HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN ...

47
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) a. Pengertian P4K P4K adalah salah satu kegiatan dalam pelayanan antenatal yang dilakukan oleh bidan terkait dengan pelayanan kebidanan komunitas (upaya meningkatakan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarganya) tentang : 1) Semua kehamilan beresiko 2) Bahaya kehamilan dan persalinan 3) Mengajak ibu hamil, suami dan keluarganya melakuan perencanaan (Evaluasi Puskesmas, 2008) b. Tujuan P4K menurut (Depkes, 2008)

description

Lanjutan dari BAB I, KTI KeperawatanHUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

Transcript of HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN ...

Page 1: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

a. Pengertian P4K

P4K adalah salah satu kegiatan dalam pelayanan antenatal yang

dilakukan oleh bidan terkait dengan pelayanan kebidanan komunitas

(upaya meningkatakan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarganya)

tentang :

1) Semua kehamilan beresiko

2) Bahaya kehamilan dan persalinan

3) Mengajak ibu hamil, suami dan keluarganya melakuan

perencanaan

(Evaluasi Puskesmas, 2008)

b. Tujuan P4K menurut (Depkes, 2008)

Tujuan dari P4K adalah meningkatkan pelayanan ibu hamil agar

melahirkan dengan aman dan selamat, khususnya :

1) Pencegahan P4K dengan stiker seluruh desa di Indonesia.

2) Semua komponen bangsa berpartisipasi secara bersama-sama baik

pemerintah dan non pemerintah

3) Peningkatan kesadaran suami dan masyarakat dalam penyelamat

ibu hamil

Page 2: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

10

4) Tenaga dan fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang

berkwalitas.

c. Manfaat P4K (Depkes, 2008)

1) Mempercepat berfungsinya desa siaga

2) Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar

3) Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan teramil

4) Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun

5) Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini

6) Meningkatkan peserta KB pasca melahirkan

7) Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi

8) Menurunkan kejadian kesakitan dan kematian ibu.

d. Indikator pemantauan P4K

1) Presentase ibu hamil mendapat stiker

2) Presentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal

sesuai standar

3) Presentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan

4) Presentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami

komplikasi tertangani

5) Presentase menggunakan KB pasca melahirkan.

(Depkes, 2008)

Page 3: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

11

e. Perencanaan dalam P4K

1) Tempat persalinan

Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan

kemampuan jarak tempuh dari rumah. Jika kehamilan yang terjadi

bukan pertama kalinya hendaknya ibu hamil mengetahui riwayat

persalinan yang terdahulu, persalinannya termasuk cepat atau

lambat. Hal ini untuk menghindari terjadinya kelahiran yang tidak

diinginkan, misalnya bayi lahir di jalan. Jika kelahiran terjadi di

rumah bersalin, sebaiknya suami mengetahui tempat rujukannya

untuk mengatasi jika terjadi sesuatu pada proses persalinan

(Huliana, 2006)

2) Penolong persalinan

Prinsip dasar pelayanan kesehatan ibu adalah bahwa

setiap persalinan, baik yang terjadi dirumah ataupun dirumah sakit

harus mendapat pertolongan petugas yang terlatih ( bidan/dokter).

Jika terpaka harus mengganti bidan/dokter penolong persalinan,

usahakan hasil-hasil pemeriksaan selama kehamilan diperlihatkan

agar dapat dipelajari oleh penolong yang baru. Dengan demikian

penolong persalinan dapat menentukan penatalaksanaan

persalinannya (Royston, 2005)

Page 4: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

12

3) Pendamping persalinan

Keberadaan pendamping akan membawa dampak yang

baik pada proses persalinan karena akan memberikan dukungan,

semangat dan rasa aman. Jika seorang wanita ingin didampingi

selama persalinan, mintalah kepada suami atau keluarga terdekat

(Huliana, 2006)

4) Transportasi

Jika didaerah tempat tinggal kendaraan umum masih

sedikit dan tidak mempunyai kendaraan pribadi, hendaknya

direncanakan ada pinjaman ambulance, sehingga jika terjadi

situasi keadaan yang darurat dapat segera dibawa ketempat

rujukan (Huliana, 2006)

5) Calon donor darah

Kelompok calon donor darah disiapkan darah disiapkan

dari keluarga terdekat ibu hamil yang mempunyai golongan darah

dan rhesus yang sama dengan ibu hamil sehingga dapat segera

dilakukan tranfusi darah jika bu hamil memerlukan.

6) Perencanaan keluarga berencana

Ketidakmampuan mengendalikan tingkat kesuburan akan

menentukan wanita menjadi kelompok resiko tinggi yang akan

mengalami kondisi kesehatan yang buruk atau bahkan kematian

akibat kehamilan. Program keluarga berencana kemungkinan

Page 5: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

13

wanita untukmerencanakan kehamilan pada umur tertentu, jumlah

persalinan, jarak kehamilan sehingga dapat mengurangi tingginya

resiko bagi setiap wanita yang hamil dan melahirkan (Royston,

2005)

7) Biaya

Ibu hamil dan keluarga dianjurkan untuk menabung

sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama

kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus

ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak mencari asuhan atau

mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang

diperlukan untuk perawatan (Pusdiknas, 2003)

f. Fektor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Program P4K

Bila dillihat secara mendasar pelaksanaan implementasi

P4K dipengaruhi dua faktor yaitu berasal dari ibu hamil itu sendiri

dan tenaga kesehatan :

1) Ibu hamil

a) Pengetahuan ibu hamil

Menurut Kkamus Besar Bahasa Indonesia (2003),

pengetahuan didefinisikan segala sesuatu yang diketahui

berkenaan dengan suatu hal.

Menurut Notoatmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

Page 6: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

14

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (Know) adalah mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima

2) Memahami (comprehension) merupakan suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.

Page 7: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

15

5) Sintesis (Synthesis) adalah suatu kemampuan untuk

menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

6) Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi

atau obyek.

b) Sikap ibu hamil

Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap

stimulasi atau obyek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan, sedangkan sikap

terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan

kesehatan. (Notoatmojo, 2007).

Sikap merupakan penentu penting dalam tingkah

laku. Sikap yang ada ada pada seseorang yang memberikan

gambaran corak tingkah laku seseorang. Berdasarkan pada

sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon

atau tindakan yang akan diambil tindakan oleh orang tersebut

terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapinya. Jadi

dalam kondisi wajar gambaran kemungkinan tindakan atau

tingkah laku yang diambil sebagai respon terhadap suatu

masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dapat

Page 8: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

16

diketahui dari sikapnya. Untuk mewujudkan sikap menjadi

suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu

kondisi yang memungkinkan. (Hariyadi, 2003)

c) Kepercayaan ibu hamil

Menurut Notoatmojo (2007) kepercayaan sering

diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan merupakan

poin penting bagi seorang tenaga kesehatan. Pelayanan tenaga

kesehatan yang baik saat ini bias diukur melalui kepercayaan

yang diberikan oleh masyarakat. Beberapa fakta dilapangan

menunjukkan, masyarakat mulai kurang merasa dilayani oleh

pelayanan kesehatan. Rendahnya kepercayaan masyarakat ini,

biasanya terjadi berdasarkan pengalaman nyata mereka sendiri

akan pelayanan tenaga kesehatan yang pernah mereka terima.

d) Dukungan masyarakat

Peran serta masyarakat dalam meningkatkan

kesehatan sebenarnya merupakan kunci penyelesaian masalah-

masalah kesehatan. Bidan sebagai petugas kesehatan

diharapkan mampu menjangkau pelayanan sampai

kemasyarakat, untuk efektifitas peningkatan pelayanan

kesehatan, bidan bekerja sama dengan masyarakat untuk

Page 9: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

17

berperan aktif dalam bidang kesehatan. Forum yang ada

dimasyarakat yang dipandang mampu berperan aktif dalam

bidang kesehatan antara lain dasolin, donor darah berjalan dan

ambulance desa. (Meilani, 2009).

e) Nilai-nilai atau norma yang berlaku

Nilai-nilai adalah prinsip-prinsip yang berlaku pada

suatu masyarakat tentang apa yang baik, apa yang benar dan

apa yang berharga yang harusnya dimiliki dan dicapai oleh

warga masyarakat. Sistem nilai mencakup konsep-konsep

abstrak tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap

buruk dan itulah sesungguhnya inti dari suatu kebudayaan.

(Badrujaman, 2008)

Nilai sebagai keyakinan yang pantas dan benar bagi

diri dan orang lain dalam lingkungan kebudayaan tertentu

diharapkan dijalankan bagi semua warganya termasuk generasi

selanjutnya. Pandangan tentang pengertian nilai menurut

Bambang Daroeso, nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan

terhadap sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku

seseoarang. Ditunjukan dengan ibu hamil mematuhi kebijakan

yang ada.

7) Tenaga kesehatan

a) Sikap dan perilaku petugas kesehatan

Page 10: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

18

Menurut Notoaatmodjo (2007) prerilaku adalah

semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati

langsung ataupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sebelum

orang berperilaku baru, didalam diri orang tersebut

mengalami proses yang berurutan yaitu:

(1) Awarness (Kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulasus (objek) terlebih dahulu.

(2) Interest, yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.

(3) Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya

(4) Trial, orang yang mulai mencoba berperilaku baru sesuai

dengan, kesadaran dan sikap stimulasi

(5) Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikap stimulasinya.

(6) Dukungan suami dan keluarga

Tenaga kesehatan merupakan sumber daya manusia

kesehatan pada satu sisi adalah unsur penunjang utama

dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lainya, ternyata

kondisinya saat ini masih jauh dari kurang, baik pada

kuantitas maupun kualitasnya. Dalam hal ini perlu

Page 11: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

19

perhatian pemerintah pada peningkatan dan

pemberdayaan SDM kesehatan secara profesional.

Utamanya dalam pembentukan sikap dan perilaku

profesional SDM kesehatanya melalui jalur pendidikan

formal maupun non formal. Masih lemahnya kemampuan

SDM kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan

kesehatan serta perilaku mereka dlam mengantisipasi

permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak

sesuai dengan harapan masyarakat. (Roesmono, 2007).

b) Tersedia atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan

Menurut Notoatmojo (2007) sarana kesehatan adalah

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan. Upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada

umumnya dibedakan menjadi tiga, yaitu : sarana pemeliharaan

kesehatan primer (primary care), sarana pemeliharaan

kesehatan primer (Primary care ) dan sarana pemeliharaan

kesehatan tingkat tiga (tertiary care). Sarana pemeliharaan

kesehatan primer (primary care) merupakan sarana yang paling

dekat dengan masyarakat, artinya pelayanan kesehatan paling

pertama yang menyentuh masalah kesehatan di masyarakat.

Misalnya Puskesmas, poliklinik dandokter praktek swasta.

Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care)

Page 12: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

20

merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menangani kasus

yang tidak atau belum ditangani oleh sarana kesehatan primer

karena peralatan atau keahlian belum ada. Sarana pemeliharaan

kesehatan tingkat tiga (tertiary care) merupakan sarana

pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak

ditangani oleh sarana pelayanan kesehatan primer dan

pelayanan kesehatan sekunder. Misalnya rumah sakit propinsi,

rumah sakit tipe B dan tipe A.

2. Komplikasi Kehamilan

a. Pengertian

Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang

dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawiroharjo, 1999).

b. Macam-macam komplikasi kehamilan

Menurut Dep Kes RI (1997), jika tidak melaksanakan ANC

sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang

terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :

1) Kompliksai Obstetrik Langsung, meliputi :

a) Perdarahan

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang

terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak

dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum

28 minggu (Mochtar, 1998).

Page 13: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

21

Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan

dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan

antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan

antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi

sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum

kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi

atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat

disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur,

trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian bawah (Depkes

RI, 2000).

b) Pre-eklamsia/eklamsia

Pre eklamsia

(1) Pengertian

Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-

tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul

karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian

pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya

terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat terjadi

pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca

persalinan (Prawirohardjo, 1999).

Page 14: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

22

(2) Gejala dan Tanda

Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,

pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala

hebat, kenaikan tekanan darah secara mendadak sampai

140/90 mmHg atau lebih, proteinuria sebanyak 0,3

gram/liter dalam air kencing 24 jam.

(3) Penangganan umum

Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet

tinggi protein, suplemen kalsium, magnesium, obat anti

hipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada

kecenderungan menjadi eklamsia.

Eklamsia

(1) Pengertian

Eklampsia adalah kelainan akut pada

wanita hamil, dalam persalinan atau masa

nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang

(bukan timbul akibat kelainan neurologik)

dan/atau koma dimana sebelumnya sudah

menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.

(2) Gejala dan tanda

Page 15: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

23

Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre

eklamsia berat (hipertensi, oedem, dan protein urine) dan

kejang atau koma, kadang-kadang disertai gangguan

fungsi organ.

(3) Penanganan

Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit.

Hindari kejang yang dapat menimbulkan penyulit yang

lebih berat. (Prawirohardjo, 2008 : 212).

c) Kelainan Letak (Letak Lintang dan Sungsang)

Letak Lintang

(1) Pengertian

Letak lintang adalah suatu keadaan di mana

janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi

yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.

Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari

pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas

panggul (Hariadi, 1999).

(2) Penyebab

Penyebab dari letak lintang sering merupakan

kombinasi dari berbagai faktor. Faktor –

faktor tersebut adalah :

Page 16: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

24

- Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul

sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta

previa, dan tumor -tumor pelvis

- Janin sudah bergerak pada hidramnion,

multiparitas, anak kecil, atau sudah mati

- Gemelli (kehamilan ganda).

- Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus,

atau septum.

- Lumbar skoliosis

- Pelvic, kandung kemih, dan rektum yang

penuh (Mochtar, 1998).

Sebab terpenting terjadinya letak

lintang ialah multiparitas disertai dinding

uterus dan perut yang lembek (Hariadi,

1999).

(3) Penanganan

Pada primigravida umur kehamilan

kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut

dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan

versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut

dada sampai persalinan.

Page 17: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

25

Pada multigravida umur kehamilan

kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika

lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,

kalau gagal posisi lutut dada sampai

persalinan (Dasuki, 2000).

Letak Sungsang

(1) Pengertian

Letak sungsang merupakan kelainan

letak janin di dalam rahim pada kehamilan

tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas

dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak

sungsang lebih sukar lahir, karena kepala

lahir terakhir (Rochjati, 2003).

(2) Penyebab

Menurut Manuaba (1998), penyebab letak

sungsang dapat berasal dari pihak ibu (keadaan rahim,

keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin (tali

pusat pendek, hidrosefalus, kehamilan kembar,

hidramnion, prematuritas) (Dewi, 2009).

Page 18: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

26

(3) Penanganan

Pada primigravida umur kehamilan

kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut

dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan

versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut

dada sampai persalinan.

Pada multigravida umur kehamilan

kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika

lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,

kalau gagal posisi lutut dada sampai

persalinan (Dasuki, 2000).

d) Hidramnion

(1) Penertian

Yaitu kehamilan dengan jumlah air

ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai

tampak pada trimester III, dapat terjadi

secara perlahan-lahan atau sangat cepat.

Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½

sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar

akan menekan pada organ tubuh sekitarnya,

Page 19: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

27

yang menyebabkan keluhan -keluhan sebagai

berikut :

- Sesak napas, karena sekat rongga dada

terdorong ke atas

- Perut membesar, nyeri perut karena rahim

berisi air ketuban 2 liter.

- Pembengkakan pada kedua bibir

kemaluan dan tungkai.

(2) Penyebab

- Produksi air ketuban bertambah

- Pengeluaran air ketuban terganggu

- Terdapat gangguan/sumbatan pada saluran cerna janin

- Adanya infeksi

(3) Penanganan

Jika gejala hidramnion tergolong

ringan, anjurkan klien berpantang garam dan

dilakukan observasi dan memonitor jumlah

air ketuban.

Jika jumlah air ketuban bertambah

banyak, maka diberikan obat untuk

mengurangi sesak dan sakit. Dan jika

Page 20: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

28

diperlukan maka akan memasukkan jarum ke

dalam kantong air ketuban untuk

mengeluarkan sebagian cairan tersebut.

e) Ketuban Pecah Dini

(1) Pengertian

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya

selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah

dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka

disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur

(Sarwono, 2008).

(2) Penyebab

Penyebab ketuban pecah dini mempunyai

dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan

sebagai berikut :

- Serviks inkompeten.

- Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan

ganda, hidramnion.

- Kelainan letak janin dalam rahim : letak

sungsang, letak lintang.

Page 21: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

29

- Kemungkinan kesempitan panggul : perut

gantung, bagian terendah belum masuk

PAP, sefalopelvik disproforsi.

- Kelainan bawaan dari selaput ketuban.

- Infeksi yang menyebabkan terjadi proses

biomekanik pada selaput ketuban

(3) Penanganan

Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana

ketuban pecah dini dapat dijabarkan  sebagai

berikut :

- Mempertahankan kehamilan sampai cukup

matur khususnya maturitas paru sehingga

mengurangi kejadian kegagalan

perkembangan paru yang sehat.

- Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu

korioamnionitis yang menjadi pemicu

sepsis, meningitis janin, dan persalinan

prematuritas.

- Dengan perkiraan janin sudah cukup besar

dan persalinan diharapkan berlangsung

dalam waktu 72 jam dapat diberikan

Page 22: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

30

kortikosteroid, sehingga kematangan paru

janin dapat terjamin.

- Pada umur kehamilan 24 sampai 32

minggu yang menyebabkan menunggu

berat janin cukup, perlu dipertimbangkan

untuk melakukan induksi persalinan,

dengan kemungkinan janin tidak dapat

diselamatkan.

- Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan

KIE terhadap ibu dan keluarga sehingga

terdapat pengertian bahwa tindakan

mendadak mungkin dilakukan dengan

pertimbangan untuk menyelamatkan ibu

dan mungkin harus mengorbankan

janinnya.

- Pemeriksaan yang penting dilakukan

adalah USG untuk mengukur distantia

biparietal dan perlu melakukan aspirasi air

ketuban untuk melakukan pemeriksaan

kematangan paru.

Page 23: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

31

- Waktu terminasi pada hamil aterm dapat

dianjurkan selang waktu 6 jam sampai 24

jam, bila tidak terjadi his spontan

(Manuaba, 1998 : 232).

2) Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :

a) Penyakit Jantung

(1) Pengertian

Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan

adalah dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan

janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas,

kematian janin dalam rahim dan juga dapat terjadi

abortus.

(2) Tanda gejala

Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil

antara lain sesak napas, jantung berdebar,

dada terasa berat (kadang-kadang nyeri),

nadi cepat, kaki bengkak.

Keluhan-keluhan tersebut timbul di

waktu kerja berat. Sedangkan pada payah

jantung yang berat dirasa pada saat kerja

ringan atau sedang beristirahat/berbaring.

Page 24: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

32

Pada saat kehamilan, penyakit jantung ini

akan menjadi lebih berat (Dewi, 2009).

(3) Penanganan

Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung

dalam kehamilan sebaiknya melakukan rujukan atau

konsultasi kepada dokter. Pertolongan persalinan hamil

disertai penyakit jantung sebaiknya menggunakan kontap.

Pemakaian metode lainnya selalu memberikan gangguan

terhadap kerja jantung (Manuaba, 1998 : 273).

b) Tuberculosis

(1) Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis.

Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru,

sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem

pernafasan (Mansjoer, 2001 : 287).

(2) Gejala dan tanda

Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil

antara lain batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak suka

makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk darah.

Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap

Page 25: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

33

janin dan tidak memberikan penularan selama

kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan.

Bila tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan

kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut

berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi

ASI kepada bayinya secara langsung (Dewi, 2009).

(3) Penanganan

Penderita dengan proses aktif, apalagi

dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di

rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya

untuk mencegah penularan, untuk menjamin

istirahat dan makanan yang cukup, serta

pengobatan yang intensif dan teratur

(Mansjoer, 2001 : 287).

c) Anemia

(1) Pengertian

Anemia adalah kekurangan darah

yang dapat menganggu kesehatan ibu pada

saat proses persalinan (BKKBN, 2003 : 24).

Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin

Page 26: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

34

kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3

dan <10,5 gr % pada trimester 2. Anemia

dapat menimbulkan dampak buruk terhadap

ibu maupun janin, seperti infeksi, partus

prematurus, abortus, kematian janin, cacat

bawaan (Prawirohardjo, 2008 : 281).

(2) Gejala dan tanda

Gejala dan tanda anemia antara lain adalah

pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan,

sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai

anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang

malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009).

(3) Penanganan umum

Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi

dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan diberi

suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan

suplemen besi sebanyak 60 mg/hari sekiranya cukup

mencegah anemia (Maulana, 2008, : 187).

d) Malaria

(1) Pengertian

Page 27: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

35

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh

kuman (plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan

dapat menyebabkan keguguran.

(2) Gejala dan tanda

Bila penyebab malaria ini disertai dengan panas

yang tinggi dan anemia, maka akan mengganggu ibu

hamil dan kehamilannya. Bahaya yang mungkin terjadi

antara lain abortus/keguguran, kematian janin dalam

kandungan, dan persalinan prematur (Dewi, 2009).

(3) Penanganan

Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis

klorokuin dengan dosis 300 mg/minggu.

e) Diabetes Militus

(1) Pengertian

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana

tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup,

atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan

insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang

dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai

glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan

sebagai bahan bakar tubuh.

(2) Gejala dan tanda

Page 28: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

36

Dugaan adanya kencing manis pada ibu

hamil apabila :

- Ibu pernah mengalami beberapa kali

kelahiran bayi yang besar dengan berat

badan lahir bayi lebih dari 4000 gram.

- Pernah mengalami kematian bayi dalam

rahim pada kehamilan minggu-minggu

terakhir.

- Ditemukan glukosa dalam air seni

(pemeriksaan laboratorium), yang disebut

glikosuria.

Pada masa awal kehamilan, dapat

mengakibatkan bayi mengalami cacat

bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati,

dan gangguan kesehatan lainnya seperti

gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah

kurang dari normal), dan sakit kuning.

Pengaruh diabetes mellitus terhadap

kehamilan tergantung pada berat ringannya

penyakit, pengobatan dan perawatannya.

Pengobatan diabetes mellitus menjadi lebih

Page 29: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

37

sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan

akan memperberat diabetes mellitus dan

memperbesar kemungkinan timbulnya

komplikasi seperti koma (Dewi, 2009).

(3) Penanganan

Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal,

ibu hamil harus memperhatikan makanan, berolahraga

secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi

penyakit pada penderita penyakit ini (Prawirohardjo,

2008 : 290).

3) Komplikasi yang tidak Berhubungan Dengan Obstetrik,

komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran)

(Dewi, 2009)

Page 30: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

38

B. Kerangka Teori

Bagan 1. Kerangka Teori

Sumber : Notoatmojo (2007)

Penerapan

P4KFactor eksterna (Tenaga kesehatan) :- Sikap dan perilaku

petugas kesehatan.- Tersedia atau tidak

tersedianya fasilitas kesehatan

Factor interna (ibu hamil ) :- Pengetahuan ibu hamil- Sikap ibu hamil- Kepercayaan ibu hamil- Dukungan masyarakat- Nilai atau norma yang

berlaku

- Pengetian - Tujuan- Manfaat- Indikatior

pemantauan P4K- Perencanaan P4K- Factor-faktor yang

mempengaruhi penerapan P4K

Komplikasi

kehamilan

Page 31: HUBUNGAN  PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN  PENANGANAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS KLEGO II

39

C. Kerangka Konsep Penelitian

Bagan 2. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Keterangan :

: Diteliti

D. Hipotesis

Hipotesa adalah kesimpulan sementara atau pernyataan yang masih lemah.

Ha : Ada hubungan tentang penerapan P4K dengan penanganan komplikasi

kehamilan.

Ho : Tidak ada hubungan penerapan P4K dengan penanganan komplikasi

kehamilan.

Penerapan P4K Penanganan komplikasi pada kehamilan