ASKEP Konsep Diri Revisi

7

Click here to load reader

Transcript of ASKEP Konsep Diri Revisi

Page 1: ASKEP Konsep Diri Revisi

ASKEP

Pengumpulan data dalam kegiatan pengkajian salah satunya berisi tentang pola fungsi

kesehatan. Dan dalam tahap ini akan dilakukan identifikasi dan menghimpun informasi tentang

status keehatan pasien yang kemudian diharapkan dapat menentukan diagnosa keperawatan.

Data ini masuk dalam format yang disebut pola konsep diri.

Pola konsep diri

Pola ini dilakukan pada klien yang sudah dapat mengungkapkan perasaan yang

berhubungan dengan kesadaran akan dirinya sendiri meliputi : gambaran diri, ideal diri, harga

diri, peran diri, identitas diri .

1) Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.

Contoh : - “Saya malu dengan luka ini “ ( verbal )

- “Selalu menutupi bagian tubuh yang terluka ( non verbal )

2) Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan

standart, aspirasi, tujuan atau personal tertentu.

Contoh : “Saya sanagat ingin menjadi ibu dan istri yang baik, tapi dengan luka ini apa

mungkin saya melakukan tugas dengan baik ?”

3) Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa

seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

Contoh : “Saya merasa sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga, tapi belakangan

saya ketahui ternyata suami/istri saya punya WIL/PIL. Saya merasa semua yang saya

lakukan sia-sia, apalagi kondisi saya sekarang penuh luka, sering saya merasa tidak

berdaya dan tidak berharga”.

4) Peran diri adalah sikap dan perilaku, nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang

berdasarkan posisi di masyarakat.

Contoh :”Saya sudah 1 minggu ini di rumah sakit saya tidak bisa lagi jualan bakso

keliling dan tidak ada yang bisa menggantikan, bagaimana untuk makan harian anak dan

istri saya?.”

Page 2: ASKEP Konsep Diri Revisi

5) Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumberdari observasi dan

penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan

yang utuh.

Contoh : “ Saya menyadari bahwa apa yang menjadi rencana manusia tidak selalu sama

dengan rencana Tuhan, mungkin saya bukan istri/suami yang baik tetapi apapun yang

telah terjadi saya harus manjadi ibu/ayah yang baik bagi anak-anak saya”.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dapat dihubungkan dengan:

- Aktual ataupun perasaan kehilangan ; penyakit kronib atau fatal.

- Penghalang respon berduka terhadap kehilangan ; kuranganya resolusi dari respon

berduka sebelumnya/hilangnya rasa duka di antisipasi.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

- Menunjukkan ekspresi terhadap hal-hal yang berbahaya/tak terpecahkan.

- Penolakan terhadap kehilangan

- Perubahan perilaku makan, pola/mimpi,tingkat aktivitas, libido, menangis,efek labil, rasa

sedih, bersalah, marah.

- Kesulitan dalam mengekspresikan kehilangan; perbahan konsentrasi dan/ pencarian tugas

HASIL YANG DIHARAPKAN / KRITERIA EVALUASI PASIEN AKAN :

-Menunjukkan rasa pergerakan ke arah resolusi dari rasa duka dan harapan untuk masa depan

-Fungsi pada tingkat adekuat, ikut serta dalam pekerjaan dan AKS

TINDAKAN/INTERVENSI

Mandiri

-Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa bebas untuk dapat mendiskusikan

perasaan dan masalah secara realistis.

-Identifikasi tingkat rasa duka/disfungsi

-Penyangkalan: waspada terhadap tingkah laku menghindar; rasa marah, menarik diri, dst.

Izinkan pasien untuk berbicara mengenai apa yang menjadi pilihannya dan tidak mencoba

untuk memaksa pasien “menghadapi fakta”

Page 3: ASKEP Konsep Diri Revisi

-Marah: Catat tingkah laku menarik diri, kurangnya kerja sama, dan ekspresi langsung rasa

marah. Pahami bahasa tubuh dan kaji artinya dengan pasien. Dorong/izinkan verbalisasi rasa

marah dngan menghargai petrasaan dan persiapan batas-batas mengenai tingkah laku yang

destruktif.

-Tawar menawar: Hati-hati terhadap pernytaan seperti “..jika saya melakukan hal ini, maka

akan menyelesaikan masalah“ Izinkan verbalisasi tanpa konfrontasi mengenai realita.

- Depresi; Berikan pasien izin dimana dia berada. Berikan kenyamanan dan juga perawatan

untuk kebutuhan isik.

-Penerimaan: Menghargai kebutuhan pasien dan harapannya untuk ketenangan, privasidan/

berbicara

-Dengarkan dengan aktif pandangan pasien dan sedia antuk membantu jika diperlukan.

-Identifikasi dan solusi pemecahan masalah untuk keberadaan respon-respon fisik, misalnya

makan, tidur, tingkat aktifitas dan hsrat seksual.

-Kaji kebutuhan orang terdekat dan bantu sesuai petunjuk

-Kemampuan komunikasi terapeutik seperti aktif mendengarkan, dian belalu bersedia, dan

pemahaman dan pemahaman dapat memnerikan psien kesempatan untuk berbicara secara

bebas dan berhadapan dengan perasaan/kerugian actual.

-Kecermatan akan memberikan pilihan intervensi yang sesuan sewktu individu menghadapi

rasa duka dengan berbagai cara berbeda.

-Menolak realitas diagnosa dan/ prognosis adalah fase penting damana pasien akan

melindungi dirinya dari rasa sakit dan realita mengenai ancaman kehilangan. Setiap orang

melakukan hal ini dalam cara individual yang didasarkan pengalaman sebelumnya dengan

kehilangan dan factor=factor cultural/relgius.

-Penolakan akan menimbulkan perasaan marah, gusar, bersalah, dan benci. Psien akan

menemukan bahwa sulit untuk menunjukkan rasa marah secara langsung dan mungkin akan

merasa bersalah mengenai rasa marah . meskipun staf memiliki kesulitan untuk berhdapan

dengan tingkah laku marah, penerimaan akan hal tersebut akan membuat pasien dapat

mengatasi rasa marah dan mengarah pada tingkah laku koping yang lebih efektif.

-Tawar menwar dengan pemberi perawatan atau tuhan sering kali terjadi, dan mungkin

berguna untuk memberikan resolusi dan penerimaan. Pasien mungkin dapat mengatasi rasa

bersalah mengenai hal hal yang dilakukan dan yang tidak dilakukan.

Page 4: ASKEP Konsep Diri Revisi

-Jika pasien tidak lagi menolak realita kehilangan, perasaan tak berdaya dan putus asa akan

menggantikan rasa marah. Pasien memnutuhkan infornasi bahwa hal ini adalah perkembangan

perasaan yang normal.

-Setelah melewati penyangkalan, rasa marah, dan depresi, pasien sering kali memilih untuk

sendiri dan tidak ingin banyak bicara sat itu. Pasien mungkin masih memiliki sedikit harapan,

yang dapat mendukungnya tehdap apapun yang terjadi pada saat itu.

-Proses berduka tidak berjalan dalam cara yang teratur, tetapi fluktuasinya dengan berbagai

aspek dari berbagai tingkat yang muncul pada suatu kesempatan yang lain. Jika prosesnya

bersifat disfungsional,atau perpanjangan, intrevensi yang lebih agresif mungkin dibuhkan

untuk mempermudah proses.

-Mungkin dibutuhkan tambahan bantuan untuk berhdapan dengan aspek aspek fisik dari rasa

berduka.

-Identifikasi dari masalah-masalah berduka disfungsional akan mengidentifikasi intervensi

individual.

Kolaborasi

Rujuk pada sumber-sumber lainnya, misalnya konseling, psikoterapi sesuai petunjuk.

RASIONAL

Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan untuk mengatasi rasa duka dan menghadapi masa

depan.

EVALUASI

- Klien mampu mengungkapkan perasaan marah atau kesedihannya - Menunjukkan peningkatan ketertarikan dalam mengikuti terapi - Bertanggung jawab terhadap perawatan diri - Mengungkapkan bahwa hidup adalah berarti, penuh pilihan dan harapan - Tidak menunjukkan tanda ansietas - Mampu memfokuskan perhatian & berkonsentrasi pada satu hal - Mengungkapkan hal-hal yang dapat menjadi ancaman dengan kecemasan minimal- Mendiskusikan alternatif pemecahan masalah