Askep Komunitas Dg Hipertensi

139
ASKEP KOMUNITAS HYPERTENSI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Konsep Keluarga 1. Definisi keluarga menurut Wahid Iqbal Mubarak dkk ( 2006 ). Pengetian keluarga menurut beberapa ahli yaitu : a Menurut Duval, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan memperthankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari tiap anggota. b Menurut WHO ( 1969 ), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. c Menurut Bergess ( 1962 ), keluarga adalah ; 1) Terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan / hubungan sedarah atau hasil adopsi. 2) Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.

Transcript of Askep Komunitas Dg Hipertensi

Page 1: Askep Komunitas Dg Hipertensi

ASKEP KOMUNITAS HYPERTENSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Konsep Keluarga

1.      Definisi keluarga menurut Wahid Iqbal Mubarak dkk ( 2006 ).

Pengetian keluarga menurut beberapa ahli yaitu :

a         Menurut Duval, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, 

kelahiran   yang   bertujuan   menciptakan   dan   memperthankan   budaya   yang   umum,   meningkatkan 

perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari tiap anggota.

b         Menurut  WHO  (  1969   ),   keluarga  adalah  anggota   rumah   tangga  yang   saling  berhubungan  melalui 

pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

c         Menurut Bergess ( 1962 ), keluarga adalah ;

1)     Terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan / hubungan sedarah atau 

hasil adopsi.

2)     Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.

3)     Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social.

Page 2: Askep Komunitas Dg Hipertensi

4)      Mempunyai   kebiasaan   /   kebudayaan   yang   berasal   dari   masyarakat   tetapi   mempunyai   keunikan 

tersendiri.

d        Menurut Helvie ( 1981 ) keluarga adalah sekompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga 

dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

e         Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) keluarga adalah dua atau lebih dari  dua 

individu   yang   bergabung   karena   hubungan   darah,   hubungan   perkawinan   atau   pengangkatan   dan 

mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perangnya masing-

masing menciptakan serta mempertahankan budaya.

f         Menurut Departemen Kesehatan R.I ( 1998 ) keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang 

terdiri   dari     kepala   keluarga  dan  beberapa  orang  yang  berkumpul  dan  tinggal   disuatu  atap  dalam 

keadaan saling bergantungan.

Dari  pengertian tersebut  diatas  menunjukkan  keluarga maka dapat  disimpulkan bahwa karakteristik 

keluarga adalah :

a         Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

b        Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu sama 

lain.

c         Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing masing mempunyai peran social suami, istri, 

anak, kakak dan adik.

d         Mempunyai   tujuan   yaitu   :   menciptakan   dan   mempertahankan   budaya   dan   meningkatkan 

perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.

2.      Struktur keluarga

Page 3: Askep Komunitas Dg Hipertensi

a.       Struktur keluarga ada bermacam macam  di antaranya adalah :

1)       Patrilineal   adalah   keluarga   sedarah   yang   terdiri   dari   sanak   saudara   dan   sedarah   dalam  beberapa 

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2)      Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi 

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3)      Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4)      Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5)      Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa 

sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri

b.      Struktur peran.

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. 

Yang dimaksud  dengan  posisi  atau  status  adalah  posisi   individu  dalam masyarakat,  misalnya  status 

sebagai istri / suami atau anak.

Peranan   keluarga  menggambarkan   seperangkat   perilaku   interpersonal,   sifat   kegiatan   yang 

berhubungan   dengan   individu   dalam  posisi   dan   situasi   tertentu.   Peranan   individu   dalam   keluarga 

didasari oleh harapan dan pada perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1)      Peranan ayah 

Page 4: Askep Komunitas Dg Hipertensi

  Ayah   sebagai   suami   dari   isteri   dan   anak   –   anaknya,   berperan   sebagai   pencari   nafkah,   pendidik, 

pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya 

serta anggota masyarakat dari lingkungannya.

2)      Peranan Ibu 

  Sebagai isteri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu merupakan peranan untuk mengurus rumah tangga, 

sebagai   pengasuh   dan   pendidik   anak   -   anaknya,   pelindung   dan   sebagai   salah   satu   kelompok  dari 

peranan sosialnya serta sebagai  anggota masyarakat  dari   lingkungannya,  disamping   itu  juga sebagai 

pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3)      Peranan anak 

Anak –  anak  melaksanakan peranan psiko-sosial   sesuai  dengan tingkat  perkembangannya  baik  fisik, 

mental, sosial, dan spiritual (Nasrul Effendy, 1998 ).

c.       Struktur kekuatan keluarga

Kekuatan adalah kemampuan, baik kemampuan potensial maupun

aktual dari seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah laku seseorang. 

Tipe struktur kekuatan yaitu legitimate pawer authority, refent power, effectif power.

d.      Nilai – nilai keluarga

Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak 

mempersatukan anggota keluarga dalam suatu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman 

perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan norma. 

Page 5: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Nilai keluarga adalah sebagai suatu sistem ide, sikap dan kepercayaan tentang nilai 

suatu  keseluruhan  atau  konsep  yang   secara   sadar  maupun  tidak  sadar,  mengikat  bersama  –   sama 

seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya lazim. ( Marilyn M. Friedman, 1998, hal 325 ).

3.      Tipe / bentuk keluarga 

a         Keluarga inti (nuclear family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak

b        Keluarga besar (Extanded Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, 

kakek, keponakan saudara, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c         Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih 

dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

d        Keluarga duda / janda (single family), keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e         Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara 

bersama.

f         Keluarga kabitas (cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk 

suatu keluarga. (Nasrul Effendy, 1998, hal 33 - 34 ).

4.      Fungsi keluarga

a         Fungsi efektif

Berguna   untuk   pemenuhan   kebutuhan   psikososial.   Keberhasilan   melaksanakan 

fungsi efektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari suatu anggota keluarga. Komponen yang 

perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi efektif adalah :

1)      Saling mengasuh cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antara anggota keluarga.

Page 6: Askep Komunitas Dg Hipertensi

2)      Saling menghargai.

3)      Ikatan dan identifikasi.

b        Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan 

sosial   dan   belajar   berperan   dalam   lingkungan   sosial.   Sosialisasi   ini   dimulai   sejak   lahir.   Keluarga 

merupakan   tempat   individu   untuk   belajar   bersosialisasi,   dimana   anggota   keluarga   belajar   disiplin, 

belajar tentang norma – norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.

c         Fungsi perawatan kesehatan 

Keluarga   juga   befungsi   untuk   melaksanakan   praktik   asuhan   kesehatan   yaitu 

mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan 

dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Kesanggupan   keluarga   melaksanakan   pemeliharaan   kesehatan   dapat   dinilai   dari   tugas   kesehatan 

keluarga yaitu :

1)      Mengenal masalah kesehatan.

2)      Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

3)      Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit 

4)      Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5)      Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

d        Fungsi reproduksi 

Page 7: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Keluarga   berfungsi   untuk  meneruskan   kelangsungan   keturunan   dan  menambah 

sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga 

berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol

e         Fungsi ekonomi

1)      Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan 

akan makanan, pakaian dan tempat berlindung ( ekonomi ).

2)      Pengaturan pengunaan, penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

3)       Menabung  untuk  memenuhi  kebutuhan  –  kebutuhan  keluarga  dimasa  yang  akan datang,  misalnya 

pendidikan anak - anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

f         Fungsi pendidikan

1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan memberi prilaku anak sesuai 

dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

2)      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya dalam 

sebagai orang dewasa.

3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya.

Dari berbagai fungsi diatas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap  anggota keluargannya, adalah :

Page 8: Askep Komunitas Dg Hipertensi

a         Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga 

sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia kebutuhannya.

b        Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatnya selalu terpelihara, 

sehingga diharapkan menjadikan mereka anak – anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spritual.

c         Asah, adalah memenuhi kebutuhan anak , sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam 

mempersiapkan masa depannya.

5.      Tahap – tahap perkembangan keluarga

Tahap – tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut : 

a         Tahap pembentukan keluarga

Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.

b        Tahap menjelang kelahiran anak.

Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai 

generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga merupakan saat yang sangat 

yang dinantikan.

c         Tahap menghadapi bayi.

Dalam hal  ini  keluarga mengasuh, mendidik dan mendirikan kasih sayang kepada anak, karena pada 

tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada orang tuannya. Dan kondisinya masih sangat 

lama.

d        Tahap menghadapi anak pra sekolah.

Page 9: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman 

sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena, tidak mengetahui mana yang kotor dan 

mana   yang  bersih.  Dalam   fase   ini   anak   sangat   sensitive   terhadap  pengaruh   lingkungan  dan   tugas 

keluarga adalah mulai menanamkan norma – norma kehidupan, norma – norma agama, norma – norma 

sosial budaya dan sebagainya.

e         Tahap menghadapi anak sekolah

Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan 

masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas – tugas sekolah anak, dan 

meningkatkan pengetahuan umum anak

f         Tahap menghadapi anak remaja 

Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam 

membentuk  kepribadiannya,  oleh karena   itu   suri   tauladan  dari   kedua  orang  tua   sangat  diperlukan. 

Komunikasi   dan   saling   pengertian   antara   kedua   orang   tua   dengan   anak   perlu   dipelihara   dan 

dikembangkan.

g        Tahap melepaskan anak ke masyarakat

Setelah   melalui   tahap   remaja   dan   anak   telah   dapat   menyelesaikan   pendidikannya,   maka   tahap 

selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya 

dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

h        Tahap berdua kembali

Page 10: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri – sendiri, tinggallah suami istri berdua 

saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat 

menimbulkan depresi dan stress.

i          Tahap masa tua.

Tahap   ini   masuk   kedalam   tahap   lanjut   usia,   dan   kedua   orang   tua   mempersiapkan   diri   untuk 

meninggalkan dunia yang fana ini (Nasrul Effendy, 1998 )

B. Tinjauan Umum Tentang Konsep asuhan Keperawatan Keluarga

1.      Defenisi.

Keperawatan   kesehatan   keluarga   adalah   tingkat   perawatan   kesehatan   masyarakat   yang 

ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai 

tujuan melalui perawatan sebagai sarana / penyalur, (Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1978).

2.      Tujuan perawatan kesehatan keluarga

a         Tujuan umum.

Untuk  meningkatkan   kemampuan   keluarga   dalam  memelihara   kesehatan   keluarga  mereka 

sehingga dapat meningkatkan status kesehatan.

b        Tujuan khusus.

Page 11: Askep Komunitas Dg Hipertensi

1)      Meningkatkan  kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi  masalah  kesehatan  yang dihadapi  oleh 

keluarga.

2)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga.

3)      Meningaktkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah 

kesehatan para anggotannya.

4)       Meningkatkan   kemampuan   keluarga   dalam   memberikan   asuhan   keperawatan   terhadap   anggota 

keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.

5)      Meningakatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

3.      Peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,ada beberapa peranan yang dapat 

dilakukan oleh perawat antara lain adalah :

a         Pemberian asuhan perawatan dan kebutuhan kesehatan keluarga.

b        Pengenal / pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.

c         Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.

d         Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat 

menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.

e         Pendidikan kesehatan, peran dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari 

perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.

f          Penyuluhan   dan   konsultan,   perawat   dapat   berperan  dalam memberikan  petunjuk   tentang   asuhan 

keperawatan dasar terhadap keluarga.

Page 12: Askep Komunitas Dg Hipertensi

4.      Hambatan – hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga.

Hambatan  yang  paling  besar  dihadapi  perawat  dalam memberikan  asuhan  keperawatan  kesehatan 

keluarga adalah : 

a         Hambatan dari keluarga : 

1)      Keadaan ekonomi keluarga yang rendah..

2)      Keterbatasan sumber – sumber daya keluarga (keuangan, sarana, dan prasarana).

3)      Kebiasaan – kebiasaan yang melekat.

b        Hambatan dari perawat.

1)      Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi seperti : transportasi.

2)      Kondisi alam (geografis yang sulit).

3)      Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa).

4)      Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

5.      Prinsip – prinsip perawatan keluarga

Ada  beberapa  prinsip   penting   yang     perlu   diperhatikan  dalam memberikan   asuhan 

keperawatan kesehatan keluarga, adalah :

a         Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

Page 13: Askep Komunitas Dg Hipertensi

b        Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.

c         Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.

d         Dalam  memberikan   asuhan   perawatan   kesehatan   keluarga,   perawat  melibatkan   peran   serta   aktif 

seluruh   keluarga   dalam  merumuskan  maslah   dan   kebutuhan   keluarga   dalam   mengatasi   masalah 

kesehatannya.

e          Lebih   mengutamakan   kegiatan   –   kegiatan   yang   bersifat   promotif   dan   preventif   dengan   tidak 

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

f         Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, memamfaatkan sumber daya keluarga 

semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.

g        Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah secara keseluruhan.

h         Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah 

pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses perawatan.

i           Kegiatan   utama   dalam  memberikan   asuhan   keperawatan   kesehatan   keluarga   adalah   penyuluhan 

kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar / perawatan dirumah.

j          Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

6.      Langkah – langkah dalam perawatan kesehatan keluarga.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan  keluarga,  ada beberapa   langka 

yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut :

a         Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara :

1)      Mengadakan kontak dengan keluarga.

Page 14: Askep Komunitas Dg Hipertensi

2)      Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah 

kesehatan mereka.

3)      Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi  kebutuhan  - kebutuhan kesehatan yang dirasakan 

keluarga.

4)      Membina komunikasi dua arah dengan keluarga

b        Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.

c         Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah – masalah kesehatan dan perawatan keluarga.

d        Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah kesehatan keluarga :

1)      Ancaman kesehatan 

2)      Keadaan sakit atau kurang sehat.

3)      Situasi krisis.

e         Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas – tugas 

keluarga dalam bidang kesehatan 

f          Menentukan   /   menyusun   asuhan   keperawatan   kesehatan   dan   perawatan   keluarga,   dengan 

mempertimbangkan :

1)      Sifat masalah 

2)      Kemungkinan masalah untuk diubah 

3)      Potensi menghindari masalah

4)      Persepsi keluarga terhadap masalah.

Page 15: Askep Komunitas Dg Hipertensi

g         Menyusun   rencana  asuhan  keperawatan  kesehatan  dan  perawatan  keluarga   sesuai  dengan  urutan 

prioritas :

1)      Menentukan tujuan yang realistis

2)      Merencanakan pendekatan dan tindakan

3)      Menyusun standar dan kriteria evaluasi.

h        Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun.

i          Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.

j          Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan merumuskan 

kembali rencana asuhan keperawatan yang baru. 

7.      Proses keperawatan kesehatan keluarga

   Proses   keperawatan   adalah   serangkaian   kegiatan   yang   dilakukan   menuju   pada 

pencapaian tujuan keluarga. Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses pemecahan masalah 

yang sistematis yang digunakan ketika bekerja pada keluarga sebagai suatu system.

     Tahap –  tahap dalam proses  keperawatan saling bergantungan  sama  lainnya dan 

bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk mengambarkan perkembangan diri  tahap yang 

satu ke tahap yang lain, dengan tahap – tahap sebagai berikut :

a         Pengkajian ( assessment ).

Page 16: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Adalah   sekumpulan   tindakan   yang   digunakan   oleh   perawat   untuk   mengukur 

keadaan   klien ( keluarga ) dengan memakai norma – norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang 

merupakan system yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya, dasar pemikiran 

dari   pengkajian  adalah   suatu  perbandingan,   suatu  ukuran   atau   suatu  penilaian  mengenai   keadaan 

keluarga dengan menggunakan norma – norma yang diambil dari kepercayaan, nilai – nilai, prinsip – 

prinsip,  aturan – aturan,  harapan – harapan,  teori  – teori,  konsep – konsep yang berkaitan dengan 

permasalahan, 

Yang termasuk dalam tahap ini adalah : 

a)      Pengumpulan data

b)      Analisa data

c)      Perumusan masalah

d)     Prioritas masalah

e)      Menegakkan diagnosa keperawatan.

1)      Pengumpulan data 

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : 

1.      Wawancara  :   yang berkaitan dengan hal – hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial 

budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainnya.

2.      Pengamatan  :  pengamatan terhadap – hal – hal yang  tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap 

cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, 

penerangan, kebersihan dan sebagainya.

3.      Studi dokumentasi :  studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya melalui Kartu 

Menuju Sehat ( KMS ), kartu keluarga dan catatan – catatan kesehatan lainnya.

Page 17: Askep Komunitas Dg Hipertensi

4.       Pemeriksaan fisik   :    dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai  masalah  kesehatan dan 

keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik misalnya :   kehamilan, kelainan organ tubuh dan tanda – 

tanda penyakit.

Data – data yang perlu dikumpulkan meliputi hal – hal sebagai berikut

a).    Identitas keluarga.

b).    Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang sudah dialami.

c).    Anggota keluarga.

d).   Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada.

e).    Keadaan keluarga meliputi : 

(1)   Biologis 

(2)   Psikologis.

(3)   Social.

(4)   Kultural.

(5)   Spiritual.

(6)   Linkungan.

(7)   Dan data penunjan lainnya. 

Page 18: Askep Komunitas Dg Hipertensi

2)      Analisa data 

Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan 

kesehatan keluarga yaitu : 

a).    Keadaan kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :

(1)   Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga dan sebagainya.

(2)   Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.

(3)   Keadaan gizi anggota keluarga.

(4)   Status imunisasi anggota keluarga

(5)   Kehamilan dan keluarga berencana

b).    Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :

(1)   Rumah, meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah 

anggota keluarga dan sebagainya.

(2)   Sumber air minum.

(3)   Jamban keluarga

(4)   Tempat pembuanga air limbah

(5)   Pemamfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya

c).    Karakteristik keluarga :

Page 19: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(1)   Sifat – sifat keluarga 

(2)   Dinamika dalam keluarga

(3)   Komunikasi dalam keluarga

(4)   Interaksi antar anggota keluarga

(5)   Kesanggupan anggota keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga

(6)   Kebiasaan dan nilai – nilai yang berlaku dalam keluarga

3)      Perumusan masalah

Diambil sesuai dengan penganalisa praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa konsep, 

prinsip,   teori   dan   standar   yang   dapat   dijadikan   acuan   dalam   menganalisa   sebelum   mengembil 

keputusan.

Dalam   menyusun   masalah   kesehatan   dan   keperawatan   keluarga,   seorang   perawat   selalu 

mengacu   kepada   tipologi   masalah   kesehatan   dan   keperawatan   serta   berbagai   alasan   dan 

ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

4)      Tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.

a).     Ancaman  kesehatan   :     adalah  keadaan  –  keadaan  yang  dapat  memungkinkan   terjadinya  penyakit, 

kecelakaan  dan  kegagalan  dalam mencapai  potensi   kesehatan.   Yang   termasuk  ancaman  kesehatan, 

adalah :

Page 20: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(1)   Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus dan sebagainya.

(2)    Keluarga   /  anggota   keluarga   yang  menderita  penyakit  menular,   seperti  TBC,   gonore,  hepatitis  dan 

sebagainya.

(3)   Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga, 

seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga kecil.

(4)    Risiko   terjadi   kecelakaan  dalam keluarga,  misalnya  benda   tajam diletakkan  disembarangan,   tangan 

rumah terlalu curam.

(5)   Kekurangan atau kelebihan gisi dari masing – masing anggota keluarga.

(6)   Keadaan – keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:

(a)    Hubungan keluarga yang tidak harmonis

(b)   Hubungan orang tua dan anak tegang

(c)    Orang tua yang tidak dewasa

(7)   Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya :

(a)    Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik

(b)   Tempat pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat.

(c)    Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum

(d)   Sekolah / tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat.

(e)    Kebisingan

(f)    Polusi udara

Page 21: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(8)   Kebiasaan – kebiasaan yang merugikan kesehatan :

(a)    Merokok

(b)   Minum – minuman keras

(c)    Tidak memakai alas kaki

(d)   Makan obat tanpa resep

(e)    Kebiasaan makan daging mentah

(f)    Hygiene personal kurang

(9)   Riwayat persalinan sulit

(10)     Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan ibu karena meninggal, 

anak laki – laki memainkan peranan ayah

(11)     Imunisasi tidak lengkap

b).     Kurang tidak sehat  :    adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.  Yang termasuk didalamnya 

adalah :

(1)   Keadaan sakit. Apakah sesudah atau sebelum diagnosa.

(2)   Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.

c).    Situasi krisis :  adalah saat – saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri 

termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :

(1)   Perkawinan

(2)   Kehamilan

Page 22: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(3)   Persalinan

(4)   Masa nifas

(5)   Menjadi orang tua

(6)   Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir

(7)   Abortus

(8)   Anak masuk sekolah

(9)   Anak remaja

(10)     Kehilangan pekerjaan 

(11)     Kematian anggota keluarga

(12)     Pindah rumah

5)      Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas – tugas kesehatan dan keperawatan

a).    Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan dengan :

(1)   Kurang pengetahuan ketidaktahuan fakta

(2)   Rasa takut akibat masalah yang diketahui 

(3)   Sikap dan falsafah hidup

b).    Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat berhubungan 

dengan :

(1)   Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah

Page 23: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(2)   Masalah kesehatan begitu tidak menonjol

(3)   Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurangnya sumber daya 

keluarga

(4)   Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

(5)   Ketidakcocokan pendapat dari anggota – anggota keluarga

(6)   Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada

(7)   Takut dari akibat tindakan

(8)   Sikap negatif terhadap masalah kesehatan

(9)   Fasilitas kesehatan tidak terjangkau

(10)     Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan

(11)     Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan

c).    Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan :

(1)   Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit gejala 

dan perawatanya serta pertumbuhan dan perkembangan anak.

(2)   Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan

(3)   Kurang tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

(4)   Tidak seimbang sumber – sumber yang ada  dalam keluarga, misalnya : keuangan, anggota keluarga yang 

bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan.

(5)   Sikap negatif terhadap yang sakit

Page 24: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(6)   Konflik individu dalam keluarga

(7)   Sikap dan pandangan hidup

(8)   Perilaku yang mementingkan diri sendiri

d).    Ketidakmampuan   memelihara   lingkungan   rumah   yang   dapat   mempengaruhi   kesehatan   dan 

perkembangan pribadi anggota keluarga, berhubungan dengan

(1)   Sumber – sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab / wewenang, keadaan 

fisik rumah yang tidak memenuhi syarat

(2)   Kurang dapat melihat keuntungan dan mamfaat pemeliharaan lingkungan rumah

(3)   Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan konflik personal dalam keluarga

(4)   Konflik personal dalam keluarga

(5)   Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

(6)   Sikap dan pandangan hidup

(7)    Ketidakkompakan   keluarga,   karena   sifat   mementingkan   diri   sendiri,   tidak   ada   kesepakatan,   acuh 

terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.

e).     Ketidakmampuan  menggunakan   sumber   dimasyarakat   guna  memelihara   kesehatan,   berhubungan 

dengan :

(1)   Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

(2)   Tidak memahami keuntungan yang diperoleh

(3)   Kurang percaya terhadap, petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.

Page 25: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(4)   Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan

(5)   Rasa takut pada akibat dari tindakan

(6)   Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan

(7)   Rasa asing dan tidak ada dukung dari masyarakat

(8)   Sikap dan falsafah hidup.

b        Diagnosa keperawatan pada tingkat keluarga.

Diagnosa   keperawatan   adalah   pernyataan   tentang   paktor   –   paktor   yang 

mempertahankan resnpons / tangapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan 

(Nasrul Effendy, 1998, hal 51).

Setelah   diketahui   masalah   kesehatan   dan   keperawatan   keluarga   langkah 

selanjutnya   adalah   menegakkan   diagnosa   keperawatan   keluarga.   Dalam   menetapkan   diagnosa 

keperawatan   keluarga   dapat   ditetapkan   berdasarkan   faktor   risiko   dan   faktor   potensial   terjadinya 

penyakit atau masalah – masalah kesehatan keluarga, serta mempertimbangkan kemampuan keluarga 

dalam mengatasi masalah kesehatannya seperti yang telah diterangkan di atas.

c         Prioritas masalah

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :

1).    Tidak mungkin masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat 

diatasi sekaligus

2).     Perlu  mempertimbangkan  masalah  –  masalah  yang  dapat  mengancam kehidupan  keluarga,   seperti 

masalah penyakit.

Page 26: Askep Komunitas Dg Hipertensi

3).     Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan 

diberikan.

4).    Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

5).    Sumber daya keluaga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan keluarga.

6).    Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

d        Kriteria prioritas masalah

Dalam  menyusun  prioritas  masalah   kesehatan  dan   keperawatan   keluarga   harus 

berdasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut :

1).    Sifat masalah dikelompokkan menjadi :

a).    Ancaman kesehatan

b).    Keadaan sakit atau kurang sehat

c).    Situasi krisis

2).    Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau 

mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

3).    Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi 

atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.

4).    Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai, masalah dalam hal bertanya dan 

mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan

Page 27: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Tabel 1

Skala prioritas

No Kriteria Nilai Bobot

1.

2.

Sifat masalah

skala :

Ancaman kesehatan

Tidak / kurang sehat

Krisis

Kemungkinan masalah untuk diubah 

Skala :

Dengan mudah

Hanya sebagian

Tidak dapat

3

2

1

2

1

0

1

2

3 Potensi masalah untuk dicegah

Skala :

Tinggi

Cukup

3

2

1

Page 28: Askep Komunitas Dg Hipertensi

4.

Rendah

Menonjolnya masalah

Skala :

Masalah berat harus ditangani

Masalah   yang   tidak   perlu   segera 

ditangani

Masalah tidak dirasakan

1

2

1

0

1

Skoring :

1)      Tentukan skor untuk setiap kriteria 

2)      

Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot 

  

3)      Jumlah skor untuk semua kriteria 

4)      skor yang tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot 

Page 29: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :

a)      Tidak mungkin masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat 

diatasi sekaligus

b)       Perlu  mempertimbangkan  masalah  –  masalah  yang  dapat  mengancam kehidupan keluarga,   seperti 

masalah penyakit.

c)       Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan 

diberikan.

d)     Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

e)      Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan keluarga.

f)       Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

b        Perencanaan  (planning) 

Rencana   keperawatan   Keluarga   adalah   sekumpulan   tindakan   perawat   untuk   dilaksanakan, 

dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah di identifikasi.

Ciri – ciri perawatan keluarga :

1).    Berpusat pada tindakan – tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang 

dihadapi 

2).    Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dan pikiran yang logis.

3).    Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang 

4).    Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi

Page 30: Askep Komunitas Dg Hipertensi

5).    Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan

6).    Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus – menerus.

Kualitas rencana perawatan :

Kualitas rencana perawatan sangat tergantung kepada :

1).     Penentuan  masalah   kesehatan   dan   keperawatan   yang   jelas   dan   didasarkan   kepada   analisa   yang 

menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.

2).    Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan

3).    Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan 

4).    Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :

a).    Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga

b).    Menentukan prioritas masalah 

c).    Memiliki tindakan yang tepat

d).   Pelaksanaan tindakan

e).    Penilaian hasil tindakan

5).    Dibuat secara tertulis

c         Pelaksanaan 

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana keperawatan 

yang   telah   disusun.   Kegagalan   dalam   pelaksanaan   tindakan   keperawatan   dan   kesehatan   dalam 

memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah : 

Page 31: Askep Komunitas Dg Hipertensi

1).    Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan

2).    Informasi  yang telah diperoleh keluarga tidak menyeluruh

3).    Tidak mau menghadapi situasi 

4).    Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat.

5).    Adat istiadat yang berlaku

6).    Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran

7).    Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan

Faktor lain yang bersumber dari perawat, adalah :

1).    Menggunakan pada pendekatan yang tetap (kaku, kurang luas)

2).    Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor – faktor sosial budaya

3).    Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan 

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga :

1).    Sumber daya keluarga (keuangan) 

2).    Tingkat pendidikan keluarga 

3).    Adat istiadat yang berlaku

4).    Respons dan penerimaan keluarga 

5).    Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

d        Penilaian 

Page 32: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Penilaian / evaluasi adalah tahap yang menentukan tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan 

dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujun tidak tercapai maka perlu dicari penyebabnya hal dapat 

terjadi karena beberapa faktor :

1).    Tujuan tidak realistis 

2).    Tindakan keperawatan yang tidak tepat

3).    Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi 

Dimensi dalam penilaian

1).    Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan

2).    Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tenaga dan bahan alat 

yang diperlukan

3).     Kecocokan,   dikaitkan   dengan   kesanggupan   tindakan   yang   dilakukan   untuk  memecahkan  masalah 

dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional

4).     Kecukupan,  menyinggung   kelengkapan   dari   tindakan   apakah   semua   tindakan   dilaksanakan   untuk 

mencapai hasil yang diinginkan

Kriteria dan standar

Kriteria adalah gambaran  tentang faktor – faktor tidak tetap yang didapat memberi petunjuk 

bahwa   tujuan   telah   tercapai.   Standar   menunjukkan   tingkat   pelaksanaan   yang   diinginkan   untuk 

membandingkan   pelaksanaan   yang   sebenarnya.   Standar   akan   memberi   tahukan   apakah   tingkat 

pelaksanaan   yang   dapat   diterima   atau   keadaan   yang   bagaimana   agar   dapat   mengatakan   bahwa 

tindakan yang dilakukan berhasil atau tujuan dicapai, yaitu : 

Page 33: Askep Komunitas Dg Hipertensi

1).    Klien mengerti dan  memahami tentang penjelasan yang diberi mengenai colitik Ulseratif.

2).    Melaksanakan pengobatan yang dianjurkan.

3).    Menhindari dan mencegah kemungkinan timbulnya penyebab penyakit.

Pengukuran hasil penilaian

Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :

1).    Keadaan fisik , misalnya peningkatan berat badan anak

2).     Psikolgis dan sifat anak,  misalnya   ,berkembangnya   sikap  positif   keluarga   terhadap  perawat   dalam 

memberikan asuhan di rumah

3).     Pengetahuan dan perubahan prilaku,   keluarga  melaksanakan   petunjuk   –   petunjuk   yang   berkaitan 

dengan perawatan payudarah sewaktu menyusui bayi 

Alasan pentingnya penilaian

1).    Menghentikan tindakan / kegiatan yang tidak berguna 

2).    Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan

3).    Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan 

4).    Untuk pengembangan dan penyempurnaan dan praktek keperawatan.

Metode penilaian

1).     Observasi   langsung,   mengamati   secara   langsung   perubahan   yang   terjadi   dalam   keluarga.   Dari 

membuang sampah sembarangan dengan membuang sampah ketempat sampah yang dibuat.

Page 34: Askep Komunitas Dg Hipertensi

2).     Wawancara,   mewawancarai   keluarga   yang   kerkaitan   dengan   perubahan   sikap,   apakah   telah 

menjalankan anjuran yang diberikan perawat.

3).    Memeriksa  laporan,  dapat dilihat  dari  rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan tindakan yang 

dilaksanakan sesuai dengan rencana.

(Nasrul Effendy,). 

C. Tinjauan Umum Tentang Konsep Kesehatan Lingkungan.

1.      Pengertian dan ruang lingkup kesehatan lingkungan.

Kesehatan lingkungan adalah penerapan prinsip kesehatan dan perubahan serta penyusunan 

sifat – sifat fisik, kimia dan biologis dari lingkungan untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan, 

sedangkan  masalah   kesehatan   adalah   suatu  masalah   yang   sangat   kompleks   yang   saling   berkaitan 

dengan  masalah   –  masalah   lain   diluar   kesehatan   itu   sendiri.   Ada   dan   factor   yang  mempengaruhi 

kesehatan masyarakat yaitu : keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan lain.

Kesehatan  lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi  atau keadaan  lingkungan yang 

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya kesehatan optimum pula. Ruang lingkup 

kesehatan   lingkungan   tersebut   antara   lain  mencakup   :   perumahan,   pembuangan   kotoran  manusia 

(tinja),   penyediaan  air  bersih,  pembuangan   sampah,  pembuangan  air   limbah   rumah,  hewan   ternak 

(kandang) dan sebagainya.

2.      Perumahan 

Rumah adalah salah satu persyaratakan pokok manusia. 

Page 35: Askep Komunitas Dg Hipertensi

a         Factor – factor yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah adalah : 

1)      Factor lingkungan 

Baik lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan social.

2)      Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.

Rumah  dibangun  berdasarkan  kemampuan   keuangan  penghuninya,   perlu   dipahami  bahwa 

mendirikan rumah buka pada soal itu saja, namun pemeliharaannya juga.

3)      Tekhnologi yang dimiliki oleh masyarakat.

Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu mewah dan sudah bergitu modern akan 

tetapi sangat mahal. Pada rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya, sudah mempunyai tehknologi 

sendiri dan turun menurun.

4)      Kebijakan (peraturan – peraturan) pemerintah yang menyangkut tataguna tanah.

Untuk   hal  ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di 

kota sudah menjadi masalah besar.

Syarat – syarat rumah yang sehat : 

a).    Bahan bangunan.

(1)   Lantai  : ubin atau semen adalah baik tapi tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. 

Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu (kemarau) dan tidak basah (musim hujan).

(2)   Dinding : tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah 

tropis,  lebih – lebih ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya dipedesaan, 

lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang – lubang pada dinding 

Page 36: Askep Komunitas Dg Hipertensi

atau papan, tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan alamiah atau yang 

penting ventilasi  harus ada sehingga sirkulasi  udara dan penerangan alamiah (sinar matahari)  bebas 

masuk.

(3)    Atap   genteng   seng   atau   asbes   dan   juga   menggunakan   atap   daun   rumbai.   Yang   berguna   untuk 

melindungi dari hujan atau terik matahari.

b).    Ventilasi.

Fungsi utama menjaga agar aliran udara didalam rumah tetap segar dan juga berfungsi untuk 

membebaskan udara ruangan dari bakteri – bakteri terutama bakteri pathogen.

Ada 2 macam ventilasi yaitu ventilasi alamiah (jendela, pintu, lubang angina pada dinding) dan 

ventilasi buatan ( kipas angina, mesin penguap  udara).

c).    Cahaya 

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Cahaya dapat dibedakan atas 2 yaitu  : 

cahaya alamiah yakni matahari, dapat membunuh bakteri – bakteri pathogen (misalnya bakteri TBC). 

Cahaya buatan yaitu menggunakan lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.

d).   Luas bangunan rumah.

Harus   cukup   untuk   penghuninya   disesuaikan   dengan   jumlah   penghuninya.   Luas   bangunan 

optimum 2,3 – 3 m2 untuk tiap orang. 

e).    Fasilitas – fasilitas didalam rumah sakit.

Page 37: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Tersedia   air   bersih   yang   cukup,   pembuangan  tinja,   pembuangan   air   limbah,   pembuangan 

sampah.   Fasilitas   dapur,   ruang  berkumpul   keluarga.  Disamping   itu  perlu   ada   fasilitas   lain  misalnya 

gudang, kandang ternak.

3.      Penyediaan air bersih.

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lainuntuk minum, masak, mandi, mencuci, 

yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum.

a         Syarat – syarat air minum yang sehat.

1)     Syarat fisik : bening tidak berasa, suhu dibwah suhu udara diwarnainya sehingga dalam kehidupan sehari 

– hari cara mengenal air yang  memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

2)     Syarat bakteriologis : harus bebas dari segala bakteri, utamanya bakteri pathogen cara pemeriksaannya 

melalui sampel 100 cc diperiksa, apabila terdapat bakteri > 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah 

memenuhi syarat kesehatan.

3)     Syarat kimia : harus megandung zat – zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula zat – zat tersebut 

antara lain : 

Tabel 2

Jenis – Jenis Zat Kimia Kandungan Air

Jenis bahan Kadar yang dibenarkan

Flour ( F ) 1 – 1,5

Page 38: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Chlor ( Cl )

Arsen ( As )

Tembaga ( cu )

Besi ( Fe )

Zat organic

Ph ( keasaman )

CO2

250

0.03

1,0

0,3

10

6,5 – 9,0

0

b.      Sumber – sumber air minum.

1).   Air hujan : tidak mengandung kalsium, oleh karena itu agar dapat disesuaikan air minum yang sehat 

perlu ditambahkan kalsium.

2).   Air sungai dan danau : air pemukaan, olehnya itu air ini sudah terkontaminasi sehingga perlu diolah dulu 

untuk jadi air minum.

3).   Mata air : bila belum tercemari dapat diminum langsung, tetapi untuk menjaga segala kemungkinan ada 

baiknya sebelum dimasak sebelum diminum.

4).   Air sumur dalam : berasal dari lapisan air ke 2 didalam tanah (± 15 meter dari permukaan tanah). Air ini 

cukup sehat untuk dijadikan air minum langsung.

4.      Pembuangan kotoran manusia.

Page 39: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Untuk  mencegah   /  mengurangi   kontaminasi  tinja   terhadap   lingkungan,  maka  pembuangan 

kotoran manusia harus dikelola dengan baik untuk disuatu tempat tertentu atau jmaban yang sehat 

adalah  tidak  mengotori   permukaan   tanah  disekitarnya,   tidak  dapat   dijangkau  oleh   serangga   (lalat, 

kacoa), tidak menimbulkan bau,  mudah digunakan,  sederhana desainya, murah, dapat diterima oleh 

pemakainnya.

Agar persyaratan  diatas, dipenuhi maka perlu diperhatikan : 

a.       Jamban tersebut tertutup terlindungi dari panas / hujan, serangga, terlindungi dari pandangan orang.

b.      Jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat (tempat berpijat yang kuat).

c.       Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak menganggu pandangan, tidak 

menimbulkan bau.

d.      Tersedia alat pembersi seperti air atau kertas pembersih.

e.       Terletak didaerah yang rendah, jarak 20 meter dari sumber air.

5.      Sampah dan pengolahannya.

Sampah adalah sesuatu bahan atau berada padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia : 

a.       Sumber – sumber sampah.

Page 40: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Sampah yang berasal dari pemukiman, tempat – tempat umum, perkantoran, pembersih jalan, 

industri, pertanian / perkebunan, pertambangan dan yang berasal dari peternakan dan perikanan.

b.      Jenis – jenis sampah.

1).   Sampah padat.

2).   An – organic (yang tidak dapat membusuk) ; sisa – sisa makanan, daun – daunan, buah – buahan dsb ).

3).   Sampah cair (air limbah).

4).   Sampah dalam bentuk gas asap kendaraan asap pabrik, dsb.

c.       Pengelolaan sampah.

Cara pengelolaan sampah sebagai berikut : 

1).    Pengumpulan dan pengangkutan sampah.

2).    Pemusnahan dan pengelolaan sampah.

a).    Ditanam

b).    Dibakar

c).    Dijadikan pupuk.

6.      Air limbah dan pengelolaanya.

Air limbah / air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga industri atau 

tempat – tempat umum dan pada umumnya mengandung bahan – bahan atau zat – zat yang dapat 

membahayakan kesehatan manusia serta menganggu lingkungan hidup.

Page 41: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Klasifikasi air limbah : 

a.       Air limbah dari rumah tangga (domestic waster water).

Berasal dari pemukiman penduduk yang pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekstrela (tinja 

dan air seni), air bebas cucian, dapur, kamar mandi yang  terdiri dari bahan – bahan organ.

b.      Air limbah industri.(industri waster water).

Berasal dari berbagai jenis industri akibat proses – proses dimana zat   - zat yang terkandung 

didalamnya bervariasi seperti : nitrogen, sulfia, amoniak, lemak, garam – garam, zat pewarna, mineral, 

logam berat, zat pelarut, dsb.

c.       Air limbah kotapraja (municipal waster water).

Yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, dsb. Zat 

– zat yang terkandung didalamnya sama dengan air limbah rumah tangga. Pemukiman penduduk yang 

pada umumnya air  limbah ini terdiri dari ekstreta (tinja dan air seni),  air bekas cucian dapur, kamar 

mandi yang terdiri dari bahan – bahan organic.

Karakteristik air limbah : 

1)     Karakteristik fisik : sebagain besar terdiri dari air, sebagian kecil dari bahan – bahan padat dan suspensi.

2)     Karakteristik kimiawi : biasanya mengandung zat – zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta 

bermacam – macam zat organic berasal dari penguraian tinja, urine, sampah – sampah lainnya.

3)     Karakteristik bakteriologis.

Air limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan 

lingkungan hidup, antara lain : 

Page 42: Askep Komunitas Dg Hipertensi

a).    Menjadi  transmisi  /  media penyebaran berbagai penyakit,  seperti kolera,  typus abdominalis  disentri 

basiler.

b).    Menjadi media berkembangbiakanya nyamuk atau tempat hidup larva.

c).    Menjadi tempat berkembangbiakan nymauk atau tempat hidup larva nyamuk.

d).   Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap

Pengelolaan air buangan : 

a).     Pengelolaan   awal     (preliminary)   adalah   pengeloaan   yang   dilakukan   untuk   mencegah   komplikasi 

pengelolaan   selanjutnya   dan   untuk  menghilangkan   dan   untuk  mengurangi   kegiatan   pemeliharaan 

peralatan.

b).    Pengelolaan primer atau pengelolaan untuk menghilangkan semua benda terapung dan sebagian besar 

benda beruspensi.

c).     Pengelolaan   sekunder   ialah   pengelolaan   biologis   seperti   pengolahan   dengan   Lumpur   aktif,   kolam 

oksidasi. Tricking filter, lagooa statage dan aerosi, land spreading, dan sebagiannya.

Page 43: Askep Komunitas Dg Hipertensi

D.    Tinjauan Umum Tentang Konsep Dasar Penyakit Hipertensi1.      Tinjauan Hipertensi

a         Pengertian

Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia 

setengah umur atau lebih tua. Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 

140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

Sedangkan batasan hipertensi  dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin oleh Kaplan 

dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 205 diajukan sebagai berikut 

:

1.)    Pria usia < 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring di atas atau sama 

dengan 130/90 mmHg.

2.)    Pria usia > 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya di atas 145/95 mmHg.

3.)    Pada wanita tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi.

Pada tahun 1984, The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High 

Blood   Pressure,   dalam   buku   Ilmu   Penyakit   Dalam,   oleh   Soeparman,   Sarwono  Waspadji,   hal.   206 

membagi hipertensi berdasarkan tekanan diastolik sebagai berikut :

1.)    Tekanan diastolik kurang dari 85 mmHg adalah normal.

2.)    Hipertensi ringan bila tekanan diastole 90 – 140 mmHg.

Page 44: Askep Komunitas Dg Hipertensi

3.)    Hipertensi sedang bila tekanan diastole 105 – 114 mmHg.

4.)    Hipertensi berat bila tekanan diastole lebih dari 114 mmHg.

Pasien-pasien dengan tekanan darah yang kadang-kadang naik dinamakan hipertensi labil.

Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO :

Kategori Sistolik Diastolik

Normal 140 mmHg 90 mmHg

Bordeline/Perbatasan 140 – 159 mmHg 90 – 94 mmHg

Hipertensi defenitif 160 mmHg 95 mmHg

Hipertensi ringan 160 – 179 mmHg 95 – 140 mmHg

b        Penyebab/Etiologi

Berdasarkan penyebab hipertensi, dibagi menjadi dua golongan yaitu :

1)      Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi 

idiopatik. Ini merupakan tipe paling umum dan termasuk 35 – 95 % dari individu dengan penyakit ini. 

(Soeparman, Waspadji Sarwono, 1990 : 207 – 208).

Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi sebagai berikut :

a).    Usia

Paling tinggi kejadian pada usia > 40 tahun

b).    Jenis kelamin

Page 45: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Lebih banyak terjadi pada laki-laki.

c).    Keturunan

75 % pasien hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi.

d).   Obesitas/kegemukan

Sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita 

yang mempunyai berat badan normal.

e).    Perokok

Resiko  pada  manusia  dihubungkan  mekanisme   terjadinya  hipertensi  pada  perokok  belum diketahui 

secara   pasti,   namun   hubungan   antara   rokok   dengan   peningkatan   kardiovaskuler   telah   banyak 

dibuktikan.

f).     Peminum alkohol

Peminum alkohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya hipertensi secara 

pasti belum diketahui.

g).    Komsumsi garam

Garam merupakan hal yang sangat sentral dalam penyebab hipertensi. Ditemukan pada golongan suku 

bangsa dengan asupan garam yang minimal.  Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi 

terjadi melalui peningkatan volume plasma dan curah jantung.

h).    Stres

Diduga  melalui   aktivasi   saraf   simpatik  yang  dapat  meningkatkan   tekanan  darah   secara   intermitten. 

Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi.

Page 46: Askep Komunitas Dg Hipertensi

2)      Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi akibat penyakit tertentu seperti :

a).    Hipertensi renal ialah hipertensi yang penyebabnya adalah kelainan parenkim ginjal.

Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 236, M. Ziegler dan G.J. Mart 

menuliskan semua penyakit ginjal yang dapat menimbulkan hipertensi seperti di bawah ini :

(1)   Penyakit ginjal bilateral

Glomerulo nefritis akut dan kronik.

Nefritis interstisial akut dan kronik.

Pielonefritis glomerulosklerosis.

(2)   Penyakit ginjal unilateral

Aneurisma arteri renalis.

Infark ginjal.

Fistel arteriovenosus.

Trombosis vena renalis.

Tuberkulosis ginjal.

Bendungan urine karena berbagai sebab.

(3)   Hipertensi karena gagal ginjal

(4)   Hipertensi sesudah cangkok ginjal

Page 47: Askep Komunitas Dg Hipertensi

b).    Hipertensi renovaskuler

Adalah  hipertensi   yang  disebabkan  oleh  obstruksi   satu  atau  lebih  cabang  arteri   renalis  utama atau 

cabangnya yang dapat sembuh dengan operasi rekonstruksi vaskuler atau nefrektomi.

c         Patofisiologi

Kerja   jantung  terutama ditentukan  oleh besarnya curah  jantung dan tahanan perifer.  Curah 

jantung pada pasien hipertensi umumnya normal. Kelainan terutama pada peningkatan tahanan perifer. 

Peningkatan tahanan perifer  ini  disebabkan karena penyempitan pembuluh darah akibat ketegangan 

otot polos pada pembuluh darah tersebut.

Meningkatnya   tekanan   darah   semakin   menegangkan   dinding   pembuluh   darah   sehingga 

menyebabkan dinding pembuluh darah semakin tebal dan ronggan pembuluh darah semakin sempit 

yang meningkatkan tahanan terhadap mengalirnya darah.

Perubahan struktur   inilah  yang dianggap sebagai  salah  satu   faktor  utama sukarnya  tekanan 

darah dikendalikan dengan obat-obatan anti hipertensi pada kasus-kasus tertentu. Kerja jantung pada 

penderita hipertensi akan bertambah berat karena naiknya tahanan perifer yang lama kelamaan akan 

menyebabkan terjadinya hipertropi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasia ventrikel kiri 

maka sirkulasi  darah dalam otot   jantung  tidak mencukupi   lagi   sehingga terjadi  anoksia  (kekurangan 

oksigen).

Hal ini dapat diperberat oleh adanya sklerosis koroner dan jika hal ini berlangsung lama akan 

terjadi decompensasi cordis di samping ini juga akan menyebabkan gagal jantung. Pusat vasomotor di 

batang otak yang akibat terjadinya vasokontriksi arteri otak sistemik yang akan meningkatkan tekanan 

darah.

Page 48: Askep Komunitas Dg Hipertensi

d        Gejala klinik

Gejala hipertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya hipertensi. Secara dini 

dari penyakit hipertensi ringan pasien sakit kepala karena vasokontriksi atau epitaksis dari perdarahan 

kapiler basial. Pada hipertensi ringan ada kelompok pasien yang sama sekali tidak memberikan keluhan-

keluhan.   Sedang   pada   sekelompok   yang   lain   sudah  memberikan   gejala-gejala   yang   sangat   terasa 

mengganggu. Demikian pula hipertensi yang sedang dan berat, ada pasien yang tidak mengeluh apa-apa 

dan ada pasien yang sudah memberikan keluhan yang begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan 

baik karena sangat terganggu.

Pada umumnya pasien hipertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai berikut : pusing, sakit 

kepala, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku kuduk, mual dan muntah, epitaksis, telinga 

berdengung.

e         Diagnosis

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat ditetapkan 

setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang 

tinggi   atau   gejala-gejala   klinis.   Oleh   karena   itu,   setiap   pasien   hipertensi   harus   diperiksa   secara 

keseluruhan yang meliputi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium.

1)                       Riwayat penyakit

Pada pasien hipertensi perlu ditonjolkan lamanya menderita, riwayat dan gejala penyakit yang 

berkaitan dengan penyakit jantung koroner, gagal jantung dan lain-lain. Apakah ada riwayat penyakit 

dalam   keluarga,   gejala-gejala   yang   berkaitan   dengan   penyebab   hipertensi,   perubahan 

aktivitas/kebiasaan   seperti   merokok,   komsumsi   makanan   (khususnya   makanan   yang   banyak 

mengandung garam, lemak, dan protein), riwayat komsumsi obat-obat bebas, hasil dan efek samping 

Page 49: Askep Komunitas Dg Hipertensi

terapi   hipertensi   sebelumnya  bila   ada,   dan   faktor   psikososial   lingkungan   (keluarga,   pekerjaan,  dan 

sebagainya).

2)     Pemeriksaan fisik

Dalam pemeriksaan fisik perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan 

jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dalam hal ini juga dilakukan pengukuran berat badan untuk 

membandingkan  antara  berat  badan  dan  tinggi  pasien.  Karena  obesitas  dan  hipertensi  mempunyai 

prognosa yang kurang baik. Kemudian dilakukan   pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya 

retinopati hipertensif.

3)     Pemeriksaan laboratorium

a).    Pemeriksaan darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum, dan kreatinin untuk menilai fungsi 

ginjal.

b).    Elektrolit untuk melihat kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron.

c).    Pemeriksaan urinalis (protein dalam urine) untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.

4)        Pemeriksaan radiologi yaitu untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri pada hipertensi yang kronis 

dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada stadium payah jantung hipertensi.

5)        Pemeriksaan echokardiografi

Echokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau 

terjadinya  hipertropi  ventrikel.  Hemodinamik  kardiovaskuler  dan  tanda-tanda   iskemia  miokard  yang 

menyertai penyakit jantun hipertensi pada stadium lanjut.

Page 50: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Apabila pemeriksaan tersebut di atas tidak cukup untuk membuktikan etiologi penyakit atau ada 

kecurigaan terhadap suatu penyakit yang menyebabkan hipertensi maka dilakukan pemeriksaan khusus 

seperti :

a.)    Pielografi intravena dapat membantu menilai keadaan ginjal, dapat dilihat dari fungsi ekskresi ginjal dan 

ureter serta bentuk dan besarnya ginjal.

b.)    Arteriografi renal dilakukan bila ada dugaan stenosis arteri renalis.

c.)    Pemeriksaan kadar renin plasma untuk mengevaluasi pasien untuk stenosis arteri renalis juga dipakai 

untuk menentukan pola pengobatan

f         Pengobatan dan perawatan

1)  Pengobatan

Pengobatan selain ditujukan pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi  yang terjadi 

yaitu dengan :

a).    Menurunkan tekanan darah menjadi normal.

b).    Mengobati payah jantung karena hipertensi.

c).    Mengurangi kejadian kardiovaskuler.

d).   Menurunkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkin

Beberapa macam obat yang sering digunakan dalam pengobatan hipertensi sehari-hari adalah :

a.)     Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan  natrium tubuh dan mengurangi  volume 

darah serta mekanisme-mekanisme lainnya.

Page 51: Askep Komunitas Dg Hipertensi

(1)   Diuretik tiazid cocok untuk penderita hipertensi ringan dan sedang.

(2)   Loap diuretik : furosenamid (Lasix).

(3)   Obat penahan kalium (Potassium sparing)

Agents : spinorolactone : ameloride, triamteren.

b.)    Obat-obat penghambat simpatik (adrenergik)

(1.)  Clonidin bekerja sentral.

(2.)  Penghalang simpatik ganglion : trimetaphon : pentolinium, pempidine.

(3.)  Obat-obat penghalang transmisi neuro efektor guanethedine, debriso-guine reserpine.

(4.)  Yang bekerja sentral dan menghalang simpatik metildopa.

(5.)  Obat penghalang reseptor adrenergik

Penghalang alpha adrenoreseptor : phrolamine.

Penghalang beta adrenoreseptor : non cardioselektif

Kombinasi penghalang alpa dan beta adrenergik.

Reseptor : labetolol.

c.)    Vasodilator langsung

Hidralisin bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos dan akan mengakibatkan 

penurunan resistensi vaskular.

Sodium nitropusid vasodilator kuat yang diberikan secara  parenteral yang digunakan pada 

Page 52: Askep Komunitas Dg Hipertensi

hipertensi gawat dan kegagalan jantung yang berat.

2)           Perawatan

Istirahat,  monitor   tekanan  darah,  hentikan merokok,   jika  merokok  kurangi  berat  badan   (olah   raga) 

pembatasan minum-minuman beralkohol

3.             Modifikasi gaya hidup

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penatalaksanaan nonfarmakologis meliputi:

1.      Teknik mengurangi stress

2.      Penurunan BB

3.      Pembatasan alcohol 

4.      Olahraga latihan 

5.      Relaksasi merupakan intervevsi wajib yang harus dilakukan pada saat terapi antihipertensi. 

g        Komplikasi

Komplikasi   yang  disebabkan  oleh  peningkatan   tekanan  darah  menyebabkan  kelainan-kelainan  pada 

organ-organ seperti jantung, otak, 

pembuluh darah, ginjal dan mata

1)      Komplikasi pada jantung

Penyakit jantung yang timbul akibat penyakit hipertensi adalah penyakit jantung koroner dan penyakit 

jantung hipertensi yang juga dapat menyebabkan terjadinya patah jantung ischemik yang pada banyak 

negara merupakan sebab kematian utama.

2)     Komplikasi pada otak dapat berupa pendarahan otak (stroke) enselopati dan intracranial hemorhagis. 

Enselopati   hipertensi   biasanya   ditandai   oleh   sakit   kepala   hebat,   bingung,   lamban   dan   gangguan 

Page 53: Askep Komunitas Dg Hipertensi

penglihatan.  Gejala-gejala   ini  umumnya  tambah  berat  dalam waktu  12  –  48   jam dan dapat  timbul 

kejang-kejang. Kesadaran menurun serta dapat menyebabkan kebutaan.

3)     Komplikasi pada pembuluh darah dapat berupa :

a).    Radang pembuluh nadi yang menutup jalannya aliran darah.

b).    Adanya penumpukan aliran darah dalam pembuluh darah yang dapat mengembangkan vena.

c).    Robeken pembuluh darah akibat tekanan yang meningkat.

d).   Regang pembuluh nadi akibat penumpukan darah.

4)      Komplikasi pada ginjal dapat berupa

a).    Glomerulus

b).    Gangguan fungsi ginjal

5)      Komplikasi   pada  mata   dapat   diketahui   dengan   pemeriksaan   funduskopi   dengan  melihat   kelainan 

fundus/retina berupa :

a).     Oklusi  vena  retina  (OVEC)  gambaran  fundusnya yaitu  vena berkelok-kelok,  odem retina,  dan odem 

macula, pendarahan di sekitar papil saraf optik, ketajaman penglihatan sangat buruk.

b).     Oklusi   vena   retina   cabang-cabang   yang   sering   tersumbat   adalah   cabang   temporal   atas   sehingga 

akibatnya langsung mengenai macula dan menimbulkan tajam penglihatan yang buruk.

h        Prognosa

Pada umumnya prognosa  pada pasien  hipertensi   tergantung  dari  penyakit  primernya,  berat 

ringannya  penyakit  hipertensi   itu   sendiri,   serta  komplikasi   yang timbul  dan cepatnya  tindakan atau 

pengobatan.

Page 54: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosa hipertensi yaitu :

1)     Etiologi hipertensi yang ditemukan secara dini dan sebabnya dapat dikoreksi tentu mempunyai prognosa 

yang baik misalnya akibat kelainan ginjal dan kelainan hormon, neurologi dan lain-lain.

2)     Ada tidaknya komplikasi dari organ tubuh, makin banyak komplikasi yang ditemukan pada organ tubuh 

makan prognosa makin jelek.

3)      Ada  tidaknya   resiko  payah   jantung,   ischemik,  diabetes  millitus,  hipercolesteronemia,  merokok   juga 

sangat menentukan prognosis.

4)      Tinggi rendahnya tekanan darah, makin tinggi tekanan darah maka mempunyai prognosa yang jelek 

juga.

Page 55: Askep Komunitas Dg Hipertensi

ASKEP KOMUNITAS HIPERTENSI BERAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.                  Berdasarkan kurikulum Akademi Perawatan Depkes RI tahun 1997 dan kalender akademis 

tentang Program Perkuliahan Mahasiswa Tk-II AKPER RS. Dustira TA.2001/2002.

2.                  Dalam UU Pokok Kesehatan tanggal 15 Oktober 1960 Bab I telah menyatakan bahwa tiap warga 

negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perlu diikut sertakan dalam 

usaha-usaha pemerintah.

3.                  Sesuai GBHN 1993 yang dijabarkan dalam bentuk pemerintahan di bidang kesehatan yang 

tadinya bersifat orientasi berubah menjadi pendekatan secara keseluruhan pada keluarga maupun 

masyarakat.

1.2. Tujuan Penulisan

1.                  Tujuan Umum

Page 56: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Setelah  menyelesaikan  PKK,  mahasiswa  mampu melaksanakan  pembinaan  kesehatan  keluarga  yang 

mempunyai masalah yang lazim terjadi dalam komuniti.

2.                  Tujuan Khusus

a.                    Menerapkan   konsep   dan   prinsip   epidemiologi   biostatistik   dan   kesehatan   lingkungan   dalam 

melaksanakan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok khususnya dan masyarakat pada 

umumnya.

b.                  Menerapkan asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan kepada individu, keluarga, 

kelompok khususnya dan masyarakat pada umumnya sebagai berikut :

-                       Melakukan   pengkajian   data   keperawatan   atau   kesehatan   kepada   individu,   keluarga,   kelompok 

khususnya dan masyarakat pada umunya.

-                      Merumuskan masalah atau diagnosa keperawatan, membuat perencanaan dan pemecahannya melalui 

lokmin dengan masyarakat.

-                      Melaksanakan tindakan keperawatan kepada individu, kelompok khususnya keluarga dan masyarakat 

pada umunya.

-                      Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan membuat catatan perkembangan asuhan keperawatan.

1.3. Ruang Lingkup

1.                  Pengertian puskesmas, usaha kegiatan pokok puskesmas dan tujuan puskesmas.

2.                  Pelaksana kegiatan pokok Puskesmas Padasuka.

3.                  Pengolahan data, pembinaan wilayah di RW 18 Kelurahan Padasuka.

Page 57: Askep Komunitas Dg Hipertensi

4.                  Lokmin hasil pendataan RW 18 Kelurahan Padasuka.

1.4. Rumusan Masalah

Dalam makalah atau laporan ini, kami menguraikan tentang :

1.                  Bagaimana usaha-usaha kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan.

2.                  Sejauhmana kegiatan usaha pokok puskesmas ini dapat dilaksanakan.

3.                  Bagaimana karakteristik atau keadaan wilayah binaan RW.18 Kelurahan Padasuka.

4.                  Masalah-masalah apa yang terdapat di wilayah binaan.

1.5. Cara Memperoleh Data

1.                  Observasi

Melakukan pengamanan secara langsung baik di puskesmas maupun di wilayah binaan.

2.                  Wawancara

Melakukan wawancara dengan Kepala Puskesmas Padasuka beserta staf dan masyarakat binaan RW.18 

Kelurahan Padasuka.

3.                  Literatur

Mencari sumber-sumber informasi dari buku-buku perpustakaan.

Page 58: Askep Komunitas Dg Hipertensi

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Sejarah Puskesmas

Di   Indonesia  puskesmas  merupakan  tulang  punggung  pelayanan kesehatan  tingkat  pertama. 

Sebelumnya BKIA, BP dan P4 yang dimana sarana tersebut berjalan sendiri-sendiri.

Puskesmas pada tahun 1968 dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :

1.                  Puskesmas masyarakat desa.

2.                  Puskesmas masyarakat kecamatan.

Page 59: Askep Komunitas Dg Hipertensi

3.                  Puskesmas masyarakat kewedanaan.

4.                  Puskesmas masyarakat kabupaten.

Pada rakernas puskesmas tahun 1969, puskesmas dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

1.                  Puskesmas type A, dipimpin oleh dokter penuh.

2.                  Puskesmas type B, dipimpin oleh dokter tidak penuh.

3.                  Puskesmas type C, dipimpin oleh paramedis.

Pada   rakernas  puskesmas   tahun  1970,  puskesmas  hanya  ada   satu  macam yaitu  puskesmas 

kecamatan.  Karena  berkembangnya   jumlah  penduduk   Indonesia,  maka  didirikan  puskesmas  dengan 

jumlah yang memadai yang terdiri dari puskesmas pembina dan puskesmas pembantu.

2.2. Pengertian Puskesmas

Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) adalah sebagai berikut  :

“Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok”.

Menurut DEPKES RI (1981), pengertian puskesmas adalah :

Page 60: Askep Komunitas Dg Hipertensi

“Puskesmas   adalah   suatu   kesatuan   organisasi   kesehatan   yang   langsung   memberikan   pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok”.

Sedangkan menurut DEPKES RI (1987) adalah sebagai berikut :

“1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

2. Puskesmas   adalah   unit   organisasi   fungsional   yang   secara   profesional  melakukan   upaya   pelayanan kesehatan  pokok yang menggunakan  peran serta  masyarakat  secara  aktif  untuk  dapat  memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya”.

Menurut DEPKES (1991) puskesmas adalah sebagai berikut :

“Puskesmas   adalah   suatu   kesatuan   organisasi   kesehatan   fungsional   yang   merupakan   pusat pengembangan   kesehatan   masyarakat   dan   juga   membina   peran   serta   masyarakat   disamping memberikan pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok”.

2.3. Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu :

1.                  Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2.                  Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk 

hidup sehat.

Page 61: Askep Komunitas Dg Hipertensi

3.                   memberikan  pelayanan   kesehatan   secara  menyeluruh  dan   terpadu   kepada  masyarakat  di  wilayah 

kerjanya.

2.4. Kegiatan Pokok Puskesmas

Kegiatan-kegiatan   pokok   puskesmas   yang   diselenggarakan   oleh   puskesmas   sejak   berdirinya 

semakin  berkembang  mulai  7,  12,  13  dan sekarang  meningkat  menjadi  20  usaha pokok kesehatan, 

yaitu :

1.                  Upaya kesehatan ibu dan anak

2.                  Upaya KB

3.                  Upaya peningkatan gizi

4.                  Upaya kesehatan lingkungan

5.                  Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6.                  Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

7.                  Upaya penyuluhan kesehatan

8.                  Upaya kesehatan sekolah

9.                  Upaya kesehatan olah raga

10.              Upaya perawatan kesehatan masyarakat

11.              Upaya kesehatan kerja

12.              Upaya kesehatan gigi dan mulut

Page 62: Askep Komunitas Dg Hipertensi

13.              Upaya kesehatan jiwa

14.              Upaya kesehatan mata

15.              Upaya kesehatan laboratorium sederhana

16.              Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan

17.              Upaya kesehatan usia lanjut

18.              Upaya pembinaan pengobatan tradisional

19.              Upaya kesehatan remaja

20.              Dana sehat

Page 63: Askep Komunitas Dg Hipertensi
Page 64: Askep Komunitas Dg Hipertensi

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK

PUSKESMAS PADASUKA

3.1. Struktur Organisasi Puskesmas Padasuka

KEPALA PUSKESMAS

Drg. Yuliani

NIP. 140 149 134

  

    TATA USAHA

  

Page 65: Askep Komunitas Dg Hipertensi

      BEND. UUDP BEND. PENERIMA LOGISTIK

EUIS T.     ENNY     EUIS

  

          UNIT I                          UNIT II                          UNIT III                                UNIT IV                           UNIT V

UNIT VI                       UNIT VII                                                                                

  KIA  : Hj. IIN                  P2M          : SRI            KESGI   : BASMALEM        PHN         : SRI 

PKM  : EEN R.          BP : Dr. POPPY           FARMASI : RUSDI

  KB    : Hj. ELA               KESLING : TETY        NAKER : RUSDI                   UKS                : TETY                                            BP : TETY 

  GIZI : KASMILAH        LAB.         : ENNY       USILA    : EEN R.                  JIWA              :

 KES. MATA :

Page 66: Askep Komunitas Dg Hipertensi

3.2. Susunan Organisasi Pelaksana Praktek Lapangan

KEPALA PUSKESMAS

BAMBANG SUPRIANTO

  

WAKIL KETUA

  

DEWI EKA P.

   

Page 67: Askep Komunitas Dg Hipertensi

SEKRETARIS I BENDAHARA I

TRI W.   REIVIE

SEKRETARIS I BENDAHARA I

FITRI        WIDANINGSIH

  

           SEKSI PERALATAN SEKSI HUMAS SEKSI DEKORASI

ERNA       AJAT S.  MAMAT

                                            SUTANTO      SELLY D. DEDEN N.

 SUHARTOMMY

Page 68: Askep Komunitas Dg Hipertensi

3.3. Kegiatan Mahasiswa di Puskesmas

Hari Senin, 20 Mei 2002

1. Jam 09.00 wib   :

- Orientasi lapangan

- Pengarahan dari pembimbing lapangan (Ibu Tety)

- Membentu kegiatan puskesmas

Hari Selasa, 21 Mei 2002

1. Jam 07.30 – 11.00 wib   :

- Memulai   melaksanakan   tugas   sesuai   dengan   rencana   dan 

pembagiannya

a. Ruang pendaftaran 

Nama mahasiswa : - Suhartommy

  - Fitri m.

Kegiatan : - Mencatat resep obat yang telah diberikan kepada pasien ke dalam 

buku resep obat

- Mendata  kunjungan  pasien  ke  Puskesmas  Padasuka  dan  tercatat  42 

orang dengan berbagai kunjungan antara lain umum 20 orang, KS 6 orang dan Askes 16 orang.

Pembimbing ruangan : Ibu Enny

b. Ruang BP (Balai Pengobatan) 

Page 69: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Nama mahasiswa : - Sutanto

  - Reivleyanti

      - Selidarwati

Kegiatan : - Mengobservasi TTV

- Anamnesa

- Memberi resep kepada pasien

Alat-alat yang digunakan : 1. Tensimeter

2. Stetoskop

3. Kertas (kecil)

4. Bulpen

5. Timbangan BB

Jumlah pasien : 25 orang ( dewasa 15 orang dan anak-anak 10 orang)

Penyakit yang sering : TB paru + Hipertensi + Flu + Batuk

Pembimbing ruangan : Ibu Eeen dan Ibu Tety

c. Ruang gigi

Nama mahasiswa : - Widaningsih

  - Dede Nuryadi

Kegiatan : - Memanggil pasien

Page 70: Askep Komunitas Dg Hipertensi

- Melihat prasat dari pembimbing

-  Membantu  mengganti   air   kumur   dan  mencuci   alat-alat   yang   telah 

digunakan

Jumlah pasien : 9 orang 

Pembimbing ruangan : Ibu Basmalem

d. Ruang KIA (KB dan posyandu)

Nama mahasiswa : - Mamat Rahmat

  - Erna Susi

Kegiatan : - Memanggil pasien

- Melihat prasat dari pembimbing

Jumlah pasien : 2 orang (suntik KB)

Pembimbing ruangan : Bidan Hj. Iin H. dan Bidan Hj. Elas

e. Ruang obat

Nama mahasiswa : - Dewi Eka

  - Ajat Sudrajat

Page 71: Askep Komunitas Dg Hipertensi

      - Tri Windarti

Kegiatan : - Memberi  obat  sesuai  dengan resep yang diberikan kepada setiap 

pasien yang mendapat resep

Obat yang tersedia : - Paracetamol, Antalgin, Vit B1, B6, B Complek

- Vitamin C

- Sodium Bicarbonat

- Antasida

- Dexametason

- CTM

- Chlorampenicol, dll.

Alat-alat yang digunakan : 1. Obat

2. Plastik

3. Gerusan

4. Kertas (pembungkus obat)

5. Kertas (kecil)

6. Bulpen

7. Hecter

Pembimbing ruangan : Bapak Rusdi dan Ibu Ade

2. Jam 11.00 – 11.30 wib   :

Page 72: Askep Komunitas Dg Hipertensi

- Melakukan kesehatan lingkungan seluruh ruangan di puskesmas secara 

bersama-sama

Hari Rabu, 22 Mei 2002

1. Jam 07.30 – 11.30 wib   :

- Berkunjung   ke   rumah   Bapak   UU   (Ketua   RW.18),   bersama   dengan 

pembimbing puskesmas (Ibu Tety)

- Meninjau derah-daerah disekitar RW.18 mulai dari RT.01 s.d. RT.09

Hari Kamis, 23 Mei 2002

1. Jam 07.30 – 11.30 wib   :

- Melakukan pengumpulan data ke tiap-tiap rumah penduduk,  dimulai 

dari RT.09.

Hari Jum’at, 24 Mei 2002

1. Jam 08.30 – 18.00 wib   :

- Melakukan   pengumpulan   data   ke   tiap-tiap   rumah   penduduk, 

dilanjutkan ke RT.08.

2. Jam 14.00 – 18.00 wib   :

- Melanjutkan pendataan ke RT.07 dan RT.08 yang terlewat.

Hari Sabtu, 25 Mei 2002

Page 73: Askep Komunitas Dg Hipertensi

1. Jam 08.00 – 12.00 wib   :

- Melakukan pengumpulan data ke RT.06 dan dilanjutkan ke RT.05.

3.4. Kegaiatan Pokok Puskesmas Padasuka

Dalam program kesehatan nasional, usaha pokok kesehatan masyarakat meliputi 20 usaha. 

Dewasa ini usaha pokok kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas meliputi :

1.                  KIA dan KB

Penanggungjawab : Bd. Hj. Iin

Dibantu oleh petugas medis : Bd. Hj. Elas

Pelaksanaan usaha kegiatan pokok ini dilaksanakan pada hari :

Senin : Imunisasi Bayi

Kegiatan :  - Pemberian imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak

- Mengisi KMS

- Menimbang berat badan bayi

Rabu : Pelayanan KB

Kamis : Periksa hamil

Kegiatan : - Mengukur TTV dan atropometri

- Melaksanakan pemeriksaan leopad

Page 74: Askep Komunitas Dg Hipertensi

- memberikan   imunisasi   TT   pada   ibu   hamil   yang   belum 

mendapatkannya

2.                  Upaya Pengobatan

Penanggungjawab : Dr. Poppy

Pelaksanaan kegiatan pokok dilaksanakan oleh Ibu Tety dan Ibu Sri yang dilaksanakan setiap hari 

dengan kegiatan :

a. Menerima pasien yang mempunyai keluhan/penyakit

b. Mengukur tanda-tanda vital

c.                   Anamnesa dan pemeriksaan

d.                  Pemberian resep

3. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

Penanggungjawab : Dr. Tety

Pelaksanaannya dilaksanakan setiap hari dibantu oleh petugas medis Ibu Basmalem, meliputi :

a.                   Pengobatan abses gigi

b.                  Pencabutan gigi pada anak dan dewasa

c. Penambalan gigi

d. Pembuangan karang gigi

e.                   Konsultasi

4. Kegiatan Pokok

Penanggungjawab : Bapak Rusdi

Page 75: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Pelaksanaannya dilaksanakan oleh Ibu Ade, kegiatan dilaksanakan setiap hari, meliputi :

a.                   Penerimaan resep obat

b.                  Meracik obat

c.                   Memberikan obat ke pasien serta memberikan informasi tentang fungsi dan cara kerja obat serta 

cara aturan pakai

5. Upaya Kesehatan Lingkungan

Penanggungjawab : Ibu Tety

Kegiatan meliputi :

a.                   Keluarga sehat yaitu lingkungan sehat, prilaku sehat, pelayanan kesehatan yang baik, keturunan

b.                  Lingkungan yang tidak sehat mengakibatkan terjadinya penyakit

6. Upaya Perbaikan Gizi

Penanggungjawab : Ibu Kasmilah

Kegiatannya meliputi :

a. Mengenali penderita kekurangan gizi dan mengobatinya

b. Memberikan PMT yang mengandung protein dan kalori yang cukup pada anak balita dan ibu menyusui

c.                   Memberikan Vitamin A pada anak balita

7. Upaya Kesehatan Sekolah

Penanggungjawab : Dr. Tety

Kegiatannya meliputi :

Page 76: Askep Komunitas Dg Hipertensi

a.                   Membina sarana keteladanan sekolah

b.                  Membina kebersihan perseorangan peserta didik

c.                   Menjaring kesehatan peserta didik kelas 1

d.                  Pemeriksaan kesehatan setahun sekali untuk kelas 2 dan 6

e.                   Imunisasi peserta didik kelas 1 dan 6

f.                   Pengawasan terhadap keadaan air

g.                  Pengobatan ringan dan pertolongan pertama

h.                  Rujukan medis

i.                    Penanganan kasus anemia gizi

j.                    Pembinaan teknis dan pengawasan sekolah

k.                  Pencatatan dan pelaporan

8. Laboratorium Kesehatan

Penanggungjawab : Ibu Enny

1. Di ruang laboratorium

a.                   Penerimaan pasien

b.                  Pengambilan spesiemen

c.                   Penanganan spesiemen

d.                  Pelaksanaan pemeriksaan

e.                   Penanganan sisa spesiemen

Page 77: Askep Komunitas Dg Hipertensi

f.                   Pencatatan hasil pemeriksaan

g.                  Pengecekan hasil pemeriksaan

h.                  Penyampaian hasil pemeriksaan

2.                  Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi :

a.                   Persiapan pasien

b.                  Pengambilan spesiemen

c.                   Menyerahkan spesiemen untuk diperiksa

9. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Penanggungjawab : Ibu Sri

a.                   Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit

b.                  Melaporkan kasus penyakit menular 

c.                   Menyelidiki di lapangan kebenaran tentang laporan kasus yang masuk

d.                  Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit

e.                   Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi

f.                   Pemberian imunisasi

g.                  Pemberantasan vektor

h.                  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

Page 78: Askep Komunitas Dg Hipertensi

10. Upaya Kesehatan Mata

a.                   Pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokoknya

b.                  Upaya kesehatan mata : anamnesa, pemeriksaan virus dan mata luar, pengobatan dan pemberian kacamata

11. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

a.                   Asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah

b.                  Asuhan keperawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat

c.                   Pelayanan keperawatan masyarakat

d.                  Pelayanan  keperawatan  kepada kelompok khusus, diantaranya : Ibu hamil, bateki, balita, usila, dll.

12. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja

a.                   Identifikasi masalah, meliputi :

1)                  Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala

2)                  Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang berobat ke puskesmas

3)                  Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja

b.                   Kegiatan   peningkatan   kesehatan   tenaga   kerja   malalui   peningkatan   gizi,   lingkungan   dan 

kesejahteraan

c.                   Pencegahan kecelakaan akibat kerja

d.                  Pengobatan kasus penyakit akibat kerja

e.                   Pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit

f.                   Rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit

13. Upaya Kesehatan Olah Raga

Page 79: Askep Komunitas Dg Hipertensi

a.                   Pemeriksaan kesehatan berkala

b.                  Penentuan tekanan latihan

c.                   Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi

d.                  Pelatihan dan pelaksanaan senam aerobik olah kader masyarakat

14. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

a.                   Penyuluhan kesehatan masyarakat maerupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap program puskesmas

b.                  Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri

15. Upaya Pembinaan Peran Serta Masyarakat

a.                   Penggalangan dukungan penentu kesehatan, pimpinan wilayah, lintas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan

b.                  Persiapan petugas kesehatan melalui latihan, orientasi atau sarahsehan

c.                   Pelaksanaan kesehatan oleh dan untuk  masyarakat melalui kader yang telah dilatih

d.                  Persiapan masyarakat

e.                   Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat

16. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

a.                   Dilakukan oleh semua puskesmas

b.                  Pencatatn dan pelaporan meliputi :

1)                  Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas

2)                  Data ketenagaan di puskesmas

3)                  Data sarana yang dimiliki puskesmas

Page 80: Askep Komunitas Dg Hipertensi

4)                  Data kegiatan puskesmas yang dilakukan baik di dalam dan di luar gedung puskesmas

17. Dana Sehat

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

DATA WILAYAH RW XVIII KAMPUNG CISANGKAN HILIR

KELURAHAN PADASUKA KECAMATAN CIMAHI TENGAH

Page 81: Askep Komunitas Dg Hipertensi

4.1. Data Demografi

A. Luas wilayah

Luas wilayah RW XVIII Kp. Cisangkan Hilir Kel. Padasuka adalah  + 30.000 km2, yang terdiri 

dari :

- Pemukiman : + 23.000 km2

- Sawah : +   2.000 km2

- Jalan/gang : +   2.500 km2

- Selokan : +   1.500 km2 

- Tanah kosong : +   1.000 km2 

B. Batas wilayah

Batas wilayah RW XVIII Kp. Cisangkan Hilir Kel. Padasuka adalah :

- Sebelah Utara : RW XVII

- Sebelah Selatan: RW VIII dan RW XIX

- Sebelah Timur : Kelurahan Setimanah

- Sebelah Barat : RW IV

C. Keadaan tanah

Keadaan tanah di wilayah RW XVIII Kp. Cisangkan Hilir Kel. Padasuka adalah subur

4.2. Data Demografi

Page 82: Askep Komunitas Dg Hipertensi

A. Jumlah penduduk

1. Jumlah KK : 418 KK

2. Jumlah penduduk : 1.764 orang

3. Laki-laki : 905 orang

4. Perempuan : 859 orang

B. Distribusi penduduk menurut usia :

C. Distribusi pekerjaan kepala keluarga

Page 83: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Grafik Pekerjaan Kepala Keluarga

D. Distribusi pendidikan kepala keluarga

Grafik Pendidikan Kepala Keluarga

Analisa DataMelihat data di atas, dapat dianalisa bahwa kelompok usia di RW XVIII yang menonjol 49,7% 

adalah umur antar 15 – 45 tahun. Ini menunjukkan bahwa kelompok usia yang terbesar di RW XVIII 

adalah usia prodiktif.

Page 84: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Dari data KK dapat dianalisa pendidikan KK 43,3% SD dan 26,3% SMA. Dengan pekerjaan KK 

yang terbanyak adalah wiraswasta/dagang, namun demikian masih ada yang tidak bekerja sebanyak 

1,2%.

A. GIZI

TABEL A.1

FREKUENSI MAKAN

TABEL A.2

FREKUENSI KONSUMSI PROTEIN HEWANI

Page 85: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL A.3

FREKUENSI KONSUMSI SAYURAN

TABEL A.4

FREKUENSI KONSUMSI BUAH-BUAHAN

Page 86: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL A.5

JENIS PROTEIN HEWANI YANG DIMAKAN

TABEL A.6

MAKANAN TAMBAHAN

TABEL A.7

PANTANGAN MAKANAN DALAM KELUARGA

TABEL A.8

KEBIASAAN MENGOLAH MAKANAN

Page 87: Askep Komunitas Dg Hipertensi

 

Analisa DataDari data gizi di atas dapat dianalisa bahwa masyarakat RW XVIII sudah mengerti tentang 

pentingnya konsumsi makanan yang mengandung protein, saturan dan buah-buahan. Begitu juga 

dengan   pemberian  makanan   tambahan,   namun  masih   ada   sebanyak   29,4%   yang   tidak   pernah 

memberikan   makanan   tambahan.   Sebaiknya   makanan   tambahan   diberikan   untuk   melengkapi 

pemenuhan gizi.  Untuk kebiasaan mengolah makanan sebanyak 44,3% dilaksanakan dengan cara 

diiris,  dicuci  dan  dimasak  dan  2,6%  langsung  dimasak.  Supaya  nilai   gizi   yang   terkandung  dalam 

makanan tidak rusak dan berkurang sebaiknya kebiasaan mengolah makanan adalah dicuci,  diiris 

dan dimasak.

B. KEBERSIHAN DIRI KELUARGA

TABEL B.1

POLA MANDI

TABEL B.2

Page 88: Askep Komunitas Dg Hipertensi

CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN

TABEL B.3

KEBERSIHAN KUKU

TABEL B.4

PENGGUNAAN ALAS KAKI

Analisa Data

Dalam hal kebersihan diri, keluarga dari masyarakat RW XVIII sudah baik.

Page 89: Askep Komunitas Dg Hipertensi

C. REPRODUKSI

TABEL C.1

JUMLAH IBU HAMIL

TABEL C.2

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

TABEL C.3

TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Page 90: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL C.4

FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN

TABEL C.5

KESULITAN DALAM KEHAMILAN

TABEL C.6

SELERA MAKAN HAMIL

TABEL C.7

KELUHAN SAAT KEHAMILAN

Page 91: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL C.8

IMUNISASI IBU HAMIL

Analisa DataJumlah ibu hamil di RW XVIII adalah 13 orang. Seluruh ibu hamil memeriksakannya di bidan. 

Sebanyak 3 orang ibu hamil memeriksakan kehamilannya tidak teratur, hal ini dapat mengakibatkan 

tidak terpantaunya kesehatan ibu dan janin oleh karena itu setiap ibu hamil harus memeriksakan 

secara teratur.

Untuk imunisasi ibu hamil masih ada 2 orang yang baru 1 kali mendapatkan imunisasi yang 

seharusnya ibu tersebut harus mendapatkan 2 imunisasi. Imunisasi bagi ibu hamil sangat penting 

untuk mencegah timbulnya penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan.

2. Ibu Bersalin

TABEL C.9

TEMPAT PERTOLONGAN BERSALIN

(1 TAHUN TERAKHIR)

Page 92: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL C.10

KESULITAN WAKTU BERSALIN

(1 TAHUN TERAKHIR)

Analisa Data

Page 93: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Jumlah   ibu  bersalin   1   tahun   terakhir   ini   ada   27  orang  dengan  pengawasan  oleh  bidan 

sebanyak 22 orang (81,5%)

3. Ibu Nifas

TABEL C.11

PENGAWASAN NIFAS

(1 TAHUN TERAKHIR)

Analisa DataSebanyak 4 orang ibu nifas dilakukan oleh dukun/paraji, agar pengawasan baik dukun/paraji 

yang dapat mengawasi adalah dukun terlatih.

4. KB

TABEL C.12

JUMLAH PUS

Page 94: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL C.13

PROGRAM KELUARGA BERENCANA

TABEL C.14

AKASAN TIDAK KB

TABEL C.15

ALAT KONTRASEPSI

Page 95: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL C.16

PELAYANAN KB

Analisa DataJumlah PUS di RW XVIII adalah 311 PUS yang tidak mengikuti KB sebanyak 67 PUS. 18 PUS 

tidak mengikuti KB dengan alasan ragu-ragu dengan demikian bagi PUS yang masih ragu-ragu perlu 

mendapatkan   penyuluhan   mengenai   KB   agar   mantap   dalam   menggunakan   salah   satu   alat 

kontrasepsi.

Alat kontrasepsi yang digunakan seluruhnya adalah metode kontrasepsi efektif terpilih yaitu 

IUD, pil, suntik, MOW/MOP. Pelayanan KB sebanyak 84,4% dilakukan di bidan, hal ini menunjukkan 

bahwa PUS yang menggunakan alat kontrasepsi sudah mengerti bahwa KB suatu kebutuhan.

D. Perawatan Bayi dan Balita

1. Bayi

TABEL D.1

JUMLAH BAYI

Page 96: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL D.2

IMUNISASI BAYI

TABEL D.3

TEMPAT PEMERIKSAAN BAYI

TABEL D.4

WAKTU PEMERIKSAAN BAYI

Page 97: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL D.5

MINUM/MAKANAN BAYI

(0-1 TAHUN)

Analisa DataJumlah bayi di RW XVIII adalah 30 orang dengan rincian imunisasi terlihat dalam tabel D.2. 

Mengenai pemeriksaan bayi masyarakat RW XVIII 76,7% memeriksakan bayinya ke bidan dan 20,1% 

memeriksakan   bayinya   ke   posyandu.   Dengan   demikian   masyarakat   RW   XVIII   belum   dapat 

memanfaatkan posyandu semaksimal mungkin.

2. Balita

TABEL D.6

JUMLAH BALITA

Page 98: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL D.7

IMUNISASI BALITA

TABEL D.8

TEMPAT PEMERIKSAAN BALITA

TABEL D.9

WAKTU PEMERIKSAAN BALITA

Page 99: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL D.10

PEMBERIAN MINUM SUSU

TABEL D.11

UMUR WAKTU DISAPIH

TABEL D.12

PANTANGAN MAKAN ANAK

Analisa Data

Page 100: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Jumlah balita di RW XVIII adalah 154 orang, sebanyak 73 orang balita (47,4%) balita diperiksa 

bila sakit saja. Sebaiknya balita meskipun tidak sakit perlu mendapat  pemeriksaan untuk memantau 

pertumbuhan dan perkembangan ini perlu dengan cara membawa balita ke posyandu. Umur waktu 

disapih sebanyak 77 balita (50%) 2 – 3 tahun, umur yang baik untuk disapih adalah 2 tahun.

E. POLA PERAWATAN KELUARGA

TABEL E.1

PERTOLONGAN BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

TABEL E.2

YANG MERAWAT DI RUMAH

TABEL E.3

PENYAKIT YANG SERING DIDERITA

Page 101: Askep Komunitas Dg Hipertensi

Analisa DataDari data di atas, di RW XVIII penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah ISPA sebanyak 

31 orang (51,7%), hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan kurang bersih dan keadaan rumah yang 

tidak memenuhi syarat yaitu kurang ventilasi.

F. KESEHATAN LANSIA

TABEL F.1ANGGOTA KELUARGA LANSIA

Analisa DataJumlah  lansia sebanyak 76 orang di RW.XVIII,  di   lingkungan masyarakat belum terbentuk 

posyandu, diharapkan agar posyandu terbentuk untuk memantau kesehatan lansia.

G. DATA PSIKOSOSIAL

TABEL G.1ORANG YANG PENTING DALAM KELUARGA

Page 102: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL G.2YANG SERING BERTINDAK BILA ADA YANG SAKIT

TABEL G.3POLA REKREASI

TABEL G.4

PENDIDIKAN KESEHATAN

 

TABEL G.5

TEMPAT MENDENGARKAN PENYULUHAN

Page 103: Askep Komunitas Dg Hipertensi

 

TABEL G.6

ORANG YANG PENTING DALAM KELUARGA

 

Analisa DataWarga   RW   XVIIIsebanyak   116   keluarga   mendapat   pendidikan   kesehatan   dari   petugas 

kesehatan serta 132 keluarga menerima terhadap penyuluhan kesehatan dengan demikian warga 

RW XVIII sudah mengerti tentang penyuluhan kesehatan.

H. KESEHATAN LINGKUNGAN

TABEL H.1

PEMBAGIAN RUANGAN

Page 104: Askep Komunitas Dg Hipertensi

 

TABEL H.2

RUMAH YANG DITEMPATI

 

TABEL H.3

LANTAI RUMAH

 

TABEL H.4

VENTILASI RUMAH

Page 105: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL H.5

PENERANGAN WAKTU SIANG

 

TABEL H.6

PEMBUANGAN SAMPAH

 TABEL H.7

BINATANG PELIHARAAN DI RUMAH

 

TABEL H.8

PENEMPATAN KANDANG TERNAK

Page 106: Askep Komunitas Dg Hipertensi

TABEL H.9

PEMBUANGAN KOTORAN

 

TABEL H.10

SUMBER AIR MINUM

 

TABEL H.11

JARAK SUMBER AIR MINUM DENGAN PEMBUANGAN KOTORAN

Page 107: Askep Komunitas Dg Hipertensi

 

TABEL H.12

PEMBUANGAN AIR LIMBAH

 

Analisa DataSebanyak  49   rumah  tidak  ada  pembagian   ruangan   (bersatu)  dan   rumah  yang  ditempati 

sebanyak  82 rumah adalah kontrakan.  Masih  ada sebanyak  4  rumah berlantaikan  tanah dengan 

ventilasi   yang   kurang   sebanyak   63   rumah  dan  tidak   ada   ventilasi   sebanyak   26   rumah.  Hal-hal 

tersebut dapat mempengaruhi terhadap kesehatan karena dengan lantai tanah dan ventilasi yang 

kurang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.

Penempatan kandang ternak sebanyak 17 rumah yang menempel di rumah, hal ini dapat 

menyebabkan polusi karena bau yang tidak sedap dan juga dapat mengganggu pernafasan.

Jarak   sumber   air   dengan   pembuangan   kotoran   sebanyak   139   (52,8%)   berjarak   10  M. 

Pembuangan  air   limbah  disaranakan  pembuangan   terbuka  sebanyak  108   rumah.  Hal   ini     dapat 

menyebabkan   tercemarnya   sumber   air   minum   yang   dapat   mengakibatkan   gangguan   sistem 

pencernaan.

I. DANA SEHAT

Page 108: Askep Komunitas Dg Hipertensi

 

TABEL I.1

KELUARGA YANG MENJADI ANGGOTA DANA SEHAT

(JPKM, ASKES, JAMSOSTEK)

 

TABEL I.2

KELUARGA YANG MENDAPAT DANA BANTUAN KESEHATAN

(JPSBK)

 

Analisa DataWarga RW XVIII sebanyak 304 KK tidak mempunyai dana sehat, sedangkan yang mempunyai 

JPSBK sebanyak 14 KK. Dengan demikian diharapkan agar setiap anggota keluarga memiliki dana 

sehat, sehingga dapat membantu dalam pelayanan kesehatan.

J. SUMBER INFORMASI KESEHATAN

TABEL J.1

SUMBER INFORMASI KESEHATAN KELUARGA

Page 109: Askep Komunitas Dg Hipertensi

 

TABEL J.2

SUMBER INFORMASI YANG PALING COCOK UNTUK

MEMBERIKAN INFORMASI KESEHATAN

 

Analisa DataDari data di atas dapat dianalisa bahwa menurut masyarakat RW XVIII,  sumber informasi 

yang palin cocok untuk memberikan informasi kesehatan adalah petugas kesehatan.

Page 110: Askep Komunitas Dg Hipertensi

K. PERTOLONGAN PERTAMA BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

TABEL K.1

KELUARGA MENYEDIAKAN OBAT PANAS, DIARE DIRUMAH

TABEL K.2

KELUARGA MENGETAHUI TINDAKAN YANG PERLU DILAKUKAN BILA ANGGOTA KELUARGA YANG

MENGALAMI PANAS, DIARE, LUKA

Analisa DataSebanyak   292   keluarga   selalu  menyediakan   contoh     obat   panas/diare   dirumah   untuk 

memberikan  pertolongan  pertama  bila   ada  anggota   keluarga   yang   sakit.   Sebanyak   63  KK  tidak 

mengetahui tindakan yang perlu dilakukan bila anggota keluarga mengalami panas, diare dan luka. 

Dengan demikian diperlukan penyuluhan tentang pertolongan pertama bila ada anggota keluarga 

yang sakit.

Page 111: Askep Komunitas Dg Hipertensi

BAB V

TANYA JAWAB LOKAKARYA MINI

5.1. Pertanyaan

Page 112: Askep Komunitas Dg Hipertensi

1.             Bagaimana caranya jika jarak sumber air kurang dari 10 meter dengan pembuangan kotoran ?

(Pertanyaan Bapak Jajang)

2.             Sebutkan macam-macam makanan tambahan ?

(Pertanyaan Ibu Enung)

5.2. Jawaban

1.             Dengan cara membuat sumur yang dasarnya ditembok dengan kedalaman + 10 meter dan pinggir 

dari sumur ditembok juga.

2.             Macam-macam makanan tambahan, yaitu :

- Bubur kacang hijau

- Bubur lemu

- Agar-agar

- Snack

BAB VI

Page 113: Askep Komunitas Dg Hipertensi

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dengan   berakhirnya kegiatan di  Puskesmas Padasuka dan masyarakat  RW.XVIII  Kelurahan 

Padasuka, maka kelompok kami menarik kesimpulan sebagai berikut :

1.             Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat RW.XVIII Kelurahan Padasuka adalah  SD (Sekolah Dasar)

2.             Rata-rata pemeriksaan kehamilan masyarakat RW.XVIII Kelurahan Padasuka adalah di bidan dengan 

kebanyakan menggunakan alat kontrasepsi suntik.

3.             Ventilasi udara masalah kesehatan lingkungan

a.              Ventilasi udara yang kurang tidak memenuhi syarat kesehatan.

b.             Kurangnya sarana MCK yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

c.              Bentuk jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

d.             Jarak kandang yang tidak memenuhi syarat.

e.               Pembuangan air limbah yang belum sepenuhnya memenuhi syarat kesehatan.

f.              Jarak sumber air dengan jamban yang kurang dari 10 meter dan belum memenuhi syarat kesehatan.

Page 114: Askep Komunitas Dg Hipertensi

6.2. Saran

Untuk pihak puskesmas agar dapat menindaklanjuti masalah kesehatan lingkungan dan juga 

agar puskesmas dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 

Page 115: Askep Komunitas Dg Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

1.             Effendi. Nasrul, 1998, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta , EGC.

2.             M.K. Khumaidi, Gizi Mayyarakat, PT. BPK, Gunung Mulia, Jakarta, 1994.

3.             Moehji. Sjalmen, Ilmu Gizi, Bhtatara Karya Aksara, Jakarta, 1987.

4.             World Health Organization (WHO), Kader Kesehatan Mayarakat, Alih Bahasa Dr. Adi Heru S., Msc., 

EGC, 1987.

5.             FKPP SPK Se-Jawa Barat, Bandung.