ASKEP KOMUNITAS KERJA.doc
-
Upload
intani-permata -
Category
Documents
-
view
441 -
download
64
Transcript of ASKEP KOMUNITAS KERJA.doc
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KESEHATAN KERJA DENGAN
APLIKASI KASUS DI KOMUNITAS PEKERJA DI RUANGAN SEKTOR A7 DI
PERUSAHAAN ROKOKPT.“ NOJORONO” DI KABUPATEN KUDUS JAWA TENGAH
1.1 Deskripsi Kasus
Sekelompok mahasiswa keperawatan stikes hangtuah surabaya melakukan kegiatan praktik
keperawatan komunitas untuk kesehatan kerja di komunitas pekerja di perusahaan rokok PT.
NOJORONO di kabupaten kudus jawa tengah selama 1 Bulan mulai dari tanggal 10 November 2012
sampai 10 Desember 2012. Kami melakukan kegiatan pengkajian selama 8 hari (mulai tanggal 11-19
november) kepada para pekerja di ruangan sektor A7 yang berjumlah 100 orang, berdasarkan data
dari HRD perusahaan ini di dapat data umum sebagai berikut:
No. Karakteristik Frekuensi/ jumlah
1.
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. perempuan
40 orang
60 orang
2.
Jenis Pekerjaan
a. penglintingan
b. pengepakan
c. pengawas
55 orang
35 orang
10 orang
3.
Usia
a. 25-35 tahun
b. 36-47 tahun
c. 47-57 tahun
d. 58-60 tahun
35 orang
40 orang
20 orang
5 orang
4.
Tingkat Pendidikan
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
30 orang
45 orang
25 orang
Lama Bekerja
a. 5-10 tahun 15 orang
1
b. 11-15 tahun
c. 16-20 tahun
d. 21-25 tahun
e. >25 tahun
35 orang
30 orang
15 orang
5 orang
Kemudian kami melakukan pengkajian lebih lanjut terhadap masing-masing pekerja dan juga
dari HRD perusahaan sehingga
didapat hasil pengkajian sebagai berikut:
.2. Proses Keperawatan
2.1 Pengkajian
A. DATA INTI
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Perusahaan
rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten kudus jawa tengah dengan luas
bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1 Ha. Pabrik ini berada di tepi jalan raya yang
merupakan akses utama di kota kudus. Terdiri dari beberapa ruangan sektor yang
didalamnya terdapat berbagai macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan tembakau
dan rokok diantaranya adalah bagian penyortiran tembakau, penyimpanan tembakau,
produksi tembakau, pelintingan rokok, pengepakan rokok, ruang laboratorium uji tembakau,
dll. Ruangan sektor A7 merupakan salah satu ruangan di perusahan rokok PT. NOJORONO
yang terbagi menjadi beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian pelintingan,
pengepakan rokok dan pengawasan.Jumlah pekerja di ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang
(perincian berdasarkan karakteristik umum ada di tabel yang tersedia di awal) sebagaian
besar bekerja adalah orang jawa 85 orang (85%) dan berasal dari madura sebanyak 15 orang
(15%).
2.Status kesehatan komunitas
Dari pengkajian (anamnesa) dan kuisioner yang dilakukan mahasiswa langsung
kepada para pekerja diruangan sektor A7 didapatkan hasil:
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk
2
15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering pusing
Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan
b. Tanda-tanda vital
TD:
< 110/70 mmHg : 5 orang (5%)
110/70mmHg-130/90mmHg : 75 orang (75%)
>130/90 mmHg : 20 orang (20%)
Nadi:
60-80x/menit : 90 orang (90%)
80-100x/menit : 10 orang (10%)
RR:
16-24x/menit : 90 orang (90%)
>24x/ menit : 10 orang (10%)
Suhu tubuh:
36,5°C-37°C : 100 orang (100%)
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
ISPA : 20 orang/ kasus (20%)
PPOK : 5 orang (5%)
Diare : 5 orang (5%)
Batuk : 35 orang (35%)
Demam : 15 orang (15%)
Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%)
Ket: (*) : data dari klinik perusahaan pada tanggal 12 November 2012
d. Riwayat penyakit komunitas
Data diambil dari 68 orang pekerja (68%) yang mengeluhkan sering batuk-batuk,
kami melakukan pengkajian dengan memberikan kuisioner kepada 68 pekerja
tersebut, dengan hasil:
No. Karakteristik Frekuensi Presentase %
3
1. Menderita batuk berdahak minimal 30
kali setahun, sekurang-kurangnya 2
tahun beruntun.
20 orang 29,4 %
2. Mempunyai riwayat merokok 40 orang 58,8 %
3. Terpajang langsung dengan bahan
produk
68 orang 100 %
4. Mempunyai keluarga dengan riwayat
bronkitis emsifema
6 orang 8,82 %
5. Sering mengalami sesak nafas saat
aktivitas sedang ( jalan cepat, naik
tangga)
10 orang
6,8 %
6. Pernah merasa sesak atau nafas sulit
bahkan pada saat istirahat
5 orang 7,35%
7. Pernah merasa sesak nafas menetap dan
makin lama makin berat
5 orang 7,35%
8. Saat batuk selalu berdahak dan beriak 45 orang 66,1 %
9. Pernah memeriksakan ke dokter atau
tempat pelayanan kesehatan baik umum
maupun yang ada di perusahaan dan
positif dinyatakan penderita PPOK
(bronkhitis kronis, emfisema)
5 orang 7,35 %
10. Pernah merasa dada tersa berat saat
bernafas
20 orang 29,4%
e. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas
Para pekerja mendapat istirahat makan siang dari peusahaan, makan siang rutin
dilaksanakan tiap pukul 13.00 WIB di kantin pabrik.
f. Pola pemenuhan cairan dan elektrolit Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja
didapat dari minumanyang dibawa oleh para pekerja dari rumah.
g. Pola istirahat tidur
Para pekerja mengatakan bahwa istirahat tidur mereka biasanya dilakukan pada
malam hari saat pulang bekerja karena waktu bekerja mereka adalah 9 jam mulai
pukul 8 pagi-5 sore.4
h. Pola eliminasi
Saat dilakukan anamnesa kepeada para pekerja Sebanyak 35 orang dari 55 orang
(63,6%) pekerja bagian pelintingan rokok mengatakan pernah sakit “anyang-
anyangan”, hal ini ternyata disebabkan oleh 20 orang (57,1%) kurang sering
minum air putih saat bekerja, 15 orang (42,8%) menahan BAK karena jarak
kamar mandi dengan ruang pelintingan agak jauh. Sedangkan pada bagian
penegepakan sebanyak 15 orang dari 35 orang pekerja (42,8%) mengeluhkan
sakit “anyang-anyangan” hal ini disebabkan karena 10 orang (66,6%) kurang
sering minum air putih saat bekerja, 5 orang (33,3%) menahan BAK karena jarak
kamar mandi dengan ruangan agak jauh.
i. Pola aktivitas gerak
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja sebanyak 55 orang dari 55 orang
(100%) jumlah pekerja pelintingan rokok mengeluhkan sering merasa pegal di
daerah leher dan punggungnya. Saat dilakukan observasi secara langsung ternyata
sebanyak 30 orang (54,5%) pekerja duduk dengan posisi duduk yang salah/
terlalu membungkuk, 25 orang (43,5%) tidak menggerak-gerakkan badannya
untuk merelaksasi tubuhnya/ berada dalam posisi duduk yang sama dalam waktu
yang lama. Sedangkan dibagian pengepakan dari 35 orang pekerja 25 orang
(71,4%) mengeluhkan sering merasa pegal di daerah leher dan punggungnya 10
orang (28,6%) tidak ada keluhan.Penyebabnya 15 orang (60%) duduk dengan
posisi duduk yang salah, 10 orang (40%) tidak menggerak-gerakkan badannya
untuk merelaksasi tubuhnya atau berada dalam posisi duduk yang sama dalam
waktu yang lama. Untuk bagaian pengawasan tidak ada keluhan.
j. Pola pemenuhan kebersihan diri
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan setelah bekerja
sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang kurang
benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55 orang pekerja dibagian pelintingan
(72,7%) tidak mencuci tangan setelah bekerja, sisanya 15 orang (27,3%) mencuci
tangan tapi dengan prosedur yang kurang benar.
k. Status psikososial
Antar kelompok pekerja tidak pernah mengalami pertengkaran atau perselisihan
karena mereka menganggap semua pekerja saling bersaudara karena sudah
5
bekerja bersama dalam waktu yang lama, antar pekerja saling membantu dan
memberikan dukungan bila ada masalah.
l. Status pertumbuha a perkembangan
a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
Berdasarkan data dari klinik perusahaan semua pekerja mendapatkan asuransi
kesehatan, dan bisa periksa atau berobat secara gratis di klinik tersebut tetapi data
klinik perusahaan menunjukkan:
No. Karakteristik Frekuensi Presentase %
1. Pekerja yang memeriksakan kesehatan
secara rutin ke klinik
25 orang 25%
2. Pekerja yang memeriksakan
kesehatannya saat sakit saja
35 orang 35%
3. Pekerja yang tidak pernah/ belum
pernah datang ke klinik untuk
memeriksakan kesehatannya
40 orang 40%
b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
Setelah dilakukan pengkajian melalui observasi langsung kepada 100 pekerja di
ruangan sektor A7 didapatkan hasil:
No. Karakteristik Jenis pekerjaan Frekuensi Presentase
%
1. Tidak menggunakn
masker saat bekerja
a. Pelintingan
b. Pengepakan
c. pengawasan
55 orang
35 orang
10 orang
100%
100%
100%
2. Tidak menggunakan
sarung tangan saat
bekerja
a. penglintingan
b. pengepakan
c. pengawsan
55 orang
35 orang
10 orang
100%
100%
100%
c) Pola perilaku tidak sehat dalam komunitas
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan setelah bekerja
sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang kurang
6
benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55 orang pekerja dibagian
pelintingan (72,7%) tidak mencuci tangan setelah bekerja, sisanya 15 orang
(27,3%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang kurang benar.
B. DATA LINGKUNGAN FISIK
Luas bangunan pabrik rokok ini seluas 1 Ha terdiri dari ruangan sektor A1-A7 (A1-
A4: gudang tembakau, A5: laboratorium, A6: penyortiran A7: pelintingan, pengepakan
rokok), kantin, masjid, klinik, garasi untuk angkutan perusahaan, aula perusahaan, tempat
penyaringan limbah pabrik. Sedangkan untuk ruangan sektor A7 sendiri memiliki luas
bangunan 100x50 meter bentuk bangunan berupa ruangan luas yang lapang dengan meja-
meja tempat pelintingan, pengepakan dan terdapat 2 kamar mandi di dalamnya. Jenis
bangunannya permanen atap bangunan berupa genting sintesis dengan dinding terbuat dari
tembok dengan lantai dari semen/ plesteran, ventilasi di ruangan ini berasal dari jendela -
jendela kecil di atas tembok yang berjumlah masing-masing 10 buah di kiri dan kanan sisi
bangunan total 20 buah, penerangan ruangan berasal dari pintu ruangan besar yang di buka
saat jam kerja bila menjelang sore terdapat lampu neon yang memberikan pencahayaan
diruangan ini. Kebersihan di dalam ruangan cukup rapi dan bersih.Kondisi kamar mandi
bersih tetapi jumlahnya sangat terbatas dan jaraknya cukup jauh dari tempat pengolahan.
Pembuangan limbah perusahaan di olah dengan melakukan penyaringan zat-zat
berbahaya dengn alat penyaring yang berada di ruang penyaringan limbah di sebelah ruangan
sektor A7 (di belakang pabrik) dan sisanya di buang disungai besar yang ada di kota kudus.
C. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL
Di perusahaan PT. NODJORONO terdapat sebuah klinik kesehatan yang disediakan
untuk seluruh pekerja dan pegawai diperusahaan ini. Sumber daya yang ada di klinik ini
adalah terdapat 1 orang dokter umum, 2 perawat dan 3 petugas nonmedis, fasilitas alat yang
dimiliki klinik ini terdiri dari 2 kamar tidur, obat-obatan yang cukup lengkap dan memiliki 1
ambulance. Sistem rujukan di perusahaan ini bekerja sama dengan RSUD kabupaten kudus.
Selain itu di perusahaan ini memiliki 1 kantin yang berisi barang-barang keperluan sehari-
hari para pekerja dan pegawai lokasi mini market ini di bagian depan pabrik disamping
klinik.
7
D. EKONOMI
Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan sektor 7 untuk bagian pelintingan dan
pengepakan sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian pengawas sekitar 1,5-2 juta
rupiah.
E. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
Sistem keamanan perusahaan cukup baik dengan adanya satpam di setiap sektor
ruangan dan juga adanya CCTV di tiap ruang produksi. Untuk penanggulangan kebakaran
terdapat alat pemadam kebakaran manual di setiap ruangan produksi dan perusahaan ini juga
memiliki 1 unit mobil pemadam kebakaran milik perusahaan selain itu perusahaan juga
bekerjasama dengan dinas pemadam kebakaran kota untuk menanggulangi jika terjadi
masalah kebakaran.
F. POLITIK DAN KEAMANAN
Perusahaan rokok PT. NODJORONO merupakan perusahaan milik swasta yang
dimiliki oleh Tn. HKTEM
G. SISTEM KOMUNIKASI
Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja di ruangan sektor A7 sebagaianbesar
menggunakan alat komunikasi telfon genggam (HP) sebagai alat komunikasi antara pekerj,
keluarga dan masyarakatnya. Sednagkan sistem komunikasi dalam perusahaan menggunakan
telfon yang ada disetiap ruangan sektor dan apabila ada informasi atau pengumuman dari
perusahaan akan disiarkan melalui pengeras suara yang ada di setiap ruangan di perusahaan
ini. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antar pekerja sehari-hari di ruangan sektor A7
mayoritas dengan menggunakan bahasa jawa dan sebagaian kecil menggunakan bahasa
madura.
H. PENDIDIKAN
Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok PT. NODJORONO didapatkan data tingkat
pendidikan pekerja di ruangan sektor A7 adalah sebagai berikut:
Tingakat Pendidikan
a. Tamat SD 30 orang
8
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
45 orang
25 orang
Saat dilakukan pengkajian dengan kuisioner tentang pengetahuan pekerja terhadap
pentingnya penggunaan standart keselamatan kerja di perusahaan rokok terhadap kesehatan
pekerja, di dapatkan data:
70 orang (70%) dari pekerja tidak mengetahui
30 orang (30%) dari pekerja mengetahui
I. REKREASI
Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, Hari libur untuk pegawai
dan pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari jum’at pagi
biasanya diadakan senam aerobik bersama oleh perusahaan yang dilakukan di lapangan
olah raga yang ada di belakang perusahaan.
Di akhir tahun biasanya juga diadakan rekreasi bersama yang di fasilitasi oleh
perusahaan yang juga dilakukan secara giliran atau gantian di tiap ruangan sektor/ bagian
produksi dalam perusahaan ini.
3.1 Pengelolaan Data
Komposisi pekerja berdasarkan jenis kelamin
Menurut jenis kelamin
Laki-laki : 40%
Perempuan : 60%
Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa pekerja di ruangan sektor A7 di
perusahaan rokok PT. GAUL yang terbanyak adalah perempuan sebanyak 60% (60
orang) dan laki-laki sebanyak 40% (40 orang).
Proporsi pekerja berdasarkan jenis pekerjaan
Menurut jenis pekerjaan
Pengawas : 10%
Pengepakan : 35%
Penglintingan : 55%
PT. GAUL kudus jawa tengah pada tanggal 11-19 november 2012
9
Berdasarkan proporsi pekerja berdasarkan jenis pekerjaannya, terlihat bahwa bahwa
pekerja di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO bagian yang
terbanyak adalah bagian pengelintingan 55% (55 orang), bagian pengepakan 35% (35
orang), dan bagian pengawasan 10% (10 orang).
Komposisi pekerja berdasarkan usia
25-35 Tahun : 35%
36-46 Tahun : 40%
47-57 Tahun : 25%
58-60 Tahun : 5%
Berdasarkan komposisi pekerja berdasarkan usia, terlihat bahwa bahwa pekerja di
ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO yang terbanyak berusia 36-
46 tahun sebanyak 40 orang (40%).
Komposisi pekerja berasarkan tingkat pendidikan
Tamat SD : 30%
Tamat SMP : 45%
Tamat SMA : 25%
Berdasarkan komposisi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat bahwa bahwa
pekerja di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. GAUL yang terbanyak adalah
tamat SMP sebanyak 45 orang (45%).
Komposisi pekerja berdasarkan lama bekerja
5-10 Tahun : 15%
11-15 Tahun : 35%
16-20 Tahun : 30%
21-25 Tahun : 15%
>25 Tahun : 5%
Berdasarkan komposisi pekerja berdasarkan lama bekerja, terlihat bahwa pekerja di
ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO yang terbanyak adalah
pekerja yang sudah bekerja selama 11-15 tahun sebanyak 35 orang (35%).
10
4.1 Analisa Data
Data yang telah kami dapat dari hasil pengkajian yang kami lakukan mulai tanggal 11-19
november 2012, untuk menentukan diagnosa keperawatan maka kami menyusun analisa data
sebagai berikut;
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS:
Pekerja mengatakan
mengeluhkan sering batuk-
batuk.
Pekerja mengatakan tidak
terlalu memeperhatikan
pentingnya penggunaan
masker dan sarung tangan
DO:
68 orang pekerja (68%) dari
100 pekerja di ruangan sektor
A7 menegeluhkan sering
batuk-batuk dengan perincian:
68 orang (100%) dari 68
orang pekerja yang sering
batuk terpajan langsung
dengan bahan produk
(tembakau).
20 orang (29,4%)dari 68
pekerja yang sering batuk
mengalami batuk
menahun sekurang-
kurangnya selama 2 tahun
Riwayat penyakit pekerja
ruangan sektor A7 dalam
satutahun terakhir; ISPA: 20
orang/ kasus (20%), PPOK: 5
Kurang pengetahuan
pekerja tentang
pentingnya K3 bagi
kesehatan dan
keselamatan pekerja
Resiko terjadinya
peningkatan
penyakit akibat
partikel tembakau
(PPOK,ISPA) pada
pekerja perusahaan
rokok di ruangan
sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
11
orang (5%), batuk 35 orang
(35%).
Pekerja yang tidak
menggunakan masker dan
sarung tangan di ruangan
sektor A7 sebanyak 100 orang
dari 100 orang pekerja (100%).
70 orang (70%) dari 100
pekerja diruangan sektor A7
tidak mengetahui pentingnya
K3 bagi kesehatan dan
keselamatan mereka
Hanya 30 orang (30%) dari
100 pekerja diruangan sektor
A7 tidak mengetahui
pentingnya K3 bagi kesehatan
dan keselamatan mereka.
2. DS:
Pekerja mengatakan jarang
melakukan cuci tangan setelah
melakukan pekerjaannya atau
sebelum makan karena
keterbatasan kamar mandi dan
fasilitas yang kurang
mendukung (tidak ada sabun
cuci tangan di kamar mandi).
DO:
25 orang (71,4%) dari 35
orang pekerja dibagian
pengepakan di ruangan sektor
A7 tidak mencuci tangan
setelah bekerja.
10 orang (28,6%)dari 35 orang
Ketiakadekuatan
hygiene peroranga
pada pekerja
Perilaku kesehatan
cenderung berisiko
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7
PT.
12
pekerja dibagian pengepakan
di ruangan sektor A7 mencuci
tangan tapi dengan prosedur
yang kurang benar.
40 orang(72,7%) dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan
di ruangan sektor A7tidak
mencuci tangan setelah
bekerja.
15 orang (27,3%)dari 55
Ketidakadekuatan hygine
perorangan pada pekerja
Perilaku kesehatan cenderung
beresiko pada pekerja
perusahaan rokok di ruangan
sektor A7 PT. NOJORONO
kudus jawa tengah orang
pekerja dibagian pelintingan
di ruangan sektor A7 mencuci
tangan tapi dengan prosedur
yang kurang benar.
3. DS:
Pekerja mengatakan sering
mengalami pegal di daerah
punggung dan leher.
Petugas klinik perusahaan
mengatakan telah ada
program senam aerobic tiap
jum’at pagi tetapi antusias
pekerja untuk mengikuti
kurang bahkan digunakan
sebagai ajang datang terlambat
Posisi tubuh saat
bekerja yang salah
pada pekerja.
Risiko cidera pada
pekerja perusahaan
rokok di ruang sektor
A7 PT. NOJORONO
kudus jawa tengah.
13
untuk bekerja
DO:
55 orang dari 55 orang (100%)
jumlah pekerja dibagian
pelintingan rokok di ruangan
sektor A7 mengeluhkan sering
merasa pegal di daerah leher
dan punggungnya.
30 orang (54,5%) dari 55
orang pekerja dibagian
pelintingan rokok di
ruangan sektor A7 duduk
dengan posisi duduk yang
salah/ Posisi tubuh saat
bekerja yang salah pada
pekerja Resiko cidera
pada pekerja perusahaan
rokok di ruangan sektor A7
PT. NOJORONO kudus
jawa tengah
5.1 Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah
untuk menentukan perioritas masalah, adapun penapisan masalah tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:
No
.
Masalah Kesehatan KRITERIA Score Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Resiko terjadinya
peningkatan penyakit
akibat partikel
5 5 5 5 4 3 4 3 34 Keterangan kriteria:
1. Sesuai dg peran
14
tembakau
(PPOK,ISPA) pada
pekerja perusahaan
rokok di ruangan sektor
A7 PT. NOJORONO
kudus jawa tengah
berhubungan dengan
Kurang pengetahuan
dan kesadaran pekerja
tentang pentingnya K3
bagi kesehatan dan
keselamatan pekerja
perawat komunitas
2. Resiko
terjadi/jumlah yang
beresiko
3. Resiko parah
4. Potensi utk
pend.kesehatan
5. Interest utk
komunitas
6. Kemungkinan
diatasi
7. Relevan dg program
8. Tersedianya sumber
daya
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
2. Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
berhubungan dengan
Ketidakadekuatan
hygine perorangan pada
pekerja
5 4 4 5 4 4 4 3 33
3. Resiko cidera kerja
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
berhubungan dengan
4 5 3 4 4 4 3 4 31
15
Posisi tubuh saat
bekerja yang salah pada
pekerja
6.1 Prioritas Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan scoring di atas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas pada pekerja
perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO adalah sebagai berikut:
No. Diagnosa Keperawatan Score
1. Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat partikel
tembakau (PPOK,ISPA) pada pekerja perusahaan
rokok di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO kudus
jawa tengah berhubungan dengan Kurang pengetahuan
pekerja dan kesadaran tentang pentingnya K3 bagi
kesehatan dan keselamatan pekerja.
34
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada pekerja
perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus jawa tengah berhubungan dengan
Ketidakadekuatan hygine perorangan pada pekerja.
33
3. Resiko cidera kerja pada pekerja perusahaan rokok di
16
ruangan sektor A7 PT. NOJORONO kudus jawa tengah
berhubungan dengan Posisi tubuh saat bekerja yang
salah pada pekerja.
31
17
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH
1.1. Konsep Usaha Kesehatan Sekolah
1. Latar Belakang (Alasan)
a. Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project
di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Dalam Negeri.
b. UU no 4 ‘1979 pembinaan anak usia sekolah
c. Usia sekolah rawan kesehatan
d. Menanamkan pengertian & sikap hidup sehat
e. Institusi di masyarakat yang terorganisir dengan baik
f. Meningkatkan prestasi belajar
g. Efektif pendidikan
h. Wajib belajar
i. Dasar kebijakan pelaksanaan usaha kesehatan sekolah adalah undang-undang
nomor 4 tahun 1970 tentang pembinaan anak sekolah
j. Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsa-
bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan
perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari
seseorang.
k. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan
ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.
l. Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat dan orang tua
memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi,
sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses
belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan
hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun
18
masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H
(head, heart, hand dan health).
2. Pengertian
a. Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak
didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan sekolah adalah SD
– SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD mengingat SD merupakan
dasar dari sekolah – sekolah lanjutan.( Endang, 1993) ·
b. Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah (Sumijatun,
2006).
c. Kemudian menurut Depkes, (2001) UKS adalah wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Usaha Kesehatan
Sekolah UKS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka
pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Selanjutnya Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak sekolah. Anak usia sekolah
adalah anak yang berusia 6-21 tahun. Yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya
dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19
tahun).
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan
siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat. Sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal
b. Tujuan Khusus
1) Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat
kesehatan siswa yang mencakup
2) Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan kesehatan disekolah
perguruan agama, dirumah tangga maupun dilingkungan masyarakat.
3) Sehat fisik, mental maupun sosial
19
4) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan
NAPZA
4. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan utama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disebut dengan Trias UKS, yang
terdiri dari :
a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat
Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan dengan
upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan
kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
5. Sasaran UKS
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia
sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah mulai tingkat SD hingga SLTA. Sasaran
pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan
a. Sekolah Taman Kanak-Kanak
b. Pendidikan Dasar
c. Pendidikan Menengah
d. Pendidikan Agama
e. Pendidikan Kejuruan
f. Pendidikan Khusus (SLB)
Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan
kelas VI alasannya adalah :
1) Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru lepas
dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab
penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang
kesehatan
2) Kelas III dilaksanakan dikelas 3 untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS
dikelas I dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam
program pembinaan UKS
20
3) Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang
pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan yang cukup.
6. Sasaran Pembinaan
a. Peserta didik
b. Pembina UKS (Teknis dan Non Teknis)
c. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
d. Lingkungan sekolah
7. Kegiatan UKS
Nemir mengelompokkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi 3 kegiatan
pokok : yaitu
a. Pendidikan kesehatan di sekolah (Health Education in School)
1) Kegiatan intrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan merupakan
bagian dari kurikulum sekolah
2) Kegiatan ekstrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan dimasukkan
dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat
peserta didik
b. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)
c. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup
1) Lingkungan fisik
2) Lingkungan psikis
3) Lingkungan sosial
8. Pengelolaan UKS
Pelaksanaan UKS ayau orang vang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan
sekolah adalah :
a. Guru UKS
b. Peserta didik
c. Petugas kesehatan dari puskesmas
21
d. Masyarakat sekolah (BP3)
9. Prinsip-Prinsip Pengelolaan
a. Mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat sekolah
b. Kegiatan yang terintegrasi
c. Melaksanakan rujukan
d. Kolaborasi tim
10. Kerjasama Lintas Sektor
Dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah melibatkan berbagai departemen terkait sesuai
dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) di atas sebagai berikut :
a. Departemen Kesehatan
b. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
c. Departemen Dalam Negeri
d. Departemen Agama
11. Petunjuk Pelaksanaan UKS di Puskesmas
a. Fungsi puskesmas
Puskesmas sebagai unit organisasi kesehatan mempunyai fungsi:
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui keterpaduan berbagai kegiatan
pokok.
2) Melaksanakan pembinaan baik pembinaan teknis medis, alih kelola teknologi
maupun peran serta masyarakat.
3) Melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan standar minimal untuk Sekolah Dasar
1) Sifat dan bentuk kegiatan
a) Peningkatan (promotif) yaitu : (1) membina sarana keteladanan di sekolah, (2)
membina kebersihan perorangan peserta didik, dan (3) mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan
melalui kegiatan latihan kader kesehatan sekolah (dokter kecil);
22
b) Pencegahan (preventif) yaitu : (1) penjaringan kesehatan peserta didik baru
kelas I, (2) pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun, (3) Imunisasi peserta
didik kelas I dan VI, (4) pengawasan terhadap keadaan air, (5)
c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif), (6) pengobatan ringan
dan pertolongan, (7) rujukan medik untuk mengurangi derita sakit, dan(8)
penanganan kasus anemi gizi.
d) Manajemen yaitu: (1) forum komunikasi terpadu antar kegiatan pokok
Puskesmas, (2) pembinaan teknis dan pengawasan ke sekolah, dan (3) Pencatatan
dan pelaporan.
2) Uraian kegiatan terpadu guru – tenaga Puskesmas :
a) Membina sarana keteladanan gizi;
b) Membina sarana keteladanan kebersihan lingkungan;
c) Membina kebersihan perorangan peserta didik;
d) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif
dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan latihan kader kesehatan sekolah
(dokter kecil);
e) Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas I;
f) Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun;
g) Imunisasi, dll
12. Program Dokter Kecil
a. Pengertian
Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut
melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri
sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
b. Tujuan
1) Tujuan umum meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS
2) Tujuan Khusus
a) Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di rumah dan
lingkungan
b) Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain
untuk hidup sehat.
23
c. Kriteria peserta :
1) Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan pelatihan dokter
kecil.
2) Berprestasi sekolah.
3) Berbadan sehat.
4) Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
5) Berpenampilan bersih dan berperilaku.
6) Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
7) Izin orang tua.
d. Tugas dan kewajiban dokter kecil
Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
1) Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.
2) Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun di
rumahMembantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah.
3) Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan ,antara lain : Pekan
Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.
e. Kegiatan dokter kecil
1) Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan.
a) Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.
b) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
c) Penyuhan Kesehatan.
2) Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di sekolah ,
antara lain
a) Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3) Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4) Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah
5) Pengamatan kebersihan di sekolah separti halaman sekolah, ruang
kelas,perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC,kamar mandi, tempat sampah
dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
24
6) Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.
7) Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/ Kepala
Sekolah/Guru yang ditunjuk.
13. Program Perawat Kecil
b. Pengertian perawat kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih
untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
b. Tujuan
1) Tujuan umum meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS.
2) TujuanKhusus
a) Agar siswa dapat menjadi penggerak Perilaku Hdup Bersih dan Sehat di
sekolah, di rumah dan lingkunganya
b) Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain
untuk hidup sehat termasuk di rumah
c. Kriteria
3) Siswa kelas 4 atau 5 SD dan belum pernah mendapatkan pelatihan perawat
kecil.
4) Berprestasi sekolah.
5) Berbadan sehat
6) Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
7) Berpenampilan bersih dan berperilaku.
8) Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
9) Izin orang tua.
d. Tugas Dan Kewajiban Perawat Kecil
1) Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
2) Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing
3) Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun
di rumah.
4) Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah
25
5) Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain : Pekan
Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan Kesehatan
Gigi, Pekan Kesehatan Mata,danlain-lain.
e. Kegiatan Perawat Kecil
1) Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan;
a) Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribad
b) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
c) Penyuluhan Kesehatan.
2) Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah,
antara lain :
a) Obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3) Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4) Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah.
5) Pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah, ruang kelas,
perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC, kamar mandi, tempat sampah
dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
6) Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Perawat Kecil.
7) Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/ Kepala
Sekolah / Guru yang
14. Peran Perawat pada Program UKS
Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah adalah:
a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melaksanakan
pengumpulan data, analisas data dan perumusan masalah serta prioritas masalah
kesehatan anak sekolah
2) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun.
3) Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS.
4) Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang diterapkan.
26
b. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi salah satu anggota dalam
TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator,
maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung
jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
c. Sebagai Penyuluh dalam Bidang Kesehatan
Peran perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan
dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang
bersifat umum dan klasikal atau secara tidak langsung sewakktu melakukan
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorang
15. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah di Indonesia
Masalah kesehatan anak yang biasa ditemukan pada anak sekolah adalah
a. Malnutrisi
b. Alkoholoisme.
c. Narkoba.
d. Seks bebas.
e. Perokok.
f. Penyakit fisik dan mental.
1.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Sekolah
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang
dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium
2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan memang
bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu
mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan
dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku
hidup sehat.
27
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus
diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah
tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja
karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga
melekat dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam
Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan
masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan
dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang
berperilaku dipengaruhi oleh : 1) nilai, 2) sikap dan 3) pendidikan/pengetahuan. Kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula
(Notoatmodjo.,2003).
2 Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
28
3. Tatanan sekolah indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat
makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit
antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan
makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu
penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber
polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media
perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan
sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur . Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat
badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan
proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri
dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. Memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak
berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang
menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana
siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air
seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat
penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung
air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit
penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan
kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap
29
rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang
terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak
mencemari sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi
vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
1.3. Asuhan Keperawatan Anak Sekolah
Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu specialisasi dari keperawatan
komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) tujuannya meningkatkan kesehatan
masyarakat sekolah dengan keperawatan sebagai salurannya. Asuhan keperawatan sekolah
pada umumnya sama dengan asuhan keperawatan pada sasaran lainnya, yaitu :
1. Pengkajian ditujukan kepada :
a. Lingkungan sekolah mulai dari :
1) Lingkungan Fisik (Halaman, kebun sekolah, bangunan sekolah : meja, papan
tulis, kursi, lantai, kebersihan, ventilasi, penerangan, kebisingan, papan tuilis,
kepadatan), Sumber air minum, Pembuangan Air Limbah (PAL), Jamban
Keluarga, Tempat cucu tangan, kebersihan kamar mandi dan penampungan air,
pembuangan sampah, pagar sekolah, dan lain-lain.
2) Lingkungan Psikologis : hubungan guru dengan murid baik baik formal maupun
non formal terutama kenyamanan dalam beljar.
3) Lingkungan Sosial : hubungan dosen dengan orang tua murid, Persatuan Orang
Tua Murid dan Guru (POMG) dan masyarakat sekitar.
Keadaan/pelaksanaan UKS, dokter/perawat kecil.
a. Pengetahuan anak sekolah tentang kesehatan (PHBS) dan pelaksanaan PHBS
b. Kondisi kesehatan/fisik anak sekolah terutama screening test (BB, TB, tenggorokan,
telinga/pendengaran, mata/penglihatan),
2. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Dirumuskan pada Anak Sekolah :
a. Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yitu penurunan stimulasi dan atau
minat/keinginan untuk rekreasi atau melakukan aktivitas bermain faktor yang
30
berhubungan lingkungan sekolah yang sempit/fasilitas yang tidak
mendukung/kurang sumber daya.
b. Gaya hdup monoton anak sekolahyaitu menyatakan suatu kebiasaan hidup yang
dicirikan dengan tingkat aktivitas yang rendah berhungan dengan kurang
pengetahuan tentang keuntungan latihan fisik.
c. Perilaku kesehatan anak sekolah cenderung beresiko faktor yang berhubungan
merolok/mimun alkohol, stress menghadapi tugas atau ujian/kurang dukungan dan
lain-lain.
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor yang berhubungan
kurang ketrampilan motorik kasar/motorik/halus atau ketidak cukupan sumber
daya.
e. Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak sekolah batasan karakteristik
menunjukkan keinginan untuk meningkatkan status imunisasi/mengekspresikan
keinginan untuk meningkatkan status imunisasi
f. Ketidak efektifan perlindungan pada anak sekolah faktor yang berhubungan
penyalahgunaa zat/obat-obatan
g. Ketidak efektifan manajemen kesehatan masyrakat sekolah faktor yang
berhubungan kurang pengetahuan/kurang dukungan sosial/ketidakcukupan
petunjuk untuk bertindak
3. Rencana Asuhan Keperawatan Anak Sekolah
Rencana asuhan keperawatan anak sekolah dibuat berdasarkan masalah kesehatan/diagnosa
keperawatan yang ditemukan, tetapi pada umumnya dilakukan tindakan berikut ini :
a. Promosi Kesehatan tentang PHBS
b. Pelaksanaan Screening Test
c. Imunisasi DT/TT
d. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
e. Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Pelatihan dokter/perawat kecil
g. Pelaksanaan UKS di sekolah setiap hari oleh guru UKS dan dokter/perawat kecil.
h. Dan lain-lain
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan kerja merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang di tujukan
kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial. Kegunaannya untuk mencapai
derajat keaehatan dan kesejahteraan tenaga kerja serta meningkatkan produksi yang
berlandeaskan pada meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia
dalam produksi. Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat industri
meliputi kesehatan lingkungan kerja, kesehatan pekerja dan keselamatan kerja
32
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2008, . Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah,
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Herdman, T. Heather, 2012, Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klassifikasi 2012-
2012, Jakarta : EGC
Sumantri, M., 2007, Pendidikan Wanita, dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S.,
dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook..
Bandung : Pedagogiana Press
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan
33