Askep Persalinan Dengan Komplikasi

35
Intrapartum care with complicated OLEH Ns. ENDAH SUPRIHATIN, MKep., Sp.Mat

Transcript of Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Page 1: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Intrapartum care with complicated

OLEH

Ns. ENDAH SUPRIHATIN, MKep., Sp.Mat

Page 2: Askep Persalinan Dengan Komplikasi
Page 3: Askep Persalinan Dengan Komplikasi
Page 4: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

KONSEP KONSEP ESENSIAL

Tindakan mengantisipasi terhadap kondisi Ibu dan Janin (deteksi risti) lebih baik drpd intervensi kedaruratan

Gangguan intrapartum akan cepat terdeteksi dg PARTOGRAF

Tindakan merujuk yg tepat adalah saat janin masih dalam kandungan

Page 5: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Lanjutan konsep…

Kedaruratan intrapartum terjadi secara cepat dan mendadak

Komplikasi intrapartum meningk morbiditas dan mortalitas

Perawat harus memahami proses persalinan fisiologis dan memiliki ketramp pertol persalinan yg memadai

Page 6: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Distocia power

kontraksi uterus yg tidak normal– menghambat dilatasi cervik– menghambat penipisan cervik– menghambat penurunan presentasi

Kekuatan mengejan tidak adekuat– Secondary arrestSecondary arrest

Page 7: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

PERSALINAN DISFUNGSIONAL

Ada 2 macam disfungsi kontraksi :

Disfungsi uterus hipertonik (primer)

Disfungsi uterus hipotonik (sekunder)

Page 8: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DISFUNGSI UTERUS HIPERTONIK

Terjadi pada fase laten Berhub dg rasa cemas dan takut Intensitas dan frekuensi kontraksi >> Ibu mengalami hilang kontrol & keletihan Janin mengalami asfiksi & aspir mekoneum

Page 9: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DISFUNGSI UTERUS HIPOTONIK :

Terjadi pada fase aktif Berhub dg malposisi janin, CPD & distensi ut Intensitas dan frekuensi kontraksi << Ibu mengalami infeksi, trauma psi & keletihan Janin mengalami infeksi & kematian neonat

Page 10: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Distocia passage

Cephalopelvic disporpotional (CPD) Panggul sempit, fraktur pangugul Perut gantung

Page 11: Askep Persalinan Dengan Komplikasi
Page 12: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DISTOSIA PASSAGE

DISTOCIA JARINGAN LUNAK Adanya obstruksi jalan lahir Disebabkan : placenta previa,

mioma di SBR, tumor ovarium, kand kemih penuh, & lingk Band’l patologis

DISTOCIA JARINGAN LUNAK Adanya obstruksi jalan lahir Disebabkan : placenta previa,

mioma di SBR, tumor ovarium, kand kemih penuh, & lingk Band’l patologis

Page 13: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DISTOCIA PASSENGER

Anomali : janin dg asites, mielomeni ngokel, & hidrocephalus

Ukuran bayi >> (makrosomia: 4000 gr) Malpresentasi: pres bokong, pres muka

dan dahi, dan pres bahu Malposisi : posisi oksipitoposterior

kanan/kiri Keham ganda

Page 14: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

MALPRESENTASI

Page 15: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

MALPRESENTASI

Page 16: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

LETAK LINTANG

Page 17: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Distosia karena position

Hubungan fungsional antara kontraksi uterus, janin, dan panggul ibu berubah akibat perubahan posisi ibu.

Menurut Andrew (1990) mengatakan: terhambatnya gerakan maternal terhadap posisi recumben atau litotomi mengganggu persalinan, insiden: distosia naik, kebutuhan induksi persalinan, forcep, ekstraksi vacum dan SC meningkat.

Page 18: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Dua faktor yang berpengaruh: nyeri karena kontraksi uterus dan tidak ada sosial support (pendukung).

Tirah baring dan pembatasan gerak menambah stres psikologis dan fisiologis, cemas berlebihan menghambat dilatasi serviks, berakibat partus lama dan nyeri naik.

DISTOCIA KARENA RESPON PSIKOLOGIS

Page 19: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DISTOCIA KARENA RESPON PSIKOLOGIS

Disebabkan : Hormon yg dilepas sbg respon stress

2 penyebab utama : nyeri & kurang/tdk ada dukungan

Cemas >> 1. hambatan dilatasi

servik partus lama & meningk persepsi nyeri

2. Hormon kortisol, epinepfrin, dll >>

Page 20: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ansietas yg berhubungan dengan kemajuan persalinan yg lambat

Nyeri y.b.d distosia, prosedur obstetri Resiko tinggi cidera janin y.b.d gangguan

sirkulasi pada janin Risti cidera maternal y.b.d intervensi

penanganan distosia Ketidakberdayaan y.b.d kehilangan kontrol Resiko infeksi y.b.d ruptur membran amnion,

prosedur operasi

Page 21: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Lanjutan Diagnosa Kep

Keletihan y.b.d persalinan yg lama Takut y.b.d ancaman yg nyata atau resiko terhadap diri sendiri

dan janin Kerusakan integritas kulit y.b.d prosedur operasi Risti perubahan peran ortu y.b.d kelahiran secsio yg tdk

direncanakan Perubahan persepsi sensori y.b.d berbagai intervensi

penanganan distocia Koping individu tdk efektif y.b.d kekecewaan, nyeri, rasa takut,

keletihan, sistem pendukung yg kurang Defisit pengetahuan y.b.d prosedur, posisi, tehnik relaksasi

Page 22: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Lanjutan Diagnosa Kep

Harga diri rendah situasional y.b.d ketidakmampuan untuk bersalin dan melahirkan seperti yg diharapkan

Kelebihan volume cairan y.b.d infus intravena dg oksitosin

Defisit volume cairan y.b.d status puasa

Page 23: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN

Ibu memahami penyebab dan penanganan disfungsi persalinan

Ibu menggunakan pola koping yg positif untuk mempertahankan konsep diri yg positif

Kecemasan berkurang atau minimal Nyeri berkurang Ibu melahirkan dg komplikasi minimal atau tanpa

komplikasi seperti infeksi, cidera, dan perdarahan Ibu melahirkan bayi sehat tanpa distres janin

Page 24: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA DISTOCIA POWER

istirahat terapeutik pemberian analgesik

Page 25: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DISTOCIA HIPOTONIK

Memeriksa kemajuan persalinan: penurunan kepala, dilatasi dan pendataran servik, posisi janin.

Mendampingi klien saat USG. Memberikan cairan adekuat. Memberikan lingkungan yang tenang. Menjelaskan pemberian obat sedatif pada

klien dan induksi persalinan sesuai penatalaksanaan di ruangan.

Page 26: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

DISTOCIA HIPERTONIK

– Mengganti posisi.– Mengosongkan kandung kemih.– Mengajarkan teknik relaksasi.– Memberikan analgesik sesuai kolaborasi.– Memonitor Bjj bila digunakan obat sedatif

MgSO4 untuk menurunkan kontraksi uterus.

Page 27: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

PERAWATAN KOLABORATIF

VERSI CEPHALIK LUAR (Versi luar) PARTUS PERCOBAAN INDUKSI OKSITOSIN AMNIOTOMI PROSEDUR OPERATIF : FORCEP,

EKSTRAKSI VAKUM, DAN SC

Page 28: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

CARA PEMBERIAN OKSITOSIN INFUS

• Larutkan 5 u oksitosin kedalam cairan RL 500 ml.. • Berikan melalui jarum infus dengan kecepatan 20 tetes

per ml. • Mulai dengan 15 tetes permenit , tingkatkan 15 tetes

permenit menjadi 30 tetes per menit setelah 30 menit. Bila his belum adekwat, tingkatkan tetesan menjadi 60 tetes per menit.

• Bila setelah pemberian 2 labu RL + 5 u oksitosin @ 500 ml his masih belum adekwat ( his dengan frekuensi 2 – 3 kali dalam 10 menit dan masing-masing berlangsung selama 40 detik ) maka pertimbangkan bahwa pemberian oksitosin infus tidak bermanfaat

Page 29: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Tehnik pertolongan sungsang spontan Bracht

1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan diameter sekitar 5 cm.

2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m3. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain

setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin

Page 30: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

• Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu (gerak hiperlordosis) sampai kedua kaki anak lahir .

• Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin

Page 31: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

• Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis (mendekatkan bokong anak pada perut ibu) dan dilanjutkan sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.

• Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.

• Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin

• Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.

Page 32: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN EKSTRAKSI PARSIALIS ( MANUAL AID )

1. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).

2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.

3. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.

Page 33: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Persalinan bahu dengan cara LOVSET

• Memutar badan janin setengah lingkaran (180 derajat) searah dan berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).

Page 34: Askep Persalinan Dengan Komplikasi

Evaluasi

Klien kooperatif terhadap rencana pengobatan dan perawatan.

Klien dan janin tetap kondisi stabil. Klien dapat mempertahankan

kenyamanan.

Page 35: Askep Persalinan Dengan Komplikasi