askep konsep diri

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang ini berakibat makin kompleks kebutuhan masyarakat. Industrialisasi dan urbanisasi makin lekat pada masyarakat.Ini berakibat makin banyaknya masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial.Kurangnya adaptasi untuk mengikuti trend itu menjadi masalah baru dalam kehidupan masyarakat. Ketidakmampuan dalam beradaptasi tersebut berdampak pada kebingungan, kecemasan badan frustasi pada sebagian masyarakat, konflik batin dan gangguan emosional menjadi ladang subur bagi tumbuhnya penyakit mental. Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah. 1

Transcript of askep konsep diri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti

sekarang ini berakibat makin kompleks kebutuhan masyarakat. Industrialisasi

dan urbanisasi makin lekat pada masyarakat.Ini berakibat makin banyaknya

masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial.Kurangnya adaptasi

untuk mengikuti trend itu menjadi masalah baru dalam kehidupan masyarakat.

Ketidakmampuan dalam beradaptasi tersebut berdampak pada kebingungan,

kecemasan badan frustasi pada sebagian masyarakat, konflik batin dan

gangguan emosional menjadi ladang subur bagi tumbuhnya penyakit mental.

Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan

melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun

lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami

hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit

mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi

negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang

sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah.

Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam

kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan

menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk

mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor yang

timbul.

Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan memunculkan

gangguan kejiwaan.Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah

gangguan konsep harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan

sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya

percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 2009).

Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi,

Dan disini kami akan mengambil tema tentang “gangguan konsep diri: Harga

1

dirirendah”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi,komponen,etiologi,faktor yang mempengaruhi,mekanisme

sebab akibat,dan tanda gejala pada gangguan konsep diri(Harga Diri

Rendah)?

2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien gangguan konsep diri(Harga

Diri Rendah)?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi,komponen,etiologi,faktor yang

mempengaruhi,mekanisme sebab akibat,dan tanda gejala pada gangguan

konsep diri(Harga Diri Rendah).

2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien gangguan konsep

diri(Harga Diri Rendah).

2

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian

yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain (Gail W. Stuart: 2006). Termasuk persepsi

indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan

lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,

tujuan serta keinginannya. Konsep diri terdiri dari 5 (lima) komponen

Identitas diri. (Gail W. Stuart: 2006)

1. Identitas diri

Perasaanidentitasdiri yang kuat,

akanmemandangdirinyaberbedadengan orang

lain.Identitasberkembangsejakmasakanak-kanak.Hal yang

pentingdalamidentitasadalahjeniskelamin.Identitasjeniskelaminberkemban

gsejakbayisecarabertahapdimulaidengankonseplaki-lakidanwanita yang

banyakdipengaruhiolehpandangandanperlakuanmasyarakatterhadapmasing

-masingjenis.

Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang

diri sendiri. Penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan

tidak mampu mengambil keputusan.Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

1. Tidak ada percaya diri

2. Sukar mengambil keputusan

3. Ketergantungan

4. Masalah dalam hubungan interpersonal

5. Ragu / tidak yakin terhadap keinginan

6. Projeksi (menyalahkan orang lain)

3

2. Citra diri

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara

sadar dan tidak sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang

ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, potensi tubuh saat ini dan masa lalu

secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman yang

baru .Pandangan

yangrealistikterhadapdirinyamenerimadanmengukurbagiantubuhnyaakanm

emberi rasa aman, sehinggaterhindardari rasa

cemasdanmeningkatkanhargadiri.Cara

individumemandangdirinyamempunyaidampak yang

pentingpadaaspekpsikologisnya.

Gangguan citra tubuhadalah perubahan persepsi tentang tubuh yang

diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,

makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.Pada klien yang

dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin

terjadi. Stressor pada tiap perubahan adalah :

a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit

b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi,

suntikan, daerah pemasangan infus

c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai

dengan pemasangan alat di dalam tubuh

d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system

tubuh

e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan

f. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan

berubah, pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor,

suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)

3. Penampilan peran / Peran diri

Peranadalahpolasikap, perilaku, nilaidantujuan yang

diharapkandariseseorangberdasarkanposisinyadimasyarakat (Keliat,

4

2009; hal. 8).Peran yang

ditetapkanadalahperandimanaseseorangtidakpunya pilihan. Peran yang

diterimaadalahperan yang

terpilihataudipiliholehindividu.Posisidibutuhkanolehindividusebagaiaktu

alisasidiri.Hargadiri yang tinggimerupakanhasildariperan yang

memenuhikebutuhandancocokdengan ideal diri.Stress

peranterdiridarikonflikperan yang tidakjelas, peran yang tidaksesuai,

danperan yang terlalubanyak.

Faktor-faktor yang

mempengaruhidalammenyesuaikandiridenganperan:

1) Kejelasanperilakudanpenghargaan yang sesuaidenganperan.

2) Konsistenrespons orang yang berartiterhadapperan yangdilakukan

3) Kesesuaiandankeseimbanganantaraperan yang diemban

4) Keselarasanbudayadanharapanindividuterhadapperilakuperan

5) Pemisahansituasi yang

akanmenciptakanketidaksesuaianperilakuperan.

Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi

peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus

hubungan kerja. Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis

peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah

adalah :

1) Peran dalam keluarga

2) Peran dalam pekerjaan/sekolah

3) Peran dalam berbagai kelompok

Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama

dirawat dirumah sakit. Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak

mungkin melakukan perannya yang biasa.Tanda dan gejala yang dapat

dikaji :

a. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran

b. Ketidakpuasan peran

5

c. Kegagalan menjalankan peran yang baru

d. Ketegangan menjalankan peran yang baru

e. Kurang tanggung jawab

f. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

4. Ideal diri

Idealdiriadalahpersepsiindividutentangbagaimanaiaharusberperilakube

rdasarkanstandart, aspirasi, tujuanataunilai personal tertentu(Gail W.

Stuart: 2006).Merupakanjawabandaripertanyaan “Who or What I want to

be?” .Standartdapatberhubungandengantipe orang yang

akandiinginkanatausejumlahaspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang

ingindicapai. Ideal diriakanmewujudkancita-citadanharapan-

harapanpribadiberdasarkannormasosial (keluarga, budaya)

dankepadasiapaiainginmelakukan.Ideal

dirimulaiberkembangpadamasakanak-kanak. Di pengaruhi orang yang

pentingpadadirinya yang

memberikankeuntungandanharapan.Padamasaremaja ideal

diriakandibentukmelalui proses identifikasipada orang tua guru danteman.

Faktor yang mempengaruhi ideal diri:

1) Kecenderunganindividumenetapkan ideal padabataskemampuannya

2) Faktorbudayaakanmempengaruhiindividumenetapkan ideal diri

3) Ambisidankeinginanuntukmelebihidanberhasil, kebutuhan yang

realistis, keinginanuntukmengklaimdiridarikegagalan,

perasaancemasdanrendahdiri

5. Harga diri

Hargadiriadalahpenilaianpribaditerhadaphasil yang

dicapaidenganmenganalisasebarapajauhperilakumemenuhi ideal

diri.Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan

perasaan berharga(Gail W. Stuart:

2006).Frekwensipencapaiantujuanakanmenghasilkanhargadiri yang

rendahatauhargadiri yang tinggi. Jikaindividuselalusukses,

6

makacenderunghargadiritinggi.Jikaindividuseringgagal,

makacenderunghargadirirendah.Hargadiridiperolehdaridirisendiridan

orang lain. Aspekutamaadalahdicintaidanmenerimapenghargaandari orang

lain.

Sedangkan Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan

kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung.

(Sheila L. Videback, 2008). 

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang

diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau

tidak langsung diekspresikan.

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga

diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Anna Keliat, Akemat:

2009).Menurut studi pendahuluan di RSJD Dr. Aminogondohutomo dari

24 klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3 orang. Rata-rata

dari mereka berkisar antara usia 30-40 tahun. Tanda-tanda HDR yang

ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri

sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang

disebabkan oleh perasaan tidak berharga. Masalah rumah tangga dan

ekonomi menduduki prosentase 67%.

Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa

syarat, sebagai individu yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal

atau kalah. Harga diri diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan orang

lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adakah perasaan

diterima, dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan.

7

2.2 Etiologi

Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme

seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak

adekuat. Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi

secara :

Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,

kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan

malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-

tiba).

1. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik

yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran

pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai

karena dirawat/sakit/penyakit.

3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya

berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai

tindakan tanpa persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada

klien gangguan fisik

Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu

sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.

Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negarif terhadap

dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi

ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada

klien gangguan jiwa.

Gangguan gejala yang dapat dikaji :

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak

setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika

saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri

sendiri .

8

c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,

saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin

bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan

f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang

suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah 

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi :

1. penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan

yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,

ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. 

2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan

eksternal seperti :

a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika

kejadian yang megancam.

b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dimana individu mengalami frustrasi.

Ada tiga jenis transisi peran :

1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang

berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap

perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-

norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.

2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya

anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.

3) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat

ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan

bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi

tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan. 

9

2.4 Tanda dan gejala

Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah

(Gail W. Stuart : 2006):

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri

2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri

3. Rasa bersalah atau khawatir

4. Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan

penyalahgunaan zat.

5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan

6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial

7. Menarik diri dari realitas

8. Merusak diri

9. Merusak atau melukai orang lain

10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri

2.5. Mekanisme Sebab – Akibat

Mekanisme  : Harga diri yang rendah menyebabkan klien merasa malu

sehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain, klien

mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak

realistik

1. Sebab  : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima

oleh seorang individu tidak adekuat menyebabkan individu malu

terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak berharga dan pesimis.

2. Akibat  : Gangguan Isolasi sosial  : menarik diri

10

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan keperawatan pada Gangguan Konsep Diri(Harga Diri Rendah)

3.1.1 Pengkajian

Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat menangani pasien yang

mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan

secara individual maupun kelompok. Bagian ini juga memberikan

pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga

pasien dengan harga diri rendah .

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan

rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluwasi negative terhadap

diri sendiri dan kemampuan diri.

Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

1. Mengkritik diri sendiri.

2. Perasaan tidak mampu.

3. Pandangan hidup yang pesimis.

4. Penurunan produktivitas.

5. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan

seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang

memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan

menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,

dan bicara lambat dengan nada suara lemah.

Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dengan

menggunakan format yang telah dibuat.

11

1. Data dasar

Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang,

status sosial ekonomi, adat/kebudayaan, dan keyakinan spiritual,

sehingga mudah dalam komunikasi dan menentukan tindakan

keperawatan yang sesuai.

1. Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status

perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang

digunakan, pekerjaan, alamat,nomor register, diagnosa medis,

sumber biaya, dan sumber informasi). Terjadi pada semua

umur baik laki-laki maupun perempuan.

2. Identitas Penanggung (nama, jenis kelamin, umur, status

perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang

digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien).

2. Faktor predisposisi

Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam Harga

Diri sesorang.

Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi :

a. penolakan orang tua

b. harapan orang tua yang tidak realistik

c. kegagalan yang berulang

d. kurang mempunyai tanggung jawab personal

e. ketergantungan pada orang lain

f. dan ideal diri yang tidak realistis.

3. Faktor Presipitasi

Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau

eksternal.

1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau

menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.

2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi

yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

12

Ada tiga jenis transisi peran:

a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif

yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk

tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga

dan norma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk

menyesuaikan diri.

b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau

berkurangnnya anggota keluarga melalui kelahiran atau

kematian.

c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari

keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan

oleh:

i. Kehilangan bagian tubuh

ii. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh

iii. Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh

kembang normal

iv. Prosedur medis dan keperawatan

4. Perilaku 

Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku

yang obyektif dan dapat diamati serta perasaan subyektif dan

dunia dalam diri pasien sendiri. Perilaku yang berhubungan

dengan harga diri rendah:

a. Mengkritik diri sendiri dan orang lain

b. Penurunan produktivitas

c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain

d. Rasa diri penting yang berlebihan

e. Perasaan tidak mampu

f. Rasa bersalah

g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan

h. Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri

i. Ketegangan peran yang dirasakan

13

j. Pandangan hidup yang pesimis

k. Keluhan fisik

l. Pandangan hidup yang bertentangan

m. Penolakan terhadap kemampuan personal

n. Destruktif terhadap diri sendiri

o. Pengurangan diri

p. Menarik diri secara sosial

q. Penyalahgunaan zat

r. Menarik diri dari realitas

s. Khawatir

5. Data yang perlu dikaji

1). Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu

apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan

perasaan malu terhadap diri sendiri.

2). Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri

hidup

6. Status kesehatan mental

a. Kebenaran data:

Apakah semua informasi yang diberikan oleh klien sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh keluarganya saat

melakukan kunjungan rumah.

14

b. Status sensorik:

Kaji apakah ada gangguan pada penglihatan, pendengaran,

penciuman, dan pengecapan dan perabaan.

c. Status persepsi

Klien mendengarkan suara-suara yang membisik di

telinganya.

Klien sering melamun, menyendiri, senyum sendiri karena

mendengar sesuatu,atau kadang-kadang mata menatap tajam

seperti mengawasi sesuatu.

d. Status motorik

Motorik kasar: cara klien berjalan, berpakaian, dan berbicara

apakah masih terkontrol atau tidak.

Motorik halus : misalnya Klien mampu menulis,

menggenggam sesuatu, memasukan kancing ke dalamlubang

kancing tanpa tremor.

e. Afek

Emosi yang ditunjukan sesuai dengan apa yang diungkapkan.

Misalnya jika klien menceritakan hal-hal yang lucu, klien turut

tertawa.

f. Orientasi

Klien mengenal orang yang ada disekitarnya.

Klien mengetahui tentang waktu.

g. Ingatan

15

Apakah Klien masih mengingat apa yang dialaminya selama ini,

Apakah klien kehilangan sebagaian memori yang di ingatnya.

3.1.1.1 Pengkajian psikologis

a. Status emosi

Suasana hati yang menonjol adalah tampak purtus asa. Ekspresi muka

tampak datar. Saat berinteraksi, klien mampu menjawab pertanyaan

perawat dengan jawaban sejelas-jelasnya. Apakah Perasaan klien saat

ini cukup baik.

b. Konsep diri

Tanyakan apa yang di inginkan oleh kilen, pandangan hidup yang

bertentangan, menarik diri dari realitas dll.

c. Gaya komunikasi

Apakah klien berbicara secara santai, sulit di ajak berkomunikasi

dll.Perhatikan juga ekspresi nonverbal saat berinteraksi tampak serius

dan antusias, ada kontak mata.

d. Pola interaksi

Bagaimana cara klien berinteraksi dengan perawat, dengan anggota

keluarga yang lain di rumah.

e. Pola pertahanan

Bila mengatasi situasi yang sangat menekan atau sedih, klien lebih suka

berdiam diri di kamar, melamun. Klien mengatakan tidak mengetahui

cara-cara untuk mengatasi masalahnya.

3.1.1.2 Pengkajian sosial

a. Pendidikan dan pekerjaan

16

b. Hubungan sosial

c. Faktor sosial budaya

d. Gaya hidup

3.1.2 Pohon Masalah

17

Resiko PK

Menarik diri

Halusinasi

Gangguan harga diri rendah

Resiko mencederai diri ,

linkungan

Waham

Kesejatan bicara verbal

Intoleransi

aktivitas

Resiko PK

Gangguan identitas diri

Ketidak puasan gambaran diri, ideal diri tidak

realistic, koping individu tak efektif

Defisit perawatan diri

3.1.3 Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial: Menarik diri b/d HDR

2. Perubahan penampilan peran b/d HDR

3.1.4 Perencanaan

Diagnosa 1:

DxKep

Perencanaan RasionalTujuan Kriteria

EvaluasiTindakan

keperawatanIsolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah

Tujuan umum :Klien dapat berinteraksi dengan lingkungannyaTujuan Khusus :1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

1.1. Klien dapat mengungkapkan perasaanya secara verbal kepada perawat setelah 2 kali pertemuan :- Saat sedih

atau gembira

- Membalas sapaan perawat

- Menyebutkan tujuan interaksi

- Dapat mengungkapkan perasaannya

2.1. Klien dapat menyebutkan kemampuan

1.1.1.Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya :- Bimbing klien

mengungkapkan perasaannya

- Gunakan pertanyaan terbuka

- Dengarkan ungkapan klien dengan aktif

Dengan mengungkapkan perasaannya beban klien akan berkurang

1.1.2.Beri respon yang tidak menghakimi :- Tidak

menyalahkan pendapat klien

- Menerima pendapat klien

Respon menghakimi dapat merusak hubungan saling percaya dan menurunkan harga diri klien

1.1.3.Ciptakan lingkungan yang tenang dengan cara mengurangi stimulus eksternal

Lingkungan yang tenang mampu membantu klien dalam memfokuskan

18

4. Klien dapat membuat rencana kegiatan realistis sesuai kemauan dan kemampuan klien

5. Klien dapat melaksanakan rencana yang telah dibuat

6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya

dan aspek positif yang masih dimiliki setelah 3 kali pertemuan- Kemampua

n hubungan interpersonal

- Kemampuan dalam melaksanakan ADL

3.1.Klien dapat memberikan penilaian terhadap kemampuan yang dapat dilakukannya4.1. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan dalam waktu tiga minggu5.1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan dalam waktu satu minggu6.1. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya

yang berlebihan dalam interaksi

pikiran

2.1.1.Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

Memotivasi klien memandang dirinya secara positif

2.1.2.Hindarkan memberi penilaian negatif

Penilaian negatif semakin menambah rasa tidak percaya diri klien

2.1.3.Diskusikan kemampuan klien dalam berhubungan interpersonal

Kemampuan dalam berhubungan akan meningkatkan harga diri klien

2.1.4.Diskusikan kemampuan yang masih dimilki klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari

Kemampuan dalam melaksamakan kegiatan meningkatkan harga diri klien

3.1.1.Diskusikan kegiatan yang bisa klien lakukan di rumah sakit

Memotivasi klien mengidentifikasi kegiatan di rumah sakit

3.1.2.Diskusikan kemampuan klien melaksanakan kegiatan di rumah

Memotivasi klien mengidentifikasi kegiatan di rumah

4.1.1.Bimbing klien untuk dapat menentukan keinginannya dalam beraktivitas- Merawat

diri- Membersih

kan ruangan

- Membersih

Membantu klien mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya

19

kan lingkungan

Olahraga4.1.2.Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien5.1.1.Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan :Beri waktu untuk berinteraksiBeri waktu untuk beraktivitas

Memberikan klien gambaran tentang kemampuannya

Kesempatan untuk berhasil dapat memotivasi klien untuk melakukan/menetapkan keterampilan yang sudah dimilikinya

6.1.1.Anjurkan keluarga untuk dapat memotivasi klien untuk melakukan aktivitas

Keluarga mempunyai arti penting bagi klien

6.1.2.Anjurkan agar keluarga dapat menyediakan fasilitas yang terkait dengan kegiatan

Mendukung klien dalam melakukan aktivitas

Diagnosa 2 :

DxKep

Perencanaan RasionalTujuan Kriteria

EvaluasiTindakan

keperawatanPerubahan penampilan peran b.d HDR

TujuanUmum : KliendapatmelanjutkanperansesuaidengantanggungjawabnyaTujuankhusus :1) Kliendapat

1Klienmengungkapkanperasaannya terhadap sakit ygdiderita2.Klienmenye

1.1 BHSP (salamterapeutik, perkenalkandiri, jelaskantujuaninteraksi, ciptakanlingkungan yang tenang, buatkontrak yang

Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting

20

membinahubungansalingpercayadenganperawat

2) Kliendapatmengidentifikasikemampuandanaspekpositif yang dimiliki

3) Kliendapatmenilaikemampuan yang dapatdigunakan

4) Kliendapatmenetapkan (merencanakan) kegiatansesuaikemampuan yang dimiliki

5) Kliendapatmelakukankegiatansesuaikondisisakitdankemampuan

6) Kliendapatmemanfaatkansystempendukung yang ada

butkanaspekpositifdankemampuandirinya3.Klienberperansertadalamperawatandirinya4.Percayadirikliendenganmenetapkankeinginanatautujuan yang realistis

jelas) sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi dengan perawat.Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi

1.2Berikesempatan untuk mengungkapkanperasaannya tentang penyakit yang di deritanya.

Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya

1.3Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.

1.4Katakanpadaklienbahwaiaadalahseseorang yang berharga danbertanggung jawab sertamampumenolongdirinyasendiri

Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri

2.1 Diskusikankemampuandanaspekpositifygdimilikipasien

Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya berarti .Dengan memberikan reinforemen klien

21

akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.

2.2.Setiapbertemuklien, hindarkanmemberpenilaiannegatif. Utamakanmemberpujianterhadap aspekpositifklien

Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR

3.1Diskusikandgklienkemampuanygmasih dapatdigunakanselamasakit dan pula kemampuanygdapatdilanjutkanpenggunaannyasetelahpulangsesuaidengankondisisakitklien

Dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri

4.1Tingkatkankegiatansesuaidengantoleransikondisiklien

Menjaga keefektifan tindakan sesuai kondisi klien

4.2Bericontohcarapelaksanaankegiatanygtelah klienlakukan

Membantu klien untuk memahami lebih lanjut mengenai kegiatan yang akan dilakukan

5.1Berikesempatanpadaklienuntukmencobakegiatanygtelahdirencanakan

Penilaian seberapa jauh klien telah memahami kegiatan tersebut

5.2Beripujianataskeberhasilanklien

Meningkatkan motivasi klien untuk melanjutkan tindakan

6.1Berikanpendidik Meningkatkan

22

ankesehatanpadakeluargatentangcaramerawatklienhargadirirendah

perawatan mandiri pada keluarga

6.2 Bantu keluargamenyiapkanlingkunganrumah

Mendukung klien beradaptasi dengan lingkungan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain. Konsep diri terbagi menjadi 5 yaitu:

1) Identitas diri

2) Citra diri

3) Peran diri

4) Ideal diri

5) Harga diri

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluwasi negative terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri . Dan berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

1) Mengkritik diri sendiri.

2) Perasaan tidak mampu.

3) Pandangan hidup yang pesimis.

4) Penurunan produktivitas.

5) Penolakan terhadap kemampuan diri.

Faktor predisposisi HDR:

1) Penolakan orang tua

2) Harapan orang tua yang tidak realistik

3) Kegagalan yang berulang

23

4) Kurang mempunyai tanggung jawab personal

5) Ketergantungan pada orang lain

6) Dan ideal diri yang tidak realistis

Faktor Presipitasi HDR:

1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

peristiwa yang mengancam kehidupan.

2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.Ada tiga jenis

transisi peran:

a) Transisi peran perkembangan.

b) Transisi peran situasi.

c) Transisi peran sehat-sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh:

a. Kehilangan bagian tubuh

b. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh

c. Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang

normal

d. Prosedur medis dan keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah:

1. Isolasi sosial: Menarik diri b/d HDR

2. Perubahan penampilan peran b/d HDR

4.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih

banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik

dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan

makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Sheila L. Videbeck, (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Cetakan I,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

2. Keliat, B.A, Akemat (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional

Jiwa, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

3. Stuart, G.W, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi

5, EGC, Jakarta

25