Askep Melanoma

25
ASKEP MELANOMA BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit. Disamping di kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika Serikat melanoma maligna merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak. Melanoma maligna dapat terjadi pada semua usia dan paling banyak pada usia 35-55 tahun, insidensi pada pria sama dengan wanita. Faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma antara lain : Congenital nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma sebelumnya, faktor keturunan, dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi berdiameter >5mm, terdapat 50 nevi berdiameter >2mm, riwayat paparan/terbakar sinar matahari terutama pada masa anak-anak, ras kulit putih, rambut berwarna merah, mata berwarna biru, frecles/bintik-bintik kulit, tinggal di daerah tropis, psoralen sunscreen, xeroderma pigmentosum. Melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis luas dalam waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam. 1.2.Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum

description

Melanoma

Transcript of Askep Melanoma

ASKEP MELANOMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit.

Disamping di kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika Serikat melanoma maligna

merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak. Melanoma maligna dapat terjadi pada

semua usia dan paling banyak pada usia 35-55 tahun, insidensi pada pria sama dengan

wanita.

Faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma antara lain : Congenital

nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma sebelumnya, faktor keturunan,

dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi berdiameter >5mm, terdapat 50 nevi berdiameter

>2mm, riwayat paparan/terbakar sinar matahari terutama pada masa anak-anak, ras kulit

putih, rambut berwarna merah, mata berwarna biru, frecles/bintik-bintik kulit, tinggal di

daerah tropis, psoralen sunscreen, xeroderma pigmentosum.

Melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis luas dalam

waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam.

1.2.Tujuan

1.2.1.      Tujuan Umum

Adapun tujuan umumnya adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan mampu

melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan “Melanoma maligna”

1.2.2.      Tujuan Khusus

Adapun tujuan khususnya adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan mampu

melaksanakan:

a.         Pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.

b.         Diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna.

c.         Intervensi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna

d.        Implementasi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna

e.         Evaluasi keperawatan pada pasien yang mengalami melanoma maligna

1.3.Manfaat

a.       Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan melanoma

maligna.

b.      Mahasiswa mampu melaksanakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan melanoma

maligna.

c.       Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan melanoma

maligna.

d.      Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan melanoma

maligna.

e.       Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan melanoma

maligna.

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1.Definisi

Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang terletak

terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan, leptomeninges,

serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit,

namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia.

Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian. (Arif Mutaqqin,

2012)

Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan

merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan pajanan yang

berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang individu berkulit terang dan

berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan

ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan

breslow penetapan stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi

kelenjar sentinel. Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling

sering penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang

berlansung bertahun – tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau

mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan

kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel

skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini

mungkin eksisi yang luas. (Eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 – 335)

2.2.Etiologi

Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun sinar ultraviolet matahari sangat

berperan dan diduga menjadi penyebab utama. Melanoma di temukan hampir pada semua

usia dan sering di temukan pada daerah tropik. Umumnya seseorang yang berkulit

putih/cerah, bermata biru, berambut merah atau pirangdan memiliki bercak-bercak

kecoklatan pada kulitnya sangat rentan untuk terkena melanoma maligna.

Faktor resiko melanoma maligna diantaranya yaitu:

1.            Tahi lalat (Nevus)

2.            Faktor Keluarga

3.            Fenotip

4.            Supresi Sistem Imun

5.            Pajanan Terhadap Radiasi Sinar UV yang Berlebihan

6.            Usia

7.            Xeroderma Pigmentosum

8.            Riwayat Terkena Melanoma

9.            Corak kulit kuning langsat, mata biru, rambut pirang / merah

10.        Bekerja diluar ruangan

11.        Lansia dengan kulit rusak karena matahari

12.        Riwayat tindakan sinar-x terjadi kordis kulit

13.        Pemajanan pada agens kimia tertentu (arsenik, nitrat, tar dan ter, minyak dan parafin)

14.        Jaringan parut luka bakar, kerusakan kulit pada area osteomielitis kronis, lubang fistula

15.        Terapi imunosupresi jangka panjang

16.        Kerentanan genetik

17.        Infeksi terhadap patogen

2.3.Klasifikasi

a.       Klasifikasi secara klinis

Melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:

1)      Superficial Spreading Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu sekitar 70%

dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi pada semua umur namun lebih

sering pada usia 30-50 tahun, sering pada wanita dibanding pria dan merupakan penyebab

kematian akibat kanker tertinggi pada dewasa muda.

Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian pigmentasi

dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu, batasnya tidak tegas, dan

terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar lesi dapat menjadi gatal. Kadang-kadang

pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi imun seseorang untuk menghancurkannya. Tipe ini

berkembang sangat cepat. Diameter pada umumnya lebih dari 6mm. Lokasi pada wanita di

tungkai bawah, sedangkan laki-laki di badan dan leher.

Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis didapatkan

melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri – sendiri atau berkelompok, pada

umumnya sel – sel tersebut tidak tampak pleomorfik. Pada dermisterlihat sarang – sarang

tumor yang padat dan dengan melanosit berbentuk epiteloid yang besar serta berkromatin

yang atipik, di dalam sel – sel tersebut terdapat butir – butir kromatin, kadang – kadang dapat

di temukan melanosit berbentuk kumparan dan sel – sel radang.

2)      Nodular Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya sangat cepat dan

berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak 15%-30% kasus melanoma

yang terdiagnosa sebagai melanoma merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua

umur, namun lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya

adalah tungkai dan tubuh. Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau

biru hingga kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau

polopoid dan aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan trauma minor,

timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau tidak berpigmen. Fase

perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan sulit di identifikasi dengan deteksi

ABCDE.

Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan melanosit

berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat ditemukan pada daerah dermo –

epidermal. Gambaran dermis terlihat sel – sel melanoma menginvasi ke lapisan retikuler

dermis, pembuluh darah dan subcutis

3)      Lentigo Maligna Melanoma

Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna melanoma.

Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia pertengahan dan lebih

tua, khususnya pada wajah, leher dan lengan. Melanoma tipe ini pada tahap dini terdiagnosa

sebagai bercak akibat umur atau terpapar matahari. Karena mudah sekali terjadi salah

diagnosa maka tipe ini dapat tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan cukup berbahaya.

Pertumbuhan tipe ini sangat lambat yaitu sekitar 5-20 tahun.

Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-tahun.

Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi coklat tua sampai hitam atau

timbul nodul yang biru kehitaman. Pada permukaan dijumpai bercak-bercak warna gelap

(warna biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi nodul biru kehitaman invasive agak

hiperkeratonik.

Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane basalis,

berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel – sel yang di jumpai berbentuk kumparan.

Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang mengandung

melanin.

4)      Acral Lentigineous Melanoma

Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-72% dari

kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka prognosisnya buruk. Sering

disebut sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini terdapat pada daerah yang sukar untuk

dilihat atau sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari

tangan, atau dibawah kuku.

Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau pita

longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki bentukan yang sama dengan

benign junctional melanotic nevus. Pigmen akan berkembang dari arah proksimal menuju ke

arah laterla kuku yang disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk

melanoma akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi tidak

mengandung pigmen.

Gambaran yang paling khas paling baik di lihat pada daerah macula berpigmen.

Tampak adanya gambaran proliferasi melanosit atipikal sepanjang lapisan basal.

b.      Klasifikasi menurut kedalaman (ketebalan) Tumor menurut Breslow:

     Golongan I: Kedalaman (ketebalan) tumor <0,76 mm

     Golongan II: Kedalaman (ketebalan) tumor 0,76-1,5 mm

     Golongan III: Kedalaman (ketebalan) tumor >1,5 mm

c.       Klasifikasi tingkat invasi menurut Clark.

      Tingkat I: sel melanoma terletak di atas membrane basalis epidermis(melanoma in situ/ intra

epidermal)

      Tingkat II: invasi sel melanoma samapi dengan lapisan papilaris dermis (dermis superfisial),

tetapi tidak mengisi papila dermis.

      Tingkat III: Sel melanoma mengisi papila dermis dan meluas sampai taut dermis papiler dan

retikuler.

      Tingkat IV: Invasi sel melanoma sampai dengan lapisan retikularis dermis.

      Tingkat V: Invasi sel melanoma sampai dengan jaringan subkutan

d.      Klasifikasi yang merupakan variasi dari sistem TNM (National Comprehensive Cancer

Network).

         Stage 0: melanoma insitu, yang berarti hanya melibatkan lapisan epidermis dan belum

menyebar ke dermis. Dalam klasifikasi menurut Clark tingkat I.

         Stage 1: melanoma memiliki ketebalan kurang dari 1 mm atau sekitar 1/25 inch. Dalam

klasifikasi Clark, sesuai dengan tingkat II atau III.

         Satge I-II: melanoma memiliki ketebalan antara 1-4 mm atau menurut klasifikasi Clark

sesuai dengan tingkat IV dengan ketebalan berapapun. Tingkat ini masih terlokalisasi di kulit

dan belum ditemukan penyebaran pada kelenjar limfe atau organ lain yang jauh.

         Stage III: melanoma sangat tebal, lebih dari 4 mm, atau jika dalam klasifikasi Clark, sesuai

dengan tingkat V dan atau nodul melanoma ditemukan dalam 2 cm dari tumor utama. Atau

melanoma telah menyebar ke kelenjar limfe terdekat, tapi masih belum ada penyebaran jauh.

         Stage IV: melanoma telah menyebar luas disamping ke regio sekitarnya, seperti ke paru-

paru, hati, otak, dll.

2.4.Manifestasi klinis

Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah

perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk menjadi tidak

teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal,

permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak. Pendarahan menandakan proses

sudah sangat lanjut.

Asymmetry : Jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap-tiap bagian tidak sesuai

Border : Batasnya tidak tegas atau kabur

Color : Ciri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid melainkan campuran yang terdiri dari

coklat kekuningan, coklat dan hitam, juga bisa tampak merah, biru atau putih.

Diameter : Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 6 mm, ketika dilakukan pemeriksaan mereka

bisa lebih kecil dari seharusnya . Sehingga harus diperhatikan perubahan tahi lalat dibanding

yang lainnya atau berubah menjadi gatal atau berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6

mm

Evolving : Setiap perubahan dalam ukuran, bentuk, warna, tingginya atau ciri-ciri lain atau ada gejala

baru seperti mudah berdarah, gatal dan berkrusta harus dicurigai keganasan

2.5.Patofisiologi

Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk ini:

melanoma dengan penyebaran superficial, melanoma lentigo maligna, melanoma nodular,

dan melanoma akral-lentinginosa. Semua tipe ini memiliki cirri klinis, serta histologik

tertentu disamping perilau biologic yang berlainan. Sebagian besar melanoma berasal dari

melanosit epidermal kutaneus, tetapi sebagian lagi muncul dalam bentuk nervus yang sudah

ada sebelumnya pada kulit atau tumbuh pada traktus uvea mata. Melanoma sering timbul

secara bersamaan dengan kanker pada organ lain.

Prognosis penderita dengan melanoma maligna tidaklah seburuk yang dipikirkan,

kebanyakan penderita ini dapat hidup lebih dari 5 tahun dan banyak yang dapat disembuhkan.

Diagnosis dini dan pembedahan bertanggungjawab untuk membuat statistic menjadi lebih

baik. Beberapa factor menentukan keselamatan penderita melanoma. Penderita melanoma

yang menyebar superficial memiliki prognosis yang paling baik, diikuti oleh melanoma

lentigo; melanoma nodular memiliki prognosis yang paling buruk. Lesi-lesi yang terletak

pada kulit kepala posterior, punggung, dan lengan bagian posterior memiliki prognosis yang

paling buruk.

2.6.Pemeriksaan Diagnostik

Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan menentukan

keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma dapat metastase pada

beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-macam tes.

a.         Tes laboratorium

1)        Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada liver.

Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT mempengaruhi liver.

2)        Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas hematologi

3)        Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang abnormal).

b.         Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:

                                   1)      Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma.

Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih komplit

histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga

melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat keputusan

tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.

                                   2)      CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya

metastasis dari hati lebih akurat.

                                   3)      X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana

rangsangan paru-paru menjadi metastasis.

                                   4)      Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat

menentukan nyeri tulang.

                                   5)      CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika

klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.

                                   6)      Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk

mengidentifikasi metastasis.

2.7.Penatalaksanaan

a.    Pembedahan

Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia profunda

tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening regional pada tumor

yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.

b.    Perfusi

Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk pembertian

sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar sebab ekstremitas harus

di kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu

dan oksigenator (mesin jantung paru).

c.    Imunologi

Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga berdasarkan

pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti vaksin BCG kadang

menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak mempengaruhi prignosis.

Setelah pembedahan perlu ditekankan pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di

temukan pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar.

2.8.Komplikasi

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar

kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa, menyebabkan hipertensi, hypercholesterolemia

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1.Pengkajian

Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan riwayat pasien

dan gejalanya. Pasien ditanya khusus mengenai gejala pruritus, nyeri tekan, dan rasa sakit

yang bukan merupakan cirri khas nevus yang benigna. Pasien juga ditanyakan mengenai

perubahan pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau pertumbuhan lesi baru yang

berpigmen. Orang-orang yang beresiko harus diperiksa dengan cermat.

Melanoma dengan penyebaran superficial terjadi pada setiap bagian tubuh dan

merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.biasanya jenis melanoma ini

mengenai orang usia pertengahan dan paling sering terjadi pada batang tubuh, serta

ekstremitas bawah. Lesi cenderung siruler dengan bagian luar yang tidak teratur . tepi lesi

bisa datar atau menonjol dapat diraba.

Melanoma noduler, yaitu bentuk melanoma paling sering kedua merupakan nodul

yang berbentuk sferis dan menyerupai blueberry dengan permukaan yang relative licin, serta

berwarna biru-hitam yang seragam. Melanoma ini dapat berbentuk kubah dengan permukaan

yang licin, bayangan berwarna lain seperti merah, kelabu, atau ungu juga bisa terdapat.

Terkadangn melanoma tampak sebagai plak yang bentuknya regular. Pasien mungkin

menjelaskan hal ini sebagai bula berisi darah yang tidak menghilang.

Smeltzer (2002) memberikan panduan tentang teknik dalam melakukan inspeksi kulit

untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan

perubahan malignan mencakup berikut ini:

1.      Warna yang bervariasi

a)      Warna yang terdapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah

bayangan warna merah, putih dan biru. Bayangan warna biru dianggap bisa

mengkhawatirkan.

b)      Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu dicurigai.

c)      Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi, tapi sebaliknya

mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan)

2.      Tepi yang ireguler. Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus

dicatat.

3.      Permukaan yang ireguler

a)      Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat.

Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.

b)      Sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.

Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya

wanita), antara jari-jari kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan.

Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat di tempat yang tidak

begitu mengandung pigmen seperti telapak tangan, telapak kaki, daerah subungual dan

membrane mukosa.

Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm.

Lesi satelit (lesi yang terletak di dekat nevus) harus dicatat.

3.2.Diagnose Keperawatan

1.      Nyeri berhubungan dengan tindakan eksisi dan graft kulit

2.      Kecemasan dan depresi berhubungan dengan konsekuensi melanoma yang dapat membawa

kematian dan menimbulkan cacat

3.      Kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma

3.3.Intervensi

Dx 1. Nyeri berhubungan dengan tindakan eksisi dan graft kulit.

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang atau beradaptasi.

Criteria hasil:

-     Secara obyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Skala nyeri 0-

1 (0-4)

-     Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

-     Pasien tidak gelisah.

Intervensi Rasional

       Kaji nyeri dengan pendekatan

PQRST

       Menjadi parameter dasar untuk mengetahui

sejauh mana intervensi yang diperlukan dan

sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi

       Kaji factor yang meningkatkan

dan menurunkan respon nyeri

pada melanoma.

       Jelaskan dan bantu pasien

dengan tindakan pereda nyeri

non farmakologi dan no invasive

       Lakukan manajemen nyeri

keperawatan:

        Atur posisi fisiologis dan

imobilisasi ekstremitas yang

mengalami selulitis

manajemen nyeri keperawatan.

       Pengangkatan melanoma dengan pembedahan

pada berbagai tempat yang berbeda-beda

(kepala serta leher, mata, batang tubuh,,

abdomen, ekstremitas, sistem saraf pusat)akan

menimbulkan tantangan dengan

mempertimbangkan pengangkatan melanoma

primer. Pembuluh darah dan kelenjar limfe

yang mengintervensi lesi tersebut, serta

menjadi tempat penyebaran lesi metastatic.

Intervensi keperawatan pasca bedah untuk

melanoma maligna berfokus pada

peningkatan rasa nyaman karena mungkin

diperlukan tindakan eksisi yang luas. Graft

kulit tipe split-thickness atau ful-thickness

mungkin harus dilakukan kalau timbul defek

yang hilang akibat pembedahan untuk

penigkatan melanoma.

       Pendekatan dengan menggunakan relaksasi

dan non farmakologi lainnya telah

menunjukkan keefektifan dalam mengurangi

nyeri.

       Manajemen nyeri:

        Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan

O2 ke jaringan yang mengalami peradangan

subkutan. Pengaturan posisi idealnya adalah

pada arah yang berlawanan dengan letak dari

selulitis. Bagian tubuh yang mengalami

inflamasi local dilakukan imobilisasi untuk

menurunkan respons peradangan dan

peningkatan kesembuhan.

        Lingkungan tenang akan menurunkan

stimulus nyeri eksternal dan pembatasan

        Menajemen lingkungan;

lingkungan tenang dan batasi

pengunjung

        Ajarkan teknik distraksi pada

saat nyeri.

       Kolaborasi dengan dokter dlam pemberian analgetik

pengunjung akan membantu meningkatkan

kondisi O2 ruangan yang akan berkuyrang

apabila banyak pengunjung yang berada di

ruangan.

        Distraksi (pengalihan perhatian) dapat

menurunkan stimulus internal dengan

mekanisme peningkatan produksi endorim

dan enkefalin yang dapat memblok reseptor

nyeri untuk dikirimkan ke kortex serebri

sehingga menurunkan persepsi nyeri.

       Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.

Dx 2. Kecemasan dan depresi berhubungan dengan konsekuensi melanoma yang dapat

membawa kematian dan menimbulkan cacat

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan pasien berkurang.

Criteria evaluasi:

        Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, dan wajah rileks.

Intervensi Rasional

       Kaji tanda verbal dan non verbal

kecemasan, damping pasien dan

lakukan tindakan bila menunjukkan

perilaku merusak.

       Hindari konfrontasi

       Reaksi verbal/nonverbal dapat

menunjukkan rasa agitasi, marah dan

gelisah.

       Konfrontasi dapat meningkatkan rasa

marah, menurunkan kerjasama dan

mungkin memperlambat penyembuhan.

       Dukungan psikologik sangat penting

       Beri dukungan psikologis

       Bina hubungan saling percaya

       Beri kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan ansietasnya.

       Berikan privasi untuk pasien dan orang

terdekat.

jika akan dilakukan pembedahan yang

menimbulkan cacat. Dukungan ini

mencakup upaya membiarkan pasien

untuk mengekspresikan perasaannya

tentang keseriusan neoplasma kulit,

pengertian terhadap kekesalan serta

depresi yang diperlihatkan pasien dan

penyampaian kesan bahwa perawat

dapat memahami semua perasaan ini.

       Mereka harus didorong untuk

mengekspresikan perasaan terhadap

seseorang yang mereka percayai untuk

mendengarkan keprihatinan mereka dan

selalu siap untuk memberikan

perawatan yang terampil, serta penuh

kehangatan merupakan intervensi yang

penting untuk mengurangi ansietas.

       Dapat menghilangkan ketegangan

terhadap kekhawatiran yang tidak

diekspresikan.

       Memberikan waktu untuk

mengekspresikan perasaan,

menghilangkan cemas dan perilaku

adaptasi. Adanya keluarga dan teman-

teman yang dipilih pasien melayani

aktifitas dan pengalihan (misalnya:

membaca) akan menurunkan perasaan

terisolasi. Pengaturan agar anggota

keluarga dan setiap teman dekatnya

untuk lebih banyak mencurahkan waktu

mereka bersama pasien dapat menjadi

upaya yang bersifat sportif.

       Meningkatkan relaksasi dan

       Kolaborasi pemberian anti cemas sesuai indikasi, contohnya diazepam.

menurunkan kecemasan.

Dx 3. Kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma

Tujuan: terpenuhinya pengetahuan pasien tentang kondisi penyakit.

Criteria evaluasi:

        Menungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan

dengan kemungkinan komplikasi.

        Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi

Intervensi Rasional

       Beri penekanan akan pentingnya

pengenalan dini tanda-tanda melanoma.

       Identifikasi sumber-sumber pendukung

yang memungkinkan untuk

mempertahankan perawatan di rumah

yang dibutuhkan.

       Ajarkan tentang tanda-tanda bahaya melanoma

       Harapan yang terbesar untuk

mengendalikan penyakit terletak pada

pendidikan pasien mengenai

pengenalan tanda-tanda dini melanoma.

Pasien yang beresiko harus diajarkan

untuk memeriksa kulit dan data mereka

sebulan sekali dengan cara yang

sistematis.

       Keterlibatan keluarga terhadap cara-

cara untuk mendeteksi melanoma akan

meningkatkan resiko metastasis yang

lebih berat.

       Tanda bahaya melanoma berikut ini: perubahan pada ukuran, warna, bentuk, atau garis bentuk nevus, permukaan nevus atau kulit di sekitar nevus.

3.4.Implementasi

Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana tindakan

keperawatan yang diberikan kepada klien.

3.5.Evaluasi

1.      Mengalami pengurangan rasa sakit dan gangguan rasa nyaman.kemerahan atau

pembengkakan.

a.       Menyatakan bahwa rasa sakit atau nyeri sudah berkurang dan menghilang.

b.      Memperlihatkan kesembuhan parut bekas pembedahan tanpa bekas,

2.      Mencapai pengurangan kecemasan.

a.       Mengekspresikan ketakutan dan khayalan.

b.      Mengajukan pertanyaan mengenai kondisi medis.

c.       Memohon pengulangan fakta-fakta tentang melanoma

d.      Mengenali dukungan dan kenyamanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau orang lain

yang signifikan.

3.      Memperlihatkan pengertian terhadap cara-cara untuk mendeteksi melanoma.

a.       Memperlihatkan cara pelaksanaan pemeriksaan kulit yang mandiri sebulan setelahnya.

b.      Menggunakan pengulangan kata-kata tanda bahaya melanoma berikut ini: perubahan pada

ukuran, warna, bentuk atau garis bentuk nevus, permukaan nevus atau kulit di sekitar nevus.

c.       Mengidentifikasi tindakan untuk melindungi diri dari pajanan sinar matahari.