Aspirasi Benda Asing

17
4.9. ASPIRASI BENDA ASING Kacang-kacangan, biji-bijian atau benda kecil lainnya dapat terhirup anak, dan paling sering terjadi pada anak umur < 4 tahun. Benda asing biasanya tersangkut pada bronkus (paling sering pada paru kanan) dan dapat menyebabkan kolaps atau konsolidasi pada bagian distal lokasi penyumbatan. Gejala awal yang tersering adalah tersedak yang dapat diikuti dengan interval bebas gejala dalam beberapa hari atau minggu kemudian sebelum anak menunjukkan gejala wheezing menetap, batuk kronik atau pneumonia yang tidak berespons terhadap terapi. Benda tajam kecil dapat tersangkut di laring dan menyebabkan stridor atau wheezing. Pada kasus yang jarang, benda berukuran besar dapat tersangkut pada laring dan menyebabkan kematian mendadak akibat sumbatan, kecuali segera dilakukan trakeostomi. Diagnosis Aspirasi benda asing harus dipertimbangkan bila didapatkan tanda berikut: Tiba-tiba tersedak, batuk atau wheezing; atau Pneumonia segmental atau lobaris yang gagal diobati dengan terapi antibiotik. Periksa anak untuk: Wheezing unilateral Daerah dengan suara pernapasan yang menurun, dapat dullness atau hipersonor pada perkusi; Deviasi dari trakea Lakukan pemeriksaan foto dada pada saat ekspirasi penuh untuk melihat daerah hiperinflasi atau kolaps, pergeseran mediastinum (ipsilateral), atau benda asing bila benda tersebut radio-opak. Tatalaksana Pertolongan pertama pada anak yang tersedak. Usahakan untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Tatalaksana bergantung pada umur anak (lihat bagan 3-1 dan bagan 3-2 ) Bayi: Letakkan bayi tengkurap pada lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah. Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang bayi (interskapula). Tindakan ini disebut Back blows.

description

respiratory aspiration

Transcript of Aspirasi Benda Asing

Page 1: Aspirasi Benda Asing

4.9. ASPIRASI BENDA ASINGKacang-kacangan, biji-bijian atau benda kecil lainnya dapat terhirup anak, dan paling sering terjadi pada anak umur < 4 tahun. Benda asing biasanya tersangkut pada bronkus (paling sering pada paru kanan) dan dapat menyebabkan kolaps atau konsolidasi pada bagian distal lokasi penyumbatan. Gejala awal yang tersering adalah tersedak yang dapat diikuti denganinterval bebas gejala dalam beberapa hari atau minggu kemudian sebelum anak menunjukkan gejala wheezing menetap, batuk kronik atau pneumonia yang tidak berespons terhadap terapi. Benda tajam kecil dapat tersangkut di laring dan menyebabkan stridor atau wheezing. Pada kasus yang jarang, benda berukuran besar dapat tersangkut pada laring dan menyebabkan kematianmendadak akibat sumbatan, kecuali segera dilakukan trakeostomi.DiagnosisAspirasi benda asing harus dipertimbangkan bila didapatkan tanda berikut:

Tiba-tiba tersedak, batuk atau wheezing; atau Pneumonia segmental atau lobaris yang gagal diobati dengan terapi antibiotik.

Periksa anak untuk: Wheezing unilateral Daerah dengan suara pernapasan yang menurun, dapat dullness atau hipersonor pada perkusi; Deviasi dari trakea

Lakukan pemeriksaan foto dada pada saat ekspirasi penuh untuk melihat daerah hiperinflasi atau kolaps, pergeseran mediastinum (ipsilateral), atau benda asing bila benda tersebut radio-opak.TatalaksanaPertolongan pertama pada anak yang tersedak. Usahakan untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Tatalaksana bergantung pada umur anak (lihat bagan 3-1 dan bagan 3-2)Bayi:

Letakkan bayi tengkurap pada lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah. Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang bayi

(interskapula). Tindakan ini disebut Back blows. Bila obstruksi masih tetap, balikkan bayi menjadi terlentang dan berikan 5 pijatan dada dengan

menggunakan 2 jari, satu jari di bawah garis yang menghubungkan kedua papila mamae (sama seperti melakukan pijat jantung). Tindakan ini disebut Chest thrusts.

Bila obstruksi masih tetap, evaluasi mulut bayi apakah ada bahan obstruksi yang bisa dikeluarkan. Bila diperlukan, bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian belakang bayi.

Anak yang berumur di atas 1 tahun: Letakkan anak dengan posisi tengkurap dengan kepala lebih rendah. Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang anak

(interskapula). Bila obstruksi masih tetap, berbaliklah ke belakang anak dan lingkarkan kedua lengan mengelilingi badan

anak. Pertemukan kedua tangan dengan salah satu mengepal dan letakkan pada perut bagian atas (di bawah sternum) anak, kemudian lakukan hentakan ke arah belakang atas. Lakukan perasat Heimlich tersebut sebanyak 5 kali.

Bila obstruksi masih tetap, evaluasi mulut anak apakah ada bahan obstruksi yang bisa dikeluarkan. Bila diperlukan bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian belakang anak.

Page 2: Aspirasi Benda Asing

Bila tatalaksana lanjutan saluran pernapasan dibutuhkan setelah obstruksi telah disingkirkan, lihatbagan 4-1, bagan 4-2, bagan 4-3, dan bagan 4-4, yang menggambarkan tentang hal yang harus dilakukan untuk mencegah lidah jatuh ke belakangmenutup laring.Penanganan lanjut pasien dengan aspirasi benda asing. Bila dicurigai adanya aspirasi benda asing, rujuk anak ke sarana yang lebih lengkap untuk penegakan diagnosis dan untuk mengeluarkan benda asing dengan bronkoskopi. Bila terdapat pneumonia, mulai terapi dengan ampisilin dan gentamisin, sebelum dilakukan tindakan untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Corpus Alienum (benda asing) pada saluran pernafasan merupakan istilah yang sering digunakan di dunia medis. Benda asing di saluran pernafasan adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada pada saluran pernafasan tersebut. Benda asing pada saluran napas dapat terjadi pada semua umur terutama anak-anak karena anak-anak sering memasukkan benda ke dalam mulutnya bahkan sering bermain atau menangis pada waktu makan. Sekitar 70% kejadian aspirasi benda asing terjadi pada anak berumur kurang dari 3 tahun.Hal ini terjadi karena anak seumur itu sering tidak terawasi, lebih aktif, dan cenderung memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya. Benda asing dalam saluran pernafasan dapat menyebabkan keadaan yang berbahaya, seperti penyumbatan dan penekanan ke jalan nafas. Gejala sumbatan benda asing di saluran napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan, sifat, bentuk dan ukuran benda asing. Pada prinsipnya benda asing di esofagus dan saluran napas ditangani dengan pengangkatan segera secara endoskopik dalam kondisi yang paling aman dan trauma yang minimal.Klasifikasi

Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen.Benda asing eksogen biasanya masuk melalui hidung atau mulut.

Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas.Benda asing eksogen padat dapat berupa zat organik seperti kacang-kacangan dan tulang, ataupun zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain sebagainya. Benda asing eksogen cair dapat berupa benda cair yang bersifat iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.

Benda asing endogen dapat berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, cairan amnion, atau mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran nafas bayi pada saat persalinan.Faktor-Faktor Predisposisi Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas, antara lain:

1.Faktor individual; umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal.2.Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain; keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme

dan epilepsi.3.Faktor fisik; kelainan dan penyakit neurologik.4.Proses menelan yang belum sempurna pada anak.5.Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksigigi, belum tumbuhnya gigi molar

pada anak usia kurang dari 4 tahun

Page 3: Aspirasi Benda Asing

6.Faktor kejiwaan, antara lain, emosi, gangguan psikis.7.Ukuran, bentuk dan sifat benda asing.8.Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang baik,

makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh.

Obstruksi saluran nafas kronis yaitu penyakit yang dikarakterisir oleh adanya keterbatasan aliran udara yang bersifat irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis kronis, emphysema atau keduanya. Salah satu dari obstruksi saluran nafas cronis adalah PPOK dimana Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang progresif, artinya penyakit ini berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk secara lambat dari tahun ke tahun. Dalam perjalanan penyakit ini terdapat fase-fase eksaserbasi akut. Berbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu factor yang menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok, polusi udara, polusi lingkungan, infeksi, genetic dan perubahan cuaca. Derajat obtruksi saluran nafas yang terjadi, dan identifikasi komponen (kelainan kogenita) yang memugkinkan adanya reversibilitas. Tahap perjalanan penyakit dan penyakit lain diluar paru seperti sinusitis dan faringitis kronik. Yang pada akhirnya faktor-faktor tersebut membuat perburukan makin lebih cepat terjadi. Untuk melakukan penatalaksanaan Obatruksi saluran nafas   cronis perlu diperhatikan factor-faktor tersebut, sehingga pengobatan Obstruksi   saluran  nafas cronismenjadi lebih baik.ETIOLOGI1. Kelainan kogenital hidung atau jaringan

§ Atresia koana.§ Stenosis supra glottis, glottis dan infra glottis.§ Kista dukstus tiroglosus.§ Kista brankiogen yang besar.§ Laringokel yang besar

2. Trauma3. Tumor4. Infeksi akut5. Paralisis satu atau kedua plika vokalis6. Pangkal lidah jatuh kebelakang pada pasien tidak sadar7. Benda asingBenda- benda asing tersebut dapat tersangkut pada :

a. LaringTerjadi obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispnoe, apnea, disfagia, hemoptisis, pernapasan otot-otot napas tambahan atau dapat pula terjadi sianosis.Gangguan oleh benda asing ini biasanya terjadi pada anak-anak yang disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan yang tak teratur bentuknya.

b. Saluran napasBerdasarkan lokasi benda-benda yang tersangkut dalam saluran napas maka dapat dibagi pada bagian atas pada trachea, dan pada brongkus.

Page 4: Aspirasi Benda Asing

KLASIFIKASI1. Sumbatan parsialTersendak terjadi bila benda asing masuk kea rah paru-paru dan menyumbat jalan nafas kea rah paru-paru. Bila penderita bias menghilangkan penyumbata denga cara batuk-batuk keras, maka tidak perlu dilakukan pertolonga lagi. Tetapi bila penderita terus tersedak sehingga sesak nafas maka perlu segera dilakukan pertologan pertama.Gejala :- Tersedak, tetapi tetap bias bernafas batuk dan berbicara- Sesak bicara2. Sumbatan totalPerlu tindakan segera dan anda hanya mempunyai waktu 3 menit untuk mengambil sumbatan, sebelum terjadi kerusakan otak karena kekurangan oksigen.Gejala :- Tersedak dan tidak bias bernafas, batuk atau bicara- Muka menjadi biruKelainan klinis yang terjaid ditentukan oleh 3 faktor :1. Lokasi dari obstruksi yang terjadiBila obstruksi terjadi sebelum karina, maka obstruksi tersebut berbahaya dibandingkan bila terjadi di bagian distal dari bronkus. Hal ini disebabkan oleh karena obstruksi ini bersifat total, disamping itu mekanisme konpensasi pada obstruksi distal lebih baik dari obstruksi di proksimal.2. Tingkat dari obstruksi yang terjadiMakin total suatu tingkat obstruksi, maka makin berbahaya. Tetapi suatu obstruksi parsial dapat pula menimbulkan check valve phenomen, artinya udara dapat masuk pada jalan pernapasan akan tetapi tidak dapat keluar sehingga menimbulkan emfisema yang disebabkan oleh karena udara yang terperangkap (air tappering)3. Fase obstruksi yang terjadiPada obstruksi yang akut, kelainan perubhan faal baru, maupun hemodinamik lebih cepat timbul tanpa sempat dikompensasi oleh mekanisme tubuh.MANIFESTASI KLINIS

§ Tidak dapat bicara, bernafas, bersuara§ Menunjukkan sikap tercekik (pasien memegang leher)§ Cyanosis§ Gerakan napas tidak teratur(tidak normal)§ Colaps, tidak sadar

KOMPLIKASI1. Nyeri abdomen,ekimosis.2. Fraktur iga.3. Cedera atau trauma pada organ-organ di bawah abdomen dan dada.4. Gagal nafas, kor pulmonal, septikemia

PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Radiologi

Page 5: Aspirasi Benda Asing

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang diperolah akan timbul bayangan radiologi yang diakibatkan oleh dua sebab, yakni:

· Bila benda asing itu bersifat radioopaque, maka bayangan yang terjadi adlah disebabkan oleh benda asing itu sendiri.

· Bila bayangan yang terjadi disebabkan karna komlikasi, misalnya ateoetksis dan emfisema,maka akan terkantung pada tipe obstruksi yang terjadi

b. Pemeriksaan faal baruDari pemeriksaan faal paru didapatkan defek obstruktif faal paru dan ini tergantung kepada lokasi obstruksi yang terjadi di daerah laringotrakeal, maka akan terjadi pengurangan dari kecepatan aliran (flowrate). Bila obstruksi terjadi disuparstrnal notch, maka akan terjadi pengurangan dari kecepatan aliran inspirasi (inspiratory flow rate), sedangkan bila terjadi di bawah suparsternal nocht, maka akan terjadi pengurangan dari kecepatan aliran ekspirasi (expiratory flow rate).

c. Pemeriksaan gas darahPada pase permulaan obstruksi dapat menimbulkan peningkatan PaCo2 .kecepat pernapasan yang 30 kali/menit masih dapt mengkompensasi sehingga tidak terjadi hipoksemia akan tetapi pada penyumbatan yang sifatnya proksimal maka total perburukan gas dan pH terjadi secara cepat.TINDAKAN KEPERAWATANBeberapa metode tujuanya adalah mengeluarkan benda benda asing sehingga jalan nafas tidak terhalang oleh benda asing:

1. PengambilanBuka mulut pasien bersihakan benda asing yang ada didalam mulut pasien dengan mengorek dan menyapukan dua jari penolong yang telah dibukus dengan secarik kain, bebaskan jalan nafas dari sumbatan benda asing

2. Dihisap§ Posisikan kpasien terlentang/miring, kepala lebih rendah dari rungkai.§ Buka mulut korban lebar-lebar.§ Hisap dengan bahan yang dapt meresap cairan.§ Hisap pakai mulut dengan bantuan pipa penghisap atau hisap dengan pipa karet menggunakan semprot

penghisap atau hisap dengan pipa karet menggunakan pipa penghisap mekanik/listrik3. Abdomen Thrust

Prosedur abdomen thrust :1. Jika pasien dalam keadaan berdiri atau duduk:

a. Anda berdiri di belakang klien.b. Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal, kemudian pegang lengan kanan tersebut

dengan lengan kiri. Posisi lenan anda pada abdomen klien yakni dibawah prosesus xipoideus dan diatas pusat atau umbilicus.

c. Dorong secara cepat (thrust quikly), dengan dorongan pada abdomen kea rah dalam dan atas.d. Jika diperlukan, ulangi abdominal trust beberapa kali untuk menghilangkan obstruksi jalan napas.e. Kaji jalan napas sesering mungkin untuk memastikan kebersihan tindakan ini.

2. Jika pasien dalam keadaan supine atau unconscious:a) Anda mengambil posisi berlutut atau mengangkangangi paha klien.

Page 6: Aspirasi Benda Asing

b) Tempatkan lengan kiri anda di atas lengan kanan anda yang menempel di abdomen tepatnya di bawah prosesus xipoideus dan di atas pusat atau umbilicus.

c) Dorong secara cepat (thrust quikly), dengan dorongan pada abdomen kea rah dalam dan atasd) Jika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali untuk menghilangkan obstruksi jalan napas.e) Kaji jalan naps secara seng untuk memasitikan keberhasilan tindakan yang dilakukan.f) Jika perlu, lihat secara langsung mulut dan paring klien dengan laringoskopi dan jika tampak utamaka

mengekstraksi benda asing tersebut menggunakan Kelly atau megil forcep.4. Chest trust

Tahap prosedur chest thrust :1. Jika posisi klien dudu atau berdiri

a. Anda berdiri di belakan klien.b. Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal di area midsternal di atas prosesus

xipideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresi jantung luar).c. Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah kearah spinal. Jika perlu ulangi chest trhrust beberapa kali

untuk menghilangkan obstruksi jalan napas.d. Kaji jalan napas secara sering untuk memastikan keberhasilan tindakan ini.

2. Jika posisi klien supinea) Anda mengambil posisi berlutut atau mengakangi paha klien.b) Tempatkan lengan kiri anda di atas lengan kanan anda dan posisikan bagian bawah lengan kanan anda

pada area midsternal di atas prosesus xipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresi jantung luar).

c) Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah kea rah spinal. Jika perlu ulangi chest thrust beberapa kali untuk menghilangkan obstruksi jalan napas.

d) Kaji jalan naps secara sering untuk memastikan keberhasilan tindakan ini.e) Jika mungkian, lihat secara langsung mulut dan paring klien dengan laringhoskpi dan jika tampak

utamakan mengestraksi benda asing tersebtu menggunakan Kelly atau megil forcep.IndikasiUntuk menghilangkan obstruksi pada jalan nafas atas yang di tangai oleh beberapa atau semua dari tanda dan gejala beriktu ini:Secara mendadak tidak dapat berbicara :

1. Tanda-tanda umum tercekik dan rasa leher tercengkram2. Bunyiberisik selama inspirasi3. Penggunaan otot assesoris selama bernapas dan peningkatan kesulitan bernapas.4. Sukar batuk atau batuk tidak efektif atau tidak mampu untuk batuk5. Tidak terjadi respirasi spontan atau sianosis6. Bayi dan anak dengan distress respirasi mendadak disertai dengan dengan batuk, stidor atau wising.

Kontra indikasi dan perhatian :1) Pada klien sadar, batuk volunteer menghasilan aliran udara yang besar dan dapat menghilangkan

obstruksi.2) Chest thrust hendaknya tidak digunakan pada klien yang mengalami cedera dada, seperti flail chest,

cardiac contusion, atau fraktur strnal (simon& Brenner, 1994).3) Pada klien yang sedang hamil tua atau yang sangat obesutas, disarankan dilakukan chest thrusts.

Page 7: Aspirasi Benda Asing

4) Posisi tangan yang tepat merupakan hal penting untuk menghindari cedera pada organ-organ yang ada di bawahnya selama dilakukan chest thrust.PenatalaksanaanUntuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan tepat, perlu diketahui dengan baik lokasi tersangkutnya benda asing tersebut.Secara prinsip benda asing di saluran napas dapat ditangani dengan pengangkatan segera secara endoskopik dengan trauma minimum.Umumnya penderita dengan aspirasi benda asing datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut, sehingga pengangkatan secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi alat maupun personal yang telah terlatih.Penderita dengan benda asing di laring harus mendapat pertolongan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit.

Persiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik-baiknya dengan tenaga medis/operator, kesiapan alat yang lengkap. Besar dan bentuk benda asing harus diketahui dan mengusahakan duplikat benda asing serta cunam yang sesuai benda asing yang akan dikeluarkan. Benda asing yang tajam harus dilindungi dengan memasukkan benda tersebut ke dalam lumen bronkoskop.Bila benda asing tidak dapat masuk ke lumen alat maka benda asing kita tarik secara bersamaan dengan bronkoskop.

Di Instalasi Gawat Darurat, terapi suportif awal termasuk pemberian oksigen, monitor jantung dan pulse oxymetri dan pemasangan IV dapat dilakukan. Bronkoskopi merupakan terapi pilihan untuk kasus aspirasi.Pemberian steroid dan antibiotik preoperatif dapat mengurangi komplikasi seperti edema saluran napas dan infeksi.Metilprednisolon 2 mg/kg IV dan antibiotik spektrum luas yang cukup mencakup Streptokokus hemolitik dan Staphylococcus aureus dapat dipertimbangkan sebelum tindakan bronkoskopi.

Riwayat, pemeriksaan fisik dan radiologi sering menunjukkan dugaan benda asing saluran napas tanpa diagnosis pasti.Pada keadaan ini harus dibuktikan adanya benda asing secara endoskopi untuk menyingkirkan dari diagnosis diferensial. Keterlambatan mengeluarkan benda asing akan menambah tingkat kesulitan terutama pada anak, tetapi ahli endoskopi menyatakan walaupun bronkoskopi harus dilakukan pada waktu yang tepat dan cepat untuk mengurangi risiko komplikasi terapi tidak harus dilakukan terburu-buru tanpa persiapan yang baik dan hati-hati. Penatalaksanaan dan teknik ekstraksi benda asing harus dinilai kasus per kasus sebelum tindakan ekstraksi.Bronkoskopi

Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan benda asing tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma paling minimal. Penentuan cara pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor misalnya umur penderita, keadaan umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam atau tidaknya benda asing dan lamanya benda asing berada di saluran napas. Sebenarnya tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan bronkoskopi, selama hal itu merupakan tindakan untuk menyelamatkan nyawa (life   saving). Pada keadaan tertentu dimana telah terjadi komplikasi radang saluran napas akut, tindakan dapat ditunda sementara dilakukan pengobatan medikamentosa untuk mengatasi infeksi.Pada aspirasi benda asing organik yang dalam waktu singkat dapat menyebabkan sumbatan total, maka harus segera dilakukan bronkoskopi, bahkan jika perlu tanpa anestesi umum.

Benda asing di bronkus dapat dikeluarkan dengan bronkoskopi kaku maupun bronkoskopi serat optik.Pada bayi dan anak-anak sebaiknya digunakan bronkoskopi kaku untuk mempertahankan jalan napas dan pemberian oksigen yang adekuat, karena diameter jalan napas pada bayi dan anak-anak

Page 8: Aspirasi Benda Asing

sempit.Pada orang dewasa dapat dipergunakan bronkoskop kaku atau serat optik, tergantung kasus yang dihadapi.Ukuran alat yang dipakai juga menentukan keberhasilan tindakan.Keterampilan operator dalam bidang endoskopi juga berperan dalam penentuan pelaksanaan tindakan bronkoskopi.

Bronkoskop kaku mempunyai keuntungan antara lain ukurannya lebih besar variasi cunam lebih banyak, mempunyai kemampuan untuk mengekstraksi benda asing tajam dan kemampuan untuk dilakukan ventilasi yang adekuat. Selain keuntungan di atas, penggunaan bronkoskop kaku juga mempunyai kendala yaitu tidak bisa untuk mengambil benda asing di distal, dapat menyebabkan patahnya gigi geligi, edema subglotik, trauma mukosa, perforasi bronkus dan perdarahan.Pada pemakaian teleskop maupun cunam penting diperhatikan bahwa ruang untuk pernapasan menjadi sangat berkurang, sehingga lama penggunaan alat-alat ini harus dibatasi sesingkat mungkin.Bronkoskop serat optik dapat digunakan untuk orang dewasa dengan benda asing kecil yang terletak di distal, penderita dengan ventilasi mekanik, trauma kepala, trauma servikal dan rahang.

Beberapa faktor penyulit mungkin dijumpai dan dapat menimbulkan kegagalan bronkoskopi antara lain adalah faktor penderita, saat dan waktu melakukan bronkoskopi, alat, cara mengeluarkan benda asing, kemampuan tenaga medis dan para medis, dan jenis anestesia. Sering bronkoskopi pada bayi dan anak kecil terdapat beberapa kesulitan yang jarang dijumpai pada orang dewasa, karena lapisan submukosa yang longgar di daerah subglotik menyebabkan lebih mudah terjadi edema akibat trauma. Keadaan umum anak capet menurun, dan cepat terjadi dehidrasi dan renjatan. Demam menyebabkan perubahan metabolisme, termasuk pemakaian oksigen dan metabolisme jaringan, vasokontriksi umum dan perfusi jaringan terganggu. Adanya benda asing di saluran napas akan mengganggu proses respirasi, sehingga benda asing tersebut harus segera dikeluarkan.

Pemberian kortikosteroid dan bronkodilator dapat mengurangi edema laring dan bronkospasme pascatindakan bronkoskopi. Pada penderita dengan keadaaan sakit berat, maka sambil menunggu tindakan keadaan umum dapat diperbaiki terlebih dahulu, misalnya: rehidrasi, memperbaiki gangguan keseimbangan asam basa, dan pemberian antibiotika. Keterlambatan diagnosis dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan kewaspadaan penderita maupun orang tua mengenai riwayat tersedak sehingga menimbulkan keterlambatan penanganan.

Kesulitan mengeluarkan benda asing saluran napas meningkat sebanding dengan lama kejadian sejak aspirasi benda asing. Pada benda asing yang telah lama berada di dalam saluran napas atau benda asing organik, maka mukosa yang menjadi edema dapat menutupi benda asing dan lumen bronkus, selain itu bila telah terjadi pembentukkan jaringan granulasi dan striktur maka benda asing menjadi susah terlihat. Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah dengan cara perasat dari Heimlich (Heimlich maneuver), dapat dilakukan pada anak maupun dewasa. Menurut teori Heimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat inspirasi. Dengan demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka sumbatnya akan terlempar keluar. Komplikasi perasat Heimlich adalah kemungkinan terjadinya ruptur lambung atau hati dan fraktur kosta. Oleh karena itu pada anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepalan tangan tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan. Pada sumbatan benda asing tidak total di laring perasat Heimlich tidak dapat digunakan. Dalam hal ini penderita dapat dibawa ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas endoskopik berupa laringoskop dan bronkoskop.

Page 9: Aspirasi Benda Asing

1) PUKULAN DAN HENTAKAN UNTUK SUMBATAN BENDA ASING Pada penderita sadar yang mengalami aspirasi sehingga menyebabkan sumbatan partial sebaiknya penderita disuruh batuk dan meludahkannya. Pada penderita yang mengalami sumbatan total baik penderitanya sadar ataupun tidak apalagi sianosis, maka segera lakukan tindakan yang mungkin masih efektif dan dibenarkan.Langkah-langkah untuk pukulan dan hentakan yang dianjurkan:Pada penderita sadar:1. Penderita disuruh membatukkan keluar benda asing tersebut. Bila dalam beberapa detik tindakan tersebut gagal, suruh penderita membuka mulut, dan bila penderita tidak sadar, buka mulutnya secara paksa, dan segera bersihkan mulut dan faringnya dengan jari.Kalau keadaan memungkinkan kita menggunakan laringoskop dan forsep Magill untuk mengeluarkan benda asing tersebut.2. Bila cara no.1 gagal, maka pada penderita sadar: Lakukan tiga sampai empat kali pukulan punggung diikuti tiga sampai lima kali hentakan abdomen atau dada dan ulangi usaha-usaha pembersihan.Pada penderita tidak sadar:Penderita diletakkan pada posisi horizontal dan usahakan ventilasi paru.Jika tindakan ini gagal, maka lakukan pukulan punggung sebanyak 3-5 kali, diikuti 3-5 kali hentakan abdomen atau hentakan dada.Ulangi usaha pembersihan dan ventilasi.Jika tindakan tersebut juga mengalami kegagalan, maka ulangi urutan ventilasi, pukulan punggung, hentakan dada, penyapuan dengan jari sampai penolong berhasil memberi ventilasi atau sampai perlengkapan untuk mengeluarkan benda asing dari jalan nafas secara langsung tiba.Selama melakukan tindakan-tindakan tersebut diatas periksa denyut nadi pembuluh darah besar, bila tidak teraba, segera lakukan Resusitasi Jantung Paru.3. Tindakan terakhir yang masih dapat kita lakukan adalah, krikotirotomi, dan ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih.

2) CARA-CARA MELAKUKAN PEMUKULAN PUNGGUNG DAN HENTAKAN ABDOMEN Untuk pukulan punggung (A) lakukan 3 sampai 5 kali pukulan dengan pangkal telapak tangan diatas tulang belakang korban diantara kedua tulang belikatnya.Jika mungkin rendahkan kepala dibawah dadanya untuk memanfaatkan gravitasi. Untuk hentakan abdomen (B) berdirilah di belakang penderita, lingkarkan kedua lengan penolong mengitari pinggang penderita, pergelangan atau kepalan tangan penolong berpegangan satu sama lain, letakkan kedua tangan penolong pada abdomen antara pusat dan prosesus sifoideus penderita dan kepalan tangan penolong menekan ke arah abdomen dengan hentakan cepat. Ulangi 3 sampai 5 kali.Hindari prosesus sofoideus.Hentakan dada diatas sternum bawah kurang menimbulkan bahaya, lebih-lebih pada wanita hamil atau gemuk.

3) CARA-CARA PUKULAN PUNGGUNG (A) DAN HENTAKAN ABDOMEN (B) UNTUK SUMBATAN BENDA ASING PADA KORBAN BERBARING YANG TIDAK SADARUntuk pukulan punggung (A) gulirkan penderita pada sisinya sehingga menghadap penolong, dengan dadanya bertumpu pada lutut penolong, berikan 3 sampai 5 kali pukulan tajam dengan pangkal telapak tangan penolong diatas tulang belakang penderita, diantara kedua tulang belikat.Untuk hentakan abdomen (B) letakkan penderita telentang (muka menghadap ke atas), penolong berlutut disamping abdomen penderita atau mengangkanginya.Penolong meletakkan tangan diatas

Page 10: Aspirasi Benda Asing

tangan lainnya, dengan pangkal telapak tangan sebelah bawah digaris tengah antara pusat dan prosesus sifoideus penderita.Miringkan sehingga bahu penolong berada diatas abdomen penderita dan tekan ke arah diafragma dengan hentakan cepat ke dalam dan keatas.Jangan menekan ke arah kiri atau kanan garis tengah. Jika perlu ulangi 3 sampai 5 kali

4) PUKULAN PUNGGUNG PADA BAYI DAN ANAK KECILPeganglah anak dengan muka kebawah, topanglah dagu dan leher dengan lutut dan satu tangan penolong kemudian lakukan pemukulan pada punggung secara lembut antara kedua tulang belikat bayi.Pada tindakan hentakan dada, letakkan bayi dengan muka menghadap keatas pada lengan bawah penolong, rendahkan kepala dan berikan hentakan dada secara lambat dengan dua atau tiga jari seperti kalau kita melakukan kompresi jantung luar.Jika jalan nafas anak hanya tersumbat partial, anak masih sadar serta dapat bernafas dalam posisi tegak, maka sebaiknya tindakan dikerjakan dengan peralatan yang lebih lengkap, bahkan mungkin menggunakan tindakan anestesi.Tindakan hentakan abdomen jangan dilakukan pada bayi dan anak kecil.

5) MEMBERSIHKAN JALAN NAFASMembersihkan jalan nafas ada dua cara :a. Dengan manualb. Dengan penghisapanPenghisapan benda asing dari jalan anfas ada dua cara:1. Penghisapan benda asing dari daerah faring, hendaknya menggunakan penghisapan dengan tekanan negatif yang besar.2. Penghisapan benda asing dari daerah trakheobronkus, hendaknya menggunakan penghisap dengan tekanan negatif yang lebih kecil, karena kalau terlalu besar dapat menyebabkan paru kolaps, sehingga paru dapat cedera dan penderita dapat mengalami asfiksi.Untuk penghisapan di daerah trakheobronkus dan nasofaring sebaiknya menggunakan kateter dengan ujung lengkung dan lunak yang diberi jelly mulai dari ujung kateter sampai hampir seluruh kateter. Ujung yang lengkung tersebut memungkinkan kateter dapat dimasukkan ke dalam salah satu bronkus utama, sedangkan kalau kita menggunakan kateter yang lurus biasanya masuk ke bronkus kanan.Kalau kita ingin memasukkan kateter kedalam bronkus utama kiri sebaiknya kepala penderita dimiringkan ke kanan.Diameter kateter seharusnya kurang dari setengah diameter pipa trakea.

ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIAN1. Identitas pasien.2. Riwayat kesehatan yang lalu:

§ Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.§ Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.§ Kaji riwayat pekerjaan pasien.

3. Pengkajian keperawatan pasien yang mempunyai masalah pernapasan difokuskan pada ventilasi, perfusi, kognisi, dan eliminasi.

Page 11: Aspirasi Benda Asing

a. Ventilasi· Bunyi napas

Ronki basah atau mengi dapat terdengar pada banyak masalah pernapasan.Hilangnya atau berkurangnya bunyi napas merupakan temuan yang signifikan dan mungkin mengindikasikan pneumotoraks atau beberapa bentuk konsolidasi alveolar. Bunyi napas dapat saja hilang atau berkurang sebagai akibat konstriksi bronkus kanan yang disebabkan oleh aspirasi benda asing

· PernapasanTentukan karakter pernapasan. Frekuensi pernapasan > 50 pernapsan/menit pada bayi atau >40 pernapsan/menit pada anak-anak usia<3 tahun merupakan kondisi sensitive dan spesifik adanya infeksi saluran pernapasan bawah.

· Lajua aliran ekspirasiJika apsien PPOK atau asma, periksa laju aliran ekspirasi puncak dengan menggunakan peak flowmeter.Jika nilainya kurang dari 200 l/menit, triase segera ke ruang tindakan.

· Saturasi oksigenTentukan tingkat SpO2 dengan oksimetri nadi kontinu.Jika tingkat SpO2 91 % atau kurang, diperkirakan pasien harus dirawat di rumah sakit.

· SputumJelaskan produksi sputum.Sputum merah muda yang berbusa merupakan tanda edema alveoli paru kardiogenik.

· DispneaKaji dispnea dengan menggunakan skala yang sudah distandarisasi.

b. Perfusi§ Bunyi jantung

Bunyi jantung ketiga sering kali terdengar pada kasus-kasus gagal jantung.§ Titik impuls maksimal

Palpasi titik impuls maksimal. Bagian apeks jantung biasanya sampai pada dinding anterior dada atau dekat dengan ruang interkosta lima kiri di garis midklavikula.

§ Distensi vena jugularisTentukan ada tidaknya distensi vena jugularis. Ubah posisi pasien menjadi semifowler dengan kepala miring kanan atau kiri.

c. KognisiLakukan pengkajian neurologis dan catat nilai GCS. Medikasi misalnya teofilin dan alupent. Yang digunakan untuk mengatasi gangguan pulmonal menimbulkan efek pada sistem saraf pusat, seperti kegelisahan, takikardia, dan agitasi. Hipoksemia dan hiperkapnia dapat menyebabkan kegelisahan dan penurunan kesadaran.

4. Kondisi Pernafasan.v Dapat menjawab, lengkap tidak terputus-putus , tidak tersendat-sendat , tidak menggeh-menggeh ->

Fungsi pernafasan baik.v Bila menjawab terputus-putus , tersendat-sendat , menggeh-menggeh -> Fungsi pernafasan terganggu.v Bila tidak menjawab, tidak ada suara, tidak ada gerak nafas, tidak ada hawa nafas -> Pernafasan berhenti

Page 12: Aspirasi Benda Asing

Jika pengobatan mencakup pembedahan, penting artinya jika perawat mengetahui sifat dari pembedahan sehingga dapat merencanakan asuhan yang sesuai. Jika pasien diperkirakan akan tidak mempunyai suara lagi, evaluasi paska operatif oleh terapi wicara diperlukan. Kemampuan pasien untuk mendengar, melihat, membaca, dan menulis dikaji.kerusakan visual dan buta huruf fungsional dapat menimbulkan masalah tambahan.