ASKEP ULKUS revisi
-
Upload
ayu-dessye-mey -
Category
Documents
-
view
226 -
download
2
description
Transcript of ASKEP ULKUS revisi
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
”ULKUS PEPTIKUM”
Disusun Oleh:Kelompok II
Nasrullah : 0826010084Ujang Tedi Kurnia : 0826010070Dodi Hepriyanto : 0826010091Apri Marisa Pitri : 0826010059Poniati : 0826010102Dici Amelia : 0826010061Yulianti Nova Sari : 0826010089Lia Kontisa : 0826010104Lina Marliana Situmeang : 0826010086
Dosen Pembimbing : Ns. Hanifa, S.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2010
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Bronkitis Kronik” ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan dan juga sebagai panduan belajar.
Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi kita
semua.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman yang telah
mendukung.
Bengkulu, Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DARTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Penulisan l
B. Tujuan (Umum & khusu) l
C. Manfaat 2
BAB II KONSEP TEORITISA. Definisi 3
B. Etiologi 3
C. Patofisiologi 4
D. Manifestasi Klinis 5
E. WOC 7
F. Penatalaksanaan 8
G. Pemeriksaan Diagnostik 8
H. Komplikasi ................................................................................................8
BAB III KONSEP ASKEPA. Pemeriksaan fisik ………………………………………………………….. 9
B. Pengkjian…………………………………………………………………… 10
C. Analisa Data ……………………………………………………………….. 12
D. Diagnosa Keperawatan ...............................................................................13
E. NCP (Nursing Care Planning)……………………………………………… 14BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………17
B. Saran ........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bedasarkan penelitian bahwa 5%-15% dari populasi di Amerik serikat
mengalami ulkus, tetapi hanya kira-kira setengahnya yang diketahui, kejadian ini
telah menurun sebanyak 50% selama 20 tahun terakhir. Ulkus duodenum terjadi 5
sampai 10 klai lebih sering dari pada ulkus lambung.
Penyakit ini terjadi dengan rekuensi paling besar pada individu antara usia
40 – 60 tahun dan tetapi relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah
dionservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkena tiga kali lebih
banyak dari pada wanita, tetapi terdapat beberapa bukti bahwa incident pada
wanita meningkat setelah menopause.
Di Indonesia juga terjadi hal demikian hamper sama dengan bahkan leih
banyak ddari pada Negara luar seperti amerika karena Negar Indonesia
merupakan Negara berkembang.
Dari data di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam
tentang ulkus dan mengapa ulkus kerap terjadi di setiap individu serta bagaimana
cara mengatsinya. Maka dari itu penulis mengangkat sebuah makalah dengan
judul ASKEP KLIEN DENGAN ULKUS PEPTIKUM.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
a. Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan.
Mengetahi cara pembuatan asuhan keperawatan klien dengan penyakit
ulkus peptikum.
b. Tujuan Khusus :
Mengetahui apa yang dimaksud dengan tindakan transplantasi tersebut
Untuk mengetahui bagaimana proses tindakannya dan bagaimana
penatalaksanaan serta pengobtannya
C. Manfaat
1. Penulis semakin terlatih dalam membuat makalah dan asuhan keperawatan.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang penyakit
Ulkus peptikum.
3. Dapat menambah referensi bagi pembaca tentang tentang konsep penyakit dan
askep pada ulkus peptikum.
BAB IIKONSEP TEORITIS
A. DEFINISI
Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada mukosa,
submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus
grastointestinalis yang selalu berhubungan dengan asam lambung yang cukup
mengandung HCL. Termasuk ini ialah ulkus (tukak) yang terdapat pada bagian
bawah dari osofagus, lambung dan duodenum bagian atas (first portion of the
duodeum). Mungkin juga dijumpai tukak di yeyenum, yaitu penderita yang
mengalami gastroyeyenostomy. (Sujono Hadi, 1999: 204).
Uulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosa lambung, pylorus, duodenum atau esophagus. Ulkus peptikum erring
disebut sebagai ulkus lambung, duodena atau esophageal, tergantung pada lokasinya.
Ulkus ini disebabkan oleh erosi area terbatas dari membrane mukosa.erosi ini dapat
sedalam lapisan otot atau seluruh otot di peritoneum. Ulkus lebih mungkin terjadi
pada duodenum dari pada lambung. Biasanya, ini terjadi secar unggal tetapi dapat
terjadi dalam bentuk multipl (brunner & suddarth, 2002 : 1064).
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung
terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas
sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai
tukak.(misalnya tukak karena stress).
B. ETIOLOGI
Sebab-sebab yang pasti dari ulkus peptikum belum diketahui. Beberapa teori yang
menerangkan terjadinya tukak peptic, antara lain sebagai berikut :
1. Susunan saraf pusat
Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinergik dan syaraf simpatik.
Perangsangan terhadap kolinergik akan berakibat terjadinya peningkatan motilitas
sehingga menimbulkan rasa nyeri , sedangkan rangsangan terhadap syaraf simpatik
dapat mengakibatkan reflek spasme esophageal sehingga timbul regurgitasi asam
Hcl yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa panas seperti terbakar.
2. Faktor kejiwaan atau psikologik
Fakto ini dapat menyebabkan timbulnya tukak peptik. Misalnya pada mereka
yang psikisnya sangat labil, pada ketegangan jiwa, emosi, mempunyai ambisi besar
dan lain-lainnya yang menyebabkan untuk hidup tidak wajar.
3. Faktor hormonal.
Banyak teori yang menerangkan adanya pengaruh-pengaruh hormonal yang
dapat menimbulkan tukak peptik.
4. Obat-obatan (drug induced peptic ulcer).
Aspirin, alkohol, tembakau dapat menyebabkan kerusakan sawar mukosa
lambung. Dari sekian banyak obat-obatan, yang paling sering menyebabkan adalah
golongan salisilat, yaitu menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.
Phenylbutazon juga dapat menyebabkan timbulnya tukak peptik, seperti halnya
juga histamin, reseprin akan merangsang sekresi lambung. Berdasarkan
penyelidikan, ternyata golongan salisilat hanya akan menyebabkan erosi lokal.
5. Pola makan yang kurang benar
C. PATOFISIOLOGI
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang
terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau
berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak
tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam
klorida.
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa
makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung.
2. Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi
dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan
sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3. Fase usus
Pada fase ini, Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan
hormon(dianggap menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi
asam lambung.
Seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor ini :
1. hipersekresi asam pepsin
2. kelemahan barier mukosa lambung
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Rasa nyeri.
a. Berkaitan dengan makanan.
b. Sifatnya periodik, nyeri timbul beberapa saat / beberapa jam setelah makan
atau waktu lapar atau saat sedang tidur tengah malam.
c. Sifat nyeri: terbakar, pedih seperti ditusuk-tusuk.
d. Lokalisasi: didaerah epigrastrium.
Beberapa teory yang menerangkan timbulnya nyeri:
1. Teory motilitas atau ketegangan.
Rasa nyeri atau pedih pada tukak peptic disebabkan karena bertambahnya
kontraksi dari lambung atau duodenum. Pada penderita muda dengan tukak
duodeni, timbulnya rasa nyeri atau pedih disebabkan kontraksi pada saraf-
saraf nyeri di lambung (gastric pain never) yang bertambah selama menderita
tukak.
2. Teory keasaman (acid theory)
Peranan asam HCL dan getah lambung pada dinding lambung yaitu dapat
menyebabkan iritasi sehingga timbul nyeri.
3. Teory Inflamasi (the Inflammatory theory).
Teori lain menyatakan bahwa nyeri tau pedih pada tukak peptik, pertama-
tama disebabkan oleh reaksi inflamasi. Serabut-serabut syaraf pada proses
ulcerasi mengalami kerusakan dan sisa-sisa serabut yang masih ada telah
dipisahkan dari isi lambung oleh lapisan “leucofibrinous material” serta
jaringan granulasi yang telah menjadi insentifterhadap asam.
2. Nausea dan vomitus.
a. Timbul bila nyerinya sangat hebat.
b. Vomitus dalam jumlah banyak disertai makanan timbul 8-12 jam setelah
makan, mungkin akibat pilorik stenosis yang disebabkan oleh pilorospasme.
c. Sebelum muntah, sudah ada perasaan tidak enak pada perut.
3. Nafsu makan
4. Pucat dan Lemah
Nafsu makan penderita biasanya menurun oleh karena takut terhadap timbulnya
rasa nyeri beberapa jam setelah makan. Akibatnya penderita mengurus.
5. Penurunan berat badan
6. Waterbrash atau regurgitasi asam.
Waterbrush adalah suatu keadaan dalam mulut yang cepat terisi oleh
cairan terutama saliva tanpa ada rasa. Kadang-kadang juga terjadi regurgitasi dari
cairan lambung dengan rasa pahit.
7. Gejala dari kolon (Colonic symtomp).
Pada beberapa penderita tukak duodeni dapat terlihat suatu tanda-tanda
sindroma usus iritatif dari tipe spastik kolon. Penderita tersebut mungkin
mengeluh adanya konstipasi dan merasa nyeri di perut yang tidak berhubungan
dengan makanan. Nyeri tersebut biasanya dirasakan terutama pada perut sebelah
kiri, kadang mungkin terus-menerus atau bersifat kolik dan mungkin juga timbul
pada saat defekasi.
F. PENATALAKSANAAN
Beberapa metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk
perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakan pembedahan.
Penurunan stress dan istirahat.
Penghentian merokok
Modifikasi diet
Obat-obatan
Intervensi bedah
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri akan epigastrik /
distensi abdominal.
Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran gastro intestinal atas dapat
menunjukkan adanya ulkus.
Endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan.
Endoskopi gastrointestinal atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan
inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi, mukosa dapat secara langsung
dilihat dan biopsy didapatkan. Endoskopi dapat mendeteksi lesi yang tidak terlihat
melalui sinar x karena ukuran dan lokasinya.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi dari tukak peptik adalah
1. pendarahan akibat erosi bagian ulkus hingga ke arteri,
2. perforasi,
3. penetrasi hingga ke struktur sekitar saluran cerna (pankreas, empedu, hati), dan
4. obstruksi akibat luka atau udem.
BAB IIIKONSEP ASKEP TEORITIS
A. Pemeriksaan Fisik
Data dasar pengkajian pada pasien dengan tindakan transplantasi sumsum tulang
adalah :
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise.
Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari.
Ketidakmampuan untuk tidur.
Tanda : periode hiperaktivitas, latiihan keras terus menerus.
2. Integritas Ego
Gejala : ketidak berdayaan, putus asa
Marah ditekan
Tanda : Depresi, ansietas.
3. Eliminasi
Gejala : diare Konstipasi
Nyeri abdomen tak jelas dan disteres, kembung
Penggunaan laksatif/diuretic.
4. Makanan/Cairan
Gejala : lapar terus menerus/menyangkal lapar
Takut penigkatan berat badan.
Tanda : penurunan berat badan / anoreksia
Penamplan urus, kulit kering, kuning atau pucat dengan turgor
buruk.
5. Higiene
Tanda : peningkatan pertumbuhan rambut pad tubuh (lanugo).
6. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pusing, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi.
Kelemahan, keseimbangan buruk.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis.
Mental : tak mamp berespon lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina.
Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen, seperti terbakar
8. Keamanan
Tanda : penurunan suhu tubuh akibat berulangnya prose infeksi.
9. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Kecendrungan keluarga untuk anemia
Riwayat penyakit maag, depresi.
B. Pengkajian Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama/alasan masuk RS:
Klien datang ke RS dengan keluhan merasakan nyeri pada pada bagian perut, ulu
hati dan mual serta muntah.
2) Riwayat kesehatan sekarang:
Faktor pencetus:
Pasien mengatakan bahwa nyeri timbul beberapa saat / beberapa jam setelah
makan atau waktu lapar atau saat sedang tidur tengah malam
Sifat keluhan (periodik/ tiba-tiba)
3) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi,
riwayat masuk RS)
4) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga:
Ibu klien menderita tuka’ lambung.
1. Pemeriksaan Fisik :1) Keadaan umum :
Penampilan umum :Klien tampak rak rapKlien tampak sehat/ sakit/ sakit berat : sakit Kesadaran : sadar....................................... GCS ......................BB : 50 KgTB : 165 cm
2) Tanda- tanda vital :TD : 120/80 mmHgND : 80x/menitRR : 20 x/menitS : 37 oC
3) KulitWarna kulit (sianosis, ikterus, pucat, eritema, dll) : ........................................................Kelembapan : ...................................................................................................................Turgor kulit : ....................................................................................................................Ada/tidaknya oedema : ....................................................................................................
4) MataFungsi penglihatan : .............................................. Palpebra : terbuka / tertutupUkuran pupil : .............................................. Isokor / an isokorKonjungtiva : .............................................. Sklera : ......................................Lensa / iris
: ....................................................................................................Oedema palpebra
: ....................................................................................................5) Mulut dan tenggorok
Membran mukosa : ............................................ kebersihan mulut ................................Keadaan gigi : .................................................................................................................Tanda radang (bibir, gusi, lidah) : ...................................................................................Trismus : ..........................................................................................................................Kesulitan menelan : .........................................................................................................
6) Abdomen Inspeksi : normal Palpasi : Nyeri tekan pada ulu hati Perkusi : kembungAuskultasi : Abnormal (5-18x/i)
7) Neurologis Kesadaran (GCS) : compos metis (sadar penuh).Status mental : ……..…………………………………………………………………...
Motorik (kejang, tremor, parese dan paralisis) : .............................................................Sensorik : ………………………………………………………………………………Tanda rangsang meningeal : …………………………………………………………...Saraf kranial : ………………………………………………………………………….Reflek fisiologis : ………………………………………………………………………Reflek patologis : ………
C. Analisa Data
Nama klien :Ruang rawat :Diagnosa medik :
No
Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS:
DO: Klien tampak
meringis kesakitan akibat nyeri pada ulu hati
Klien tampak memeggan daerah uluhati
DS:DO:
Klien tampak kurus Nafsu makan klien
berkurang, hanya mampu menghabiskan ½ porsi.
DO:
TTVT : 130/90 mmHgN : 80 x/iP : 29x/iS : 37,5 C
Klien terlihat lemas dan pucat
Klien tampak bemaslah dalam haluaran urine
1. Iritasi mukosa lambung
2. Adanya mual, muntah
3. Pedarahan skunder pada ulkus
peptkum
1. Nyeri (kronis)
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Perubahan perfusi jaringan perifer
D. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :
1. Nyeri (kronis) berhubungan dengan lesi sekunder terhadap peningkatan sekresi lambung.
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi normal saluran pencernaan sekunder terhadap pilorostenosis.
3. Perubahan perpusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan sekunder terhadap ulkus peptikum.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalalam penulisan makalah ini, dilihat dari beberapa definisi diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa penykit Ulkus Peptikum dapat disebabkan oleh berbagai
faktor seperti yang tertera di bagian etiologi makalah ini dan berbagai pengaruh
dari lingkungan yang kurang mendukuung, dari pola makan yang salah, asupan
obat-obatan dan sebagainya. Penyakit Ulkus peptikum dapat dicegah namun
untuk mencegah hal terebut tentu kita harus tau bagaimana konsep penyakit
tersebut.
B. Saran
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan
makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik
dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan
penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih
ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Edisi 8 Volume 2,
EGC, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Doenges, Marllynn E, Moorhouse, Mary Frances, Glaissler, C.Alice, Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Price, Syivia A dan Wilson, Lorraine M, 1995, Patofisiologi, Buku I, EGC, Jakarta.
Suzanne c. Smeltzer, Brenda G Bare, 1996.
Sujono Hadi, 1999, Gastroenterologi, Alumni, Bandung. Tucker, Susan Martin, 1998,
Standar Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.