askep NANDA lansia astma.doc
-
Upload
mestikaelokarviana -
Category
Documents
-
view
31 -
download
1
description
Transcript of askep NANDA lansia astma.doc
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (LANSIA)
DENGAN ASTMA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal : Rabu, 10 Juli 2013
Oleh : Erni Samutri
Metode : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK : Tn. S
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 71 tahun
d. Pendidikan : lulusan SMA
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : koperasi simpan pinjam
g. Alamat : UH 5/747, RT 07/04, Pandean, Kota Yogyakarta
h. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga : 6 orang
2. Susunan anggota keluarga
N
oNama umur Sex
Hub dg
KKPendd
Pekerj
aanKet
1
2
3
4
5
Ny. S
Nn. A
Nn. D
Nn.M
Nn.S
59 th
37 th
35 th
30 th
24 th
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Isteri
Anak I
Anak II
Anak III
Anak IV
SMA
-
-
-
-
IRT
-
-
-
-
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
3. Tipe keluarga
Jenis keluarga ini adalah keluarga inti/ Nuclear family yang terdiri dari
Ayah,Ibu ,anak tidak berada di rumah (di luar kota).
4. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Ny. W
: Laki-laki
: Tinggal dalam satu rumah
5. Suku Bangsa dan Agama
Keluarga Bp. S semuanya suku jawa asli dan masih memegang adat kebiasaan
jawa yang ditampakkan dengan hubungan keluarga yang masih kuat. Semua
anggota keluarga beragama Katolik.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penhasilan keluarga Tn. S sebesar ±800.000. Penghasilan tersebut dirasakan
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga (hanya 2 orang).
7. Aktifitas Rekreasi
Keluarga tidak mempunyai jadwal rekreasi yang teratur, tetapi Tn dan Ny S
sering memancaatkan waktu luang untuk jalan- jalan berdua.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. S saat ini termasuk dalam taraf perkembangan keluarga dengan
anak usia dewasa.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Secara umum tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga saat
ini..
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Tn. S
Mengatakan menderita astma sejak 10 tahun yang lalu, yaitu sejak usia 61
tahun, keluhan Tn. S pada waktu itu adalah timbul kesulitan bernafas,
kemudian Tn. S dibawa ke rumah sakit dan oleh dokter didiagnosa astma
yang faktor penyebabnya kemungkinan berasal dari kebiasaannya merokok
yang sudah berjalan sejak usia 13 tahun (sekarang usia beliau 71 tahun) yang
menyebabkan salah satu sisi parunya mengalami pengapuran, sehingga hanya
1 sisi paru saja yang bisa bekerja. Selanjutnya karena merasa mengalami
gangguan kesehatan yang serius, maka Tn.S memutuskan untuk berhenti
merokok pada usia ± 61 tahun. Tn. S dan keluarga sudah berusaha mengobati
mengobati astma yang diderita dengan kontrol dan selalu sedia obat pereda
serangan astma di rumah. Namun pasien merasa obat yang didapatkan tidak
memberikan efek positif terhadap serangan astma yang dialami kecuali obat
inhalasi. Tn. S dan istrinya menyatakan selama ini belum pernah diberikan
informasi cara-cara mencegah agar serangan astma tidak muncul terlalu
sering. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah Tn. S tidak mengalami
hipertensi (TD : 110/80), obat astma yang diberikan dokter diantaranya :
salbutamol, ambroxol, dan metilprednisolon. Selain astma, pasien tidak
mengalami kelainan kesehatan lain.
Ny. S
Saat dilakukan pengkajian, Ny.S tidak mengeluhkan gangguan kenyamanan/
kesehatan apapun. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa Ny. S mengalami hipertensi
derajat 1 dengan TD : 150/90 mmHg. Ny. S belum pernah melakukan
pemeriksaan kesehatan terkait dengan hipertensi yang dialami sehingga
belum pernah mendapatkan obat hipertensi apapun.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat penyakit dahulu
Dari pihak keluarga Tn. S dan Ny. S tidak ada riwayat astma sebelumnya
b. Penyakit keturunan
Menurut keluarga Tn.S tidak ada penyakit keturunan baik dari pihak
keluarga Tn.S maupun Ny.S
c. Penyakit kronis/menular
Tn.S mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit menular.
d. Kecacatan anggota keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami cacat fisik, .
e. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Tn. S mengatakan jika ada keluhan yang berat yang berhubungan dengan
astma yang dialami, beliau akan pergi ke Puskesmas maupun RS seperti
saat obat habis, beliau akan segera menuju pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan obat kembali. Pada beberapa bulan sebelumnya Tn. S juga
berusaha periksa ke unit penyakit dalam untuk mengontrolkan kondisi
kesehatannya.
5. Riwayat Kesehatan Mental, Psikologis, Spiritual.
- Keluarga Tn. SH merasa aman tinggal di rumah saat ini.
- Riwayat spiritual anggota keluarga
Semua anggota keluarga taat beribadah dan berbakti kepada Tuhan.
- Gangguan mental dan psikologis anggota keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang merasa tertekan atau mengalami
gangguan mental, komunikasi antar anggota keluarga harmonis. Namun,
kadang Ny. S memikirkan keadaan anaknya yang tinggal jauh karena
beliau merasa rindu.
6. Persepsi dan Tanggapan Keluarga terhadap Layanan Kesehatan.
Tanggapan Keluarga Terhadap Layanan Kesehatan terkadang tenaga
kesehatan kurang peka terhadap keluhan pasien , sebagai contoh pasien
mengatakan obat yang telah diberikan tidak mampu meringankan serangan
astma, namun ketika melakukan pemeriksaan kesehatan lagi tetap diberikan
obat yang sama pula.
7. Pola Pengambilan Keputusan
Setiap ada masalah selalu dimusyawarahkan untuk mengambil keputusan,
biasanya kepala keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan.
8. Kebiasaan Anggota keluarga sehari-hari.
a. Makan
Keluarga Tn.S terbiasa makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk
pauk, sayuran, kadang makan buah.. Ny. S makan sebagaimana biasa tanpa
memikirkan kandungan garam dalam makanan.
b. Minum
Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan minum air putih yang
sudah dimasak rata-rata 6 – 8 gelas per hari.
c. Cara mengolah makanan
Ny.S memasak sendiri makanan keluagra, cara memasak sayuran biasanya
dipotong baru dicuci. Air minum dari sumur dan selalu dimasak lebih
dahulu.
d. Cara penyajian
Makanan yang sudah masak disimpan pada tempatnya dan yang akan
makan akan mengambil sendiri.
e. Pola aktivitas dan Istirahat
Kebiasaaan istirahat Tn.S dan Ny. S berbeda.Tn.S mudah tidur jika sudah
capek pulang kerja, namun Ny. S kada ng susah tidur dan tertidur larut
malam. Kebiasaan tidur Tn. S malam hari 6-8 jam. Sedangkan Tn.S dan
Ny. S tidur siang kadang-kadang.
f. Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan
Kebiasaan keluarga Tn. S yang merugikan kesehatan adalah saat bepergian
Tn. S malas menggunakan masker, yang mana debu yang terhirup dapat
memicu timbulnya serangan astma.
9. Reproduksi
Kebutuhan seksual pasangan diwujudkan dengan saling memperhatikan
satu sama lain, dan keluar bersama walaupun hanya untuk sekedar jalan-
jalan. Pasangan tidak memenuhi kebutuhan seksual dengan aktivitas
seksual karena sudah merasa tua dan menghindari timbulnya serangan
astma jika beraktivitas terlalu banyak.
Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik, bila ada permasalahan
dimusyawarahkan
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Kerukunan dan komunikasi terbuka khas suku jawa merupakan kekuatan
pada keluarga Tn.S, mereka menerima keadaan masing-masing dan bertekad
menjaga kerukunan keluarga.
3. Struktur Peran
Setiap anggota berperan sesuai posisinya. Tn.S berperan sebagai pencari
nafkah dan tugas Ny.S sebagai ibu rumah tangga dan sering mengikuti
kegiatan di masyarakat (kegiatan pengkaderan)
.
Faktor Lingkungan dan Masyarakat
1. Rumah
Keluarga menempati rumah sendiri, jenis permanen, dinding beton, sekat
berupa dinding beton. Lantai rumah keramik, ventilasi dan pencahayaan cukup
,penerangan dengan listrik. Di belakang rumah Tn.S menyewakan kost yang
terdiri dari beberapa kamar, namun terlihat kumuh.
Denah Rumah Keluarga Tn.S
2 1 U
2
3 2
Keterangan : 1. || Pintu : Penyekat dari beton
2. Kamar tidur
3. ruang tamu
2. Sampah
Sampah rumah tangga dibuang di depan rumah kemudian dibakar
3. Sumber air minum
Keluarga menggunakan sumur gali yang terletak dibelakang rumah, kualitas
air baik, tidak berbau dan tidak berasa.
4. Jamban Keluarga
Keluarga Tn. S mempunyai jamban sendiri.
5. Pembuangan Air Limbah
Limbah rumah tangga dibuang melalui saluran pembuangan air limbah.
6. Halaman rumah
Pada saat kunjungan halaman rumah agak kotor banyak sesa sampah bekas
pembakaran dan berantakan.
7. Lingkungan rumah
Lingkungan disekitar rumah tampak cukup rapi, padat pemukiman, namun
termasuk pemukiman kota yang bersih. Hubungan dengan tetangga baik dan
keamanan terpelihara.
8. Fasilitas
Fasilitas perdagangan seperti pasar, fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas
berjarak + 1 km, rumah sakit 500m.
Fungsi Keluarga
Secara umum keluarga Tn.S sudah memenuhi fungsi keluarga baik fungsi afektif
dan sosialisasi, namun fungsi perawatan kesehatan belum maksimal dilakukan
karena Tn. S kadang malas menggunakan obat astma saat serangan karena merasa
obat tidak meringankan gejala astma yang dialami.
Stres dan Koping Keluarga
Sumber stres keluarga saat ini adalah ketika Tn. S mengalami serangan astma.
Namun koping yang dipakai keluarga adalah menanganinya dengan obat inhalasi
dan memeriksakannya ke pelayanan kesehatan.
VII. Analisa data
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS:
Pasien menderita astma sejak 10 tahun
terakhir
Faktor resiko timbulnya astma karena
riwayat merokok 50 tahun sebelumnya
DO
Data dari pertugas Puskesmas bapak
Sucipto merupakan penderita astma
sejak lama
Bapak Sucipto mengatakan astma
sering kambuh ketika beraktifitas berat
dan ketika terkena debu, dan udara
dingin
TD : 110/70 mmHg, N : 70, R: 30
T : afebris
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Astma, spasme
otot nafas
DS:
Pasien mengatakan tidak mau minum
obat dari dokter karena merasa obat
tersebut tidak mengurangi serangan
astma
Pasien menyatakan ingin
memanajemen serangan astma agar
tidak kambuh begitu sering
DO
Pasien tampak antusias saat dilakukan
pengkajian
TD : 110/70 mmHg, N : 70, R: 30
T : afebris
Ineffective
familly
terapheutic
regiment
management
Konflik
pengambilan
keputusan
VIII. Diagnosa Sesuai Prioritas
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d astma, spasme otot nafas
2. Ineffective familly terapheutic regiment management
IX. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NANDANIC NOC
Ineffective
familly
terapheutic
regiment
management
Complience behavior
- Pasien menerima
penyakitnya
- Menaati terapi mesuai
yang telah diresepkan
- Melaporkan perbaikan
gejala kepada tenaga
kesehatan
Asthma self-management
- Pasien mampu
menyampaikan hal- hal
yang dapat menyebabkan
astmanya kambuh
- Pasien mampu
mengikuti cara
penanganan darurat saat
terjadi serangan astma
- Pasien melaporkan
dapat mengontrol
terjadinya serangan.
- Ajarkan pasien
mengenali tanda gejala
serangan astma
Manajemen astma
Berikan edukasi tentang
astma dan penanganannya,
serta faktor pemicunya,
edukasi diberikan saat tidak
terjadi serangan
Ajarkan pasien mengenali
tanda gejala serangan astma
Ajarkan pasien untuk tidak
panik saat terjadi serangan
astma
Informasikan teknik
pernafasan yang tepat saat
terjadi gangguan jalan nafas,
edukasi diberikan saat tidak
terjadi serangan
Ajarkan posisi yang tepat saat
terjadi serangan
Ajarkan teknik pernafasan
Buteyko
Sampaikan kepada pasien
pentingnya ketersediaan obat
astma
Environmental management
Edukasikan kepada keluarga
lingkungan rumah yang
aman untuk pasien
Jauhkan hal- hal yang
membahayakan pasien,
contoh : ruangan atau benda
yang sangat berdebu,
aktivitas yang berlebihan
Ajarkan pasien dan keluarga
penggunaan selimut atau
penghangat saat udara dingin
Bantu pasien dan keluarga
meletakkan obat di tempat
yang mudah dijangkau
pasien dan dapat dibawa
setiap saat
Edukasikan pasien
penggunaan masker saat
mengendara
Ajarkan kepada pasien dan
keluarga (significant others)
teknik pernafasan untuk
meringankan ketika terjadi
serangan astma. Dengan
mengikutkan keluarga,
diharapkan mampu
membimbing pasien untuk
relaksasi saat terjadi
serangan
X. CATATAN PERKEMBANGAN
Ineffective familly terapheutic regiment management
NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Rabu, 10 Melakukan pengkajian pada klien
mengenai sakit yang dialami,
S
Pasien menderita astma
Juli 2013
Jam 10.00
dukungan keluarga dan usaha yang
telah dilakukan selama sakit.
Memberikan pujian atas
pengetahuan positif yang
disampaikan oleh klien
Mendiskusikan dengan klien
mengenai perubahan pada lanjut
usia; proses menua, batasan usia
lanjut; perubahan pada sistem
tubuh, akibat perubahan
Memberi pujian atas hasil yang
dicapai
sejak 10 tahun terakhir
Faktor resiko timbulnya
astma karena riwayat
merokok 50 tahun
sebelumnya
O
Data dari pertugas
Puskesmas bapak Sucipto
merupakan penderita astma
sejak lama
Bapak Sucipto mengatakan
astma sering kambuh ketika
beraktifitas berat dan ketika
terkena debu.
A
Data gangguan kesehatan klien
diperoleh, tujuan belum tercapai
P
Kontrak untuk kunjungan
berikutnya
Jelaskan pencegahan timbulnya
serangan astma, dan penanganan
daruratnya
2. Sabtu, 13
Juli 2013
Jam 10.30
Memberikan informasi tentan cara
penanganan darurat serangan astma
Mengukur vital sign pasien
sebelum dilakukan intervensi
senam astma
Memberikan simulasi tentang
senam astma
Mengajak pasien dan pasangan
melakukan senam astma
Mengkaji vital sign pasien setelah
S
Klien mengatakan belum pernah
mendapatkan senam astma
sebelumnya
Klien mengatakan senang
terhadap intervensi yang
diberikan
O
Tampak terjadi peningkatan vital
sign setelah dilakukan latihan
dilakukan intervensi
Memberikan evaluasi terhadap
intervensi yang diberikan
Memberikan reinforcment positif
atas perhatian klien terhadap
intervensi dan antusiasnya untuk
sembuh
senam astma N : 67 menjadi 90, R :
30 menjadi 40, namun pasien tetap
bisa mengontrolnya dengan nafas
dalam
A
Tujuan tercapai sebagian
P :
Kontrak untuk kunjungan
berikutnya
Menjelaskan dan mengajarkan
tentang teknik pernafasan
Buteyko untuk penurunan
serangan astma
3 Kamis, 18
Juli 2013
Merefiew kembali intervensi pada
pertemuan sebelumnya
Memberikan edukasi tentang
pernafasan Buteyko
Bersama pasien menentukan
tingkat keparahan astma dengan
menggunakan teknik Control Pause
dari latihan pernafasan Buteyko
Bersama pasien menentukan
tingkat keparahan astma yang
dialami
Memberikan reinforcment positif
karena telah bekerja sama dengan
baik
Merencanakan kontrak pertemuan
yang akan datang
S
Pasien menyampaikan sudah
memakai masker saat keluar rumah
untuk menghindari paparan debu.
O
Pasien mengikuti gerakan untuk
menentukan tingkat keparahan
astma dengan menggunakan
teknik Control Pause dari
latihan pernafasan Buteyko.
Control Pause pasien 12 detik
(<20 detik), yang
diinterpretasikan bahwa gejala
sesak nafas, mengi, pilek dan
batuk kadanga akan hadir
A
Masalah teratasi sebagian
P
Kontrak untuk kunjungan
berikutnya
Ajarkan teknik pernafasan
Buteyko
Evaluasi perasaan pasien setelah
diberikan intervensi