Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

19
FITOTERAPI SEBUAH PENDEKATAN YANG SISTEMATIK UNTUK PERESEPAN DENGAN HERBAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitoterapi Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Endang Hanani, MS., Apt Disusun oleh: Astra Suryani Putri 1406598661

description

aaa

Transcript of Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Page 1: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

FITOTERAPI

SEBUAH PENDEKATAN YANG SISTEMATIK

UNTUK PERESEPAN DENGAN HERBAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitoterapi

Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Endang Hanani, MS., Apt

Disusun oleh:

Astra Suryani Putri 1406598661

JURUSAN HERBAL MEDIK

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

2015

Page 2: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

PENDAHULUAN

Dalam rangka menghargai elemen penting dibalik pendekatan terapi herbal barat, kita harus

mengasumsikan bahwa fungsi tubuh manusia secara normal dapat terbebas dari penyakit dan mampu

melawan penyakit. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam mengenai penyebab dan

pengobatan penyakit juga harus berasal dari pertimbangan fisiologi, fungsi normal tubuh, serta

patologi dan patofisiologi. Fokus yang berlebihan terhadap patologi penyakit akan menyebabkan

suatu sistem media yang intervensionis dan mengarah pada kompensasi terhadap defisiensi fisiologi

dan ketidakseimbangan yang muncul pada penyakit (kompensasi fisiologi), tanpa mencari

pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana penyakit muncul pada awalnya. Seperti sebuah

strategi dasar akan mengakibatkan pendekatan jangka pendek dan superfisial terhadap pengobatan.

Hal ini semakin meningkat pada sistem medis ortodoks yang kita miliki saat ini. Meskipun hal ini

sangat bermanfaat untuk patologi lanjutan dan keadaan yang mengancam jiwa, tetapi hal ini tidak

lengkap dan khususnya kurang memadai dalam pengobatan berbagai penyakit kronis.

Sebaliknya, kebanyakan sistem medis tradisional, yang sebagian atau seluruhnya didasarkan

pada obat herbal, lebih mnaruh perhatian terhadap ketidakseimbangan fisiologi yang mendasari yang

menyebabkan dan mebuat penyakit berkelanjutan. Dengan demikian, mereka lebih fokus pada

fisiologi daripada patologi. Pengobatan ini bertujuan untuk meningkatkan atau mendukung secara

fisiologi, bukan sekedar kompensasi untuk defisiensiatau kelebihan zat kimia yang merupakan hasil

dari fisiologi abnormal. Kompensasi fisiologi seringkali membutuhkan adanya obat dalam jumlah

konstan untuk mendapatkan efek yang diinginkan, sedangkan dukungan fisiologi bisa, pada

waktunya, menyebabkan perbaikan yang permanen terhadap zat kimia abnormal dalam tubuh.

Sekelompok ahli pengobatan herbal pada abad ke-19 mengenali pertimbangan ini dan, sebagai upaya

pemikiran tradisional herbal menjadi konsep yang lebih modern, yang dalam ilmu disiplin mereka

diberi nama ‘fisiomedikalisme’. Tentu saja praktisi herbal tradisional lainnya tidak bisa

mengungkapkan pemahaman fisiologi mereka dalam hal teori ilmiah yang modern, namun hal ini

tidak mengurangi nilai atau elegansi pemahaman mereka terhadap fungsi sehat dari tubuh manusia.

Salah satu contoh dukungan secara fisiologi dibandingkan kompensasi fisiologi dapat dilihat dalam

pengobatan infeksi bakteri. Pendekatan herbal tradisional adalah dengan mendukung imunitas dan

untuk menyelaraskan respon-respon fisiologi normal terhadap infeksi seperti demam. Sebaliknya,

pendekatan konvensional adalah untuk menekan demam dan membunuh bakteri dengan antibiotik,

sehingga memberikan kompensasi untuk pertahanan tubuh yang kelebihan beban atau melemah.

Pendekatan yang terakhir yaitu konvensional mempunyai nilai-nilai untuk menyelamatkan hidup tapi

tidak akan mencegah dari infeksi berulang. Pendekatan herbal tradisional mungkin memperlihatkan

tingkat kegagalan yang lebih tinggi pada situasi akut, walaupun hal ini masih diperdebatkan, tetapi

dapat menyebabkan peningkatan imunitas dan mungkin juga mengurangi tingkat infeksi berulang.

Secara jelas, peranan penting obat tradisional herbal sebagai pelengkap atau komplementer dapat

dikemukakan dari hal ini dan lainnya.

Page 3: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Pengobatan herbal barat juga tidak menentang untuk memakai kompensasi fisiologi bila

diperlukan, walaupun pendekatannya jauh lebih sedikit intervensionis daripada yang mungkin terjadi

dengan obat modern. Pendekatan ini mengenali bahwa proses penyakit mungkin kerapkali membuat

siklus yang ganas dan hanya intervensi secara langsung yang dapat memutus siklus tersebut dan

memulihkan kesehatan dalam beberapa kasus. Pada tingkat pragmatis, pengobatan intervensi dengan

cepat dapat meringankan gejala, dimana pengobatan ini mendorong pasien untuk bertahan dengan

pengobatan. Terkadang, pengobatan yang sangat terkonsep membutuhkan pendekatan intervensionis

karena mereka merupakan konsep yang ortodoks, sebagai contoh hipertensi dan kolestrol yang tinggi

dalam serum. Hal ini bukanlah untuk mengatakan bahwa pendekatan herbal yang lebih tradisional

tidak dapat membantu.

STRATEGI TERAPI

Strategi pengobatan harus memberikan resep dalam pengobatan herbal barat modern yang

muncul dari pertimbangan peningkatan fisiologi dan kompensasi fisiologi.

Peningkatan Fisiologi

Strategi umum

Secara umum, tujuan dari peningkatan fisiologi adalah untuk menciptakan keadaan aktif,

kesehatan yang kuat. Hal ini lebih dari sekedar ketiadaan penyakit secara terbuka, walaupun misalnya

keadaan tubuh dan pikiran yang positif dapat bebas dari penyakit dan mampu melawan penyakit. Ini

adalah keadaaan optimum kimiawi tubuh dan energi tubuh. Istilah ‘energi’ dalam konteks ini lebih

dari sekedar energi fisik dan kimia dan mencerminkan sebuah kualitas subjektif dari kesehatan yang

baik. Semua sistem kesehatan tradisional tanpa terkecuali menyimpulkan bahwa energi ekstra secara

nyata dalam kesehatan yang baik menandakan adanya kekuatan vital yang mengintegrasikan fungsi

fisiologi normal dari tubuh dan mempertahankan homeostasis. Konsep kontrovensial ‘vitalitas’

mewakili sebuah perbedaaan yang mendasar antara sistem pengobatan tradisional dan ortodoks.

Tujuan umum pengobatan dengan meningkatkan fisiologi dapat diuraikan sebagai berikut:

Mengoptimalkan kimiawi dalam tubuh dengan memperbaiki nutrisi dan meningkatkan

detoksifikasi. Hal ini diterapkan tidak hanya terhadap tubuh secara keseluruhan tetapi terhadap

setiap sel, organ dan sistem dalam tubuh.

Mengoptimalkan energi tubuh dengan meningkatkan vitalitas. Vitalitas akan secara otomatis

meningkat saat optimalisasi kimiawi dalam tubuh. Tetapi peningkatan vitalitas dapat juga

dilakukan secara khusus dengan menggunakan tonik, yang mana membuat energi lebih banyak

tersedia, dan adaptogen, yang mana mengoptimalkan kemampuan untuk mengatasi segala jenis

stres, oleh karennya dapat membantu untuk melestarikan vitalitas.

Seperti yang disebutkan diatas, tujuan penting utama dari peningkatan fisiologi adalah merangsang

detoksifikasi. Hal ini terutama diperlukan untuk permasalahan dimana toksin berlebihan di dalam

tubuh terdapat dalam jumlah yang bermakna, sebagaimana yang terjadi pada sindrom kelelahan

Page 4: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

kronik, penyakit autoimun dan kanker. Detoksifikasi secara tradisional dicapai dengan dua cara yaitu

merangsang proses detoksifikasi dengan depurative, imunostimulan dan herbal untuk hati, serta

merangsang eliminasi dengan diaforetik, diuretik, limfatik, laksatif, dan ekspektoran.

Strategi khusus

Dengan pengecualian pengobatan terhadap ‘seluruh tubuh’ seperti tonik dan adaptogen,

tujuan umum dari peningkatan fisiologi dicapai dengan meningkatkan fungsi dari sistem individu,

organ atau bahkan jaringan dan sel. Peningkatan seperti itu seringkali melibatkan perbaikan

ketidakseimbangan. Defisiensi pada fungsi dalam satu kompartemen fisiologi dapat menyebabkan

perangsangan yang berlebihan pada fungsi di tempat lain, yang kemudian dapat membuat defisiensi di

tempat lain. Untuk alasan ini pengobatan khusus terkadang tidak ditujukan pada lokasi masalah:

sebagai contoh, pada konstipasi yang disebabkan oleh defisiensi fungsi hati, dalam hal ini fungsi hati

dapat ditingkatkan bukan kaitannya dengan meningkatkan fungsi usus. Contoh lain, kelebihan hormon

kewanitaan menyebabkan gangguan mesntruasi dapat diobati pula dengan meningkatkan proses

detoksifikasi hati, karena hati adalah organ yang memecah hormon ini. Ketimbang secara langsung

memanipulasi sekresi ovarium, hal ini juga dapat diobati dengan mengoptimalkan input ke hipofisis,

yang mengontrol fungsi ovarium.

Dari contoh singkat di atas menjadi jelas terlihat bahwa hal yang mendasar terhadap strategi

khusus untuk peningkatan fisiologi adalah individualisasi pasien. Jika konsep kekuatan vital adalah

pilar pertama pengobatan tradisional herbal, pengobatan pasien sebagai individual adalah yang kedua.

Hal ini kontras dengan ilmu kedokteran saat ini, sejak uji klinik terkontrol dengan pembanding

plasebo tersamar ganda hanya menguji pengaruh \pengobatan pada sekelompok pasien (lebih banyak

pasien lebih baik, untuk kekuatan statistik) daripada individu.

Bila sesuai, peningkatan fisiologi tertentu mungkin melibatkan regulasi dan meningkatkan

fungsi pencernaan, imunitas, sirkulasi, respiratori, dan produksi hormon. Peningkatan fisiologi juga

dapat melibatkan peningkatan organ tertentu seperti hati, ginjal, ovarium, dan masih banyak lagi.

Fokus dari peningkatan fisiologi mungkin pada jaringan tertentu misalnya, sel-sel eksokrin pankreas.

Fungsi khusus dari organ juga dapat didukung, misalnya, sekresi empedu dari hati atau sistem enzim

detoksifikasi di hati. Dalam semua kasus, hal ini harus dinilai dalam review secara individual dan

berkala.

Kompensasi fisiologi

Kadang-kadang, fungsi yang berlebihan dirangsang perlu langsung dikontrol, atau defisiensi

butuh untuk dikompensasi, karena proses patologi sudah berjalan terlalu jauh. Dalam kasus lain,

siklus yang ganas harus diputus atau pasien perlu sembuh dari gejala yang tidak menyenangkan atau

melemahkan. Keadaan ini adalah dimana kompensasi fisiologi dinilai sesuai. Mekanisme aksi yang

dimulai dengan ‘anti’ biasanya menunjukkan peran dalam kompensasi fisiologi, misalnya anti

inflamasi, antivirus, antispasmodik, antiseptik, anti alergi, dan sebagainya. Aksi sedatif dan hipnotik

juga melibatkan mekanisme kompensasi dan masih banyak contoh lainnya. Banyak herbal ‘spesifik’

Page 5: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

termasuk dalam kategori ini. Pengalaman telah menunjukkan bahwa herbal ini bekerja dengan baik

untuk kondisi penyakit tertentu, misalnya Tanacetum parthenium untuk migrain, Arnica untuk

memar, dll. Mekanisme kerja dari herbal tersebut tidak selalu diketahui, tetapi mungkin melibatkan

pengaruh kompensasi, walaupun mekanisme yang lebih mendasar dapat diterapkan. Pengetahuan

mengenai ‘spesifik’ suatu herbal sering berasal dari pengobatan rakyat, dimana seringkali hanya satu

herbal yang digunakan pada suatu waktu.

MENGOBATI PENYEBAB YANG DIRASAKAN

Pertanyaan yang harus ditanyakan pada permulaan dan seluruh tahapan pengobatan adalah:

“Apa penyebab dari penyakit individu ini?” tergantung dari penyebab yang dirasakan, pengobatannya

melibatkan peningkatan fisiologi dan/atau kompensasi yang ditujukan pada penyebabnya itu.

Penggunaan kata ‘penyebab’ dalam diskusi medis dapat menyebabkan perdebatan metafisik pada

akhirnya, olehkarena itu kata ‘yang dirasakan’ menjadi kualifikasi penting pada praktiknya. Saat

persepsi dan pemahaman mengenai masalah pasien meningkat, hal ini berarti lebih dekat dari

penyebab yang ‘sebenarnya’. Seringkali ada rantai peristiwa penyebab. Disini pendekatan tradisional

herbal seringkali untuk mengobati banyak hal yang berhubungan dalam rantai peristiwa karenanya

pasien diminta dapat aktif pada saat pengobatan dan menerima pengobatan. Persepsi terhadap

penyebab harus selalu dikaitkan dengan diagnosis medis yang benar, walaupun, merefleksikan

kompleksitas dari berbagai kondisi klinik dan kesulitannya yang bahkan pengobatan ortodoks telah

mendiagnosanya dalam beberapa presentasi, sebuah ‘penilaian’ yang lebih pragmatis mungkin dapat

berguna.

Faktor-faktor yang terlibat dalam menyebabkan penyakit dapat dibagi menjadi penyebab

predisposisi, penyebab eksitatori (rangsangan) dan penyebab yang berkelanjutan (sustaining). Faktor

predisposisi adalah faktor dimana menyebabkan tubuh lebih cenderung terkena penyakit. Penyebab

predisposisi seperti stres, penurunan vitalitas, pola makan yang buruk, defek yang diwariskan dan

sebagainya. Penyebab rangsangan adalah penyebab yang memprovokasi langsung penyakit seperti

infeksi dan trauma. Penyebab yang berkelanjutan (sustaining) biasanya ikut berperan sebagai akibat

dari inisiasi proses penyakit dan menghalangi resolusi penyakit. Dalam konteks ini, inflamasi dapat

menjadi penyebab yang berkelanjutan. Pada umumnya, pengobatan terbaik pada medis ortodoks

ditujukan hanya pada penyebab eksitatori dan berkelanjutan.

Sebanyak mungkin, penyebab predisposisi harus dihilangkan dengan perubahan gaya hidup,

atau dilawan melalui peningkatan fisiologi yang tepat. Menetralisir penyebab rangsangan seringkali

membutuhkan keduanya yaitu mekanisme peningkatan dan kompensasi fisiologi. Pengobatan

terhadap penyebab berkelanjutan biasanya membutuhkan penekanan terhadap kompensasi fisiologi

untuk memutus rantai yang terjadi berkelanjutan atau terus menerus.

Page 6: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Sebagai contoh pengobatan yang berhubungan dalam rantai penyebab dapat diilustrasikan

dalam serangkaian pristiwa sebagai berikut:

1. Stress > 2. Insomnia > 3. Menurunkan vitalitas > 4. Melemahkan iunitas > 5. Infeksi virus >

6. Kondisi kataral pada membran mukus > 7. Batuk

Dalam konteks serangkaian pristiwa diatas, 1-4 adalah penyebab predisposisi, 5 adalah penyebab

rangsangan, 6 adalah penyebab yang berkelanjutan, dan 7 adalah ekspresi simptomatik dari penyakit.

Pendekatan terhadap pengobatan diatur dalam tabel 7.1

Tabel 7.1Contoh pendekatan pengobatan herbal untuk rantai penyebab

Tautan dalam rantai PengobatanPeningkatan fisiologi (E) atau

kompensasi fisiologi ©

1 Adaptogen E

2 Sedatif C

Hipnotik C

3Tonik (dipilih yang tidak

memperburuk insomnia)E

4 Imnuostimulan E

5 Antivirus C

6 Antikataral C

7 Ekspektoran E

Antitusif C

Meskipun tidak semua penyebab ini dapat diatasi dalam satu resep, namun seiring berjalannya

waktu semua yang berhubungan dalam rantai ini dapat diatasi. Dengan memilih herbal yang

mencakup beberapa dari tindakan yang diperlukan, memungkinkan untuk mengobati banyak atau

sebagian besar penyebab dalam satu resep; sebagai contoh, Hypericum sebagai anti virus dan hipnotik

ringan, Echinaceae adalah imunostimulan dan limfatik. Mekanisme aksi lain mungkin dibutuhkan jika

tubuh menyelidiki kembali tautan dalam rangkaian peristiwa untuk memecahkan masalah; sebagai

contoh, kondisi kataral diatasi melalui infeksi akut dan hal ini akan membutuhkan stimulan (dalam

artian herbal) dan diaforetik selain hal diatas, jika kondisi kataral (tahap awal perkembangan infeksi)

ditemukan lebih dari sekedar penyebab berkelanjutan, maka akan membutuhkan pengobatan yang

lebih mendalam menggunakan herbal ekspektoran dan limfatik.

Seringkali, ada pemahaman yang baik mengenai penyebab predisposisi utama dan pengobatan

yang sangat efektif, hanya penyebabnya yang perlu diobati. Sebagai contoh, infeksi virus Ross River,

yang endemik di Australia, dapat menyebabkan kondisi kronik dengan nyeri sendi, lesu dan

berkeringat di malam hari dikarenakan ketidakseimbangan imunitas yang disebabkan oleh virus.

Pengobatan hanya dengan akar Echinacea angustifolia (atau dikombinasikan dengan akar

E.purpurea) dalam dosis yang cukup biasanya dapat mengatasi kondisi dalam 6-10 minggu.

Page 7: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Beberapa penyebab tidak dapat diobati dengan pengobatan herbal; sebagai contoh insomnia

yang disebabkan oleh pengalaman traumatik, herbal dapat mengonpensasinya tetapi tidak dapat

mengobati atau menghilangkan penyebabnya. Penyebab-penyebab yang dapat diterima untuk

pengobatan herbal tercantum dalam kotak 7.1. Beberapa penyebab yang tidak dapat dihilangkan tetapi

dapat dikompensasi dengan pengobatan herbal tercantum dalam kotak 7.2

Kotak 7.1

Penyebab yang bisa diterima dengan pengobatan herbal

Penurunan vitalitas

Toksisitas

Tumor

Ketidakseimbangan emosional

Malfungsi organ

Kerusakan organ

Inflamasi

Ketidakseimbangan hormon

Imunitas yang melemah

Alergi

Infeksi kronik, subklinik atau akut

Stress

Kondisi kataral dari membran mukus

Autoimunitas

Flora usus yang tidak sehat

Kotak 7.2

Penyebab yang hanya dapat dikompensasi oleh pengobatan

herbal

Prilaku dalam hidup

Trauma fisik atau emosional

Keturunan

Ik;im

Usia

Gaya hidup

Pola makan

Page 8: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Seringkali, dasar kerangka pengobatan individu dilakukan dengan pertimbangan diatas, maka

perlu memperhitungkan pemahaman medis terhadap kondisi pasien. pemahaman ini perlu ditafsirkan

dengan cermat, tetapi tetap saja literatur ilmiah saat ini memberikan informasi yang sangat berguna.

Sebagai contoh, faktor penyebab potensial yang diidentifikasi dalam penyakit autoimun meliputi

infeksi virus dan/atau bakteri kronik. Faktor yang diidentifikasi pada ulkus lambung meliputi infeksi

bakteri, fungsi sfingter yang rusak dan ketahanan mukosa yang buruk.

PERANAN PENTING TERHADP PENGAMBILAN KASUS

Tujuan utama dari pengambilan kasus adalah untuk menetapkan tujuan dari pengobatan atau

protokol pengobatan untuk individu tersebut. Bahkan untuk gangguan kesehatan yang sama, kasusnya

dapat bervariasi dari satu pasien dengan pasien lain; sebagai contoh, pasien eksim dengan riwayat

terpapar insektisida ketika masih muda dapat diobati secara berbeda dengan pasien eksim yang

berkembang setelah anak pertamanya. Berikut ini adalah garis besar yang digunakan untuk konsultasi

yang bertujuan untuk memperoleh informasi untuk kerangka pengobatan. Penekanan khusus diberikan

terhadap:

Faktor riwayat dibalik perkembangan keluhan yang ada

Faktor yang dapat merubah keluhan utama

Pengobatan saat ini dan sebelumnya

Informasi mengenai konstitusi pasien dan kondisi saat ini

Pola makan

Riwayat sosial

Gangguan serius pada masa lalu atau masalah kesehatan atau gangguan yang berhubungan

terhadap gejala yang ada, yang dapat memberikan informasi mengenai penyebabnya.

Persoalan utamanya adalah pemahaman terhadap kondisi pasien per individu harus dilakukan

sebanyak mungkin. Sebagai bagian dari proses individualisasi, penampakan secara umum dan

keadaan tubuh dari pasien harus diperiksa. Semua ini dapat sangat membantu untuk lembar periksa

gejala. Melalui lembar periksa akan menampilkan masalah lain yang berhubungan dengan gejala yang

ada. Sebagai contoh yang baik adalah pasien wanita dengan keluhan sariawan yang rutin terjadi.

Konsultasi dengan pasien mengungkapkan bahwa sariawan selalu diikuti pengobatan antibiotik yang

diresepkan untuk infeksi tenggorokan. Sebelum pengobatan pencegahan yang efektif untuk infeksi

tenggorokan sebelumnya pasien tidak pernah terkena sariawan berulang. Sebelumnya ia tidak pernah

secara khusus diresepkan pengobatan untuk gangguan ini.

KERANGKA PENGOBATAN

Page 9: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Kerangka pengobatan atau protokol pengobatan diatur berdasarkan tujuan dari pengobatan.

Hal ini terutama berasal dari pemahan mengenai penyebabnya yang dirasakan terhadap kondisi

bersama sama dengan penilaian yang dibutuhkan untuk peningkatan dan kompensasi fisiologi.

Informasi digunakan untuk sampai pada kerangka pengobatan untuk gangguan khusus diambil dari

sumber-sumber berikut:

Pemahamam herbal tradisional mengenai ganggguan tersebut

Pengalaman klinis seorang praktisi dalam pengobatan gangguan tersebut

Pemehaman umum mengenai jenis dari gangguan; sebagai contoh, jika penyebabnya adalah

infeksi, maka apa yang biasanya menyebabkan infeksi itu atau jika penyakit autoimun, faktor-

faktor apa yang biasanya memicu dan mempertahankan proses autoimun tersebut

Pemahaman ilmiah mengenai penyebab yang terlibat dalam gangguan tertentu. Informasi ini

dapat diperoleh dari studi klinis atau epidemiologi dimana mengungkapkan faktor-faktor yang

menicu dan memepertahankan proses penyakit tersebut.

Studi mengenai pengetahuan ilmiah yang menetukan proses patologi yang mendasari untuk

gangguan tertentu

Riwayat kasus individu. Dalam artian, riwayat kasus individu bertindak sebagai filter untuk

semua informasi diatas. Sebagai contoh nyata adalah kanker paru. Merokok diketahui

menyebabkan kanker paru, tetapi jika pasien tidak pernah merokok lalu pertimbangan ini

tidak berhubungan terhadap pasien tertentu. Dalam kata lain, hanya faktor yang diduga atau

telah diketahui menjadi penyebab yang dapat digabungkan ke dalam kerangka pengobatan.

Kebutuhan akan pengobatan simptomatik; sekali lagi, hal ini bergantung sebagian besar pada

riwayat kasus tiap individu

Untuk banyak gangguan, perkembangan kerangka adalah proses yang realtif sederhana.

Bagaimanapun, pada beberapa kejadian proses ini dapat menjadi sedikit rumit, khususnya pada kasus

gangguan kronik.

TINDAKAN

Konsep yang behubungan dengan tujuan pengobatan atau kerangka pengobatan terhadap

pemilihan herbal adalah tindakan yang diambil. Ini adalah konsep herbal tradisional, tetapi penelitian

ilmiah juga menyediakan informasi mengenai mekanisme aksi dari herbal. Tahapan proses untuk

mencapai tujuan pengobatan melalui pemilihan herbal untuk peresepan kemudian disarankan sebagai

berikut:

1. Menentukan tujuan pengobatan berdasarkan pada konsep herbal tradisional, pemahaman

medis saat ini mengenai gangguan dan kasus pasien

2. Memastikan bahwa tujuan pengobatan berdasarkan kebutuhan dari kasus per individu

3. Menentukan prioritas utama pengobatan

4. Atas dasar tujuan pengobatan sesegera mungkin, tentukan tindakan apa yang diperlukan

Page 10: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Riwayat kasus

Pertimbangan secara tradisional dan pengalaman praktisi herbal

Persepsi mengenai penyebab

5. Memilih herbal yang terpercaya yang mempunyai mekanisme aksi ini, dengan sebanyak

mungkin aksi tumpang tindih untuk mencapai tujuan pengobatan. Sebagai contoh, jika

mekanisme antiinflamasi dan antispasmodik dibutuhkan untuk saluran cerna, Matricaria

secara efektif dapat mencakup kedua hal yang dibutuhkan tersebut. Memastikan bahwa herbal

ini cocok dengan kondisi tubuh pasien dan kondisi umum berdasarkan pertimbangan yang

sebelumnya telah dijelaskan.

6. Jika tindakan khusus diperlukan untuk memperkuat, lakukan ini dengan memilih lebih dari

satu herbal dengan mekanisme aksi yang sama atau dengan menggunakan herbal yang sangat

efektif dalam dosis lebih tinggi

7. Mengombinasi herbal dalam formula dengan dosis yang tepat. (biasanya dilakukan dengan

mancampur ekstrak cair atau tingtur). Jangan memilih terlalu banyak herbal karena dosis

masing-masing herbal dapat menyebabkan interaksi yang belum diketahui.

Untuk memfasilitasi proses ini, praktisi herbal membutuhkan pemahaman yang jelas

mengenai herbal-herbal yang dapat mereka percayai, mekanisme aksinya telah diketahui dengan baik.

Daftar referensi herbal dikategorikan menurut aksi mereka dan peringkat dalam urutan herbal yang

sebagai prioritas dapat diandalkan dalam ramuan yang digunakan. Sebagai contoh dibawah ini,

dengan judul imunostimulan, dibuat urutan dalam daftar berikut ini:

Echinacea angustifolia

Echinacea purpurea

Astragalus membranaceus

Andrographis paniculata

Picrorrhiza kurroa

dibawahnya lagi ada Allium sativum dan Baptista tinctoria yang hanya terdapat sedikit bukti

mengenai mekanisme aksinya.

Daftar ini dapat dijelaskan: sebagai contoh, Echinacea spp., paling bagus dalam

meningkatkan aktifitas fagositosis serta aspek awal dalam pengenalan kekebalan tubuh (imunitas

bawaan), Andrographis bagus untuk infeksi akut, dan Astragalus bagus untuk kondisi kronik terhadap

gangguan kekebalan dan kontraindikasi pada infeksi akut, dan masih banyak lagi. Penyusunan yang

interaktif mengenai daftar ini yang dilakukan oleh praktisi dapat menjadi pembelajaran yang berguna

untuk pengalaman.

Serangkaian urutan dalam pengobatan herbal barat diringkas dalam gambar 7.1.

Page 11: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

Gambar 7.1 Ringkasan mengenai rangkaian urutan dalam pengobatan herbal barat

Sebagai bagian dari proses, hal ini dapat membantu untuk menyusun tabel tujuan pengobatan,

sesuai dengan mekanisme aksi dan kandidat herbalnya. Tergantung pada kasus, hal ini mungkin

sedikit teperinci, dengan banyak tujuan pengobatan yang diperluas menjadi mekanisme aksi yang

diperlukan dan herbal yang menjadi kandidatnya. Namun, kemungkinan herbal yang sama akan

muncul lebih dari sekali, hal ini menunjukkan bahwa herbal ini mungkin harus disertakan dalam

peresepan (tetapi tidak selalu perlu).

Berikut adalah garis besar dari kasus yang dibuat secara ringkas sehingga dapat dipakai sebagai

ilustrasi dari proses ini. Pertimbangan: pasien perempuan berumur 38 yang ingin mempunyai anak

kedua setelah dua kali keguguran 4 tahun silam. Pasien juga mengalami kesulitan hamil, yang

membuatnya menjadi kegugurannya bahkan menjadi traumatik. Silkus menstruasinya selama 36-38

hari dan dia mengalami sindrom premenstrual (PMS) dengan mastalgia, sakit kepala, emosional yang

labil, kecemasan dan depresi. Pasien juga mengalami kebiasaan sulit tidur. Semua pengujian

hormonal normal, kecuali prolaktin, yang meningkat.

Tabel 7.2 Tujuan, tindakan dan herbal untuk kasus yang dicontohkan dalam diskusi dibawah ini

Page 12: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

(lihat teks)

Tujuan terapiAksi herbal

yang relevanKandidat herbal

Meningkatkan tidur (pemeliharaan tidur dalam

insomnia)

Meningkatkan

melatoninChaste tree

Anti depresan St John’s wort

Hipnotik Valerian, passion folwer, hops

Meringankan gejala PMSTonik yang

menenangkan

Skullcap, St John’s wort,

Schisandra

Penyeimbang

hormonal pada

wanita

Chaste tree

Menurunakan kadar prolaktinPenghambat

prolaktinChastee tree

Menormalisasi siklus menstruasi

Penyeimbang

hormonal pada

wanita

Chaste tree

Menstabilkan mood dan meringankan

kegelisahan/kecemasanAnti depresan St John’s wort

Anti ansietas Valerian, passion flower, kava

Meningkatkan fertilitas dan fungsi ovarium

Progesterogenik

(tidak

langsung)

Chaste tree

Tonik untuk

wanitaShatavari, dong quai

Tonik untuk

ovariumFalse unicorn root, Tribulus

Modulasi

estrogen

False unicorn root, Tribulus,

Paeonia, wild yam

Mengurangi risiko keguguran (lihat juga

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kesuburan dan fungsi ovarium diatas)

Spasmolitik

uterineBlack haw, cramp bark, wild yam

Tabel 7.2 memberikan contoh apa yang mungkin menjadi kunci keberhasilan pengobatan,

tindakan herbal yang relevan dan kandidat herbal yang dibutuhkan untuk pasien ini. Mengacu pada

tabel tersebut dapat dilihat bahwa sejumlah herbal muncul beberapa kali, khususnya chaste tree dan St

John’s wort. Herbal ini mungkin adalah kuncinya. Herbal lainnya dapat dipilih sesuai dengan

kehandalan mereka (dengan bukti yang terkait), prioritas pengobatan yang sesuai dan berapa kali

herbal tersebut muncul dalam tabel. Untuk kasus ini, herbal juga perlu dipilih berdasarkan

Page 13: Astra Suryani Putri-1406598661-A Systemic Approach to Herbal Prescribing

kesesuaiannnya di awal kehamilan, dengan tindakan yang dilakukan seharusnya pasien berhasil hamil.

Berdasarkan kriteria ini, herbal yang mungkin termasuk di dalamnya adalah passionflower, cramp

bark, wild yam dan false unicorn root. Tribulus memiliki data uji klinis untuk meningkatkan fertilitas,

maka dapat diberikan sebagai prioritas. Dalam kasus lain herbal untuk tonik adrenal, adaptogen dan

tonik umumnya dapat berperan juga, dalam hal ini herbal-herbal tersebut juga dapat dimasukkan

dalam tabel, dengan managemen stres sebagai tujuan pengobatan. Energi pasien dan interaksi obat

herbal yang relevan dapat juga diambil sebagai pertimbangan untuk kedepannya dapat memperbaiki

peresepan.