ASKEP TN.R (2)
-
Upload
indah-rosita-syafruddin -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
Transcript of ASKEP TN.R (2)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. R
A. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, 24 April 2013
DATA UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga (KK)
Nama KK : Tn. R
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta (satpam BNI)
Alamat : gang sahabat baru no.4 RT 03 RW 03 tembalang, Semarang
2. Komposisi keluarga
NO NAMA UMUR(TAHUN)
JENIS KELAMIN HUB. DENGAN KK PEKERJAAN PENDIDIKAN
1. Tn. R 35 L Suami Satpam BNI S12. Ny. M 33 P Istri Penjaga SMA3. An. B 5 L Anak Pelajar TK4. Ny. R 19 P Adik ipar Swasta SMA
3. Genogram
Keterangan :: Laki-laki: Perempuan: Laki-laki telah meninggal: Tinggal dalam satu rumah
Tn. H79 th
Tn. O54 th
Ny. K50 th
Ny. S47 th
Ny. K45 th
Ny.M33 th
Ny. L31 th
Ny. P38 th
Ny. S66 th
Ny. S76 th
Tn. R35 th
Tn. W39 th
Tn. I65 th
Tn. H42 th
Tn. H25 th
Tn. L28 th
An. B5 th
4. Tipe keluarga
a. Jenis tipe keluarga : Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga extended
family karena dalam satu rumah terdiri dari suami, istri, anak, dan adik ipar
(“Tapi kalau disini cuma saya, anak, sama suami dan adik saya”)
b. Kendala yang dihadapi : kendala yang dihadapi adalah perkembangan An. B
yang berbeda dengan teman-temannya sehingga Ny. M merasa cemas
memikirkan An. B. (“paling ya paling yang jadi pikiran kan iyan kan
perkembangannya berbeda dari temen-temennya, maksudnya kan dia bisa
gak sama seperti temen-temennya”)
5. Budaya
1. Suku bangsa : Jawa
2. Bahasa : Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa (“Ya campuran,, jawa dan
indonesia”)
3. Pantangan dan kebiasaan budaya/adat yang b.d masalah kesehatan :
Keluarga mengatakan tidak ada pantangan ataupun kebiasaan budaya adat
yang berhubungan dengan masalah kesehatan (“Gak ada,, maksudnya
larangan-larangan?”).
6. Agama
a. Agama : Islamy (“iya, islam”)
b. Kegiatan keagamaan rutin di rumah : Ny. M mengatakan keluarga kurang
rutin melaksanakan sholat 5 waktu. (“yaaa... kadang solat tapi kadang juga
gak mbak”)
c. Persepsi anggota tentang agama : Ny. M mengatakan bahwa agama itu
penting dan sebagai pondasi (“Oww ya jelas penting. itu kan salah satu apa
ya pondasi lah”)
d. Kegiatan rutin keagamaan : Ny. M mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan rumah begitu juga dengan
suaminya. (“Saya gak, soalnya kerja jadi gak ada waktunya. Kalau bapak
gak”)
7. Status sosial ekonomi keluarga
a. Kelas sosial ekonomi : Keluarga Tn. R masuk dalam Keluarga Sejahtera II yaitu
kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi namun kebutuhan
pengembangan belum yaitu :
Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.
Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
Penanggung jawab ekonomi : Tn. R dan Ny. M (“dua-duanya”)
b. Pendapatan : Pendapatan suami kurang lebih Rp. 1.000.000,00. (“ibu
berkata sudah mengisi pendapatan”)
c. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari : Keluarga mengatakan kebutuhan sehari-
harinya cukup terpenuhi. (“untuk kebutuhan yah sudah cukup terpenuhi
mbak, yah cukuplah untuk isi rumah”)
8. Aktivitas rekreasi : Keluarga Ny. M mengatakan jika ada waktu luang mereka
rekreasi dengan jalan-jalan dan menonton televisi bersama. (“Gak mesti sih
mbak, kadang kalau pas ada waktu ee apa ada waktu luang gitu biasanya tapi
gak gak gak setiap libur terus jalan-jalan gak”)
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. R mempunyai 1 orang anak berumur 5 tahun 7 bulan, maka keluarga
Tn. A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak pra
sekolah.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi (beserta kendala)
Ny. M mengatakan kesulitan dalam memberikan arahan pada anak ketika belajar
dan bersikap, karena An. B terlalu hiperaktif dan suah konsentrasi (“Ya mungkin
ya itu apa, kan anaknya sendiri kan itu mbak apa susah konsentrasinya kan
kurang. Masih semaunya dia, ya kadang ya belajarnya itu belum terkontrol”)
3. Riwayat keluarga inti
a. Riwayat penyakit keturunan : Ny. M mengatakan didalam keluarganya ada
yang memiliki penyakit DM dan asma (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan
gulanya terus dikasih obat terus turun. Kalau ibu saya kena gula. Mungkin itu
yang itu bapaknya meninggal mungkin it ee itu apa itu yang katanya kayak
asma atau apa ya”)
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota : Tn. R memiliki riwayat penyakit
DM karena pola makan dan Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit. Tekanan
darah Ny. M adalah 100/70 mmHg dengan berat badan 55 kg dan tinggi
badan 154 cm. An. B mengalami karies gigi dan susah konsentrasi. An. B
pada saat umur 5 bulan pernah jatuh dari kereta dorong dan dibawa ke
tukang urut, kemudian pada usia 3 tahun dibawa ke dokter dan tukang pijat
karena bicaranya lambat namun Ny. M mengatakan tidak pernah melakukan
pemeriksaan penunjang. (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya terus
dikasih obat terus turun. Oh kalau saya tensinya 100/70 mmHg, berat badan
55 kg dan tinggi badan 154 cm mbak. Anak saya kan dulu ngomongnya
lambat mbak, terus saya bawa ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia
kan terlalu aktif terus apa tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter
bilang, “owh ini gak apa-apa, ini karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee
melampiaskannya pada gerakan-gerakan dia gak mau terus dia gak mau
ngomong karena banyak geraknya gitu.”)
c. Sumber pelayanan kesehatan: keluarga Tn. R memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang tersedia yaitu dokter yang praktek didekat rumahnya (“Kalau
saya itu di dokter praktek itu di Gang 4, Ngesrep sini”).
d. Keluarga Tn. R mulai dibentuk pada tahun 2006, Tn. R sebagai kepala
keluarga dan Ny. M sebagai istri tidak mengalami masalah kesehatan secara
fisik (“Menikah dari tahun 2006 mbak, kalau kepala keluarga yah bapaknya
lah mbak ”).
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya adalah penyakit yang dialami oleh ayah
dari Tn. R yaitu DM dan asma, sedangkan Ibu dari Ny. M memiliki DM. (“kalau ibu
saya kena gula, mungkin mertua saya meninggal itu ee katanya kayak asma”).
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Status rumah : rumah orang tua (“rumah orang tua”)
b. Jenis rumah : permanen. (observasi)
c. Perincian denah rumah
U
d. Luas rumah : 240 m2
e. Jumlah ruangan : 7 ruangan yaitu ruang tamu, ruang keluarga sekaligus ruang
makan, 3 kamar tidur, dapur, 1 kamar mandi. (observasi)
f. Jumlah jendela : 7 jendela. Tiap kamar dan tiap ruangan terdapat jendela dan
ventilasi. (observasi)
g. Jenis lantai : keramik. (observasi)
h. Pemanfaatan ruangan: keluarga memanfaatkan setiap ruangan dengan baik,
ruang keluarga dimanfaatkan sekaligus untuk ruang makan. (observasi)
i. Peletakkan perabotan rumah tangga : peletakkan perabot rumah cukup baik,
namun ada yang tidak teratur. Banyaknya perabot rumah tangga tidak
seimbang dengan luasnya rumah, sehingga rumah terlihat sempit. (observasi)
j. Jarak septic tank dengan sumber air : jarak septic tank dengan sumber air
sekitar 10 m. (“yah kira-kira 10 m lah mbak”)
Kamar 2
Kamar 3
R. keluarga
Kamar 1KM
Dapur
T C
TERAS
Ruang tamu
k. Sumber air minum yang digunakan: keluarga ini menggunakan air PAM untuk
air minum, mandi dan mencuci. (pake air PAM, tapi kadang-kadang macet
sih mbak tapi gak terlalu sering)
l. Kondisi air : kondisi air minum, air mandi dan mencuci jernih, bersih dan tidak
berbau tak sedap, layak untuk dipakai. (observasi)
m. Sistem pembuangan sampah: keluarga sudah mempunyai sistem
pembuangan sampah yang baik, tersedia tempat sampah di dalam dan di luar
rumah, dari lingkungan RT pun juga sudah ada petugas sampah yang rutin
mengambil sampah setiap hari. (observasi)
n. Perasaan keluarga terhadap rumah: keluarga mengatakan merasa nyaman,
kerasan dan betah dirumah mereka. Terutama Ny. M karena itu rumah
warisan dari orangtuanya. (“Ya nyaman namanya rumah sendiri, hehee”)
o. Bahaya keamanan: keluarga mengatakan sejauh ini tidak ada masalah
terhadap keamanan, semua aman terkendali dan tidak ada ancaman. (“Di
lingkungan ini sering kayak apa ada pencurian atau gimana gitu bu?gak..ada
poskampling”)
p. Akses jalan : mudah dijangkau, hanya dapat dilewati motor dan sepeda saja.
(observasi)
q. Keadaan dengan rumah sekitar: tidak ada jarak antara satu rumah dengan
rumah yang lain, terlalu berhimpitan, tidak bising, dan tidak polusi.
(observasi)
r. Puas/ tidak dengan penataan rumah : keluarga mengatakan puas dengan
penataan rumah yang sekarang ditempati. (“alhamdulillah sudah puas
dengan keadaan rumah ini mbak”)
s. Pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan terkait lingkungan:
Perawatan rumah pada keluarga Tn. R dilakukan dengan menyapu bagian
dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah, mengepel lantai. Selain itu juga
mengelap furniture dari kayu, barang elektronik seperti televisi, dan kaca
jendela. Hal ini dilakukan agar rumah bersih dan sehat. (“Masih kurang bersih
lah”)
2. Karakteristik tetangga
Tn. R merupakan penduduk pendatang, namun tidak dengan Ny. M karena itu
adalah rumahnya sejak kecil. Rumah di sekeliling tempat tinggal Tn. R merupakan
tetangga Tn. R asli penduduk. Daerah tempat tinggal Tn. R merupakan lingkungan
penduduk dengan sosial ekonomi menengah kebawah. Masyarakat sekitar
semua mengenal keluarga Tn. R, interaksi dengan tetangga pun cukup baik dan
ramah walaupun keluarga Tn. R jarang mengikuti perkumpulan warga seperti
arisan dan pengajian. (“Ya,,ee,,maksudnya hubungan dengan tetangga
bagaimana? Ya biasa-biasa saja. Ada, dulukan saya ikut terus karena kerjakan
ada-ada apa ada di PKK kan ada peraturannya, sekali dua kali gak masuk
diperingatkan kalau sudah tiga kali gak boleh ikut ya daripada saya kan saya
kerja waktunya kan belum pasti, ada pasti bisa ikut lha terus mendingan gak ikut
aja.”)
a. Kebiasaan : hanya mengikuti gotong royong (“kalau misalnya ada gotong royong
bu?ya ikut”)
b. Lingkungan fisik : aman. (“gak ada pencurian disini ada pos kampling juga”)
c. Aturan penduduk setempat : menginap harap lapor.
d. Budaya setempat : setiap hari-hari besar seperti 17an diadakan perkumpulan
antar warga. (“ya mbak, ada kumpulan warga pas 17 an”)
e. Persepsi keluarga terhadap komunitas : baik dan mendukung.
3. Mobilitas geografis keluarga
a. Alat transportasi yang ada di daerah
Transportasi yang dapat menjangkau daerah adalah angkutan umum, ojek
dan kendaraan pribadi. (observasi)
b. Alat transportasi yang biasa digunakan keluarga : Alat transportasi yang biasa
digunakan keluarga Tn. R adalah kendaraan pribadi berupa motor dan
angkutan umum (“Motor. Ya kadang angkutan umum”)
c. Kebiasaan keluarga berpindah tempat : keluarga belum pernah berpindah
rumah. (“dari kecil belum pernah pindah mbak”)
d. Lama keluarga tinggal di daerah ini : hampir 7 tahun, sejak menikah. (“Dari
2006”)
e. Cara keluarga mencapai fasilitas kesehatan : dengan menggunakan
kendaraan pribadi, yaitu dengan motor. (“Motor. Ya kadang angkutan
umum”)
f. Sarana transportasi : motor dan angkutan umum. (“Motor. Ya kadang
angkutan umum”)
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
a. Waktu untuk berkumpul : saat gotong royong. (“kalau ada gotong royong
baru kumpul-kumpul mbak”)
b. Perkumpulan yang ada : arisan, gotong royong, pengajian, dan acara pada
hari besar. (“Cuma arisan aja itu aja,, Ikut.. kalau misal ada 17 gitu tujuh
belasan gitu satu keluarga kan di undang itu biasanya ikut”)
c. Peran keluarga dalam perkumpulan : keluarga hanya mengikuti gotong
royong. (“kalau misalnya ada gotong royong bu?ya ikut”)
d. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan : bagus untuk membina hubungan
silaturahmi dan komunikasi serta kekerabatan dalam masyarakat agar
tercipta hubungan dengan masyarakat yang rukun dan harmonis namun
karena sibuk bekerja maka keluarga Tn. R tidak pernah mengikuti arisan dan
pengajian. (“ya biasa mbak, gak ada yang malu, gak pernah ikut arisan dan
pengkajian mbak karena sibuk kerja”)
5. Sistem pendukung keluarga
a. Jumlah anggota yang sehat : saat pengkajian dilakukan Ny. M mengatakan
bahwa semua anggota keluarganya sehat.
b. Fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan : fasilitas fisik
yang ada adalah tersedianya sumber daya dan sumber dana untuk
menunjang kesehatan fisik seperti adanya P3K di rumah untuk penanganan
sementara sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan. Fasilitas psikologisnya
juga sangat mendukung yaitu suami yang sangat mendukung dan
memperhatikan kondisi istrinya dan orangtua yang memperhatikan anaknya.
Untuk fasilitas sosial sudah terpenuhi, yaitu tetangga dan warga sekitar yang
antusias terhadap keadaan keluarga, dengan saling membantu apabila ada
yang membutuhkan. (“kalau iyan kan kalau panas pastikan saya punya
persediaan obat panas dari waktu periksa gitu, nah itu pasti saya kasih”)
STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Seluruh anggota keluarga Tn. R dalam komunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa jawa. Keluarga Tn. R mengungkapkan pesan sesuai
dengan isinya, pesan verbal yang disampaikan dapat dimengerti. Komunikasi
dalam keluarga Tn. R seimbang antara Tn. R dan istrinya. Keputusan dalam
keluarga diambil berdasarkan hasil diskusi dan pertimbangan keduanya.
Komunikasi yang dipakai adalah komunikasi dua arah. Tn. R ditempatkan paling
tinggi sebagai kepala keluarga yang harus dihormati dan dipatuhi namun tidak
bertindak sesuai kemauannya sendiri, semua dipertimbangkan bersama dengan
istrinya, Ny. M. (“yah campuran Jawa dan Indonesia, biasa kalau mau ambil
keputusan yah berdua” )
a. Cara komunikasi : komunikasi dalam keluarga dilakukan dengan berbicara
langsung antara Tn. R dan Ny. M (“Biasa baik”)
b. Frekuensi dan kualitas: frekuensi komunikasi cukup sering yakni setiap hari
karena mereka selalu bertemu setiap hari, khususnya pada malam hari
dengan duduk-duduk bersama dengan kualitas komunikasi yang cukup baik
dan efektif. (“biasanya nonton TV bareng sambil ngobrol”)
c. Masalah komunikasi saat ini : Ny. M mengatakan tidak ada masalah
komunikasi yang terjadi saat ini, semua berjalan baik-baik saja dan harmonis.
(“baik-baik aja mbak”)
2. Struktur kekuatan keluarga
a. Pengambilan keputusan dalam keluarga : dalam pengambilan keputusan Tn.
R dan Ny. M selalu berdiskusi terlebih dahulu, melalui perundingan bersama
dan musyawarah keluarga (“Ya berdua”).
b. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan : sebagai pemberi
pertimbangan dan saling mendukung. (“yah saling mendukung mbak”)
c. Karakteristik dominasi : Tn. R sebagai kepala keluarga lebih mendominasi
dalam pengambilan keputusan. (“biasanya bapak lebih banyak mengambil
keputusan”)
3. Struktur peran
a. Formal
Tn. R : satpam BNI
Ny. M : penjaga toko
b. Informal
Tn. R : Kepala rumah tangga, suami
Ny. M : istri dan ibu
c. Konflik peran
Ny. M mengatakan peran sudah sesuai yaitu Tn. R sebagai kepala rumah
tangga dan mencari nafkah, sedangkan Ny. M sebagai ibu rumah tangga dan
mencari nafkah. (“ya bekerja dua-duanya mbak”)
4. Nilai dan norma keluarga
Ny. M mengatakan bahwa nilai dan norma dalam keluarga sangat penting seperti
sikap, sopan santun, dan tata karma. Keluarga mengatakan bahwa keluarga
mempunyai norma agama karena agama adalah sesuatu yang sangat penting dan
sebagai pondasi. (“Ya penting..ee apa kayak itu apa misalkan perilaku, ee tu apa
seperti kesopan santunan terus kayak kesenian, ke gotongroyongan,
kekeluargaan. Agama itu kan salah satu apa ya pondasi lah”).
a. Proses pendidikan
Pendidikan dalam keluarga berjalan lancar. Pendidikan Ny. M sampai dengan
SMA sedangkan pendidikan Tn. R sampai dengan SMA. (mengisi kuasioner)
b. Pola asuh keluarga sangat baik dan mendukung, dengan pola asuh yang
demokratis yaitu dengan cara memberikan kebebasan yang bertanggung
jawab kepada anggota keluarga dan pengambilan keputusan yang adil yaitu
mengadakan musyawarah atau diskusi antara suami, istri. (“yah mengasuh
bareng-bareng”)
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi efektif
a. Kedekatan antar anggota keluarga
Sikap dan hubungan antar anggota keluarga baik saling menyayangi satu
dengan yang lainya. Saat dilakukan pengkajian Ny. M dan An. B terlihat
harmonis. (observasi)
b. Masalah sosial dan hubungan dengan anggota keluarga
d. Keluarga Tn. R selalu berinteraksi satu dengan yang lainya, bercakap-cakap
setiap ada waktu luang bersama. Waktu luang biasanya pada malam hari
setelah pulang dari bekerja. (“biasanya nonton TV bareng sambil ngobrol”)
2. Fungsi sosialisasi
a. Interaksi dalam keluarga
e. Interaksi dalam keluarga tampak cukup baik karena setiap anggota keluarga
meluangkan berkumpul dan bercerita saat masing-masing anggota keluarga
tidak sibuk dengan kegiatannya. (“biasanya nonton TV bareng sambil
ngobrol”)
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Definisi sehat sakit oleh keluarga
Menurut keluarga masalah kesehatan sangat penting, karena sehat mahal
harganya. Sedangkan sakit kondisi badan menurun seperti pusing. (“Ya sehat
itu mahal harganya, hehe.. Oww berarti kalau sakit ya kondisi badan yang
menurun”)
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. R sudah dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang terjadi. Penyediaan obat dirumah dan kebiaaan membeli
obat warung dilakukan keluarga, namun jika sudah tidak bisa ditangani
sendiri keluarga akan memilih untuk pergi ke dokter atau fasilitas dan
pelayanan kesehatan lain yang diperlukan. (“Kalau kalau ee apa seperti obat
warung itu kan biasanya paling yang di pakai waktu pusing-pusing gitu pakai
obat warung tapi kalau iyan kan kalau panas pastikan saya kasih punya
persedian obat panas itu dari waktu periksa gitu nha itu pasti saya kasih”)
c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga cukup mengetahui keadaan penyakitnya, sebatas cara penanganan
untuk sakit ringan seperti sakit kepala, pusing-pusing dan pegal-pegal.
Perawatan yang dilakukan Ny. M dirumah untuk An. B adalah dengan
menggosok gigi An. B karena belum bisa menggosok gigi secara mandiri.
Gosok gigi diakukan pada saat mandi yaitu pagi dan sore, namun jarang
dilakukan pada saat sebelum tidur dan setelah makan. Sedangkan untuk
masalah psikologis, jika keluarga merasa cemas dan stres biasanya jalan-jalan
atau menonton tv. (“iyan masih dibantu saat menggosok gigi, gosok gigi dua
kali biasanya pagi dan sore. Kalau pas stress itu ya kadang jalan-jalan apa
nanti liat tv ya gitu aja, hehehe”)
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengetahui cara untuk menunjang kesehatan keluarga. Keluarga
cukup memperhatikan kebersihan dan kesehatan rumah. (“kalau sekitar
rumah masih kurang bersih lah”)
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas dan pelayanan kesehatan
Keluarga cukup mengetahui keberadaan fasilitas dan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan kesehatan yang terdekat seperti dokter praktek
terdekat. Dengan memanfaatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang
tersedia ketika sakit akan menunjang kesehatan dan keamanan. (“Kalau saya
pergi ke dokter praktek itu di Gang 4, Ngesrep sini, itu cocok-cocokan sich
mbak, hehe”)
4. Fungsi reproduksi
a. Jumlah anak : 1 (satu). (“he’eh anak 1 mbak”)
b. Perencanaan jumlah anggota keluarga : suami, istri, anak 2. (“yah rencananya
punya 2 aja mbak”)
c. Metode untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga: Ny. M menggunakan
KB implant. (“pake implant mbak”)
5. Fungsi ekonomi
Kebutuhan sandang, pangan dan papan terpenuhi. Keluarga mampu memenuhi
kebutuhan sandang dan pangan dengan penghasilannya sendiri. Keluarga pun
sudah memiliki rumah sendiri beserta fasilitasnya yang memadai termasuk juga
sarana transportasi. (“untuk kebutuhan yah sudah cukup terpenuhi mbak, yah
cukuplah untuk isi rumah”)
STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga saat ini adalah An. B yang
bicaranya lambat dan mengalami gangguan konsentrasi. An. B juga mengalami
karies gigi karena sangat suka makanan manis. An. B sulit makan meskipun sudah
diberi vitamin penambah nafsu makan. (“Penginnya ya apa ya..memberi
pengarahan gimana caranya, penyelesaiannya agar iyan gak gigis, bisa
konsentrasi dan gampang makan”)
2. Stressor jangka panjang
Stressor jangka panjang yang dialami keluarga saat ini adalah kelambatan
perkembangan An. B ditakutkan akan mempengaruhi masa depannya. (“Kan itu
apa saya kan terapi ya..dia kan dulu ngomongnya lambat mbak, terus saya bawa
ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia kan terlalu aktif terus apa
tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter bilang, “owh ini gak apa-apa, ini
karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee melampiaskannya pada gerakan-
gerakan dia gak mau terus dia gak mau ngomong karena banyak geraknya gitu”)
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Praktik diet keluarga (nutrisi dan cairan)
a. Nutrisi
Nutrisi Tn. R Ny. M An. BFrekuensi 3 x sehari 3 x sehari 3 x sehariKomposisi Nasi, sayur, lauk
paukNasi, sayur, lauk pauk
Nasi, sayur, lauk pauk
Kebutuhan 3 x sehari 3 x sehari 3 x sehariPorsi Satu piring/makan Satu piring/makan 5-7 sendok
b. Cairan
Cairan Tn. R Ny. M An. BFrekuensi 7-8 gelas/ hari @ 200 cc 7-8 gelas/ hari @ 200 cc 7-8 gelas/ hari @ 200 cc
Jenis Air putih Air putih, teh Susu, air putih, tehJumlah 1600 cc 1600 cc 1400 cc
Masalah Tidak ada Tidak ada Kurang suka minum air putih, hanya minum yang manis
c. Istirahat dan tidur keluarga
Tidur Tn. A Ny. M An. BFrekuensi 2x/hari 1x/hari 2x/hari
LamaTidur siang ± 1 jamTidur malam ± 7 jam (23.00-06.00)
Tidur malam ± 6 jam (24.00-06.00)
Tidur siang ± 2 jamTidur malam ± 10 jam (21.00-07.00)
Kualitas Baik Baik BaikKebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Masalah Tidak ada Sering terbangun pada malam hari
Tidak ada
d. Olahraga/ mobilisasi
Keluarga Tn. R tidak pernah melakukan olahraga. Mobilisasi hanya dilakukan
ketika membersihkan rumah dan melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Personal hygiene
Personal hygiene Tn. R Ny. M An. BMandi 2x sehari 2x sehari 2x sehari
Sikat gigi 2x sehari 2x sehari 2x sehariPotong kuku Seminggu sekali Jarang Seminggu sekali
Keramas 2-3x sehari 2-3x sehari Setiap hari
PENGKAJIAN PSIKIATRIK
1. Konsep diri
Ny. M mengatakan sudah puas dengan fisiknya, tidak merasa minder, dan
memiliki harapan serta cita-cita. Ny. M ingin menjadi istri dan ibu yang baik dan
berharap anaknya sekolah setinggi mungkin dan jadi anak yang berhasil. (“Ee
harapan saya ingin jadi ibu rumah tangga yang baik, pengin jadi istri yag baik,
hehehe”)
2. Status kesehatan mental
Status kesehatan mental pada Ny. M baik, sadar pada diri sendiri dan lingkungan.
Saat diajak berinteraksi Ny. M tampak memperhatikan dengan seksama dan
merespon sesuai dengan pertanyaan yang diterima. Sedangkan An. B sulit diajak
berinteraksi. (observasi)
3. Pengkajian risiko
Setelah dilakukan pengukuran antropometri pada An. B berdasarkan BB/TB An.
B, diperoleh nilai Z Score -1,625 yang berarti An. B berada dalam kategori normal.
Sedangkan berdasarkan BB/U diperoleh nilai Z score -1,27 berada dalam kategori
normal dan berdasarakan TB/U diperoleh hasil 0,13 yang berada dalam kategori
normal. Kebiasaan An. B sangat suka makanan manis, tidak terlalu suka makan
nasi maupun roti namun suka sayur. Jika kebiasaan ini diteruskan maka akan
beresiko terkena diabetes karena konsumsi gula yang berlebihan dan juga
dengan adanya keturunan DM. (kuesioner, observasi dan wawancara berupa:
“Kalau iyan sukanya yang manis-manis mbak”)
4. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang
dihadapi. Ny. M berharap tenaga kesehatan dan mahasiswa dapat membantu
dalam mengatasi masalah An. B. (“Ee harapan saya ingin jadi ibu rumah tangga
yang baik, pengin jadi istri yag baik, hehehe. Kalau iyan ya saya penginnya dia
sekolah yang baik, tinggi, pengin jadi orang yang baik, hehe”)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Bagian Tn. R Ny. M An. B
KepalaWarna rambut hitam, lurus, penyebaran merata, tidak ada lesi dan benjolan
Warna rambut hitam, lurus, penyebaran merata, tidak ada lesi dan benjolan
Warna rambut hitam, lurus, penyebaran merata, tidak ada lesi dan benjolan
Mata Simetris, bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik
Simetris, bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik
Juling, bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik
Hidung Bersih, tidak ada sekret, simetris
Bersih, tidak ada sekret, simetris
Bersih, tidak ada sekret, simetris
Telinga Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih
Mulut Bersih, mukosa bibir lembab Bersih, mukosa bibir lembab Bersih, mukosa bibir lembab, karies gigi
LeherTrakhea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan positif
Trakhea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan positif
Trakhea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan positif
DadaI: pengembangan dada simetris
I: pengembangan dada simetris
I: pengembangan dada simetris
Perut I: perut datar I: perut cembung I: perut datar
Ekstremitas Lengkap, tidak ada edema dan varises
Lengkap, tidak ada edema dan varises
Lengkap, tidak ada edema dan varises
Genetalia Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
TTV
RR:20 x/menitHR:88 x/menitTD:120/90BB: 60 kgTB: 170 cm
RR:20 x/menitHR:90 x/menitTD:110/70BB: 55 kgTB: 154 cm
RR:22 x/menitHR:86 x/menitBB: 17 kgTB: 113 cm
Tgl pengkajian 24 April 2012 24 April 2012 24 April 2012
ANALISA DATA
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DATA FOKUS DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KODE NIC
RENCANA TINDAKAN
1. DS : 1. Ny. M mengatakan
kesulitan dalam memberikan arahan pada anak ketika belajar dan bersikap, karena An. B terlalu hiperaktif dan suah konsentrasi (“Ya mungkin ya itu apa, kan anaknya sendiri kan itu mbak apa susah konsentrasinya kan kurang. Masih semaunya dia, ya kadang ya belajarnya itu belum terkontrol”)
2. Ny. M mengatakan (“saat umur 5 bulan pernah jatuh dari kereta dorong dan dibawa ke tukang urut, kemudian usia 3 tahun dibawa ke dokter dan tukang pijat karena
Keterlambatan perkembangan berhubungan dengan gangguan kognitif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 bulan masalah keluyuran An. B teratasi dengan kriteria hasil:1. An. B dapat
fokus terhadap aktivitas yang dilakukan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari dengan 1 kali pertemuan @30 menit masalah An. B teratasi dengan kriteria hasil: 1. An. B melakukan
aktivitas hingga selesai
2. Skor GPPH An. B berkurang dari 16 menjadi 13
4430
4310
Therapeutic play1. Komunikasikan tujuan bermain
kepada anak dan keluarganya2. Mendiskusikan aktivtas
permainan dengan keluarga3. Menanyakan kembali kepada
anak terkait dengan ekspresi perasaan selama bermain.
Therapy activity1. Membuatkan jadwal aktivitas
untuk rutinitas sehari-hari klien
bicaranya lambat”)3. Ny. M mengatakan An. B
bicaranya lambat dan terlalu aktif serta tangannya tidak bisa diam, Ny. M mengatakan An. B pernah diberi terapi oleh dokter pada umur 3 tahun (“dia kan dulu ngomongnya lambat mbak, terus saya bawa ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia kan terlalu aktif terus apa tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter bilang, “owh ini gak apa-apa, ini karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee melampiaskannya pada gerakan-gerakan dia gak mau terus dia gak mau ngomong karena banyak geraknya gitu.”)
DO:1. Hasil pengukuran GPPH
mendapatkan skor 16 (menunjukkan GPPH)
2. Hasil pengukuran KPSP
mendapatkan skor 23. Hasil observasi An. B
terlalu aktif dan tidak bisa diam
4. An. B tidak dapat menulis5. An. B sangat susah
konsentrasi6. An. B sering memukul
temannya2. DS :
1. Ny. M mengatakan An. B sangat menyukai makanan dan minuman manis (“Kalau iyan skanya yang manis-manis mbak”)
2. Ny. M mengatakan An. B tidak bisa melakukan gosok gigi secara mandiri (“I: Dek iyan sikat gigi sendiri bu. Ny. M: gak”)
3. Ny. M mengatakan kurang tahu cara menggosok gigi secara benar (“yah gosok gigi keyak biasanya aja mbk”)
4. Ny. M mengatakan An. B sebelum tidur mengkonsumsi makanan atau minuman manis
Kerusakan gigi berhubungan dengan hygiene oral yang tidak efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 bulan diharapkan kerusakan gigi teratasi dengan kriteria hasil :1. Tidak ada karies
gigi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari dengan 2 kali pertemuan @30 menit jam diharapkan higiene oral yang tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil: 1. An. B menggosok
gigi sesudah makan dan sebelum tidur
2. An. B dapat melakukan gosok gigi secara mandiri
3. An. B dapat menyebutkan 3
5614
5604
1. Mengidentifikasi pengetahuan anak tentang makanan sehat yang baik dikonsumsi
2. Mengidentifikasi makanan kesukaan anak dan menentukan makanan yang baik untuk kesehatan gigi
3. Menginformasikan kepada anak makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi
1. Memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar menggosok gigi
2. Melibatkan keluarga dalam proses pendidikan kesehatan
3. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara
(“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum tidur juga sering makan yang manis”)
DO:1. Saat dilakukan observasi
An. B tidak tahu cara menggosok gigi yang benar
2. An. B selalu makan dan minum yang manis
3. Sebagian besar gigi An. B mengalami karies gigi
4. Di sekolah tidak ada program untuk mengatasi masalah terkait karies gigi
dari 5 makanan dan 2 dari 3 makanan penyebab karies gigi
4. An. B dapat menyebutkan 2 dari 6 cara gosok gigi dengan benar
1801
7726
menggosok gigi4. Mengevaluasi kemampuan
anak dalam menggosok gigi5. Memantau kesehatan gigi
anak
1. Menganjurkan orang tua untuk memfasilitasi kebutuhan perlengkapan gosok gigi sesuai umur anak
1. Memperkenalkan anak kepada petugas kesehatan terutama dokter gigi dan perawat
3. DS : 1. Ny. M mengatakan Tn. M
memiliki riwayat diabetes karena pola makan (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya”)
2. Ny. M mengatakan Tn. M kadar gulanya sudah normal dengan mengurangi makanan dan minuman manis (“(“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya terus dikasih
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 bulan diharapkan kadar glukosa darah stabil dengan kriteria hasil:1. Klien mampu
mengontrol asupan diet (GDS 60-125 mg/dL)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan kadar glukosa darah stabil dengan kriteria hasil:1. Klien mampu
menyebutkan 3 dari 4 gejala DM
2. Klien mampu menyebutkan 3 makanan yang
1100 Nutrition management 1. Dorong asupan kalori sesuai
untuk tipe tubuh dan gaya hidup
2. Menawarkan makanan ringan (misalnya, sering minuman, buah-buahan segar / jus buah)
3. Anjurkan makan makanan pengganti gula yang sesuai bagi keluarga
4. Memberikan pendidikan kesehatan yang tepat tentang
obat terus turun. Kalau ibu saya kena gula. Mungkin itu yang itu bapaknya meninggal mungkin it ee itu apa itu yang katanya kayak asma atau apa ya”)
3. Ny. M mengatakan Tn. R bekerja pada pukul 07.00-14.00 WIB (“iya mbak, bekerjanya dari jam 07.00-14.00”)
4. Ny. M mengatakan An. B sekolah pukul 09.30-11.30 WIB (“sekolahnya dari jam pukul 09.30-11.30 WIB”)
5. Ny. M mengatakan ibunya memiliki riwayat DM (“iya orang tua saya punya DM juga”)
6. Ny. M mengatakan An. B sangat suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, An. B tidak dapat dikontrol ketika makan dan minum yang manis. (“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum
potensial menyebabkan DM
2120 makanan sehat bernutrisi.
Hyperglycemia management1. Memonitor tanda-tanda dan
gejala hiperglikemia: poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan
2. Mendorong pemantauan diri kadar glukosa darah
3. Uji kadar glukosa darah anggota keluarga
4. Motivasi keluarga terhadap kepatuhan diet dan olah raga.
tidur juga sering makan yang manis”)
DO:1. Hasil observasi An. B
terlihat sering makan dan minum yang manis
2. GDS : 100 mg/dl
POHON MASALAH I
Sifat masalah : Aktual
Prioritas masalah : High priority
Keefektifan intervensi : Efektif dengan pemberian terapi aktivitas
DS : 1. Ny. M mengatakan kesulitan dalam memberikan
arahan pada anak ketika belajar dan bersikap, karena An. B terlalu hiperaktif dan suah konsentrasi (“Ya mungkin ya itu apa, kan anaknya sendiri kan itu mbak apa susah konsentrasinya kan kurang. Masih semaunya dia, ya kadang ya belajarnya itu belum terkontrol”)
2. Ny. M mengatakan (“saat umur 5 bulan pernah jatuh dari kereta dorong dan dibawa ke tukang urut, kemudian usia 3 tahun dibawa ke dokter dan tukang pijat karena bicaranya lambat”)
3. Ny. M mengatakan An. B bicaranya lambat dan terlalu aktif serta tangannya tidak bisa diam, Ny. M mengatakan An. B pernah diberi terapi oleh dokter pada umur 3 tahun (“dia kan dulu ngomongnya lambat mbak, terus saya bawa ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia kan terlalu aktif terus apa tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter bilang, “owh ini gak apa-apa, ini karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee melampiaskannya pada gerakan-gerakan dia gak mau terus dia gak mau ngomong karena banyak geraknya gitu.”)
DO:
1. Hasil pengukuran GPPH mendapatkan skor 16 (menunjukkan GPPH)
2. Hasil pengukuran KPSP mendapatkan skor 23. Hasil observasi An. B terlalu aktif dan tidak bisa
diam4. An. B tidak dapat menulis5. An. B sangat susah konsentrasi6. An. B sering memukul temannyaAn. B sangat susah
konsentrasi7. An. B sering memukul temannya
Effect :Penurunan konsentrasi
Core problem :Keterlambatan perkembangan
Causa :gangguan kognitif
POHON MASALAH II
Sifat masalah : Aktual
Prioritas masalah : High priority
Keefektifan intervensi : Efektif dengan pemberian pendidikan kesehatan
1. Ny. M mengatakan An. B sangat menyukai makanan dan minuman manis (“Kalau iyan skanya yang manis-manis mbak”)
2. Ny. M mengatakan An. B tidak bisa melakukan gosok gigi secara mandiri (“I: Dek iyan sikat gigi sendiri bu. Ny. M: gak”)
3. Ny. M mengatakan kurang tahu cara menggosok gigi secara benar (“yah gosok gigi keyak biasanya aja mbk”)
4. Ny. M mengatakan An. B sebelum tidur mengkonsumsi makanan atau minuman manis (“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum tidur juga sering makan yang manis”)
DO:
1. Saat dilakukan observasi An. B tidak tahu cara menggosok gigi yang benar
2. An. B selalu makan dan minum yang manis3. Sebagian besar gigi An. B mengalami karies gigi
Di sekolah tidak ada program untuk mengatasi masalah terkait karies gigi
Effect : penurunan nafsu makan dan
nyeri
Core problem : Kerusakan gigi
Causa :hygiene oral yang
tidak efektif
POHON MASALAH III
Sifat masalah : Risiko
Prioritas masalah : Medium priority
Keefektifan intervensi : Efektif dengan pemberian pendidikan kesehatan
DS :
1. Ny. M mengatakan Tn. M memiliki riwayat diabetes karena pola makan (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya”)
2. Ny. M mengatakan Tn. M kadar gulanya sudah normal dengan mengurangi makanan dan minuman manis (“(“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya terus dikasih obat terus turun. Kalau ibu saya kena gula. Mungkin itu yang itu bapaknya meninggal mungkin it ee itu apa itu yang katanya kayak asma atau apa ya”)
3. Ny. M mengatakan Tn. R bekerja pada pukul 07.00-14.00 WIB (“iya mbak, bekerjanya dari jam 07.00-14.00”)
4. Ny. M mengatakan An. B sekolah pukul 09.30-11.30 WIB (“sekolahnya dari jam pukul 09.30-11.30 WIB”)
5. Ny. M mengatakan ibunya memiliki riwayat DM (“iya orang tua saya punya DM juga”)
6. Ny. M mengatakan An. B sangat suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, An. B tidak dapat dikontrol ketika makan dan minum yang manis. (“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum tidur juga sering makan yang manis”)
DO:
1. Hasil observasi An. B terlihat sering makan dan minum yang manis
2. GDS : 100 mg/dl
Effect :Gula darah tidak
stabil
Core problem :Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah