dari keadaan composmentis
(kesadaran maksimal), sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar)
(Sulistyawati, 2013). Pada ibu
hamil hiperemesis gravidarum grade
III kesadaran ibu samnolen
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
c) Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien
normal atau tidak. Tekanan darah
normal, sistolik berkisar antara 110
sampai 140 mmHg dan diastolik antara
70 sampai 90 mmHg (Astuti, 2012).
Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum
grade III tekanan darah terjadi
penurunan sampai 70/40 mmHg,
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
d) Suhu : Dalam keadaan normal suhu badan
berkisar 36,5-37,2 0C (Astuti, 2012).
Pada kasus ibu hamil hiperemesis
gravidarum grade III keadaan
suhu badan mengalami kenaikan
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
30
e) Nadi : Untuk mengetahui denyut nadi pasien,
frekuensi nadi normal 60–80x/menit
(Astuti, 2012). Nadi pada ibu
hamil hiperemesis gravidarum
grade III sekitar 122x/menit
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
f) Respirasi :. Untuk mengetahui frekuensi pernapasan
normal 16-24x/menit (Astuti, 2012).
Pada kasus ibu hamil hiperemesis
gravidarum grade III terjadi peningkatan
(Rukiyah dan yulianti, 2010).
g) Tinggi badan : Pengukuran tinggi badan pada ibu hamil
dilakukan saat pertama kali ibu
melakukan pemeriksaan (Astuti, 2012).
h) Berat badan : untuk mengetahui berat badan ibu karena
salah satu efek dari hiperemesis
gravidarum grade III adalah penurunan
berat badan
(Rukiyah dan yulianti, 2010).
31
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Untuk mengetahui apakah rambut rontok
atau idak, menilai warnanya dan
kebersihan (Sulistyawati, 2011).
(2) Muka : Meliputi pemeriksaan oedema dan
cloasma gravidarum (Astuti, 2012). Pada
kasus ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade III, muka simetris dan
pucat, (Rukiyah dan yulianti, 2010).
(3) Mata : Meliputi pemeriksaan cojungtiva, sklera
dan oedema (Astuti, 2012). Pada ibu
hamil hiperemesis gravidarum grade
III mata conjungtiva anemis, sclera
ikterik mata tampak lebih cekung,
(Rukiyah dan yulianti, 2010).
(4) Hidung : Untuk mengetahui keadaan hidung dari
kebersihan, alergi debu atau tidak dan ada
polip atau tidak (Sulistyawati, 2011).
(5) Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga
apakah ada gangguan pendengaran atau
tidak, ada serumen atau tidak
(Sulistyawati, 2011).
32
(6) Mulut : Untuk mengetahui keadaan mulut adakah
caries, bersih atau tidak, keadaan bibir
kering atau tidak, lidah kering atau kotor
atau tidak (Sulistyawati, 2011). Pada ibu
hamil hiperemesis gravidarumgrade
III lidah terlihat kering dan kotor ,
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
(7) Leher : Untuk mengetahui adakah pembesaran
kelenjar limfe atau parotitis
(Sulistyawati, 2011).
b) Dada dan axilla : Untuk mengetahui bentuknya, simetris
atau tidak, keadaan payudara, besarnya
payudara masing – masing seimbang atau
tidak, hyperpigmentasi areola, teraba
massa atau tidak, kolostrum keluar atau
tidak, keadaan puting dan kebersihan
payudaranya (Sulistyawati, 2011).
(1) Abdomen : Inspeksi
Meliputi pemeriksaan luka bekas
operasi, pembesaran perut, linea nigra,
strie gravidarum (Astuti, 2012).
33
(2) Palpasi
Menurut Astuti (2012), yaitu :
(a) Leopold I : untuk mengetahui letak fundus
uteri dan bagian lain yang
terdapat pada fundus uteri.
(b) Leopold II : untuk menentukan punggung
dan bagian kecil janin di
sepanjang sisi maternal.
(c) Lepold III : untuk membedakan bagian
persentasi dari janin dan sudah
masuk dalam pintu panggul.
(d) Leopold IV : untuk meyakinkan hasil yang
ditemukan pada pemeriksaan
Leopold III dan untuk
mengetahui sejauh mana bagian
presentasi sudah masuk pintu
atas panggul, memberikan
informasi tentang bagian
presentasi bokong atau kepala,
sikap/attitude (fleksi atau
ekstensi), dan station (penurunan
bagian presentasi).
34
(e) TBJ : untuk mengetahui taksiran berat
janin dengan presentasi kepala,
bila kepala belum masuk
panggul maka dikurangi 12 dan
jika kepala sudah masuk panggul
dikurangi 11.
(3) Ekstremitas :
a) Atas meliputi gangguan/kelainan,
bentuk.
b) Bawah meliputi bentuk, oedem,
varises
(Sulistyawati, 2012)
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade III diperlukan sebagai pendukung diagnosa
yang meliputi: Hb dan urin (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien terhadap interpretasi yang benar atas
data –data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik (Estiwidani dkk, 2008).
35
a. Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosis kebidanan (Yulifah dan Surachmindari, 2013)
Diagnosa : Ny.S umur 34 tahun dengan hiperemesis gravidarum
grade III.
Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2) Ibu mengatakan sudah berkurang muntahnya, merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan makin
menurun, urine sedikit dan belum BAB sejak 2 hari yang lalu.
(Rukiyah dan yulianti, 2010).
Data Obyektif :
1) Keadaan umum : Jelek (Fauziyah, 2012)
2) Kesadaran : Samnolen (Fauziyah, 2012)
3) Tekanan Darah : terjadi penurunan (Fauziyah, 2012)
4) Suhu : terjadi kenaikan (Fauziyah, 2012)
5) Nadi : Nadi halus dan cepat (Fauziyah, 2012)
6) Respirasi : terjadi peningkatan (Varney, 2007).
7) Berat badan : menurun (Varney, 2007).
8) Mata : terlihat cekung
(Rukiyah dan yulianti, 2010).
9) Mulut : lidah kering dan kotor
(Rukiyah dan yulianti 2010).
36
10) Pemeriksaaan lab : Hb dan urine
(Rukiyah dan yulianti, 2010)
b. Masalah
Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa
sesuai dengan keadaan pasien (Varney, 2007).
Masalah yang muncul pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum grade III yaitu keadaan umum lebih parah , mutah
berhenti, kesadaran menurun dari samnolen sampai koma,
nadi kecil dan cepat, suhu meningkat,dan tensi menurun
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
c. Kebutuhan
Bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan
dan masalah yang dialami pasien (Sulistyawati,2012)
Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade III yaitu :
a) Penjelasan tentang hiperemesis gravidarum grade III.
b) Memberi dukungan moril pada ibu.
c) Memberikan cairan dan obat-obatan
d) Menempatkan ibu dalam ruangan yang nyaman dan
pengunjung dibatasi (Sofian, 2012).
37
3. Diagnosa Potensial
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi (Sari, 2010)
Diagnosa potensial pada hiperemesis gravidarum grade III, antara lain
gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit infeksi dan lain-lain
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Menurut Wiknjasosatro dalam Rukiyah (2010), dampak yang
ditimbulkan pada ibu antara lain seperti: ibu kekurangan nutrisi, dan
cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan
mukosa pada hubungan gastreofagus yang menyebabkan perdarahan
ruptur esofagus, kerusakan hepar dan keruskan ginjal.
Dan pada bayi kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR,
prematur hingga abortus.
4. Antisipasi / Tindakan Segera
Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada
beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi).
Dimana bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan
pasien, namun kadang juga berada pada situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan
mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim
kesehatan lain. Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk
38
dapat selalu melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang
diberikan tepat dan aman (Sulistyowati, 2009).
Antisipasi dalam hiperemesis gravidarum grade III yaitu kolaborasi
dengan dokter. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk dapat memberi
penanganan dan pencegahan komplikasi selama kehamilan pada ibu.
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
5. Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langkah sebelumnya. Asuhan yang direncakan untuk ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade III adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pencegahan. Dengan cara memberikan informasi dan
edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa takut. (Sofyan, 2015)
b. Menganjurkan ibu untuk Diet makanan hiperemesis gravidarum
grade III yaitu makanlah apa yang ibu suka, jangan memaksa yang
dapat menimbulkan mual. (Rukiyah dan yulianti, 2010)
c. Memberikan ibu obat-obatan yaitu vitamin B1, B2, dan anti
muntah (Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin).
(Rukiyah dan yulianti, 2010)
d. Memberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik. (Isolasi).
(Rukiyah dan yulianti, 2010)
39
e. Memberi ibu terapi psikologi, bahwa penyakit dapat disembuhkan
hilang rasa takut oleh kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik.
(Rukiyah dan yulianti, 2010)
f. Memberitahu komplikasi yang mungkin terjadi, pada ibu yaitu
kekurangan nutrisi, dan cairan sehingga menjadi lemas kemudian
pada bayi dapat mengalami BBLR, IUGR, prematur hingga
abortus.
(Rukiyah dan yulianti, 2010)
g. Memberitahu keluarga jika kehamilanya membahayakan jiwa ibu,
karena dapat menjadikan kematian. (Rukiyah dan yulianti, 2010)
h. Mendokumentasikan tindakan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
6. Melaksanakan Perencanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009). Pada kasus
hiperemisis gravidarum grade III ini rencana tindakannya adalah
tempat isolasi yaitu jangan terlalu banyak tamu, memberi obat-obatan
yaitu Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6);
anti muntah (Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan);
antisida dan anti mulas, terapi pesikologik, cairan infus yang memiliki
kalori tinggi (Sofian, 2012).
40
7. Evaluasi
Langkah ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan
yang kita berikan kapada pasien. (Sulistyawati, 2009). Adapun
evaluasi ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade III menurut
(Rukiyah dan yulianti, 2010) adalah Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaan.
41
DATA PERKEMBANGAN
Metode pendokumentasian untuk data perkembangan dalam asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade III ini
menggunakan SOAP, yaitu :
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien melalui
anamnesa (Yulifah dan Surachmindari, 2013)
O : Obyektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik
lain.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan
dalam data objektif sebagai data penunjang ( Rismalina, 2014)
A : Assesment atau Analisa
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif (Rismalinda, 2014)
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment. (yulifah dan Surachmindari, 2013)
42
C. Landasan Hukum
Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan
atauran atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum
(mal praktik) dapat dihindarkan, dalam memberikan asuhan kebidanan harus
sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan
pengalaman, sedangkan dalam pemberian pelayanan harus berdasarkan
standar profesi, landasan hukum yang digunakan adalah:
1. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/ Menkes/
2. Per/X/2010, tentang ijin penyelenggaraan praktik bidan.
3. Standar Pelayanan Kebidanan, 2005 No. 16
Sebagai seorang bidan harus bisa mengenali cara tepat tanda dan
gejala kebutuhan klien, melakukan KIE serta melakukan pertolongan
pertama dan melakukan rujukan secara dini ke tempat yang memadai.
4. Kompetensi bidan Indonesia
Seorang bidan harus mempunyai kompetensi dalam memberikan
asuhan kebidanan. Kompetensi bidan yang sesuai dengan kasus ini
adalah bidan memberikan asuhan kebidanan bermutu tinggi .
43
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi
Jenis studi yang digunakan penulis dalam studi ini adalah metode
diskriptif. Metode diskriptif yaiu suatu metode penelitian yang digunakan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan
suatu objek. Studi kasus adalah melakukan penelitian yang rinci tentang
seseorang atau suatu unit selam kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Studi kasus menggambarkan tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Pada Ny. S Umur 34 Tahun G 1P0 A0 Hamil 12 Minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade III dan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh
langkah Varney.
B. Lokasi Studi
Lokasi studi merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus telah dilaksanakan di RSUD
Karanganyar.
C. Subyek Studi
Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang
dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012).
Subyek yang dilaksanakan pada kasus ini adalah ibu hamil Ny.S
44
Umur 34 Tahun G1P0A0 Hamil 12 Minggu dengan hiperemesis gravidarum
grade III.
D. Waktu Studi
Suatu penelitian sering kali memerlukan waktu yang lebih lama dari
yang telah di tentukan sehingga menjadi kendala bagi semua peneliti pemula
untuk memperkirakan waktu yang diperlukan. (Nursalam, 2013).
Waktu pengambilan studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016-
Mei 2016.
E. Instrumen Studi
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan ibu
hamil menurut tujuh langkah Varney dan SOAP dalam bentuk data
perkembangan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data
primer dan data skunder :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari
objek atau objek peneliti oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Rukiyah, 2014).
45
Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik yaitu :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi dengan menggunakan
mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik
yang berhubungan dengan status fisik (Priharjo, 2006). Pada
kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade III
terlihat lidah kering, kotor dan mata cekung.
(Rukiyah danYulianti, 2010)
2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini dikerjakan
untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ (Priharjo,
2006). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
grade III seperti nadi sekitar 122 kali per menit
(Rukiyah dan Yulianti, 2010)
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara
mengetuk. Tujuan perkusi untuk menentukan batas-batas organ
atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang
ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah
jaringan (Priharjo, 2006). Pada kasus ibu hamil dengan
46
hiperemesis gravidarum grade III seperti pada reflek patella
(Astuti, 2012).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 2006).
Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade III
seperti pada tekanan darah (Fauziyah, 2012)
b. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan
dari seseorang sasaran peneliti responden, atau bercakap – cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoatmodjo, 2012).
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif
dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan dari luar
mengenai indra, dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila
rangsangan tersebut menarik perhatian dan dilanjutkan dengan
adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini
observasi pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade III
dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboraturium (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
47
2. Data sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan
sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk
mengidentifikasi masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan
tindakan kebidanan, dan memonitor respon pasien terhadap tindakan
(Notoatmodjo, 2012).
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang dipersiapkan
karena adanya permintaan seorang penyidik (Nursalam, 2007). Dalam
studi kasus ini, dokumenetasi dilakukan dengan cara pengumpulan
data pada Ny.S dengan Hiperemesis Gravidarum Grade III yang
diambil dari rekam medik ponek di Rsud Karanganyar.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan – bahan pustaka yang sangat penting
dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Studi kepustakaan pada ibu hamil hiperemesis
gravidaraum grade III mengambil dari buku–buku kesehatan tahun
2007–2015.
48
G. Alat – alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara
lain:
1. Alat dan bahan pengambilan data :
a. Format pengkajian pada ibu hamil
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan melakukan pemeriksaan dan observasi :
a. Spygnomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Timbangan berat badan
e. Pita pengukur lengkar lengan atas
f. Stetoskop monoculer atau leanec
g. Metlin
h. Jam tangan dengan petunjut second
3. Alat untuk pendokumentasian :
a. Status atau catatan pasien
b. Format Askeb Ibu Hamil
c. Alat tulis
49
H. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah – langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir
50
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tangga : 29 Februari 2016
Jam : 07.30 WIB
Tempat : RSUD Karanganyar
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. S Nama : Tn. N
2) Umur : 34 Tahun Umur : 37 Tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
5) Pendidikan : SMA pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7) Alamat : Kebon Agung Rt 07, Suruh, Tasik madu,
Karanganyar
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan Kunjungan :
Ibu mengatakan hamil 3 bulan, mengeluh sejak 3 hari yang lalu
mual dan muntah + 1 0 x/hari, berupa cairan setelah makan
dan minum, serta badan terasa lemas dan pusing.
51
2) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur
13 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya 28
hari
c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya 6-7
hari
d) Banyaknya : Ibu mengatakan 2-3 kali/hari ganti
pembalut
e) Teratur/tidak teatur : Ibu mengatakan haidnya teratur
setiap bulan
f) sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya
merah, encer
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan saat haid tidak sakit
perut bagian bawah sampai
mengganggu aktifitas
3) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPHT : 03 Desember 2015
b) HPL : 10 September 2016
c) Gerakan janin : Ibu mengatakan belum
merasakan gerakan bayinya
d) Obat yang dikonsumsi : Ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi obat dari bidan
52
e) Keluhan pada
Trimeter 1 : Ibu mengatakan sering mual
dan muntah pada pagi hari,
tapi sejak 3 hari yang lalu
mengalami mual dan muntah
+ 10 x/hari berupa cairan
setelah makan dan minum.
f) ANC : Ibu mengatakan 2 kali
dilakukan di bidan pada saat
UK 1 bulan dan 2 bulan.
g) Penyuluhan : Ibu mengatakan belum
pernah mendapat penyuluhan
apapun.
h) Imunisasi TT : TT1 Sebelum menikah, TT2
Pada waktu umur kehamilan
2 bulan
i) Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan merasa
cemas dengan kondisi
kehamilannya.
53
4) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang :
Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu,
mual dan muntah berupa cairan + 10 x/hari setiap setelah
makan dan minum, badan terasa lemas dan pusing
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya
tidak berdebar-debar dan tidak keluar
keringat dingin pada telapak tangannya.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan pada pinggang kanan
dan kiri tidak pernah sakit dan tidak
terasa nyeri saat BAK.
(3) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah
mengalami batuk yang berkepanjangan
sampai > 2 minggu
(4) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah
mengalami sesak nafas
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada kuku, mata, dan
kulitnya tidak berwarna kuning
(6) DM : Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar,
dan tidak sering BAK pada malam hari
> 6 kali.
54
(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
tekanan darah tinggi lebih dari 140/90
mmHg, dengan keluhan misalnya :
pusing, tengkuk terasa kaku dan tegang.
(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kejang sampai mengeluarkan busa dari
mulutnya.
5) Riwayat penyakit keluarga :
a) Riwayat penyakit menular
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga baik dari pihak
ayah maupun ibu tidak memiliki riwayat penyakit
menular seperti : TBC, hepatitis HIV/AIDS.
b) Riwayat penyakit menurun
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga
suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
jantung, hipertensi, DM.
c) Riwayat keturunan kembar :
Ibu mengatakan bahwa baik dari pihak ayah maupun ibu
tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
d) Riwayat operasi :
Ibu mengatakan bahwa sampai saat ini belum pernah
mengalami riwayat operasi apapun.
55
6) Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan syah : kawin 1 kali.
b) Kawin umur : 33 tahun, dengan suami umur
36 tahun, lamanya 1 tahun,
belum memiliki anak dan
belum pernah mengalami
keguguran.
7) Riwayat KB : Ibu mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi apapun
8) Riwayat kehamilan yang lalu :
NO TGL/TH
PARTUS
TEMPAT
PARTUS
UMUR
KHMLN
JENIS
PARTUS
PENO
LONG
ANAK NIFAS KEADAAN
ANAK
SEKARANG BB BB PB KEAD LAKT
1. Hamil
sekarang
9) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari
porsi sedang dengan menu nasi,
sayur hijau, tempe/tahu. Tidak
memiliki pantangan makanan, ibu
minum 7 - 8 gelas sehari dengan air
putih.
56
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan sejak 3 hari yang
lalu nafsu makan menurun dan
merasa malas untuk makan dan
minum karena selalu muntah.
Makan tidak teratur + 1x sehari
porsi kecil dengan menu nasi,
sayuran hijau, tempe/tahu dan
buah-buahan, dan ibu menghindari
makanan pedas dan bersantan
untuk mengurangi rasa mual, ibu
minum 6 gelas sehari, 4 gelas air
putih dan 2 gelas teh hangat pagi
dan sore.
b) Eliminasi
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan buang air kecil
dengan frekuensi + 6 - 7 kali sehari,
dan buang air besar dengan
frekuensi 1 kali sehari, konsistensi
lunak, tidak ada keluhan.
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan buang air kecil
dengan frekuensi + 4 - 5 kali sehari
sehari, warna kuning jernih, bau
khas urine dan buang air besar
57
dengan frekuensi 1 kali sehari,
konsistensi lunak, tidak ada keluhan.
c) Pola aktivitas
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan beraktivitas normal
seperti menyapu memasak, mencuci
pakaian dan pekerjaan rumah
tangga lainnya.
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan mengurangi
aktivitasnya sehari-hari seperti
tidak memasak dan mencuci
pakaian serta di bantu suami dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah
tangga lainnya dan sejak 3 hari
yang lalu ibu mengatakan lebih
banyak tiduran, dan tidak
melakukan aktifitas apapun.
d) Pola istirahat / tidur
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam
dan tidur malam + 9 jam.
(2) Saat hamil : Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam
dan tidur malam + 5 jam dengan
keluhan sering terbangun karena
merasa mual dan muntah.
58
c) Seksual
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan
hubungan suami istri 3x seminggu.
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan
hubungan suami isteri 1x seminggu,
tidak ada keluhan
d) Personal hygiene
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari,
keramas 3x seminggu,gosok gigi 2x
sehari, dan ganti pakaian 2x sehari.
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari,
keramas 3x seminggu, gosok gigi
2x sehari, dan ganti pakaian 2x
sehari dengan keluhan ibu merasa
mual dan muntah setiap gosok gigi.
e) Psikososial budaya
(1) Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya
ini dan merasa cemas dengan keadaan yang dialaminya
sekarang.
(2) Kehamilan ini direncanakan / tidak
Ibu mengatakan kehamilannya ini direncanakan
59
(3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan jenis kelamin perempuan atau laki-
laki tidak jadi masalah yang penting anaknya bisa
lahir normal dan sehat.
(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya ini.
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suaminya.
(6) Pantangan makanan
Ibu mengatakan menghindari makanan pedas dan
(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada tradisi
mitoni.
f) Menggunakan obat-obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
selain dari bidan, dan ibu dan suami tidak merokok.
10) Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan laboratorium Hb dan golongan darah
c. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik :
a) Status generalis
(1). Keadaan umum : Kurang
(2). Kesadaran : Samnolen
60
(3). TTV : TD = 80/70 mmHg N= 120 x/mnt
S = 36,7 0C R = 20 x/mnt
(4). TB : 155 cm
(5). BB sebelum hamil : 55 kg
(6). BB sekarang :50 kg
(7). Lila : 24,5 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Hitam, bersih, tidak mudah rontok,
tidak berketombe
(2) Muka : Pucat, bersih, tidak ada cloasma, tidak
oedema
(3) Mata
(a) Oedema : Tidak oedema
(b) Cinjungtiva : Pucat
(c) Sklera : Putih kekuningan
(4) Hidung : Normal, bersih, tidak ada secret,
tidak ada polip.
(5) Telinga : Normal, simetris, bersih, tidak ada
serumen.
(6) Mulut/gigi/gusi : Lidah kotor, warna keputihan,
tercium bau aseton, tidak ada caries
gigi, gusi tidak ada luka, tidak ada
61
stomatitis.
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak mengalami
pembesaran
(2) Tumor : Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak mengalami
pembesaran parotitis.
c) Dada dan axilla
(1) Mammae
(a) Membesar : Membesar secara fisiologis.
(b) Tumor : Tidak ada benjolan.
(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.
(d) Areola : Hiperpigmentasi.
(e) Putting susu : Menonjol.
(f) Kolostrum : Belum keluar.
(2) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada benjolan.
(b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
d) Abdomen
(1) Pembesaran uterus : Sesuai umur kehamilan.
(2) Benjolan/tumor : Tidak ada benjolan.
(3) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan.
62
(4) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas oprasi.
e) Ekstremitas
(1) Varices : Tidak ada varices
(2) Oedema : Tidak ada oedema
(3) Reflek patella : positif kanan dan kiri
(4) Betis merah/lembek/keras : Betis tidak merah dan
tidak lembek
(5) Pada tangan sebelah kanan :Terpasang infus D5 drip
narfoz 1 ampul 4 mg 32
tetes per menit. Sejak
tanggal 29 Februari
2016 pukul 06.00 WIB
dari PONEK.
f) Kulit : Turgor kulit berkurang dan kering.
3) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)
a) Abdomen
(1) I nspeksi
(a) Pembesaran perut : Sesuai dengan umur
kehamilan.
(b) Bentuk perut : Simetris.
(c) Kelainan : Tidak ada kelainan.
(d) Pergerakan janin : Belum ada.
63
(2) Palpasi
(a) Pergerakan janin : Belum ada
(b) Leopold I : TFU 2 jari diatas simpisis
TB : Tidak dilakukan .
(c) Ausku l t a s i
DJJ : Tidak dilakukan.
Frekuensi : Tidak dilakukan.
Teratur / tidak : Tidak dilakukan.
b) Pemeriksaan panggul
(1) Kesan panggul : Tidak dilakukan.
(2) Distansia spinarum : Tidak dilakukan.
(3) Distansia kristarum : Tidak dilakukan.
(4) Conjugata eksterna : Tidak dilakukan.
(5) Lingkar panggul : Tidak dilakukan.
c) Anogenital
(1) Vulva vagina
(a) Varices : Tidak ada varices di vulva.
(b) Luka : Tidak ada luka di vulva.
(c) Kemerahan : Tidak kemerahan di vulva.
(d) Nyeri : Tidak ada nyeri di vulva.
(e) Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran di
vulva.
64
(f) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
pengeluaran
pervaginam di vulva.
(2) Perinium
(a) Bekas luka: Tidak ada bekas luka pada perineum.
(b) Lain – lain: Tidak ada.
(3) Anus
(a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid.
(b) Lain-lain : Tidak ada.
4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium : Dilakukan pada tanggal 29
Februari 2015 Hb: 10,4 gr% dan golongan darah: O
II. Interpretasi Data
Tanggal : 29 Februari 2016 Pukul : 08.00 WIB
1. Diagnosa kebidanan
Ny. S G1P0A0 umur 34 tahun hamil 12 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum grade III.
Data Dasar
a. Data Subyektif
1) I bu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan belum
pernah keguguran.
2) I bu mengatakan usianya 34 tahun.
3) I bu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 03
65
Desember 2015
4) Ibu mengatakan sering mual dan muntah pada pagi hari, sejak 3
hari yang lalu + 10 x/hari berupa cairan setelah makan dan
minum.
5) Ibu mengatakan badannya lemas dan kepala pusing.
b. Data Obyektif
1) HPL : 10 September 2016
2) Keadaan umum ibu : Kurang, kesadaran : samnolen
3) Vital sign TD : 80/70 mmHg N : 120 x/menit
R : 20 x/menit S : 36,70C
4) BB sebelum hamil : 55 kg. BB sekarang : 50 kg.
5) Mata : Konjungtiva pucat, mata cekung dan sclera berwarna
putih kekuningan.
6) Mulut : Lidah kotor berwarna putih, tercium bau aseton dari
mulut.
7) Kulit : Turgor kulit kering.
8) Palpasi abdomen : Konsistensi uterus keras, teraba ballottement.
9) Pemeriksaan penunjang : Dilakukan pada tanggal 29 Februari
2016
Hb : 10,4 gr%.
Golongan darah : O
66
2. Masalah : Ibu merasa cemas terhadap kehamilannya karena ibu
mengalami mual dan muntah yang berlebihan, badan
lemas dan kepala pusing
3. Kebutuhan :
a. Menmberitahu ibu hasil pemeriksaan
b. Memberi dukungan moril pada ibu.
c. Memberikan cairan dan obat-obatan.
III. Diagnosa Potensial
Potensial teradi gangguan metabolisme.
IIII. Antisipasi/Tindakan Segera
1. Informasi dan edukasi tentang kehamilannya.
2. Kolaborasi dengan dokter Sp. OG untuk pemberian terapi :
a. Pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tpm.
b. Injeksi Ranitidin 25 mg IV. / 12 jam
c. Biosanbe 250 mg 1x 1 tablet/hari.
d. Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.
67
3. Kolaborasi dengan dokter ahli gizi untuk diit hiperemises gravidarum
grade III untuk pemberian untuk diit bubur halus
4. Ibu diisolasi di kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara
yang baik.
IVI. Perencanaan
Tanggal : 29 Februari 2016 Pukul : 08.30 WIB
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang keadaan
yang dialaminya sekarang.
b. Anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total, dan agar
memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir
dengan keadaannya.
c. Anjurkan keluarga untuk membantu ibu untuk BAK dan BAB
menggunakan pispot.
d. Obervasi mual muntah setiap 2 jam.
e. Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam.
f. Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG.
g. Anjurkan pada ibu untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering
dengan frekuensi + 3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari
makanan berminyak dan berbau menyengat.
h. Observasi BAK dan BAB setiap hari.
68
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 29 Februari 2016 pukul: 09.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan memberika penjelasan pada ibu
tentang keadaannya sekarang merupakan gejala mual muntah yang
berlebihan yang dapat menggganggu aktivitas sehari-hari, dan biasanya
akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan.
2. Menganjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total dan agar
memberikan dukungan supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan
keadaannya.
3. Menganjurkan pada keluarga agar membantu ibu BAK dan BAB
menggunakan pispot.
4. Mengobservasi input makanan dan minuman serta output mual dan
muntah tiap 2 jam sekali dan mengobservasi BAB dan BAK.
5. Mengobservasi KU dan vital sign setiap 4 jam.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat oral
yaitu 1 tablet Antasida 200 mg, 1 tablet Biosanbe 250 mg, dan
menganjurkan ibu untuk segera minum obat setelah makan.
7. Menganjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi sering, seperti makan
makanan ringan dan biskuit.
8. Mengobservasi BAK dan BAB setiap hari.
69
VII. Evaluasi
Tanggal : 29 Februari 2016 pukul : 10.00 WIB
1. Ibu sudah mengerti tentang keadaannya saat ini.
2. Keluarga sudah paham bahwa ibu harus bedrest total dan bersedia untuk
memberikan dukungan pada ibu.
3. Keluarga bersedia membantu ibu BAK dan BAB dengan menggunakan
pispot, ibu mengatakan sudah BAK 1x tapi sedikit.
4. Ibu masih mual dan muntah sebanyak 1x berupa cairan setelah makan dan
minum dalam 2 jam terakhir.
5. Keadaan umum lemas, kesadaran samnolen
6. Dilakukan kolaborasi dengan dokter dan terapi obat oral sudah diberikan
kepada ibu yaitu :
a. Antasida 1 tablet 200 mg 3 x 1 tablet / hari.
b. Biosanbe 1 tablet 250 mg 1 x 1 tablet / hari.
7. Ibu sudah makan beberapa potong biskuit.
70
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 01 Maret 2016 Pukul : 08.00 WIB
S : Data Subjektif
1. Ibu mengatakan masih merasakan mual dan muntah sebanyak 4x
sejak pukul 05.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB berupa cairan.
2. Ibu mengatakan BAK 5x sehari sejak pukul 15.00 WIB sampai 08.00
WIB, dengan menggunakan pispot dan ibu belum BAB.
3. Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas dan pusing.
4. Ibu mengatakan pagi ini habis makan 4 sendok bubur halus, dan
minum 1 gelas teh manis.
5. Ibu mengatakan aktivitas hanya berbaring di tempat tidur.
6. Ibu mengatakan tidur malam dari jam 20.00 WIB sampai jam 05.00 WIB,
kadang malam terbangun karena adanya rasa mual.
O : Data Objektif
1. Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis
Vital sign : TD : 90/70 mmHg N : 110 x/menit
S : 37,70C R : 20 x/menit
2. Mata : cekung, sklera berwarna putih kekuningan, conjungtiva
pucat.
3. Mulut : Lidah kotor dan masih sedikit tercium bau aseton pada
pernafasannya.
4. Kulit : Turgor kulit masih kering.
71
5. Ekstremitas atas :
Tangan kanan terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 20
tpm.
Assesment
Ny. S G1P0A 0 umur 34 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemises
gravidarum grade III hari ke-2.
Planning
Tanggal 01 Maret 2016 Pukul 08.35 WIB
1. Pukul 08.35 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan mengenai keadaan
ibu sekarang bahwa mual dan muntahnya sudah berkurang, tetapi suhu
badan ibu masih sedikit demam.
2. Pukul 08.45 WIB, menganjurkan kembali pada ibu untuk makan
bubur halus sedikit tapi sering.
3. Pukul 09.00 WIB, Memberikan dukungan moril kepada ibu dan
keluarga dengan cara meyakinkan bahwa kondisi ibu akan segera
membaik dan penyakitnya dapat disembuhkan.
4. Pukul 09.15 WIB, Melanjutkan terapi dokter
a. Antasida 1 tablet 200 mg 3 x 1 tablet / hari.
b. Biosanbe 1 tablet 250 mg 1 x 1 tablet / hari.
5. Pukul 11.15 WIB, Mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
6. Pukul 11.30 WIB, Mengobservasi BAK dan BAB per hari.
7. Pukul 11.45 WIB, Melanjutkan terapi dokter pemberian Ranitidin 25 mg
secara IV dan infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 20 tpm.
72
8. Pukul 15.00 WIB, Mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 4
jam sekali.
Evaluasi
Tanggal 01 Maret 2016 Pukul 13.30 W B
1. Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu sudah tidak
khawatir lagi.
2. Ibu makan siang menghabiskan 8 sendok makan bubur halus dan
bersedia mengkonsumsi buah dan sayuran.
3. Telah memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga.
4. Telah melanjutkan terapi dokter obat oral sudah diberikan kepada ibu
dan Ibu bersedia meminumnya.
5. Ibu masih mual dan muntah sebanyak 3x berupa cairan dari pukul
08.00 sampai pukul 13.30 WIB.
6. Ibu sudah BAK 4x dari jam 08.00 sampai pukul 13.30 W B
menggunakan pispot dan belum BAB.
7. Ibu telah diberikan obat injeksi Ranitidin 25 mg secara IV, dan pada
tangan kanan terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 20
tpm.
8. Ibu bersedia istirahat cukup dan minum obat sesuai anjuran.
73
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 02 Maret 2016 Pukul 08.15 WIB
S : Data Subjektif
1. Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 2x dari pukul 07.00
sampai pukul 08.15 WIB berupa cairan.
2. Ibu mengatakan nafsu makan bertambah menjadi 1/2 porsi bubur
halus hangat.
3. Ibu mengatakan keadaannya agak membaik, tetapi masih lemas,
sedikit pusing dan ibu masih cemas.
4. Ibu mengatakan BAK sebanyak 4x dari kemarin pukul 15.00 sampai
08.15 WIB dengan dibantu keluarga dan BAB sebanyak 1x dengan
menggunakan pispot.
5. Ibu mengatakan aktivitasnya berbaring di tempat tidur sambil latihan
miring kanan dan miring kiri.
Data Objektif
1. Keadaan umum masih agak lemah, kesadaran composmentis.
Vital sign : TD : 90/70 mmHg S : 360C
R : 20 x/menit N : 98 x/menit
2. Mata :Masih sedikit cekung, sklera sudah tidak berwarna kuning,
conjungtiva sudah tidak pucat.
3. Mulut: Lidah sudah tidak kotor, tidak tercium bau aseton dalam
74
pernafasan.
4. Kulit : Turgor kulit sudah membaik.
5. Ekstremitas atas:
Tangan kanan terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1ampul 4 mg 20
tpm.
Assesment
Ny. S G1P0A0 umur 34 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemises
gravidarum grade III hari ke 3
Planning
Tanggal 02 Maret 2016 Pukul 08.45 WIB
1. Pukul 08.45 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan tentang keadaan
ibu sekarang sudah membaik, suhu badan menurun.
2. Pukul 09.00 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk latihan duduk dan
berdiri perlahan-lahan.
3. Pukul 10.15 WIB, Mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
4. Pukul 11.30 WIB, mengulang kembali kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diit bubur nasi hangat.
5. Pukul 12.15 WIB, Mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap
4 jam sekali.
6. Pukul 12.30 WIB, melanjutkan terapi dokter :
a. Infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 20 tpm
b. injeksi Ranitidin 25 mg IV.
c. Antasida 1 tablet 200 mg, 3 x 1 tablet / hari.
75
d. Biosanbe 1 tablet 250 mg, 1 x 1 tablet / hari.
Evaluasi
Tanggal 02 Maret 2016 Pukul 16.30 WIB
1. Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang
dengan kondisinya yang semakin baik.
2. Ibu sudah bisa duduk dan berdiri perlahan-lahan.
3. Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 1x dalam 6 jam terakhir.
4. Ibu bersedia makan siang dengan menggunakan bubur nasi hangat
5. Ibu sudah dilakukan pemeriksaan keadaan umum : baik
Vital sign : TD : 90/70 mmHg, N : 98 x/menit, S : 36 0C, R : 20 x/menit
dan hasilnya sudah disampaikan kepada ibu dan keluarga.
6. Ibu sudah minum obat sesuai anjuran.
76
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 03 Maret 2016 Pukul : 08.00 WIB
S : Data Subyektif
1. Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dari hari kemarin.
2. Ibu mengatakan tidak mual dan sudah tidak muntah lagi.
3. Ibu mengatakan pagi ini makan 1/2 piring bubur nasi hangat dan
minum teh hangat 1 gelas.
4. Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak lemas.
5. Ibu mengatakan BAK 5x dari kemarin pukul 16.30 sampai 08.00 WIB
dikamar mandi dibantu keluarga dan BAB 1x pukul 06.00 WIB
dikamar mandi, lancar dan tidak ada keluhan.
6. Ibu mengatakan aktifitasnya sudah bisa berdiri dan berjalan perlahan.
O: Data Obyektif
1. Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis
Vital sign : TD : 100/80 mmHg N : 84 x/menit
S : 360C R : 24 x/menit
2. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung
3. Mulut : Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton
4. Kulit : Turgor kulit baik
5. Ekstremitas atas : Tangan kanan terpasang infus Dextrose 5% 20 tpm
A : Assesment
Ny. S G1P0A0 umur 34 tahun hamil 12 minggu riwayat hiperemises
gravidarum grade III hari k-4
77
P : Planning
1. Pukul 08.15 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa semuanya dalam keadaan normal, mual dan muntahnya dapat
diatasi dan kondisi ibu sudah baik.
2. Pukul 08.45 WIB, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi, rendah
lemak dan tinggi protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan
perkedel daging.
3. Pukul 10.00 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
4. Pukul 11.30 WIB, melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diit nasi lembek.
5. Pukul 11.40 WIB, memberikan penkes tentang gizi ibu hamil
6. Puku 11.55 WIB, memberikan penkes tentang tanda bahaya ibu hamil
TM I.
7. Pukul 12.10 WIB, melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam :
a. Infus dextrose 5% sudah dilepas.
b. Antasida 1 tablet 200 mg.
c. Biosanbe 1 tablet250 mg.
Pasien diperbolehkan pulang dengan bekal obat Antasida 200 mg 3
x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari, Biosanbe 1 x 250
mg 1 x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari, Ondancentron
8 mg 1x1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari, dan
Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari.
78
8. Pukul 12.15 WIB, mengobservasi keadaan umum, vital sign dan
anjurkan ibu istirahat cukup.
9. Pukul 12.25 WIB, dilakukan pemeriksaan Hb
10. Pukul 12.30 WIB, menganjurkan kepada ibu untuk melakukan
kunjungan ulang satu minggu lagi.
Evaluasi
Tanggal 03 Maret 2016
1. Ibu sudah dijelaskan tentang kondisinya bahwa ibu sudah sembuh dan
ibu senang sudah diijinkan untuk pulang ke rumah.
2. Sudah diberitahukan pada ibu dan keluarga bila keadaan ibu sekarang
sudah baik.
3. Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.
4. Ibu sudah tidak mual dan muntah lagi.
5. Ibu sudah makan siang dengan nasi lembek dengan porsi sedang.
6. Ibu sudah minum obat sesuai anjuran, dan infus sudah lepas pukul
11.50 WIB.
7. Terapi obat jalan sudah diberikan.
8. Diperoleh Hb 11 gr%
9. Ibu pulang tanggal 03 Maret 2016 pukul 13.30 WIB dan ibu bersedia
untuk kunjungan ulang satu minggu lagi.
79
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis menguraikan tentang proses
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade III
di RSUD Karanganyar dengan menggunakan 7 langkah Varney.
Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan
masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak
lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien.
1. Pengkajian
Pengkajian Adalah pengumpulan semua data yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi keadaan pasien. (Ambarwati 2010).
Sedangkan pada teori keluhan utama hiperemesis gravidarum
grade III adalah ibu mengatakan mual mutah sudah berkurang, tetapi
masih merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan makin
menurun, urine sedikit dan belum BAB sejak dua hari yang lalu.
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Pada kasus ini pengkajian diperoleh data subjektif ibu hamil
Ny. S ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah
melahirkan dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan usianya 34
tahun, ibu mengatakan HPHT 05 Desember 2015, mengeluh sejak 3
hari yang lalu mual dan muntah + 10 x/hari setelah makan yang
berupa cairan serta badan terasa lemas dan kepala pusing.
Sedangkan pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik
keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TD : 70/80 mmHg,
80
N : 120x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,70C, BB turun dari 55 kg
menjadi 50 kg, mata konjungtiva pucat, mata cekung dan sklera
berwarna putih kekuningan, mulut lidah kotor berwarna putih, tercium
bau asetor dari mulut.Turgor kulit berkurang dan kering, pemeriksaan
penunjang Hb 10,4 gr% dan golongan darah O. Pada langkah ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yaitu pada teori kesadaran
2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien terhadap interpretasi yang
benar atas data –data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik (Estiwidani dkk, 2008).
Diagnosa hiperemesis gravidarum grade III : Ny. X umur…tahun
dengan hiperemesis gravidarum grade III. Masalah yang muncul pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade III yaitu mual muntah,
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, urine sedikit
(Rukiyah, 2010). Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade III adalah penjelasan tentang hiperemesis
gravidarum grade III, memberikan dukungan moril pada ibu,
memberikan cairan dan obat-obatan, menempatkan ibu dalam ruangan
yang nyaman dan pengunjung dibatasi (Sofian, 2012).
81
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut
diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada kasus ini dapat
ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. S G1P0A0 umur 34 tahun
hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade III. Masalah
ibu merasa cemas terhadap kehamilannya karena ibu mengalami
mual dan muntah yang berlebihan, badan lemas dan kepala pusing.
Kebutuhan yang diberikan adalah memberi penjelasan tentang
hiperemesis gravidarum grade III, memberi dukungan moril pada ibu,
memberi cairan dan obat-obatan, Menempatkan ibu dalam ruangan yang
nyaman dan pengunjung dibatasi. kebutuhan hal-hal yang dibutuhkan
pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisa data. Pada langkah ini penulis
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan yaitu pasien tidak di tempatkan pada ruang isolasi.
3. Diagnosa Potensial
Dari kasus hiperemesis gravidarum grade III yang terus
berlanjut bisa menyebabkan komplikasi hiperemesis gravidarum grade
III, antara lain gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit infeksi
dan lain-lain (Rukiyah, 2010).
Pada kasus untuk diagnosa potensial dapat terjadi
hiperemesis gravidarum grade III setelah dilakukan tindakan tidak
terjadi diagnosa potensial. Sedang pada teori langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
82
sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi, yang paling
penting adalah melakukan asuhan yang aman. Pada langkah ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada dilahan praktek
4. Antisipasi / Tindakan Segera
Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada
beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi).
Dimana bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan
pasien, namun kadang juga berada pada situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan
mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim
kesehatan lain. Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat
selalu melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan
tepat dan aman (Sulistyowati, 2009).
Antisipasi dalam hiperemesis gravidarum grade III yaitu kolaborasi
dengan dokter dan segera rujuk. (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Pada langkah antisipasi pada kasus hiperemesis gravidarum
grade III dilakukan informasi dan edukasi tentang kehamilannya,
kolaborasi dengan dokter S p . OG untuk pemberian terapi : pasang
infus Dextrosa 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tpm, injeksi Ranitidin
25 mg IV, Biosanbe 250 mg 1x1 tablet/hari, Antasida 200 mg 3x1
tablet/hari, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit hiperemesis
83
gravidarum grade II untuk memberikan diit bubur halus. Pada langkah
ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada dilahan.
5. Rencana Asuhan
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langkah sebelumnya. Asuhan yang direncakan untuk ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade III adalah sebagai berikut:
Memberitahu ibu mengenai hasil pmeriksaan ,Mengatur posisi ibu
dengan cara membaringkan ibu dengan posisi miring untuk
meminimalkan risiko terjadi aspirasi, Membuat informend consent,
memasang infus dan oksigen, Berkolaborasi dengan dokter obgyn,
memberitahu ibu harus di rujuk kefasilitas lebih lengkap , Persiapan
rujukan, memberitahu keluarga jika kehamilanya membahayakan jiwa
ibu, endokumentasikan tindakan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
grade III adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu
tentang keadaan yang dialaminya sekarang, anjurkan pada anggota
keluarga agar ibu bedrest total, dan agar memberikan dukungan kepada
ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya, anjurkan
keluarga untuk membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot,
obervasi mual muntah setiap 2 jam, observasi keadaan umum dan vital
sign setiap 4 jam, lakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG, anjurkan
pada ibu untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan
84
frekuensi + 3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan
berminyak dan berbau menyengat, observasi BAK dan BAB setiap hari.
Pada observasi perencanaan hari ke 4 adalah memberitahu hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa semuanya dalam keadaan normal,
mual dan muntahnya dapat diatasi dan kondisi ibu sudah baik,
menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin
dan makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein
seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan perkedel daging,
mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali, melakukan
kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit nasi lembek,
memberikan penkes tentang gizi ibu hamil, melakukan kolaborasi dengan
dokter Sp. OG. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan.
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009). Pada kasus
hiperemisis gravidarum grade III ini rencana tindakannya adalah tempat
isolasi yaitu jangan terlalu banyak tamu, memberi obat-obatan yaitu
Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6); anti
muntah (Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antisida
dan anti mulas, terapi pesikologik, cairan infus yang memiliki kalori
tinggi (Sofian, 2012).
85
Pada kasus pelaksanaan asuhan yang diberikan adalah
memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan memberikan penjelasan
pada ibu tentang keadaannya sekarang merupakan gejala mual
muntah yang berlebihan yang dapat menggganggu aktivitas sehari-
hari, dan biasanya akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total dan agar
memberikan dukungan supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan
keadaannya, menganjurkan pada keluarga agar membantu ibu
BAK dan BAB menggunakan pispot, mengobservasi input makanan
dan minuman serta output mual dan muntah tiap 2 jam sekali dan
mengobservasi BAB dan BAK, mengobservasi KU dan vital sign
setiap 4 jam, melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan
terapi obat oral yaitu 1 tablet Antasida 200 mg, 1 tablet Biosanbe
250 mg, dan menganjurkan ibu untuk segera minum obat setelah
makan, menganjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi sering, seperti
makan makanan ringan dan biskuit. Pada langkah ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
7. Evaluasi
Pada teori evaluasi yang didapat menurut Varney (2007) adalah :
mual muntah berkurang, keadaan umum baik, ibu dan janin sehat, nafsu
makan sudah baik, berat badan naik, tidak terjadi dehidrasi, tidak
terjadi gangguan gizi, gangguan metabolisme,dan penyakit infeksi.
86
Pada kasus hiperemesis gravidarum grade III, ini dilakukan
perawatan selama 4 hari. Didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, , vital sign : TD : 100/80 mmHg, N : 84
x/menit, S : 360C, R : 24 x/menit, mata : conjungtiva merah
muda, sklera putih dan tidak cekung, mulut : lidah tampak tidak
kotor, tidak tercium bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah
tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan meningkat. . Pada langkah ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada dilahan.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Ny. S Umur 34 tahun
G1P0A0 Umur Kehamilan 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade
II I di RSUD Karanganyar, yaitu :
1. Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny. S G1P0A0 Umur Kehamilan
12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II diperoleh data
subjektif ibu hamil Ny. S ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama,
belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan
usianya 43 tahun, ibu mengatakan HPHT 05 Desember 2015, mengeluh
sejak 3 hari yang lalu mual dan muntah + 10 x/hari setelah makan
yang berupa cairan serta badan terasa lemas dan kepala pusing,
sedangkan pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik
keadaan umum lemah, kesadaran samnolen, TD :70/80 mmHg, N : 120
x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,70C, BB turun dari 55 kg menjadi 50 kg,
mata konjungtiva pucat, mata cekung dan sklera berwarna putih
kekuningan, mulut lidah kotor berwarna putih, tercium bau aseton dari
mulut. Turgor kulit berkurang dan kering, pemeriksaan penunjang Hb
10,4 gr% dan golongan darah O.
88
2. Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti
dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. S umur 34 tahun G1P0A0
hamil 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade III .
3. Diagnosa Potensial pada kasus Ny. S tidak muncul karena dapat
ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan prosedur.
4. Antisipasi pada Ny. S adalah dilakukan informasi dan edukasi
tentang kehamilannya, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
: pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz l ampul 4 mg 32 tpm, injeksi
Ranitidin 25 mg IV, Biosanbe 250 mg 3xl tablet/hari, Antasida 200 mg
3xl tablet/hari, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit hiperemises
gravidarum grade III untuk memberikan diit bubur halus.
5. Rencana Tindakan yang diberikan pada Ny. S yaitu beritahu ibu hasil
pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang keadaan yang
dialaminya sekarang, anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest
total, dan agar memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak
cemas dan khawatir dengan keadaannya, anjurkan keluarga untuk
membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot, observasi
mual muntah setiap 2 jam, observasi keadaan umum dan vital sign
setiap 4 jam, lakukan kolaborasi dengan dokter, anjurkan pada ibu
untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan frekuensi +
3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan
berminyak dan berbau menyengat, observasi BAK dan BAB setiap
hari, ibu ditempatkan diruang yang tenang dan cerah dengan
89
pertukaran udara yang baik.
6. Pelaksanaan tindakan pada Ny. S dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah dibuat.
7. Evaluasi Yang didapat setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4
hari pada Ny. T adalah keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
vital sign : TD : 100/80 mmHg, N :84 x/menit, S : 360C, R : 22
x/menit, mata : conjungtiva merah muda sklera putih dan tidak
cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton,
kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu
makan meningkat.
8. Pada kasus Ny. S G1P0A0 umur 34 tahun hamil 12 minggu dengan
hiperemises gravidarum grade III penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran bagi :
1. Bagi institusi
a. Bagi Lahan, RSUD Karanganyar
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik lagi
seperti jam kunjungan dan membatasi jumlah pengunjung sehingga
pasien hiperemesis merasa aman dan nyaman.
b. Pendidikan
90
Di harapkan agar institusi pendidikan lebih meningkatkan atau
menambah reverensi, sehingga dapat membantu penulisan atau
mahasiswa yang akan mengambil kasus yang sama.
2. Bagi Bidan
Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep
asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu
memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.
3. Bagi Klien
Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara
teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi pada hiperemises gravidarum dan menganjurkan klien
untuk mencari informasi ke tenaga kesehatan.
91
BAB V
PENUTUP
C. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Ny. S Umur 34 tahun
G1P0A0 Umur Kehamilan 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade
II I di RSUD Karanganyar, yaitu :
9. Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny. S G1P0A0 Umur Kehamilan
12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II diperoleh data
subjektif ibu hamil Ny. S ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama,
belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan
usianya 43 tahun, ibu mengatakan HPHT 05 Desember 2015, mengeluh
sejak 3 hari yang lalu mual dan muntah + 10 x/hari setelah makan
yang berupa cairan serta badan terasa lemas dan kepala pusing,
sedangkan pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik
keadaan umum lemah, kesadaran samnolen, TD :70/80 mmHg, N : 120
x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,70C, BB turun dari 55 kg menjadi 50 kg,
mata konjungtiva pucat, mata cekung dan sklera berwarna putih
kekuningan, mulut lidah kotor berwarna putih, tercium bau aseton dari
mulut. Turgor kulit berkurang dan kering, pemeriksaan penunjang Hb
10,4 gr% dan golongan darah O.
92
10. Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti
dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. S umur 34 tahun G1P0A0
hamil 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade III .
11. Diagnosa Potensial pada kasus Ny. S tidak muncul karena dapat
ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan prosedur.
12. Antisipasi pada Ny. S adalah dilakukan informasi dan edukasi
tentang kehamilannya, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
: pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz l ampul 4 mg 32 tpm, injeksi
Ranitidin 25 mg IV, Biosanbe 250 mg 3xl tablet/hari, Antasida 200 mg
3xl tablet/hari, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit hiperemises
gravidarum grade III untuk memberikan diit bubur halus.
13. Rencana Tindakan yang diberikan pada Ny. S yaitu beritahu ibu hasil
pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang keadaan yang
dialaminya sekarang, anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest
total, dan agar memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak
cemas dan khawatir dengan keadaannya, anjurkan keluarga untuk
membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot, observasi
mual muntah setiap 2 jam, observasi keadaan umum dan vital sign
setiap 4 jam, lakukan kolaborasi dengan dokter, anjurkan pada ibu
untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan frekuensi +
3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan
berminyak dan berbau menyengat, observasi BAK dan BAB setiap
hari, ibu ditempatkan diruang yang tenang dan cerah dengan
93
pertukaran udara yang baik.
14. Pelaksanaan tindakan pada Ny. S dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah dibuat.
15. Evaluasi Yang didapat setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4
hari pada Ny. T adalah keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
vital sign : TD : 100/80 mmHg, N :84 x/menit, S : 360C, R : 22
x/menit, mata : conjungtiva merah muda sklera putih dan tidak
cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton,
kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu
makan meningkat.
16. Pada kasus Ny. S G1P0A0 umur 34 tahun hamil 12 minggu dengan
hiperemises gravidarum grade III penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
D. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran bagi :
4. Bagi institusi
c. Bagi Lahan, RSUD Karanganyar
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik lagi
seperti jam kunjungan dan membatasi jumlah pengunjung sehingga
pasien hiperemesis merasa aman dan nyaman.
94
d. Pendidikan
Di harapkan agar institusi pendidikan lebih meningkatkan atau
menambah reverensi, sehingga dapat membantu penulisan atau
mahasiswa yang akan mengambil kasus yang sama.
5. Bagi Bidan
Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep
asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu
memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.
6. Bagi Klien
Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara
teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi pada hiperemises gravidarum dan menganjurkan klien
untuk mencari informasi ke tenaga kesehatan.
95
96