Askep sirosis hepatis
-
Upload
akper-pemda-indramayu -
Category
Healthcare
-
view
255 -
download
2
description
Transcript of Askep sirosis hepatis
Askep sirosis HepatisN.Yulianingsih Kodim
PENGERTIAN
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul.
Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul.
Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut
(Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001).
Sirosis hepatis adalah penyakit kronik hati yang dikarakteristikkan oleh gangguan struktur dan perubahan degenerasi, gangguan fungsi seluler, dan selanjutnya aliran darah ke hati (Doenges, dkk, 2000, hal: 544).
ETIOLOGI
Hepatitis virus B dan C. Alcohol. Metabolic. Kolestasis kronik/sirosis siliar sekunder intra dan
ekstra hepatic. Obstruksi aliran vena hepatic. Gangguan imunologis hepatitis lupoid, hepatitis
kronik aktif. Toksik dan obat INH, metilpoda. Operasi pintas usus halus pada obesitas. Malnutrisi, infeksi seperti malaria. Sirosis yang tidak dikethui penyebabnya
dinamakan sirosis kriptogenik/heterogenous.
MANIFESTASI KLINIS
Adanya pembesaran pada hati. Nyeri abdomen akibat dari pembesaran hati
yang cepat dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati (kapsula glisoni)
ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut menyebabkan pengerutan jaringan hati.
Obstruksi portal dan asites Splenomegali Varises gastrointestinal. Edema gagal hati yang kronis
KOMPLIKASI
Asites. Ensefalopati. Peritonitis bacterial spontan. Sindrom hepatorenal. Transformasi kearah kanker hati
primer (hepatoma)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Radiologi Esofagoskopi Ultrasonografi
PENATALAKSANAAN
Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup dilakukan control yang teratur, istirahat yang cukup, susunan TKTP
Pasien sirosis hati dengan sebab yang diketahui, seperti : alcohol, dan obat-obatan lain dianjurkan menghentikan penggunaannya
Untuk asites, diberikan diet rendah garam 0,5 g/hari dan total cairan 1,5 L/hari
Perdarahan varises esophagus. Pasien dirawat di RS sebagai kasus perdarahan saluran cerna. Pertama melakukan pemangan NGT, disamping melakukan aspirasi cairan lambung. Bila perdarahan banyak, tekanan sistolik 100 x/menit atau Hb 9 g% dilakukan pemberian dekstrosa dan tranfusi darah secukupnya
Untuk ensefalopati dilakukan koreksi factor pencetus seperti pemberian KCL pada hipokalemia, aspirasi cairan lambung bagi pasien yang mengalami perdarahan pada varises, dilakukan klisma, pemberian neomisin per oral
Sindrom hepatorenal/nefropati hepatic, terapinya adalah imbangan air dan garam diatur dengan ketat, atasi infeksi dengan pemberian antibiotic,
Diagnosa keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.Intervensi : Kaji intake diet, ukur pemasukan diet, timbang BB tiap minggu Berikan makanan sedikit dan sering sesuai dengan diet. Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan
cultural. Motivasi pasien untuk menghabiskan diet, anjurkan makan
makanan lunak. Berikan diet 1700 kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan
tinggi karbohidrat. Berikan obat sesuai dengan indikasi : tambahan vitamin,
thiamin, besi, asam folat dan enzim pencernaan. Kolaborasi pemberian antiemetic
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
dan penurunan berat badan.Intervensi : Tawarkan diet tinggi kalori, tinggi protein (TKTP). Berikan suplemen vitamin (A, B komplek, C dan
K). Motivasi pasien untuk melakukan latihan yang
diselingi istirahat. Motivasi dan bantu pasien untuk melakukan
latihan dengan periode waktu yang ditingkatkan secara bertahap.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
pembentukan edema.Intervensi: Berikan perhatian dan perawatan yang
cermat pada kulit. Ubah posisi tidur pasien dengan sering. Timbang berat badan dan catat asupan
serta haluaran cairan setiap hari. Lakukan latihan gerak secara pasif,
tinggikan ekstremitas edematous.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, dkk. (2001). Keperawatan Medikal Bedah 2. Edisi 8. Jakarta.Doenges, Marilynn E, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.Tjokonegoro, dkk. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. FKUI. Jakarta.Price, Sylvia A, dkk. (1994). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC. Jakarta.Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. FKUI. Jakarta