Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing
-
Upload
sarah-zielda-najib -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing
FITOTERAPI
SEBUAH PENDEKATAN YANG SISTEMATIK
UNTUK PERESEPAN DENGAN HERBAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitoterapi
Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Endang Hanani, MS., Apt
Disusun oleh:
Astra Suryani Putri 1406598661
JURUSAN HERBAL MEDIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
PENDAHULUAN
Dalam rangka menghargai elemen penting dibalik pendekatan terapi herbal barat, kita harus
mengasumsikan bahwa fungsi tubuh manusia secara normal dapat terbebas dari penyakit dan mampu
melawan penyakit. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam mengenai penyebab dan
pengobatan penyakit juga harus berasal dari pertimbangan fisiologi, fungsi normal tubuh, serta
patologi dan patofisiologi. Fokus yang berlebihan terhadap patologi penyakit akan menyebabkan
suatu sistem media yang intervensionis dan mengarah pada kompensasi terhadap defisiensi fisiologi
dan ketidakseimbangan yang muncul pada penyakit (kompensasi fisiologi), tanpa mencari
pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana penyakit muncul pada awalnya. Seperti sebuah
strategi dasar akan mengakibatkan pendekatan jangka pendek dan superfisial terhadap pengobatan.
Hal ini semakin meningkat pada sistem medis ortodoks yang kita miliki saat ini. Meskipun hal ini
sangat bermanfaat untuk patologi lanjutan dan keadaan yang mengancam jiwa, tetapi hal ini tidak
lengkap dan khususnya kurang memadai dalam pengobatan berbagai penyakit kronis.
Sebaliknya, kebanyakan sistem medis tradisional, yang sebagian atau seluruhnya didasarkan
pada obat herbal, lebih mnaruh perhatian terhadap ketidakseimbangan fisiologi yang mendasari yang
menyebabkan dan mebuat penyakit berkelanjutan. Dengan demikian, mereka lebih fokus pada
fisiologi daripada patologi. Pengobatan ini bertujuan untuk meningkatkan atau mendukung secara
fisiologi, bukan sekedar kompensasi untuk defisiensiatau kelebihan zat kimia yang merupakan hasil
dari fisiologi abnormal. Kompensasi fisiologi seringkali membutuhkan adanya obat dalam jumlah
konstan untuk mendapatkan efek yang diinginkan, sedangkan dukungan fisiologi bisa, pada
waktunya, menyebabkan perbaikan yang permanen terhadap zat kimia abnormal dalam tubuh.
Sekelompok ahli pengobatan herbal pada abad ke-19 mengenali pertimbangan ini dan, sebagai upaya
pemikiran tradisional herbal menjadi konsep yang lebih modern, yang dalam ilmu disiplin mereka
diberi nama ‘fisiomedikalisme’. Tentu saja praktisi herbal tradisional lainnya tidak bisa
mengungkapkan pemahaman fisiologi mereka dalam hal teori ilmiah yang modern, namun hal ini
tidak mengurangi nilai atau elegansi pemahaman mereka terhadap fungsi sehat dari tubuh manusia.
Salah satu contoh dukungan secara fisiologi dibandingkan kompensasi fisiologi dapat dilihat dalam
pengobatan infeksi bakteri. Pendekatan herbal tradisional adalah dengan mendukung imunitas dan
untuk menyelaraskan respon-respon fisiologi normal terhadap infeksi seperti demam. Sebaliknya,
pendekatan konvensional adalah untuk menekan demam dan membunuh bakteri dengan antibiotik,
sehingga memberikan kompensasi untuk pertahanan tubuh yang kelebihan beban atau melemah.
Pendekatan yang terakhir yaitu konvensional mempunyai nilai-nilai untuk menyelamatkan hidup tapi
tidak akan mencegah dari infeksi berulang. Pendekatan herbal tradisional mungkin memperlihatkan
tingkat kegagalan yang lebih tinggi pada situasi akut, walaupun hal ini masih diperdebatkan, tetapi
dapat menyebabkan peningkatan imunitas dan mungkin juga mengurangi tingkat infeksi berulang.
Secara jelas, peranan penting obat tradisional herbal sebagai pelengkap atau komplementer dapat
dikemukakan dari hal ini dan lainnya.
Pengobatan herbal barat juga tidak menentang untuk memakai kompensasi fisiologi bila
diperlukan, walaupun pendekatannya jauh lebih sedikit intervensionis daripada yang mungkin terjadi
dengan obat modern. Pendekatan ini mengenali bahwa proses penyakit mungkin kerapkali membuat
siklus yang ganas dan hanya intervensi secara langsung yang dapat memutus siklus tersebut dan
memulihkan kesehatan dalam beberapa kasus. Pada tingkat pragmatis, pengobatan intervensi dengan
cepat dapat meringankan gejala, dimana pengobatan ini mendorong pasien untuk bertahan dengan
pengobatan. Terkadang, pengobatan yang sangat terkonsep membutuhkan pendekatan intervensionis
karena mereka merupakan konsep yang ortodoks, sebagai contoh hipertensi dan kolestrol yang tinggi
dalam serum. Hal ini bukanlah untuk mengatakan bahwa pendekatan herbal yang lebih tradisional
tidak dapat membantu.
STRATEGI TERAPI
Strategi pengobatan harus memberikan resep dalam pengobatan herbal barat modern yang
muncul dari pertimbangan peningkatan fisiologi dan kompensasi fisiologi.
Peningkatan Fisiologi
Strategi umum
Secara umum, tujuan dari peningkatan fisiologi adalah untuk menciptakan keadaan aktif,
kesehatan yang kuat. Hal ini lebih dari sekedar ketiadaan penyakit secara terbuka, walaupun misalnya
keadaan tubuh dan pikiran yang positif dapat bebas dari penyakit dan mampu melawan penyakit. Ini
adalah keadaaan optimum kimiawi tubuh dan energi tubuh. Istilah ‘energi’ dalam konteks ini lebih
dari sekedar energi fisik dan kimia dan mencerminkan sebuah kualitas subjektif dari kesehatan yang
baik. Semua sistem kesehatan tradisional tanpa terkecuali menyimpulkan bahwa energi ekstra secara
nyata dalam kesehatan yang baik menandakan adanya kekuatan vital yang mengintegrasikan fungsi
fisiologi normal dari tubuh dan mempertahankan homeostasis. Konsep kontrovensial ‘vitalitas’
mewakili sebuah perbedaaan yang mendasar antara sistem pengobatan tradisional dan ortodoks.
Tujuan umum pengobatan dengan meningkatkan fisiologi dapat diuraikan sebagai berikut:
Mengoptimalkan kimiawi dalam tubuh dengan memperbaiki nutrisi dan meningkatkan
detoksifikasi. Hal ini diterapkan tidak hanya terhadap tubuh secara keseluruhan tetapi terhadap
setiap sel, organ dan sistem dalam tubuh.
Mengoptimalkan energi tubuh dengan meningkatkan vitalitas. Vitalitas akan secara otomatis
meningkat saat optimalisasi kimiawi dalam tubuh. Tetapi peningkatan vitalitas dapat juga
dilakukan secara khusus dengan menggunakan tonik, yang mana membuat energi lebih banyak
tersedia, dan adaptogen, yang mana mengoptimalkan kemampuan untuk mengatasi segala jenis
stres, oleh karennya dapat membantu untuk melestarikan vitalitas.
Seperti yang disebutkan diatas, tujuan penting utama dari peningkatan fisiologi adalah merangsang
detoksifikasi. Hal ini terutama diperlukan untuk permasalahan dimana toksin berlebihan di dalam
tubuh terdapat dalam jumlah yang bermakna, sebagaimana yang terjadi pada sindrom kelelahan
kronik, penyakit autoimun dan kanker. Detoksifikasi secara tradisional dicapai dengan dua cara yaitu
merangsang proses detoksifikasi dengan depurative, imunostimulan dan herbal untuk hati, serta
merangsang eliminasi dengan diaforetik, diuretik, limfatik, laksatif, dan ekspektoran.
Strategi khusus
Dengan pengecualian pengobatan terhadap ‘seluruh tubuh’ seperti tonik dan adaptogen,
tujuan umum dari peningkatan fisiologi dicapai dengan meningkatkan fungsi dari sistem individu,
organ atau bahkan jaringan dan sel. Peningkatan seperti itu seringkali melibatkan perbaikan
ketidakseimbangan. Defisiensi pada fungsi dalam satu kompartemen fisiologi dapat menyebabkan
perangsangan yang berlebihan pada fungsi di tempat lain, yang kemudian dapat membuat defisiensi di
tempat lain. Untuk alasan ini pengobatan khusus terkadang tidak ditujukan pada lokasi masalah:
sebagai contoh, pada konstipasi yang disebabkan oleh defisiensi fungsi hati, dalam hal ini fungsi hati
dapat ditingkatkan bukan kaitannya dengan meningkatkan fungsi usus. Contoh lain, kelebihan hormon
kewanitaan menyebabkan gangguan mesntruasi dapat diobati pula dengan meningkatkan proses
detoksifikasi hati, karena hati adalah organ yang memecah hormon ini. Ketimbang secara langsung
memanipulasi sekresi ovarium, hal ini juga dapat diobati dengan mengoptimalkan input ke hipofisis,
yang mengontrol fungsi ovarium.
Dari contoh singkat di atas menjadi jelas terlihat bahwa hal yang mendasar terhadap strategi
khusus untuk peningkatan fisiologi adalah individualisasi pasien. Jika konsep kekuatan vital adalah
pilar pertama pengobatan tradisional herbal, pengobatan pasien sebagai individual adalah yang kedua.
Hal ini kontras dengan ilmu kedokteran saat ini, sejak uji klinik terkontrol dengan pembanding
plasebo tersamar ganda hanya menguji pengaruh \pengobatan pada sekelompok pasien (lebih banyak
pasien lebih baik, untuk kekuatan statistik) daripada individu.
Bila sesuai, peningkatan fisiologi tertentu mungkin melibatkan regulasi dan meningkatkan
fungsi pencernaan, imunitas, sirkulasi, respiratori, dan produksi hormon. Peningkatan fisiologi juga
dapat melibatkan peningkatan organ tertentu seperti hati, ginjal, ovarium, dan masih banyak lagi.
Fokus dari peningkatan fisiologi mungkin pada jaringan tertentu misalnya, sel-sel eksokrin pankreas.
Fungsi khusus dari organ juga dapat didukung, misalnya, sekresi empedu dari hati atau sistem enzim
detoksifikasi di hati. Dalam semua kasus, hal ini harus dinilai dalam review secara individual dan
berkala.
Kompensasi fisiologi
Kadang-kadang, fungsi yang berlebihan dirangsang perlu langsung dikontrol, atau defisiensi
butuh untuk dikompensasi, karena proses patologi sudah berjalan terlalu jauh. Dalam kasus lain,
siklus yang ganas harus diputus atau pasien perlu sembuh dari gejala yang tidak menyenangkan atau
melemahkan. Keadaan ini adalah dimana kompensasi fisiologi dinilai sesuai. Mekanisme aksi yang
dimulai dengan ‘anti’ biasanya menunjukkan peran dalam kompensasi fisiologi, misalnya anti
inflamasi, antivirus, antispasmodik, antiseptik, anti alergi, dan sebagainya. Aksi sedatif dan hipnotik
juga melibatkan mekanisme kompensasi dan masih banyak contoh lainnya. Banyak herbal ‘spesifik’
termasuk dalam kategori ini. Pengalaman telah menunjukkan bahwa herbal ini bekerja dengan baik
untuk kondisi penyakit tertentu, misalnya Tanacetum parthenium untuk migrain, Arnica untuk
memar, dll. Mekanisme kerja dari herbal tersebut tidak selalu diketahui, tetapi mungkin melibatkan
pengaruh kompensasi, walaupun mekanisme yang lebih mendasar dapat diterapkan. Pengetahuan
mengenai ‘spesifik’ suatu herbal sering berasal dari pengobatan rakyat, dimana seringkali hanya satu
herbal yang digunakan pada suatu waktu.
MENGOBATI PENYEBAB YANG DIRASAKAN
Pertanyaan yang harus ditanyakan pada permulaan dan seluruh tahapan pengobatan adalah:
“Apa penyebab dari penyakit individu ini?” tergantung dari penyebab yang dirasakan, pengobatannya
melibatkan peningkatan fisiologi dan/atau kompensasi yang ditujukan pada penyebabnya itu.
Penggunaan kata ‘penyebab’ dalam diskusi medis dapat menyebabkan perdebatan metafisik pada
akhirnya, olehkarena itu kata ‘yang dirasakan’ menjadi kualifikasi penting pada praktiknya. Saat
persepsi dan pemahaman mengenai masalah pasien meningkat, hal ini berarti lebih dekat dari
penyebab yang ‘sebenarnya’. Seringkali ada rantai peristiwa penyebab. Disini pendekatan tradisional
herbal seringkali untuk mengobati banyak hal yang berhubungan dalam rantai peristiwa karenanya
pasien diminta dapat aktif pada saat pengobatan dan menerima pengobatan. Persepsi terhadap
penyebab harus selalu dikaitkan dengan diagnosis medis yang benar, walaupun, merefleksikan
kompleksitas dari berbagai kondisi klinik dan kesulitannya yang bahkan pengobatan ortodoks telah
mendiagnosanya dalam beberapa presentasi, sebuah ‘penilaian’ yang lebih pragmatis mungkin dapat
berguna.
Faktor-faktor yang terlibat dalam menyebabkan penyakit dapat dibagi menjadi penyebab
predisposisi, penyebab eksitatori (rangsangan) dan penyebab yang berkelanjutan (sustaining). Faktor
predisposisi adalah faktor dimana menyebabkan tubuh lebih cenderung terkena penyakit. Penyebab
predisposisi seperti stres, penurunan vitalitas, pola makan yang buruk, defek yang diwariskan dan
sebagainya. Penyebab rangsangan adalah penyebab yang memprovokasi langsung penyakit seperti
infeksi dan trauma. Penyebab yang berkelanjutan (sustaining) biasanya ikut berperan sebagai akibat
dari inisiasi proses penyakit dan menghalangi resolusi penyakit. Dalam konteks ini, inflamasi dapat
menjadi penyebab yang berkelanjutan. Pada umumnya, pengobatan terbaik pada medis ortodoks
ditujukan hanya pada penyebab eksitatori dan berkelanjutan.
Sebanyak mungkin, penyebab predisposisi harus dihilangkan dengan perubahan gaya hidup,
atau dilawan melalui peningkatan fisiologi yang tepat. Menetralisir penyebab rangsangan seringkali
membutuhkan keduanya yaitu mekanisme peningkatan dan kompensasi fisiologi. Pengobatan
terhadap penyebab berkelanjutan biasanya membutuhkan penekanan terhadap kompensasi fisiologi
untuk memutus rantai yang terjadi berkelanjutan atau terus menerus.
Sebagai contoh pengobatan yang berhubungan dalam rantai penyebab dapat diilustrasikan
dalam serangkaian pristiwa sebagai berikut:
1. Stress > 2. Insomnia > 3. Menurunkan vitalitas > 4. Melemahkan iunitas > 5. Infeksi virus >
6. Kondisi kataral pada membran mukus > 7. Batuk
Dalam konteks serangkaian pristiwa diatas, 1-4 adalah penyebab predisposisi, 5 adalah penyebab
rangsangan, 6 adalah penyebab yang berkelanjutan, dan 7 adalah ekspresi simptomatik dari penyakit.
Pendekatan terhadap pengobatan diatur dalam tabel 7.1
Tabel 7.1Contoh pendekatan pengobatan herbal untuk rantai penyebab
Tautan dalam rantai PengobatanPeningkatan fisiologi (E) atau
kompensasi fisiologi ©
1 Adaptogen E
2 Sedatif C
Hipnotik C
3Tonik (dipilih yang tidak
memperburuk insomnia)E
4 Imnuostimulan E
5 Antivirus C
6 Antikataral C
7 Ekspektoran E
Antitusif C
Meskipun tidak semua penyebab ini dapat diatasi dalam satu resep, namun seiring berjalannya
waktu semua yang berhubungan dalam rantai ini dapat diatasi. Dengan memilih herbal yang
mencakup beberapa dari tindakan yang diperlukan, memungkinkan untuk mengobati banyak atau
sebagian besar penyebab dalam satu resep; sebagai contoh, Hypericum sebagai anti virus dan hipnotik
ringan, Echinaceae adalah imunostimulan dan limfatik. Mekanisme aksi lain mungkin dibutuhkan jika
tubuh menyelidiki kembali tautan dalam rangkaian peristiwa untuk memecahkan masalah; sebagai
contoh, kondisi kataral diatasi melalui infeksi akut dan hal ini akan membutuhkan stimulan (dalam
artian herbal) dan diaforetik selain hal diatas, jika kondisi kataral (tahap awal perkembangan infeksi)
ditemukan lebih dari sekedar penyebab berkelanjutan, maka akan membutuhkan pengobatan yang
lebih mendalam menggunakan herbal ekspektoran dan limfatik.
Seringkali, ada pemahaman yang baik mengenai penyebab predisposisi utama dan pengobatan
yang sangat efektif, hanya penyebabnya yang perlu diobati. Sebagai contoh, infeksi virus Ross River,
yang endemik di Australia, dapat menyebabkan kondisi kronik dengan nyeri sendi, lesu dan
berkeringat di malam hari dikarenakan ketidakseimbangan imunitas yang disebabkan oleh virus.
Pengobatan hanya dengan akar Echinacea angustifolia (atau dikombinasikan dengan akar
E.purpurea) dalam dosis yang cukup biasanya dapat mengatasi kondisi dalam 6-10 minggu.
Beberapa penyebab tidak dapat diobati dengan pengobatan herbal; sebagai contoh insomnia
yang disebabkan oleh pengalaman traumatik, herbal dapat mengonpensasinya tetapi tidak dapat
mengobati atau menghilangkan penyebabnya. Penyebab-penyebab yang dapat diterima untuk
pengobatan herbal tercantum dalam kotak 7.1. Beberapa penyebab yang tidak dapat dihilangkan tetapi
dapat dikompensasi dengan pengobatan herbal tercantum dalam kotak 7.2
Kotak 7.1
Penyebab yang bisa diterima dengan pengobatan herbal
Penurunan vitalitas
Toksisitas
Tumor
Ketidakseimbangan emosional
Malfungsi organ
Kerusakan organ
Inflamasi
Ketidakseimbangan hormon
Imunitas yang melemah
Alergi
Infeksi kronik, subklinik atau akut
Stress
Kondisi kataral dari membran mukus
Autoimunitas
Flora usus yang tidak sehat
Kotak 7.2
Penyebab yang hanya dapat dikompensasi oleh pengobatan
herbal
Prilaku dalam hidup
Trauma fisik atau emosional
Keturunan
Ik;im
Usia
Gaya hidup
Pola makan
Seringkali, dasar kerangka pengobatan individu dilakukan dengan pertimbangan diatas, maka
perlu memperhitungkan pemahaman medis terhadap kondisi pasien. pemahaman ini perlu ditafsirkan
dengan cermat, tetapi tetap saja literatur ilmiah saat ini memberikan informasi yang sangat berguna.
Sebagai contoh, faktor penyebab potensial yang diidentifikasi dalam penyakit autoimun meliputi
infeksi virus dan/atau bakteri kronik. Faktor yang diidentifikasi pada ulkus lambung meliputi infeksi
bakteri, fungsi sfingter yang rusak dan ketahanan mukosa yang buruk.
PERANAN PENTING TERHADP PENGAMBILAN KASUS
Tujuan utama dari pengambilan kasus adalah untuk menetapkan tujuan dari pengobatan atau
protokol pengobatan untuk individu tersebut. Bahkan untuk gangguan kesehatan yang sama, kasusnya
dapat bervariasi dari satu pasien dengan pasien lain; sebagai contoh, pasien eksim dengan riwayat
terpapar insektisida ketika masih muda dapat diobati secara berbeda dengan pasien eksim yang
berkembang setelah anak pertamanya. Berikut ini adalah garis besar yang digunakan untuk konsultasi
yang bertujuan untuk memperoleh informasi untuk kerangka pengobatan. Penekanan khusus diberikan
terhadap:
Faktor riwayat dibalik perkembangan keluhan yang ada
Faktor yang dapat merubah keluhan utama
Pengobatan saat ini dan sebelumnya
Informasi mengenai konstitusi pasien dan kondisi saat ini
Pola makan
Riwayat sosial
Gangguan serius pada masa lalu atau masalah kesehatan atau gangguan yang berhubungan
terhadap gejala yang ada, yang dapat memberikan informasi mengenai penyebabnya.
Persoalan utamanya adalah pemahaman terhadap kondisi pasien per individu harus dilakukan
sebanyak mungkin. Sebagai bagian dari proses individualisasi, penampakan secara umum dan
keadaan tubuh dari pasien harus diperiksa. Semua ini dapat sangat membantu untuk lembar periksa
gejala. Melalui lembar periksa akan menampilkan masalah lain yang berhubungan dengan gejala yang
ada. Sebagai contoh yang baik adalah pasien wanita dengan keluhan sariawan yang rutin terjadi.
Konsultasi dengan pasien mengungkapkan bahwa sariawan selalu diikuti pengobatan antibiotik yang
diresepkan untuk infeksi tenggorokan. Sebelum pengobatan pencegahan yang efektif untuk infeksi
tenggorokan sebelumnya pasien tidak pernah terkena sariawan berulang. Sebelumnya ia tidak pernah
secara khusus diresepkan pengobatan untuk gangguan ini.
KERANGKA PENGOBATAN
Kerangka pengobatan atau protokol pengobatan diatur berdasarkan tujuan dari pengobatan.
Hal ini terutama berasal dari pemahan mengenai penyebabnya yang dirasakan terhadap kondisi
bersama sama dengan penilaian yang dibutuhkan untuk peningkatan dan kompensasi fisiologi.
Informasi digunakan untuk sampai pada kerangka pengobatan untuk gangguan khusus diambil dari
sumber-sumber berikut:
Pemahamam herbal tradisional mengenai ganggguan tersebut
Pengalaman klinis seorang praktisi dalam pengobatan gangguan tersebut
Pemehaman umum mengenai jenis dari gangguan; sebagai contoh, jika penyebabnya adalah
infeksi, maka apa yang biasanya menyebabkan infeksi itu atau jika penyakit autoimun, faktor-
faktor apa yang biasanya memicu dan mempertahankan proses autoimun tersebut
Pemahaman ilmiah mengenai penyebab yang terlibat dalam gangguan tertentu. Informasi ini
dapat diperoleh dari studi klinis atau epidemiologi dimana mengungkapkan faktor-faktor yang
menicu dan memepertahankan proses penyakit tersebut.
Studi mengenai pengetahuan ilmiah yang menetukan proses patologi yang mendasari untuk
gangguan tertentu
Riwayat kasus individu. Dalam artian, riwayat kasus individu bertindak sebagai filter untuk
semua informasi diatas. Sebagai contoh nyata adalah kanker paru. Merokok diketahui
menyebabkan kanker paru, tetapi jika pasien tidak pernah merokok lalu pertimbangan ini
tidak berhubungan terhadap pasien tertentu. Dalam kata lain, hanya faktor yang diduga atau
telah diketahui menjadi penyebab yang dapat digabungkan ke dalam kerangka pengobatan.
Kebutuhan akan pengobatan simptomatik; sekali lagi, hal ini bergantung sebagian besar pada
riwayat kasus tiap individu
Untuk banyak gangguan, perkembangan kerangka adalah proses yang realtif sederhana.
Bagaimanapun, pada beberapa kejadian proses ini dapat menjadi sedikit rumit, khususnya pada kasus
gangguan kronik.
TINDAKAN
Konsep yang behubungan dengan tujuan pengobatan atau kerangka pengobatan terhadap
pemilihan herbal adalah tindakan yang diambil. Ini adalah konsep herbal tradisional, tetapi penelitian
ilmiah juga menyediakan informasi mengenai mekanisme aksi dari herbal. Tahapan proses untuk
mencapai tujuan pengobatan melalui pemilihan herbal untuk peresepan kemudian disarankan sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan pengobatan berdasarkan pada konsep herbal tradisional, pemahaman
medis saat ini mengenai gangguan dan kasus pasien
2. Memastikan bahwa tujuan pengobatan berdasarkan kebutuhan dari kasus per individu
3. Menentukan prioritas utama pengobatan
4. Atas dasar tujuan pengobatan sesegera mungkin, tentukan tindakan apa yang diperlukan
Riwayat kasus
Pertimbangan secara tradisional dan pengalaman praktisi herbal
Persepsi mengenai penyebab
5. Memilih herbal yang terpercaya yang mempunyai mekanisme aksi ini, dengan sebanyak
mungkin aksi tumpang tindih untuk mencapai tujuan pengobatan. Sebagai contoh, jika
mekanisme antiinflamasi dan antispasmodik dibutuhkan untuk saluran cerna, Matricaria
secara efektif dapat mencakup kedua hal yang dibutuhkan tersebut. Memastikan bahwa herbal
ini cocok dengan kondisi tubuh pasien dan kondisi umum berdasarkan pertimbangan yang
sebelumnya telah dijelaskan.
6. Jika tindakan khusus diperlukan untuk memperkuat, lakukan ini dengan memilih lebih dari
satu herbal dengan mekanisme aksi yang sama atau dengan menggunakan herbal yang sangat
efektif dalam dosis lebih tinggi
7. Mengombinasi herbal dalam formula dengan dosis yang tepat. (biasanya dilakukan dengan
mancampur ekstrak cair atau tingtur). Jangan memilih terlalu banyak herbal karena dosis
masing-masing herbal dapat menyebabkan interaksi yang belum diketahui.
Untuk memfasilitasi proses ini, praktisi herbal membutuhkan pemahaman yang jelas
mengenai herbal-herbal yang dapat mereka percayai, mekanisme aksinya telah diketahui dengan baik.
Daftar referensi herbal dikategorikan menurut aksi mereka dan peringkat dalam urutan herbal yang
sebagai prioritas dapat diandalkan dalam ramuan yang digunakan. Sebagai contoh dibawah ini,
dengan judul imunostimulan, dibuat urutan dalam daftar berikut ini:
Echinacea angustifolia
Echinacea purpurea
Astragalus membranaceus
Andrographis paniculata
Picrorrhiza kurroa
dibawahnya lagi ada Allium sativum dan Baptista tinctoria yang hanya terdapat sedikit bukti
mengenai mekanisme aksinya.
Daftar ini dapat dijelaskan: sebagai contoh, Echinacea spp., paling bagus dalam
meningkatkan aktifitas fagositosis serta aspek awal dalam pengenalan kekebalan tubuh (imunitas
bawaan), Andrographis bagus untuk infeksi akut, dan Astragalus bagus untuk kondisi kronik terhadap
gangguan kekebalan dan kontraindikasi pada infeksi akut, dan masih banyak lagi. Penyusunan yang
interaktif mengenai daftar ini yang dilakukan oleh praktisi dapat menjadi pembelajaran yang berguna
untuk pengalaman.
Serangkaian urutan dalam pengobatan herbal barat diringkas dalam gambar 7.1.
Gambar 7.1 Ringkasan mengenai rangkaian urutan dalam pengobatan herbal barat
Sebagai bagian dari proses, hal ini dapat membantu untuk menyusun tabel tujuan pengobatan,
sesuai dengan mekanisme aksi dan kandidat herbalnya. Tergantung pada kasus, hal ini mungkin
sedikit teperinci, dengan banyak tujuan pengobatan yang diperluas menjadi mekanisme aksi yang
diperlukan dan herbal yang menjadi kandidatnya. Namun, kemungkinan herbal yang sama akan
muncul lebih dari sekali, hal ini menunjukkan bahwa herbal ini mungkin harus disertakan dalam
peresepan (tetapi tidak selalu perlu).
Berikut adalah garis besar dari kasus yang dibuat secara ringkas sehingga dapat dipakai sebagai
ilustrasi dari proses ini. Pertimbangan: pasien perempuan berumur 38 yang ingin mempunyai anak
kedua setelah dua kali keguguran 4 tahun silam. Pasien juga mengalami kesulitan hamil, yang
membuatnya menjadi kegugurannya bahkan menjadi traumatik. Silkus menstruasinya selama 36-38
hari dan dia mengalami sindrom premenstrual (PMS) dengan mastalgia, sakit kepala, emosional yang
labil, kecemasan dan depresi. Pasien juga mengalami kebiasaan sulit tidur. Semua pengujian
hormonal normal, kecuali prolaktin, yang meningkat.
Tabel 7.2 Tujuan, tindakan dan herbal untuk kasus yang dicontohkan dalam diskusi dibawah ini
(lihat teks)
Tujuan terapiAksi herbal
yang relevanKandidat herbal
Meningkatkan tidur (pemeliharaan tidur dalam
insomnia)
Meningkatkan
melatoninChaste tree
Anti depresan St John’s wort
Hipnotik Valerian, passion folwer, hops
Meringankan gejala PMSTonik yang
menenangkan
Skullcap, St John’s wort,
Schisandra
Penyeimbang
hormonal pada
wanita
Chaste tree
Menurunakan kadar prolaktinPenghambat
prolaktinChastee tree
Menormalisasi siklus menstruasi
Penyeimbang
hormonal pada
wanita
Chaste tree
Menstabilkan mood dan meringankan
kegelisahan/kecemasanAnti depresan St John’s wort
Anti ansietas Valerian, passion flower, kava
Meningkatkan fertilitas dan fungsi ovarium
Progesterogenik
(tidak
langsung)
Chaste tree
Tonik untuk
wanitaShatavari, dong quai
Tonik untuk
ovariumFalse unicorn root, Tribulus
Modulasi
estrogen
False unicorn root, Tribulus,
Paeonia, wild yam
Mengurangi risiko keguguran (lihat juga
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kesuburan dan fungsi ovarium diatas)
Spasmolitik
uterineBlack haw, cramp bark, wild yam
Tabel 7.2 memberikan contoh apa yang mungkin menjadi kunci keberhasilan pengobatan,
tindakan herbal yang relevan dan kandidat herbal yang dibutuhkan untuk pasien ini. Mengacu pada
tabel tersebut dapat dilihat bahwa sejumlah herbal muncul beberapa kali, khususnya chaste tree dan St
John’s wort. Herbal ini mungkin adalah kuncinya. Herbal lainnya dapat dipilih sesuai dengan
kehandalan mereka (dengan bukti yang terkait), prioritas pengobatan yang sesuai dan berapa kali
herbal tersebut muncul dalam tabel. Untuk kasus ini, herbal juga perlu dipilih berdasarkan
kesesuaiannnya di awal kehamilan, dengan tindakan yang dilakukan seharusnya pasien berhasil hamil.
Berdasarkan kriteria ini, herbal yang mungkin termasuk di dalamnya adalah passionflower, cramp
bark, wild yam dan false unicorn root. Tribulus memiliki data uji klinis untuk meningkatkan fertilitas,
maka dapat diberikan sebagai prioritas. Dalam kasus lain herbal untuk tonik adrenal, adaptogen dan
tonik umumnya dapat berperan juga, dalam hal ini herbal-herbal tersebut juga dapat dimasukkan
dalam tabel, dengan managemen stres sebagai tujuan pengobatan. Energi pasien dan interaksi obat
herbal yang relevan dapat juga diambil sebagai pertimbangan untuk kedepannya dapat memperbaiki
peresepan.