Askep Tb Klg

download Askep Tb Klg

If you can't read please download the document

description

asuhan yang diberikan beserta formatnya

Transcript of Askep Tb Klg

MODUL KONSELING3ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAHKATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Modul Pelatihan Penyiapan Petugas Pelayanan Keperawatan Keluarga Di Rumah Dalam Menunjang Desa siaga ini dapat diselesaikanModul Pelatihan Penyiapan Petugas Pelayanan Keperawatan Keluarga Di Rumah Dalam Menunjang Desa siaga ini diperuntukkan bagi petugas pemberi pelayanan keperawatan keluarga. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan teknis dalam menerapkan Model Pelayanan Keperawatan Keluarga Di Rumah.Kami menyadari adanya keterbatasan dalam penyusunan modul ini, oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan demi penyempurnaan modul tersebut dan terlaksananya penerapan Pelayanan Keperawatan Keluarga Di Rumah Dalam Menunjang Desa siaga secara Nasional. April 2011Direktur Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian MedikSuhartati, S.Kp, M.KesNIP 196007271985012001DAFTAR ISIASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAHKATA PENGANTAR ...............................................................................................DAFTAR ISI ............................................................................................................GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN ......................................................ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH .......................................................................DESKRIPSI SINGKAT ....................................................................................TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................................POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ........................................BAHAN BELAJAR ..........................................................................................LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................URAIAN MATERI ............................................................................................Pokok Bahasan 1 : Pengetahuan Dasar Tuberkulosis Paru .....................Pokok Bahasan 2 : Asuhan Keperawatan Tuberkulosis Paru ..................REFERENSI ...................................................................................................DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Format A. Pengkajian Dan Diagnosa Keperawatan ...........................Lampiran 2. Format B. Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Evaluasi ........................Lampiran 3. Format C. Catatan Perkembangan .....................................................Lembar Kerja 1. Harapan Saya Dalam Sesi Ini .....................................................Lembar Kerja 2. Kasus ....................................................................................Lembar Kerja 3. Format Evaluasi Diri Peserta Pelatihan Terhadap Terapi Keperawatan ............................................................................... 123556677991325263243444547GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARANASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAHMateri Modul : Asuhan Keperawatan Klien Dengan Tuberkulosis Paru Dalam Konteks Keluarga Di RumahTujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti sesi pembelajaran, peserta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan tuberkulosis paru di rumah.Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah mengikuti sesi pembelajaran, peserta mampu :Menjelaskan pengetahuan dasar tuberkulosis paru:Melakukan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada klien tuberkulosis paru di rumah melalui pemberdayaan keluarga. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut :Pokok bahasan 1 : Pengetahuan dasar tuberkulosis paru:Sub pokok bahasan :Pengertian tuberkulosis, tanda dan gejala tuberkulosis paruPatofisiologi terjadinya tuberkulosis paru Penularan, faktor-faktor resiko dan komplikasi Pokok bahasan 2 : Tahapan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada klien tuberkulosis paru di rumah Sub pokok bahasan :Asuhan keperawatan klien tuberkulosis paruTerapi keperawatan pada klien tuberkulosis paruPenatalaksanaan medis : pemberian OAT Waktu : 9 jpl (Teori =2 jpl, Praktik =3 jpl, Praktik Lapangan=4 jpl)Metode : CeramahTanya JawabPraktik LaboratoriumPraktik LapanganMedia : Bahan tayangan digitalModulLembar kerjaFormat dokumen asuhan keperawatanAlat Bantu : KomputerLCDWhiteboard + SpidolReferensi : LeMone P and Burke K.M, 2000, Medical Surgical Nursing, Critical Thinking in ClientCare, second edition, Prentice- Hall,Inc, New JerseyDepartemen Kesehatan RI,(2002), Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,cetakan ke 8, Jakarta.Doenges, Marilynn E, at all, (2002), Nursing Care Plans: guidelines for individualizingpatient care, by F.A. Davis Company, USA.Brunner & Suddarth.(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC, Jakarta.Modul Pelatihan Keperawatan KeluargaPerry and Potter (2000), Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.EGC,Jakarta.MATERIASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN TUBERKULOSIS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAHDESKRIPSI SINGKATTuberkulosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Gejala umum adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai antara lain: dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan turun, malaise, berkeringat malam meskipun tanpa kegiatan dan demam meriang selama sebulan. Sebagian besar kuman TB dapat menyerang paru-paru tetapi dapat juga menyerang oragan tubuh lainnya. Departemen Kesehatan R.I (2000), menyatakan bahwa TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat, dimana penyakit tersebut menyerang sebagian besar kelompok usia produktif (usia kerja), kelompok ekonomi lemah dan tingkat pendidikan yang rendah. Menurut laporan WHO (1999), Indonesia merupakan penyumbang penderita TB terbesar nomor 3 (tiga) di dunia sesudah India dan Cina. Setiap100.000 penduduk Indonesia diperkirakan terdapat 130 penderita baru tuberculosis paru dengan sputum mengandung Baksil Tahan Asam (BTA positif) (DepKes, 2002).Perawat kesehatan komunitas sebagai salah satu tenaga puskesmas diharapkan mampu mengatasi masalah kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu perawat puskesmas dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif, ketrampilan teknis dan ketrampilan berhubungan secara interpersonal didalam setiap melakukan tindakan asuhan keperawatan terhadap klien tuberkulosis paru di rumah sesuai dengan peranannya sebagai pelaksana pelayanan keperawatan.Modul ini membahas tentang pengetahuan dasar tuberkulosis paru, asuhan keperawatan kepada klien tuberkulosis paru dan terapi keperawatan yang dapat dilakukan oleh seorang perawat kesehatan komunitas. Modul ini diharapkan dapat membantu perawat kesehatan komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan tuberkulosis paru dalam konteks keluarga di rumah. TUJUAN PEMBELAJARANTujuan Pembelajaran Umum:Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan tuberkulosis paru dalam konteks keluarga di rumah Tujuan Pembelajaran Khusus:Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu : Menjelaskan pengetahuan dasar tuberkulosis paru : a. Pengertian, tanda dan gejala tuberkulosis paru. b. Patofisiologi terjadinya tuberkulosis paru. c. Penularan, faktor-faktor resiko dan komplikasi 2. Melakukan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada klien tuberkulosis paru di rumah melalui pemberdayaan keluarga : Tahapan asuhan keperawatan (pengkajian dan diagnosa keperawatan); perencanaan, pelaksanaan dan penilaian). b. Terapi keperawatan kepada klien tuberkulosis paru. c. Penatalaksanaan medis: pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT).POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANDalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut:Pokok bahasan 1 : Pengetahuan dasar tuberkulosis paru:Sub pokok bahasan 1 : Pengertian tuberkulosis, tanda dan gejala tuberkulosis paruSub pokok bahasan 2 : Patofisiologi terjadinya tuberkulosis paru Sub pokok bahasan 3 : Penularan, faktor-faktor resiko dan komplikasi Pokok bahasan 2 : Tahapan asuhan keperawatan dan terapi keperawatan pada klien tuberkulosis paru di rumah Sub pokok bahasan 1 : Asuhan keperawatan klien tuberkulosis paruSub pokok bahasan 2 : Terapi keperawatan pada klien tuberkulosis paruSub pokok bahasan 3 : Penatalaksanaan medis : pemberian OAT BAHAN BELAJARBahan belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara lain: LeMone P and Burke K.M, 2000, Medical Surgical Nursing, Critical Thinking in Client Care, second edition, Prentice- Hall,Inc, New JerseyDepartemen Kesehatan RI,(2002), Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, cetakan ke 8, Jakarta.Doenges, Marilynn E, at all, (2002), Nursing Care Plans: guidelines forindividualizing patient care, by F.A. Davis Company, USA.Brunner & Suddarth.(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC, Jakarta.Modul Pelatihan Keperawatan KeluargaPerry and Potter (2000), Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. EGC,Jakarta.LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARANBerikut ini akan diuraikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada sesi asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru. Fasilitator melakukan aktifitas dalam rangka menarik minat dan perhatian peserta terhadap materi modul:Menyampaikan diskripsi singkat tentang materi modul asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru.Mengidentifikasi tingkat pemahaman peserta terkait materi asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru.Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi tersebut.Menjelaskan kepada peserta bahwa metode pelatihan pada modul ini mencakup metode ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok, latihan kasus, praktikum dan praktik lapangan.Menghimbau peserta untuk meningkatkan perhatian dan berperan serta aktif dalam ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok, latihan kasus, praktikum dan praktik lapangan.Menanyakan kepada peserta harapan terhadap kegiatan pada sesi iniMengarahkan kepada peserta dengan memanfaatkan modul agar mampu memahami materi asuhan keperawatan dengan klien tuberkulosis paruMemberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami terkait materi yang dibahasMemberikan klarifikasi/tanggapan atas pertanyaan peserta terkait dengan materi Asuhan Keperawatan Klien dengan Tuberkulosis Paru di rumah.Bersama peserta merangkum materi yang telah dibahas.Memberikan pengarahan dan tujuan dari setiap kegiatan kepada peserta untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok dan memberikan penjelasan tentang tujuan diskusi kelompok.Membagi peserta menjadi 3 kelompok yang merupakan campuran dari berbagai intansi tempat bekerja seperti RS, puskesmas dan Dinas Kesehatan/Dep.Kes.Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk melakukan aktivitas kegiatan diskusi kelompok untuk pembahasan kasus sesuai dengan pengarahan fasilitator.Membimbing dan mengevaluasi peserta dalam melakukan praktik terkait ketrampilan merawat klien tuberkulosis paru.Membimbing dan mengevaluasi peserta dalam melakukan asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru dalam konteks keluarga di rumah.Memfasilitasi bahan-bahan untuk keperluan diskusi kelompok, praktikum dan praktik lapangan serta menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif selama peserta melakukan asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru dalam konteks keluarga di rumah.Memberikan klarifikasi dan tanggapan terhadap kegiatan diskusi kelompok, praktikum dan praktik lapangan sesuai dengan tujuan kegiatan belajarURAIAN MATERITuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi menular menahun yang disebabkan karena mycobacterium tuberculosis.. Untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, seorang perawat komunitas dituntut untuk dapat memberikan asuhan keperawatan klien tuberkulosis di rumah. Asuhan keperawatan klien dengan masalah tuberkulosis paru merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan kepada klien dalam upaya meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat angota keluarga yang sakit melalui pendekatan proses keperawatan.Pokok Bahasan 1 : Pengetahuan dasar tuberkulosis paru Pengertian, tanda dan gejala tuberkulosis paruPengertian TuberkulosisTuberkulosis adalah penyakit infeksius, menular yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis) dan sebagian besar kuman TBC menyerang parenkhim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe. (Depkes 2002 dan Brunner and Suddarth 1999). Tanda dan gejala tuberkulosis paruMenurut Depkes R.I (2002), menyatakan bahwa gejala umum: batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai: dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Tuberkulosis dapat mempunyai manifestasi atipikal pada lansia, seperti perilaku tidak biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia dan penurunan berat badan. Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman (Brunner & Suddarth,1996).Patofisiologi terjadinya tuberkulosis paru.Klien rentan yang menghirup basil tuberkulosis menjadi terinfeksi, kemudian bakteri masuk melalui jalan nafas ke alveoli dan selanjutnya mereka berkumpul untuk memperbanyak diri. Basil menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang, korteks serebri dan area paru lainnya(lobus atas). Reaksi inflamasi terjadi sebagai respon sistem imun tubuh. Fagosit (neutrofil dan makrofag) memakan banyak bakteri; limfosit spesifik-tuberkulosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan mengakibatkan penumpukan eksudat dalam aveoli sehingga menyebabkan bronkopneumonia.Granulomas (masa jaringan baru) merupakan gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh makrofag yang membentuk dinding protektif. Granulomas diubah menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian sentral dari massa fibrosa disebut tuberkel Ghon. Bakteri dan makrofag menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa tersebut dapat mengalami klasifikasi membentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit.Setelah pemajanan dan infeksi awal, klien dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon yang tidak adekuat dari respon sistem imun. Penyakit dapat menjadi aktif karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Pada kasus tersebut, tuberkel Ghon pecah kemudian melepaskan bahan seperti keju ke dalam bronki selanjutnya bakteri menyebar ke udara sehingga mengakibatkan penyebaran penyakit yang lebih luas. Tuberkel yang pecah, kemudian sembuh membentuk jaringan parut. Paru yang sudah terinfeksi menjadi bengkak sehingga mengakibatkan bronkopneumonia lebih lanjut, pembentukan tuberkel dan akan berlanjut seperti pada uraian sebelumnya.Berikut ini skema patofisiologi tuberkulosis paruMycobacterium tuberkulosis(Kuman dalam bentuk droplet di udara)Masuk saluran nafas (inhalasi)Basil tuberkel mencapai alveolusJumlah total jaringan terjadi resksi peradangan demam,berkeringat,lemahparu menurunMenurunkan luas total sel T mengaktifkan macrofrag tidak nafsu makanpermukaan membranrespirasikapasitas difusi 0-C0 PMN mempagosit kuman katabolismeLeukosit diganti macrofagsesak nafas alveoli mengalami konsolidasi cadangan energi (pemadatan) berkurangjaringan granulosit mengalami metabolisme di nekrosis padat spt keju (perkejuan) otot tidak kuat Membentuk parut & kapsul ATP,ADF berkurang mengelilingi tuberkel terjadi reaksi pencairankelemahan ototbahan cair dibuang ke bronkhus dan dikeluarkanketika batuk di daerah tsb timbul Kavernebentuk jaringan barulumen bronkhus menyempit, kavitas penuh dengan perkejuanPenularan, faktor-faktor resiko dan komplikasiPenularan, faktor-faktor resiko terjadinya tuberkulosis paru Tuberkulosis paru ditularkan dari orang ke orang lain oleh transmisi melalui udara. Individu dapat terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi, melepaskan droplet (percikan dahak). Droplet besar (lebih besar dari 100) dan kecil (1 sampai 5). Droplet yang besar menetap sementara dan droplet yang kecil tertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam dan dapat terhirup oleh individu yang rentan (Brunner & Suddarth, 1996).Daya penularan dari seorang klien TB ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Semakin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, semakin tinggi risiko penularan. Jika hasil pemeriksaan negatif (tidak terlihat kuman TB), maka klien tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet per volume udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Individu yang berisiko tinggi untuk tertular tuberkulosis adalah: kontak erat dengan seseorang yang menderita TB aktif; individu imunosupresif (lansia, klien kanker, klien dalam terapi kortikosteroid, dan klien yang terinfeksi HIV); klien yang memiliki gangguan medis sebelumnya (diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, kurang gizi, bypass gastrektomi atau yeyunoileal); klien tanpa perawatan yang adekuat (tunawisma, tahanan); klien yang tinggal di daerah kumuh; klien yang tinggal di institusi (tahanan, perawatan jangka panjang dan dirawat di RS jiwa) dan petugas kesehatan. KomplikasiKomplikasi yang sering terjadi pada klien dengan stadium lanjut adalah: batuk darah berat (Hemoptisis), kolaps paru spontan karena kerusakan jaringan paru (Pneumotorak Spontan), bronkhiektasi dan fibrosis paru, insufisiensi kardio pulmoner, penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian dan ginjal. Pokok Bahasan 2 : Tahapan Asuhan Keperawatan dan Terapi Keperawatan Kepada Klien Tuberkulosis Paru Dalam Konteks Keluarga Di Rumah.Tersedia pada kolom evaluasi (format B)Asuhan KeperawatanPengkajian dan rumusan diagnosa keperawatan Pengkajian :Pengkajian terhadap klien tuberkulosis paru (Doengoes, 2002) tergantung pada tahap penyakit dan derajat yang terkena meliputi : Riwayat TB paru pada keluarga Aktivitas/istirahat Integritas egoMakanan/ cairanNyeri/ kenyamananPernafasanKeamananInteraksi sosialPenyuluhan/ pembelajaran Pemeriksaan diagnostik meliputi:Kultur sputumZiehl Neelsen (pemeriksaan BTA)Test kulit (Protein Purified Derivate/PPD atau Mantoux test)Foto torak.Pemeriksaan fungsi paru.Secara rinci akan di tampilkan dalam bentuk cek list (V) dalam format.Rumusan diagnosa keperawatan:Berdasarkan kajian data yang diperoleh maka diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien dengan tuberkulosis paru menurut Doengoes (2002) dan Bruner dan Sudarth (1996) adalah: Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan: (a) sekret kental atau sekret darah, (b) kelemahan, upaya batuk buruk, (c) edematrakheal/ faringealGangguan pertukaran gasPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan: (a) kelemahan, (b) sering batuk/ produksi sputum; dispnea, (c) anoreksia, (d) ketidakcukupan sumber keuangan.Ketidakpatuhan terhadap program pengobatan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, perubahan status nutrisi dan demam.Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan: (a) kurang terpajaninformasi/ salah interpretasi informasi, (b) keterbatasan kognitif, (c) informasi yang ada tidak akurat/ tidak lengkap.Resiko tinggi penyebaran/ aktivasi ulang infeksi tuberkulosis.Perencanaan , pelaksanaan dan penilaianPerencanaan Diagnosa Keperawatan: 1) Resiko tinggi penyebaran/ aktivasi ulang infeksi Tujuan Umum: Penyebaran infeksi dapat dicegah atau menurunkan resiko penyebaran infeksinya.Tujuan Khusus: Menunjukkan teknik/ melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman.Perencanaan tindakan keperawatan:MandiriKaji patologi penyakit dan penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa dan menyanyiIdentifikasi orang lain yang berisiko (anggota keluarga di rumah, teman)Ajarkan dan anjurkan klien untuk batuk/bersin dengan cara menutup mulut pakai kertas tisu/saputangan dan hindari meludah sembarangan (meludah pada tempat tertutup yang berisi/mengandung desinfektan: air sabun, lisol, minyak tanah, cairan pemutih pakaian/klorin); gunakan tisu sekali pakai; ajarkan teknik mencuci tangan yang tepat. Motivasi untuk mengulang demonstrasiAjarkan keluarga untuk menghindar saat klien batuk/bersin (pada fase aktif)Anjurkan keluarga untuk memantau suhu tubuh klien sesuai kebutuhan Tekankan pentingnya untuk tidak menghentikan terapi obat dan libatkan keluarga untuk mengawasi klien minum obatJelaskan pentingnya melakukan pemeriksaan BTA ulang secara periodik selama program terapiMotivasi untuk makan makanan bergizi (gizi seimbang) Berikan makanan porsi kecil tetapi seringKolaborasiBerikan OAT sesuai indikasiAwasi pemeriksaan laboratorium (sputum) selama program terapi.Diagnosa Keperawatan: 2) Bersihan jalan nafas tidak efektifTujuan Umum : Mempertahankan jalan nafas klien tuberkulosisTujuan Khusus: Mengeluarkan sekret tanpa bantuanMenunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas.Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam tingkat kemampuan/ situasi.Mengidentifikasi resiko komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat.Perencanaan tindakan:MandiriKaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot aksesori)Catat kemampuan untuk mengeluarkan dahak melalui batuk efektif (catat karakter dahak, jumlah sputum dan adanya hemoptisis).Berikan klien posisi semi fowler atau fowler. Bantu klien untuk batuk efektif dan latihan nafas dalam.Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea; lakukan penghisapan sesuai indikasi.Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari sesuai indikasi.KolaborasiLembabkan udara/ oksigen inspirasiBerikan obat obatan sesuai indikasi seperti agen mukolitik bronkhodilator,kortikosteroidPersiapkan untuk membantu intubasi daruratDiagnosa Keperawatan : 3) Resiko tinggi gangguan pertukaran gasTujuan Umum : Tidak ada dispnea/ penurunan dispnea.Tujuan Khusus: Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD (Analisa Gas Darah) dalam rentang normalBebas dari gejala distress pernafasanPerencanaan tindakan:MandiriKaji dispnea, takhipnea, menurunnya bunyi nafas/ bunyi nafas yang tidak normal, peningkatan upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahanEvaluasi perubahan tingkat kesadaran. catat sianosis dan/atau perubahanwarna kulit, termasuk membran mukosa dan kukuTunjukkan cara bernafas bibir selama ekshalasi, khususnya untuk klien dengan fibrosis atau kerusakan parenkimTingkatkan tirah baring/ batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri sesuai keperluanKolaborasiPantau secara teratur Analisa Gas Darah (AGD)/nadi oksimetri.Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan.Diagnosa Keperawatan: 4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhTujuan Umum: Menunjukkan kenaikan berat badan dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada tanda malnutrisi.Tujuan Khusus: Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan /atau mempertahankan berat badan yang tepat. Perencanaan tindakan:MandiriCatat status nutrisi klien (turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan/ ketidakmampuan menelan, adanya tonus usus, riwayat mual/muntah atau diare.Pastikan pola diet klien yang disukai/ tidak disukai.Awasi masukan/ pengeluaran dan berat badan secara periodik.Kaji anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat. Amati frekuensi, volume dan konsistensi faeses.Motivasi dan berikan waktu istirahat yang sering.Berikan makan tinggi kalori dan protein dengan porsi kecil tetapi sering.KolaborasiRujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dietKonsultasi dengan terapi pernafasan untuk jadwal pengobatan 1-2 jam sebelum/ setelah makanAwasi pemeriksaan laboratorium (protein serum, BUN dan albumin).Berikan antipiretik sesuai indikasi.Diagnosa Keperawatan: 5) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, aturan tindakan dan pencegahan.Tujuan Umum: Menyatakan pemahaman proses penyakit/ prognosis dan kebutuhanpengobatan.Tujuan Khusus: Melakukan perubahan pola hidup untuk memperbaiki kesehatan umum dan menurunkan resiko kekambuhan.Mengidentifikasi gejala yang memerlukan evaluasi/ intervensi.Menggambarkan rencana untuk menerima perawatan kesehatan yang adekuatPerencanaan tindakan: MandiriKaji kemampuan klien untuk belajar (masalah, kelemahan, tingkat partisipasi, lingkungan terbaik dimana klien dapat belajar, seberapa banyak isi, media terbaik dan siapa yang terlibat)Identifikasi gejala yang harus dilaporkan kepada perawat (hemoptisis,nyeri dada, demam, kesulitan bernafas, kehilangan pendengaran dan vertigo)Tekankan pentingnya mempertahankan tinggi protein dan diet karbohidrat serta pemasukkan cairan yang adekuatBerikan instruksi dan informasi tertulis khusus pada klien sebagai panduan (jadwal obat)Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama. Kaji resiko interaksi obat/ subtansi lain Kaji efek samping pengobatan (mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, hipertensi ortostatik) dan pemecahan masalah.Tekankan kebutuhan untuk tidak minum alkohol selama program pengobatanRujuk untuk pemeriksaan mata setelah memulai minum obat dan kemudian setiap bulan selama minum etambutol Motivasi klien/ orang terdekat untuk mengungkapkan rasa takut/ ada masalah. Jawab pertanyaan secara nyata dan catat lamanya penggunaan penyangkalan Motivasi klien untuk tidak merokok.Kaji bagaimana TB ditularkan dan bahaya kekambuhan.Kolaborasi(-)Diagnosa Keperawatan: 6) Intoleransi aktivitas Tujuan Umum : Berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan, memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.Tujuan Khusus: Tercapainya peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dapat dibuktikan dengan menurunnya kelemahan, kelelahan dan tanda vital selama aktifitas. Perencanaan tindakan: MandiriPeriksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitasCatat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas.Catat takikardia, disritmia, dispnea, berkeringat, dan pucat.Kaji penyebab kelemahan (misl. pengobatan, nyeri, obat).Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode aktivitas dengan periode istirahat.KolaborasiImplementasikan program rehabilitasi untuk aktivitas.PelaksanaanMelaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana dan libatkan anggota keluarga di dalam setiap melakukan tindakan keperawatan agar klien dan keluarga memiliki kemampuan kognitif, afektif serta psikomotor dalam mengatasi masalah tuberkulosiss paru. Gunakan format B (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian) dengan cara memberi tanda ceklist (V) pada kolom perencanaan tindakan keperawatan. Bila sesuai rencana tindakan maka tulislah pada kolom pelaksanaan (contoh: sesuai rencana yang telah di susun), bila tidak sesuai, maka tulislah pada kolom pelaksanaan tentang tindakan sesungguhnya yang dilakukan.PenilaianTahap selanjutnya adalah melakukan penilaian (evaluasi) terhadap respon verbal dan non verbal klien selama melakukan tindakan keperawatan untuk melihat keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. Pada hari pertama intervensi keperawatan, evaluasi pencapaian mengacu pada tujuan khusus dengan cara memberi tanda ceklist (V) pada data subjektif dan objektif yang kemudian isilah kolom titik-titik jika ada data lain-lain dan terakhir bubuhkan nama jelas, tanda tangan dan tanggal. Untuk interaksi pada hari-hari berikutnya dicatat pada format C (format catatan perkembangan) dengan cara menuliskan data SOAPIE kemudian bubuhkan nama jelas, paraf dan tanggal. Terapi keperawatan kepada klien tuberkulosis paru Dibawah ini akan di uraikan 2 (dua) terapi modalitas keperawatan yang dapat dilakukan oleh klien dengan penyakit paru kronis khususnya dengan masalah gangguan pada saluran nafas bagian bawah. Batuk EfektifPengertian: Batuk efektif adalah membersihkan jalan nafas dari sekresi yang berlebihTujuan: Untuk memberikan kesempatan paru-paru mengembang, mobilisasi sekret, dan mencegah efek samping dari retensi sekresi paruPelaksanaan:Persiapan klien: Jelaskan tujuan dan rasionalisasi tindakanPersiapan alat:BantalTempat tidur (yang dapat diatur) atau kursiTempat/wadah sputum yang tertutup yang telah diisi larutan klorin/bayclinKertas tissue Persiapan lingkungan:Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman . Pasang sampiran/tirai gordein untuk menjaga privasi klien selama tindakan.Langkah kerja:Cuci tanganAwali interaksi dengan mengucapkan salamTempatkan klien dengan posisi dudukAnjurkan klien untuk rileks dan bernafas normal untuk beberapa menit hingga merasa nyaman.Lakukan nafas dalam dan panjang sebanyak lima kali dan tahan tarikan nafas terakhir selama tiga detik (jika memungkinkan) Batukkan dengan segera setelah menahan nafas selama tiga detik, dengan cara menggunakan otot-otot perut atau otot-otot respirasi yang lain. Tekan di kedua sisi abdomen dengan menggunakan telapak tangan saat batuk. Upayakan lendir untuk keluarKembali rileks dan bernafas normal.Anjurkan klien untuk batuk kembali secara teratur. (tetap memperhatikan tindakan higienis)Anjurkan klien membuang dahak (bila ada) ke dalam sputum potBersihkan mulut klien dengan kertas tissueLakukan evaluasi respon klien selama dan setelah tindakanRapihkan alat-alatAkhiri interaksi dengan mengucapkan salamCuci tanganDokumentasikan hasil tindakan batuk efektif.Evaluasi:Respon verbal: Klien mengatakan dapat lebih nyaman dan dapat mengeluarkan sekret dengan mudah.Respon non verbal: Klien kooperatif dan tidak ditemukan tanda-tand adanya penumpukan sekret pada jalan nafas.Latihan Pernafasan DiafragmaPengertian: Latihan pernafasan merupakan teknik yang digunakan untuk mengkompensasi kekurangan pernafasan dengan meningkatkan efisiensi pernafasan. Latihan dilakukan untuk menyimpan energi melalui pernafasan yang terkendali.Tujuan: Mengurangi kegiatan otot pernafasan yang tidak terkordinasiMenurunkan beban kerja pernafasanMerelaksasi otot dan memulihkan kecemasanPernafasan perut menjadi spontan dan respirasi lebih efisien dan rileks.Menghilangkan efek dari hipoventilasi dan efek anestesi Pelaksanaan:Persiapan klien: Jelaskan tujuan dan rasionalisasi tindakanPersiapan alat: BantalTempat tidur (yang dapat diatur) atau kursi.Persiapan lingkungan: Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Pasang sampiran/tirai gordein untuk menjaga privasi klien selama tindakan.Langkah kerja:Cuci tanganAwali interaksi dengan mengucapkan salamTempatkan klien dengan posisi sit up lurus dengan ditopang oleh bahu dan kepala menengadah.Letakkan telapak tangan diatas perut, persis di bawah tulang iga dan tangan yang lain pada bagian tengah dadaAnjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan lambat secara perlahan melalui hidung sampai perut menonjol keatas setinggi mungkin. Perut akan membesar selama inspirasi dan mengempes selama ekspirasi Keluarkan nafas melalui pursed lip sambil menegangkan otot perut dengan kuat kearah dalam. Rongga dada tidak bergerak, perhatian ditujukan pada perut Lakukan latihan kira-kira satu menit dan istirahat 2 menit, lakukan selama 10 menit ( 4 kali sehari).Lakukan pernafasan diafragma pada saat berbaring, duduk dan akhirnya saat berdiri dan berjalan. Kordinasikan pernafasan diafragma pada saat menaiki tangga dan lakukan aktifitas selama masa ekspirasi yang panjangLakukan evaluasi respon klien sebelum, selama dan setelah tindakanRapihkan alat-alatAkhiri interaksi dengan mengucapkan salamCuci tangan Dokumentasikan hasil tindakan nafas dalam.Evaluasi:Respon verbal klien: Klien dapat mengatakan bahwa bernafas menjadi lebih ringan dan rileks. Otot pernafasan menjadi terkordinasi dan merasa lebih nyaman.Respon non verbal: Klien kooperatif ,pernafasan tampak spontan dan respirasi lebih efisien dan rileks.Penatalaksanaan medisPengobatan tuberkulosis berkolaborasi dengan medis, obat tuberkulosis diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, agar semua kuman (termasuk kuman persister) dapat dibunuh. Jika paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan) maka kuman TBC akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Program Nasional Penangulangan TBC di Indonesia menggunakan paduan OAT (Depkes,2002):Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3.Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3.Disamping ketiga kategori ini disediakan paduan obat sisipan (HRZE). Paduan OAT disediakan dalam bentuk paket kombipak, dengan tujuan untuk memudahlan pemberian obat dan menjamin kelangsungan pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) penderita dalam satu (1) masa pengobatan.Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). Secara rinci pengobatan tuberkulosis dapat dilihat pada panduan OAT di Indonesia.REFERENSILeMone P and Burke K.M, 2000, Medical Surgical Nursing, Critical Thinking in Client Care, second edition, Prentice- Hall,Inc, New JerseyDepartemen Kesehatan RI,(2002), Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, cetakan ke 8, Jakarta.Doenges, Marilynn E, at all, (2002), Nursing Care Plans: guidelines for individualizing patient care, by F.A. Davis Company, USA.Brunner & Suddarth.(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC, Jakarta.Modul Pelatihan Keperawatan KeluargaPerry and Potter (2000), Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.EGC,Jakarta. Lampiran 1FORMAT APENGKAJIAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATANPetunjuk:Berilah tanda cek list () pada aspek yang dikaji dan sesuaikan dengan rumusan diagnosa yang terdapat pada kolom diagnosa keperawatan.Aspek yang dikajiDiagnosa KeperawatanData Objektif:1. Pernah batuk darah 2. Nafas pendek dan cepat 3. Tampak sesak 4. Tidak dapat mengeluarkan dahak 5. Tampak lesu dan lemah 6. Kulit teraba berkeringat dingin 7. R:>20 x/menit (N: 16-20x.menit) 8. N: >100x/menit(N:60-100x/menit) 9. S:>38 C (N:37 C+ 1C) Data Subjektif:10. Merasa sesak nafas 11. Kadang rasa nyeri dada 12. Batuk terus menerus & berdahak > 3 mg13. Merasa meriang/demam 14. BTA positif Tidak efektifnya bersihan jalan nafas (jika terdapat semua aspek yang dikaji)Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif (jika terdapat aspek yang dikaji no.4-5-6-12-21)Aspek yang dikajiDiagnosa Keperawatan15. LED meningkat 16. Ada bercak opaq pada hasil rontgen17. Leukosit >10.000/mm3 Pengetahuan keluarga tentang perawatan TB di rumah: Tidak tahu cara merawat sesak:18. Mengatur posisi fowler/semi fowler 19. Membuat ramuan tradisional (tumbuhan) untuk mengencerkan dahak, 20. Banyak minum air putih hangat 21. Tidak tahu bagaimana cara batuk yang benarData Objektif1. Badan kurus tidak sesuai TB 2. Tidak bisa menghabiskan porsi makan yang disediakan3. Turgor kulit buruk, kering/bersisik 4. Kehilangan otot/hilang lemak subkutan5. Penurunan BB (BB saat ini....kg, BB bln lalu.......kg)6. Tampak lesu dan lemah 7. Menu makanan tidak seimbang Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (jika terdapat semua aspek yang dikaji)Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (jika terdapat aspek yang dikaji no. 2, 6, 7, 8, 9 , 11, 12)Aspek yang dikajiDiagnosa KeperawatanData Subjektif8. Mual 9. Tidak ada nafsu makan 10. Mudah capek/lelahPengetahuan keluarga tentang perawatan TB di rumah: 11. Tidak tahu harus menyiapkan makanan TKTP12. Tidak tahu bagaimana cara meningkatkan selera makan 13. Tidak tahu efek obat dapat menyebabkan mualData Objektif:1. Buang dahak sembarangan 2. Tidak ada sinar matahari masuk rumah3. Tidak menutup mulut saat batuk 4. Lingkungan dalam rumah lembab 5. OAT kategori I/II/III tidak diminum 8. R : 20 x/menit (N:12-20x/menit) 9. S: >38 C (N:37 C+ 1C) 10. N:80x/menit (N:60-100x/menit) Resiko tinggi penyebaran/ aktivasi ulang infeksi (jika terdapat semua aspek yang dikaji )Resiko tidak efektifnya pengelolaan program terapi OAT (jika terdapat aspek yang dikaji no. 5,15,16,18,20,)Aspek yang dikajiDiagnosa KeperawatanData Subjektif:11. Batuk terus menerus & berdahak > 3 minggu12. Dahak bercampur darah 13. Demam meriang lebih dari satu bulan14. Berkeringat malam tanpa sebab 15. Malas minum OAT 16. Merasa sdh sembuh 17. Riwayat kontak dgn klien TB aktif 18. Merasa mual jika minum obat Pengetahuan keluarga tentangTB: 19. Tidak tahu pengertian TB, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut.20. Tidak tahu tanda,gejala efek, samping OAT,penyebab,akibatTidak tahu cara merawat klien di rumah: 21. Minum OAT teratur sesuai medis 22. Istirahat minimal 8 jam sehari 23. Perawatan diri setiap hari 24. Cek sputum sesuai jadwal 25. Olah raga ringan teratur minimal satu minggu sekali, Aspek yang dikajiDiagnosa Keperawatan26. Mengawasi anggota keluarga yang sakit untuk menelan OAT secara teratur27. Asupan cairan cukup dan makan TKTP Tidak tahu cara memodifikasi lingkungan:28. Membersihkan rumah secara teratur29. Menjaga rumah dalam keadaan kering30. Selalu membuka jendela, 31. Menyediakan tempat penampungan dahak32. Selalu menutup hidung atau mulut jika batuk33. Imunisasi BCG untuk anggota keluarga yang berumur < 12 bulan,34. Mengusahakan sinar matahari masuk ke dalam rumah35. Menjemur perlengkapan tidur minimal satu minggu sekaliTidak tahu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan:36. Tidak tahu tempat pelayanan kesehatan untuk menangani TB dan efek samping OAT Aspek yang dikajiDiagnosa Keperawatan37. Tidak tahu manfaat pelayanan Data Objektif:1. Tampak lemah/malaise2. Nafas pendek ketika aktivitas3. Sulit tidur pada malam hari/ demam malam hari dan atau berkeringat4. Kelelahan otot5. Takhikardia, kakhipnea/ dispnea saat aktivitas6. Personal higiene buruk 7. Batuk produktif 8.TD:>140/90 mmHg(N:120/80-140/90) 9. R: >20x/menit(N:12-20x/menit) 10. S:100x/menit(60-100x/meit) Data Objektif:12. Merasa lemah dan tidak berdaya 13. Merasa nyeri dan sesak 14. Batuk terus menerus 15. Tidak ada nafsu makanIntoleransi aktivitas (jika terdapat semua aspek yang dikaji )Lampiran 2FORMAT BPERENCANAAN , PELAKSANAAN DAN EVALUASIPetunjuk: Beri tanda chek list () pada kolom perencanaan dan tuliskan tindakan pada kolom pelaksanaan (contoh penulisan: sesuai rencana yang disusun) ,jika pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada kolom evaluasi berilah tanda chek list () sesuai data subjektif dan objektif yang ditemukan, jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan data objektif dan subjektif, maka isilah titik titik pada tempat yang telah disediakan. Tuliskan tanggal, bulan dan tahun serta tanda tangan dan nama jelas pada kolom evaluasi.Untuk tindakan keperawatan yang belum tercapai, maka tindakan keperawatan harus diulang.NODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASI1Resiko tinggi penyebaran/ aktivasi ulang infeksi Tujuan Umum :Penyebaran infeksi dapat dicegah atau menurunnya resiko penyebaran infeksi.Kaji patologi penyakit dan penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa dan menyanyi.Identifikasi orang lain yang berisiko (anggota keluarga di rumah, teman)Subjektif: Mau melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman NODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASITujuan Khusus: Menunjukkan teknik/ melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman. Anjurkan klien untuk batuk/bersin dengan cara menutup mulut pakai kertas tisu dan hindari meludah sembarangan. Kaji pembuangan tisu sekali pakai dan teknik mencuci tangan yang tepat. Motivasi untuk mengulang demonstrasiKaji tindakan kontrol infeksi (penggunaan masker atau isolasi pernafasan) Awasi suhu sesuai indikasi Identifikasi faktor resiko individu terhadap infeksi tuberkulosis berulangTekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obatKaji pentingnya mengikuti pemeriksaan kultur ulang secara periodik terhadap Objektif: Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan lingkungan yang aman untuk mencegah penularanLain............................................................................................................................. ..............................................................................................................Tgl/bl/thn/Tanda tangandan nama jelasNODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASIsputum selama program terapiMotivasi untuk memilih makanan dan mencerna makanan yang seimbang. Berikan makanan porsi kecil tetapi sering yang seimbang. Berikan makanan porsi kecil tetapi seringNODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASI2Bersihan jalan nafas tidak efektifTujuan Umum : Mempertahankan jalan nafas klien tuberkulosisTujuan Khusus : Mengeluarkan sekret tanpa bantuanMenunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahan kan bersihan jalan nafas.Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam tingkat kemampuan/ situasi.MandiriKaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot aksesoriCatat kemampuan untuk mengeluarkan dahak melalui batuk efektif (catat karakter dahak, jumlah sputum dan adanya hemoptisis)Berikan klien posisi semi fowler atau fowler. Bantu klien untuk batuk efektif dan latihan nafas dalamBersihkan sekret dari mulut dan rakhea; lakukan penghisapan sesuai indikasi.Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari sesuai indikasiSubjektif:Kemauan mengeluarkan sekret tanpa bantuanMau berpartisipasi dalam program pengobatan, Tahu risiko dan dapat melakukan tindakan yang tepat.Objektif:Sekret dpt keluar tanpa bantuanMenunjukan perilaku untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.NODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASIMengidentifika si resiko komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat. KolaborasiLembabkan udara/ oksigen inspirasiBerikan obat obatan sesuai indikasi seperti agen mukolitik , bronkhodilator, kortikosteroid.Persiapkan untuk membantu intubasi darurat.Partisipasi aktif dalam program pengobatanDapat mengidentifika si resiko komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat.Lain-lain .......... ........................................................................................................................................................................................................Tgl/bl/thn/Tanda tangandan nama jelasNODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASI3Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gasTujuan Umum : Tidak ada dispnea/ penurunan dispnea.Tujuan Khusus: Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD (Analisa Gas Darah) dalam rentang normal.Bebas dari gejala distres pernafasan.MandiriKaji dispnea, takhipnea, menurunnya bunyi nafas/ bunyi nafas yang tidak normal, peningkatan upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahan.Evaluasi perubahan tingkat kesadaran. Catat sianosis dan/atau perubahan warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.Tunjukkan cara bernafas bibir selama ekshalasi, khususnya untuk klien dengan fibrosis atau kerusakan parenkhim.Tingkatkan tirah baring/ batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.Subjektif:Tidak ada keluhan sesakTidak ada keluhan gejala distres pernafasan.Objektif:Tampak ada perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD dalam rentang normalTampak tidak ada gejala distres pernafasan.Lain-lain ......... ....................................................................................................NODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASI KolaborasiPantau secara teratur Analisa Gas Darah/ nadi oksimetri.Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan......................... ............................................................................................................................Tgl/bl/thn/Tanda tangandan nama jelasNODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASI4 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Tujuan Umum : Menunjukkan kenaikan berat badan dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada tanda malnutrisi.Tujuan Khusus: Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan / atau mempertahan kan berat badan yang tepat. MandiriCatat status nutrisi klien (turgor kulit, berat ba dan dan derajat keku rangan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan/ketidak mampuan menelan,ada nya tonus usus, riwayat mual/muntah atau diare.Pastikan pola diet klien yang disukai/ tidak disukaiKaji anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat. Amati frekuensi, volume dan konsistensi feses.Motivasi dan berikan waktu istirahat yang sering.Berikan makan tinggi kalori dan protein dengan porsi kecil tetapi seringSubjektif:Berkeinginan untuk untuk meningkatkan dan /atau mempertahan kan berat badan yg tepat. Objektif:Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan /atau mempertahan kan beratbadan yang tepat. Lain-lain .......... ........................................................................... .............................................................................................................................NODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASIKolaborasiRujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.Konsultasi dengan terapi pernafasan untuk jadwal pengobatan 1-2 jam sebelum/ setelah makan.Awasi pemeriksaan laboratorium (protein serum, BUN dan albumin).Berikan antipiretik sesuai indikasiTgl/bl/thn/Tanda tangandan nama jelasNODIAGNOSA KEP/TUJUANPERENCANAANPELAKSANAANEVALUASI5Intoleransi aktivitas Tujuan Umum : Berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan, memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.Tujuan Khusus:Tercapainya peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tanda vital selama aktifitas. MandiriPeriksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas.Catat respon kardiopulminal terhadap aktivitas. Catat takikardia, disritmia, dispnea, berkeringat, dan pucatKaji penyebab kelemahan (mis. Pengobatan, nyeri, obat).Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode aktivitas dengan periode istirahatKolaborasi Implementasikan program rehabilitasi untuk aktivitasSubjektif:Tidak ada keluhan intoleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tanda vital selama aktifitas. Objektif:Klien dapat melakukan aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tanda vital selama aktifitas. Lain-lain .......... .............................................................................................................................Tgl/bl/thn/Tanda tangandan nama jelasLampiran 3FORMAT CCATATAN PERKEMBANGANPetunjuk:Isilah kolom perkembangan asuhan keperawatan pada hari-hari perawatan selanjutnyaNoDiagnosaPerkembangan Asuhan KeperawatanSOAPIENama Jelas,Paraf, TanggalLEMBAR KERJA 1 HARAPAN SAYA DALAM SESI INI:LEMBAR KERJA 2 KASUSBapak S berumur 55 tahun sejak 6 bulan yang lalu dinyatakan menderita tuberkulosis . Saat ini mengeluh cepat lelah, kurang nafsu makan dan kadang terasa nyeri di dada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :TD: 130/70 mmHg, N: 82 X/menit, S: 38 C, R: 24 X/ menit. BB sekarang : 50 kg (BB bulan lalu: 55 kg), TB: 160 cm. Hasil pemeriksaan sputum: BTA positif (3 bulan yang lalu). Klien tampat pucat, keringat dingin dan sering batuk-batuk produkif. Keluarga mengatakan sejak dinyatakan menderita tuberkulosis sudah menelan OAT selama 3 bulan, dan selanjutnya berhenti minum obat karena selalu merasa mual. Bapak S bekerja sebagai buruh angkut di pasar, pendapatan sehari-hari tidak menentu. Keluarga bapak S tinggal di lingkungan kumuh dan padat penduduk. Untuk menambah penghasilan keluarga, istri bapak S (ibu B) bekerja sebagai buruh cuci baju. Ibu B mengatakan, keluarga biasa mengkonsumsi nasi dengan lauk tempe atau tahu. Saat ini bapak S tidak bisa menghentikan kebiasan merokok. TUGAS KELOMPOK :Mendiskusikan kasus klien tuberkulosis paru mencakup:Pengkajian klien Rumusan masalah keperawatan sesuai hasil pengkajianRencana keperawatan , implementasi dan evaluasi keperawatanTerapi keperawatan sesuai kebutuhan klienPendokumentasian asuhan keperawatan PEDOMAN DISKUSI KELOMPOKTUJUAN DISKUSI :Peserta mampu mengidentifikasi masalah keperawatan berdasarkan hasil pengkajian kepada klien kemudian dapat membuat rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.Peserta mampu mengaplikasikan tindakan keperawatanPeserta mampu mendemonstrasikan dan melakukan terapi keperawatan sesuai kebutuhan klienPeserta mampu menilai hasil tindakan keperawatanPeserta mampu mendokumentasian asuhan keperawatanSTRATEGI DISKUSI :Peserta dibagi 5 kelompok Kelompok memilih ketua, sekretaris dan penyajiKetua kelompok memimpin diskusi untuk membahas tugas kelompokMenyiapkan media untuk menyajikan hasil diskusi kelompokMenyiapkan media untuk mendemonstrasikan terapi keperawatanMenyajikan hasil diskusi kelompok di depan peserta lain dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan kelompok lain.LEMBAR KERJA 3 FORMAT 3.1EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAPTERAPI KEPERAWATAN : POSTURAL DRAINASENoProsedur KerjaYaTidak1Cuci tangan.2Awali interaksi dengan mengucapkan salam3Pilih area yang tersumbat yang akan di drainase berdasarkan pengkaji semua bidang paru, dengan cara memasang stetoskop di telinga, letakkan diagfragma stetoskop di semua bagian paru. Dengarkan suara nafas (rales atau ronchi) untuk menentukan lokasi penumpukan sputum/ dahak, lehat data klinis dan gambaran foto.4Tempatkan klien pada posisi yang nyaman untuk mendrainase mintalah klien untuk berbaring dengan posisi kaki di tinggikan (45-50 cm). Berikut ini:Mulailah mengeluarkan lendir atau dahak dari bagian paru- paru yang banyak mengalami sumbatanMengeluarkan lendir dari lobus paru bawah bagian depan: klien dalam posisi tidur terlentang kepala disangga bantal, posisi kaki dinaikkan (45-50cm), tangan diletakan di samping tubuh (gbr.1), bertahan dalam posisi ini 15-20 menit.Mengeluarkan lendir dari lobus paru bawah bagian belakang: klien dalam posisi tidur telungkup kepala disangga bantal, posisi kaki dinaikkan (4-50 cm), posisi tangan disilangkan di atas kepala (gbr.2), bertahan dalam posisi ini 15-20 menit.NoProsedur KerjaYaTidakMengeluarkan lendir dari lobus paru bawah bagian belakang juga dapat dilakukan dengan posisi: klien dalam posisi tidur telungkup diatas kursi kayu yang telah dibalik (kursi kayu menghadap ke atas), kepala disangga bantal, posisi kaki sejajar dengan kepala, tangan diletakkan disilangkan diatas kepala (gbr.3), bertahan dalam posisi ini dalam waktu 15-20 menit. Mengeluarkan lendir dari lobus paru bawah bagian kanan: klien tidur dalam posisi miring ke kiri diatas kursi kayu yang telah dibalik (kursi kayu menghadap ke atas), kepala disangga bantal, tangan diletakkan diatas kepala bagian paha disangga oleh bantal untuk memberikan kenyamanan, posisi kaki sejajar dengan kepala (gbr.4), bertahan dalam posisi ini dalam waktu 15-20 menitMengeluarkan lendir dari lobus paru bawah bagian kiri: klien tidur dalam posisi tidur miring ke kanan diatas papan kayu atau tempat tidur yang telah ditinggikan (45-50 cm). Kepala disangga bantal, tangan diletakkan disamping kepala bagian pinggang disangga oleh bantal untuk memberikan kenyamanan, posisi kaki sejajar dengan kepala (gbr.5). bertahan dalam posisi ini 15-20 menit5Setelah kegiatan drainase selesai, minta klien duduk kemudian latihan pernafasan dan batuk efektif. Lakukan enam kali untuk masing- masing posisi. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang tertutup. 6Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan penghisapan lendir.7Minta klien istirahat sebentar bila perlu.NoProsedur KerjaYaTidak8Minta klien untuk minum9Ulangi langkah 3 sampai 8 sampai semua area yang tersumbat yang dipilih telah terdrainase. Setiap tindakan drainase tidak lebih dari 30-60 menit10Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.11Lakukan evaluasi respon klien selama dan setelah tindakan.12Rapihkan alat.13Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam14Cuci tangan 15Dokumentasikan hasil tindakan postural drainase.Keterangan:Bubuhkan tanda () pada kolom Ya / Tidak , sesuai dengan langkah/ prosedur kerja yang telah dilakukan.FORMAT 3.2EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAPTERAPI KEPERAWATAN : BATUK EFEKTIFNoProsedur KerjaYaTidak1Cuci tangan2Awali interaksi dengan mengucapkan salam3Tempatkan klien dengan posisi duduk4Anjurkan klien untuk rileks dan bernafas normal untuk beberapa menit hingga merasa nyaman.5Lakukan nafas dalam dan panjang sebanyak lima kali dan tahan tarikan nafas terakhir selama tiga detik (jika memungkinkan6Batukkan dengan segera setelah menahan nafas selama tiga detik, dengan cara menggunakan otot-otot perut atau otot-otot respirasi yang lain. Tekan di kedua sisi abdomen dengan menggunakan telapak tangan saat batuk. Upayakan lendir untuk keluar7Kembali rileks dan bernafas normal.8Anjurkan klien untuk batuk kembali secara teratur (tetap memperhatikan tindakan higienis)9Anjurkan klien membuang dahak (bila ada) ke dalam sputum pot10Bersihkan mulut klien dengan kertas tissue11Lakukan evaluasi respon klien selama dan setelah tindakan12Rapihkan alat-alat13Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam14Cuci tangan15Dokumentasikan hasil tindakan batuk efektif. Keterangan:Bubuhkan tanda () pada kolom Ya / Tidak , sesuai dengan langkah/ prosedur kerja yang telah dilakukan.FORMAT 3.3EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAPTERAPI KEPERAWATAN : LATIHAN PERNAFASAN DIAFRAGMANoProsedur KerjaYaTidak1Cuci tangan2Awali interaksi dengan mengucapkan salam3Tempatkan klien dengan posisi sit up lurus dengan ditopang oleh bahu dan kepala menengadah4Letakkan telapak tangan diatas perut, persis di bawah tulang iga dan tangan yang lain pada bagian tengah dada.5Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan lambat secara perlahan melalui hidung sampai perut menonjol keatas setinggi mungkin. Perut akan membesar selama inspirasi dan mengempes selama ekspirasi6Keluarkan nafas melalui pursed lip sambil menegangkan otot perut dengan kuat kearah dalam. Rongga dada tidak bergerak, perhatian ditujukan pada perut7Lakukan latihan kira-kira satu menit dan istirahat 2 menit, lakukan selama 10 menit ( 4 kali sehari)8Lakukan pernafsan diafragma pada saat berbaring, duduk dan akhirnya saat berdiri dan berjalan. Kordinasikan pernafasan difragma pada saat menaiki tangga dan lakukan aktifitas selama masa ekspirasi yang panjang.9Lakukan evaluasi respon klien sebelum, selama dan setelah tindakan10Rapihkan alat-alat11Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam12Cuci tangan13Dokumentasikan hasil tindakan nafas dalam.Keterangan:Bubuhkan tanda () pada kolom Ya / Tidak , sesuai dengan langkah/ prosedur kerja yang telah dilakukan.FORMAT 3.4EVALUASI DIRI PESERTA PELATIHAN TERHADAPTERAPI KEPERAWATAN : NEBULASINoProsedur KerjaYaTidak1Cuci tangan2Awali interaksi dengan mengucapkan salam3Tempatkan klien dalam posisi yang nyaman4Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan5Siapkan dan susun nebulizer kit6Campurkan obat-obatan ke dalam nebulizer7Hubungkan nebulizer dengan tabung O2, alirkan O2 :4-5 liter/ menit8Anjurkan klien menarik nafas melalui mulut di dalam masker nebulizer9Klien harus menghisap obat dengan baik melalui bibir10Klien harus menghisap sampai cairan/obat habis11Bila obat habis, buka masker12Bersihkan mulut dan hidung klien dengan kertas tissue13Lakukan evaluasi respon klien selama dan setelah tindakan14Rapihkan alat15Cuci tangan16Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam17Dokumentasikan hasil tindakan nebulasi.Keterangan:Bubuhkan tanda () pada kolom Ya / Tidak , sesuai dengan langkah/ prosedur kerja yang telah dilakukan.