ASP 4

2
Nama :Rannia NIM :123140079 Mata Kuliah :Akuntansi Sektor Publik Dosen :Prof. Dr. Haryono Umar, Ak, MSc, CA Review :Meeting 4 (May 6, 2015) PELAKSANAAN PENGANGGARAN Sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran, maka diperlukan laporan keuangan sebagai akuntabilitas bagi para pengguna anggaran. Setiap kementrian akan membuat laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Sedangkan Laporan Keuangan yang lengkap akan dibuat oleh Kementrian Keuangan. Menurut PP No. 24 tahun 2005: Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Alur dana APBN menggunakan Money Folows Function yang berarti uang akan diberikan kepada mereka yang menjalankan fungsinya. APBN digunakan untuk belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jenis pengeluaran pemerintah dibagi menjadi 3 yaitu belanja, transfer atau bagi hasil, dan pembiayaan. Berikut adalah jenis-jenis belanja pemerintah pusat: 1. Belanja pegawai: untuk gaji, tunjangan, honorarium, lembur, vakasi, dan kontribusi sosial PNS. 2. Belanja barang: untuk belanja barang, jasa, pemeliharaan, dan perjalanan 3. Belanja modal: untuk membeli tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan irigasi, dan modal fisik lainnya. 4. Pembayaran bunga utang: untuk membayar bunga hutang dalam dan luar negeri. 5. Subsidi: untuk mensubsidi perusahaan Negara, swasta, dan pajak 6. Belanja Hibah: untuk memberikan hibah kepada pemerintah luar negeri, oraganisasi internasional, dan pemerintah daerah.

description

pelaksanaan anggaran

Transcript of ASP 4

Page 1: ASP 4

Nama :Rannia

NIM :123140079

Mata Kuliah :Akuntansi Sektor Publik

Dosen :Prof. Dr. Haryono Umar, Ak, MSc, CA

Review :Meeting 4 (May 6, 2015)

PELAKSANAAN PENGANGGARAN

Sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran, maka diperlukan laporan

keuangan sebagai akuntabilitas bagi para pengguna anggaran.

Setiap kementrian akan membuat laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi

Anggaran, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Sedangkan Laporan Keuangan yang lengkap

akan dibuat oleh Kementrian Keuangan.

Menurut PP No. 24 tahun 2005:

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang

mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Alur dana APBN menggunakan Money Folows Function yang berarti uang akan diberikan

kepada mereka yang menjalankan fungsinya.

APBN digunakan untuk belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jenis pengeluaran

pemerintah dibagi menjadi 3 yaitu belanja, transfer atau bagi hasil, dan pembiayaan.

Berikut adalah jenis-jenis belanja pemerintah pusat:

1. Belanja pegawai: untuk gaji, tunjangan, honorarium, lembur, vakasi, dan kontribusi sosial

PNS.

2. Belanja barang: untuk belanja barang, jasa, pemeliharaan, dan perjalanan

3. Belanja modal: untuk membeli tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,

jaringan dan irigasi, dan modal fisik lainnya.

4. Pembayaran bunga utang: untuk membayar bunga hutang dalam dan luar negeri.

5. Subsidi: untuk mensubsidi perusahaan Negara, swasta, dan pajak

6. Belanja Hibah: untuk memberikan hibah kepada pemerintah luar negeri, oraganisasi

internasional, dan pemerintah daerah.

Page 2: ASP 4

7. Bantuan sosial: untuk bantuan bantuan kompensasi sosial, lembaga pendidikan dan

peribadatan, dan lembaga sosial lainnya.

8. Belanja Lain-lain: untuk belanja tidak terduga, cadangan umum, dan dana kontinjensi.

Akuntansi Belanja adalah akuntansi untuk mecatat transaksi-transaksi yang terdapat paa

anggaran mulai dari saat anggaran disahkan, dialokasikan, dilaksanakan, sampai ditutup pada

akhir Tahun Anggaran. Pembayaran belanja dapat dilakukan secara langsung (LS) atau melalui

dana kas kecil (uang persediaan) yang diberikan kepada para bendahara pengeluaran. Pada saat

kas dibelanjakan oleh bendahara pengeluaran belum diakui sebagai belanja. Pada saat

dipertanggungjawabkan (penerbitan SP2D GU) baru diakui sebagai belanja.

Setiap DIPA memiliki 1 orang bendaharawan pengeluaran dan di setiap unitnya terdapat 1 orang

bendaharawan pembantu pengeluaran.

Untuk realisasi anggaran, pencatatan dilakukan sebagai berikut:

1) Surat Perintah Pembayaran (SPP) oleh pelaksana kegiatan/ bendaharan pengeluaran.

2) Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) oleh pengguna anggaran untuk penerbitan

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atas beban

pengeluaran kepada pihak ketiga

3) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) oleh pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran. UP adalah uang persediaan untuk mendanai kegiatan operasional sehari-

hari.

4) Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan (SPM-GU) yaitu untuk mengganti uang

persediaan yang telah dibelanjakan.

5) Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU) oleh pengguna anggaran

karena kebutuhan dananya melebihi jumlah batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan