digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit...

174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh RINA MEGAWATI C0206045 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit...

Page 1: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ASRĀRU `SH-SHALĀT:

SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN

RESEPSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

RINA MEGAWATI

C0206045

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Rina Megawati

NIM : C0206045

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Asrāru `sh-Shalāt:

Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi adalah betul-betul karya sendiri,

bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya

saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang

diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 14 Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

Rina Megawati

Page 5: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini merupakan wujud akhir dari perjuangan selama perkuliahan yang

kupersembahkan untuk:

Ayahanda Kelik Suwarto dan Ibunda Bekti Setyowati, yang telah sabar

menantikan karya ini selesai.

Kakanda Indah Fajarwati yang senantiasa menanyakan kabar skripsi ini.

Kawan terkasih Dananjaya Prananditya, yang setia mengiringi dalam setiap

perjuangan meraih cita dan cinta.

Ibunda Noegroho Djarwanti yang sudah mendukung dan mendoakan setiap

waktu.

Sahabat tersayang, Yuliyanti, Rohmawati, Norma, dan Farida, yang selalu

menyulut api semangat.

Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Semua yang bergelut dengan ilmu.

Page 6: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“(1) Demi waktu matahari sepenggalahan naik, (2) Dan demi malam apabila telah

sunyi (gelap), (3) Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci

kepadamu. (4) Dan Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada yang

sekarang (permulaan).”

(Terjemah QS Ad-Dhuha: 1–4)

“Genggamlah impianmu erat-erat sebab seandainya impianmu mati, hidup laksana

seekor burung yang sayapnya patah dan tak mampu terbang.”

(Carrol Spinney, The Wisdom of Big Bird)

“Tak masalah seberapa lambat kamu berjalan, asalkan kamu tidak berhenti.”

(Carrol Spinney, The Wisdom of Big Bird)

Page 7: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan hasil perjuangan yang cukup panjang yang

senantiasa diiringi dengan semangat. Sebagai sebuah skripsi yang mengambil

objek naskah kuna, bukan sesuatu yang mudah dilakukan karena membaca,

memahami, dan mengungkapkan isi sebuah naskah kuna diperlukan kesabaran

dan ketelitian. Untuk itu, segala puji hanya bagi Allah Swt. yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik, walaupun telah melalui waktu yang cukup lama, karena sebagian

hasil penelitian ini mengalami dua kali kehilangan data dalam program komputer.

Skripsi ini, selain sebagai syarat memperoleh gelar sarjana, juga berusaha

untuk memberikan kontribusi ilmiah, yang tidak akan berjalan dengan baik

manakala tidak ada bantuan yang diberikan oleh pihak-pihak terkait. Dalam

kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih kepada Drs. Sudarno, M.A.,

selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Untuk

Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan motivasi

dan arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Selanjutnya terima kasih kepada Dwi Susanto, S.S., M.Hum., selaku

Pembimbing Akademik selama perkuliahan. Untuk Prof. Dr. Bani Sudardi,

M.Hum., selaku pembimbing skripsi yang penuh perhatian dan kesabaran

memberikan petunjuk, arahan, dan motivasi bagi peneliti. Untuk Drs. Sholeh

Dasuki, M.S., selaku Dosen Penelaah proposal skripsi, yang dengan sabar

memberikan arahan-arahan ketika penyusunan skripsi. Untuk Asep Yudha

Page 8: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Wirajaya, S.S., yang telah memberikan informasi mengenai naskah, sehingga

penelitian ini dapat dilakukan. Untuk seluruh dosen Fakultas Sastra dan Seni

Rupa, khususnya Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu,

wawasan, dan pengalaman yang tidak terlupakan selama perkuliahan.

Terima kasih untuk Ayahanda Kelik Suwarto dan Ibunda Bekti Setyowati,

atas doa yang terus terlimpah dengan keikhlasannya, atas segala cinta dan kasih

sayang yang tercurah tanpa batas, atas cucuran keringat yang senantiasa mengalir

tanpa pamrih, serta ajaran dan perjalananmu jua baik yang tegar maupun yang

samar. Untuk kawan terkasihku Dananjaya Prananditya yang telah membantu

peneliti pada waktu pengumpulan data dan mengantarkan ke mana saja ketika

melakukan konsultasi di pesantren-pesantren dan dengan cinta dan kesetiaannya

selama tujuh tahun telah mendampingi perjuangan meraih cita.

Terima kasih untuk Ibunda Noegroho Djarwanti, Kakanda Indah

Fajarwati, rekanku Taru, Ferry, Henry, dan Astri Chandra, yang senantiasa

mendoakan dan menanyakan kabar skripsi ini, meskipun terpisah oleh jarak.

Untuk Sahabat-sahabat tersayang , yaitu Yuliyanti, Rohmawati, Norma, dan

Farida, yang sama-sama bergelut dengan filologi. Kalian adalah pemberi

semangat yang luar biasa.

Terima kasih untuk Bapak Ahmad Dahlan, Ustad Novel, dan Bapak Agus

Himawan yang sudah bersedia menjadi narasumber. Selain itu peneliti juga minta

maaf kepada Ustad Novel karena telah mengganggu kesibukan beliau yang luar

biasa. Sulit untuk bertemu muka dengan beliau. Bukan sekali dua kali peneliti

terpaksa gagal bisa bertemu muka meskipun sudah kencan sebelumnya. Namun,

Page 9: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

beliau bersedia menelepon dalam rentang waktu dini hari sampai pagi demi

kelancaran penulisan skripsi ini.

Terima kasih pula untuk teman-teman Sastra Indonesia Angkatan 2006,

baik teman-teman bidang linguistik atau sastra. Terima kasih atas persahabatan

dan kebersamaannya selama ini dan jangan pernah lupakan bahwa “Aku Sayang

Kita”. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan tersebut mendapatkan

balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat dibutuhkan

untuk menanmbah wacana yang lebih baik lagi dan semoga skripsi dapat

bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran di dunia akademis.

Surakarta, Januari 2011

Peneliti

Rina Megawati

Page 10: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTRA SKEMA .............................................................................................. xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xv

ABSTRAK ......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................ 7

C. Perumusan Masalah ............................................................. 8

D. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................... 8

F. Sistematika Penelitian .......................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 11

A. PENYUNTINGAN TEKS ................................................... 11

1. Inventarisasi Naskah ...................................................... 12

2. Deskripsi Naskah ........................................................... 12

Page 11: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3. Transliterasi .................................................................... 13

4. Kritik Teks ...................................................................... 14

B. PENGKAJIAN TEKS ........................................................... 14

1. Struktur Sastra Kitab ...................................................... 14

2. Resepsi ............................................................................ 19

C. Kerangka Pikir ..................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 25

A. Metode Penyuntingan Teks ................................................... 25

1. Sumber Data ................................................................... 25

2. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 26

3. Teknik Analisis Data ....................................................... 26

4. Teknik Penyajian Data .................................................... 27

B. Metode Pengkajian Teks ...................................................... 27

1. Metode Analisis Struktur ............................................... 27

2. Metode Analisis Resepsi ................................................ 29

C. Teknik Penarikan Simpulan ................................................. 30

BAB IV SUNTINGAN TEKS ................................................................. 31

A. Inventarisasi Naskah ............................................................ 31

B. Deskripsi Naskah ................................................................. 33

1. Bagian Umum ................................................................. 33

2. Bagian Khusus ............................................................... 35

C. Ikhtisar Isi Teks .................................................................... 46

D. Kritik Teks ........................................................................... 48

E. Suntingan Teks ..................................................................... 63

Page 12: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

1. Tanda .............................................................................. 63

2. Pedoman Ejaan ............................................................... 64

3. Pedoman Penyuntingan ................................................... 65

4. Suntingan Teks ............................................................... 67

F. Daftar Kata Sukar ................................................................. 90

1. Kosa kata Arab ............................................................... 90

2. Kosa kata Arkais ............................................................ 98

3. Istilah Arab ..................................................................... 99

BAB V ANALISIS DATA ..................................................................... 101

A. Analisis Struktur .................................................................. 101

1. Struktur Penyajian Teks Asrāru `sh-Shalāt .................... 101

2. Gaya Penyajian Teks Asrāru `sh-Shalāt ......................... 104

3. Pusat Penyajian Teks Asrāru `sh-Shalāt ......................... 107

4. Gaya Bahasa Teks Asrāru `sh-Shalāt ............................. 108

B. Analisis Resepsi ................................................................... 119

1. Sembahyang .................................................................... 120

2. Ma’rifatu `l-Lāh .............................................................. 137

BAB VI PENUTUP .................................................................................. 153

A. Simpulan ........................................................................................ 153

B. Saran .............................................................................................. 157

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 158

LAMPIRAN ....................................................................................................... 162

Page 13: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Catchword .................................................................................. 38

Tabel 2 Lakuna ........................................................................................ 49

Tabel 3 Adisi ......................................................................................... 53

Tabel 4 Dittografi .................................................................................... 56

Tabel 5 Substitusi ...................................................................................... 58

Tabel 6 Transposisi ................................................................................... 62

Tabel 7 Bacaan Tidak Terbaca .................................................................. 62

Tabel 8 Pedoman Transliterasi .................................................................. 66

Page 14: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR SKEMA

Halaman

Kerangka Pikir .................................................................................................... 23

Struktur Penyajian Teks ...................................................................................... 104

Page 15: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR SINGKATAN

a.s. : ‘alaihi sallam

cm : sentimeter

dll. : dan lain-lain

dst. : dan seterusnya

EYD : Ejaan yang Disempurnakan

hlm. : halaman

l : lebar

p : panjang

QS : Quran Surah

saw. : Salla `l-Lāhu ‘alaihi wa `s-sallam

Swt. : Subhanahu wa Ta‘alā

Page 16: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Rina Megawati. C0206045. Asrāru `sh-Shalāt: Suntingan Teks, Analisis Struktur,

dan Resepsi. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana suntingan teks

Asrāru `sh-Shalāt? (2) Bagaimana struktur teks Asrāru `sh-Shalāt? dan (3)

Bagaimana resepsi teks Asrāru `sh-Shalāt?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyajikan suntingan teks Asrāru `sh-

Shalāt yang baik dan benar. Baik artinya mudah dibaca karena sudah

ditransliterasikan dari huruf Arab Melayu ke huruf Latin, sedangkan benar artinya

kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah

dibenarkan dari kesalahan, (2) Mendeskripsikan struktur penyajian teks, gaya

penceritaan, pusat pengisahan, dan gaya bahasa yang terdapat dalam teks Asrāru

`sh-Shalāt, (3) Menguraikan resepsi teks Asrāru `sh-Shalāt.

Metode dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam yaitu metode

penyuntingan teks dan metode pengkajian teks. Metode penyuntingan teks yang

digunakan berupa metode standar, sedangkan metode pengkajian teks berupa

metode struktur dan metode resepsi. Sumber penelitian berupa teks Melayu yang

berjudul Asrāru `sh-Shalāt. Teks ini termasuk dalam Naskah kumpulan yang

disalin oleh Teuku Lebai Dien. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

mengunduh (download) naskah online, mencetak hasil unduhan, dan membaca

secara keseluruhan teks dan suntingannya. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini, yakni (1) Teknik analisis struktur digunakan untuk

mengetahui struktur teks, (2) Teknik analisis resepsi digunakan untuk mengetahui

bagaimana resepsi pada teks. Teknik Penarikan simpulan dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik induktif, yaitu penarikan simpulan dengan cara berpikir

berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat

umum.

Dari hasil analisis diperoleh simpulan (1) Suntingan teks Asrāru `sh-

Shalāt mengunakan metode standar. Metode strandar merupakan metode yang

digunakan untuk penyuntingan naskah tunggal, penyunting menerbitkan teks

dengan mengadakan pembetulan dari kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam

teks. Kesalahan-kesalahan ini dicatat pada bagian kritik teks. Dalam kritik teks

ditemukan beberapa kesalahan, yakni 36 buah lakuna, 18 buah adisi, 20 buah

dittografi, 27 buah subtitusi, 2 buah transposisi, dan 3 buah bacaan yang tidak

terbaca, (2) Struktur teks Asrāru `sh-Shalāt adalah struktur sastra kitab, yang

meliputi struktur penyajian teks, pusat penyajian, gaya penyajian teks, dan gaya

bahasa. Dilihat dari struktur teksnya, teks Asrāru `sh-Shalāt berstruktur sistematis

terdiri dari pendahuluan, isi, penutup. Dilihat dari segi gaya penyajiannya, dalam

teks Asrāru `sh-Shalāt ditemukan bentuk interlinier dengan penggunaan kalimat

bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Disamping itu, pusat

penyajian teks menggunakan metode orang ketiga atau author omniscient. Dari

segi gaya bahasa, teks Asrāru `sh-Shalāt meliputi kosa kata, ungkapan, dan

sarana retorika, (3) Secara garis besar teks Asrāru `sh-Shalāt membahas mengenai

sembahyang dan uraian mengenai ma’rifatu `l-Lāh.

Page 17: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ASRĀRU `SH-SHALĀT:

SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI

Rina Megawati1

Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum.2

ABSTRAK

2011. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana suntingan

teks Asrāru `sh-Shalāt? (2) Bagaimana struktur teks Asrāru `sh-

Shalāt? dan (3) Bagaimana resepsi teks Asrāru `sh-Shalāt?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyajikan suntingan teks Asrāru

`sh-Shalāt yang baik dan benar. Baik artinya mudah dibaca karena

sudah ditransliterasikan dari huruf Arab Melayu ke huruf Latin,

sedangkan benar artinya kebenaran isi teks dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibenarkan

dari kesalahan, (2) Mendeskripsikan struktur penyajian teks, gaya

penceritaan, pusat pengisahan, dan gaya bahasa yang terdapat

dalam teks Asrāru `sh-Shalāt, (3) Menguraikan resepsi teks

Asrāru `sh-Shalāt.

Metode dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam yaitu

metode penyuntingan teks dan metode pengkajian teks. Metode

penyuntingan teks yang digunakan berupa metode standar,

sedangkan metode pengkajian teks berupa metode struktur dan

metode resepsi. Sumber penelitian berupa teks Melayu yang

berjudul Asrāru `sh-Shalāt. Teks ini termasuk dalam Naskah

kumpulan yang disalin oleh Teuku Lebai Dien. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh (download)

naskah online, mencetak hasil unduhan, dan membaca secara

keseluruhan teks dan suntingannya. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini, yakni (1) Teknik analisis struktur

digunakan untuk mengetahui struktur teks, (2) Teknik analisis

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dengan NIM C0206045

2 Dosen Pembimbing

resepsi digunakan untuk mengetahui bagaimana resepsi pada teks.

Teknik Penarikan simpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan

teknik induktif, yaitu penarikan simpulan dengan cara berpikir

berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan

yang bersifat umum.

Dari hasil analisis diperoleh simpulan (1) Suntingan teks Asrāru

`sh-Shalāt mengunakan metode standar. Metode strandar

merupakan metode yang digunakan untuk penyuntingan naskah

tunggal, penyunting menerbitkan teks dengan mengadakan

pembetulan dari kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam teks.

Kesalahan-kesalahan ini dicatat pada bagian kritik teks. Dalam

kritik teks ditemukan beberapa kesalahan, yakni 36 buah lakuna,

18 buah adisi, 20 buah dittografi, 27 buah subtitusi, 2 buah

transposisi, dan 3 buah bacaan yang tidak terbaca, (2) Struktur teks

Asrāru `sh-Shalāt adalah struktur sastra kitab, yang meliputi

struktur penyajian teks, pusat penyajian, gaya penyajian teks, dan

gaya bahasa. Dilihat dari struktur teksnya, teks Asrāru `sh-Shalāt

berstruktur sistematis terdiri dari pendahuluan, isi, penutup. Dilihat

dari segi gaya penyajiannya, dalam teks Asrāru `sh-Shalāt

ditemukan bentuk interlinier dengan penggunaan kalimat bahasa

Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Disamping itu,

pusat penyajian teks menggunakan metode orang ketiga atau

author omniscient. Dari segi gaya bahasa, teks Asrāru `sh-Shalāt

meliputi kosa kata, ungkapan, dan sarana retorika, (3) Secara garis

besar teks Asrāru `sh-Shalāt membahas mengenai sembahyang dan

uraian mengenai ma’rifatu `l-Lāh.

Page 18: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan dapat dikatakan sebagai hasil karya manusia yang berupa

gagasan, aktivitas, dan kebendaan. Kebudayaan dimiliki oleh masyarakat dan

diperoleh melalui proses belajar. Kebudayaan merupakan sesuatu yang tidak bisa

diukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui dari jejak-jejak yang ditinggalkan

oleh manusia yang menciptakannya.

Tiap-tiap bangsa, salah satunya Indonesia memiliki kebudayaan. Indonesia

yang dihuni oleh berbagai suku bangsa memiliki kebudayaan yang beragam.

Untuk memahami kebudayaan sebagai hasil peninggalan masa lalu diperlukan

media yang memuat informasi-informasi dari masa lampau. Informasi-informasi

tersebut dapat diperoleh melalui peninggalan yang berwujud fisik dan nonfisik.

Kebudayaan yang berwujud fisik dapat berupa candi, prasasti, dan naskah kuna.

Kebudayaan yang berwujud nonfisik berupa nilai-nilai budaya, seperti tata krama,

adat istiadat, dan norma-norma kehidupan.

Berdasarkan bentuknya, prasasti dan naskah kuna merupakan peninggalan

kebudayaan yang berbentuk tulisan. Selain bentuk tulis tersebut ada juga

peninggalan yang berbentuk lisan. Namun, pada hakikatnya tidak ada peninggalan

suatu bangsa yang lebih memadai untuk keperluan penelitian sejarah dan

kebudayaan daripada kesaksian tertulis yang disusun oleh suatu bangsa dalam

masa hidupnya. Tulisan-tulisan inilah yang disebut naskah.

Page 19: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa naskah, dapat dikatakan

sebagai dokumen yang paling menarik bagi para peneliti kebudayaan (Siti

Baroroh Baried, et. al. 1994:83). Melalui naskah kuna ini dapat diketahui secara

lebih nyata tentang kebudayaan suatu bangsa. Hal ini berarti bahwa isi suatu

naskah dapat meliputi nilai-nilai budaya masa lampau dalam aspek kehidupan

budaya suatu bangsa yang mencakup bidang-bidang filsafat, kehidupan agama,

kepercayaan, dan lain-lain.

Naskah sebagai dokumen yang memuat berbagai informasi memiliki

berbagai sebutan dan arti. Edwar Djamaris (2002:3) menyebutkan beberapa

penyebutan naskah, yakni dalam bahasa Latin disebut codex, dalam bahasa

Inggris disebut dengan istilah manuscript, sedangkan dalam bahasa Belanda

disebut handschrift. Pengertian naskah dapat diartikan sebagai berikut.

1. Naskah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:954) diartikan (1)

sebagai karangan yang masih ditulis dengan tangan, (2) karangan seseorang

yang belum diterbitkan, (3) bahan-bahan berita yang siap untuk diset, (4)

rancangan.

2. Siti Baroroh Baried, et.al. (1994:55) dan Panuti Sudjiman (1995:11)

mengartikan naskah sebagai benda kongkret yang dapat dilihat atau dipegang,

seperti semua bahan tulisan tangan (handschrift).

3. Edwar Djamaris (2002:3) memberi pengertian naskah sebagai semua bahan

tulisan tangan pada kertas, lontar, kayu, dan rotan.

4. Bani Sudardi (2003:10-11) menyatakan bahwa naskah sebagai tempat teks-

teks tertulis, yang di dalamnya terdapat tulisan-tulisan yang merupakan

Page 20: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

simbol-simbol bahasa untuk menyampaikan dan mengapresiasikan hal-hal

tertentu.

5. Robson (1978:5) berpendapat bahwa naskah merupakan warisan rohani

bangsa Indonesia, di dalamnya mengandung perbendaharaan dan cita-cita

nenek moyang.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, naskah dapat dikatakan sebagai

semua bentuk tulisan tangan hasil budaya masa lampau yang mengandung

pemikiran, pengetahuan, adat istiadat, serta gambaran perasaan dan perilaku

masyarakat masa lalu. Meskipun demikian, naskah merupakan salah satu bentuk

warisan kebudayaan yang kurang mendapat perhatian, bahkan dari masyarakat

Indonesia sendiri.

Kurangnya perhatian tersebut dapat diketahui dari kasus pernaskahan yang

terjadi di Indonesia, seperti kasus jual-beli naskah. Naskah-naskah yang masih ada

di masyarakat banyak diburu oleh kolektor, kemudian diperjualbelikan. Praktik

jual-beli tersebut biasanya dilakukan oleh pewaris naskah kuna dengan pihak

asing. Orang-orang asing membujuk pemilik naskah agar bersedia menjual naskah

kuna yang dimilikinya. Mereka menawarnya hingga jutaan rupiah untuk setiap

naskah. Bagi pemilik naskah kuna yang kemungkinan taraf ekonominya tidak

begitu baik pada akhirnya pun tergiur. Praktik ini tidak hanya terjadi untuk

naskah-naskah yang masih berada di masyarakat, namun naskah yang berada di

institusi pun rupanya tidak luput dari praktik tersebut, seperti kasus hilangnya

beberapa naskah kuna di museum Radya Pustaka, Solo.

Selain permasalahan jual-beli naskah, perhatian pada naskah masih

dirasakan kurang dikarenakan sulitnya mengetahui isi naskah yang tulisannya

Page 21: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

masih menggunakan bahasa dan aksara lampau yang sulit dipahami oleh orang-

orang masa kini, seperti halnya naskah kuna yang terdapat di Indonesia ditulis

dengan menggunakan berbagai bahasa dan aksara. Di beberapa daerah, naskah

kuna ditulis dengan menggunakan huruf daerah. Jika suatu kawasan tidak

memiliki huruf daerah, biasanya digunakan huruf Arab. Pada naskah Melayu,

bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu dan hurufnya Arab (Jawi) (Sri

Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:5). Oleh karena itu, untuk mengetahui isi naskah-

naskah tersebut diperlukan kemampuan disiplin ilmu tertentu. Ilmu khusus yang

dapat menelaah naskah adalah filologi.

Kata filologi, secara etimologi berasal dari kata Yunani philos yang berarti

‘cinta’ dan kata logos yang berarti ‘kata’. Pada kata filologi, kedua kata tersebut

membentuk arti ‘cinta kata’ atau ‘senang bertutur’. Arti tersebut berkembang

menjadi ‘senang belajar’, ‘senang ilmu’, dan ‘senang kebudayaan’ (Siti Baroroh

Baried, et. al. 1983:1). Berdasarkan istilah tersebut, filologi dapat diartikan

sebagai cinta pada ilmu dengan objek penelitiannya naskah yang bertujuan

menemukan bentuk asal dan bentuk mula teks dan mengungkapkan nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya.

Filologi sebagai suatu studi, dapat membantu penelitian terhadap naskah-

naskah di Indonesia. Penelitian terhadap naskah-naskah masih cenderung

dilakukan pada naskah-naskah yang tersimpan di PNRI (Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia) di Jakarta. Hal tersebut dikarenakan perpustakaan tersebut

adalah perpustakaan yang paling banyak menyimpan naskah, yaitu mencapai

9.626 naskah (Nindya Noegraha dalam Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:5-6).

Page 22: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Padahal, ada beberapa daerah di Indonesia juga menyimpan naskah-naskah kuna

yang dapat dijadikan penelitian.

Salah satu daerah yang menyimpan naskah-naskah yang dapat dijadikan

penelitian adalah Aceh. Sebagai pusat penyebaran agama Islam terbesar di

Indonesia, banyak naskah bertema keislaman ditemukan di Aceh. Seperti yang

diketahui, pada tahun 2004 Aceh mengalami bencana tsunami. Sebagai akibatnya,

naskah-naskah di Aceh mengalami kerusakan dan bahkan sebagian besar hilang.

Oleh karena itu amat disayangkan jika naskah-naskah yang tersisa tidak diteliti

dan hanya disimpan sebagai koleksi semata. Padahal, dari naskah tersebut dapat

diperoleh informasi mengenai ajaran agama Islam yang dapat dijadikan referensi

pendukung dalam usaha mendalami agama Islam.

Salah satu naskah keagamaan yan dapat dijadikan penelitian adalah naskah

kumpulan yang terdiri dari lima teks, yang salah satu teksnya berjudul Asrāru `sh-

Shalāt. Teks tersebut merupakan satu-satunya teks yang berbahasa Melayu, ditulis

dengan huruf Arab Melayu, sedangkan empat teks lainnya, peneliti tidak dapat

memastikan bahasa yang dipakai. Naskah tersebut diperoleh melalui katalog

online di internet yang diterbitkan oleh http://www.manassa.org, dengan status

URL: http://acehms.dl.unileipzig.de /receive/NegeriMSBook_islamhs _00001052

dan nomor inventarisasi 07_00334 yang diakses pada tanggal 13 Januari 2010,

pukul 17:07 WIB, sedangkan naskah aslinya tersimpan di Museum Negeri Banda

Aceh.

Teks Asrāru `sh-Shalāt tergolong dalam sastra kitab karena di dalamnya

berisi tentang ajaran Islam yang membahas perihal sembahyang yang disertai

ajaran ma’rifatu `l-Lāh, yang disajikan dalam bentuk tanya jawab. Teks tersebut

Page 23: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

layak dijadikan bahan penelitian dengan memepertimbangkan alasan-alasan

berikut.

Pertama, perlu dilakukan usaha penyelamatan terhadap naskah. Hal

tersebut mengingat banyaknya naskah ditulis dengan menggunakan daun tal

(lontar), kulit kayu, bambu, dan kertas yang mudah lapuk dan hancur seiring

pertambahan usia naskah, sehingga dikhawatirkan akan punah. Meskipun

katalogisasi terhadap naskah-naskah Aceh sudah dilakukan, namun bentuk

penelitian lain dengan mengungkap isinya tetap perlu dilakukan.

Kedua, bentuk tulisan dengan menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi)

tidak mudah dipahami oleh generasi sekarang. Sesuai dengan tugas seorang

filolog, maka peneliti tergerak untuk menyajikan suntingan dan tafsir teks.

Ketiga, kondisi fisik naskah baik dan lengkap tentunya telah memenuhi

syarat untuk dijadikan objek kajian. Naskah dikatakan baik karena tulisan yang

ditampilkan dalam katalog online dan ketika dicetak jelas dan mudah dibaca.

Naskah, khususnya teks berjudul Asrāru `sh-Shalāt dikatakan lengkap karena

jumlah halamannya utuh.

Keempat, belum ditemukan hasil penelitian menggunakan objek teks

Asrāru `sh-Shalāt. Hal ini diketahui dari pelacakan yang dilakukan pada beberapa

daftar penelitian sebelumnya, yakni dalam Direktori Naskah Nusantara (Edi S.

Ekadjati, 2000) dan daftar penelitian berupa skripsi dan disertasi yang dimiliki

sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Universitas Sebelas Maret di Surakarta,

Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Universitas Diponegoro di Semarang,

dan Universitas Indonesia di Jakarta.

Page 24: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kelima, isi teks Asrāru `sh-Shalāt mengenai penjelasan sembahyang dan

ma’rifatu `l-Lāh, membimbing umat muslim mencapai ketentraman hati dalam

mengenal Allah sangat menarik untuk diteliti dan masih relevan diterapkan saat

ini, karena bersumber dari Alquran dan Hadis.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks Asrāru `sh-

Shalāt sebagai salah satu warisan budaya masa lampau yang yang menyimpan

ajaran agama Islam dirasa perlu diselamatkan dari kepunahan. Salah satu upaya

untuk mewujudkannya adalah dengan mengadakan penelitian terhadap naskah

tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara mentransliterasi dan menyajikannya

dalam bentuk suntingan agar lebih mudah dipahami dan dapat diambil

manfaatnya.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar pembahasan menjadi lebih

sistematis, tepat sasaran, dan dapat menjangkau tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang, penelitian ini dibatasi pada tiga hal, yakni masalah

penyuntingan, analisis struktur, dan resepsi. Penyuntingan teks Asrāru `sh-Shalāt

meliputi kegiatan inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, dan

kritik teks. Analisis struktur dibatasi pada struktur sastra kitab yang meliputi

struktur penyajian teks, gaya penyajian, pusat pengisahan, dan gaya bahasa.

Analisis resepsi dibatasi pada tanggapan pembaca terhadap teks Asrāru `sh-

Shalāt.

Page 25: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Bagaimana suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt?

2. Bagaimana struktur teks Asrāru `sh-Shalāt?

3. Bagaimana resepsi pembaca terhadap teks Asrāru `sh-Shalāt?

D. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian tentunya memiliki tujuan tertentu yang didasarkan pada

permasalahan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Menyajikan suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt yang baik dan benar. Baik

artinya mudah dibaca karena telah ditransliterasi dari huruf Arab Melayu ke

huruf Latin dan benar artinya kebenaran isi teks dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibenarkan dari

kesalahan.

2. Mendeskripsikan struktur teks Asrāru `sh-Shalāt.

3. Menguraikan resepsi pembaca terhadap teks Asrāru `sh-Shalāt.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara

teoretis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoretis

Page 26: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai

sumbangan terhadap perkembangan penelitian filologi yang berobjek pada

naskah kuna. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pertimbangan bagi penelitian lain, baik di bidang filologi maupun bidang

ilmu lain. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat karena

telah menyajikan uraian teks Asrāru `sh-Shalāt melalui analisis struktur dan

resepsi pembaca.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini adalah wujud penyelamatan dan

pelestarian warisan budaya bangsa yang berbentuk naskah kuna. Penelitian

ini juga memperkenalkan keberadaan teks Asrāru `sh-Shalāt sebagai salah

satu hasil karya sastra lama yang berisi uraian sembahyang dan mengenal

Allah. Selain itu, melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

keimanan kepada Allah, mengembangkan kepribadian diri, dan membentuk

sifat dan perilaku yang lebih baik.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terbagi atas enam bab, yaitu pendahuluan, landasan teori,

metode penelitian, suntingan teks, analisis teks dan penutup. Sistematika

penulisan disusun secara berurutan. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut.

Bab pertama merupakan bab pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penilitian yang terinci dalam manfaat teoretis dan manfaat praktis, dan sistematika

penulisan.

Page 27: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Bab kedua merupakan landasan teori. Bab ini berisi mengenai teori

penyuntingan dan pengkajian teks dan kerangka pikir. Teori penyuntingan

meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, transliterasi dan kritik teks. Teori

pengkajian teks meliputi teori struktur sastra kitab dan resepsi.

Bab ketiga berisi metode penelitian. Pada bagian metode penelitian,

diuraikan mengenai langkah kerja penelitian yang terdiri dari metode

penyuntingan teks dan metode pengkajian teks yang terdiri dari metode analisis

struktur dan metode analisis resepsi. Pada masing-masing metode diuraikan

sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data.

Di bagian akhir dijelaskan mengenai teknik penarikan simpulan.

Bab keempat merupakan bentuk suntingan teks. Bab ini berisi mengenai

proses penyuntingan teks Asrāru `sh-Shalāt yang terdiri dari inventarisasi naskah,

deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kririk teks, pengantar penyuntingan, dan hasil

suntingan teks.

Bab kelima analisis. Bab ini berisi analisis teks Asrāru `sh-Shalāt yang

terdiri dari analisis struktur teks (meliputi struktur penyajian, gaya penyajian,

pusat penyajian, dan gaya bahasa) dan analisis resepsi.

Bab keenam penutup yang merupakan akhir pada penelitian skripsi ini.

Pada bagian penutup ini berisi simpulan hasil penelitian terhadap teks Asrāru `sh-

Shalāt dan saran bagi pembaca.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penyuntingan Teks

Filologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang bertujuan untuk

mengungkapkan kandungan teks yang tersimpan dalam naskah. Bani Sudardi

(2003:7) berpendapat bahwa salah satu bentuk kegiatan praktis filologi ialah

membuat suntingan suatu teks dan mengadakan perbaikan-perbaikan bagian teks

yang rusak.

Penyuntingan teks memerlukan metode yang disesuaikan dengan jenis

naskah yang akan disunting. Dengan menggunakan metode yang tepat, maka akan

diperoleh suntingan yang baik dan benar. Baik diartikan mudah dibaca karena

sudah ditransliterasikan ke dalam huruf yang mudah dibaca, misalnya huruf Arab

Melayu ke huruf Latin. Benar diartikan bahwa kebenaran isi teks dapat

dipertanggungjawabkan karena telah dilakukan perbaikan dari kesalahan.

Penyuntingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1358)

diartikan suatu proses atau cara, pembuatan atau pekerjaan, menyiapkan naskah

siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian isi

dan bahasa (menyangkut ejaan diksi, dan struktur kalimat atau yang bisa dikenal

dengan pengeditan).

Edwar Djamaris (2002:24-26) berpendapat penyuntingan teks dapat

dibedakan dalam dua hal, yakni penyuntingan naskah tunggal jika hanya terdapat

satu naskah dan penyuntingan naskah jamak jika lebih dari satu naskah. Langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam penyuntingan adalah sebagai berikut.

Page 29: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1. Inventarisasi Naskah

Inventarisasi naskah dilakukan untuk mengumpulkan naskah yang ada

di masyarakat melalui dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Studi

katalog dilakukan dengan mendaftar semua naskah yan akan diteliti melalui

katalog naskah. Naskah yang terdaftar di katalog biasanya dimiliki oleh

museum atau instansi yang menaruh perhatian terhadap naskah. Bani Sudardi

(2003:47) mengemukakan bahwa beberapa katalog tersebut seringkali belum

lengkap dengan adanya penemuan-penemuan naskah baru. Penemuan naskah

baru sering diinformasikan melalui artikel-artikel atau hasil-hasil penelitian.

Untuk itu, inventarisasi naskah perlu juga dilengkapi dengan pembacaan

sejumlah artikel tentang penemuan dan informasi tentang naskah.

Tahap selanjutnya adalah studi lapangan. Studi lapangan dilakukan

dengan mendatangi tempat-tempat yang diduga menyimpan naskah, termasuk

di masyarakat, misalnya pondok pesantren. Hal tersebut disebabkan karena

sebagian naskah di masyarakat tersimpan sebagai koleksi pribadi.

2. Deskripsi Naskah

Tahap kedua adalah deskripsi naskah. Tahap ini dilakukan setelah

berhasil menentukan naskah yang akan diteliti. Deskripsi naskah dilakukan

dengan menguraikan secara rinci keadaan naskah yang akan diteliti. Semua

naskah dideskripsikan dengan pola yang sama, yaitu nomor naskah, ukuran

naskah, keadaan naskah, tulisan naskah, bahasa, kolofon, dan garis besar isi

cerita (Edwar Djamaris, 2002:11). Wilayah deskripsi naskah tersebut dapat

Page 30: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

diperluas lagi sehingga diperoleh keterangan yang lebih rinci, sehingga dapat

diketahui karakteristik naskah.

3. Transliterasi

Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari

abjad yang satu ke abjad yan lain. Tahap ini sangat penting untuk

memperkenalkan teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah karena

kebanyakan orang sudah tidak mengenal atau tidak akrab lagi dengan tulisan

daerah (Siti Baroroh Baried, et.al. 1994:63-64).

Teks-teks lama juga ditulis tanpa memperhatikan unsur-unsur tata

tulis yang merupakan kelengkapan wajib untuk memahami teks. Hal ini

berkaitan dengan gaya penceritaan yang mengalir terus karena pada zaman

dulu, teks dibawakan atau dibacakan pada peristiwa-peristiwa tertentu untuk

dihayati dan dinikmati bersama. Penulisan kata-kata yang tidak

mengindahkan pemisahan serta penempatan tanda baca yang tidak tepat dapat

menimbulkan arti yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam transliterasi

dibutuhkan pedoman ejaan yang dibakukan sehingga akan membantu

pembaca dalam memahami isi teks, dan akan lebih bermanfaat lagi bagi

peminat dari daerah lain di Nusantara (Siti Baroroh Baried, et. al. 1985:65).

Terkait dengan masalah transliterasi, dapat dikatakan bahwa peneliti

filologi memiliki dua tugas pokok. Pertama, menjaga kemurnian bahasa lama

dalam naskah, khususnya penulisan kata. Penulisan kata yang menunjukkan

ciri ragam bahasa lama dipertahankan bentuk aslinya, tidak disesuaikan

penulisannya dengan penulisan kata menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Page 31: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Hal ini dimaksudkan agar data

mengenai bahasa lama dalam naskah itu tidak hilang. Tugas pokok kedua

peneliti filologi dalam transliterasi adalah menyajikan teks sesuai dengan

pedoman ejaan yang berlaku sekarang (Edwar Djamaris, 2002:19-20).

4. Kritik Teks

Langkah setelah transliterasi adalah kritik teks. Kritik teks merupakan

kegiatan filologi yang paling utama. Istilah “kritik” berasal dari bahasa

Yunani krities yang berarti seorang hakim, krienein berarti menghakimi, dan

criterion berarti dasar penghakiman.

Kritik teks dalam filologi berarti memberi evaluasi terhadap teks,

meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat (Siti Baroroh

Baried, et.al. 1994:61). Pendapat lain diungkapkan oleh Bani Sudardi

(2003:55) bahwa kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang

tersimpan dalam nsakah untuk mendapatkan teks yang paling baik dan

mendekati aslinya (constituo textus).

B. Pengkajian Teks

1. Struktur Sastra Kitab

Agama Islam merupakan salah satu agama yang mengalami

perkembangan pesat di Indonesia, terlebih lagi di Aceh. Seiring

perkembangan tersebut, lahirlah corak kesusastraan yang berhubungan

dengan penyebaran agama Islam, yang mengandung ajaran agama Islam dan

diciptakan untuk menyebarluaskan agama Islam.

Page 32: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Roolvink (dalam Liaw Yock Fang, 1991:204) menyatakan bahwa

untuk sementara waktu, kaidah yang paling baik untuk mengkaji sastra yang

dihasilkan di bawah pengaruh Islam itu adalah membaginya ke dalam

beberapa jenis atau kategori, yakni (1) cerita Al-Quran, (2) cerita Nabi

Muhammad, (3) cerita sahabat Nabi Muhammad, (4) cerita pahlawan Islam,

dan (5) sastra kitab.

Sastra kitab merupakan karya sastra melayu klasik yang di dalamnya

mengandung unsur-unsur agama Islam. Sastra kitab berkembang pada abad

ke-17 di Aceh dan banyak mengangkat tema keagamaan terutama ilmu fikih

dan tasawuf. Yang membedakan sastra kitab dengan jenis sastra melayu

klasik lainnya, yakni bahwa dalam sastra kitab nama penulisnya tercantum

dalam setiap karyanya (Ahmad Taufiq, 2007:21).

Sastra kitab mencakup suatu bidang yang luas sekali. Roolvink (dalam

Liaw Yock Fang, 1993:41) berpendapat bahwa sastra kitab adalah sastra yang

memuat kajian tentang Alquran, tafsir, tajwid, arkan ul-islam, usuludin, fikih,

ilmu sufi, ilmu tasawuf, tarekat, zikir, rawatib, doa, jimat, risalah, wasiat dan

kitab tib (obat-obatan). Berdasarkan bentuknya, sastra kitab biasanya berupa

prosa dan puisi (syair). Pada hakikatnya, sastra kitab bertujuan untuk

menanamkan ajaran Islam, penguatan iman, dan meluruskan ajaran yang

dianggap menyimpang.

Sebagai hasil sastra lama bercorak Islam, sastra kitab memiliki ciri-

ciri khusus dalam hal strukturnya (Siti Chamamah Soeratno, et. al. 1982:152).

Struktur yang dimaksud merupakan struktur narasi atau penceritaan dalam

sastra kitab. Berikut ini unsur-unsur yang terdapat dalam struktur sastra kitab.

Page 33: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a. Struktur Penyajian

Struktur penyajian teks sama halnya dengan struktur penceritaan

dalam sastra fiksi yang berupa plot (alur). Sastra kitab pada umumnya

menunjukkan struktur yang tetap yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni

bagian pendahuluan, isi, dan penutup (Siti Chamamah Soeratno, et. al.

1982:152-154).

Bagian pertama, yaitu pendahuluan. Pada bagian pendahuluan,

sastra kitab memiliki struktur yang relatif tetap, dimulai dengan bacaan

basmallah, kemudian diikuti doa dan seruan, pengajaran-pengajaran

mengenai ketakwaan, serta salawat untuk Nabi Muhammad, para sahabat

dan keluarga Nabi Muhammad saw. Setelah itu, biasanya diikuti kata wa

ba’du sebagai ungkapan untuk menyudahi bacaan pembukaan, kemudian

dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai hal ihwal kepengarangan,

seperti nama pengarang, motivasi penulisan karangan, dan judul

karangan. Di dalam pendahuluan, biasanya dipergunakan bahasa arab

yang mengikuti terjemahannya secara interlinier. Bagian kedua,

membahas mengenai isi karangan yang berupa uraian masalah yang akan

dibahas. Pada bagian ini biasanya terbagi atas bab-bab dan pasal-pasal

tertentu. Bagian ketiga, berisi doa penutup, salawat kepada Nabi beserta

keluarga dan sahabat. Terdapat pula kata “tamat”, yang menandakan akhir

naskah.

Secara keseluruhan, struktur penyajian sastra kitab dapat dirinci

dengan mudah seperti berikut.

I. Pendahuluan

Page 34: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

a. 1. Doa dan seruan

2. Ajaran takwa

3. Salawat kepada Nabi Muhammad

b. Kata “wa ba’du”

c. Kepengarangan:

1. Nama Pengarang

2. Motivasi penulisan karangan

3. Judul karangan

II. Isi

Berupa uraian masalah yang dibahas. Biasanya dibagi dalam

bab-bab dan pasal-pasal.

III. Penutup

a. 1. Doa penutup kepada Tuhan dalam bahasa Arab yang diikuti

terjemahannya dalam bahasa Melayu.

2. Salawat kepada nabi beserta keluaranya dalam bahasa arab.

b. Kata “tamat”

b. Gaya Penyajian

Siti Chamamah Soeratno, et. al. (1982:160) mengemukakan

bahwa yang dimaksud dengan gaya penyajian adalah cara pengarang yang

khusus dalam menyampaikan ceritanya, pikiran, serta pendapat-

pendapatnya. Gaya penyajian dalam sastra kitab seringkali menggunakan

dua bahasa sekaligus, yakni dimulai dengan doa yang menggunakan

bahasa Arab diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Melayu.

Page 35: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Penyajian isi dipaparkan dengan jelas sesuai dengan masalah yang

akan dibahas. Dalam setiap penyajiannya, biasanya dikuatkan dengan

kutipan ayat Alquran dan Hadis nabi. Selain itu, terdapat pula pendapat

dari para ulama, sahabat atau ahli agama. Hal ini digunakan untuk

memperkuat pendapat yang disampaikan oleh pengarang. Pada akhir

karangan ditutup dengan doa kepada Tuhan dan salawat kepada Nabi

beserta keluarganya, dan diberi kata “tamat”.

c. Pusat Penyajian

Pusat penyajian adalah posisi seorang pengarang dalam

menyampaikan cerita atau ajarannya. Pusat penyajian sastra kitab

dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah pusat penyajian orang

pertama (ich-erzahlung). Pada tipe pertama, semua pendapat dituturkan

sendiri oleh pengarang yang dicirikan dengan penggunaan kata ganti aku,

saya, kami, atau kita. Tipe kedua adalah pusat penyajian orang ketiga

(omniscient author). Pada tipe kedua, pengarang dianggap sebagai maha

tahu dengan teks yang ditulisnya (Siti Chamamah Soeratno, et. al.

1982:172).

Pada umumnya pusat penyajian sastra kitab cenderung kepada

pusat penyajian tipe kedua, yakni metode pada orang ketiga. Metode ini

dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, metode orang ketiga bersifat

romantik-ironik (penceritaan yang menonjolkan pengarang). Kedua,

metode orang ketiga objektif (pengarang bersembunyi di balik tokoh-

tokohnya) (Siti Chamamah Soeratno, et. al. 1982:173).

Page 36: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:422)

diartikan sebagai (1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang

dalam bertutur atau menulis, (2) pemakaian ragam tertentu untuk

memperoleh efek-efek tertentu, (3) keseluruhan ciri-ciri bahasa

sekelompok penulis sastra, (4) cara khas dalam menyatakan pikiran dan

perasaan dalam bentuk tulis atau lisan. Gorys Keraf (2007:113)

mengartikan gaya bahasa sebagai cara menggunakan bahasa.

Gaya bahasa sastra kitab dapat dikatakan bersifat khusus.

Kekhususan tersebut dapat dilihat dalam kosa kata, istilah, kalimat yang

mempergunakan istilah Islam dan istilah Arab. Kosa katanya pun banyak

mengambil kosa kata Arab yang pemakaiannya disesuaikan dengan pokok

isi uraian teks. Untuk menghubungkan kata dan frase biasanya digunakan

kata “dan” yang berfungsi sebagai tanda baca koma. Selain itu digunakan

pula kata “bagi” dan kata “adalah”.

C. Resepsi

Resepsi sastra muncul pada akhir tahun 1960-an. Resepsi sastra adalah

bagaimana “pembaca” memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya,

sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya (Umar Junus,

1985:1). Pengertian lain resepsi sastra, yaitu suatu ajaran yang menyelidiki teks

dengan dasar reaksi atau tanggapan pembaca. Konsep teori resepsi dipelopori oleh

Hans Roberth Jauss dan Wolfgang Iser (Segers, 2000:35).

Page 37: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berkaitan dengan pengertian resepsi, yakni bagaimana pembaca memaknai

karya sastra, dapat merujuk pada teori resepsi Wolfgang Iser. Ia mengatakan

bahwa sebuah teks sastra dapat didefinisikan sebagai wilayah indeterminasi

(ketidakpastian). Wilayah ketidakpastian itu merupakan tempat-tempat terbuka

atau ruang kosong (leerstellen), yang mengharuskan pembaca untuk mengisi

ruang kosong tersebut (Segers, 2000:36).

Iser juga mengemukakan mengenai wirkung atau effect. Pengertian

wirkung atau effect adalah bahwa fokus pada teks tidak lagi pada arti sastra, tetapi

apa pengaruhnya. Menurutnya, karya sastra juga dapat mempengaruhi pembaca

(Segers, 2000:40). Dengan demikian realisasi teks berupa tanggapan pembaca satu

dengan lainnya dapat berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan masing-masing

pembaca telah dibekali pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda.

Faktor pembaca dalam resepsi merupakan fokus utama. Pembaca tersebut

dibedakan menjadi tiga macam, yakni (a) pembaca ideal (pembaca dalam bentuk

konstruksi hipotesis yang dibuat oleh ahli teori dalam proses interpretasi, (b)

pembaca implisit (jangkauan menyeluruh dari indikasi tekstual yang

meengarahkan cara pembaca riil membaca), (c) pembaca riil (pembaca dalam arti

fisik, manusia yang melakukan tindak pembacaan) (Segers, 2000:47-50).

Bentuk-bentuk penelitian resepsi berdasarkan sumber datanya, dibedakan

menjadi tiga macam, yakni: (Luxemburg, 1989:78-84; Teeuw, 1984:208-217;

Bani Sudardi, 2003:49-51)

Page 38: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1. Penelitian Eksperimental

Penelitian resepsi eksperimental dilakukan dengan menyajikan teks

tertentu kepada pembaca tertentu, baik secara individual, maupun secara

berkelompok. Kemudian pembaca itu memberikaan tanggapannya. Penelitian

eksperimental dapat dilakukan melalui daftar pertanyaan (angket) dengan

pendekatan psikologis atau pendekatan sosiologi.

Penelitian resepsi eksperimental hanya dilakukan terhadap pembaca

masa kini, baik secara sinkronis maupun diakronis. Secara Sinkronik,

penelitian resepsi dilakukan terhadap sebuah karya sastra dalam satu masa

atau satu periode, sedangkan secara diakronis, penelitian resepsi dilakukan

terhadap resepsi pembaca dalam satu kurun waktu.

2. Penelitian Berdasarkan pada Kritik Sastra

Penelitian berdasarkan pada kritik sastra hanya dapat dilakukan pada

masyarakat yang sudah mengenal tradisi kritik. Kritik sastra dapat

dikategorikan sebagai laporan resepsi pembaca profesional yang mewakili

norma-norma yang berlaku di masyarakat waktu itu.

3. Penelitian Berdasarkan pada Fisik Teks.

Penelitian resepsi pada fisik teks dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa cara, yaitu:

a. Intertekstualitas, yakni relasi karya sastra terhadap karya sastra lain.

b. Hasil penyalinan suatu karya sastra yang setiap penyalinan mungkin

terjadi perubahan akibat berubahnya norma-norma estetik.

Page 39: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c. Penyaduran suatu karya sastra, baik di dalam suatu bahasa maupun ke

dalam bahasa lain.

d. Resepsi produktif, yakni mengolah karya sastra menjadi bentuk seni lain,

seperti seni lukis, film, komik.

e. Penerjemahan suatu karya sastra ke dalam bahasa asing.

f. Catatan dan tafsir teks di dalam naskah yang merupakan tanggapan hasil

pembacaan.

g. Pencantuman sebagian teks atau seluruhnya ke dalam suatu bunga

rampai, ensiklopedi, majalah, bahan bacaan sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, resepsi yang dipakai dalam penelitian ini

mendasarkan pada pembaca riil, yakni berupa reaksi (tanggapan) terhadap teks

seperti yang dipahaminya. Bentuk penelitian yang dipilih adalah penelitian pada

fisik teks yang berupa catatan (tafsir).

Page 40: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

D. Kerangka Pikir

teks

Teks Asrāru `sh-Shalāt merupakan peninggalan masa lampau berupa

tulisan yang kondisinya tidak mudah diterima masyarakat umum karena

ketidakmampuan mereka dalam membaca teks berhuruf Arab Melayu dan

berbahasa Melayu. Teks tersebut kemudian dipakai sebagai objek penelitian.

Dalam rangka mengungkap teks Asrāru `sh-Shalāt dilakukan beberapa tahap yang

berkaitan dengan menyediakan suntingan teks dan mengkaji (menganalisis ) teks.

Tahap pertama, yakni penyediaan suntingan teks dilakukan melalui

beberapa langkah yang meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar

isi, dan kritik teks. Penyuntingan teks dilakukan dengan tujuan menghasilkan

Teks Asrāru `sh-

Shalāt

Analisis Resepsi

Penyelamatan naskah dengan menyajikan

suntingan teks , mendeskripsikan struktur teks

dan memaparkan bentuk resepsi dalam Asrāru

`sh-Shalāt

Suntingan Teks

1. Inventarisasi

naskah

2. Deskripsi naskah

3. Ikhtisar isi

4. Kritik teks

1. Struktur penyajian

2. Gaya Penyajian

3. Pusat Penyajian

4. Gaya bahasa

Tafsir

Analisis Struktur

Teks

Pengkajian Teks

Page 41: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena

sudah ditransliterasikan. Benar dalam pengertian kebenaran isi teks dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibersihkan dari kesalahan-

kesalahan. Tahap kedua, pengkajian teks yang dibedakan menjadi dua macam,

yakni analisis struktur dan analisis resepsi. Analisis struktur dibatasi pada struktur

sastra kitab yang terdiri dari struktur penyajian, gaya penyajian, pusat penyajian,

dan gaya bahasa. Analisis resepsi adalah analisis teks dengan menggunakan teori

resepsi yang berupa tafsir, sehingga isi teks lebih mudah dipahami pembaca.

Keseluruhan tahapan yang dilakukan tersebut, secara tidak langsung

merupakan salah satu bentuk penyelamatan warisan budaya yang berupa naskah,

mengingat bahan naskah terbuat dari bahan-bahan yang mudah rusak.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penyuntingan Teks

1. Sumber Data

Data penelitian yang dipakai berupa kalimat dan paragraf atau

pernyataan yang terdapat dalam teks Asrāru `sh-Shalāt yang berhuruf Arab-

Melayu. Sumber data penelitian ini adalah naskah yang memuat teks Asrāru

`sh-Shalāt yang termasuk dalam koleksi naskah online Museum Negeri

Banda Aceh dengan nomor inventarisasi 07_00334.

Naskah tersebut diperoleh dengan mengunduh (download) pada situs

http://www.manassa.org, dengan status URL: http://acehms.dl.unileipzig.de/

receive/NegeriMSBook_islamhs_00001052. Situs tersebut merupakan bentuk

kejasama antara Museum Negeri Banda Aceh, Museum Ali Hasjmy (YPAH)

dan Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh, Pusat

Pengkajian Islam dan Masyarakat, Universitas Islam Negeri (PPIM-UIN)

yang bekerja sama dengan Manassa dan Centre for Documentation and Area-

Transcultural Studies (C-DATS) Tokyo University of Foreign Studies, Jepang,

serta bekerja sama dengan Institut Studi Islam-Universitas Leipzig Jerman.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan studi pustaka. Teknik pustaka merupakan teknik yang

mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi

Page 43: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Subroto, 2007:47-48). Teks Asrāru `sh-Shalāt diperoleh melalui dua tahap

sebagai berikut.

a. Tahap Informasi

Pada tahap ini peneliti berusaha mendapatkan informasi-informasi

mengenai naskah. Sebelum diperoleh data yang nyata, terlebih dulu dicari

berbagai keterangan berhubungan dengan data yang diperlukan. Pencarian

informasi naskah menggunakan sembilan katalog naskah. Pada akhirnya,

data diperoleh dari katalogus online yang diterbitkan oleh Museum

Negeri Banda Aceh bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Ali

Hasjmy dan beberapa lembaga yang lain.

b. Tahap pengunduhan dan print out

Tahap ini merupakan tahap pengambilan naskah yang memuat

teks Asrāru `sh-Shalāt sebagai objek penelitian. Pengambilan naskah

dilakukan dengan cara mengunduh (download) naskah yang terdapat

dalam situs online http://www.manassa.org. Naskah yang terdapat dalam

situs tersebut masih berbentuk file digital dengan format jpg. Setelah

proses pengunduhan selesai, file itu diolah untuk menghasilkan cetakan

(print out).

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penyuntingan teks, harus disesuaikan

dengan jenis naskah termasuk dalam naskah tunggal atau naskah jamak.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dipilih metode penyuntingan naskah

tunggal, yakni dengan edisi standar atau edisi kritis. Edisi ini menyajikan

Page 44: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

suntingan teks dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan atau

penyimpangan-penyimpangan yang timbul ketika proses penulisan (penyalinan).

Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani

Sudardi, 2003:60-61).

Dengan edisi standar, akan dihasilkan suatu edisi yang baru dengan

mengubah aksara Arab-Melayu menjadi aksara Latin. Dalam metode standar,

penyunting sangat terlibat dalam hasil suntingannya. Hal-hal yang rusak,

salah, atau mungkin yang kosong, sepanjang masih bisa direkonstruksi

haruslah diperbaiki. Setiap perbaikan yang dilakukan harus

dipertanggungjawabkan.

4. Teknik Penyajian Data

Penyajian data dalam metode penyuntingan adalah dengan

mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat dalam aksara

Latin.

B. Metode Pengkajian Teks

Metode pengkajian teks yang dipakai ada dua, yaitu metode analisis

struktur dan metode analisis resepsi.

1. Metode Analisis Struktur

a. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah hasil suntingan teks Asrāru `sh-

Shalāt berhuruf Arab Melayu yang diperoleh melalui penyuntingan

dengan edisi standar. Data penelitian yang dipakai berupa kalimat dan

Page 45: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

paragraf atau pernyataan hasil suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt yang

berhuruf Latin.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara membaca

secara keseluruhan suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt. Data-data yang telah

memenuhi persyaratan dalam pendeskripsian struktur sastra kitab akan

dijadikan bahan dalam penelitian struktur sastra kitab yang terdiri dari

struktur penyajian teks, gaya penyajian, pusat penyajian, dan gaya bahasa

teks.

c. Teknik Analisis Data

Burhan Nurgiantoro (2002:36) menjelaskan bahwa sebuah karya

sastra, fiksi, menurut kaum Strukturalisme adalah sebuah totalitas yang

dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Teeuw

(1984:135) berpendapat bahwa salah satu bagian dalam penelitian ini

adalah analisis struktur. Analisis struktur bertujuan untuk membongkar

dan memaparkan secermat, seteliti, semenditel, dan mendalam mengenai

keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang

bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Analisis struktur pada penelitian ini menggunakan metode

struktural. Pengkajian terhadap teks Asrāru `sh-Shalāt menggunakan

metode deskriptif, yaitu memberikan uraian yang menjadi masalah,

menganalisis, dan menafsirkan data yang ada. Penafsiran tersebut

didasarkan pada struktur penyajian sastra kitab yang memiliki pola tetap,

yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

Page 46: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d. Teknik Penyajian Data

Penyajian data dalam metode analisis struktur adalah dengan

mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

2. Metode Analisis Resepsi

a. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis resepsi adalah

tanggapan dari seorang pembaca yang dianggap ahli dalam ilmu agama.

b. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui wawancara dengan menyajikan suntingan

teks kepada pembaca untuk diberi tanggapan.

c. Teknik Analisis Data

Analisis resepsi pada penelitian ini didasarkan pada jenis resepsi

berdasarkan fisik teks, yakni tafsir teks di dalam naskah sebagai

tanggapan dari hasil pembacaan. Analisis resepsi digunakan dalam

mengungkapkan isi yang terkandung dalam teks dengan memberikan

uraian yang menjadi masalah, menganalisis, dan menafsirkan data yang

ada. Analisis data dilakukan dengan tafsir, yakni pembaca memberikan

tanggapan dengan menafsirkan teks sesuai dengan pemahamannya.

d. Teknik Penyajian Data

Penyajian data dalam metode analisis resepsi adalah dengan

mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

Page 47: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

C. Teknik Penarikan Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini diperoleh dari data yang telah diolah dan

dianalisis pada tahap sebelumnya. Dalam penelitian ini dipergunakan teknik

penarikan simpulan induktif, yaitu penarikan simpulan yang didasarkan pada data-

data khusus untuk dianalisis dan ditarik simpulan yang bersifat umum. Jadi,

simpulan yang ditarik merupakan simpulan yang masih bersifat terbuka, yang

kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan menyeluruh.

Page 48: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

SUNTINGAN TEKS

A. Inventarisasi Naskah

Inventarisasi naskah merupakan langkah pertama dalam proses

penyuntingan. Inventarisasi naskah dilakukan untuk mengumpulkan naskah-

naskah yang akan menjadi objek penelitian. Proses inventarisasi dapat dilakukan

melalui dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Studi katalog dilakukan

dengan mendaftar semua naskah yang akan diteliti melalui katalog naskah untuk

mengetahui keberadaan naskah itu tersimpan. Studi lapangan dilakukan dengan

cara mengunjungi tempat-tempat atau mendatangi orang-orang yang diduga

menyimpan naskah-naskah yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Proses inventarisasi naskah dalam penelitian ini dilakukan melalui studi

katalog. Katalog yang digunakan dalam inventarisasi naskah sebagai berikut.

1. Achadiati Ikram, et.al. (ed.). 2001. Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul

Mulku Zahari (edisi I). Jakarta: Manassa-The Toyota Foundation dan

Yayasan Obor Indonesia.

2. Achadiati Ikram (penyunting). 2004. Katalog Naskah Palembang. Yayasan

Naskah Nusantara kerja sama Tokyo University of Foreign Studies (TUFS).

3. Amir Sutaarga, et.al. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat.

Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional.

4. Behrend, T.E. dan Tutik Pudjiastuti (ed.). 1997. Katalog Induk Naskah-

naskah Nusantara Jilid 3-A Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia dan Ecole Francaise D‟extreme Orient.

Page 49: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

5. Behrend, T.E. (ed.). 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

dan Ecole Francaise D‟extreme Orient.

6. Juynboll, H.H. 1899. Catalogus van de Maleische en Sundaneesche

Hanschriften in de Leidsche Universiteits-Bibliotheek. Leiden: E.J. Brill.

7. Siti Maryam R. Salahuddin dan Mukhlis. 2007. Katalog Naskah Bima:

Koleksi Museum Kebudayaan Samparaja. Bima: Museum Samparaja Bima.

8. Van Ronkel, Ph.S. 1921. Supplement-Catalogus der Maleische en

Minangkabausche Hanschriften in de Leidsche Universiteits-Bibliotheek.

Leiden: E.J. Brill.

9. Wieringa, E.P. 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in

the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands

(Volume One). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library.

Berdasarkan katalog tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa teks berjudul

Asrāru `sh-Shalāt merupakan teks tunggal. Adapun alasannya, yaitu dari beberapa

katalog tersebut tidak ada yang memuat judul Asrar `sh-Shalāt. Judul tersebut

hanya ditemukan di katalog online yang diterbitkan oleh Museum Negeri Banda

Aceh bekerja sama dengan Museum Ali Hasjmy (YPAH) dan Pusat Kajian

Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh, yang bekerja sama dengan Manassa

dan Institut Studi Islam-Universitas Leipzig Jerman. Teks Asrāru `sh-Shalāt

merupakan teks yang termasuk dalam salah satu naskah kumpulan yang berbentuk

digital dengan nomor inventarisasi naskah 07_00334.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Deskripsi Naskah

Langkah kedua dalam proses penyuntingan naskah adalah deskripsi

naskah. Deskripsi naskah merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk

menguraikan seluk-beluk naskah yang diteliti. Deskripsi naskah yang dijadikan

objek peneletian dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Bagian Umum

a. Judul Naskah

Berdasarkan hasil pembacaan yang dilakukan, baik pada bagian

halaman judul (halaman awal) atau pun di bagian akhir tidak ditemukan

judul naskah. Hal tersebut dapat disebabkan karena naskah itu merupakan

bunga rampai.

b. Nomor Naskah

Nomor naskah yang tercatat merupakan nomor inventaris yang

terdapat dalam katalog online, yaitu 07_00334.

c. Tempat Penyimpanan Naskah

Naskah yang dimuat secara online pada situs

http://www.manassa.org disimpan di Museum Negeri Banda Aceh yang

beralamat di Jalan S.A. Mahmudsyah No.12, Banda Aceh.

d. Jumlah Teks

Naskah tersebut terdiri dari lima teks. Judul teks pertama adalah

Asrāru `sh-Shalāt, sedangkan empat teks lainnya tidak diketahui karena

bahasa yang digunakan tidak bisa dipahami oleh peneliti. Teks berjudul

Asrāru `sh-Shalāt merupakan teks yang dijadikan objek penelitian. Judul

Page 51: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

teks Asrāru `sh-Shalāt terdapat pada kolofon yang letaknya di akhir teks

tersebut.

e. Jenis Teks

Jenis teks Asrāru `sh-Shalāt adalah sastra kitab. Dikatakan sebagai

jenis sastra kitab karena di dalamnya berisi ajaran sembahyang yang

disertai ajaran ma‟rifatu `l-Lāh.

f. Bentuk Teks

Teks Asrāru `sh-Shalāt berbentuk prosa yang disajikan dalam

bentuk tanya jawab.

g. Bahasa Naskah

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Namun, dalam

teks Asrāru `sh-Shalāt juga ditemukan bahasa Arab. Bahasa Arab hanya

dipakai untuk menuliskan ayat-ayat Alquran, hadis, serta istilah-istilah

yang belum memiliki padanan kata dalam bahasa Melayu.

h. Tanggal Penulisan

Tanggal penulisan tidak diketahui dengan jelas. Keterangan waktu

yang disebutkan adalah waktu Duha pada hari Sabat.

i. Identitas Penulis atau Penyalin

Penulis teks Asrāru `sh-Shalāt tidak ditemukan, penulis hanya

disebutkan Teuku Lebai Syekh orang Aceh, sedangkan penyalin

disebutkan bernama Teuku Lebai Dien.

Page 52: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

j. Umur Naskah

Umur naskah tidak diketahui. Hal ini disebabkan tidak terdapat

keterangan waktu yang jelas mengenai teks tersebut, baik pada awal

maupun pada bagian akhir teks. Selain itu bagian-bagian naskah yang

dapat dijadikan pertimbangan umur naskah tidak ditemukan.

k. Pemilik Naskah

Status kepemilikan naskah saat ini adalah Museum Negeri Banda

Aceh.

l. Katalog Lain

Tidak ada katalog lain yang memuat judul teks Asrāru `sh-Shalāt

selain katalog online yang dapat diakses melalui situs

http://www.manassa.org. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teks

tersebut merupakan teks tunggal.

2. Bagian Khusus

a. Bagian Buku

1) Bahan Naskah

Bahan naskah yang dipakai sebagai alas penulisan adalah

kertas.

2) Cap Kertas (watermark)

Cap kertas dilihat dengan mengangkat kertas dan

memberikan cahaya. Pada naskah yang memuat teks Asrāru `sh-

Shalāt cap kertas tidak dapat dideskripsikan. Usaha melihat cap

kertas dengan cara mengangkat kertas dan memberikan cahaya tidak

Page 53: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

memungkinkan dikarenakan naskah tersebut berupa naskah online.

Selain itu dalam deskripsi naskah pada katalog online juga tidak

dijelaskan mengenai ada atau tidaknya cap kertas (watermark).

3) Keadaan Naskah

Keadaan naskah yang tampak pada katalog online dinilai

masih baik. Kertas yang digunakan masih dalam keadaan yang

relatif utuh, hanya bagian-bagian tepi yang terlihat lapuk dan tidak

rata. Kelapukan kertas itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

seperti kerusakan oleh faktor fisik (cahaya dan suhu), kerusakan

karena pengaruh senyawa kimia (kandungan asam yang berasal dari

kertas dan lingkungan), kerusakan oleh faktor biotis

(mikroorganisme, serangga, binatang pengerat), dan kerusakan

karena bencana alam (tsunami, gempa bumi, kehujanan).

4) Jumlah Halaman

Naskah memiliki ketebalan 28 lembar, dengan jumlah

halaman sebanyak 55 halaman. Teks yang berjudul Asrāru `sh-

Shalāt memiliki ketebalan 18 lembar, dengan jumlah halaman

sebanyak 36 halaman.

5) Jumlah Halaman yang Ditulisi

Seluruh halaman naskah yang berjumlah 55 halaman ditulisi

dan tidak ada halaman kosong pada naskah tersebut.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

6) Jumlah Lembar Pelindung

Lembar pelidung terdiri dari dua bagian, yakni lembar

pelidung depan dan lembar pelindung belakang. Lembar pelindung

depan dan belakang, masing-masing berjumah 2 halaman.

7) Jumlah Baris pada Setiap Halaman Naskah

Jumlah baris pada setiap halaman naskah rata-rata adalah 14

baris. Pada setiap halaman naskah, masing-masing barisnya

berbentuk normal, kecuali pada halaman akhir yang menjadi

peralihan teks satu dengan teks lainnya membentuk pola segitiga

terbalik, seperti pada halaman 36, 41, 48, dan 54.

Teks Asrāru `sh-Shalāt rata-rata terdiri dari 14 baris. Ada

beberapa halaman yang jumlah barisnya berbeda, yakni:

a) Halaman 1 terdiri dari 12 baris.

b) Halaman 2–3 terdiri dari 16 baris.

c) Halaman 4–7,15,dan 18–19 terdiri dari 15 baris.

8) Jarak Antarbaris

Jarak antar huruf dalam naskah ini tidak terlalu renggang,

akan tetapi cukup jelas untuk dibaca secara langsung. Perhatikan

contoh tulisan berikut.

Page 55: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

9) Jumlah Kuras

Kuras merupakan susunan (tumpukan) kertas yang disatukan.

Jumlah kuras naskah tidak diketahui. Tidak ada keterangan yang

mendeskripsikan mengenai jumlah kuras.

10) Ukuran Naskah

a) Ukuran lembaran naskah

p x l = 17 cm x 11 cm

b) Ukuran ruang teks

p x l = 12.5 cm x 8 cm

11) Cara Penggarisan

Berdasarkan pengamatan pada tiap baris teks, cara

penggarisan dilakukan dengan alat tertentu yang hanya

meninggalkan bekas penggarisan saja (blindrules).

12) Penomoran Halaman Naskah

Penomoran halaman naskah terdiri dari dua macam.

Penomoran pertama merupakan penomoran asli yang ditemukan

pada pias bawah sebelah kiri dalam bentuk alihan (catchword), yaitu

kata yg menjadi penanda halaman berikutnya. Berikut ini catchword

bagian teks berjudul Asrar `sh-Shalāt.

Tabel 1 Catchword

Halaman Catchword Kata pada Halaman Selanjutnya

2

Page 56: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4

6

8

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30

32

Page 57: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

34

Penomoran kedua merupakan penomoran tambahan yang

ditulis oleh pemilik naskah. Hal tersebut terlihat dari perbedaan

warna tinta digunakan. Nomor halaman naskah ditulis tidak

menggunakan tinta tetapi menggunakan pensil. Penomoran naskah

diberikan pada setiap lembaran naskah 1r–28r, sedangkan untuk teks

Asrāru `sh-Shalāt nomor halaman dimulai dari nomor 1r–18r.

Penomoran dimulai dari sampul depan naskah. Penomoran halaman

ditulis di pojok kiri atas pada tiap lembaran, dan setiap satu nomor

mewakili dua halaman.

b. Bagian Tulisan

1) Jenis Tulisan

Jenis tulisan yang digunakan dalam teks Asrāru `sh-Shalāt

adalah tulisan Arab Melayu.

2) Jenis Khat

Jenis khat yang digunakan adalah Naskhi.

3) Ukuran Huruf

Ukuran huruf yang digunakan penulisan adalah sedang

(medium). Perhatikan contoh berikut.

Page 58: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

4) Bentuk Huruf

Bentuk huruf yang digunakan adalah bentuk tegak lurus

(perpendicular). Perhatikan contoh berikut.

5) Keadaan Tulisan

Keadaan tulisan baik dan jelas. Akan tetapi ada beberapa

tulisan yang tidak dapat dibaca dengan jelas. Kata-kata yang ditulis

dengan tinta warna merah tidak tampak jelas. Perhatikan contoh

berikut.

6) Goresan Pena

Geresan pena dalam teks Asrāru `sh-Shalāt cukup tebal.

Perhatikan contoh berikut.

7) Warna Tinta

Warna tinta yang dipakai dalam teks Asrāru `sh-Shalāt

adalah tinta warna hitam dan merah. Tinta warna hitam lebih banyak

digunakan untuk menulis, sedangkan tinta warna merah hanya

digunakan untuk menuliskan teks dalam bahasa Arab, kutipan Hadis,

Page 59: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kutipan Alquran, dan kata penghubung seperti “dan, tetapi, adapun,

dan serta”, serta digunakan untuk menuliskan bilangan tingkatan

“pertama, kedua, ketiga, dst.”.

Pada hasil print out, tulisan yang menggunakan tinta warna

hitam hasilnya lebih tebal jika dibandingkan dengan tulisan yang

menggunakan tinta warna merah. Perhtikan contoh berikut untuk

membedakannya.

a) Contoh tulisan dengan warna tinta hitam.

b) Contoh tulisan dengan warna tinta merah.

8) Tanda Koreksi

Tanda koreksi pada teks Asrāru `sh-Shalāt dilakukan dengan

mencoret tulisan yang salah. Perhatikan contoh berikut.

9) Pemakaian Tanda Baca

Tanda baca seperti tanda titik (.), koma (,), atau pun lainnya

tidak digunakan dalam teks Asrāru `sh-Shalāt. Namun jeda, bagian

baru, dan perubahan pokok bahasan pada naskah ditandai dengan

kata-kata tumpuan yang berfungsi sebagai pergantian antarkalimat

Page 60: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

atau antaralenia. Kata-kata tumpuan yang terdapat dalam teks adalah

sebagai berikut.

a) adapun

b) bermula

c) dan

d) maka

e) syahdan

10) Cara Penulisan

a) Penempatan Tulisan pada Lembar Naskah

Cara penulisan dilakukan dengan arah tulisan dari arah

kanan ke kiri sesuai dengan penulisan dalam bahasa Arab. Cara

penempatan tulisan dilakukan secara bolak-balik pada kedua sisi

lembaran.

b) Pengaturan Ruang Tulisan

Pengaturan ruang tulisan dilakukan tidak secara bebas,

yang diartikan penulisan disesuaikan dengan garis yang dibuat

pada setiap lembar kertas, meskipun tidak terlalu rapi. Selain itu

pada akhir karangan, bentuk tulisan membentuk segitiga

terbalik.

c. Penjilidan

Berdasarkan deskripsi yang tertulis dalam katalog online, tidak

ada penjilidan. Bahan sampul, ukuran sampul, rusuk, atau pun pengikat

tidak dijelaskan, dan hanya bagian sampul yang terlihat tidak bermotif.

Page 61: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. Sejarah Naskah

1) Kolofon

Kolofon merupakan catatan yang terdapat pada akhir teks.

Biasanya berisi keterangan mengenai tempat, tanggal, dan penyalin

naskah.

Tamat risalah /

ini yang dinamai/

akan dia Asrāru `sh-Shalāt waktu duha pada hari sabat / amin ya

rabba „alamin. Dan empunya surat Teuku / Lebai Syekh orang Aceh

dan yang samurat Teuku / Lebai Dien yang tahta kasihan. Arti tamat.

Amin.

2) Asal Naskah

Asal naskah tidak diketahui. Tidak ada keterangan yang

menyebutkan nama ataupun tempat ditemukannya naskah tersebut.

Page 62: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

e. Bagian Isi

1) Teks Awal

Al-hamdu li `Lāhi / hadanā [illā] shirātha `l-mustaqīm.

Bermula segala puji-puji <puji>an/ tertentu bagi Allah Tuhan yang

menujuki kami jalan yang betul. / wa --- Dan terang / -Nya dengan

limpah anugeraha kami dengan cemerlang cahaya-Nya / --- Dan

mengucap / salawat kami atas penghulu kami segala nabi yaitu

Muhammad / yang (wa) pilihan.

2) Teks Tengah

Segala laguan daripada / hidupnya datang kepada sakaratul

maut pun <de> / demikian jua engkau musyāhadah-kan kemudian

dari itu / maka hendaklah ia ingat akan yang tiga belas / itu yang

dihimpunkan kepada tiga bahagi yaitu / “fi‟lī , qaulī, qalbī”.

Maka yang tiga inilah / af„al kita dan sifat kita inilah.

Pertama ruh / dan badan insan telah berhimpunkan pada masa / itu.

Arwah sekalian karena belum lagi berjari. / Setelah itu maka

disebutnya lafath “Ushallī fardlu / zhuhri arba„a rakā‟tinn

mustaqbila `l-qiblati / ada„an lī „l-Lāhi Ta„ālā.

3) Teks Akhir

Telah gaiblah daripada musyāhadah empat perkara // washil

kita kepada Haq Taala ini fanalah Ia daripada / papa dan hina dan

daif dan lemah dan bebal / pada pandangannya itu. Ia jua yang kaya

dan Ia yang / jadi barang yang dikehendak daripada suatu dengan

dikatanya dengan / lidahnya “La haula wa la quwwata illā bi `l-Lāh

Page 63: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

„aliyu `l-„adzim” ini / inilah kalimat orang yang wāsil berjalan

kepada jalan / ahlu „l-Lāh yang dinamai sufi dan awliya‟ Allah

Taala.

f. Fungsi Sosial Teks

Teks Asrāru `sh-Shalāt digunakan sebagai sarana dakwah Islam.

Pengarang mencoba mengingatkan khususnya kepada orang-orang yang

lalai akan sembahyang. Selain itu juga memberi pengajaran mengenai

ajaran mendekatkan diri dan mencapai ma‟rifatu `l-Lāh (mengenal Allah)

melalui jalan sufi.

C. Ikhtisar Teks

Halaman 1 Pendahuluan, yang meliputi bacaan Basmalah yang diikuti

puji-pujian kepada Allah Swt. serta salawat Nabi

Muhammad saw., kepada keluarga dan para sahabat

beliau.

Halaman 2 Salawat Nabi Muhammad saw., kepada keluarga dan para

sahabat beliau.

Halaman 3–4 Sabda Nabi perihal takbiaratul ihram dan kedudukan

sembahyang.

Halaman 5 Makna sembahyang dan sembahyang sebagai tiang agama.

Halaman 6–7 Penjelasan tentang tiang sembahyang ada tujuh perkara.

Halaman 7–8 Perihal siapa asal yang mengerjakan sembahyang.

Halaman 8–9 Soal sebab difardukan sembahyang lima waktu.

Page 64: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Halaman 9–12 Uraian sebab jumlah rakaat dalam sembahyang zuhur,

asar, magrib, isya, dan subuh.

Halaman 13–14 Penjelasan mengenai tiga belas rukun sembahyang.

Halaman 15 Uraian mengenai hakikat sembahyang.

Halaman 16–17 Uraian mengenai perbuatan sembahyang.

Halaman 18 Perihal niat sembahyang yang dibagi menjadi tiga.

Halaman 19–21 Penjelasan takbiratu `l-ihrām golongan mubtadi,

mutawasith, dan muntahi.

Halaman 22 Penjelasan isyarat takbiratu `l-ihrām.

Halaman 23–24 Soal martabat, isyarat, dan hakikat ushali fardlu zhuhri.

Halaman 25 Uraian menegenai rupa mushali ketika melakukan

sembahyang.

Halaman 26 Soal keluarnya lima waktu sembahyang

Halaman 27–30 Uraian taharah, syahadat, sembahyang, puasa, zakat, dan

haji menurut syariat, tarekat, dan hakikat.

Halaman 31 Soal faedah Islam, iman, tauhid, makrifat, syariat, tarekat,

dan hakikat.

Halaman 32 Soal kenyataan tubuh, hati, ruh, dan sirr dan sebab Allah

menjadikan insan

Halaman 33 Soal makanan tubuh, makanan hati, makanan ruh, dan

makanan sirr.

Halaman 34–36 Pengetahuan akan zat, sifat, asma, dan af‟al Allah.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

D. Kritik Teks

Naskah merupakan salah satu bukti suatu masyarakat mengenal tradisi

tulis. Tradisi tersebut juga dilakukan oleh masyarakat Melayu secara turun-

temurun. Adanya tradisi tulis menjadi alasan berkembangnya tradisi penyalinan.

Penyalinan terhadap naskah-naskah merupakan kebiasaan masyarakat

Melayu. Pada umumnya tradisi penyalinan naskah Melayu termasuk dalam jenis

tradisi penyalinan yang bebas dan terbuka. Tradisi penyalinan ini memungkinkan

seorang penyalin untuk melakukan penambahan, pengurangan, dan pengubahan

teks. Dari penyalinan yang terbuka inilah banyak ditemukan kesalahan-kesalahan

yang mengakibatkan kerusakan pada teks. Oleh sebab itu diperlukan suatu

kegiatan kritik (kritik teks).

Kritik teks adalah kegiatan memberikan evaluasi terhadap teks. Kritik teks

dilakukan dengan tujuan menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks

aslinya (constitution textus) (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994:61).

Teks yang telah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan dan telah tersusun

kembali seperti semula merupakan teks yang dapat dipertanggungjawabkan

sebagai sumber untuk kepentingan berbagai penelitian dalam bidang ilmu-ilmu

lain. Dalam teks Asrāru `sh-Shalāt ditemukan bentuk kesalahan yang meliputi

lakuna, adisi, subtitusi, dittografi, transposisi, dan bacaan yang tidak terbaca oleh

penyunting yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Lakuna, yaitu penghilangan atau pengurangan huruf, suku kata, kata, frase,

klausa, kalimat, dan paragraf.

2. Adisi, yaitu penambahan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan

paragraf.

Page 66: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3. Substitusi, yaitu pengantian huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan

paragraf.

4. Dittografi, yatu adanya perangkapan huruf huruf, suku kata, kata, frase,

klausa, kalimat, dan paragraf.

5. Transposisi, yaitu kesalahan letak huruf, suku kata, kata, frase, klausa,

kalimat, dan paragraf.

6. Bacaan yang tidak terbaca oleh penyunting.

Kesalahan dalam teks Asrāru `sh-Shalāt dapat dirinci pada tabel berikut.

Tabel 2 Lakuna

No. Halaman/Baris Tertulis Edisi

1. 1/6

hadanā shirātha `l-mustaqīm

hadanā illā

shirātha `l-

mustaqīm

2. 2/4

`l-muhājirina `l-anshār

`l-muhājirina wa

`l-anshār

3. 2/5

yang jir

yang muhajir

4. 2/12

barang apa

barang siapa

5. 3/5

tatka

tatkala

Page 67: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

6. 4/7–8

`l-a‟ma bī `sh-shallāh

`l-a‟malu illā bī

`sh-shallāh

7. 4/12

berbuatkan

berbuat akan

8. 4/15

illa „l-Lāhu inā

illa „l-Lāhu illā

«a»nā

9. 5/10

tiang gama

tiang agama

10.

6/14

7/3

nantiasa

senantiasa

11. 7/1

ampu-Nya

ampunan-Nya

12. 7/15

Ibrahim

Ibrahim„alaihi

sallam

13. 10/5

pada menyata

pada menyatakan

14. 10/6

maka ilmu

maka yang ilmu

Page 68: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

15. 11/5

apa sebab

sembahyang apa sembahyang

16. 11/10

kee

keesaan

17. 11/13

ha yang dipalu

hati yang dipalu

18. 13/4

ishthāha-nya

i«th»thāhad-nya

19. 15/2

menyempurna sariat

menyempurnakan

sariat

20. 15/11

fi `l-haqiqati `l-Lāha

fi `l-haqiqati illa

`l-Lāha

21. 16/3

dan tia

dan tiada daya

22. 16/3

dan tia kuat

dan tiada kuat

23. 16/7

barang siapa dirinya

barang siapa

mengetahui

dirinya

Page 69: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

24. 19/1

da kan

dan akan

25. 19/2

fana jud-Nya

fana wujud-Nya

26. 20/14

hanya jua

hanya Allah jua

27. 23/2–3

zhuhri martabat

zhuhri itu

martabat

28. 23/4–5

wa hiya fi‟lu

wa hiya fi‟lu `l-

Lah

29. 24/14

bahwanya

bahwasanya

30. 26/14

puasa demikian

puasa pun

demikian

31. 27/9

syahada

syahadat

32. 28/3

Pertama sembahyang syariat.

Ketiga sembahyang hahikat

Pertama

sembahyang

syariat. Kedua

Page 70: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

sembahyang

tarekat. Ketiga

sembahyang

hahikat

33. 31/8

soal faedah

soal apa faedah

34. 33/12

yakni jua

yakni Ia jua

35. 34/4

pada jud

pada wujud

36. 36/11

Asra `sh-Shalāt

Asrāru `sh-Shalāt

Tabel 3 Adisi

No. Halaman/Baris Tertulis Edisi

1. 2/5–6

jir dan adana anshar

[muha]jir dan

anshar

2. 3/13

da tiada

tiada

Page 71: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. 4/2

bī `l-Lāhi ilā `l-„azhīm

bī `l-Lāhi `l-

„azhīm

4. 6/3

kalbul

kalbu

5. 7/6–7

melihat engkau makasanya melihat

melihat

makasanya

melihat

6. 12/3

semyaham sembahyang

sembahyang

7. 12/8–9

nar nur

nur

8. 13/13

menjauhi na‟a nahinya

menjauhi

nahinya

9. 16/13

ha dalam hatimu

dalam hatimu

10. 19/12

akbar Allahu Akbar

Allahu Akbar

Page 72: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

11. 22/11–13

Dan “ba” itu maqām syafi„I arti

syafi„I akan maqām syafas sifat

ma„ānī Dan “ba” itu maqām syafi„i,

isyarat akan sifat ma„ānī

Dan “ba” itu

maqām syafi„i,

isyarat akan sifat

ma„ānī

12. 23/7

ini mau maqām

ini maujud

maqām

13. 24/2

menyatakanwa

menyatakan

14. 26/11–12

tara taharah

taharah

15. 29/14

ma mengeluarkan

mengeluarkan

16. 30/11

mu„araqābah

muraqābah

17. 31/3

Islam dan

Islam

18 33/6

ranur

nur

Page 73: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4 Dittografi

No. Halaman/Baris Tertulis Edisi

1. 1/6

puji-puji pujian

puji-pujian

2. 2/1–2

`l-muh `l-muhtāj

`l-muhtāj

3. 2/5

aatas

atas

4. 4/4–5

meninggal nama dan ma‟nā maka

yaitu arif meninggalkan nama dan

ma‟nā maka yaitu „ārif bī „l-Lāh

meninggalkan

nama dan ma‟nā

maka yaitu „ārif

bī „l-Lah

5. 5/13–14

nahi nahinya

nahinya

6. 6/10–11

muhi muhith

muhith

7. 7/12

seha sehari

sehari

Page 74: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

8. 8/5–6

mengerjakajakan dia

mengerjakan dia

9. 9/12–13

dua rarakaat

dua rakaat

10. 11/4–5

Sasayyidinā

Sayyidinā

11. 12/1–2

hahakikat

hakikat

12. 15/5

berberdiri

berdiri

13. 15/11–12

`l-haqiqati `l-Lāhi `l-Lāhi

`l-haqiqati `l-Lāhi

14. 16/11

qiamuhumuhu bi nafsihi

qiamuhu bi

nafsihi

15. 17/2–3

dedemikian

demikian

16. 18/5

ada adapun

adapun

Page 75: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

17. 25/

Dan tatkala sujud itu rupa «hu»ruf

“mim” Dan tatkala sujud itu rupa

huruf “mim”

Dan tatkala sujud

itu rupa huruf

“mim”

18. 30/9–10

hahati

hati

19.

30/13

30–31/14–1

31/2–3

33/4–5

dan dan

dan

20. 35/5–6

kepada-Nya di hadir kita dengan Dia,

Dan sampai kita kepada-Nya di hadir

kita dengan Dia. Dan

kepada-Nya di

hadir kita dengan

Dia. Dan

Tabel 5 Substitusi

No. Halaman/Baris Tertulis Edisi

1. 2/8

ma„aqultuhu `l-„alimun

mughtamidan

ma„aqillati `l-

„ilmi

mughtamidan

Page 76: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2.

2/14

3/9

„abdu`l-asma

„abbada `l-isma

3. 3/2

„abdu

„abbada

4. 3/3

duna `l-asma

duna `l-ismi

5. 3/14

`l-ma‟rifatan

`l-ma‟rifati

6. 4/1

taraka `l-asma

taraka `l-isma

7. 4/14

Innanī anna`l-Lāhu

Innanī anā `l-

Lāhu

8. 4/15

illa `l-Lāhu [illā] inā

illā „l-Lāhu [illā]

anā

9. 5/4

tuhibbūna `l-Lāhu

tuhibbūna `l-Lāha

10. 5/9

A `sh-shalātu „ammā

A `sh-shalātu

„immā

Page 77: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

11. 5/10

dīna wa „ammādi sh-shalāti sab„a

dīni wa „imādu

sh-shalāti sab„un

12. 6/15

menghinalan dirinya

menghinakan

dirinya

13. 7/9

al-kiram barzah

al-kiram bararah

14. 10/12

zan

dan

15. 12/5

maikam

manikam

16. 12/11

terbuan

terbuat

17. 13/4

ishthāha[d]-nya

iththāha[d]-nya

18. 15/2

sariat

syariat

19. 15/7

mermula

bermula

Page 78: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

20. 16/5

man „arfa nafsa

man „arafa

nafsahu

21. 21/9

dat

dan

22. 23/8

mendapat

pendapat

23. 25/5

haraf

huruf

24. 26/4

ranggota

anggota

25.

27/5

29/4

damdamlah

dendamlah

26. 33/5

makani

makanan

27. 34/3

jawan

jawab

Page 79: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 6 Transposisi

No. Halaman/Baris Tertulis Edisi

1. 18/11

musyadahanya

musyahadahnya

2. 34/4

azt

zat

Tabel 7 Bacaan Tidak Terbaca

No. Halaman/Baris Tertulis Edisi

1. 12/12, 13, 15

m.ng.n.k.m

2. 12/13–14

l.n .a.t

3. 27/14

a.n.k.r.h

Page 80: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

E. Suntingan Teks

1. Tanda

Dalam suntingan teks, peneliti menggunakan tanda-tanda khusus

sebagai berikut.

a. Tanda garis miring satu (/) digunakan untuk menunjukkan pergantian

baris.

b. Tanda garis miring dua (//) digunakan untuk menunjukkan pergantian

halaman.

c. Tanda kurung siku […] menunjukkan adanya lakuna, yaitu penghilangan

atau pengurangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan

paragraf.

d. Tanda kurung dua (…) menunjukkan adanya adisi, yaitu penambahan

huruf, suku kata, kata, frase, klusa, kalimat, dan paragraf.

e. Tanda kurung sudut <…> menunjukkan adanya dittografi, yaitu

perangkapan huruf, suku kata, kata, frase, klusa, kalimat, dan paragraf.

f. Tanda «…» menunjukkan adanya subtitusi, yaitu pengantian huruf, suku

kata, kata, frase, klusa, kalimat, dan paragraf.

g. Tanda kurung kurawal {…} menunjukkan adanya transposisi, yaitu

perpindahan letak huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan

paragraf.

h. Tanda (---) diantara huruf dalam satu kata dan kalimat digunakan untuk

menunjukkan kata-kata yang tidak terbaca.

Page 81: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

i. Kata, frasa, atau kalimat yang diberi angka (…1

, …2

, …3) di kanan atas,

menunjukkan kata yang dapat dilihat keterangannya pada catatan kaki.

Angka ini ditulis menempel pada kata, frasa, atau kalimat yang

dimaksud.

j. Angka (1, 2, 3, ….) yang terletak di sebelah kanan baris (di luar ruang

tulis) menunjukkan permulaan halaman naskah.

2. Pedoman Ejaan

Pedoman ejaan yang digunakan dalam menyunting teks Asrāru `sh-

Shalāt adalah sebagai berikut.

a. Ejaan dalam suntingan ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa

Indonesia menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD).

b. Kosa kata yang berasal dari Arab yang sudah diserap ke dalam bahasa

Indonesia disesuaikan dengan EYD dan KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia).

c. Kosa kata, istilah, dan kalimat dalam bahasa Arab yang belum diserap ke

dalam bahasa Indonesia atau belum dikenal secara umum ditulis miring

sesuai dengan pedoman penyuntingan.

d. Kosa kata arkais dan kosa kata yang menunjukkan ciri khas bahasa

Melayu ditulis dengan garis bawah.

Page 82: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3. Pedoman Penyuntingan

Pedoman penyuntingan yang digunakan dalam suntingan teks Asrāru

`sh-Shalāt adalah sebagai berikut.

a. Huruf ain ( ) yang terletak di tengah dan dimatikan, diedisikan menjadi ka

(k) pada kosa kata yang telah diserap dalam bahasa Indonesia, dan („) pada

kosa kata yang belum diserap.

b. Tasydid ( ) diedisikan dengan konsonan rangkap pada bahasa Arab

yang belum diserap, misalnya „Sirr‟.

c. Tanda saksi alif ( ), wau ( ), dan ya ( ) sebagai penanda vokal panjang

diedisikan dengan memberi garis datar di atasnya, seperti ā, ū, dan ī.

d. Kata sandang al- ( ) yang diikuti huruf qamariyah diedisikan dengan

/al-/ apabila terletak di awal kalimat dan /`l-/ apabila terletak di tengah

kalimat atau frasa.

e. Kata sandang al- ( ) yang diikuti huruf syamsiyyah diedisikan menjadi

huruf syamsiyyah yang mengikuti.

f. Huruf diftong dalam bahasa Arab, yaitu ( ) dan ( ) ditulis dengan vokal

/au/ untuk dan /ai/ untuk .

g. Huruf ta marbuthah ( ) diedisikan dengan huruf /h/ atau /t/.

h. Huruf hamzah ( ) sukun diedisikan dengan huruf /k/ pada kosa kata yang

telah diserap dalam bahasa Indonesia, dan /‟/ jika terdapat pada kosa kata

yang belum diserap.

i. Huruf-huruf yang hidup atau mendapat tanda bunyi fathah, kasrah, dan

dlammah, pada akhir kalimat diedisikan dengan huruf mati.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Pedoman penyuntingan yang dipakai dalam penyuntingan teks Asrāru `sh-

Shalāt adalah pedoman yang mengacu pada sistem yang digunakan oleh Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah berganti

nama menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, tidak

semua fonem tercakup dalam sistem ini sehingga ada penambahan fonem.

Tabel 8 Pedoman Transliterasi

No Huruf Nama Latin No Huruf Nama Latin

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

alif

ba

ta

tsa

jim

ha

kha

dal

dzal

ra

zai

sin

syin

shad

dlad

a

b

t

s

j

h

kh

d

z

r

z

s

sy

sh

dl

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

ک

ه /

tha

dha

ain

ghain

fa

qaf

kaf

lam

mim

nun

wau

ha

ya

hamzah

th

zh

„/a/ng

gh

f/p

q

k

l

m

n

w/u

h

y

‟/a

Page 84: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Konsonan Tambahan

1.

2.

3.

ۏ

/

ve

ce

ge

v

c

g

4.

5.

6.

ڤ

ڽ /

pe

ng

ny

p

„/ng

ny

4. Suntingan Teks

Bismi `l-Lāhi `r-Rahmāni `r-Rahīm. / Kumulai risalah ini dengan nama

Allah yang amat murah / pada memberi rezeki akan hamba-Nya yang mukmin

dan kafir / dalam dunia ini, lagi yang amat mengasihani akan segala hamba / -Nya

yang mukmin dalam negeri akhirat itu.

Al-hamdu li `Lāhi / hadanā [illā]1 shirātha `l-mustaqīm. Bermula segala

puji-puji <puji>an2 / tertentu bagi Allah Tuhan yang menujuki kami jalan yang

betul. / wa --- Dan terang / -Nya dengan limpah anugeraha kami dengan

cemerlang cahaya-Nya / --- Dan mengucap / salawat kami atas penghulu kami

segala nabi yaitu Muhammad / yang (wa)3 pilihan. Wa „alā ālihī wa shahbihī //

wa shallī „alā sayyidi `l-anbiyāi Muhammaddi `l-musthofā <`l muh>4 / `l-muhtāj.

Dan mengucap salawat kami atas / penghulu kami segala nabi yaitu Muhammad

yang pilihan. Wa „alā / ālihā wa shahbihī `l-muhājirina [wa]5 `l-anshār. Dan <a>

6

1 Tertulis

2 Tertulis

3 Tertulis

4 Tertulis

5 Tertulis

1

2

Page 85: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

/ atas segala keluarganya dan segala sahabatnya yang [muha]jir7 dan / (adan)

8

anshār. Fāmatasa faqīr illā `l-Lāhi `l-majīd. /Maka diperkenankan fakir muhtaj

kepada Allah yang Maha Besar. / «Ma„aqillati `l-„ilmi mu‟tamidan»9. Serta

kurang ilmunya / pada halnya berpegang ia kepada Allah Taala.

Yā ikhwānī / aku tiada sempurna perbuatan sembahyang itu melainkan

dengan / mengetahui ilmu yang zhahir dan yang bāthin. Syahdan / barang

[sia]pa10

sembahyang diketahui ilmu yang zhahir, maka sahlah pada / jua tiada

sempurna pada hakikatnya seperti sabda nabi shallā / `l-Lāhu „alaihi wa sallam:

“Wa man «„abbada `l-isma»11

dūna `l-ma‟nā / faqad kafara”. Dan barang

siapa sembahyang tatkala takbira / tu `l-ihrām dikatanya Allahu Akbar dan tiada

dalam hatinya // suatu jua pun adalah seolah-olah menyemah nama / maka yaitu

kufur tiada sah sembahyang.

“Wa man «„abbada»12

/ `l-ma‟nā dūna «`l-ismi»13

fahuwa munafīq”. Dan

/ barang siapa menyemah ma‟nā tiada dengan nama maka / yaitu munafik. Yakni

barang siapa sembahyang tatka[la]14

/ takbiratu `l-ihrām dikatanya Allahu Akbar

6 Tertulis

7 Tertulis

8 Adisi tertulis karena dianggap kelebihan kata, sedangkan yang benar adalah kata pertama,

tertulis .

9 Tertulis

10 Tertulis

11 Tertulis

12 Tertulis

13 Tertulis

14 Tertulis

3

Page 86: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pada hatinya / jua tiada pada mulutnya maka yaitu munafik tiada / sah

sembahyang.

“Wa man «„abbada `l-isma»15

wa `l-ma‟nā / faqad asyraka”. Dan barang

siapa menyemah nama dan / ma‟nā maka yaitu musyrik yakni barang siapa

sembahyang / tatkala takbiratu `l-ihrām dikatanya Allahu Akbar dikatanya / dalam

hatinya Allah yang besar maka yaitu musyrik / (da)16

tiada sah sembahyang.

“Wa man „abdu `l-ma‟nā / bitahqīqata `l-ma‟rifa«ti»17

fahuwa mu‟minun

haqq”. Dan / barang siapa sembahyang tatkala takbiratu `l-ihrām dalam /

diteguhkannya dengan ma‟nā hakikat makrifat-makrifat // maka yaitu mukmin

yang sebenarnya.

“Wa man taraka «`l-isma»18

/ wa `l- ma‟nā fahuwa „ārif bī `l-Lāhi (illā)19

`l-„azhīm”. Dan barang sia / pa <meninggal nama dan ma‟nā maka yaitu arif>20

meninggalkan / nama dan ma‟nā maka yaitu „ārif bī `l-Lāh yang amat besar /

Adapun salat maqām kala bagi segala abdi dan jati bagi / segala salik dan

memuji bagi segala arif seperti / sabda nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam “La

15 Tertulis

16 Tertulis

17 Tertulis

18 Tertulis

19 Tertulis

20 Tertulis

4

Page 87: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

tuqbalu `l-a‟ma [lu illā]21

bī `sh-shallati”. Tiada terima Allah Taala akan segala

amal / yang lain melainkan dengan sembahyang itu.

Bermula makna / sembahyang itu yaitu sembah maka murād daripada

sembah / itu yaitu memuliakan dan memesarkan dan mengangkatkan / dan berbuat

[a]kan22

yang disuruh akan Allah Taala dan Nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam

dan menjauhi segala larangan . / Seperti firman Allah Taala:

“Innanī a«nā»23

`l-Lāhu / lā ilāha illa „l-Lāhu [illā]24

«a»nā25

fā‟budnī

wa aqimī `sh-shalāta…”26

. Bahwa // sanya Aku Allah Tuhan yang tiada Tuhan

hanya Aku, / maka sembah olehmu akan Daku dan berdirikan sembahyang pada /

sehari semalam lima waktu.

Dan lagi firman Allah Taala / “Qul in kuntum tuhibbūna `l-Lā«ha»27

fāttabi„ūnī yūhbibkumu `l-Lāhu…”28

/ Katakan olehmu ya Muhammad jika ada

kamu mengasihi Allah Taala / bahwa ikut oleh kamu perbuatan-Ku supaya kamu

kasihi / Allah Taala dan sembahyang itu pada insan taat, / dan pada malaikat

istigfar, dan segala hayawan tasbih. /

21 Tertulis

22 Tertulis

23 Tertulis

24 Tertulis

25 Tertulis

26 QS Taha : 14

27 Tertulis

28 QS Ali Imran : 31

5

Page 88: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Seperti sabda Nabi Allah „alaihi wa sallam “A `sh-shalātu «„i»mādūd29

/«dīni wa „imādu`sh-shalāti sab„un”»30

. Adapun sembahyang tiang [a]gama.31

/

Dan tiang sembahyang itu tujuh perkara.

Pertama takut / akan Allah. Dan murād takut akan Dia itu, yaitu senantiasa

/ ingat serta me-ta‟zhim akan Dia dan menjauhi segala <nahi>32

/ nahi-Nya dan

mengikut segala amar-Nya dan tiada mendapat / kan zat seperti firman Allah

Taala “Wa yukhazhimu kumu // `l-Lāhu nafsah”. Dan dipertakut Allah Taala akan

kamu / daripada meninggalkan zat.

Kedua hadir hatinya. Dan murād hadir kalbu(l)33

akan Allah Taala itu

yaitu menyelaskan diri / daripada lain dan lupa dan ingatkan pada kalbu itu serta /

Haq Taala jua yang empunya nama tashawwur-kan itu hingga / tiadalah

dilihatnya perintah yang maujud pandang kalbu. /

Ketiga serta paham akan makrifat dan tauhid. Dan / murād sempurna

makrifat dan tauhid itu, yaitu tiada / menyekutukan Haq Taala serta pengenalnya

akan Dia, tiada lagi / syak di dalam iktikadnya akan wujud zat Allah dan

<muhi>34

/ muhīth pada sekalian alam yang sempurna. Tauhid itu ha / rap akan

Tuhan.

Keempat membesarkan amarnya dan / nahinya.

29 Tertulis

30 Tertulis

31 Tertulis

32 Tertulis

33 Tertulis

34 Tertulis

6

Page 89: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Kelima menghebatkan. Dan murād hebat itu yaitu / [se]nantiasa35

hadir

dan nazir akan Dia, serta memuliakan / Haq Taala dan menghinakan dirinya.

Keenam harap akan // rahmat-Nya dan ampu[n]-Nya36

.

Ketujuh malu akan Haq Taala. / Dan malu itu yaitu me-ta‟zhim-kan akan

Dia dan / senantiasa ingat akan Dia berbisik rahasia-Nya seperti sabda Nabi /

shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam “…an ta‟buda`l-Lāha ka annaka tarāhu faillam

/ takun tarahu fa innahu yarāka”37

. Bahwasanya engkau semah Tuhan seo / lah-

olah engkau lihat akan Dia, maka jika tiada engkau melihat, (engkau)38

/

makasanya melihat engkau.

Sebermula pada menyatakan kiblat anggota, / yaitu ka‟bah Allah. Kedua

kiblat kalbu yaitu kepada baitul / ma‟mūr yaitu kiblat seperti al-kiram

bara«ra»h39

. Ketiga kiblat / ruh yaitu „arsy yaitu segala malaikat al-muhaimin.

Keempat kiblat malaikat al-kiram katibin.

Soal sembahyang <se>40

/ sehari semalam lima waktu itu siapa asal yang /

mengerjakan dia?

Jawab: adapun sembahyang subuh dua rakaat / Nabi Allah Adam „alaihi

sallam. Kedua sembahyang waktu / zuhur empat rakaat awal mengerjakan dia

35 Tertulis

36 Tertulis

37 Hadis diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.

38 Tertulis

39 Tertulis

40 Tertulis

7

Page 90: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Nabi Ibrahim [„alaihi sallam]41

. // Ketiga sembahyang waktu asar empat rakaat itu

/ mengerjakan dia Nabi Allah Yunus „alaihi sallam. / Keempat sembahyang

waktu magrib tiga rakaat awal yang / mengerjakan dia Nabi Allah Isa „alaihi

sallam. Kelima / sembahyang waktu isya empat rakaat awal menger<jaka>42

/

jakan dia Nabi Allah Musa „alaihi sallam. Dan sembahyang / witir dan

sembahyang jumat itu akan Nabi Muhammad shallā `l-Lāhu / „alaihi wa sallam

awal mengerjakan dia.

Soal sebabnya kita / difardukan sembahyang lima waktu pada sehari

semalam? /

Jawab: adalah tatkala masa awal, berfirman Allah Taala akan / Nur

Muhammad shallā `l-Lāhu / „alaihi wa sallam tatkala belum lagi ada / kenyataan

segala suatu yang lain dari pada-Nya. Maka firman Allah / Taala akan Nur

Muhammad “… alastu bi rabbikum…”. Artinya bukanlah / Aku Tuhanmu? Maka

sabdanya “ qalu balā”43

. Artinya berkata nur // Muhammad bahkan yakni murād

bahkan itu Engkau jua Tuhan / kami. Maka tatkala itu sujudlah ia akan

mengesakan Tuhannya / kira-kira lima ratus tahun lamanya. Maka itulah

difardukan atasnya / segala umatnya mengerjakan sembahyang lima waktu pada

sehari semalam.

Soal apa sebab sembahyang subuh dua rakaat dan sembahyang / zuhur

empat rakaat dan sembahyang asar empat rakaat / dan sembahyang magrib tiga

rakaat dan sembahyang isya / empat rakaat dan sembahyang subuh dua rakaat dan

/ sembahyang witir serakaat?

41 Tertulis

42 Tertulis

43 QS Al-A‟raf : 172

8

9

Page 91: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Jawab: bahwasanya sabda / Rasulullah shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam, ia

kepada sahabatnya / Abu Bakar, dan Umar, dan Ustman, dan Ali mereka itu

bertanya. /

Maka sabdanya adapun sebab sembahyang subuh dua <ra>44

/ rakaat

karena ta„ayyun yang pertama itu dua perkara. Pertama / ta„ayyun zat. Kedua

ta„ayyun sifat Allah.

Maka sembah // Sayyidinā Ali, ya Rasulullah apa sebab sembahyang /

zuhur empat rakaat?

Maka sabdanya karena tajalli Tu / han itu dengan empat perkara. Pertama

wujud. Kedua / ilmu. Ketiga nur. Keempat syuhud. Maka yang wujud / itu isbat

pada menyata[kan]45

ta„ayyun zat karena jika tiada / wujud, zat pun tiada nyata.

Maka [yang]46

ilmu itu isyarat / pada menyatakan ta„ayyun sifat karena jika tiada

ilmu, sifat/ pun tiada. Maka yang nur itu isyarat pada menyatakan / ta„ayyun asma

karena jika tiada nur, asma pun tiada / nyata. Maka yang syuhud itu pada

menyatakan ta„ayyun af„al / karena jika tiada syuhud, fi„il pun tiada nyata.

Bermula / sirr itu maqām ta„ayyun zat «da»n47

ruh itu maqām / ta„ayyun

sifat, dan kalbu itu maqām ta„ayyun asma, / dan tubuh itu maqām ta„ayyun af„al.

Maka sembah Sayyidi // nā Ali, ya Rasulallah apa sebab sembahyang asar

empat / rakaat?

44 Tertulis

45 Tertulis

46 Tertulis

47 Tertulis

10

11

Page 92: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Maka sabdanya karena tajalli insan itu dengan / empat perkara. Pertama

daripada air. Kedua daripada tanah. / Ketiga daripada angin. Keempat daripada

api.

Maka sembah <Sa>48

/ Sayyidinā Ali ya Rasulallah apa [sebab]49

sembahyang magrib itu / tiga rakaat?

Maka sabdanya karena tajalli Haq Taala dengan / tiga perkara. Pertama

ahadiyyah. Kedua wahdah. Ketiga / wahidiyyah. Adapun ahadiyyah itu keesaan /

zat la ta„ayyun. Dan wahdah itu keesaan sifat ta„ayyun / awal, yaitu hakikat

Muhammadiyah. Dan wahidiyyah kee[saan]50

/ af„al yakni sāni yaitu hakikat

Adam. Adapun / ahadiyyah pada kita ini air yang hidup “mā„ul hayat” namanya. /

Dan wahdah pada kita ini ha[ti]51

yang dipalu tiada belah, kalbu / nurani dan

ruhani pun namanya. Dan wahidiyyah // pada kita ini akal arif lagi sempurna akal

<ha>52

/ hakikat namanya.

Maka sembah Sayyidinā Ali, ya Rasul / Allah apa sebab (semyaham)53

sembahyang isya empat / perkara?

Pertama wadi. Kedua mazi. Ketiga pada mani. / Keempat ma«ni»kam54

.

Adapun tempat mani itu dalam / tulang dan sendi. Setelah keluarlah ia daripada

48 Tertulis

49 Tertulis

50 Tertulis

51 Tertulis

52 Tertulis

53 Adisi Tertulis sudah dibetulkan pada kata berikutnya .

54 Tertulis

12

Page 93: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

tempat / itu dalam nikmat, maka jatuh ke dalam rahim perempuan / atau barang

sebagainya dan yang dinamai itu yaitu (nar)55

/ nur Allah. Dan Nur Muhammad

pun namanya. Dan keluarnya / itu daripada sebab syahwat yang zhahir atau

syahwat / yang terbua«t»56

. Dan adalah syahwat itu daripada mazhahir / sifat

jalalla dan m.ng.n.k.m itu yaitu semata-mata l.n / ialah m.ng.n.k.m namanya lagi

lengkap segala masail ilmu / dalamnya. Adapun wadi itu yaitu sirri daripada /

angin dan m.ng.n.k.m itu sirri daripada api.

Maka ialah // maka disertakannyalah niatnya kaukatanya Allahu Akbar

jangan / dahulu. Dan terkemudian daripada “alif” Allah hingga “ra” Akbar. Wa /

jib dinyatakan “ra” Akbar serta menyatakan Dia dengan seakan / yakni pada

i«th»57

thāha[d]58

-nya memutuskan segala sifat fi„il / yang berkaya-kaya itu serta

membesarkan sifat zat mutlak. /

Ketiga yaitu maqām tabdil artinya tawakal kepada Allah / Taala serta

menafilah insan, hanyalah wujud Allah / Taala seperti firman ---. / Bahwasanya

Allah jua yang kekal dan fanalah semuanya. Demikian / lah dalam musyāhadah

dan muqābalah dan muqāranah ia / hadirat Tuhan dalam sembahyang serta

taslim-nya / dan tawadlu‟-nya dan takutnya ia mengerjakan amar-nya / dan serta

menjauhi (na‟a)59

nahinya.

Keempat memaca / fatihah yaitu maqām mutakalim artinya berkata-kata

dengan // Allah. Bermula fatihah itu keluar daripada tubuh yang halu / s yakni

55 Adisi Tertulis dibetulkan pada kata berikutnya

56 Tertulis

57 Tertulis

58 Tertulis

59 Tertulis

13

14

Page 94: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

meninggilah dirinya dan hapus segala ta„ayyun / --- / yang zhahir maka hendaklah

dikeluarkan bacanya itu kepada huruf / dan bukan suara. Inilah maqām mutakalim.

Kelima rukuk dalam / itu seolah-olah memanang tiang ka‟bah, yakni ibu

kakinya kedua. /

Keenam iktidal dalamnya itu memanang antara kening kedua seolah-olah /

memandang Nur Muhammad, Rasulallah.

Ketujuh sujud dalamnya itu / memandang dada seolah-olah melihat Tuhan

dalam kabah. Dan / sujud itu maqām taqarubi yakni mengnyempurnakan diri /

kepada Haq Taala serta hapuslah ta„ayyun insan dalamnya. /

Kedelapan qu„ud.

Kesembilan duduk.

Yang kemudian kesepuluh / tahiyat akhir.

Kesebelas salawat akan nabi shallā `l-Lāhu „alaihi / wa sallam.

Keduabelas salam yang pertama.

Ketigabelas tertib. //

Bermula sembahyang itu menyempurnakan iman, islam, tau / hid, makrifat

dan menyempurna[kan]60

«sya»riat61

, tarekat, / hakikat, makrifat.

Adapun hakikat ash-shalah itu / empat perkara. Pertama masuk serta ilmu.

Kedua <ber>62

/ berdiri serta malu. Ketiga memaca surat. Keempat / serta takut.

“fi„il wa „l-bayān kaifati „sh-shalat”. / «Be»rmula63

fi„il pada menyatakan

perbuatan sembahyang. Adapun / pertama-tama tatkala berdiri si-mushali ia

60 Tertulis

61 Tertulis

62 Tertulis

15

Page 95: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

hendak takbir itu / si-mushali ia itu dengan segala sifatnya dan fi„il-nya dan /

murād mu„ayanah sifat yaitu la hayyu, la „ilmu, la qadīr, / la sami‟, la bashīr, la

mutakalim fi `l-haqiqati [illā]64

`l-Lāh / <`l-Lāh>65

. Artinya tiada yang hidup, dan

tiada yang kua / asa, dan tiada yang menengar, dan tiada yang melihat, / dan tiada

yang berkata pada hakikat melainkan Allah. // Dan disimpankan yang termenekur

itu dengan katanya / “ La haulā wa lā quwwata illā bi `l-Lāhi „aliyu „l-„azhīm” .

Artinya / dan tia[da daya]66

dan tia[da]67

kuat melainkan Allah yang amat tinggi /

lagi yang amat besar karena seperti sabda nabi shallā / `l-Lāhu „alaihi wa sallam

“Man «„arafa nafsahu»68

bī `l-fanā i / faqad „arafa rabbahu bī `l-baqāin”.

Barang siapa [mengetahui]69

dirinya dengan / fana, niscaya mengenal Tuhan yang

baqā adanya / zat-Nya serta sifat-Nya dan af‟al karena Haq Taala. /

Qiamuhu binafsihi artinya berdiri dengan sendirinya / dan makhluk itu

qiamuhu ada ia dengan lain. Maka yang kekal / Haq Taala qiamuhu <muhu>70

binafsihi dan nafilah sifat / makhluk yang qiamahu bi ghairihi. Maka hendaklah

senantiasa / diperlakukan berdiam (ha)71

dalam hatimu jangan kamu lalai / dan

63 Tertulis

64 Tertulis

65 Tertulis

66 Tertulis

67 Tertulis

68 Tertulis

69 Tertulis

70 Tertulis

71 Tertulis

17

16

Page 96: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

lupa akan zat yang wajibu `l-wujud selama di dalam // sembahyang atau di luar

sembahyang.

Segala laguan daripada / hidupnya datang kepada sakaratul maut pun

<de>72

/ demikian jua engkau musyāhadah-kan kemudian dari itu / maka

hendaklah ia ingat akan yang tiga belas / itu yang dihimpunkan kepada tiga bahagi

yaitu / “fi‟lī , qaulī, qalbī”.

Maka yang tiga inilah / af„al kita dan sifat kita inilah. Pertama ruh / dan

badan insan telah berhimpunkan pada masa / itu. Arwah sekalian karena belum

lagi berjari. / Setelah itu maka disebutnya lafath “Ushallī fardla / zhuhri arba„a

rakā‟tinn mustaqbila `l-qiblati / ada„an lī „l-Lāhi Ta„ālā. Dan murād lī „l-Lāhi

Ta„alā di sini / dengan Dia si-mushali berdiri sembahyang yakni dan / iradat dan

qudrat dan hidayat-Nya dan tau // fiq-Nya hasillah.

Maka setelah itu maka hendaklah ia / menghadirkan “qashad, ta‟radl,

ta‟yyin” dahulu sedikit / daripada “alif” Allah, yakni ingatnya yang dimuliakan

itu, / niat harfiah namanya. Penglihat biasakan mukmin / <ada>73

ada pun

berhimpun qashad, ta‟radl, ta‟ayyin ini. / Ketiga nama ya niat itulah sabarlah diri

kita tiada / mati. Setelah sudahlah ia ingatnya zat-Nya dan / asma dan af„al-Nya

fana jua adanya, tiada terbilang / Ia wujud-Nya. Hanya yang terbilang itu zat

Allah / maujud yang jua dengan segala sifat-Nya dan asma-Nya af„al /-Nya.

Demikian musyā{hada}h-nya74

. Kemudian dari itu maka disebutnya / “Allahu

72 Tertulis

73 Tertulis

74 Tertulis

18

Page 97: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Akbar”, menampilah anggota kepada zat-Nya Allah, / dan sifat Allah, dan asma

Allah, dan af‟al Allah. / Maka dinamailah ia ikhlasnya.

Setelah sudahlah / zat hadirkannya daripada “alif” Allah, yakni ingatnya

akan // zat-Nya, da[n]75

akan sifat-Nya, da[n]76

akan asma-Nya, dan akan af„al- /

Nya fana [wu]jud-Nya77

, tiada terbilang wujudnya. Hanya / zat Allah jua yang

maujud dengan segala sifat-Nya, / dan asma-Nya, dan af„al-Nya daripada “alif”

Allah hingga/ “ra” Akbar, “Allahu Akbar” maujud.

Maka adalah musyāhadah-nya / tatkala itu segala masiwa `l -Lah ini fana

ia, / hanya Haq Taala jua yang baqā seperti firman Allah / Taala “Kullu syai‟in

hālikun illā wajhah”78

. Tiap-tiap / binasa melainkan zat-Nya yang adanya.

Demikianlah takbira / tu `l-ihrām orang yang muntahi.

Dan jikalau ada ia / daripada orang yang mutawasith, takbirnya Allah,

takbirnya / akbar “Allahu Akbar” hadir, dan hadir di sini nyatalah / fana-Nya,

af„al kepada af„al Allah, dan sifat-Nya / kepada sifat Allah, zat-Nya kepada zat

Allah. Maka / apabila tataplah hapusnya seperti keadaan // hapus bulan dan

bintang itu sebab ter / bit matahari, maka tiada terbilang cahaya keduanya / itu

melainkan yang terbilang cahayanya matahari / jua. Maka dihukumkan

pandangnya yang demikian itu / pandang mutawasith namanya.

Dan jikalau ia / daripada orang yang mubtadi maka muqāranah-nya /

Allahu Akbar atau sembahyang fardu zuhur atau la / innya. Maka apabila

selesailah si-mushali itu daripada / takbiratu `l-ihrām, kemudian muqāranah maka

75 Tertulis

76 Tertulis

77 Tertulis

78 QS Al-Qasas 88

20

19

Page 98: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

hendaklah / ia kembali akan pandang kepada mu„ayyanah serta / muntahi yang di

bawahi hingga sampailah kepada Islam. /

Maka adalah tatkala menyebut Allahu Akbar dalam sembahyang / itu tiada

siapa terlihat pada mata kepala / nya dan hatinya hanya [Allah]79

jua maujud //

sendiri-Nya dengan dirinya. Tiada yang / menyertai hanya Allah jua pada dirinya,

/ dan pada rakaatnya, dan sujudnya, / dan pada duduknya, dan pada kurvanya, ha /

nya Ia jua sembah dan yang disembah. Maka / tilik dan menilik, dan yang ditilik,

/ hanya Ia jua sembah dan yang disembah. / Maka nyatalah diri si-mushali itu

serupa diri-Nya, / yakni insan itu zat Allah «dan»80

, / sifatnya Allah dan asmanya,

asma / Allah dan af„al-nya, af„al Allah.

Inilah / dikerjakan oleh nabi kita Muhammad shallā / `l-Lāhu / „alaihi wa

sallam dan segala sahabatnya / dan awliya‟ dan quthub dan segala hāl // dan ghaf-

nya dan segala hāsh „l-hāsh dan „arif / rabbānī. Itulah mukmin yang berwali yang

bernama-nama martabat / muntahi.

Syahdan ketahui olehmu hai mushali akan isya / rat takbiratu `l-ihrām

tatkala kaukata akan Dia “Allah” itu / “alif”-nya itu maqām makrifat, isyarat akan

wujud Allah. / Dan “lam” awal maqām hakikat, isyarat akan jalalliyah. / Dan

“lam” sani itu maqām tarekat, isyarat akan / sifat al-jamaliyah. Dan “ha” itu

maqām syariat, / isyarat akan hawiyatu `l- mutlaq.

“Akbar” itu, “alif”-nya maqām / jamil, isyarat akan sifat nafsi. Dan “kaf”

itu maqām hanafi, isyarat akan sifat salbiah. (Dan “ba” itu / maqām syafi„i arti

79 Tertulis

80 Tertulis

21

22

Page 99: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

syafi„i akan maqām syafas / sifat ma„ānī)81

Dan “ba” itu maqām syafi„i, isyarat /

akan sifat ma„ānī. Dan “ra” itu maqām maliki, isyarat // akan sifat ma‟nawiyah.

Wa `l-Lāhu a‟lam.

Soal ushali itu / martabat apa? Dan fardlu itu martabat apa? Dan zhuhri

[itu]82

/ martabat apa?

Jawab: Adapun ushali itu martabat „ilmu `l-yaqqin pendapat tajalli zat

Allah Taala “Wa hiya / fi‟lu [`l-Lah],”83

ruh itu „ubudiyah. Dan fardlu itu martabat

/ „ainu `l-yaqqin pendapat tajalli sifat Allah “Wa hiya / fi‟lu `l-qalb” ini (mau)84

maqām „ubudiyah. Dan zhuhri / martabat haqqu `l-yaqqin «pe»ndapat85

af„al

Allat “Wa hiya / fi‟lu `l-jasad” ini maqām ibadat.

Soal ushali itu / isyarat apa? Dan fardlu itu isyarat apa? Dan zhuhri itu /

isyarat apa?

Jawab: Adapun ushali itu tajalli zat, yakni sirr. Dan fardlu itu tajalli nur

sifat / Allah yakni fuad. Dan zhuhri itu tajalli hidayat / asma Allah, yakni akal.

Adapun hakikat ushali // itu “Allah” dan fardlu itu “Huwa” dan hakikat /

zhuhri itu “Akbar”.

Syahdan ushali itu menyatakan(wa)86

/ qashad itu yaitu tiada ia mati,

maka dinamai akan dia / niat. Maka itu sebenar-benar diri kita. Dan fardlu / itu

81

Adisi Tertulis sudah dibetulkan pada kalimat selanjutnya tertulis

82 Tertulis

83 Tertulis

84 Tertulis

85 Tertulis

86 Tertulis

24

23

Page 100: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

menyatakan ta„radl itu menyatakan berhenti segala / rukun tiga belas. Maka niat

itu antara ruh / dan badan manusia. Dan zhuhri itu akan ta„yyin / itulah keadaan

diri kita karena apabila nyatalah diri / kita, maka nyata-nyata Tuhan, kata Imam

Ghazali radli `l-Lāhu / „anhu.

Sembahyang dan takbir itu nyawanya. Dan fatihah / itu kepalanya. Dan

rukuk dan sujud itu tu / langnya. Dan tumaninah itu tubuhnya. Dan tahiya / t itu

tangannya. Dan memeri salam itu kakinya. /

Ketahui olehmu bahwa[sa]nya87

sembahyang itulah yang di // namai

maqām Muhammad karena rupa sembahyang misal / rupa “Ahmad”. Dan yang

sembahyang itu rupa “Muhammad”. / Yakni inilah rupanya tatkala berdiri itu

rupa / “alif” atau dan tatkala rukuk itu rupa “ha”. <Dan / tatkala sujud itu rupa

«hu»ruf88

“mim”>89

Dan tatkala / sujud itu rupa huruf “mim” . Dan tatkala duduk

/ itu rupa huruf “dal”. Dan kepalanya si-mushali itu berupa / huruf “ha”. Dan

pusatnya itu berupa dengan huruf “mim”. / Dan kedua kakinya berupa huruf

“dal”. Dan inilah sembahyang / pada orang yang menjalani jalan batin yang

sempurna. / Ibadah demikianlah seperti kata yang tersebut bayān-nya / yang

dahulu itu.

Soal waktu lima itu dari mana keluarnya?

Jawab: Ketahui olehmu bahwasanya waktu zhuhur itu / keluar daripada

dada Nabi Allah shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam // otak nabi shallā `l-Lāhu

„alaihi wa sallam. / Dan waktu asar itu dan magrib keluar daripada / dada nabi

87 Tertulis

88 Tertulis

89 Tertulis

25

26

Page 101: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Allah shallā `l-Lahu „alaihi wa sallam. Dan / waktu isya itu keluar daripada

«a»nggota90

nabi Allah / shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam. Dan waktu subuh itu /

keluar daripada ubun-ubun nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam. /

Syahdan pada menyatakan syahadat dan taharah dan / sembahyang dan

puasa dan zakat dan naik / haji dan sekayanya wajib ketahui supaya sempurna /

jalan tiga perkara itu, yakni jalan syariat, / dan jalan tarekat, dan hakikat.

Adapun (tara)91

/ taharah itu tiga perkara. Pertama taharah syariat. Kedua

taharah tarekat. Ketiga taharah hakikat. / Dan sembahyang pun demikian dan

puasa [pun]92

demikian // dan zakat pun demikian dan haji pun demikian / jua.

Adapun taharah syariat itu yaitu menyucikan / najis dan hadas asghar dan

hadas akbar itu / dengan air atau dengan tanah. Dan taharah tarekat / menyucikan

batinnya daripada «dendam»93

lah dan khianat / dan munafik dan mengadu akan

samanya Islam. / Dan taharah hakikat itu yaitu menyucikan rahayunya / daripada

yang lain daripada Allah Taala dalam hatinya. /

Adapun syahadat itu tiga perkara. Pertama syahada[t]94

/ syariat. Kedua

syahadat tarekat. Ketiga syahadat / hakikat.

Maka yang syahadat syariat itu yaitu / meninggikan ketuanan pada

makhluk. Dan syahadat / tarekat itu yaitu meninggikan ketuhanan dirinya /

90 Tertulis

91 Tertulis

92 Tertulis

93 Tertulis

94 Tertulis

27

Page 102: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

diteguhkan a.n.k.r.h95

Tuhannya. Dan syahadat // hakikat itu yaitu dikaram dirinya

kepada Haq / Taala pada tiap-tiap jalalnya.

Adapun sembahyang itu / tiga perkara. Pertama sembahyang syariat.

[Kedua sembahyang tarekat]96

. Ketiga sembahyang / hahikat.

Maka sembahyang syariat itu yaitu ketahui / segala fardu dan sunat dalam

sembahyang serta mengerja / kan dia. Dan sembahyang tarekat itu memelihara

akan / hadirat Tuhan, yakni hukumnya, amarnya, dan nahi / seperti sabda nabi

shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam “ --- / „ani `l-jawari li `sh-shalati”. Berdiam

perbuatan yang haram / itu seperti sembahyang jua. Dan sembahyang hakikat / itu

yaitu meninggikan dirinya kepada Haq Taala dalam / murāqabah dan

musyāhadah-nya dan muqābalah dengan / Dia.

Dan adapun puasa itu tiga perkara. / Pertama puasa syariat. Kedua puasa

tarekat. // Ketiga puasa hakikat.

Maka puasa syariat / itu meninggalkan dirinya daripada makan dan minum

dan / jimak. Dan puasa tarekat itu meningal meninggalkan / daripada loba dan

tamak dan «dendam»lah97

dan khia / nat akan samanya Islam. Dan puasa hakikat /

itu yaitu meninggalkan dirinya daripada lain daripada / Allah Taala serta

menyeungulkan Dia dan menghayat Dia. /

Dan adapun zakat itu tiga perkara. Pertama / zakat syariat. Kedua zakat

tarekat. Ketiga / zakat hakikat.

95 Tertulis

96 Tertulis

97 Tertulis

28

29

Page 103: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Maka zakat syariat itu yaitu / mengeluarkan yang difardukan Allah

daripada arta-nya yang kemudian / daripada sampai nisabnya atau haulnya. Dan

zakat / tarekat meneguhkan janji daripada Tuhannya itu. Dan zakat hakikat itu

(ma)98

mengeluarkan kekasihnya, // yakni fana fi `l-Lāha dan baqa bi `l-Lāha.

Dan adapun haji / itu yaitu tiga perkara. Pertama haji syariat. Kedua / haji

tarekat. Ketiga haji hakikat.

Maka haji syariat / itu pergi ia mengujuki tempat yang mulia, yakni

ka‟bah / Allah. Dan haji tarekat itu yaitu menilik maqām ihram / serta ikhlas. Dan

haji hakikat itu yaitu menilik / kepada maqām zat jati serta meminum dia.

Syahdan / syariat itu perbuatan Islam maqām pada tubuh. / Dan tarekat itu

perbuatan iman dan maqām pada <ha>99

/ hati. Dan hakikat itu perbuatan tauhid

dan maqām-nya / pada ruh. Dan mu(„a)raqābah100

itu pertuannya makrifat dan /

maqām-nya pada sirr.

Adapun Islam pada kita ini ilmu / pada Allah. <Dan>101

Dan iman pada

kita yakni ta„ayyun pada Allah. Dan / tauhid pada kita ini rahasia pada Allah

Taala. <Dan>102

// Dan makrifat pada kita ini nur pada Allah Taala.

Soal apa / faedah Islam dan iman dan tauhid <dan>103

/ dan makrifat?

Jawab: Adapun faedah Islam (dan)104

/ itu akan memasukkan ke dalam

syarikat. Dan faedah iman / itu akan rukyatu `l-Lah Taala. Dan tauhid itu muntahī

98 Tertulis

99 Tertulis

100 Tertulis

101 Tertulis

102 Tertulis

103 Tertulis

30

31

Page 104: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

/ yang „inabah Allah. Dan faedah makrifat itu akan mengenal / antara qadim dan

muhadist-nya tiadalah ia jadi bertukar-tukar / dan bersamaan antara keduanya itu.

Soal [apa]105

faedah syariat / dan tarekat dan hakikat itu?

Jawab: Adapun fa / edah syariat itu memelihara tubuh dari dunia datang ke

akhirat. / Dan faedah tarekat itu memelihara hati daripada kufur dan / maksiat.

Dan faedah hakikat itu memelihara ruh / daripada musyrik akan Tuhan. Dan

faedah makrifat / memelihara akan rahayu daripada syak karena Tuhannya.

Soal // tubuh itu kenyataan apa? Dan hati itu kenyataan apa? Dan / ruh

kenyataan apa? Dan sirr itu kenyataan apa?

Jawab: / Adapun tubuh itu menyatakan af„al Allah. Dan / hati itu

menyatakan asma Allah. Dan ruh / menyatakan sifat Allah. Dan sirr itu

menyatakan zat / Allah.

Soal apa sebab Allah Taala menjadikan insan? /

Jawab: Karena Allah hendak menyatakan qadim dan / muhadist-nya, dan

lagi Allah Taala hendak menyempurnakan / sifat rahman dan sifat rahim-Nya

kepada insan. /

Soal apa makanan tubuh? Dan apa makanan hati? / Dan apa makanan ruh?

Dan makanan sirr?

Jawab: / Adapun makanan tubuh yaitu makanan dan minu / mannya

sekalian jasmani, maka diperolehlah ialah nikmat tu / buh dengan dia dan zikirnya

“lā malika illā „l-Lāh”. Tiada Tuhan // yang disembah sebenar-benarnya hanya

Allah. Dan makanan / hati itu yaitu hadir dan akan Tuhannya, maka berolehlah

104 Tertulis

105 Tertulis

32

33

Page 105: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

nikmat hati itu dengan dia zikirnya / “lā ilāha illā `l-Lāh”. Hanya Allah jua yang

maujud. <Dan>106

/ Dan maka«nan»107

ruh itu yaitu makanan nurani / dan pun

dan minumannya pun (r)108

nurani, / yaitu mengucap tasbih dan tahlil, maka

diperoleh / nikmat ruh itu dengan dia dan zikirnya “Allāh Allāh” / yang yakni

Allah yang hakikat. Dan makanan sirr itu / yaitu senantiasa dimeri akan pada

musyāhadah / dan muraqābah kepada zat jati maka putuslah ia / dengan Dia, dan

zikirnya “hūwa hūwa” yakni [Ia]109

jua / zat mutlak dan Ia jua zat hakikat dan / Ia

jua zat Allah.

Dan adapun apa pengetahuan // kita akan zat Allah? Dan apa pengetahuan

kita akan / sifat Allah? Dan apa pengetahuan kita akan asma Allah? Dan apa

pengetahuan kita akan af„al Allah?

Jawa«b»110

: / Pengetahuan kita {zat}111

Allah itu pada [wu]jud112

kita jua /

yakni wujud kita itu wujud majasi dan / wujud Haq Taala wujud hakiki. Dan

pengetahuan / kita akan sifat itu yaitu pada ilmu kita jua, yaitu tau / hid kita dan

makrifat kita dan penengar kita dan / berkehendak kita itulah sifat Allah yang

sendiri / pada diri kita. Dan pengetahuan kita akan asma Allah / itu yaitu pada nur

kita jua, yaitu seperti terang / mata kepala dan terang mata hati. Dan akal yang /

106 Tertulis

107 Tertulis

108 Tertulis

109 Tertulis

110 Tertulis

111 Tertulis

112 Tertulis

34

Page 106: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

sempurna dalam tubuh itulah sifat asma Allah / namanya. Pengetahuan kita akan

af„al Allah, yaitu // syuhud kita jua seperti penglihat dan yang kita / lihat pada

tiap-tiap hari dan malam amat nyata / keduanya itu.

Soal mana dinamai ter«pan»dang113

kita / kepada Haq Taala? Dan gaib

kita daripadanya musyā / hadah kita <kepada-Nya di hadir kita dengan Dia, Dan /

sampai kita kepada-Nya>114

di hadir kita dengan Dia. Dan / sampai kita kepada-

Nya itu?

Jawab: Adapun jadi ter / «pan»dang115

kita ini kepada Haq Taala karena

kita pandang / semata akan wujud Allah, zat Allah, dan sifat Allah, / dan asma

Allah. Dan gaib kita akan Haq Taala ini / karena membesarkan hawa nafsu dan

dunia. Dan / dari mana gaib kita dan dari mana hadir kita gaib / kita akan Dia dan

hadir kita dengan Haq Taala ini, / telah gaiblah daripada musyāhadah empat

perkara // washil kita kepada Haq Taala ini fanalah Ia daripada / papa dan hina

dan daif dan lemah dan bebal / pada pandangannya itu. Ia jua yang kaya dan Ia

yang / jadi barang yang dikehendak daripada suatu dengan dikatanya dengan /

lidahnya “La haula wa la quwwata illā bi `l-Lāh „aliyu `l-„adzim” ini / inilah

kalimat orang yang wāsil berjalan kepada jalan / ahlu „l-Lāh yang dinamai sufi

dan awliya‟ Allah Taala. /

Inna `l-Lāha yan fa„unna bibakartihi fidunya

wa `l-ahirati. Tamat risalah /

ini yang dinamai/

113 Tertulis

114 Tertulis

115 Tertulis

35

36

Page 107: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

akan dia Asrā[ru]116

`sh-Shalāt waktu duha pada hari sabat / amin ya rabba

„alamin. Dan empunya surat Teuku / Lebai Syekh orang Aceh dan yang samurat

Teuku / Lebai Dien yang tahta kasihan. Arti tamat. Amin

F. Daftar Kata Sukar

1. Kosa kata Arab

„ainu `l-yaqqin : keyakinan yang didasarkan atas penglihatan mata dan

panca indra.

„ārif bī `l-Lāh : seorang hamba yang sudah mencapai derajat paling

tinggi sehingga mengerti Tuhannya.

„ilmu `l-yaqqin : keyakinan yang didasarkan oleh ilmu atau pengetahuan.

„ubudiyah : ibadah.

abdi : orang bawahan; pelayan; hamba.

af„al : perbuatan.

ahadiyyah : keesaan Tuhan; martabat yang pertama, yaitu martabat

Allah yang berupa zat, masih bersifat belum nyata,

semuanya dalam keadaan gaib atau tidak nampak (dalam

tasawuf).

amar : perintah; suruhan.

anshār : penolong; para pembantu perjuangan atau sahabat Nabi

Muhammad saw. dari kalangan penduduk Madinah

setelah Beliau hijrah dari Mekah ke Madinah.

arif : bijaksana; cerdik dan pandai; berilmu.

116 Tertulis

Page 108: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

arwah : jiwa orang yang meninggal; roh.

asghar : kecil.

asma : nama (bagi Tuhan).

asrar : rahasia.

awliya‟ : para wali; orang mulia.

bāthin : sesuatu yang terdapat di dalam hati.

bayān : nyata; terang.

daif : lemah; tidak kuasa; tidak berdaya; tidak berguna; tidak

ada artinya; hina.

faedah : guna; manfaat.

fana : dapat rusak (hilang, mati); tidak kekal.

fardu : sesuatu yang wajib dilakukan; kewajiban.

fatihah : pembukaan; surah Fatihah (dengan huruf pertamanya

kapital dan didahului dengan penanda makrifah al-).

fi„il : perbuatan.

gaib : tidak kelihatan; tersembunyi; tidak nyata.

hadas : keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang

menyebabkan ia tidak boleh salat, tawaf, dsb.

hadlir : ada; datang.

hajat : maksud; keinginan; kehendak.

hakikat : intisari; dasar; kenyataan yang sebenarnya

(sesungguhnya).

hakiki : benar; sebenarnya; sesungguhnya.

Page 109: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

haqqu `l-yaqqin : keyakinan yang betul-dirasakan dan dialami sehingga

keyakinan itu sama sekali tidak bisa kita dustai adanya.

haram : terlarang.

harfiah : (terjemahan atau arti) menurut huruf, kata demi kata.

hāsh „l-hāsh : kelompok khusus (elite) spritual.

haul : cukup satu tahun bagi pemilik harta kekayaan, seperti

perniagaan, emas, ternak sebagai batas kewajiban

membayar zakat.

hidayat : petunjuk atau bimbingan dari Allah Swt.

hisab : hitungan; perhitungan.

ikhlas : bersih hati; tulus hati.

ikhwānī : saudara; teman.

iktidal : berdiri tegak setelah rukuk sebelum sujud.

iman : kepercayaan (yang berkenaan dengan agama); keyakinan

dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dsb.

„inabah : pengembalian atau pemulihan, maksudnya proses

kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Allah ke

jalan yang mendekat ke Allah.

iradat : kehendak (Allah Swt.).

isbat : penetapan; penentuan.

istigfar : permohonan ampun kepada Allah Swt.

iththāha : bersatunya manusia dengan Tuhan.

jalalla : kemuliaan; keluhuran; kebesaran; maha mulia.

jamil : bagus; indah.

Page 110: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

jimak : perihal bersetubuh; persetubuhan.

ka‟bah : bangunan suci yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. dan

Ismail a.s., terletak di dalam Masjidilharam di Mekah,

berbentuk kubus, dijadikan kiblat salat bagi umat Islam

dan tempat tawaf pada waktu menunaikan ibadah haji

dan umrah.

kafir : orang yang tidak percaya kepada Allah Swt. Dan rasul-

Nya.

kalbu : pangkal perasaan batin; hati hati yang suci (murni); hati.

khianat : perbuatan tidak setia; perbuatan bertentangan dengan

janji.

kufur : tidak percaya kepada Allah Swt., dan Rasul-Nya; kafir;

ingkar; tidak pandai bersyukur.

ma„ānī : sifat yang mempunyai kekuasaan tunggal, selalu yang

dikehendaki-Nya selalu diketahui sebelum makhluk-Nya.

ma‟nā : arti.

ma‟nawiyah : sifat Allah yang bergantung dan berhubungan dengan

sifat.

majasi : tidak sebenarnya (sebagai kiasan, persamaan, dsb).

makrifat : pengetahuan; tingkat penyerahan diri kepada Tuhan,

yang naik setingkat demi setingkat sehingga sampai ke

tingkat keyakinan yang kuat.

mani : cairan kental yang menyembur dari kelamin laki-laki

pada waktu ejakulasi.

Page 111: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

maqām : tempat tinggal; kediaman.

masail : persoalan.

maujud : benar-benar ada; nyata.

mazhahir : memuculkan; menghasilkan

mazi : air putih (kuning) yang encer, keluar dari kemaluan

tatkala syahwat bangkit dan mendahului keluarnya air

mani.

misal : sesuatu yang menggambarkan sebagian dari suatu

keseluruhan; contoh; perumpamaan.

mu„ayanah : pengawasan.

mubtadi : golongan orang-orang yang baru memulai atau baru

dalam taraf awal.

muhajir : orang yang berpindah; pengikut Nabi Muhmmad saw.

yang ikut hijrah dari Mekah ke Madinah.

muhīth : menguasai.

muhtaj : orang yang membutuhkan bantuan.

mukmin : orang yangg beriman (percaya) kepada Allah Swt.

munafik : berpura-pura percaya atau setia dsb. Kepada agama dsb,

tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak, suka (selalu)

mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan

perbuatannya; bermuka dua.

muntahi : tingkatan terakhir atau penghabisan dalam tasawuf;

orang-orang yang telah sangat lanjut, yang telah suci roh

dan hatinya daripada ma'siat lahir dan bathin, dan telah

Page 112: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

suci pula ingatannya daripada selain Allah, yang

biasanya dinamakan orang-orang arifin, telah sampai

kepada makrifat.

muqābalah : penghadapan.

muqāranah : penyertaan.

murād : maksud.

murāqabah : pendekatan.

mushali : pelaku salat.

musyāhadah : penyaksian.

musyrik : orang yang menyekutukan Allah Swt.; orang yang

memuja berhala.

mutakalim : ahli ilmu kalam (teologi).

mutawasith : golongan orang-orang yang dianggap menengah dalam

mempelajari tasawuf.

nafi : penolakan.

nafsi : sifat yang melekat pada zat Allah Swt.

nahi : larangan.

najis : kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk

beribadah kepada Allah Swt.

nazir : pengawas; melihat.

nisab : jumlah harta benda minimum yang dikenakan zakat.

nur : cahaya.

nurani : lubuk hati yang paling dalam.

qadim : terdahulu.

Page 113: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

qalbī : hati.

qaulī : ucapan.

qudrat : berkuasa (Allah Swt.).

quthub : pemimpin.

rahim : penyayang.

rahman : pengasih.

rakaat : bagian dari salat.

ruhani : roh; berkaitan dengan roh.

salawat : doa kepada Allah untuk Nabi Muhammad saw. beserta

keluarga dan sahabatnya.

salbiah : sifat Allah, yaitu sifat yang meniadakan semua sifat yang

tidak layak bagi Allah.

salik : murid.

sāni : kedua.

sirr : rahasia.

sufi : ahli ilmu tasawuf.

sunat : aturan agama yang didasarkan atas segala apa yang

dinukilkan dari Nabi Muhammad saw., baik perbuatan,

perkataan, sikap, maupun kebiasaan yang tidak pernah

ditinggalkannya; perbuatan yang apabila dilakukan

mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak

berdosa.

syahadat : persaksian.

syahwat : nafsu.

Page 114: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

syak : rasa kurang percaya; curiga; ragu-ragu.

syariat : hukum agama yang menetapkan peraturan hidup

manusia, hubungan manusia dengan Allah Swt.

syuhud : penyaksian.

ta„ayyun : kenyataan.

ta‟zhim : hormat.

taharah : suci; bersih.

tahlil : pengucapan kalimat tauhid la ila ha illallah „tidak ada

Tuhan selain Allah‟ secara berulang-ulang.

tajalli : penampakan diri Allah Swt.

taqarubi : pendekatan diri kepada Allah Swt.

tarekat : jalan; jalan menuju kebenaran (dalam tasawuf).

tasbih : pembacaan puji-pujian kepada Allah Swt. dengan

mengucap subhanallah „Mahasuci Allah‟.

tashawwur : pengetahuan konseptual.

taslim : penyerahan diri dan kepatuhan kepada perintah Allah.

taufiq : pertolongan (Allah Swt.).

tauhid : keesaan Allah Swt.

tawadlu‟ : rendah hati.

tawakal : berserah diri.

tumaninah : tenang; tidak tergesa-gesa.

wadi : tetesan terakhir dari air mani atau air kencing.

washil : tujuan.

Page 115: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

zakat : jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang

yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan

yang berhak menerimanya (fakir miskin dsb.) menurut

ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak.

zhahir : lahir, terlihat dari luar .

zikir : puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang.

2. Kosa kata Arkais

anugeraha : anugerah.

arta : harta.

bahagi : bagi.

berhimpunkan : dikumpulkan.

bermula : ada mulanya; pertama kali.

dimeri : diberi.

hasillah : diperoleh.

jati : murni; asli; yang sebenarnya.

kala : qada; peraturan; hukum; ketentuan yang berasal dari

Allah Swt.

laguan : perilaku; tingkah laku.

loba : serakah; tamak.

manikam : mani.

maujud : berwujud.

memaca : membaca.

memesarkan : membesarkan.

Page 116: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

menampilah : terlihat; tampak.

mengnyempurnakan : menyempurnakan.

menujuki : menunjukkan.

menyelaskan : menjelaskan.

menyemah : meyembah.

penengar : pendengar.

pertuannya : kedudukannya.

rahayu : selamat; tentram.

semah : sembah.

syahdan : selanjutnya; lalu (biasanya dipakai pada permulaan cerita

atau permulaan bab).

3. Istilah Arab

„alaihi sallam : damai padanya.

Al-hamdu li `Lāhi hadanā syirātha `l-mustaqīmi : segala puji bagi

Allah yang menujukkan kami jalan yang betul.

al-kiram bararah : malaikat yang mulia yang bertugas membawa risalah

kepada nabi.

al-kiram katibin : malaikat pencatat amal, yang terletak di bahu kanan dan

kiri setiap makhluk-Nya.

al-muhaimin : malaikat penjaga.

arif rabbānī : orang yang bijaksana mengenal Allah.

baitul ma‟mūr : tempat bertemunya malaikat.

baqa bi `l-Lāha : kekal bersama Allah.

Page 117: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Bismi `l-Lāhi `r-Rahmāni `r-Rahīm : Dengan menyebut nama Allah

Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

fana fi `l-Lāha : lebur bersama Allah.

lī „l-Lāhi Ta„alā : hanya karena Allah semata.

ma„aqillatihi `l-„ilmu mughtamidan : serta kurang ilmunya pada halnya

berpegang ia kepada Allah.

ma‟ul hayat : air kehidupan.

qiamahu bi ghairihi : berdiri bergantung kepada yang lain.

qiamuhu bi nafsihi : berdiri sendiri (Allah Swt.).

Radli `l-Lāhu „anhu : Semoga Allah meridhainya.

rukyatu `l-Lāh : melihat Allah (pada hari kiamat).

Shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam : Semoga salawat dan salam tetap

kepadanya.

Wa `l-Lāhu a‟lam : hanya Allah yang tahu.

Wa „alā ālihā wa shahbihī `l-muhājirina `l-anshār : Dan atas segala

keluarganya dan segala sahabatnya yang muhajir dan anshār.

Wa „alā ālihī wa shahbihī wa shallī „alā sabbidi `l-anbiyāi Muhammaddi `l-

musthofā `l-muhtāj : Dan mengucap salawat kami atas penghulu kami

segala nabi yaitu Muhammad yang pilihan.

wajibu `l-wujud : wujud yang pasti.

Page 118: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB V

ANALISIS DATA

A. Analisis Struktur

1. Struktur Penyajian Teks Asrāru `sh-Shalāt

Struktur penyajian Asrāru `sh-Shalāt terdiri dari tiga bagian.

Ketiganya merupakan unsur-unsur yang membentuk satu struktur penyajian

yang utuh. Struktur tersebut terdiri dari (a) Pendahuluan, (b) Isi, dan (c)

Penutup. Tiga bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Pendahuluan, terdiri dari

A1 : Pembukaan

1) Doa dan seruan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karya sastra berjenis sastra kitab diawali dengan doa dan

seruan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut terdapat

pada teks Asrāru `sh-Shalāt yang diuraikan sebagai berikut.

a) Basmalah

Teks Asrāru `sh-Shalāt diawali dengan bacaan basmalah.

“Bismi `l-Lāhi `r-Rahmāni `r-Rahīm” (Asrāru `sh-Shalāt,

hlm. 1).

b) Hamdalah

Bacaan hamdalah merupakan bentuk puji-pujian kepada

Allah Swt.

Page 119: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

“Al-hamdu li `Lāhi / hadanā [illā] syirātha `l-mustaqīm.

Bermula segala puji-puji <puji>an/ tertentu bagi Allah

Tuhan yang menujuki kami jalan yang betul.”( Asrāru `sh-

Shalāt, hlm. 1).

2) Ajaran Takwa bagi pembaca.

“Kumulai risalah ini dengan nama Allah yang amat murah /

pada si pemberi rezeki akan hamba-Nya yang mukmin dan kafir

/ dalam dunia ini lagi yang amat mengasihani akan segala

hamba- / Nya yang mukmin dalam negeri akhirat itu.” (Asrāru

`sh-Shalāt, hlm. 1).

3) Salawat kepada Nabi Muhammad shallā `l-Lahu „alaihi wa

sallam, keluarganya, dan para sahabatnya.

“/--- Dan mengucap / salawat kami atas penghulu kami segala

nabi yaitu Muhammad / yang (wa) pilihan. Wa „alā ālihī wa

shahbihī // wa shall«ā» „alā sayyidi `l-anbiyāi Muhammaddi `l-

musthofā <`l muh> / `l-muhtāj. Dan mengucap salawat kami atas

/ penghulu kami segala nabi yaitu Muhammad yang pilihan. Wa

„alā / ālihā wa shahbihī `l-muhājirina [wa] `l-anshār. Dan <a> /

atas segala keluarganya dan segala sahabatnya yang

[muha]jirdan / (adan) anshār.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 1–2).

B1 : Kata “wa ba‟du” yang diterjemahkan “Dan adapun kemudian dari

itu” tidak ditemukan dalam teks Asrāru `sh-Shalāt.

C1 : Kepengarangan

Nama pengarang dan judul teks tidak terdapat dalam awal

teks. Hal-hal yang berkaitan dengan kepengarangan hanya ditulis

pada kolofon.

b. Isi, terdiri dari

A2 : 1) Uraian mengenai sembahyang dalam bentuk tanya-jawab, yang

diuraikan menjadi seperti berikut.

Page 120: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

a) Penjelasan sembahyang sebagai ketentuan yang berasal dari

Allah Swt., dilanjutkan dengan makna dan kedudukan

sembahyang sebagai tiang agama.

b) Penjelasan mengenai siapa yang mengerjakan sembahyang.

c) Penjelasan jumlah rakaat sembahyang subuh, zuhur, asar,

magrib, dan isya.

d) Penjelasan mengenai tiga belas rukun sembahyang,

dilanjutkan dengan penjelasan mengenai niat sembahyang.

e) Penjelasan tentang ditetapkannya waktu-waktu salat subuh,

zuhur, asar, magrib, dan isya.

2) Uraian mengenai ma‟rifatu`l-Lāh disajikan dengan bentuk tanya-

jawab, seperti berikut.

a) Faedah Islam, iman, tauhid yang dilanjutkan dengan faedah

syariat, tarekat, dan hakikat.

b) Penjelasan tentang kenyataan tubuh, hati, ruh, dan sirr.

c) Penjelasan sebab Allah menjadikan insan.

d) Persoalan makanan tubuh, hati, ruh, dan sirr.

e) Persoalan mengenai pengetahuan akan zat, sifat, asma, dan

af‟al Allah.

c. Penutup, terdiri dari

A3 : Doa penutup kepada Allah

Page 121: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

“Inna `l-Lāha yan fa„unna bibakartihi fidunya wa `l-ahirati.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 36).

B3 : Kata “tamat”

Keterangan tersebut dapat dilihat pada kuitpan berikut.

Inna `l-Lāha yan fa„unna bibakartihi fidunya

wa `l-ahirati. Tamat risalah /

ini yang dinamai/

akan dia Asra[r] `sh-Shalat waktu duha pada hari sabat / amin ya

rabba „alamin.

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 36).

Tempat penyajian teks teks Asrāru `sh-Shalāt terdiri dari 36 halaman,

yakni 2 halaman (halaman 1–2) sebagai pendahuluan, 35 halaman (halaman

2–36) sebagai isi, dan 1 halaman (halaman 36) sebagai penutup. Berdasarkan

uraian tersebut, selanjutnya struktur penyajian teksnya dapat disusun dalam

bentuk skema seperti berikut.

I II

A1 (a – b – c) A2 (a – b)

III

A3 – B3

2. Gaya Penyajian Asrāru `sh-Shalāt

Gaya penyajian merupakan gaya pengisahan pengarang dalam

menyampaikan cerita, pikiran atau pendapatnya. Gaya pengisahan teks Asrāru

`sh-Shalāt menggunakan bentuk interlinier. Hal tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut.

Page 122: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Teks Asrāru `sh-Shalāt diawali dengan pembukaan berupa bacaan

basmalah, dilanjutkan dengan puji-pujian kepada Allah Swt., salawat kepada

Nabi Muhammad saw., keluarganya dan para sahabatnya. Keseluruhannya itu

ditulis dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

Struktur ini terus digunakan oleh pengarang sampai akhir karangan, seperti

pada penulisan firman Allah Swt. dan hadis Nabi Muhammad saw., yang

dapat dilihat pada penggalan teks berikut.

“Syahdan / barang [sia]pa sembahyang diketahui ilmu yang zhahir,

maka sahlah pada / jua tiada sempurna pada hakikatnya seperti sabda

nabi shallā / `l-Lāhu „alaihi wa sallam:

“Wa man «„abbada `l-isma» dūnu `l-ma‟nā / faqad kafar”. Dan

barang siapa sembahyang tatkala takbira / tu `l-ihrām dikatanya

Allahu Akbar dan tiada dalam hatinya // suatu jua pun adalah seolah-

olah menyemah nama / maka yaitu kufur tiada sah sembahyang.

“Wa man «„abbada»/ `l-ma‟nā dūnu `l-asma fahuwa munafīq”. Dan /

barang siapa menyemah ma‟nā tiada dengan nama maka / yaitu

munafik. Yakni barang siapa sembahyang tatka[la] / takbiratu `l-ihrām

dikatanya Allahu Akbar pada hatinya / jua tiada pada mulutnya maka

yaitu munafik tiada / sah sembahyang.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 2).

Pada bagian isi, pengarang menyampaikan dua pembahasan, yakni

pembahasan mengenai sembahyang dan ma‟rifatu `l-Lāh. Pada pembahasan

sembahyang, pengarang menguraikan sempurnanya sembahyang dengan

mengetahui ilmu yang zhahir dan yang bāthin. Hal pertama yang diterangkan

adalah soal sembahyang sebagai ketentuan yang berasal dari Allah Swt.,

dilanjutkan dengan makna dan kedudukan sembahyang sebagai tiang agama.

Setelah itu pembahasan mengenai sembahyang disajikan dalam bentuk tanya

jawab. Pada permulaan pembahasan, selalu diawali dengan kalimat tanya

yang diteruskan dengan jawaban. Contohnya sebagai berikut.

Page 123: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

“Soal sembahyang <se> / sehari semalam lima waktu itu siapa asal

yang / mengerjakan dia?

Jawab: adapun sembahyang subuh dua rakaat / Nabi Allah Adam

„alaihi sallam. Kedua sembahyang waktu / zuhur empat rakaat awal

mengerjakan dia Nabi Ibrahim [„alaihi sallam].” (Asrāru `sh-Shalāt,

hlm. 8).

“Soal apa sebab sembahyang subuh dua rakaat dan sembahyang /

zuhur empat rakaat dan sembahyang asar empat rakaat / dan

sembahyang magrib tiga rakaat dan sembahyang isya / empat rakaat

dan sembahyang subuh dua rakaat dan / sembahyang witir serakaat?

Jawab: bahwasanya sabda / Rasulullah shallā `l-Lāhu „alaihi wa

sallam, ia kepada sahabatnya / Abu Bakar, dan Umar, dan Ustman,

dan Ali mereka itu bertanya.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 9).

Demikian seterusnya sampai pada akhir teks, termasuk dalam

pembahasan mengenai ajaran ma‟rifatu `l-Lāh, yakni jalan yang ditempuh

seorang sufi untuk mengenal Allah. Contohnya sebagai berikut.

“Syahdan pada menyatakan syahadat dan taharah dan / sembahyang

dan puasa dan zakat dan naik / haji dan sekayanya wajib ketahui

supaya sempurna / jalan tiga perkara itu, yakni jalan syariat, / dan

jalan tarekat, dan hakikat.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 26).

“Soal apa / faedah Islam dan iman dan tauhid <dan> / dan makrifat?

Jawab: Adapun faedah Islam (dan) / itu akan memasukkan ke dalam

syarikat. Dan faedah iman / itu akan rukyatu `l-Lah Taala. Dan tauhid

itu muntahī / yang „inabah Allah. Dan faedah makrifat itu akan

mengenal / antara qadim dan muhadist-nya tiadalah ia jadi bertukar-

tukar / dan bersamaan antara keduanya itu.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm.

31).

“Soal apa sebab Allah Taala menjadikan insan? /

Jawab: Karena Allah hendak menyatakan qadim dan / muhadist-nya,

dan lagi Allah Taala hendak menyempurnakan / sifat rahman dan sifat

rahim-Nya kepada insan.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 32).

Bagian akhir, teks Asrāru `sh-Shalāt diakhiri dengan doa kepada Allah

Swt. dalam bahasa Arab dan ditutup dengan kata “tamat”, seperti berikut.

Page 124: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

“Inna `l-Lāha yan fa„unna bibakartihi fidunya wa `l-ahirati. Tamat

risalah /ini yang dinamai/ akan dia Asrā[ru] `sh-Shalāt...” (Asrāru `sh-

Shalāt, hlm. 36).

3. Pusat Penyajian Asrāru `sh-Shalāt

Pusat penyajian merupakan pembahasan yang disampaikan oleh

pengarang. Dalam teks Asrāru `sh-Shalāt pengarang memberikan penjelasan

mengenai permasalahan sembahyang serta ajaran-ajaran yang perlu dilakukan

sesorang untuk mengenal Allah. Semua pengisahan teks adalah pengarang itu

sendiri. Pengarang sebagai orang yang menyampaikan cerita atau ajaran

tersebut menjadi pusat atau titik pandang cerita yang menyampaikan cerita

atau ajaran kepada orang lain (Siti Chamamah Soeratno, et.al. 1982:172).

Teks Asrāru `sh-Shalāt merupakan salah satu jenis teks yang berupa

monolog, meskipun penulisannya disampaikan dalam bentuk dialog (tanya-

jawab). Dalam teks ini, pengarang berperan sebagai guru kepada pembacanya,

yakni kaum Islam yang ingin mengenal Allah dengan jalan sufi. Ajarannya

lebih difokuskan pada pengenalan sembahyang yang disertai uraian ma‟rifatu

l-Lāh.

Pengarang memiliki peran yang sangat besar, meskipun posisi

pengarang bersembunyi di balik tokoh-tokohnya. Melalui tokoh-tokoh

tersebut pengarang berusaha memberikan berbagai gambaran kepada pembaca

dengan mencontohkan dalam bentuk dialog perihal ajaran-ajaran atau cara

ibadah yang dilakukan oleh seorang sufi. Pengarang berharap dengan cara

demikian pembaca kan lebih mudah memahaminya. Dengan kata lain, metode

penyajian yang digunakan cenderung kepada metode orang ketiga objektif.

Perhatikan pengalan teks berikut.

Page 125: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

“Soal apa sebab sembahyang subuh dua rakaat dan sembahyang /

zuhur empat rakaat dan sembahyang asar empat rakaat / dan

sembahyang magrib tiga rakaat dan sembahyang isya / empat rakaat

dan sembahyang subuh dua rakaat dan / sembahyang witir serakaat?

Jawab: bahwasanya sabda / Rasulullah shallā `l-Lāhu „alaihi wa

sallam, ia kepada sahabatnya / Abu Bakar, dan Umar, dan Ustman,

dan Ali mereka itu bertanya.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 9).

“Maka sembah // Sayyidinā Ali, ya Rasulullah apa sebab sembahyang

/ zuhur empat rakaat?” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 10).

4. Gaya Bahasa Asrāru `sh-Shalāt

a. Kosa Kata

Teks Asrāru `sh-Shalāt merupakan sastra kitab yang banyak

menggunakan kosa kata Arab. Berikut ini kosa kata Arab yang terdapat

dalam teks tersebut.

1) Kosa kata Arab dalam teks Asrāru `sh-Shalāt yang sudah diserap

dalam bahasa Indonesia.

1. „abd : abdi

2. „arif : arif

3. „ashr : asar

4. af`āl : af'al

5. akbar : akbar

6. amr : amar

7. arwāh : arwah

8. ashl : asal

9. asmā' : asma

10. asrār : asrar

11. awliyā' : aulia

12. awwal : awal

13. bāthin : batin

14. bayān : bayan

15. dha`īf : daif

16. dunyā : dunia

17. fāidah : faedah

18. faqr : fakir

19. fana‟ : fana

20. fardlu : fardu

21. ghaib : gaib

22. hādlir : hadir

Page 126: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

23. hājāt : hajat

24. haqiqa : hakikat

25. hāram : haram

26. haul : haul

27. hayawān : hewan

28. hidāyah : hidayah

29. „ibada : ibadah

30. ikhlas : ikhlas

31. ikhwānī : ihwani

32. „ilmun : ilmu

33. insan : insan

34. iradat : iradat

35. istighfar : istigfar

36. jawāb : jawab

37. jima‟ : jimak

38. khianat : khianat

39. qudrat : kodrat

40. ma‟rifat : makrifat

41. ma‟ nā : makna

42. mu‟min : mukmin

43. munafiq : munafik

44. murād : murad

45. nahi : nahi

46. qalb : kalbu

47. rizq : rezeki

48. sabab : sebab

49. shalah : salat

50. shifat : sifat

51. sirr : sir

52. suāl : soal

53. syari‟at : syariat

54. thaharah : taharah

55. tahlil : tahlil

56. ta‟zim : takzim

57. thama‟a : tamak

58. tamma : tamat

59. tariqa : tarekat

60. tasbih : tasbih

61. tauhid : tauhid

62. tawadhu‟ : tawadhu

63. wadī : wadi

64. wājib : wajib

65. waqt : waktu

66. wāshil : wasil

67. wujūd : wujud

68. ya`nī : yakni

69. yaqīn : yakin

70. zakat : zakat

Page 127: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

71. zhahir : lahir 72. zhikir : zikir

2) Kosa kata Arab dalam teks Asrāru `sh-Shalāt yang belum diserap

dalam bahasa Indonesia.

1. „inabah

2. ahadiyyah

3. asghar

4. Iththāha

5. ma„ānī

6. ma‟nawiyah

7. mu„ayanah

8. mu„ayanah

9. mubtadi

10. mubtadi

11. muhīth

12. muhtaj

13. muqābalah

14. muqāranah

15. murāqabah

16. mushali

17. musyāhadah

18. mutawasith

19. qashad

20. qaulī

21. qu„ud

22. salbiyah

23. ta„ayyun

24. ta‟radl

25. tabdil

26. taqarubi

27. tashawwur

28. wahidiyyah

Page 128: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

b. Ungkapan

Ungkapan merupakan ungkapan-ungkapan khusus dalam bahasa

Arab yang menjadi ciri khas karya-karya dalam jenis sastra kitab.

Ungkapan-ungkapan khusus tersebut juga terdapat dalam teks Asrāru `sh-

Shalāt, seperti berikut.

1) Taala

Ungkapan Taala senantiasa mengiringi kata Allah. Ungkapan

Allah Taala yang berarti “Allah Maha Tinggi”. Ungkapan ini

menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak ada tandingannya.

“...maqām tabdil artinya tawakal kepada Allah / Taala serta

menafilah insan, hanyalah wujud Allah / Taala...” (Asrāru `sh-

Shalāt, hlm. 13).

2) Shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam

Ungkapan ini ditujukan kepada Nabi Muhammad, yang berarti

“semoga salawat dan salam tercurah kepadanya”. Ungkapan tersebut

diucapkan setelah mengucap nama “Nabi Muhammad”, kata “nabi”

atau “nabi Allah”, seperti berikut.

“...berfirman Allah Taala akan / Nur Muhammad shallā `l-Lāhu /

„alaihi wa sallam tatkala belum lagi ada / kenyataan segala suatu

yang lain...” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 8).

“Dan waktu asar itu dan magrib keluar daripada / dada nabi Allah

shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam. Dan / waktu isya itu keluar

daripada «a»nggota nabi Allah / shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam.

Dan waktu subuh itu / keluar daripada ubun-ubun nabi shallā `l-

Lāhu „alaihi wa sallam.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 26).

Page 129: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

3) „alaihi sallam

Ungkapan ini ditujukan kepada nabi-nabi Allah, yang berarti

“damai padanya”, seperti berikut.

“...adapun sembahyang subuh dua rakaat / Nabi Allah Adam

„alaihi sallam. Kedua sembahyang waktu / zuhur empat rakaat

awal mengerjakan dia Nabi Ibrahim [„alaihi sallam]. // Ketiga

sembahyang waktu asar empat rakaat itu / mengerjakan dia Nabi

Allah Yunus „alaihi sallam. / Keempat sembahyang waktu magrib

tiga rakaat awal yang / mengerjakan dia Nabi Allah Isa „alaihi

sallam. Kelima / sembahyang waktu isya empat rakaat awal

menger<jaka> / jakan dia Nabi Allah Musa „alaihi sallam.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 7–8).

4) Sayyidinā

Ungkapan ini dalam bahasa Arab berarti “tuan kami”.

Ungkapan tersebut digunakan untuk menghormati nama sahabat nabi.

“Maka sembah Sayyidinā Ali, ya Rasul / Allah apa sebab

(semyaham) sembahyang isya empat / perkara?” (Asrāru `sh-

Shalāt, hlm. 10).

“Maka sembah Sayyidi // nā Ali, ya Rasulallah apa sebab

sembahyang asar empat / rakaat?” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 11).

“Maka sembah <Sa>/ Sayyidinā Ali ya Rasulallah apa [sebab]

sembahyang magrib itu / tiga rakaat?” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm.

11).

“Maka sembah Sayyidinā Ali, ya Rasul / Allah apa sebab

(semyaham) sembahyang isya empat / perkara?” (Asrāru `sh-

Shalāt, hlm. 12).

Page 130: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

5) Radli `l-Lāhu „anhu

Ungkapan ini dijutukan kepada Imam Ghazali sebagai umat

yang berbakti pada tuntunan nabi. Ungkapan tersebut berarti “semoga

Allah Taala meridhainya”

“...itulah keadaan diri kita karena apabila nyatalah diri / kita, maka

nyata-nyata Tuhan, kata Imam Ghazali radli `l-Lāhu / „anhu.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 24).

6) Wa `l-Lāhu a‟lam

Ungkapan Wa `l-Lāhu a‟lam berarti “hanya Allah yang Tahu”.

Ungkapan ini digunakan untuk menunjukkan kekuasaan Allah yang

amat besar.

“...Dan “ra” itu maqām maliki, isyarat // akan sifat ma‟nawiyah.

Wa `l-Lāhu a‟lam.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 23).

c. Sintaksis

Karya sastra khususnya sastra kitab banyak ditulis dengan cara

diterjemahkan langsung secara harfiah. Teks sastra kitab banyak

dipengaruhi oleh struktur sintaksis Arab. Hal tersebut seperti dikemukakan

oleh John (dalam Siti Chamamah Soeratno, et. al. 1982:183) bahwa pada

umumnya para penulis sastra keagamaan berpikir dalam bahasa Arab. Hal

tersebut dikarenakan Alquran dan hadis sebagai sumber utama agama

Islam dan ditulis dalam bahasa Arab.

Pengaruh sintaksis bahasa Arab dapat dilihat dari ciri penulisan

yang tampak seperti diterjemahkan langsung, yang berupa interlinier dari

kalimat-kalimat Arab. Perhatikan contoh berikut.

Page 131: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

“Al-hamdu li `Lāhi / hadanā [illā] syirātha `l-mustaqīm. Bermula

segala puji-puji <puji>an / tertentu bagi Allah Tuhan yang menujuki

kami jalan yang betul.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 1).

“Wa „alā ālihī wa shahbihī // wa shallī „alā sabbidi `l-anbiyāi

Muhammaddi `l-musthofā <`l muh>/ `l-muhtāj. Dan mengucap salawat

kami atas / penghulu kami segala nabi yaitu Muhammad yang

pilihan.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 1–2).

Dalam bahasa Arab terdapat penggunaan kata wa ( ) yang berarti

“dan”, li ( ) yang bermakna “bagi”, dan fa ( ) yang artinya “maka”.

Penggunaan ketiga kata tersebut juga terdapat dalam teks Asrāru `sh-

Shalāt yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Dan

Kata “dan” dalam struktur sintaksis bahasa Arab biasa

digunakan untuk mengawali kalimat, sedangkan dalam bahasa Melayu

kata “dan” sendiri tidak pernah dipakai untuk membuka kalimat.

Namun, pada teks Asrāru `sh-Shalāt, “dan” digunakan sebagai kata

tumpuan. Misalnya :

“...Adapun tempat mani itu dalam / tulang dan sendi. Setelah

keluarlah ia daripada tempat / itu dalam nikmat, maka jatuh ke

dalam rahim perempuan / atau barang sebagainya dan yang

dinamai itu yaitu (nar) / nur Allah. Dan Nur Muhammad pun

namanya. Dan keluarnya / itu daripada sebab syahwat yang zhahir

atau syahwat / yang terbua«t». Dan adalah syahwat itu daripada

mazhahir / sifat jalalla dan m.ng.n.k.m itu yaitu semata-mata l.n /

ialah m.ng.n.k.m namanya lagi lengkap segala masail ilmu /

dalamnya.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 12).

Pemakaian kata “dan” tidak hanya sebagai kata tumpuan,

namun juga sebagai kata penghubung. Hal tersebut dapat dilihat pada

kutipan berikut.

Page 132: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

“Dan jikalau ada ia / daripada orang yang mutawasith, takbirnya

Allah, takbirnya / akbar “Allahu Akbar” hadir, dan hadir di sini

nyatalah / fana-Nya, af„al kepada af„al Allah, dan sifat-Nya /

kepada sifat Allah, zat-Nya kepada zat Allah.” (Asrāru `sh-Shalāt,

hlm. 19).

“Syahdan pada menyatakan syahadat dan taharah dan /

sembahyang dan puasa dan zakat dan naik / haji dan sekayanya

wajib ketahui supaya sempurna / jalan tiga perkara itu, yakni jalan

syariat, / dan jalan tarekat, dan hakikat.” (Asrār `sh-Shalāt, hlm.

26).

2) Bagi

Ronkel (dalam Siti Chamamah Soeratno, et. al. 1982:184)

berpendapat bahwa kata “bagi” dipakai sebagai penunjuk kepunyaan

yang berarti milik. Kata tersebut juga ditemukan dalam teks Asrāru

`sh-Shalāt seperti berikut.

“Adapun shalat maqām kala bagi segala abdi dan jati bagi / segala

salik dan memuji bagi segala arif seperti / sabda nabi shallā `l-

Lahu „alaihi wa sallam “La tuqbalu `l-a‟ma [la illā] bī `sh-

shallah”. Tiada terima Allah Taala akan segala amal / yang lain

melainkan dengan sembahyang itu.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 4).

3) Maka

Pemakaian kata “maka” dalam bahasa Melayu juga berfungsi

sebagai kata tumpuan. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

“Maka tatkala itu sujudlah ia akan mengesakan Tuhannya / kira-

kira lima ratus tahun lamanya. Maka itulah difardukan atasnya /

segala umatnya mengerjakan sembahyang lima waktu pada sehari

semalam.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 9).

“Maka sabdanya karena tajalli Tu / han itu dengan empat perkara.

Pertama wujud. Kedua / ilmu. Ketiga nur. Keempat syuhud.

Maka yang wujud / itu isbat pada menyata[kan] ta„ayyun zat

karena jika tiada / wujud, zat pun tiada nyata. Maka [yang] ilmu

itu isyarat / pada menyatakan ta„ayyun sifat karena jika tiada ilmu,

Page 133: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

sifat/ pun tiada. Maka yang nur itu isyarat pada menyatakan /

ta„ayyun asma karena jika tiada nur, asma pun tiada / nyata. Maka

yang syuhud itu pada menyatakan ta„ayyun af„al / karena jika tiada

syahwat, fi„il pun tiada nyata.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 10).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa sastra

kitab banyak tepengaruh struktur sintaksis bahasa Arab.

d. Sarana Retorika

Retorika merupakan suatu istilah yang secara tradisional diberikan

pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada

suatu pengetahuan yang tersusun baik (Gorys Keraf, 2007:1). Sarana

retorika merupakan salah satu cara yang digunakan oleh pengarang untuk

menyampaikan idenya melalui gaya bahasa. Sarana retorika yang dipakai

dalam teks Asrāru `sh-Shalāt sebagai berikut.

1) Gaya Penguraian

Gaya penguraian merupakan gaya bahasa yang dipakai untuk

mendeskripsikan isi pikiran pengarang, yakni menguraikan gagasan

secara terperinci. Gaya bahasa penguraian dalam teks Asrāru `sh-

Shalāt digunakan untuk menjelaskan suatu perkara yang diawali

dengan menggunakan kata “adapun”, “bermula”, dan “syahdan”

seperti pada kutipan berikut.

“Adapun shalat maqām kala bagi segala abdi dan jati bagi / segala

salik dan memuji bagi segala arif seperti / sabda nabi shallā `l-

Lāhu „alaihi wa sallam “La tuqbalu `l-a‟ma [la illā] bī `sh-

shallah”. Tiada terima Allah Taala akan segala amal / yang lain

melainkan dengan sembahyang itu.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 4).

Page 134: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Kutipan tersebut menguraikan kedudukan sembahyang (salat)

sebagai hukum atau ketentuan yang berasal dari Allah Swt. dan

diperuntukkan kepada segala umat.

“Bermula makna / sembahyang itu yaitu sembah maka murād

daripada sembah / itu yaitu memuliakan dan memesarkan dan

mengangkatkan / dan berbuat [a]kan yang disuruh akan Allah

Taala dan Nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam dan menjauhi

segala larangan.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 4).

Kutipan tersebut menguraikan tentang makna sembahyang dan

maksud sembahyang.

“Syahdan ushali itu menyatakan(wa) / qashad itu yaitu tiada ia

mati, maka dinamai akan dia / niat. Maka itu sebenar-benar diri

kita. Dan fardlu / itu menyatakan ta„radl itu menyatakan berhenti

segala / rukun tiga belas. Maka niat itu antara ruh / dan badan

manusia. Dan zhuhri itu akan ta„yyin / itulah keadaan diri kita

karena apabila nyatalah diri / kita, maka nyata-nyata Tuhan, kata

Imam Ghazali radli `l-Lāh / „anhu.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 24).

Kutipan tersebut menguraikan tentang niat sembahyang

“ushali fardlu zhuhri”.

“Adapun (tara) / taharah itu tiga perkara. Pertama taharah syariat.

Kedua taharah tarekat. Ketiga taharah hakikat. / Dan sembahyang

pun demikian dan puasa [pun] demikian // dan zakat pun demikian

dan haji pun demikian / jua.

Adapun taharah syariat itu yaitu menyucikan / najis dan hadas

asghar dan hadas akbar itu / dengan air atau dengan tanah. Dan

taharah tarekat / menyucikan batinnya daripada «dendam»lah dan

khianat / dan munafik dan mengadu akan samanya Islam. / Dan

taharah hakikat itu yaitu menyucikan rahayunya / daripada yang

lain daripada Allah Taala dalam hatinya.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm.

26–27).

Kutipan tersebut menguraikan tentang macam-macam taharah.

Page 135: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

2) Gaya Pengulangan

Gaya pengulangan (repetisi) merupakan perulangan bunyi,

suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk

memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Gorys Keraf,

2007: 127). Gaya pengulangan yang terdapat dalam teks Asrāru `sh-

Shalāt sebagai berikut.

“Adapun fa / edah syariat itu memelihara tubuh dari dunia datang

ke akhirat. / Dan faedah tarekat itu memelihara hati daripada

kufur dan / maksiat. Dan faedah hakikat itu memelihara ruh /

daripada musyrik akan Tuhan. Dan faedah makrifat /

memelihara akan rahayu daripada syak karena Tuhannya.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 31).

3) Gaya Penguatan

Gaya penguatan dipakai untuk menyangatkan atau menguatkan

pernyataan dengan mengunakan kata “dan lagi”.

“Bahwa // sanya Aku Allah Tuhan yang tiada Tuhan hanya Aku, /

maka sembah olehmu akan Daku dan berdirikan sembahyang pada

/ sehari semalam lima waktu. Dan lagi firman Allah Taala / “Qul

in kuntum tuhibbūna `l-Lā«ha» fāttabi„ūnī yūhbibkumu `l-Lāhu…”

/ Katakan olehmu ya Muhammad jika ada kamu mengasihi Allah

Taala / bahwa ikut oleh kamu perbuatan-Ku supaya kamu kasihi /

Allah Taala dan sembahyang itu pada insan taat, / dan pada

malaikat istigfar, dan segala hayawan tasbih.” (Asrāru `sh-Shalāt,

hlm. 4–5).

“Karena Allah hendak menyatakan qadim dan / muhadist-nya, dan

lagi Allah Taala hendak menyempurnakan / sifat rahman dan sifat

rahim-Nya kepada insan.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 32).

Page 136: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

4) Gaya Pertentangan

Gaya pertentangan merupakan salah satu sarana retorika yang

dipakai untuk mempertentangkan dua hal atau lebih yang memiliki

perbedaan.

“Setelah sudahlah / zat hadirkannya daripada “alif” Allah, yakni

ingatnya akan // zat-Nya, da[n] akan sifat-Nya, da[n] akan asma-

Nya, dan akan af„al- / Nya fana [wu]jud-Nya, tiada terbilang

wujudnya. Hanya / zat Allah jua yang maujud dengan segala sifat-

Nya, / dan asma-Nya, dan af„al-Nya daripada “alif” Allah hingga/

“ra” Akbar, “Allahu Akbar” maujud.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm.

19).

“Tiap-tiap / binasa melainkan zat-Nya yang adanya. Demikianlah

takbira / tu `l-ihrām orang yang muntahi. Dan jikalau ada ia /

daripada orang yang mutawasith, takbirnya Allah, takbirnya / akbar

“Allahu Akbar” hadir, dan hadir di sini nyatalah / fana-Nya, af„al

kepada af„al Allah, dan sifat-Nya / kepada sifat Allah, zat-Nya

kepada zat Allah.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 19).

“Dan jikalau ia / daripada orang yang mubtadi maka muqāranah-

nya / Allahu Akbar atau sembahyang fardu zuhur atau la / innya.

Maka apabila selesailah si-mushali itu daripada / takbiratu `l-

ihrām, kemudian muqāranah maka hendaklah / ia kembali akan

pandang kepada mu„ayyanah serta / muntahi yang di bawahi

hingga sampailah kepada Islam.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 20).

B. Analisis Resepsi

Setiap karya sastra yang diciptakan pengarang tentunya memiliki tujuan

tertentu yang hendak disampaikan kepada pembacanya, tidak terkecuali teks

Asrāru `sh-Shalāt. Teks ini merupakan salah satu teks berjenis sastra kitab yang

berisi uraian mengenai sembahyang (salat). Selain itu, teks tersebut juga

menguraikan tentang ma‟rifatu `l-Lāh (mengenal Allah). Pada dasarnya, kedua

Page 137: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

pembahasan itu dapat dikatakan bagian dari ilmu tasawuf. Teks berbahasa Melayu

tersebut tidak banyak dipahami oleh masyarakat umum saat ini.

Berdasarkan uraian tersebut, maka analisis resepsi dalam penelitian ini

adalah tanggapan seorang pembaca teks Asrāru `sh-Shalāt, yang berjumlah tiga

orang. Pembaca tersebut adalah pembaca yang memahami tentang agama Islam

dan cukup paham tentang bahasa Melayu. Tanggapan pembaca itu berupa tafsiran

mengenai teks Asrāru `sh-Shalāt, yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Sembahyang

a. Sembahyang sebagai Perintah Allah

Kedudukan sembahyang sebagai perintah Allah terdapat dalam

teks Asrāru `sh-Shalāt seperti pada kutipan berikut.

“Adapun salat maqām kala bagi segala abdi dan jati bagi / segala

salik dan memuji bagi segala arif seperti / sabda nabi shallā `l-

Lāhu „alaihi wa sallam “La tuqbalu `l-a‟ma [la illā] bī `sh-

shallah”. Tiada terima Allah Taala akan segala amal / yang lain

melainkan dengan sembahyang itu (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 4).

Bapak Ahmad Dahlan berpendapat bahwa kedudukan sembahyang

sebagai perintah Allah terdapat dalam naskah Asrāru `sh-Shalāt, yang

diartikan bahwa sembahyang merupakan anugerah Ilahi sekaligus

ketentuan (perintah) Allah yang harus dikerjakan dan dipatuhi.

Sembahyang memiliki keistimewaan yang tidak terhingga di antara

kewajiban-kewajiban yang lain. Hal itu berarti bahwa jika sembahyang

baik dan sempurna, maka amalan-amalan lain dianggap baik juga. Akan

tetapi jika sembahyang tidak baik dan tidak sempurna, maka amalan-

amalan yang lain pun dianggap buruk.

Page 138: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Ustad Novel menafsirkan bahwa sembahyang adalah ibadah

manusia kepada Allah dan merupakan ibadah utama bagi seorang muslim.

Jika sembahyang seseorang itu tidak baik, yakni hanya sebatas melakukan

tanpa adanya niat ibadah mengagungkan Allah, maka ibadah-ibadah lain,

meskipun ibadah itu baik, maka tetap tidak diterima oleh Allah.

Bapak Agus Himawan mengemukakan bahwa seseorang yang

sudah melakukan banyak kebaikan, tanpa melakukan sembahyang, segala

amal perbuatannya itu tidak dianggap di mata Allah.

b. Sembahyang sebagai Ibadah Semua Makhluk

Sembahyang adalah ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada

semua makhluk ciptaannya. Hal tersebut diuraikan dalam teks, seperti

kutipan berikut.

“Bermula makna / sembahyang itu yaitu sembah maka murād

daripada sembah / itu yaitu memuliakan dan memesarkan dan

mengangkatkan / dan berbuat [a]kan yang disuruh akan Allah

Taala dan Nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam dan menjauhi

segala larangan . / Seperti firman Allah Taala: “Innanī a«nā» `l-

Lāhu / lā ilāha illa „l-Lahu [illā] «a»nā fā‟budnī wa aqimī `sh-

shalāta…”. Bahwa // sanya Aku Allah Tuhan yang tiada Tuhan

hanya Aku, / maka sembah olehmu akan Daku dan berdirikan

sembahyang pada / sehari semalam lima waktu.

Dan lagi firman Allah Taala / “Qul in kuntum tuhibbūna `l-Lā«ha»

fāttabi„ūnī yūhbibkumu `l-Lāhu…” / Katakan olehmu ya

Muhammad jika ada kamu mengasihi Allah Taala / bahwa ikut

oleh kamu perbuatan-Ku supaya kamu kasihi / Allah Taala dan

sembahyang itu pada insan taat, / dan pada malaikat istigfar, dan

segala hayawan tasbih (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 4–5).

Berdasarkan kutipan tersebut, Bapak Ahmad Dahlan menjelaskan

bahwa sembahyang berarti memuliakan Allah dengan melaksanakan

perintah dan menjauhi larangan-Nya. Bapak Agus Himawan mengartikan

Page 139: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

bahwa semua makhluk ciptaan Allah pada dasarnya menyembah Allah,

yakni jika manusia salat, maka malaikat itu beristigfar dan hewan itu

bertasbih. Ustad Novel berpendapat bahwa yang dimaksud pada kutipan

itu seharusnya bukan sembahyang, tetapi salat. Arti salat adalah salawat.

Maka semua makhluk ciptaan Allah pada dasarnya menyembah kepada

Allah, yakni manusia menyembah dengan cara salat, malaikat dengan cara

istigfar, sedangkan salawat bagi hewan adalah bertasbih kepada Allah.

c. Sembahyang sebagai Tiang Agama

Sembahyang adalah tiang agama terdapat pada kutipan berikut.

“Seperti sabda Nabi Allah „alaihi wa sallam “A `sh-shalātu

«„i»mmādūd /dīna wa „ammādī `sh-shalāti sab„a”. Adapun

sembahyang tiang [a]gama. / Dan tiang sembahyang itu tujuh

perkara.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 5).

“Pertama takut / akan Allah. Dan murād takut akan Dia itu,

yaitu senantiasa / ingat serta me-ta‟zhim akan Dia dan menjauhi

segala <nahi> / nahi-Nya dan mengikut segala amar-Nya dan tiada

mendapat / kan zat seperti firman Allah Taala “Wa yukhazhimu

kumu // `l-Lāhu nafsah”. Dan dipertakut Allah Taala akan kamu /

daripada meninggalkan zat.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 5–6).

“Kedua hadir hatinya. Dan murād hadir kalbu(l) akan Allah

Taala itu yaitu menyelaskan diri / daripada lain dan lupa dan

ingatkan pada kalbu itu serta / Haq Taala jua yang empunya nama

tashawwur-kan itu hingga / tiadalah dilihatnya perintah yang

maujud pandang kalbu. /” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 6).

“Ketiga serta paham akan makrifat dan tauhid. Dan / murād

sempurna makrifat dan tauhid itu, yaitu tiada / menyekutukan Haq

Taala serta pengenalnya akan Dia, tiada lagi / syak di dalam

iktikadnya akan wujud zat Allah dan <muhi>/ muhīth pada sekalian

alam yang sempurna. Tauhid itu ha / rap akan Tuhan.” (Asrāru `sh-

Shalāt, hlm. 6).

“Keempat membesarkan amarnya dan / nahinya.”

“Kelima menghebatkan. Dan murād hebat itu yaitu /

[se]nantiasa hadir dan nazir akan Dia, serta memuliakan / Haq

Taala dan menghinakan dirinya.” (Asrāru `sh-Shalat, hlm. 6).

“Keenam harap akan // rahmat-Nya dan ampu[n]-Nya.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 6–7).

Page 140: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

“Ketujuh malu akan Haq Taala. / Dan malu itu yaitu me-

ta‟zhim-kan akan Dia dan / senantiasa ingat akan Dia berbisik

rahasia-Nya seperti sabda Nabi / shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam

“…an ta‟buda`l-Lāha ka annaka tarāhu faillam / takun tarahu fa

innahu yarāka”. Bahwasanya engkau semah Tuhan seo / lah-olah

engkau lihat akan Dia, maka jika tiada engkau melihat, (engkau) /

makasanya melihat engkau.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 7).

Bapak Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa sembahyang

merupakan tiang agama Islam. Seperti fungsi tiang pada rumah, fungsi

sembahyang yaitu sebagai menopang hidup yang dibangun atas amalan-

amalan lain. Jika tiang penopangnya kuat, maka sudah dipastikan

keimanan kita juga kuat dan tidak mudah terpengaruh terhadap pengaruh

buruk dalam hidup.

Ustad Novel menguraikan bahwa sembahyang akan menjadi tiang

agama, apabila dilakukan dengan tujuh hal, yaitu takut, hadir hatinya,

paham makrifat dan tauhid, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-

Nya, menghebatkan (menjadikan diri ini merasakan betul-betul

memandang Allah), mengharap rahmat dan ampunan, serta malu. Ketika

melakukan sembahyang, tujuh hal itu harus ada pada diri kita. Dengan

demikian kita akan sungguh-sungguh melakukan sembahyang karena

merasa di balik semua peristiwa yang terjadi itu semata-mata karena

Allah.

Bapak Agus Himawan menjelaskan bahwa sembahyang

merupakan penyangga bagi agama. Jika penyangganya kuat, maka agama

tidak akan runtuh. Kuatnya penyangga itu disebabkan oleh tujuh faktor

yang tersebut dalam kutipan tersebut.

Page 141: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

d. Asal yang Mengerjakan Sembahyang

Asal yang mengerjakan sembahyang diuraikan sebagai berikut.

“Soal sembahyang <se>/ sehari semalam lima waktu itu siapa asal

yang / mengerjakan dia?

Jawab: adapun sembahyang subuh dua rakaat / Nabi Allah Adam

„alaihi sallam. Kedua sembahyang waktu / zuhur empat rakaat

awal mengerjakan dia Nabi Ibrahim [„alaihi sallam]. // Ketiga

sembahyang waktu asar empat rakaat itu / mengerjakan dia Nabi

Allah Yunus „alaihi sallam. / Keempat sembahyang waktu magrib

tiga rakaat awal yang / mengerjakan dia Nabi Allah Isa „alaihi

sallam. Kelima / sembahyang waktu isya empat rakaat awal

menger<jaka> / jakan dia Nabi Allah Musa „alaihi sallam. Dan

sembahyang / witir dan sembahyang jumat itu akan Nabi

Muhammad shallā `l-Lāhu / „alaihi wa sallam awal mengerjakan

dia.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 7–8).

Bapak Ahmad Dahlan mengemukakan bahwa asal mula

sembahyang sudah dilakukan sejak Nabi Adam. Sembahyang yang

dilakukan ketika pada zaman Nabi Adam, yakni hanya sembahyang

subuh. Pada zaman Nabi Ibrahim hanya dilakukan sembahyang waktu

zuhur. Pada masa Nabi Yunus hanya dikerjakan sembahyang pada waktu

asar. Pada masa Nabi Isa hanya dikerjakan sembahyang magrib, dan masa

Nabi Musa, sembahyang yang dilakukan hanya waktu isya. Barulah

ketika masa Nabi Muhammad, sembahyang dilakukan secara lengkap

sebanyak lima kali dalam sehari, dan ditambah pula sembahyang Jumat

dan witir oleh Nabi Muhammad saw.

Ustad Novel menjelaskan bahwa kutipan itu adalah sejarah

sembahyang lima waktu. Perintah sembahyang tidak hanya diberikan

kepada Nabi Muhammad saw., tetapi juga pada nabi-nabi sebelumnya,

seperti Adam, Ibrahim, Yunus, Isa, dan Musa. Ketika masa Nabi

Muhammad, sembahyang lima waktu dilakukan berdasarkan rangkuman

Page 142: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

sembahyang yang dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya. Sejarah

sembahyang lima waktu itu ada juga yang berpendapat seperti ini:

Orang yang pertama mengerjakan sembahyang subuh ialah Nabi

Adam a.s., yaitu tatkala Nabi Adam a.s. keluar dari surga lalu diturunkan

ke bumi. Hal pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan ia merasa

takut. Oleh sebab itu, ketika fajar subuh telah keluar Nabi Adam a.s. pun

melakukan sembahyang dua rakaat.

Orang yang pertama mengerjakan sembahyang zuhur ialah Nabi

Ibrahim a.s., yaitu tatkala Allah Swt. telah memerintahkan padanya agar

menyembelih anaknya, Nabi Ismail a.s. Perintah itu datang pada waktu

tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim empat rakaat.

Orang yang pertama mengerjakan sembahyang asar ialah Nabi

Yunus a.s., ketika ia dikeluarkan oleh Allah dari perut ikan hiu. Ikan itu

telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai. Peristiwa itu terjadi pada

waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus a.s., lalu melakukan

sembahyang sebanyak empat rakaat karena telah diselamatkan oleh Allah

Swt.

Orang yang pertama mengerjakan sembahyang magrib ialah Nabi

Isa a.s., yaitu saat ia dikeluarkan oleh Allah Swt. dari kebodohan

kaumnya. Peristiwa itu terjadi ketika terbenamnya matahari. Maka

bersyukurlah Nabi Isa a.s., lalu melakukan sembahyang tiga rakaat.

Orang yang pertama mengerjakan sembahyang isya ialah Nabi

Musa a.s. Pada ketika itu Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar

dari negeri Madyan dan hatinya penuh dengan kesedihan. Kemudian

Page 143: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Allah menghilangkan kesedihan itu pada waktu isya yang akhir. Lalu

sembahyanglah Nabi Musa a.s. empat rakaat sebagai tanda bersyukur.

Bapak Agus Himawan menafsirkan bahwa Nabi Muhammad saw.

adalah nabi yang tidak melupakan syariat yang dilakukan nabi-nabi

sebelumnya, termasuk soal sembahyang. Nabi Muhammad saw.

melakukan syariat-syariat sembahyang dari nabi-nabi sebelumnya,

sehingga sembahyang yang dilakukannya meliputi sembahyang lima

waktu.

e. Sebab Difardukan Sembahyang Lima Waktu

Penjelasan sebab difardukan sembahyang lima waktu terdapat

pada kutipan berikut.

“Soal sebabnya kita / difardukan sembahyang lima waktu pada

sehari semalam? /

Jawab: adalah tatkala masa awal, berfirman Allah Taala akan / Nur

Muhammad shallā `l-Lāhu / „alaihi wa sallam tatkala belum lagi

ada / kenyataan segala suatu yang lain dari pada-Nya. Maka firman

Allah / Taala akan Nur Muhammad “… alastu bi rabbikum…”.

Artinya bukanlah / Aku Tuhanmu? Maka sabdanya “ qalu balā”.

Artinya berkata nur // Muhammad bahkan yakni murād bahkan itu

Engkau jua Tuhan / kami. Maka tatkala itu sujudlah ia akan

mengesakan Tuhannya / kira-kira lima ratus tahun lamanya. Maka

itulah difardukan atasnya / segala umatnya mengerjakan

sembahyang lima waktu pada sehari semalam.” (Asrāru `sh-Shalāt,

hlm. 8–9).

Bapak Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa sebab difardukan

sembahyang lima waktu berkaitan dengan penciptaan manusia.

Berdasarkan naskah, diterangkan mengenai perjanjian ruh dengan Allah

Swt., sebelum ruh dimasukkan ke dalam jasad. Perjanjian itu

mengisyaratkan, bahwa pada dasarnya semua manusia itu beragama

Page 144: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Islam, yakni ketika masih dalam alam ruh, manusia mengakui bahwa

hanya Allah Swt. semata Tuhan mereka. Oleh sebab itu ketika manusia

terlahir ke alam dunia, manusia diwajibkan menyembah Allah Swt.

dengan cara sembahyang sebagai wujud ditepatinya perjanjian itu. Akan

tetapi, setelah manusia lahir ke alam dunia, tidak sedikit manusia yang

mengingkari janji itu.

Ustad Novel menguraikan bahwa ketika di alam zar, Allah

mengumpulkan seluruh ruh. Ketika itu Allah bertanya “Bukankah Aku

Tuhan kalian?”. Pada saat itu ruh dari nur Muhammad yang menjawab

pertama kali dan bersujud. Hal itu merupakan kemuliaan, sehingga

menyembah Allah menjadi sesuatu yang wajib sebagai makhluk ciptaan-

Nya.

Bapak Agus Himawan menjelaskan bahwa sebelum ada segala

sesuatu di dunia ini, Allah telah menciptakan nur Muhammad sebagai

salah satu inti untuk menciptakan makhluk. Dalam kutipan disebutkan

bahwa nur Muhammad bersujud kepada Allah. Oleh karena itu, sebagai

makhluk yang berasal dari nur Muhammad, sudah seharusnya kita juga

bersujud kepada Allah.

f. Makna Jumlah Rakaat Sembahyang

Masing-masing rakaat dalam sembahyang memiliki maksud

tertentu, seperti yang diuraikan dalam kutipan berikut.

“Maka sembah // Sayyidinā Ali, ya Rasulullah apa sebab

sembahyang / zuhur empat rakaat?

Maka sabdanya karena tajalli Tu / han itu dengan empat perkara.

Pertama wujud. Kedua / ilmu. Ketiga nur. Keempat syuhud.

Page 145: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Maka yang wujud / itu isbat pada menyata[kan] ta„ayyun zat

karena jika tiada / wujud, zat pun tiada nyata. Maka [yang] ilmu itu

isyarat / pada menyatakan ta„ayyun sifat karena jika tiada ilmu,

sifat/ pun tiada. Maka yang nur itu isyarat pada menyatakan /

ta„ayyun asma karena jika tiada nur, asma pun tiada / nyata. Maka

yang syuhud itu pada menyatakan ta„ayyun af„al / karena jika tiada

syuhud, fi„il pun tiada nyata.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 10).

“Maka sembah Sayyidi // nā Ali, ya Rasulallah apa sebab

sembahyang asar empat / rakaat?

Maka sabdanya karena tajalli insan itu dengan / empat perkara.

Pertama daripada air. Kedua daripada tanah. / Ketiga daripada

angin. Keempat daripada api.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 11).

“Maka sembah <Sa> / Sayyidinā Ali ya Rasulallah apa

[sebab] sembahyang magrib itu / tiga rakaat?

Maka sabdanya karena tajalli Haq Taala dengan / tiga perkara.

Pertama ahadiyyah. Kedua wahdah. Ketiga / wahidiyyah. Adapun

ahadiyyah itu keesaan / zat la ta„ayyun. Dan wahdah itu keesaan

sifat ta„ayyun / awal, yaitu hakikat Muhammadiyah. Dan

wahidiyyah kee[saan] / af„al yakni sāni yaitu hakikat Adam.

Adapun / ahadiyyah pada kita ini air yang hidup “mā„ul hayat”

namanya. / Dan wahdah pada kita ini ha[ti] yang dipalu tiada

belah, kalbu / nurani dan ruhani pun namanya. Dan wahidiyyah //

pada kita ini akal arif lagi sempurna akal <ha> / hakikat namanya.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 11).

“Maka sembah Sayyidinā Ali, ya Rasul / Allah apa sebab

(semyaham) sembahyang isya empat / perkara?

Pertama wadi. Kedua mazi. Ketiga pada mani. / Keempat

ma«ni»kam. Adapun tempat mani itu dalam / tulang dan sendi.

Setelah keluarlah ia daripada tempat / itu dalam nikmat, maka jatuh

ke dalam rahim perempuan / atau barang sebagainya dan yang

dinamai itu yaitu (nar) / nur Allah. Dan Nur Muhammad pun

namanya. Dan keluarnya / itu daripada sebab syahwat yang zhahir

atau syahwat / yang terbua«t». Dan adalah syahwat itu daripada

mazhahir / sifat jalalla dan m.ng.n.k.m itu yaitu semata-mata l.n /

ialah m.ng.n.k.m namanya lagi lengkap segala masail ilmu /

dalamnya.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 12).

Bapak Ahmad Dahlan dan Bapak Agus Himawan tidak dapat

menjelaskan maksud dari kutipan tersebut. Ustad Novel berpendapat

bahwa kutipan itu sulit untuk dijabarkan karena termasuk tasawuf tingkat

tinggi. Namun pada intinya, dapat dikatakan bahwa sembahyang subuh

itu untuk mengagungkan sifat dan zat Allah. Sembahyang zuhur itu

Page 146: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

mengagungkan tajalli Tuhan, yaitu wujud, ilmu, nur, dan syuhud

terhadap-Nya. Sembahyang asar dikarenakan mengagungkan tajalli insan,

yaitu air, tanah, api, dan angin. Sembahyang magrib untuk mengagungkan

tajalli Haq Allah, yaitu ahadiyyah, wahidiyyah, dan wahidah.

Sembahyang isya berkenaan dengan penjelasan tentang macam-macam

air mani.

g. Hakikat Sembahyang

Hakikat sembahyang terdapat pada kutipan berikut.

“Adapun hakikat ash-shalāh itu / empat perkara. Pertama masuk

serta ilmu. Kedua <ber> / berdiri serta malu. Ketiga memaca surat.

Keempat / serta takut.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 15).

Bapak Ahmad Dahlan menafsirkan hakikat sembahyang dalam

naskah terdiri dari empat hal, yaitu masuk dan ilmu, berdiri dan malu,

membaca surat, serta takut. Masuk berarti mengetahui masuknya waktu

sembahyang, malu adalah perasaan yang ada dalam diri kita ketika

berhadap-hadapan dengan Allah melalui sembahyang, membaca surat

dilakukan dengan benar, jangan hanya dilisankan saja, dan takut artinya

hati kita senantiasa merasa takut kepada Allah.

Ustad Novel berpendapat bahwa kutipan tersebut adalah hal-hal

yang perlu dilakukan untuk memperoleh hakikat sembahyang. Untuk

memperoleh hakikat sembahyang, maka perlu diketahui bahwa masuknya

sembahyang itu dengan ilmu (pengetahuan) mengenai hukum-hukumnya.

Kemudian berdiri dan malu berarti bahwa kita hendaknya berdiri dengan

rasa malu ketika sembahyang. Terakhir adalah membaca surat dengan

Page 147: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

rasa takut. Dengan adanya rasa takut itu, maka seseorang yang

sembahyang akan selalu berusaha agar semua perbuatan sembahyangnya

itu benar.

Bapak Agus Himawan menjelaskan bahwa hakikat sembahyang

itu harus memenuhi unsur-unsur seperti paham akan syariatnya,

senantiasa mengusahakan berdiri semampunya untuk mengerjakan

sembahyang, dan memiliki rasa takut kepada Allah. Dengan demikian

maka sembahyang yang dilakukan akan khusyuk.

h. Rukun Sembahyang

Rukun sembahyang terdiri dari tiga belas urutan. Dalam teks

Asrāru `sh-Shalāt, ketiga belas rukun tersebut diuraikan satu per satu

seperti berikut.

1) Niat.

“Maka ialah // maka disertakannyalah niatnya kaukatanya

Allahu Akbar jangan / dahulu.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 13).

2) Takbiratul Ihram.

“Dan terkemudian daripada “alif” Allah hingga “ra” Akbar. Wa

/ jib dinyatakan “ra” Akbar serta menyatakan Dia dengan

seakan / yakni pada i«th»thāha[d] -nya memutuskan segala sifat

fi„il / yang berkaya-kaya itu serta membesarkan sifat zat mutlak.

/” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 13).

3) Maqam tabdil

“Ketiga yaitu maqām tabdil artinya tawakal kepada Allah /

Taala serta menafilah insan, hanyalah wujud Allah / Taala

seperti firman ---. / Bahwasanya Allah jua yang kekal dan

fanalah semuanya. Demikian / lah dalam musyāhadah dan

muqābalah dan muqāranah ia / hadirat Tuhan dalam

Page 148: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

sembahyang serta taslim-nya / dan tawadlu‟-nya dan takutnya ia

mengerjakan amar-nya / dan serta menjauhi (na‟a) nahinya.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 13).

4) Membaca Fatihah

“Keempat memaca / fatihah yaitu maqām mutakalim artinya

berkata-kata dengan // Allah. Bermula fatihah itu keluar

daripada tubuh yang halu / s yakni meninggilah dirinya dan

hapus segala ta„ayyun / --- / yang zhahir maka hendaklah

dikeluarkan bacanya itu kepada huruf / dan bukan suara. Inilah

maqām mutakalim.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 13–14).

5) Rukuk

“Kelima rukuk dalam / itu seolah-olah memanang tiang ka‟bah,

yakni ibu kakinya kedua. /” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 14).

6) Iktidal

“Keenam iktidal dalamnya itu memanang antara kening kedua

seolah-olah / memandang Nur Muhammad, Rasulallah.” (Asrāru

`sh-Shalāt, hlm. 14).

7) Sujud

“Ketujuh sujud dalamnya itu / memandang dada seolah-olah

melihat Tuhan dalam ka‟bah. Dan / sujud itu maqām taqarubi

yakni mengnyempurnakan diri / kepada Haq Taala serta

hapuslah ta„ayyun insan dalamnya. /” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm.

14).

8) Qu‟ud

“Kedelapan qu„ud.” (Asrāru `sh-Shalat, hlm. 14).

9) Duduk

“Kesembilan duduk.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 14)

Page 149: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

10) Tahiyat Akhir

“Yang kemudian kesepuluh / tahiyat akhir.” (Asrāru `sh-Shalāt,

hlm. 14).

11) Salawat

“Kesebelas salawat akan nabi shallā `l-Lāhu „alaihi / wa

sallam.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 14).

12) Salam

“Keduabelas salam yang pertama.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 14).

13) Tertib

“Ketigabelas tertib. //” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 14).

Berdasarkan kutipan tersebut, ketiga narasumber, yaitu Bapak

Ahmad Dahlan, Ustad Novel, dan Bapak Agus Himawan berpendapat

bahwa rukun sembahyang tersebut merupakan urutan-urutan sembahyang

yang dalam pelaksanaannya tidak boleh saling bertukar, harus sesuai

urutan sebanyak tiga belas urutan. Pertama niat. Kedua, takbiratul ihram.

Ketiga, maqam tabdil. Keempat, membaca Al-Fatihah. Kelima, rukuk.

Keenam, iktidal. Ketujuh, sujud. Kedelapan, qu'ud. Kesembilan, duduk.

Kesepuluh, tahiyat akhir. Kesebelas, salawat. Kedua belas, salam. Ketiga

belas, tertib

i. Penggolongan Sembahyang

Orang-orang yang melakukan sembahyang dapat dibagi menjadi

tiga macam. Hal tersebut tercantum dalam kutipan berikut.

Page 150: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

“Maka adalah musyāhadah-nya / tatkala itu segala masiwa

`l -Lah ini fana ia, / hanya Haq Taala jua yang baqā seperti firman

Allah / Taala “Kullu syai‟in hālikun illā wajhah”. Tiap-tiap /

binasa melainkan zat-Nya yang adanya. Demikianlah takbira / tu

`l-ihrām orang yang muntahi.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 19).

“Dan jikalau ada ia / daripada orang yang mutawasith,

takbirnya Allah, takbirnya / akbar “Allahu Akbar” hadir, dan hadir

di sini nyatalah / fana-Nya, af„al kepada af„al Allah, dan sifat-Nya

/ kepada sifat Allah, zat-Nya kepada zat Allah. Maka / apabila

tataplah hapusnya seperti keadaan // hapus bulan dan bintang itu

sebab ter / bit matahari, maka tiada terbilang cahaya keduanya / itu

melainkan yang terbilang cahayanya matahari / jua. Maka

dihukumkan pandangnya yang demikian itu / pandang mutawasith

namanya.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 19–20).

“Dan jikalau ia / daripada orang yang mubtadi maka

muqāranah-nya / Allahu Akbar atau sembahyang fardu zuhur atau

la / innya. Maka apabila selesailah si-mushali itu daripada /

takbiratu `l-ihrām, kemudian muqāranah maka hendaklah / ia

kembali akan pandang kepada mu„ayyanah serta / muntahi yang di

bawahi hingga sampailah kepada Islam. /” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm.

20).

Bapak Ahmad Dahlan menjelaskan penggolongan orang yang

melakukan sembahyang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu golongan

orang muntahi sebagai golongan orang yang sudah sangat mengenal

Allah, golongan orang mutawasith. adalah golongan orang yang dianggap

menengah dalam mengenal Allah, dan golongan orang mubtadi adalah

orang yang baru memulai mengenal Allah.

Ustad Novel menguraikan tiga macam orang sembahyang

berdasarkan takbiratul ihramnya. Golongan orang muntahi merupakan

golongan orang yang sudah sangat mengenal Allah, yang telah suci roh

dan hatinya dari maksiat lahir dan batin. Sembahyang golongan ini

dilakukan atas dasar keyakinannya bahwa semua yang ada akan musnah

kecuali Allah. Pada setiap takbira tu `l-ihrām-nya mengandung

Page 151: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

pamaknaan berserah diri karena melihat pada dirinya sebagai golongan

daif, fakir, hina dan lemah.

Golongan orang mutawasith adalah golongan orang-orang yang

dianggap menengah dalam mempelajari pengenalannya kepada Allah.

Sembahyang golongan ini adalah berusaha menyempurnakan perintah

Allah. Pada saat sembahyang, hatinya berserah kepada Allah karena

merasa dirinya rendah daripada Allah, ibarat seperti cahaya bulan dan

bintang yang tidak secemerlang cahaya matahari.

Terakhir adalah golongan orang mubtadi sebagai orang-orang

yang baru memulai atau baru dalam taraf awal. Sembahyang menurut

golongan ini dilakukan semata-mata hanya untuk menutupkan fitnah

dunia, sekadar mengetahui akan segala rukun-rukun, waktu, bersuci, dan

mengetahui wajib dan sunat. Sembahyang golongan ini dilakukan dengan

tujuan hanya untuk mendapat pahala.

Bapak Agus Himawan berpendapat bahwa orang yang

sembahyang itu dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu jenis orang

muntahi, mutawasith, dan mubtadi. Orang yang termasuk jenis muntahi

adalah orang-orang yang sudah mencapai puncak atau tataran tertinggi

mengenal Allah. Orang yang temasuk mutawasith adalah orang yang

berada di tengah-tengah yang masih berusaha untuk mengenal Allah.

Orang mubtadi adalah jenis orang yang baru memulai untuk mengenal

Allah.

Page 152: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

j. Rupa (Kenampakan) Sembahyang

Sembahyang adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan gerakan-

gerakan tertentu. Dari gerakan-gerakan tersebut, ada beberapa gerakan

yang menyerupai huruf-huruf Arab. Hal tersebut tercantum dalam kutipan

berikut.

“Ketahui olehmu bahwa[sa]nya sembahyang itulah yang di //

namai maqām Muhammad karena rupa sembahyang misal / rupa

“Ahmad”. Dan yang sembahyang itu rupa “Muhammad”. / Yakni

inilah rupanya tatkala berdiri itu rupa / “alif” atau dan tatkala

rukuk itu rupa “ha”. <Dan / tatkala sujud itu rupa «hu»ruf

“mim”> Dan tatkala / sujud itu rupa huruf “mim” . Dan tatkala

duduk / itu rupa huruf “dal”. Dan kepalanya si-mushali itu berupa

/ huruf “ha”. Dan pusatnya itu berupa dengan huruf “mim”. / Dan

kedua kakinya berupa huruf “dal”. Dan inilah sembahyang / pada

orang yang menjalani jalan batin yang sempurna. / Ibadah

demikianlah seperti kata yang tersebut bayān-nya / yang dahulu

itu.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 24–25).

Bapak Ahmad Dahlan dan Bapak Agus Himawan berpendapat

bahwa gerakan-gerakan dalam sembahyang apabila diperhatikan

menyerupai bentuk-bentuk huruf Arab. Berdiri ketika sembahyang adalah

berdiri menghadap kiblat tampak seperti huruf “alif”, rukuk tampak

seperti huruf “ha”, sujud menyerupai huruf “mim”, dan ketika duduk

menyerupai huruf “dal”.

Ustad Novel menguraikan bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan

ketika sembahyang, dimaknai untuk mengingatkan kita tentang kematian

dan perjalanan melalui berbagai tahap kehidupan sebagai makhluk Allah.

Posisi gerakan pelaku sembahyang diartikan sebagai simbol hubungan

dengan Allah Swt. Pada teks tersebut, rupa sembahyang diibaratkan

seperti rupa “Ahmad”. Penguraiannya adalah sebagai berikut.

Page 153: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Berdiri ketika sembahyang adalah berdiri menghadap kiblat

tampak seperti huruf “alif”. Berdiri dalam sembahyang merupakan posisi

yang menyatakan keberadaan dan kekuatan. Posisi rukuk tampak seperti

huruf “ha”, yakni membungkukkan badan, serta kedua tangannya

memegang lutut, antara punggung dan kepala ditekankan supaya rata.

Rukuk pada saat sembahyang diartikan sebagai bentuk kepasrahan dan

penghambaan kepada Allah Swt. Posisi sujud serupa huruf “mim” adalah

meletakkan dahi dan hidung di atas tempat sembahyang setelah kedua

telapak tangan, lutut, serta ujung jari-jari kaki. Sujud dimaknai sebagai

pengabdian dan penghambaan di hadapan Allah. Pelaku sembahyang

merasa keberadaan dirinya paling rendah di hadapan Allah Swt.,

sedangkan posisi duduk ketika salat seperti huruf “dal” merupakan

wujud ketundukan jiwa dan kepasrahan kepada Allah Swt.

k. Waktu-waktu Sembahyang

Persoalan waktu-waktu sembayang tercantum dalam kutipan

berikut.

“Soal waktu lima itu dari mana keluarnya?

Jawab: Ketahui olehmu bahwasanya waktu zhuhur itu / keluar

daripada dada Nabi Allah shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam // otak

nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam. / Dan waktu asar itu dan

magrib keluar daripada / dada nabi Allah shallā `l-Lāhu „alaihi wa

sallam. Dan / waktu isya itu keluar daripada «a»nggota nabi Allah /

shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam. Dan waktu subuh itu / keluar

daripada ubun-ubun nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa sallam. /”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 25–26).

Berdasarkan kutipan tersebut, baik Bapak Ahmad Dahlan, Ustad

Novel, atau pun Bapak Agus Himawan tidak dapat menafsirkan apa yang

Page 154: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

dimaksud pengarang mengenai waktu-waktu sembahyang, seperti yang

terdapat pada kutipan tersebut.

2. Ma’rifatu `l-Lāh

Kata makrifat berasal dari bahasa Arab „ma‟rifah‟ yang secara

etimologi berarti pengetahuan atau pengenalan (Asmaran As., 2002:104).

Makrifat juga dapat dihubungkan dengan kata Arab ma‟rifatun yang berarti

„pengetahuan‟, „pengenalan‟. Arif artinya „orang yang mengetahui‟, „yang

mengenal‟ (Marbawy, 1935:17 dalam Istadiyantha, 2002:403).

Makrifat dalam konsep tasawuf diartikan sebagai pengenalan tentang

kemahabesaran Tuhan dengan penghayatan batin melalui kesungguhan dalam

peribadatan (Istadiyantha, 2002:403). Makrifat juga diartikan sebagai

pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati (kalbu). Pengetahuan tersebut

sedemikian lengkap dan jelas, sehingga jiwa merasa satu dengan yang

diketahuinya itu (Asmaran As, 2002:104).

Dalam ilmu tasawuf dikenal istilah ma‟rifatu`l-Lāh yang artinya

mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Menurut Ibn Ataillah (dalam

Asmaran As, 2002:105), ma‟rifatu`l-Lāh adalah melihat Allah dengan

pandangan mata hati, dengan pandangan batin, bukan dengan pandangan mata

kepala.

Pembahasan mengenai Ma‟rifatu `l-Lāh, terdapat dalam teks Asrāru

`sh-Shalāt adalah sebagai berikut.

Page 155: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

a. Ibadah-ibadah dalam Tataran Syariat, Tarekat, dan Hakikat

1) Taharah

“Adapun (tara) / taharah itu tiga perkara. Pertama taharah syariat.

Kedua taharah tarekat. Ketiga taharah hakikat. / Dan sembahyang

pun demikian dan puasa [pun] demikian // dan zakat pun demikian

dan haji pun demikian / jua.

Adapun taharah syariat itu yaitu menyucikan / najis dan hadas

asghar dan hadas akbar itu / dengan air atau dengan tanah. Dan

taharah tarekat / menyucikan batinnya daripada «dendam»lah dan

khianat / dan munafik dan mengadu akan samanya Islam. / Dan

taharah hakikat itu yaitu menyucikan rahayunya / daripada yang

lain daripada Allah Taala dalam hatinya. /” (Asrāru `sh-Shalāt,

hlm. 26–27).

Bapak Ahmad Dahlan menjelaskan mengenai taharah pada

kutipan tersebut. Taharah dibagi menjadi tiga macam, yaitu taharah

menurut syariat, tarekat, dan hakikat. Taharah adalah bersuci atau

membersihkan diri. Berdasarkan teks Asrāru `sh-Shalāt, taharah

secara syariat adalah dengan menyucikan najis, hadas kecil, dan hadas

besar dengan menggunakan air atau tanah. Taharah tarekat dilakukan

dengan membersihkan hati dari sifat-sifat tercela. Taharah tarekat

diartikan sebagai menyucikan batin. Pada jenis taharah ketiga, yakni

taharah hakikat, beliau tidak dapat menjelaskan karena kurang paham.

Ustad Novel menguraikan permasalahan taharah sebagai

berikut. Taharah secara syariat adalah dengan menyucikan najis, hadas

kecil, dan hadas besar dengan menggunakan air atau tanah. Taharah

syariat itu merujuk pada kebersihan lahir (badan). Taharah zahir

mempunyai waktu tertentu setiap satu hari satu malam. Taharah

tarekat dilakukan dengan membersihkan hati dari sifat-sifat tercela.

Taharah tarekat diartikan sebagai menyucikan batin yaitu mensucikan

Page 156: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

diri dari sifat sombong, dendam, mengumpat, mengadu-ngadu, dan

bohong atau dosa badan. Wudu tarekat (batin) adalah bersuci dengan

taubat yang ikhlas dan memperbaharui kembali kepada Allah dengan

menyesali semua dosa-dosa tadi langsung dari sumber batinnya.

Taharah batin waktunya tidak terbatas (seumur hidup). Taharah

hakikat dilakukan dengan membersihkan ketentraman hatinya dari

mengeduakan Allah. Taharah hakikat merujuk pada keadaan untuk

mencapai keyakinan hatinya, bahwa hanya Allah semata yang wajib

disembah.

Bapak Agus Himawan menjelaskan bahwa taharah syariat

adalah menyucikan lahiriah (badan) sesuai dengan hukum-hukum.

Taharah tarekat adalah menyucikan batin, yakni membersihkan dari

sifat-sifat tercela. Taharah hakikat adalah sudah mengambil hikmah

bahwa baik secara lahiriah dan batiniah telah bersih dari segala

sesuatu selain Allah Swt.

2) Syahadat

Syahadat juga dibahas dengan membaginya ke dalam tiga

tataran, seperti pada kutipan berikut.

“Adapun syahadat itu tiga perkara. Pertama syahada[t] / syariat.

Kedua syahadat tarekat. Ketiga syahadat / hakikat.

Maka yang syahadat syariat itu yaitu / meninggikan ketuanan pada

makhluk. Dan syahadat / tarekat itu yaitu meninggikan ketuhanan

dirinya / diteguhkan a.n.k.r.h Tuhannya. Dan syahadat // hakikat itu

yaitu dikaram dirinya kepada Haq / Taala pada tiap-tiap jalalnya.”

/” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 27–28).

Bapak Ahmad Dahlan tidak dapat menguraikan maksud dari

kutipan tersebut. Ustad Novel menjelaskan bahwa syahadat secara

Page 157: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

syariat adalah meninggikan ketuanan pada makhluk, yaitu meikrarkan

kalimat syahadat dengan ucapan. Syahadat tarekat dilakukan dengan

meyakini dalam hati kalimat syahadat. Syahadat hakikat adalah

keadaan di mana hati betul-betul yakin bahwa hanya tidak ada Tuhan

selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.

Bapak Agus Himawan berpendapat bahwa syahadat syariat

adalah sebatas ucapan atau ikrar kalimat syahadat. Syahadat tarekat

berarti bahwa Allah sudah menyambut ketuhanan kita. Syahadat

hakikat, yakni dalam diri kita yang ada hanya keagungan Allah.

3) Sembahyang

Sembahyang diuraikan dalam tiga hal seperti pada kutipan

berikut.

“Adapun sembahyang itu / tiga perkara. Pertama sembahyang

syariat. [Kedua sembahyang tarekat]. Ketiga sembahyang /

hahikat.

Maka sembahyang syariat itu yaitu ketahui / segala fardu dan sunat

dalam sembahyang serta mengerja / kan dia. Dan sembahyang

tarekat itu memelihara akan / hadirat Tuhan, yakni hukumnya,

amarnya, dan nahi / seperti sabda nabi shallā `l-Lāhu „alaihi wa

sallam “ --- / „ani `l-jawari li `sh-shalāti”. Berdiam perbuatan

yang haram / itu seperti sembahyang jua. Dan sembahyang hakikat

/ itu yaitu meninggikan dirinya kepada Haq Taala dalam /

murāqabah dan musyāhadah-nya dan muqābalah dengan / Dia.”

(Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 28).

Berdasarkan kutipan teks tersebut, Bapak Ahmad Dahlan dan

Bapak Agus Himawan menjelaskan bahwa sembahyang secara syariat

adalah sembahyang secara lahir, yaitu sembahyang fardu dan sunat

pada umumnya, yang ketentuannya sudah terdapat dalam hukum-

hukumnya. Sembahyang tarekat dilakukan dengan meyakini bahwa

Page 158: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Allah senantiasa berada dalam setiap melakukan perbuatan yang

disuruh dan dilarang. Pada sembahyang hakikat Bapak Ahmad Dahlan

tidak begitu paham, sehingga tidak dapat menafsirkan kutipan

tersebut, sedangkan Bapak Agus Himawan berpendapat bahwa

sembahyang hakikat adalah keadaan telah mengetahui Allah melalui

pendekatan, penyaksian, dan penghadapan.

Ustad Novel memberi penjelasan mengenai sembahyang

sesuai kutipan tersebut, seperti berikut. Sembahyang secara syariat

adalah sembahyang secara lahir, yaitu sembahyang fardu dan sunat

pada umumnya sesuai dengan hukum-hukum (ilmu syariat).

Sembahyang syariat adalah salat seluruh badan yang zahir dengan

gerakan tubuh. Sembahyang syariat mempunyai waktu tertentu di

dalam suatu hari satu malam lima kali. Sunatnya sembahyang syariat

dilakukan di masjid dengan berjamaah sama-sama menghadap ka‟bah

dan mengikuti Imam, tanpa riya‟ dan sum„ah. Sembahyang tarekat

dilakukan dengan meyakini bahwa Allah senantiasa berada dalam

setiap melakukan perbuatan yang disuruh dan dilarang. Sembahyang

tarekat dapat dikatakan sebagai sembahyang hati selama-lamanya, di

mana masjidnya adalah hati. Berjamaahnya ialah terpadunya kesucian

batin dengan selalu memperdengarkan tauhid dengan lisan batin,

imamnya adalah rasa rindu di dalam hati untuk sampai kepada Allah,

kiblatnya adalah hadirat Allah yang maha tunggal dan keindahan

ketuhanan. Sembahyang hati dilakukan dengan hidupnya hati tanpa

suara, berdiri dan duduk. Kita selalu berhadapan dengan Allah dan

Page 159: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

senantiasa siaga dengan ucapan: “kepada-Mu kami beribadah dan

kepada-Mu kami memohon pertolongan, dan mengikuti Nabi

Muhammad saw. Saembahyang hakikat diartikan sebagai keadaan

telah mencapai pendekatan, penyaksian, dan penghadapan dengan

Allah Swt.

4) Puasa

Puasa dalam tataran syariat, tarekat, dan hakikat terdapat pada

kutipan berikut.

“Dan adapun puasa itu tiga perkara. / Pertama puasa syariat. Kedua

puasa tarekat. // Ketiga puasa hakikat.

Maka puasa syariat / itu meninggalkan dirinya daripada makan dan

minum dan / jimak. Dan puasa tarekat itu meningal meninggalkan /

daripada loba dan tamak dan «dendam»lah dan khia / nat akan

samanya Islam. Dan puasa hakikat / itu yaitu meninggalkan dirinya

daripada lain daripada / Allah Taala serta menyeungulkan Dia dan

menghayat Dia. /” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 28–29).

Berdasarkan kutipan tersebut, Bapak Ahmad Dahlan dan

Bapak Agus Himawan mengartikan puasa secara syariat adalah tidak

makan dan minum. Puasa syariat mengacu pada puasa secara lahir

(badan). Puasa tarekat merujuk pada puasa batin yang dilakukan

menghilangkan sifat-sifat jelek dalam hati. Puasa hakikat tidak dapat

dijelaskan oleh Bapak Ahmad Dahlan, sedangkan Bapak Agus

Himawan mengartikan puasa hakikat sebagai keadaan telah

meninggalkan penghambaan kepada yang lain seperti kesenangan

duniawi dan hanya menghambakan diri kepada Allah.

Ustad Novel menguraikan puasa pada kutipan tersebut sebagai

berikut. Puasa secara syariat adalah tidak makan dan minum. Puasa

Page 160: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

syariat mengacu pada puasa secara lahir (badan). Puasa syariat

mempunyai waktu tertentu atau di batasi oleh waktu. Kebahagiaan

puasa menurut syariat adalah kebagahiaan ketika berbuka dengan

memakan makanan di waktu magrib. Rukyat menurut syariat adalah

melihat bulan di malam lebaran pertanda selesainya tugas puasa

ramadan.

Puasa tarekat merujuk pada puasa batin, yakni menahan

seluruh anggota tubuh dari segala perbuatan yang diharamkan dan

dilarang, serta menjauhi sifat-sifat tercela, seperti ujub dan sebagainya

secara lahir dan batin pada waktu siang maupun malam. Bila

melakukan hal tadi maka batallah puasa tarekatnya. Puasa tarekat

tidak di batasi waktu (seumur hidup). Kebahagiaan puasa menurut

tarekat ialah kebahagiaan yang pertama ketika masuk surga menikmati

kenikmatan surga. Rukyat menurut tarekat adalah melihat Allah pada

hari kiamat dengan pandangan. Puasa hakikat adalah keadaan telah

meninggalkan penghambaan kepada yang lain seperti kesenangan

duniawi dan hanya menghambakan diri kepada Allah.

5) Zakat

Zakat diuraikan dengan tiga tataran, yakni syariat, tarekat, dan

hakikat, seperti tercantum pada kutipan berikut.

“Dan adapun zakat itu tiga perkara. Pertama / zakat syariat. Kedua

zakat tarekat. Ketiga / zakat hakikat.

Maka zakat syariat itu yaitu / mengeluarkan yang difardukan Allah

daripada arta-nya yang kemudian / daripada sampai nisabnya atau

haulnya. Dan zakat / tarekat meneguhkan janji daripada Tuhannya

itu. Dan zakat hakikat itu (ma) mengeluarkan kekasihnya, // yakni

Page 161: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

fana fi `l-Lāha dan baqa bi `l-Lāha.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 29–

30).

Bapak Ahmad Dahlan dan Bapak Agus Himawan berpendapat

bahwa zakat syariat adalah mengeluarkan sebagian harta seperti

ketentuan agama. Zakat tarekat dilakukan dengan meneguhkan janji

bahwa Allah semata yang disembah. Zakat hakikat tidak dapat

dijelaskan oleh Bapak Ahmad Dahlan, sedangkan menurut Bapak

Agus Himawan, zakat hakikat adalah keadaan telah mencapai

kecintaan kepada Allah hingga merasa diri fana dan kekal bersama

Allah.

Ustad Novel berpendapat bahwa zakat syariat adalah

seseorang memberikan hasil usahanya yang telah ditentukan dan pada

waktu tertentu pula setiap tahun dengan nisab yang telah ditentukan.

Zakat tarekat adalah meneguhkan janji kepada Allah dengan

memberikan hasil usaha pendalaman hal-hal mengenai akhirat dan

Allah kepada orang fakir agama dan miskin akhirat. Zakat hakikat

adalah kondisi merasa diri ini lebur (fana) dan bersatu (kekal) bersama

Allah.

6) Haji

Pembahasan ibadah terakhir yang dibahas dalam tataran

syariat, tarekat, dan hakikat adalah haji, seperti pada kutipan berikut.

“Dan adapun haji / itu yaitu tiga perkara. Pertama haji syariat.

Kedua / haji tarekat. Ketiga haji hakikat.

Maka haji syariat / itu pergi ia mengujuki tempat yang mulia,

yakni ka‟bah / Allah. Dan haji tarekat itu yaitu menilik maqām

Page 162: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

ihram / serta ikhlas. Dan haji hakikat itu yaitu menilik / kepada

maqām zat jati serta meminum dia.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 30).

Bapak Ahmad Dahlan dan Bapak Agus Himawan berpendapat,

haji syariat yaitu mengunjungi ka‟bah dengan melakukan rukun-rukun

haji sesuai dengan ketentuan agama. Haji tarekat yaitu melihat segala

sesuatu dengan jernih dan ikhlas, tanpa ada buruk sangka di dalam

hati. Haji hakikat tidak dapat diuraikan oleh Bapak Ahmad Dahlan,

sedangkan menurut Bapak Agus Himawan, haji hakikat, yaitu keadaan

melihat kedudukan Allah sebagai zat yang paling sejati.

b. Syariat, Tarekat, Hakikat, dan Makrifat

Pada teks Asrāru `sh-Shalāt perihal syariat, tarekat, hakikat, dan

makrifat diuraikan sebagai berikut.

“Syahdan / syariat itu perbuatan Islam maqām pada tubuh. / Dan

tarekat itu perbuatan iman dan maqām pada <ha> / hati. Dan

hakikat itu perbuatan tauhid dan maqām-nya / pada ruh. Dan

mu(„a)raqābah itu pertuannya makrifat dan / maqām-nya pada sirr.

Adapun Islam pada kita ini ilmu / pada Allah. <Dan> Dan iman

pada kita yakni ta„ayyun pada Allah. Dan / tauhid pada kita ini

rahasia pada Allah Taala. <Dan> // Dan makrifat pada kita ini nur

pada Allah Taala.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 30–31).

Pada pembahasan ini, Bapak Ahmad Dahlan tidak dapat

menafsirkan karena ketidakpahaman. Ustad Novel menjelaskan bahwa

kutipan tersebut merupakan komponen-komponen (alat-alat) untuk

mengenal Allah. Alat tersebut terdiri dar empat macam, yakni tubuh, hati,

ruh, dan sirr. Tubuh adalah komponen utnuk melakukan perbuatan

ibadah-ibadah dalam Islam. Hati itu komponen untuk meyakini Allah

Page 163: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Swt. Ruh itu komponen untuk mencapai hakikat. Sirr (nurani) untuk

mengenal Allah lebih dekat.

Menurut Bapak Agus Himawan, kutipan tersebut menerangkan

mengenai syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Syariat menyatakan

perbuatan Islam yang kedudukannya pada tubuh. Dapat dicontohkan,

orang yang tubuhnya melakukan gerakan-gerakan salat berarti dia Islam.

Meskipun demikian perbuatan iman dalam hati tidak dapat diketahui.

Seseorang yang melakukan sembahyang belum tentu dalam hatinya

beriman. Hal itu juga berlaku pada ruh yang tidak dapat diketahui

keadaannya apakah mengesakan Allah dan sirr-nya dapat mengenal

Allah.

“Soal apa / faedah Islam dan iman dan tauhid <dan> / dan

makrifat?

Jawab: Adapun faedah Islam (dan) / itu akan memasukkan ke

dalam syariat. Dan faedah iman / itu akan rukyatu `l-Lah Taala.

Dan tauhid itu muntahī / yang „inabah Allah. Dan faedah makrifat

itu akan mengenal / antara qadim dan muhadist-nya tiadalah ia

jadi bertukar-tukar / dan bersamaan antara keduanya itu.” (Asrāru

`sh-Shalāt, hlm. 31).

Kutipan tersebut hanya dijelaskan oleh ustad Novel, yakni bahwa

Islam merupakan ilmu untuk mengenal Allah. Iman berarti menerapkan

(mengamalkan) ilmu tersebut secara terus-menerus. Tauhid adalah

puncak dari pengamalan ilmu-ilmu tersebut, sehingga benar-benar

mengenal Allah sebagai zat yang terdahulu dan yang lain adalah yang

kemudian, di mana keduanya tidak mungkin bertukar-tukar.

“Soal // tubuh itu kenyataan apa? Dan hati itu kenyataan apa? Dan /

ruh kenyataan apa? Dan sirr itu kenyataan apa?

Jawab: / Adapun tubuh itu menyatakan af„al Allah. Dan / hati itu

menyatakan asma Allah. Dan ruh / menyatakan sifat Allah. Dan

sirr itu menyatakan zat / Allah.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 32).

Page 164: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Pada kutipan tersebut, Bapak Ahmad Dahlan dan bapak Agus

Himawan tidak dapat memberikan penjelasan, sedangkan ustad Novel

menjelaskan bahwa kenyataan diartikan sebagai tempat perwujudan.

Maka tubuh itu tempat perwujudan af„al Allah, hati itu perwujudan asma

Allah, ruh itu tempat perwujudan sifat Allah, dan sirr adalah tempat

perwujudan zat Allah.

“Soal apa sebab Allah Taala menjadikan insan? /

Jawab: Karena Allah hendak menyatakan qadim dan / muhadist-

nya, dan lagi Allah Taala hendak menyempurnakan / sifat rahman

dan sifat rahim-Nya kepada insan. /” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 32).

Berdasarkan kutipan tersebut, ketiga pembaca memberi pengertian

yang sama, yakni Allah menciptakan manusia adalah untuk menunjukkan

bahwa Dia-lah yang pertama (zat awal). Hal tersebut sama dengan bahwa

Allah itu terdahulu dan berdiri dengan sendiri-Nya, sedangkan manusia

dan lainnya adalah yang berikutnya dan adanya manusia itu karena kuasa

Allah Swt.

“Soal apa makanan tubuh? Dan apa makanan hati? / Dan apa

makanan ruh? Dan makanan sirr?

Jawab: / Adapun makanan tubuh yaitu makanan dan minu /

mannya sekalian jasmani, maka diperolehlah ialah nikmat tu / buh

dengan dia dan zikirnya “lā malika illā „l-Lāh”. Tiada Tuhan //

yang disembah sebenar-benarnya hanya Allah. Dan makanan / hati

itu yaitu hadir dan akan Tuhannya, maka berolehlah nikmat hati itu

dengan dia zikirnya / “lā ilāha illā `l-Lāh”. Hanya Allah jua yang

maujud. <Dan> / Dan maka«nan» ruh itu yaitu makanan nurani /

dan pun dan minumannya pun (r) nurani, / yaitu mengucap tasbih

dan tahlil, maka diperoleh / nikmat ruh itu dengan dia dan zikirnya

“Allāh Allāh” / yang yakni Allah yang hakikat. Dan makanan sirr

itu / yaitu senantiasa dimeri akan pada musyāhadah / dan

muraqābah kepada zat jati maka putuslah ia / dengan Dia, dan

zikirnya “hūwa hūwa” yakni [Ia] jua / zat mutlak dan Ia jua zat

hakikat dan / Ia jua zat Allah.” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 32–33).

Page 165: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Kutipan tersebut hanya diartikan oleh Bapak Agus Himawan dan

ustad Novel karena Bapak Ahmad Dahlan tidak memahami kutipan

tersebut. Kutipan tersebut diartikan bahwa masing-masing bagian tubuh,

hati, ruh, dan sirr. Anggota tubuh memerlukan makanan dan minuman.

Hati memerlukan kehadiran Tuhan. Ruh membaca perlu tasbih dan tahlih

untuk memperoleh hakikat Allah. Sirr membutuhkan pengenalan dan

pendektakan kepada Allah dengan berusaha menyaksikan dan

mendekatkan diri kepada Allah.

“Soal mana dinamai ter«pan»dang kita / kepada Haq Taala? Dan

gaib kita daripadanya musyā / hadah kita <kepada-Nya di hadir

kita dengan Dia, Dan / sampai kita kepada-Nya> di hadir kita

dengan Dia. Dan / sampai kita kepada-Nya itu?

Jawab: Adapun jadi ter / «pan»dang kita ini kepada Haq Taala

karena kita pandang / semata akan wujud Allah, zat Allah, dan sifat

Allah, / dan asma Allah. Dan gaib kita akan Haq Taala ini / karena

membesarkan hawa nafsu dan dunia. Dan / dari mana gaib kita dan

dari mana hadir kita gaib / kita akan Dia dan hadir kita dengan Haq

Taala ini, / telah gaiblah daripada musyāhadah empat perkara //

washil kita kepada Haq Taala ini fanalah Ia daripada / papa dan

hina dan daif dan lemah dan bebal / pada pandangannya itu. Ia jua

yang kaya dan Ia yang / jadi barang yang dikehendak daripada

suatu dengan dikatanya dengan / lidahnya “La haula wa la

quwwata illā bi `l-Lāh „aliyu `l-„adzim” ini / inilah alamat orang

yang waasil berjalan kepada jalan / ahlu „l-Lāh yang dinamai sufi

dan awliya‟ Allah Taala. /” (Asrāru `sh-Shalāt, hlm. 35–36).

Bapak Agus Himawan dan ustad Novel mengartikan kutipan

tersebut sebagai kesempurnaan manusia di hadapan Allah. Manusia akan

dipandang oleh Allah karena manusia senantiasa mendekatkan diri kepada

Allah. Dengan mendekatkan diri, maka manusia benar-benar akan

mengenal Allah. Sebaliknya, manusia yang senantiasa membesarkan

hawa nafsu dan kesenangan dunia akan jauh dari Allah. Manusia yang

Page 166: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

membesarkan hawa nafsu tidak akan mencapai makrifat, yaitu

penyaksiannya akan Allah itu lenyap dikarenakan Allah terkalahkan dari

harta karena manusia takut miskin dan takut lemah. Padahal

sesungguhnya hanya Allah yang kaya dan yang dikehendaki untuk

mencapai ketentraman hidup.

Tanggapan-tanggapan pembaca didasarkan pada pemahaman pembaca

ketika melakukan proses pembacaan. Bentuk tanggapan pembaca dapat berbentuk

dalam berbagai macam, seperti teks Asrāru `sh-Shalāt yang ditanggapi dengan

menafsirkan satu persatu ulasan yang tertulis dalam teks tersebut. Masing-masing

pembaca memiliki gudang pengalaman yang berbeda-beda. Selain itu pembaca

juga merupakan anggota dari kumpulan masyarakat yang dalam kelompoknyya

memiliki konvensi masing-masing. Hal tersebut menyebabkan perbedaan

penafsiran. Akan tetapi dari penafsiran yang berbeda-beda tersebut tidak ada

penafsiran yang salah.

Penafsiran yang dilakukan pada teks Asrāru `sh-Shalāt terdapat persamaan

dan perbedaan. Persamaan pendapat banyak ditemukan pada penafsiran mengenai

sembahyang.

1. Kedudukan sembahyang sebagai perintah Allah adalah ibadah manusia kepada

Allah. Jika sembahyang seseorang itu tidak dilakukan dengan baik, hanya

sebatas melakukan tanpa adanya niat ibadah mengagungkan Allah, maka

ibadah-ibadah lain tidak diterima oleh Allah.

Page 167: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

2. Sejarah pelaksanaan sembahyang, yakni mengenai sembahyang lima waktu

merupakan penggabungan dari sembahyang-sembayang yang dilakukan oleh

nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad saw.

3. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperoleh hakikat sembahyang, yakni

dengan mengetahui ilmunya, memiliki perasaan malu dan takut kepada Allah.

4. Pembahasan mengenai rukun-rukun sembahyang yang terdiri dari tiga belas

urutan.

5. Penjelasan mengenai golongan orang sembahyang yang dibedakan menjadi

tiga golongan, yakni golongan muntahi, mutawasith, dan mubtadi.

6. Perihal uraian ma‟rifatu `l-Lāh yang berkaitan dengan taharah, syahadat,

sembahyang, puasa, zakat, dan haji yang dibahas berdasarkan syariat, tarekat,

dan hakikat.

7. Persoalan Allah menjadikan insan, yakni yakni Allah menciptakan manusia

adalah untuk menunjukkan bahwa Dia-lah yang pertama (zat awal). Hal

tersebut sama dengan bahwa Allah itu terdahulu dan berdiri dengan sendiri-

Nya, sedangkan manusia dan lainnya adalah yang berikutnya dan adanya

manusia itu karena kuasa Allah Swt.

Perbedaan penafsiran oleh pembaca ditemukan pada pembahasan berikut.

1. Alasan difardukan sembahyang yang berkaitan dengan Nur Muhammad.

Bapak Ahmad Dahlan menafsirkan bahwa sebab difardukan sembahyang lima

waktu berkaitan dengan penciptaan manusia. Berdasarkan naskah,

diterangkan mengenai perjanjian ruh dengan Allah Swt. Sebelum ruh

dimasukkan dalam jasad. Pada dasarnya semua manusia itu beragama Islam,

yakni ketika masih dalam alam ruh, manusia mengakui bahwa hanya Allah

Page 168: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Swt. Ustad Novel menguraikan bahwa nur Muhammad yang menjawab

pertama kali ketika Allah bertanya siapa Tuhan mereka. Bapak Agus

Himawan menjelaskan bahwa nur Muhammad bersujud kepada Allah. oleh

karena itu, sebagai makhluk yang berasal dari nur Muhammad, sudah

seharusnya kita juga bersujud kepada Allah.

2. Rupa (penampakan) ketika sembahyang yang ditafsirkan oleh Bapah Ahmad

Dahlan dan Bapak Agus Himawan, bahwa rupa orang sembahyang itu hanya

memiliki kemiripan dengan huruf-huruf Arab. Menurut Ustad Novel, selain

bentuknya mirip dengan huruf-huruf Arab, sesungguhnya ada maksud tertentu

dari setiap bentuk-bentuk huruf tersebut.

Selain persamaan dan perbedaan, dapat disimpulkan pula bahwa pembaca

kesulitan dalam penafsirkan teks secara utuh karena kurangnya pemahaman

pembaca dengan pembahasan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa

kutipan yang tidak bisa ditafsirkan, seperti berikut.

1. Jumlah rakaat dalam sembahyang hanya diuraikan sedikit oleh ustad Novel.

2. Waktu-waktu sembahyang yang tidak diketahui maksudnya oleh ketiga

pembaca.

3. Faedah faedah Islam, iman, tauhid, dan makrifat yang tidak dapat ditafsirkan

oleh Bapak Ahmad Dahlan.

4. Persoalan kenyataan tubuh, hati, ruh, dan sirr yang hanya ditafsirkan oleh

ustad Novel secara ringkas.

5. Persoalan makanan makanan tubuh, hati, ruh, dan sir yang hanya dijelaskan

oleh ustad Novel secara ringkas.

Page 169: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Secara keseluruhan, tanggapan ketiga pembaca setelah membaca teks

Asrāru `sh-Shalāt, yaitu menilai pengarang teks memiliki ilmu yang sangat luas.

dengan keluasan ilmunya berusaha mengajak pembaca menyadari bahwa salat

bukan sekedar ucapan lisan dan gerakan tubuh saja, akan tetapi di balik kalimat

dan gerakan tubuh tersebut terdapat makna yang luas. Secara syariat penulis

membahas mulai dari sejarah shalat hingga rukun-rukunnya. Teks tersebut sangat

bermakna dan berbobot, akan tetapi tidak semua orang dapat memahaminya. Teks

ditulis bukan untuk dikonsumsi semua orang. Teks tersebut hendaknya dikaji

bersama seorang guru yang mengerti ilmu syariat, tarekat dan hakikat, sehingga ia

dapat menjelaskan dengan tepat maksud dari pengarang.

Page 170: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan teks Asrāru `sh-Shalāt yang sudah diuraikan

dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan mengenai beberapa hal,

seperti berikut.

1. Teks Asrāru `sh-Shalāt merupakan teks tunggal. Metode yang paling sesuai

untuk mengadakan suntingan teks adalah dengan menggunakan metode

standar, yaitu menerbitkan suntingan teks dengan membetulkan kesalahan-

kesalahan yang terdapat dalam teks. Ejaan disesuaikan dengan ketentuan-

ketentuan yang berlaku. Setelah dilakukan kritik teks terhadap teks Asrāru

`sh-Shalāt, ditemukan kesalahan-kesalahan salin tulis seperti berikut.

a. 36 kesalahan berupa lakuna

b. 18 kesalahan berupa adisi

c. 20 kesalahan berupa dittografi

d. 27 kesalahan berupa subtitusi

e. 2 kesalahan berupa transposisi

f. 3 bacaan yang tidak terbaca

2. Teks Asrāru `sh-Shalāt adalah salah satu karya yang memiliki struktur.

Struktur teks Asrāru `sh-Shalāt merupakan struktur sastra kitab, yang terdiri

dari struktur penyajian, gaya penyajian, pusat penyajian, dan gaya penyajian.

Dilihat dari struktur penyajiannya, teks Asrāru `sh-Shalāt disusun secara

sistematis, meliputi pendahuluan, isi, dan penutup. Dilihat dari segi gaya

Page 171: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

penyajiannya, dalam teks Asrāru `sh-Shalāt banyak dijumpai bentuk

interlinier dengan penggunaan kalimat bahasa Arab yang diterjemahkan

kedalam bahasa Melayu, terutama pada dalil-dalil. Disamping itu, pusat

penyajian teks menggunakan metode orang ketiga atau author omniscient.

Dari segi gaya bahasa, teks Asrāru `sh-Shalat meliputi empat macam diksi,

yaitu: (1) kosa kata yang terdiri dari kosa kata Arab yang belum diserap ke

dalam bahasa Indonesia sebanyak 72 buah dan kosa kata Arab yang belum

diserap ke dalam bahasa Indonesia sebanyak 28 buah, (2) ungkapan ada 6

buah, (3) sintaksis yang terdapat dalam teks Asrāru `sh-Shalāt adalah

penggunaan kata “dan” sebagai kata tumpuan maupun sebagai kata

penghubung; kata “maka” yang berfungsi sebagai kata tumpuan; dan kata

“bagi” sebagai penunjuk kepunyaan, (4) sarana retorika yang terdiri dari gaya

penguraian, pengulangan, penguatan, dan pertentangan. Secara garis besar

teks Asrāru `sh-Shalāt membahas mengenai sembahyang dalam tataran sufi

dan uraian mengenai ma’rifatu `l-Lāh sebagai tujuan sufi.

3. Berdasarkan analisis resepsi terhadap teks Asrāru `sh-Shalāt, yakni melalui

tafsir teks, dapat diketahui resepsi pembaca yang sama dan berbeda karena

pengalaman, faktor latar belakang, dan pendidikan yang berbeda. Persamaan

pendapat banyak ditemukan pada penafsiran mengenai sembahyang.

a. Kedudukan sembahyang sebagai perintah Allah adalah ibadah manusia

kepada Allah. Jika sembahyang seseorang itu tidak dilakukan dengan

baik, hanya sebatas melakukan tanpa adanya niat ibadah mengagungkan

Allah, maka ibadah-ibadah lain tidak diterima oleh Allah.

Page 172: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

b. Sejarah pelaksanaan sembahyang, yakni mengenai sembahyang lima

waktu merupakan penggabungan dari sembahyang-sembayang yang

dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad saw.

c. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperoleh hakikat sembahyang,

yakni dengan mengetahui ilmunya, memiliki perasaan malu dan takut

kepada Allah.

d. Pembahasan mengenai rukun-rukun sembahyang yang terdiri dari tiga

belas urutan.

e. Penjelasan mengenai golongan orang sembahyang yang dibedakan

menjadi tiga golongan, yakni golongan muntahi, mutawasith, dan

mubtadi.

f. Perihal uraian ma’rifatu `l-Lāh yang berkaitan dengan taharah, syahadat,

sembahyang, puasa, zakat, dan haji yang dibahas berdasarkan syariat,

tarekat, dan hakikat.

g. Persoalan Allah menjadikan insan, yakni yakni Allah menciptakan

manusia adalah untuk menunjukkan bahwa Dia-lah yang pertama (zat

awal). Hal tersebut sama dengan bahwa Allah itu terdahulu dan berdiri

dengan sendiri-Nya, sedangkan manusia dan lainnya adalah yang

berikutnya dan adanya manusia itu karena kuasa Allah Swt.

Perbedaan penafsiran oleh pembaca ditemukan pada pembahasan berikut.

a. Alasan difardukan sembahyang yang berkaitan dengan Nur Muhammad.

Bapak Ahmad Dahlan menafsirkan bahwa sebab difardukan sembahyang

lima waktu berkaitan dengan penciptaan manusia. Berdasarkan naskah,

diterangkan mengenai perjanjian ruh dengan Allah Swt. Sebelum ruh

Page 173: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

dimasukkan dalam jasad. Pada dasarnya semua manusia itu beragama

Islam, yakni ketika masih dalam alam ruh, manusia mengakui bahwa

hanya Allah Swt. Ustad Novel menguraikan bahwa nur Muhammad yang

menjawab pertama kali ketika Allah bertanya siapa Tuhan mereka.

Bapak Agus Himawan menjelaskan bahwa nur Muhammad bersujud

kepada Allah. oleh karena itu, sebagai makhluk yang berasal dari nur

Muhammad, sudah seharusnya kita juga bersujud kepada Allah.

b. Rupa (penampakan) ketika sembahyang yang ditafsirkan oleh Bapah

Ahmad Dahlan dan Bapak Agus Himawan, bahwa rupa orang

sembahyang itu hanya memiliki kemiripan dengan huruf-huruf Arab.

Menurut Ustad Novel, selain bentuknya mirip dengan huruf-huruf Arab,

sesungguhnya ada maksud tertentu dari setiap bentuk-bentuk huruf

tersebut.

Selain persamaan dan perbedaan, dapat disimpulkan pula bahwa

pembaca kesulitan dalam penafsirkan teks secara utuh karena kurangnya

pemahaman pembaca dengan pembahasan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat

dari beberapa kutipan yang tidak bisa ditafsirkan, seperti berikut.

a. Jumlah rakaat dalam sembahyang hanya diuraikan sedikit oleh ustad

Novel.

b. Waktu-waktu sembahyang yang tidak diketahui maksudnya oleh ketiga

pembaca.

c. Faedah-faedah Islam, iman, tauhid, dan makrifat yang tidak dapat

ditafsirkan oleh Bapak Ahmad Dahlan.

Page 174: digilib.uns.ac.id/Asrru-Sh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASR RINA MEGAWATI commit to user Ā. RU . `SH-SHAL T: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN. RESEPSI. SKRIPSI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

d. Persoalan kenyataan tubuh, hati, ruh, dan sirr yang hanya ditafsirkan oleh

ustad Novel secara ringkas.

e. Persoalan makanan makanan tubuh, hati, ruh, dan sir yang hanya

dijelaskan oleh ustad Novel secara ringkas.

B. Saran

Penelitian ini belum membahas secara mendalam teks Asrāru `sh-Shalāt

karena baru menghadirkan suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi yang

berupa tafsiran seorang pembaca. Oleh karena itu, perlu adanya kajian dengan

disiplin ilmu lain, seperti agama, sejarah, sosiologi dan sebagainya. Diharapkan

dengan adanya penelitian terhadap teks Asrāru `sh-Shalāt ini, peneliti terpacu

untuk memberikan pemikiran baru dalam usaha menciptakan karya baru dengan

meneliti teks ini atau teks-teks lain. Hal ini merupakan wujud kecintaan terhadap

khasanah kebudayaan bangsa.