IMBALAN KERJA.doc
Transcript of IMBALAN KERJA.doc
PELAPORAN KORPORAT
2015
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ANDALAS05/21/2015
IMBALAN KERJA
DIBUAT OLEH :
1. KRISTIANTO SETIAWAN2. PUSPITA MARCHIANGGITA
AN
PENDAHULUAN
Imbalan kerja merupakan salah satu unsur penting didalam suatu perusahaan. Kadang
kala perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk memenuhi
kewajiban dalam pembayaran imbalan kerja kepada pekerjanya.
Pengertian imbalan kerja (employee benefit) adalah seluruh bentuk imbalan yang
diberikan perusahaan atas jasa yang diberikan oleh pekerjaanya. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 24 Ikatan Akuntansi Indonesia tentang IMBALAN KERJA
antara lain sebagai berikut:
Kewajiban jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh
imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan,
Beban jika perusahaan menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh
pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja.
Pernyataan ini diterapkan untuk seluruh imbalan kerja, termasuk yang diberikan:
melalui program formal atau perjanjian formal lainnya antara perusahaan dan
pekerja, serikat pekerja, atau perwakilan pekerja;
melalui peraturan perundang-undangan atau peraturan industri dimana
perusahaan diwajibkan untuk ikut serta pada program nasional, industri atau
program multipemberi kerja lainnya; atau
oleh kebiasaan yang menimbulkan kewajiban konstruktif. Kebiasaan akan
menimbulkan kewajiban konstruktif jika perusahaan tidak memiliki alternative
realistis selain membayar imbalan kerja.
Imbalan Kerja mencakup:
1. Imbalan kerja jangka pendek (short-term employee benefits) adalah imbalan
kerja (selain dari pesangon PKK dan imbalan berbasis ekuitas) yang jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan
jasa. Contoh Imbalan kerja jangka pendek mencakup: upah, gaji, dan iuran
jaminan sosial, cuti-berimbalan jangka pendek (seperti cuti tahunan dancuti
sakit) dimana ketidakhadiran diperkirakan terjadi dalamwaktu 12 bulan setelah
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 2
akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya bagi laba dan bonus
terutang dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasa terkait; dan imbalan nonmoneter (seperti perawatan
kesehatan,perumahan, mobil serta barang dan jasa yang diberikansecara cuma-
cuma atau subsidi) untuk pekerja saat ini.
2. Imbalan pascakerja (post-employment benefits) adalah imbalan kerja (selain
pesangon PKK dan imbalan berbasis ekuitas) yang terhutang setelah pekerja
menyelesaikan masa kerjanya.
3. Program imbalan pascakerja (post-employment benefit plans) adalah
pengaturan formal atau suatu kebiasaan dimana perusahaan memberikan
imbalan pascakerja bagi satu atau lebih pekerja.
4. Program iuran pasti (defined contribution plans) adalah program imbalan
paskerja yang mewajibkan perusahaan membayar sejumlah iuran tertentu kepada
entitas (dana) terpisah, sehingga perusahaan tidak memiliki kewahiban hukum
atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika entitas
tersebut tidak memiliki aktiva yang cukup untuk membayar seluruh imbalan
pascakerja sebagai imbalan atas jasa yang diberikan pekerja pada periode
berjalan dan periode lalu.
5. Imbalan kerja jangka panjang lainnya (other long-term employee benefits)
adalah imbalan kerja (selain imbalan pascakerja, pesangon PKK, dan imbalan
berbasis ekuitas) yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan saat pekerja memberikan jasanya, meliputi misalnya:
kompensasi cuti jangka panjang seperti cuti pengabdian atau cuti hari
raya;
imbalan pengabdian;
imbalan cacat jangka panjang;
bagi hasil dan bonus yang terutang 12 bulan atau lebih setelah akhir
periode di mana pekerja memberikan jasa terkait;
kompensasi yang ditunda yang dibayarkan 12 bulan atau lebih setelah
akhir periode kompensasi tersebut diperoleh.
6. Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (termination benefits) adalah imbalan
kerja terhutang sebagai akibat dari :
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 3
keputusan perusahaan untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pension
normal; atau
keputusan pekerja menerima tawaran perusahaan untuk mengundurkan diri
sukarela dengan imbalan tertentu.
7. Imbalan berbasis ekuitas (equity compensation benefits) adalah imbalan kerja
yang diberikan perusahaan dalam bentuk:
hak pekerja untuk menerima instrumen keuangan ekuitas (misalnya saham)
yang diterbitkan perusahaan (atau induk perusahaan); atau
jumlah kewajiban perusahaan kepada pekerja yang bergantung pada harga
instrumen keuangan ekuitas (misalnya saham) di masa depan yang
diterbitkan oleh perusahaan.
PENGERTIAN
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 4
Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yangdiberikan oleh entitas sebagai
pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen.
terdapat empat jenis imbalan kerja:
a. Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selainpesangon pemutusan
kerja) yang jatuh tempo seluruhnyadalam waktu 12 bulan setelah akhir periode
pekerjamemberikan jasanya.
b. Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangonpemutusan kerja) yang
terutang setelah pekerjamenyelesaikan masa kerjanya.
c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja(selain imbalan
pascakerja dan pesangon pemutusan kerja)yang tidak seluruhnya jatuh tempo
dalam waktu 12 bulansetelah pekerja memberikan jasanya; dan
d. Pesangon pemutusan kerja adalah imbalan kerja yang terutang akibat
Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun
normal, atau
Keputusan pekerja menerima tawaran untuk mengundurkan diri secara
sukarela dengan imbalan tertentu.
PRINSIP UMUM PENGAKUAN UNTUK SELURUH IMBALAN KERJA
Entitas harus mengakui biaya atas seluruh imbalan kerja yang menjadi hak pekerja
akibat dari jasa yang diberikankepada entitas selama periode pelaporan:
a. sebagai kewajiban, setelah dikurang jumlah yang telah dibayar baik secara
langsung kepada pekerja atau sebagai kontribusi kepada dana imbalan kerja. Jika
pembayaran kontribusi melebihi kewajiban yang timbul dari jasa sebelum
tanggal pelaporan, maka entitas harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset
dibayar dimuka yang aka mengurangi pembayaran masa datang atau sebagai
pengembalian kas.
b. sebagai beban, biaya tersebut diakui sebagai bagian biaya perolehan suatu aset
seperti persediaan atau aset tetap IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 5
Contoh Imbalan kerja jangka pendek mencakup:
upah, gaji, dan iuran jaminan sosial, cuti-berimbalan jangka pendek (seperti cuti
tahunan dancuti sakit) dimana ketidakhadiran diperkirakan terjadi dalamwaktu
12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya bagi
laba dan bonus terutang dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan
saat pekerja memberikan jasa terkait; dan imbalan nonmoneter (seperti
perawatan kesehatan,perumahan, mobil serta barang dan jasa yang
diberikansecara cuma-cuma atau subsidi) untuk pekerja saat ini.
Pengukuran Imbalan Kerja Jangka Pendek Secara Umum
Jika pekerja memberikan jasa kepada entitas selama periode pelaporan, maka
entitas harus mengukur nilai yang diakui sesuai dengan paragraf 23.2 pada nilai
tidak-terdiskonto yang diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa
tersebut.
Pengakuan dan Pengukuran – Cuti Berimbalan Jangka Pendek
Entitas mungkin mengkompensasi pekerja atas cuti untuk berbagai alasan
termasuk cuti tahunan dan cuti sakit Beberapa cuti berimbalan jangka pendek
dapat diakumulasi –cuti bisa digeser ke periode berikutnya dan digunakan untuk
periode mendatang jika pekerja tidak menggunakannya secara penuh pada
periode berjalan.
Misalnya cuti tahunan dan cuti sakit.Entitas harus mengakui taksiran biaya cuti
berimbalan yang dapat diakumulasi ketika pekerja memberikan jasa yang
meningkatkan hak mereka atas imbalan cuti masa mendatang. Entitas harus
mengukur taksiran cuti berimbalan yang dapat diakumulasi pada jumlah
tambahan yang diperkirakan akan dibayar sebagai akibat tidak digunakannya
hak yang terakumulasi pada akhir periode pelaporan. Entitas harus menyajikan
cuti berimbalan yang dapat diakumulasi yang tidak digunakan yang diprediksi
akan digunakan sebagai kewajibanlancar pada tanggal pelaporan. Entitas harus
mengakui biaya cuti berimbalan (yang tidak dapat diakumulasi) pada saat
terjadinya cuti. Entitas harusmengukur biaya cuti berimbalan yang tidak dapat
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 6
diakumulasi pada jumlah gaji dan upah tidak-terdiskonto yang dibayarkan atau
terutang selama periode cuti.
Pengakuan – Bagi Laba dan Bonus
a. Entitas harus mengakui ekspektasi biaya untuk bagilaba dan bonus hanya
jika entitas telah memiliki kewajiban hukum atau kewajibankonstruktif
kini untuk melakukan pembayaran sebagaiakibat peristiwa masa lalu (ini
berarti entitas tidak memilikialternatif realistis lainnya kecuali untuk
melakukanpembayaran); dan
b. estimasi kewajiban yang andal dapat dilakukan
IMBALAN PASCA-KERJA: PERBEDAAN ANTARA PROGRAM IURAN
PASTI DAN IMBALAN PASTI
Imbalan pascakerja termasuk misalnya:
a. tunjangan pensiun, dan
b. imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa dan perawatan kesehatan
pascakerja
Perjanjian dimana entitas memberikan imbalan pascakerja adalah program imbalan
pascakerja. Entitas harus menerapkan bagian ini untuk semua perjanjian tersebut baik
entitas terlibat atau tidak terlibat atas pendirian entitas terpisah yang menerima iuran
dan membayar imbalan. Dalam beberapa kasus, perjanjian ini diwajibkan oleh hukum
dan bukan sekadar inisiatif entitas.
Program imbalan pascakerja diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau program
imbalan pasti, bergantung pada substansi ekonomis atas program sebagai turunan dari
syarat dan kondisi utamanya.
a. Program iuran pasti adalah program imbalan pasca kerja dimana entitas
membayar iuran tetap kepada entitas erpisah (dana) dan tidak memiliki
kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar iuran berikutnya atau
melakukan pembayaran langsung ke pekerja jika dana yang ada tidak mencukupi
untuk membayar seluruh imbalan pekerja terkait dengan jasa mereka pada
periode kini dan periode lalu. Sehingga jumlah imbalan pascakerja yang
diterima pekerja ditentukan oleh jumlah iuran yang dibayar oleh entitas (dan
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 7
mungkin juga oleh pekerja) ke program imbalan pascakerja atau perusahaan
asuransi, ditambah hasil investasi iuran tersebut.
b. Program imbalan pasti adalah program imbalan pascakerja selain iuran pasti.
Dengan imbalan pasti, kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang
telah disepakati kepada pekerja dan mantan pekerja, dan risiko aktuarial (dimana
imbalan akan lebih besar daripada yang diperkirakan) dan risiko investasi secara
substantif berada pada entitas. Jika pengalaman aktuarial atau investasi lebih
buruk daripada yang diperkirakan, maka kewajiban entitas akan meningkat.
Program Multi Pemberi Kerja dan Program Pemerintah
Program multi pemberi pekerja dan program pemerintah diklasifikasikan sebagai
iuran pasti atau imbalan pasti berdasarkan persyaratan dari program tersebut,
termasuk setiap kewajiban konstruktif di luar persyaratan formal. Namun, jika
informasi yang memadai tidak tersedia untuk menggunakan akuntansi imbalan
pasti atas program multi pemberi pekerja yang ditetapkan sebagai program
imbalan pasti, maka entitas harus mencatat program tersebut seolah-olah
program tersebut ditetapkan sebagai program iuran pasti dan membuat
pengungkapan.
Imbalan yang Dijamin
Entitas mungkin membayar premi asuransi untuk program imbalan pascakerja.
Entitas harus memperlakukan program seperti ini sebagai program iuran pasti,
kecuali entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif: (a)untuk
membayar imbalan kerja secara langsung ketika jatuh tempo, atau (b)untuk
membayar jumlah tambahan jika perusahaan asuransi tidak membayar seluruh
imbalan kerja masa mendatang terkait dengan jasa pekerja periode sekarang dan
periode sebelumnya.
Kewajiban konstruktif dapat muncul secara tidak langsung melalui program,
mekanisme untuk penentuan premi masa mendatang, atau pihak yang
mempunyai hubungan istimewa yang memiliki hubungan dengan perusahaan
asuransi. Jika entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 8
tersebut, maka entitas harus memperlakukan program tersebut sebagai program
imbalan pasti.
IMBALAN PASCAKERJA: PROGRAM IURAN PASTI
Pengakuan dan Pengukuran Entitas harus mengakui iuran yang terutang untuk periode
berjalan:
a. sebagai kewajiban, setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar. Jika
pembayaran iuran melebihi iuran yang terutang sebelum tanggal pelaporan,
maka entitas harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset.
b. sebagai beban, kecuali kecuali Bab lain mensyaratkan biaya tersebut diakui
sebagai bagian biaya perolehan suatu aset seperti persediaan atau aset tetap.
IMBALAN PASCA-KERJA: PROGRAM IMBALAN PASTI
Pengakuan
Dalam menerapkan prinsip pengakuan umum untuk program imbalan pasti, maka
entitas mengakui:
a. kewajiban atas kewajiban yang timbul dalam program imbalan pasti neto setelah
aset program (kewajiban imbalan pasti atau defined benefit liability) dan
b. mengakui perubahan neto dalam kewajiban tersebut selama periode sebagai
biaya program imbalan pasti selama periode tersebut
Pengukuran Kewajiban Imbalan Pasti
Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti untuk kewajiban dalam program
imbalan pasti pada nilai neto dari total jumlah berikut:
a. nilai kini dari kewajiban dalam program imbalan pasti (kewajiban imbalan pasti
atau defined benefit obligation) pada tanggal pelaporan (paragraf 23.15-23.20
memberikan panduan cara untuk mengukur kewajiban ini), dikurang;
b. nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) yang digunakan untuk
menutup secara langsung kewajiban tersebut.
Diskonto
Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti pada nilai kini yang terdiskonto.
Entitas harus menentukan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan
pembayaran masa datang berdasarkan referensi suku bunga pasar obligasi perusahaan
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 9
berkualitas tinggi pada tanggal pelaporan. Jika tidak terdapat pasar untuk obligasi
tersebut, maka entitas harus menggunakan suku bunga pasar obligasi pemerintah pada
tanggal pelaporan. Mata uang dan persyaratan obligasi perusahaan dan obligasi
pemerintah harus konsisten dengan mata uang dan estimasi periode pembayaran
mendatang.
Metode Penilaian Aktuaria
Jika entitas mampu (tanpa biaya dan usaha yang tidak semestinya), maka entitas
menggunakan metode projected unit credit untuk mengukur kewajiban imbalan pasti
dan beban yang terkait. Jika imbalan pasti didasarkan pada tingkat gaji akan datang,
maka metode projected unit credit mensyaratkan entitas untuk mengukur kewajiban
manfaat pasti dengan dasar yang mencerminkan estimasi kenaikan gaji akan datang.
Sebagai tambahan, metode projected unit credit mensyaratkan entitas untuk membuat
berbagai asumsi aktuarial dalam mengukur kewajiban imbalan pasti termasuk tingkat
diskonto, tingkat imbal hasil aset program, tingkat kenaikan gaji, perputaran pekerja,
mortalitas, dan kecenderungan tingkat biaya kesehatan (untuk program manfaat pasti
kesehatan).
Jika entitas tidak mampu (tanpa biaya dan usaha yang tidak semestinya) untuk
menggunakan metode projected unit credit untuk mengukur kewajiban dan biaya
program imbalan pasti, maka entitas diperkenankan untuk membuatpenyederhanaan
berikut dalam pengukuran kewajiban imbalan pasti untuk pekerja kini:
a. mengabaikan estimasi kenaikan gaji akan datang (diasumsikan gaji kini akan
sama ketika pekerja kini diekspektasikan mulai menerima manfaat imbalan
pascakerja.
b. mengabaikan jasa akan datang dari pekerja kini (diasumsikan penutupan
program untuk pekerja yang ada saat ini dan pekerja baru); dan
c. mengabaikan kemungkinan mortalitas pekerja kini selama masa jasa antara
tanggal pelaporan dan tanggal pekerja diekspektasikan mulai menerima manfaat
imbalan pascakerja (yaitu diasumsikan semua pekerja kini akan menerima
manfaat pascakerja). Tetapi, mortalitas setelah jasa (usia harapan hidup) akan
tetap perlu dipertimbangkan. Entitas yang mengambil manfaat dari
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 10
penyederhanaan pengukuran di atas harus memasukan manfaat yang sudah
menjadi vested dan belum vested dalam mengukur kewajiban imbalan pasti.
SAK ETAP tidak mensyaratkan entitas untuk menggunakan aktuaris independen untuk
melakukan penilaian aktuarial komprehensif yang diperlukan untuk menghitung
kewajiban imbalan pasti. Tidak ada persyaratan untuk penilaian aktuarial komprehensif
harus dilakukan secara tahunan. Dalam periode di antara penilaian aktuarial
komprehensif (jika asumsi aktuarial utama tidak berubah secara signfikan) kewajiban
imbalan pasti dapat diukur dengan menyesuaikan pengukuran periode lalu untuk
perubahan demografi pekerja seperti jumlah pekerja dan tingkat gaji.
Pengenalan, Perubahan, Pengurangan, dan Penyelesaian Program
Jika imbalan pasti sudah diperkenalkan atau diubah dalam periode sekarang, maka
entitas harus menaikkan atau menurunkan kewajiban imbalan pastinya untuk
mencerminkan perubahan tersebut, dan mengakui kenaikan (penurunan) sebagai beban
(penghasilan) dalam mengukur laba atau rugi periode berjalan. Sebaliknya, jika
program mengalami penurunan (misalnya imbalan atau kelompok pekerja yang
dilindungi berkurang) atau diselesaikan (kewajiban pemberi kerja telah selesai
dilaksanakan), maka kewajiban imbalan pasti harus diturunkan atau dieliminasi, dan
entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi periode
berjalan.
Aset Program Imbalan Pasti
Jika kewajiban imbalan pasti pada tanggal pelaporan lebih kecil dibandingkan nilai
wajar aset program pada tanggal tersebut, maka program mengalami surplus. Entitas
harus mengakui surplus tersebut sebagai aset program imbalan pasti hanya jika surplus
tersebut bisa dipulihkan melalui pengurangan iuran masa mendatang atau melalui
pengembalian dari program.
Biaya Program Imbalan Pasti
Entitas harus mengakui perubahan neto atas kewajiban imbalan pasti selama periode
berjalan, selain perubahan yang terkait dengan imbalan yang dibayarkan kepada pekerja
selama periode atau iuran yang jatuh tempo dari pemberi kerja, sebagai biaya program
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 11
imbalan pasti selama periode. Biaya tersebut diakui seluruhnya sebagai beban dalam
laporan laba rugi, atau sebagian diakui dalam laporan laba rugi dan sebagian diakui
dalam ekuitas (lihat paragraf 23.22) kecuali Bab lain mensyaratkan sebagai bagian biaya
perolehan suatu aset seperti persediaan dan aset tetap.
Pengakuan-Pemilihan Kebijakan Akuntansi
Entitas disyaratkan untuk mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial pada
periode terjadinya.Entitas harus:
a. mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial dalam laporan laba rugi;
atau
b. mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial dalam ekuitas sebagai
pilihan kebijakan akuntansi.
Entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara konsisten untuk
semua program imbalan pasti dan semua keuntungan dan kerugian aktuarial.
Perubahan neto dalam kewajiban imbalan pasti yang diakui sebagai biaya program
imbalan pasti meliputi:
a. perubahan dalam kewajiban imbalan pasti yang muncul dari jasa yang diberikan
pekerja selama periode pelaporan.
b. bunga atas kewajiban imbalan pasti selama periode pelaporan;
c. pendapatan atas setiap aset program dan perubahan neto dalam nilai wajar atas
hak penggantian yang diakui selama periode pelaporan;
d. keuntungan dan kerugian aktuarial selama periode pelaporan;
e. kenaikan atau penurunan dalam kewajiban imbalan pasti akibat dari pengenalan
program baru atau mengubah program yang telah ada selama periode pelaporan
f. penurunan dalam kewajiban imbalan pasti akibat dari pengurangan atau
penyelesaian program yang telah ada selama periode pelaporan.
Jasa pekerja akan memberikan kenaikan pada kewajiban program imbalan pasti
meskipun imbalan tersebut bersifat kondisional terhadap pekerjaan pada masa datang
(dengan kata lain, belum vesting). Jasa pekerja sebelum tanggal vesting memberikan
kenaikan atas kewajiban konstruktif karena (pada setiap tanggal pelaporan berturut-
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 12
turut) jumlah atas jasa masa mendatang yang pekerja harus berikan sebelum menjadi
hak atas imbalan adalah berkurang.
Dalam mengukur kewajiban imbalan pasti, entitas harus memperhatikan kemungkinan
bahwa sebagian pekerja tidak memenuhi syarat vesting. Sama halnya, meski sebagian
imbalan pascakerja (misalnya imbalan kesehatan pasca kerja) menjadi terutang hanya
jika kejadian tertentu terjadi ketika pekerja tidak lagi dipekerjakan (misalnya sakit)
maka suatu kewajiban dibentuk ketika pekerja memberikan jasa yang akan
menyediakan hak atas imbalan tersebut jika kejadian tertentu terjadi. Kemungkinan
bahwa kejadian tertentu akan terjadi mempengaruhi pengukuran kewajiban, tapi tidak
menentukan apakah kewajiban itu ada atau tidak.
Jika imbalan pasti berkurang sejumlah yang dibayarkan kepada pekerja dalam program
yang disponsori pemerintah, maka entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti
dengan suatu dasar yang merefleksikan imbalan terutang dalam program pemerintah,
tapi hanya jika:
a. program tersebut dibuat sebelum tanggal pelaporan; atau
b. kejadian masa lalu atau bukti andal lain menunjukkan bahwa imbalan dari
pemerintah akan berubah, misalnya, terkait dengan perubahan masa datang
tingkat inflasi dan tingkat gaji.
Penggantian
Jika entitas secara nyata yakin bahwa pihak lain akan mengganti sebagian atau seluruh
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban imbalan pasti, maka entitas
harus mengakui haknya untuk mendapatkan penggantian sebagai aset yang terpisah.
Entitas harus mengukur aset tersebut pada nilai wajar. Dalam laporan laba rugi, beban
yang terkait dengan program imbalan pasti dapat disajikan secara neto setelah jumlah
pengakuan penggantian.
IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG LAINNYA
Imbalan kerja yang termasuk dalam imbalan kerja jangka panjang lainnya, meliputi
misalnya:
a. kompensasi cuti jangka panjang seperti cuti pengabdian atau cuti hari raya;
b. imbalan pengabdian;
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 13
c. imbalan cacat jangka panjang;
d. bagi hasil dan bonus yang terutang 12 bulan atau lebih setelah akhir periode di
mana pekerja memberikan jasa terkait;
e. kompensasi yang ditunda yang dibayarkan 12 bulan atau lebih setelah akhir
periode kompensasi tersebut diperoleh.
Entitas harus mengakui kewajiban untuk imbalankerja jangka panjang lainnya yang
diukur pada nilai neto dari total jumlah berikut:
a. nilai kini kewajiban imbalan kerja pada tanggal pelaporan,dikurang
b. nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) di luar kewajiban
yang akan diselesaikan secara langsung. Entitas harus mengakui perubahan
dalam kewajiban tersebut sesuai dengan paragraf 23.21.
PESANGON PEMUTUSAN KERJA
perjanjian kontraktual atau perjanjian lainnya dengan pekerja atau perwakilan pekerja
atau oleh kewajiban konstruktif berdasarkan praktik bisnis, kebiasaan atau keinginan
untuk bertindak adil, untuk melakukan pembayaran (atau menyediakan imbalan lainnya)
kepada pekerja ketika memberhentikan pekerjanya. Pembayaran tersebut adalah
pesangon pemutusan kerja.
Pengakuan
Karena pesangon pemutusan kerja tidak memberikan entitas manfaat ekonomi masa
datang, maka entitas harus segera mengakuinya sebagai beban dalam laporan laba rugi.
Ketika entitas mengakui pesangon pemutusan kerja, entitas juga mencatat pengurangan
atas tunjangan pensiun atau imbalan kerja lainnya.
Entitas harus mengakui pesangon pemutusan kerja sebagai kewajiban dan beban hanya
ketika entitas mampu menunjukkan komitmen, baik:.
a. memutus masa kerja pekerja atau sekelompok pekerja sebelum masa pensiun
normalnya; atau
b. memberikan pesangon pemutusan kerja sebagai akibat penawaran yang dibuat
dalam rangka pengurangan jumlah pekerja secara sukarela.
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 14
Entitas dianggap mampu menunjukkan komitmen untuk melakukan pemutusan hanya
ketika entitas memiliki program formal yang detail untuk melakukan pemutusan kerja
dan tanpa kemungkinan realistis untuk menarik program tersebut.
Pengukuran
Entitas harus mengukur pesangon pemutusan kerja pada estimasi terbaik pembayaran
yang akan dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan. Dalam
kasus penawaran pengurangan pekerja secara sukarela, pengukuran pesangon
pemutusan kerja harus berdasarkan jumlah pekerja yang diekspektasikan akan
menerima tawaran tersebut.
Ketika pesangon pemutusan kerja terutang lebih dari 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan, nilainya harus diukur pada nilai kini terdiskonto.
PENGUNGKAPAN
Imbalan Kerja Jangka Pendek
Bagian ini tidak mensyaratkan secara spesifik pengungkapan imbalan kerja jangka
pendek.
Program Iuran Pasti.
Entitas harus mengungkapkan jumlah biaya iuran pasti untuk periode dan jumlah yang
diakui dalam laporan laba rugi sebagai beban untuk program iuran pasti. Jika entitas
memperlakukan program imbalan pasti multi pemberi kerja sebagai program iuran pasti
karena informasi yang memadai tidak tersedia untuk menggunakan akuntansi imbalan
pasti (lihat paragraf 23.10), maka entitas harus mengungkapkan fakta bahwa program
tersebut adalah program imbalan pasti dan alasan dicatat sebagai program iuran pasti,
bersama dengan semua informasi yang tersedia mengenai surplus atau defisit program
dan implikasinya terhadap entitas (jika ada).
Program Imbalan Pasti
a. Entitas harus mengungkapkan informasi berikut tentang program imbalan pasti
(kecuali program multi pemberi kerja yang dicatat sebagai program iuran pasti
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 15
sesuai dengan paragraf 23.10, dimana menerapkan pengungkapan dalam
paragraf 23.37). Jika entitas memiliki lebih dari satu program imbalan pasti,
maka pengungkapan ini dibuat secara total erpisah untuk setiap program atau
pengelompokkan tersebut dianggap paling bermafaat:
penjelasan umum jenis program, termasuk kebijakan pendanaan.
b. kebijakan akuntansi entitas untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial
(dalam laporan laba rugi atau ekuitas) dan jumlah atas keuntungan dan kerugian
aktuarial yang diakui selama periode berjalan.
c. penjelasan naratif jika entitas menggunakan penyederhanaan pada paragraf
23.17 dalam mengukur kewajiban imbalan pasti.
d. tanggal penilaian aktuarial komprehensif paling kini dan (jika tidak dilakukan
pada periode pelaporan) penjelasan mengenai penyesuaian untuk mengukur
kewajiban imbalan pasti pada tanggal pelaporan.
e. rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir kewajiban imbalan pasti yang
menunjukkan keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui selama periode
f. rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir atas nilai wajar aset program dan saldo
awal dan saldo akhir setiap hak penggantian yang diakui sebagai aset,
ditunjukkan secara terpisah (jika dapat diterapkan):
iuran
imbalan yang dibayarkan; dan
perubahan lainnya dalam aset program.
g. total biaya yang terkait dengan program imbalan pasti untuk periode,
diungkapkan secara terpisah jumlah:
diakui dalam laporan laba rugi sebagai beban; dan
termasuk biaya perolehan suatu aset.
h. untuk setiap kategori besar aset program, dimana seharusnya termasuk tetapi
tidak terbatas pada instrumen ekuitas, instrumen utang, properti, dan semua aset
lainnya, persentase dan jumlah masing-masing kategori tersebut berdasarkan
nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan.
jumlah yang termasuk nilai wajar aset program untuk:
setiap kelompok instrumen keuangan yang dimiliki entitas; dan
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 16
setiap properti yang dikuasai oleh, atau aset lainnya yang digunakan
oleh, entitas;
i. pengembalian aktual aset program.
j. asumsi aktuarial utama yang digunakan, termasuk, jika dapat diterapkan:
tingkat diskonto;
tingkat imbal hasil yang diekspektasikan atas setiap aset program untuk
periode yang disajikan dalam laporan keuangan
ekspektasi tingkat kenaikan gaji;
tingkat tren kenaikan biaya kesehatan; dan
asumsi aktuatial material lainnya.
Rekonsiliasi di (e) dan (f) di atas tidak perlu disajikan untuk periode lalu.
Imbalan Jangka Panjang Lainnya
Untuk setiap kategori imbalan jangka panjang lainnya yang diberikan oleh entitas
kepada pekerja, maka entitas harus mengungkapkan sifat imbalan, jumlah kewajiban
dan status pendanaan pada tanggal pelaporan.
Pesangon Pemutusan Kerja
Untuk setiap kategori pesangon pemutusan kerja yang diberikan oleh entitas kepada
pekerja, maka entitas harus mengungkapkan sifat imbalan, kebijakan akuntansi, dan
jumlah atas kewajiban dan status pendanaan pada tanggal pelaporan.
Ketika terdapat ketidakpastian tentang jumlah pekerja yang akan menerima tawaran
pesangon pemutusan kerja, maka timbul kewajiban kontinjensi. Bab 18 Kewajiban
Diestimasi dan Kontijensi mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi
tentang kewajiban kontijensi kecuali kemungkinan terjadinya penyelesaian kecil sekali.
AKUNTANSI DANA PENSIUN
Sebagaimana disebutkan dalam Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan –PSAK–
No.18 tentang Akuntansi Dana Pensiun bahwa pengertian Dana Pensiun adalah badan
hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 17
Akuntansi dan Pelaporan Dana Pensiun
Program Pensiun dapat dibedakan menjadi dua yaitu Program Pensiun luran Pasti
(PPIP) dan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP).Dana Pensiun dapat berupa Dana
Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Dana Pensiun Pemberi
Kerja dapat menyelenggarakan PPIP atau PPMP, sedangkan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan hanya dapat menyelenggarakan PPIP.
10 Pembentukan dan pengelolaan Dana Pensiun harus didasarkan pada peraturan
perundangan yang berlaku
Kewajiban Aktuaria
Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu
diungkapkan penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban
aktuaria seperti metode penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama
aktuaris dan tanggal laporan aktuaris yang terakhir.
Frekuensi Penilaian Aktuarial
Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun
harus disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan yang bersangkutan.
Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri dari laporan aktiva bersih, laporan perubahan
aktiva bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai
kewajiban aktuaria dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan
Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio
investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai
dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja) atau rincian biaya
yang dapat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 18
periode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga
Keuangan)
Penilaian Aktiva Dana Pensiun
Aktiva Dana Pensiun dinilai sesuai dengan SAK yang berlaku, namun mengingat tujuan
Dana`Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan maka dalam neraca, untuk
aktiva tertentu disamping nilai historis perlu ditentukan pula nilai wajarnya. Selisih
antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi.
Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih,
investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga
dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk
mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode
tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang
dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun dinilai berdasarkan nilai jatuh
temponya dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak
mempunyai nilai wajar maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat
ditentukan. Aktiva operasional dinilai berdasarkan nilai buku
Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan
Laporan keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lain
sebagai berikut:
a. laporan aktiva bersih
nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat
dasar penilaian aktiva,
investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis,
kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria
b. laporan perubahan aktiva bersih:
biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo baik yang berasal dari
pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta,
biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo,
hasil investasi antara lain bunga, dividen, dan sewa,
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 19
pendapatan lain-lain,
manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk
peserta yang pensiun, yang meninggal atau yang cacat, juga untuk
pembayaran manfaat secara sekaligus,
beban administrasi,
beban investasi,
beban lain-lain
pajak penghasilan,
keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau
kenaikan nilai investasi,dan
pengalihan dana ke/dan dari Dana Pensiun lain;
c. neraca:
posisi keuangan Dana Pensiun
nilai historis, khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya;
d. perhitungan hasil usaha:
pendapatan dan beban investasi
beban administrasi,
pendapatan lain-lain;
e. laporan arus kas:
laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun
selama periode pelaporan;
f. catatan atas laporan keuangan, mencakup:
penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi
selama periode laporan, antara lain:
nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada),
kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun
jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan,
jenis program pensiun,
iuran yang berasal dari peserta, jika ada,
untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang
dijanjikan,
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 20
penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan,
pemindahan kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun
(jika besar kemungkinannya terjadi);
penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting,
penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,
rincian portofolio investasi, dan
perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial,
nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).
AKUNTANSI DANA PENSIUN
Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun luran Pasti (PPIP) mencakup:
a. Laporan Aktiva Bersih
b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
c. Neraca
d. Perhitungan Hasil Usaha
e. Laporan Arus Kas
f. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan Aktiva Bersih
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aktiva bersih yang
tersedia untuk membayar kewajiban manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal
laporan. Total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past
service) yang belum jatuh tempo,dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban
aktuaria, menunjukkan jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada
tanggal laporan. Aktiva untuk tujuan penyusunan laporan
ini, dinilai sesuai dengan penjelasan pada butir 28.
Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aktiva bersih yang tersedia
untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang diperinci
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 21
atas pertambahan dan atau pengurangan yang terjadi selama suatu periode tertentu.
Neraca, Perhitungan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas
Neraca, laporan hasil usaha dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis.
Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan
nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi
bukan merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis menjadi nilai
wajar.
Untuk penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP,
penentuan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Di dalam Neraca,
selisih antara nilai kewajiban aktuaria dan aktiva bersih disajikan sebagai Selisih
Kewajiban Aktuaria.
Dalam Neraca Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, piutang kepada pemberi
kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah
jatuh tempo pada tanggal laporan.
Penilaian Aktiva Dana Pensiun
Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih,
aktiva dinilai sebagai berikut:
a. uang tunai, rekening giro dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;
b. sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang
dan surat pengakuan hutang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai;
c. surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek,
dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;
d. penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek,
dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;
e. investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal
sebagai hasil penilaian independen;
f. piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah
memperhitungkan penyisihan piutang tak tertagih; dan
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 22
g. aktiva operasional antara lain komputer, peralatan kantor dan peralatan lainnya
dilaporkan berdasarkan nilai buku.
Bila suatu aktiva, misalnya gedung digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian
untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai investasi atau aktiva
operasional ditentukan berdasarkan yang mana yang lebih signifikan.
Pengungkapan
Informasi tentang hal tersebut di bawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam
catatan atas laporan keuangan, antara lain:
a. penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama
periode laporan,
b. nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);
kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun;
jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;
jenis program pensiun;
iuran yang berasal dari peserta, jika ada;
untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan;
penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan
kelompok peserta dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar
kemungkinannya terjadi);
c. penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting,
d. penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,
e. rincian portofolio investasi,
f. perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, nama dan
tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 23
KASUS
Perusahaan XYZ mulai beroperasi pada 31 Desember 2011.
Berikut informasi karyawan pada tanggal 31 Desember 2015 :
Employee
Category
Jumlah Karyawan Tingkat gaji untuk
12 bulan terakhir
% Kenaikan upah
efektif 01 Juli 2015
A 9 100.000 5%
B 200 50.000 7%
C 300 25.000 9%
Kenaikan gaji tahunan diperkirakan akan berlanjut pada tingkat yang sama di masa
mendatang. Pada tanggal 31 Desember 2015, faktor diskon apropite ( ditentukan )
adalah :
0.9524 untuk jangka waktu 12 bulan
0,9009 untuk jangka waktu 24 bulan
0,8547 untuk jangka waktu 36 bulan
0,8000 untuk jangka waktu 48 bulan
Karyawan perusahaan XYZ bekerja 5 hari dalam seminggu. Perusahaan XYZ tutup
selama 6 hari libur wajib, dimana 3 hari terjadi sebelum 30 Juni.
Liburan Cuti
Karyawan XYZ berhak 20 hari cuti / tahun.
Karyawan A dapat menggunakan cuti yang belum terpakai dalam 1 tahun
kalender pertama, Basis FIFO. Cuti yang tidak terpakai dalam waktu tertentu
akan hangus.
Karyawan B tidak dapat menggunakan cuti yang belum terpakai dari tahun
sebelumnya, tetapi akan dibayar cuti tersebut. Pembayaran dilakukan pada
pembayaran gaji Januari.
Karyawan C tidak dapat menggunakan cuti yang belum terpakai dari tahun
sebelumnya dan tidak dibayarkan cuti yang tidak terpakai tersebut.
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 24
Catatan cuti per 31 Desember 2015 :
Employee Jumlah Karyawan Rata – rata cuti tidak terpakai pada 31
Desember 2015
A 9 10
B 200 6
C 300 8
Pada tanggal 31 Desember 2015, perusahaan XYZ mengekspektasi adanya akumulasi
25 hari cuti yang belum terpakai oleh karyawan kategori A hingga 31 Desember 2016.
Perusahaan mengharapkan rata – rata cuti yang tertinggal diambil secara merata
sepanjang tahun.
Pengharagaan Jasa
Karyawan perusahaan XYZ berhak menerima pembayaran jasa (sesuai peraturan
pemerintah) sebesar 5% dari gaji (yang ditentukan selama 12 bulan sebelum
pembayaran) pada akhir periode setiap 5 tahun kerja secara terus menerus.
Pembayaran akan diberikan pada gaji Desember tahun ke-5. Perusahaan XYZ tidak
membukukan sebagai beban dibayar di muka.
Turnoffer karyawan diharapkan untuk mengikuti pola – pola historis untuk
memudahkan asumsi perhitungan., karyawan masuk dan keluar pada tanggal 31
Desember. Selain itu, asumsi tidak ada karyawan yang masuk perusahaan XYZ setelah
1 Januari 2012 sebelumnya, atau diekspektasikan untuk keluar dari perusahan XYZ di
masa mendatang. (semua lulusan yang bekerja pada tanggal 31 Desember 2011)
Pada tanggal 31 Desember 2015, catatan penghargaan jasa adalah sebagai berikut :
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 25
Rencana Pensiun
Pada tanggal 5 Januari 2016, perusahaan XYZ membayar kontribusi 100.000 untuk
program iuran pasti atas jasa karyawan pada bulan Desember 2015
Penghentian Sukarela/Pensiun Dini
Pada Desember 2015, dengan tujuan untuk mengurangi tenaga kerja, perusahaan XYZ
membuat suatu tawaran terhadap karyawan atas penghentian sukarela. Sebagai
gantinya, perusahaan XYZ akan memberikan kompensasi kepada karyawan yang
bersedia berhenti sebelum 30 Juni 2016, kompensasi yang ditawarkan senilai gaji
tahunan untuk periode 12 bulan yang berakhir 30 Juni 2006.
Pada 31 Desember 2015, berikut catatan karyawan yang berhenti sukarela (Pensiun
Dini) :
Pembahasan :
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 26
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 27
Pelaporan Korporat – Imbalan Kerja Page 28