CIKA PKD SH

download CIKA PKD SH

of 39

description

case

Transcript of CIKA PKD SH

MAKALAH PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKANSTROKE HEMORAGIK

Disusun oleh:Cika Irlia Azzahra1110103000001Pembimbing :dr. Ika Yulieta Margaretha Sihombing, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK SMF NEUROLOGI RSUP FATMAWATIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah presentasi kasus dipersiapkan tentang Stroke Hemoragik sebagai salah satu tugas Kepaniteraan Klinik Bidang Neurologi Fakultas kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di RSUP Fatmawati

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada orang tua, keluarga serta teman teman dalam stase ini dari UIN Syarif Hidayatullah atas bantuannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kepada dr. Ika Yulieta Margaretha Sihombing, Sp.S sebagai pembimbing dalam tugas makalah ini penulis juga ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

Dalam proses penyelesaiannya, makalah ini masih sangat banyak keselahan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis ataupun pembaca, untuk menambah wawasan dibidang kedokteran, Terimakasih

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 11 Oktober 2015

Penulis

BAB ISTATUS NEUROLOGI

A. IDENTITAS

No. RM

: 01388133

Nama

: Ny.BSJenis kelamin

: PerempuanUsia

: 48 tahunTTL

: Magelang, 20 Juni 1967Agama

: IslamAlamat

: Jl. Telaga Mas Duta Harapan Blok B6 No.44 Bekasi UtaraStatus pernikahan

: MenikahPekerjaan

: Ibu Rumah TanggaPendidikan

: Tamat Universitas Masuk ke RS Fatmawati: 07 Oktober 2015B. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada keluarga pasien di ruangan HCU Neurologi pada tanggal 11 Oktober 2015.a. Keluhan utama

Pasien mengalami penurunan kesadaran mendadak sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit.b. Riwayat penyakit sekarang

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, menurut keluarga, pasien mengeluhkan nyeri kepala hebat dan sempat berobat dengan obat neuralgin yang dibeli sendiri oleh pasien. Sebelum kejadian, pasien masih dapat beraktivitas seperti biasa. Sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien ditemukan terjatuh di kamar mandi. Saat ditemukan, pasien sudah mengalami penurunan kesadaran. Menurut keluarga pasien, kamar mandi tidak licin sehingga pasien terjatuh kemungkinan karena pusing. Riwayat kepala terbentur saat jatuh di kamar mandi, keluarga pasien tidak mengetahui dengan pasti. Pasien kemudian langsung dibawa ke RS Medika Bekasi. Selama perjalanan, pasien sempat mengalami muntah sebanyak 1 kali, muntah tampak menyemprot karena isi makanan keluar cukup banyak. Pasien sempat dirawat di ruang ICU RS Medika Bekasi selama 1 hari, kemudian di rujuk ke RSUP Fatmawati. Pasien sudah mengalami perbaikan kesadaran ketika sampai di RSUP Fatmawati, namun kontak belum adekuat. Menurut pengakuan keluarga pasien setelah kejadian tersebut tampak mulut pasien mencong ke kanan dan terdapat kelemahan di lengan dan tungkai kiri pasien. Keluhan kejang tidak ada, pelo tidak ada, gangguan penglihatan, pendengaran maupun penciuman tidak ada, tidak pernah ada kelemahan anggota gerak ataupun bicara tidak jelas sebelumnya. Pasien tidak ada keluhan buang air besar dan buang air kecil sebelumnya. Pasien sebelumnya tidak mengalami trauma.Pasien saat ini hari perawatan ke 5 di HCU RSUP Fatmawati, pasien sudah mengalami perbaikan kesadaran, namun kontak belum adekuat dan bicara masih terkadang tidak nyambung. c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak pernah mengalami kelemahan sesisi atau pun penurunan kesadaran mendadak seperti ini sebelumnya. Pasien sudah sekitar 15 tahun memiliki tekanan darah tinggi, namun jarang kontrol dan minum obat (keluarga tidak mengetahui obat darah tinggi yang diminum pasien). Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis maupun kolesterol. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan dan obat.d. Riwayat penyakit keluarga

Dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami penurunan kesadaran ataupn kelemahan sesisi pada tubuhnya seperti yang terjadi pada pasien. Tidak ada keluarga yang memiliki kencing manis, darah tinggi, sakit jantung, ataupun kolesterol.e. Riwayat sosial dan kebiasaanPasien makan 3 kali sehari, pasien dalam keseharian seringkali memakan makanan berlemak. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta penggunaan kontrasepsi oral disangkal oleh keluarga pasien. Pasien jarang berolahraga. C. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan di ruangan HCU Neurologi RSUP Fatmawati tanggal 11 Oktober 2015.

Keadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran: GCS E3M6V4 = 13Sikap

: Berbaring

Kooperasi: Non Kooperatif

Keadaan gizi: Gizi cukupTekanan darah: 160/100 mmHgNadi

: 92 kali / menit, reguler, kuat angkat, isi cukupPernapasan: 20 kali / menit regulerSuhu

: 36,50C

Status GeneralisKulit

: Warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (-)Kepala

: Normosefali, rambut hitam distribusi merata

Mata: Enoftalmus (-/-), eksoftalmus (-/-), ptosis (-/-), lagoftalmus (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor dengan diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+).Telinga

: Normotia (+/+), liang telinga lapang (+/+), serumen (-/-), ottorhea (-/-).Hidung

: Tidak ada deviasi septum, sekret (-/-).Mulut: Bucal normal, uvula tampak simetris.Leher: Leher simetris, trakea berada di tengah, pembesaran KGB dan tiroid tidak ada.Jantung

Inspeksi: Pulsasi iktus kordis tidak terlihat.Palpasi: Pulsasi iktus kordis teraba di 1 jari lateral dari linea midklavikula sinistra ICS V.Perkusi: Batas jantung kanan: ICS IV linea sternalis dekstra.

: Batas jantung kiri: ICS V 1 jari lateral dari linea midklavikula sinistra.: Pinggang jantung: ICS III linea parasternalis sinistra.

Auskultasi: Bunyi jantung I, II regular, murmur (-), gallop (-).Paru

Inspeksi: Simetris saat statis dan dinamis.

Palpasi

: Vokal fremitus tidak dapat dilakukan.Perkusi: Sonor di kedua lapang paru.Auskultasi: Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonkii (-/-).AbdomenInspeksi: Massa (-),striae (-), scar (-).Auskultasi: Bising usus (+) normal.Palpasi: Supel, tidak terdapat massa, hepar dan lien tidak teraba.Perkusi: Timpani.Ekstremitas

Atas

: Akral hangat (+/+), sianosis (-), CRT < 3 detik , edema (-/-).Bawah

: Akral hangat (+/+), sianosis (-), CRT < 3 detik , edema (-/-).D. PEMERIKSAAN NEUROLOGIa. Kesadaran : GCS : E3M6V4 13b. Tanda Rangsang MeningealPemeriksaanKananKiri

Kaku kuduk-

Laseque> 700> 700

Kernig> 1350> 1350

Brudzinski I--

Brudzinski II--

c. Nervus kranialis

PemeriksaanKananKiri

N. I (Olfaktorius)TVDTVD

N. II (Optikus)

Acies visus

Visus campus

Melihat warna

FunduskopiTVD

TVD

TVD

Tidak dilakukanTVD

TVD

TVD

Tidak dilakukan

N. III, IV, VI(Okulomotoris, Troklearis, Abdusen)Kedudukan mata ortoposisi

PBI ukuran 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)

Kesan tidak tampak parase N III,IV dan VI

N. V (Trigeminus)

Cabang motorik

Cabang sensorik

Refleks korneaTVD

TVD

+TVD

TVD

+

N. VII (Fasialis)

Motorik orbitofrontalis

Motorik orbikularis orbita

Motorik orbikularis orisPengecap lidahKesan parese -

Kesan parese -

Kesan parese -TVDKesan parese -

Kesan parese -

Kesan parese +

Kesan tampak parese N.VII sentralis sinistra

N. VIII(Vestibulokoklear)TVDTVD

N. IX X(Glossofaringeus, Vagus)

Uvula

Arkus faring

Refleks muntahSimetris kanan=kiriSimetris kanan=kiri+

N. XI (Asesorius)TVDTVD

N. XII (Hipoglosus)

Posisi lidah (statis)

Posisi lidah diluar

Pergerakan lidah

Atrofi

Fasikulasi

TremorLidah simetrisTVD

TVD

-

-

-

d. Sistem motoric

Kesan hemiparesis sinistrae. Gerakan involunter

Tremor

: (-)

Chorea

: (-)

Athetose

: (-)

Miokloni

: (-)f. Trofik

Eutrofikg. Tonus

Normotonush. Refleks-refleks fisiologis

PemeriksaanKananKiri

Biceps+2+2

Triceps+2+2

Patela+2+2

Achiles+2+2

i. Refleks-refleks patologis

PemeriksaanKananKiri

Hoffman-Trommer--

Babinski--

Chaddock--

Gordon--

Gonda--

Schaefer--

Klonus achiles--

Klonus patela--

j. Sistem sensorik

Propioseptif: TVD

Eksteroseptif: TVD

k. Fungsi otonom

Miksi

: Miksi dengan DCDefekasi

: BaikSekresi keringat: Tersebar merata

l. Fungsi cerebellar dan koordinasi

Ataxia

: TVDTes Romberg

: TVDDisdiadokokinesis: TVDJari-jari

: TVDJari-hidung

: TVDTumit-lutut

: TVDRebound phenomenon: -/-

Hipotoni

: -/-

m. Fungsi luhur

Astereognosia: TVDApraksia

: TVDAfasia

: TVD

n. Keadaan psikis

Intelegensia: -Tanda regresi: -Demensia: -E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium (07 Oktober 2015)Pemeriksaan Hasil Nilai normal

HEMATOLOGIHemoglobinHematokrit Leukosit Trombosit Eritrosit 12,9 g/dl 38 % 14.300/ul 400.000/ul 4,73 juta/ul 13,2-17,332-455.0-10,0150-4404,40-5,90

VER/HER/KHER/RDWVERHERKHERRDW 80,0 fl 27,2 pg 34,1 g/dl 13,6 % 3,0-100,026,0-34,032,0-36,011,5-14,5

FUNGSI HATI

SGOT

SGPT

21 U/l

21 U/l

0-34

0-40

FUNGSI GINJALUreum Kreatinin 19 mg/dl 0,6 mg/dl 20-400,6-1,5

DIABETESGula Darah Sewaktu 145 mg/dl 70-140

ELEKTROLIT DARAHNatrium Kalium Klorida 139 mmol/l 2,77 mmol/l 99 mmol/l 125-1473,1-5,195-106

Pemeriksaan Laboratorium (08 Oktober 2015)

Pemeriksaan Hasil Nilai normal URINALISAUrobilinogenAlbuminBerat JenisBilirubin

Keton

Nitrit

pH

Leukosit

Darah/Hb

Glukosa Urin/Reduksi

Warna

Kejernihan0,2 +21,020-

-

-

6,5

-

+1

-

Kuning

Jernih

1 : Perdarahan otak

< -1: Infark otakSensivitas : Untuk perdarahan: 89.3%.

Untuk infark: 93.2%.Ketepatan diagnostic : 90.3%.Stroke menurut Gadjah Mada

Stroke menurut PROF. DR. DJOENAEDI W

1. Tia sebelum serangan 1

2. Permulaan serangan - Sangat mendadak (1-2 menit)

- Mendadak ( menit 1 jam)

- Pelan-pelan (beberapa jam)6,5

6,5

1

3. Waktu serangan - Bekerja (aktivitas)

- Istirahat/duduk/tidur

- Bangun tidur 6,5

1

1

4. Sakit kepala waktu

serangan - Sangat hebat

- Hebat

- Ringan

- Tidak ada 10

7,5

1

0

5. Muntah - Langsung sehabis serangan

- Mendadak (beberapa menit-jam)

- Pelan-pelan (1 hari/ >)

- Tidak ada 10

7,5

1

0

6. Kesadaran - Menurun langsung waktu serangan

- Menurun mendadak (menit-jam)

- Menurun pelan-pelan (1 hari/ >)

- Menurun sementara lalu sadar lagi

- Tidak ada gangguan 10

10

1

1

0

7. Tekanan darah sistolik- Waktu serangan sangat tinggi

(> 200/110)

- Waktu MRS sangat tinggi (> 200/110)

- Waktu serangan tinggi (> 140/100)

- Waktu MRS tinggi (> 140/100)

7,5

7,5

1

1

8. Tanda serangan

selaput otak - Kaku kuduk hebat

- Kaku kuduk ringan

- Kaku kuduk tidak didapatkan 10

5

0

9. Pupil - Isokor

- Anisor

- Pinpoint kanan/kiri

- Midriasis kanan/kiri

- Midriasis dan reaksi lambat

- Kecil dan reaktif 5

10

10

10

10

10

10. Pupil - Perdarahan subhialoid

- Perdarahan retina (flame shped)

- Normal 10

7,5

0

Ketepatan score ini

: 87,5%

Stroke hemoragik

: 91,3%

Stroke non hemoragik : 82,4%

Total score

: 20 stroke hemoragik

: 20 : stroke non hemoragik

3.2.7. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik

Penatalaksanaan Umum

Pada stroke akut yang harus dioptimalkan adalah sirkulasi dan metabolisme umum dan juga mencegah peningkatan tekanan intrakranial akibat edema otak. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu di perhatikan seperti : Posisi kepala dan badan atas 30 derajat, infus terpasang, boleh dimulai bertahap bila hemodinamik stabil Bebaskan jalan nafas, bila perlu berikan oksigen 1-3 L/menit sampai ada hasil pemeriksaan gas darah Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus Hiperglikemia atau hipoglikemia harus segera dikoreksi Suhu tubuh harus dipertahankan normal Asupan nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan baik dan apabila didapat gangguan menelan atau penderita dengan kesadaran menurun, dianjurkan melalui pipa nasogastrik dengan 1500 kalori Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan Pemberian caian intravena 24 jam pertama cairan emergensi RL, NaCl 0,9%, Asering, dan dilanjutkan 24 jam berikutnya berupa cairan kristaloid atau koloid, hindari yang mengandung glukosa murni atau hipotonik Bila ada dugaan trombosis vena dalam, diberikan heparin/LMWH dosis rendah bila tidak ada kontraindikasi Mobilisasi dan neurorestorasi serta neurorehabilitasi dini bila tidak ada kontraindikasi.

Penatalaksanaan Spesifik

Tatalaksana stroke akut pada dasar nya ditujukan untuk memulihkan tekanan perifer otak, mencegah kematian sel otak, mengoptimalkan metabolisme, dan mencegah terjadinya proses patologis yang mengiringi serangan otak tersebut, antara lain :

Stroke hemoragik

Perdarahan Intraserebral Mengobati etiologinya, menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi dan dapat diberikan neuroprotektor.

Tindakan bedah dilakukan dengan mempertimbangkan usia dan skala koma Glasgow lebih dari 4 dan hanya dilakukan pada penderita dengan:

Perdarahan serebellum dengan diameter lebih dari 3 cm dilakukan kraniotomi dekompresi

Hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikuler atau serebellum dapat dilakukan VP shunting

Perdarahan lobar diatas 60 cc dengan tanda-tanda peningkatan intrakranial akut dan disertai dengan ancaman herniasi

Perdarahan Subarakhnoid

nimodipine dapat diberikan untuk mencegah vasospasme pada perdarahan subarachnoid primer akut, diawali dengan 1-2 jam pertama 1 mg/jam dilanjutkan 1-6 mg/jam dengan continous infusion dan selanjutkan dengan pemberian per oral 4-6x60 mg. Terapi hipervolimik-hipertensif hemodelusi di ICU/NCCU Pengobatan baru dengan a ballon angioplasty, intraarterial papaverine atau kombinasi keduanya. Pemasangan coil atau clipping aneurisma 30 % untuk mencegah rebleeding.

Tata laksana dan tindak lanjut pada rawat inap

Terapi umum pada stroke hemoragik

Rawat ICU bila: Volume hematome lebih dari 30 cc, perdarahan intraventrikuler, timbul hidrosefalus, klinis cenderung menurun. Tekanan darah: Diturunkan perlahan-lahan (15-20%) bila tekanan sistolik >180 dan tekanan diastolic >120. MAP >130, volume hematome bertambah dan terdapat gagal jantung (Labetolol IV 10 mg sampai 20 mg dengan maksimum 300 mg, Enapril IV 0,625 mg-1,25 mg/6 jam, Captopril 3x6,25-25 mg).

Tekanan intracranial meningkat : Posisi kepala dinaikkan 30 dengan posisi kepala dan dada satu bidang. Manitol Hiperventilasi (pCo2 30-35 mmHg)

Terapi khusus pada stroke hemoragik Perdarahan intra serebral Medis Bedah: evaluasi hematoma Rehabilitasi : Fisioterapi

Terapi wicara

Terapi okupasi

Perdarahan subarakhnoid Medis (antifibrinolitik, Ca antagonis) Bedah (aneurisma, AVM) dengan ligasi, embolisasi, ekstirpasi, gamma knife Rehabilitasi : Fisioterapi

Terapi wicara

Terapi okupasi

Tata laksana dan tindak lanjut pada rawat jalan

Bertujuan mencegah stroke ulang, mencegah kematian jangka panjang, dan rehabilitasi.

a. Mencegah terjadinya stroke ulang, dengan cara:

Gaya hidup sehat

Mengendalikan faktor resiko: DM : mengontrol kadar gula darah dengan diet, obat anti diabetik, insulin

Hipertensi : mengupayakan tekanan sistolik450 mg%. Dapat pula diberikan insulin iv secara drips kontinu selama 2-3 hari dengan dosis awal 1 unit per jam diikuti dosis luncur isulin bila diketahui seorang menderita DM yang sukar dikendalikan, hiperosmolar, atau gula darah tetap tinggi setelah 24 jam pemantauan.

Masalah hipertensi pada stroke adalah masalah yang paling sering dijumpai dan sering menimbulkan pertanyaan apakah hipertensi pada stroke diobati. Sebagian besar ahli tidak merekomendasikan pegobatan hipertensi pada stroke iskemik kecuali bila terdapat krisis hipertensi. Krisis hipertensi sendiri adalah suatu keadaan klinis tertentu dimana diperlukan penurunan tekanan darah segera karena akan menentukan keadaan selanjutnya dari si pasien. Tekanan darah pada krisis hipertensi ini sangat bervariasi tingginya dan tergantung jenis hipertensi dan target organ yang sudah terkena. Krisis hipertensi dapat dibagi menjadi :

Hipertensi emergensi, pada umumnya dijumpai pada: Hipertensi maligna terakselerasi dengan papil edema Kondisi serebrovaskular : ensefalopati hipertensi, infark luas pada otak, perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoidal, dan cedera kranioserebral.

Kondisi jantung : diseksi aorta akut, gagal jantung kiri akut, infark miokard akut, dan pasca operasi bypass koroner. Kondisi ginjal : glomerulonefritis akut, hipertensi renovaskular, krisis renal akibat penyakit collagen-vascular, hipertensi berat pasca transplantasi ginjal. Akibat katekolamin yang tersirkulasi : pada penghentian mendadak obat hipertensi, interaksi obat atau makanan dengan MAO inhibitor, krisis feokromositoma, hiperrefleksia otonom pasca cedera medula spinalis.

Eklamsia Kondisi bedah : hipertensi berat pada pre operasi cito , hipertensi pasca operasi, dan perdarahan pasca operasi. Luka bakar luas dan berat Epistaksis berat Trombotik Trombositopenia purpura.

Sedangkan hipetensi emergensi pada stroke biasanya tekanan diastolik lebih dari 140 mmHg setelah diukur 2 kali dengan selang 5 menit, atau tekanan sistolik lebih dari 230 mmHg dan atau tekanan diastolik 121-140 mmHg pada 2 pengukuran yang berselang waktu 15 menit, atau tekanan darah sistolik 180-230 mmHg dan atau tekanan diastolik 105-120 mmHg. Selain itu terbukti pula adanya keadaan perdarahan intraserebral, gagal jantung kiri, edema paru, gagal ginjal, aorta diseksi, atau tekanan darah arterial rata-rata yang lebih dari 145 mmHg ( [ tekanan sistolik + 2 tekanan diastolik]/3). Obat anti hipertensi harus diberikan secara parenteral dengan penurunan yang harus mulai terjadi dalam benberapa menit sampai kurang dari 2 jam. Obat untuk hipertensi emergensi yang sering dipergunakan di Indonesia, antara lain:

Diltiazem, diberikan dalam bolus 10 mg yang dilarutkan dengan 10 mL saline fisiologis dalam jangka waktu 3-5 menit. Lalu evaluasi dan hitung frekuensi jantung serta bagaimana irama jantung. Obat ini kontra indikasi pada keadaan blok sino-arterial dan blok AV derajat 2. Nicardipine, 5-15 mg/jam IV kontinu. Efek samping yang perlu diperhatikan antara lain sakit keapal, mual, flushing, tachycardia, dan phlebitis lokal. Nimodipine, dengan dosis awal 1mL/jam (1 mg) dinaikkan setiap 13 menit 0,5-1,0 hingga tercapai target dengan maksimal dosis yang dianjurkan 5 mL/jam (5 mg). Obat ini juga berperan sebgai neuroprotektor selain sebagai antihipertensi. Labetolol, diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau 2 mg/menit IV kontinu. Efek samping obat ini dapat berupa muntah, mual, gagal jantung, bronkospasme, dan kerusakan hepar karena obat ini merupakan suatu alfa dan beta blocker. Nitroprusid dan nitrogliserin, keduanya diberikan di ICU.

Hipertensi urgensi

Apabila tekanan darah sistolik 130-180 mmHg dan atau tekanan diastolik 105-120 mmHg tanpa ditemukan target organ, pengobatan dimulai bila tekanan darah menetap pada pengukuran dua kali selang 60 menit. Sedangkan pada kasus baru diawali dengan ACEI atau ARB, long acting Ca Channel Blocker, atau Beta Blocker atau alfa-beta Blocker dengan diuretika. Target penurunan adalah beberapa hari.3.10. Komplikasi dan Prognosis Stroke Hemoragik

Komplikasi yang paling ditakutkan pada perdarahan intraserebral adalah peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi. Perburukan edem serebri sering mengakibatkan deteoriasi pada 24-48 jam pertama. Perdarahan awal juga berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan perluasan dari hematoma tersebut adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pasien yang sadar 25% akan mengalami penurunan kesadaran dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal yang telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas permanen.

Prognosis bervariasi bergantung pada tingkat keparahan stroke dan lokasi serta ukuran dari perdarahan. Jika GCS rendah berhubungan dengan prognosis yang buruk dan mortalitas yang lebih tinggi. Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume hematoma, prognosis biasanya buruk dan fungsi nya juga sangat buruk dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan antikoagulasi oral yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.3.11. Pencegahan Stroke Hemoragik

Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan mengatasi berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun kelompok risiko tinggi yang belum pernah terserang stroke. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan adalah : Mengatur pola makan yang sehat

Melakukan olah raga yang teratur

Menghentikan rokok

Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat

Memelihara berat badan yang layak

Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi

Penanganan stres dan beristirahat yang cukup

Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat

Pada pencehagan sekunder stroke, yang harus dilakukan adalah pengendalian faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan pengendalian faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat TIA, dislipidemia, dan sebagainya.DAFTAR PUSTAKA

1. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 4. Jakarta: EGC, 2010. Hal: 358-370.

2. Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

3. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis SarafIndonesia: Jakarta, 2007.

4. Lumbantombing, SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2004

5. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2004. hal 303-20 & 374-75.6. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep KlinisProses-proses Penyakit ed.6.EGC, Jakarta. 20067. Soertidewi L, et al. Buku Acuan Modul Neurovaskular. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2009.Penderita stroke akut

Penurunan kesadaran

Nyeri kepala

Refleks babinski

Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada (+)

Stroke perdarahan intraserebral

Tidak

Penurunan kesadaran (+)

Nyeri kepala (-)

Refleks babinski (-)

Tidak

Penurunan kesadaran (-)

Nyeri kepala (-)

Refleks babinski (-)

Stroke perdarahan intraserebral

Stroke iskemik akut atau stroke infark

Ya

Ya

Ya

Penderita stroke akut

Penurunan kesadaran

Nyeri kepala

Refleks babinski

Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada (+)

Stroke perdarahan intraserebral

Tidak

Penurunan kesadaran (+)

Nyeri kepala (-)

Refleks babinski (-)

Tidak

Penurunan kesadaran (-)

Nyeri kepala (-)

Refleks babinski (-)

Stroke perdarahan intraserebral

Stroke iskemik akut atau stroke infark

Ya

Ya

Ya

23