Askep komunitas penyakit menular

26

Click here to load reader

Transcript of Askep komunitas penyakit menular

Page 1: Askep komunitas penyakit menular

ASKEP KOMUNITAS PENYAKIT MENULAR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Menular Di Dunia

Dinegara-negara berkembang pola epidemiologi penyakit tampak bahwa pola

prevalensi penyakit infeksi dan parasit masih sangat tinggi, misalnya penyakit infeksi

saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare (Santoso L, 1998). Penyakit menular merupakan

penyakit yang ikut bertanggung jawab terhadap tingginya angka kematian di dunia.

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan mikroorganisme, baik bakteri, virus,

maupun jamur, yang bisa ditularkan dari satu orang penderita kepada orang sehat hingga

menyebabkan sakit seperti sumber penularan.

Berikut ini adalah 10 wabah penyakit menular yang banyak menimbulkan

kematian dan mengurangi populasi penduduk dunia.

1. Black Plague (wabah penyakit pes)

Terjadi di Eropa pada tahun 1347, ketika perahu yang datang dari Krimea

merapat di Mesina, Sisilia. Perahu tersebut ternyata membawa wabah penyakit pes.

Dalam empat tahun sekitar sepertiga penduduk benua eropa tewas oleh wabah

tersebut.Wabah penyakit Pes tersebut kemudian menyebar ke Asia,Cina menjadi

korban terbanyak. Penduduk Cina berkurang dari 123 juta menjadi 65 juta selama abad

ke 14. Hama bakteri ini ditularkan oleh kutu yang telah terinfeksi Pes dari tikus ke

manusia. Pada tahun 1896 giliran India di serang wabah ini. India kehilangan 10 juta

penduduknya dalam kurun waktu 12 tahun.

2. Wabah Penyakit Cacar

Penduduk asli Amerika 90% meninggal karena wabah ini. Ketika para negara

penjajah sampai pertama kali di Massachusetts,mereka menemukan daerah itu praktis

tanpa penghuni karena hampir semua orang Indian lokal mati karena penyakit ini. Pada

tahun 1518 cacar juga menyerang Meksiko dan Peru. Cacar dinyakini menjadi penyakit

mematikan pada saat itu. Pada tahun 1970,cacar membunuh hampir 2 juta orang setiap

tahunnya. Cacar di temukan terakhir tahun 1977 di Somalia.

3. Leishmaniosis

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang menyebar melalui gigitan lalat pasir

( Phlebotomus ). Penyakit ini menginfeksi 2 juta orang pertahun dan sekitar 12 juta

ditemukan diseluruh dunia. Jenis yang paling parah adalah “ Kala Azar ” (“demam

Page 2: Askep komunitas penyakit menular

hitam” dalam Hindu), yang menginfeksi 500.000 orang, dan inkubasi berlangsung

selama beberapa minggu. parasit ini menyebabkan infeksi kulit seluruh tubuh, dan

perdarahan hidung. Hal ini menyebabkan luka parah pada kaki dan cacat fisik

sementara atau definitif. Kala Azar menyebabkan pembengkakan limpa dan hati dan

menyerang sumsum tulang . Tanpa perawatan, parasit membunuh 75-95% pasien. Hal

ini ditemukan terutama di Afrika, Cina, India, Amerika Latin, dan kadang-kadang

terjadi wabah di Meksiko dan Amerika Serikat. Obat terbaik adalah Pentostam .

Amfoterisin B intravena efektif.

4. Wabah Malaria

Malaria menjangkiti 500 juta orang di seluruh dunia. Disebabkan oleh protozoa

tersebar oleh nyamuk betina Anopheles . Ditemukan 300 juta kasus-parah. Di desa-desa

Afrika timur, anak-anak digigit oleh nyamuk pembawa malaria Anopheles 50-80 kali

sebulan. Hal ini memicu demam, menggigil, berkeringat banyak, artikulasi nyeri, sakit

kepala parah, muntah dan kelemahan ekstrim, sehingga sakit bahkan tidak bisa

menangis.

Setiap tahun, 1,5 juta orang meninggal karena malaria (satu juta di Afrika

Selatan Sahara), seorang anak meninggal setiap 30 detik. Sekitar 120 juta orang

meninggal karena malaria sejak 1914, dan penyakit ini endemik di 101 negara,

terutama didaerah tropis, di Afrika, Asia dan Amerika.

Menyebar selama musim hujan, ketika nyamuk berkembang biak. Kina diekstraksi dari

kulit pohon kina Amerika Selatan menyelamatkan jutaan penderita malaria. Banyak

perawatan telah dikembangkan (mefloquine, Halofantrine, produk Artemisia) tetapi

tidak memiliki efektivitas total, sebagai parasit terus bermutasi.

5. Gonore dan Sifilis

Gonore dan sifilis yang dipicu oleh dua bakteri ( Neisseria dan Treponema

pallida ) dan ditularkan secara seksual. 62 juta orang di seluruh dunia terkena penyakit

ini, terutama usia 15-29 tahun, di seluruh planet ini, terutama di daerah perkotaan dan

tingkat sosial ekonomi rendah. Pada pria, gonore menghasilkan inkontinensia, nyeri

uretra, kemerahan, penis rasa panas dan peradangan testis. Pada wanita, itu

menyebabkan rasa sakit parah.

Ulcered menginduksi lesi sifilis ( syphilis chancre ) di lokasi pintu masuk.

Setelah itu, memicu letusan kulit, demam, rambut rontok, hepatitis kurang parah dan

condilloms gential, tetapi jika tidak diobati, luka mencakup sistem saraf, yang

Page 3: Askep komunitas penyakit menular

menyebabkan kematian. Perlakuan terdiri dari antibiotik yang sangat kuat (ceftriaxone,

sefiksim, dan lain-lain) yang juga sangat mahal.

6. Pneumonia

Pneumonia mempengaruhi 1% dari penduduk planet ini dan disebabkan oleh

virus atau bakteri (seperti Aeromonas hydrophila ). Akibat dari penyakit ini adalah,

demam, menggigil, berkeringat, batuk dengan dahak, otot, kepala dan nyeri dada,

hilangnya nafsu makan, kelemahan. Penyakit ini telah membunuh 3,5 juta penduduk

dunia setiap tahunnya. Terutama pasien dengan immunodepression parah, orang-orang

yang mengikuti kemoterapi, orang-orang yang lebih tua dari 75, penderita asma,

perokok, pecandu alkohol, mereka yang memiliki insufisiensi ginjal dan anak-anak di

bawah usia 2 tahun. Terutama sekali terjadi di negara-negara miskin.

7. Penyakit Tidur

Penyakit tidur dipicu oleh gambiense Tripanosoma dan rhodesiense T. protozoa

disebarkan oleh lalat tse-tse ( Glossina ). Varian Amerika, T cruzi, disebarkan gigitan

serangga menyebabkan penyakit yang disebut Chagas. Racun dari parasit terutama

mempengaruhi sistem saraf pusat dan otot jantung yang menyebabkan demam, edemas,

kantuk, dan meningitis. Hal ini mempengaruhi 60 juta orang, tetapi hanya 4.000.000

menerima perawatan, dan membunuh 150.000 orang per tahun.

8. Tifus

Pada tahun 1918-1919 membunuh lebih dari 30 juta orang setelah Perang Dunia

Pertama selesai.

9. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Koch . TBC ditemukan bahkan di mumi

berasal dari Mesir kuno dan Peru. 2 juta orang meninggal setiap tahun karena TBC.

Sekitar 150 juta orang diperkirakan telah meninggal karena TBC sejak 1914. Sepertiga

dari orang membawa bakteri Koch, yang menyebar melalui udara dan mempengaruhi

seluruh tubuh, terutama paru-paru. Hal ini menyebabkan batuk yang berkepanjangan,

demam, menggigil, dahak berdarah, berat badan turun drastis, berkeringat.

Hal ini menginfeksi sepertiga penduduk dunia dan setiap tahun lain 8.000.000

kasus baru muncul. Lebih banyak menyerang perempuan pada usia antara 15 dan 45

tahun. TBC tersebar di seluruh dunia, kasus terbanyak ditemukan di Bangladesh, Cina,

Indonesia, Filipina, India dan Pakistan.

10. AIDS

Page 4: Askep komunitas penyakit menular

WHO memperkirakan antara 5 -10 juta orang telah terinfeksi HIV dan 10-30%

diantaranya akan menjadi penderita AIDS. Serta terdapat sejumlah 33 juta orang hidup

dengan HIV positif, di antaranya 30 juta berada di negara berkembang. Di Indonesia,

menurut laporan UNAIDS (2008), diestimasikan jumlah orang dengan HIV positif

mencapai 270.000, anak-anak dan dewasa. AIDS diperkirakan telah menyerang 46-

60000000 orang dan itu dihasilkan oleh human immunodeficiency virus (HIV),

menyebar melalui darah, air mani, dan cairan vagina. Ada yang bilang virus ini masih

dalam tahap awal. Gejala penyakit ini sangatlah pelan, mulai dengan kelelahan dan

demam. Setelah itu, peradangan ganglion muncul bersama diare, radang paru-paru dan

penurunan berat badan. Pada tahap akhir, penderita akan mengalami kematian.

Setiap menit, lima orang baru terinfeksi HIV, dan virus yang membunuh orang-

orang muda, ditemukan dalam periode produktif. Telah membunuh 25 juta orang sejak

tahun 1981 dan sekitar 3,3 juta orang dengan HIV meninggal setiap tahun. 68.000.000

orang bisa mati antara 2000-2020. Afrika telah kehilangan 20% dari tenaga kerja

tersebut. 28.000.000 dari yang terinfeksi HIV ditemukan di Afrika, dan 500.000 di

Eropa Barat; 300.000 di Eropa Timur, 600.000 di Asia Timur dan Oseania; 2.600.000

di Amerika (sebagian besar Amerika Selatan).

B. Penyakit Menular Di Indonesia

Berdasarkan SKRT 1986, ditunjukan bahwa sebagian besar kematian penduduk

disebabkan oleh penyakit menular. Sebagian besar penyebab kematian bayi oleh karena

penyakit menular akut yaitu: ISPA 23,4% ; PD31 19,4% dan Diare 15,6%. Semakin

rendahnya angka kematian bayi dan kematian kasar, serta meningkatnya harapan hidup

maka akan mendorong terjadinya perubahan dan pola penyakit. Kecuai demam

berdarah (DHF), HIV/AIDS dan Tuberkulosis, maka banyak penyakit menular pada

anak : difteri, pertusis, tetanus dan tetanus neonatorum, poliomyelitis dan campak juga

frambusia dan kusta (lepra) diperkirakan insidennya dapat ditekan menjadi seminimal

mungkin atau telah dapat diturunkan dengan cukup memuaskan (Santoso L, 1998).

Infeksi Filariasis dan penularannya selalu terdapat di banyak daerah tanpa kegiatan

pengawasan yang cukup. Proyek percobaan untuk ELF memperlihatkan hasil yang

menjanjikan yang perlu ditingkatkan ke tingkat propinsi, sesuai dengan komitmen

untuk target penghapusan global (Mekhong Plus).

Infeksi Dengue dan komplikasinya seperti demam berdarah terus meningkat di

daerah kota dan pinggir kota dengan meningkatnya angka kesakitan namun

menurunnya angka kematian yang menjanjikan. Partisipasi dan jaringan masyarakat

Page 5: Askep komunitas penyakit menular

diperlukan untuk memulai pengawasan dari penularan dengue (terutama di perkotaan)

dan filariasis (terutama di pedesaan).

Leptospirosis tetap menjadi hal yang serius meskipun tidak ada laporan yang

mengancam. Rabies dan Japanese Encephalitis adalah masalah utama yang

memerlukan dukungan dari sistem pemerintahan untuk memperkuat pengawasan dan

vaksin pencegahan.

Frambesia dan kusta adalah penyakit menular yang dapat diobati, namun dengan

penularan utama yang terjadi di daerah yang miskin, terpencil, kurang pelayanannya,

diperlukan kesadaran yang ditingkatkan dan dukungan dari pemerintah setempat, dan

juga tingkat daerah. Helminthiasis yang sangat umum dan sangat endemis dengan

pengaruh kesehatan yang kronik yang dapat secara luas ditingkatkan melalui

pemberantasan cacing yang berulang-ulang secara masal, yang harus dikoordinasikan

dengan perawatan ELF dimanapun memungkinkan.

Cara terbaik untuk menghadang infeksi penyakit adalah menghindarinya, yakni

melalui imunisasi atau menjaga kebugaran agar daya tahan tubuh meningkat. Secara

umum, ada beberapa jenis penyakit yang paling menular di Indonesia :

1. Tuberkulosis

Seperti halnya flu, kuman tuberkulosis (TB) menyebar di udara pada saat

penderita batuk, bersin, atau meludah. Secara sosial, penderita TB dikonotasikan

sebagai "orang berbahaya" karena penyakitnya menular ke orang lain sehingga

dikucilkan dari lingkungannya.

2. Hepatitis

Di Indonesia, jenis hepatitis yang banyak dijumpai adalah hepatitis A, B, dan C.

Hepatitis A paling ringan dibanding jenis hepatitis lainnya dan saat ini pun sudah ada

vaksinnya. Penularan terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses

pasien, misalnya makan buah-buahan dan sayur yang tidak dimasak atau minum

dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Virus hepatitis B dan C ditularkan

melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, di antaranya transfusi darah, hubungan

seks, tato, tindik, dan injeksi. Untuk mencegah penularan, hindari penggunaan bersama

alat yang bisa terkontaminasi darah, seperti pisau cukur, sikat gigi, jarum suntik, alat

tato atau tindik; lakukan hubungan seks aman, misalnya dengan kondom; serta

imunisasi hepatitis B.

3. Malaria

Page 6: Askep komunitas penyakit menular

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan parasit plasmodium yang

hidup dalam sel darah merah manusia dan ditularkan oleh nyamuk malaria, anopheles.

Penyakit parasit ini masih menjadi wabah di sejumlah wilayah di Indonesia. Berbeda

dengan nyamuk penyebab demam berdarah, nyamuk penyebar malaria ini berkembang

biak di kubangan-kubangan air alami, seperti di sekitar sungai, sawah, tegalan, dan

hutan, termasuk di areal-areal bekas genangan banjir. Penyakit ini mudah dikenali dari

gejala meriang (panas dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan.

4. Cacar air

Hampir setiap orang pernah menderita cacar air saat kecil. Ini karena virus

varicella zooster penyebab cacar air termasuk yang paling mudah menular dari orang ke

orang. Virus ini juga bisa menyebabkan herpes. Kendati bisa disembuhkan, jangan

sepelekan penyakit yang telah ratusan tahun dikenal orang ini karena bisa terjadi

komplikasi sejumlah penyakit. Bekas gelembung berisi cairan pun bisa meninggalkan

bopeng yang mengganggu penampilan.

Penularan cacar air terjadi lewat percikan ludah orang sakit atau melalui cairan

yang keluar bila gelembung-gelembung di kulit pecah. Penderita dapat menularkan

penyakit ini 24 jam sebelum kelainan di kulit timbul sampai tujuh hari kemudian.

Karena sangat mudah menular, penderita harus diisolasi sampai sembuh.

5. Influenza

Virus influenza dapat dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang lain,

seperti halnya kita berpindah dari satu situs ke situs lain. Penularan terjadi karena

kontak langsung, seperti bersin dan batuk, atau penularan tak langsung seperti

menyentuh gagang pintu yang sudah tercemar virus.

Kebanyakan virus flu menyebabkan gejala ringan berupa nyeri otot, batuk, bersih,

demam, sakit kepala, lelah, dan hidung tersumbat. Yang harus diwaspadai adalah, virus

flu sampai saat ini terus bermutasi dan menyebabkan berbagai penyakit, seperti flu

burung (swine flu).

C. Rantai Infeksi

Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan

(berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun

melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen atau

penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan

oleh 3 faktor tersebut diatas, yakni :

Page 7: Askep komunitas penyakit menular

a. Agen (penyebab penyakit)

b. Host (induk semang)

c. Route of transmission (jalannya penularan)

Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan

sebagai biji (agen), tanah (host) dan iklim (route of transmission).

a. Agen-Agen Infeksi (Penyebab Infeksi)

Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang

merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi :

1) Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.

2) Golongan riketsia, misalnya typhus.

3) Golongan bakteri, misalnya disentri.

4) Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya.

5) Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya.

6) Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing

gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.

Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive)

maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

a) Berkembang biak

b) Bergerak atau berpindah dari induk semang

c) Mencapai induk semang baru

d) Menginfeksi induk semang baru tersebut.

Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia

adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit

(penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap

hidup.

Dari sini timbul istilah reservoar yang diartikan sebagai berikut; habitat

dimana bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang, survival dimana bibit

penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup.

Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-benda mati.

Reservoar didalam Manusia, Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar

didalam tubuh manusia antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus

(typhoid), miningitis, gonoirhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat

menjadi kasus yang aktif dan carrier.

Page 8: Askep komunitas penyakit menular

Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa

menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan

penyakitnya kepada orang lain. Convalescant carriers adalah orang yang masih

mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.

Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio,

typhoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan karena :

1) Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya

sendiri).

2) Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka

menderita / kena penyakit.

3) Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan

pekerjaan sehari-hari.

4) Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.

Reservoar pada Binatang, Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada

binatang pada umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada

binatang vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-

penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni :

a. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.

b. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus,

malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.

c. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.

Benda-Benda Mati sebagai Reservoar, Penyakit-penyakit yang mempunyai

reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah.

Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok

untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari

kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh

clostridium tetani penyebab tetanus, C. botulinum penyebab keracunan makanan

dan sebagainya.

Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit . Yang dimaksud sumber infeksi

adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan /

menyebabkan penyakit pada orang. Sumber penyakit ini mencakup juga reservo i r

seperti telah dijelaskan sebelumnya.

b. Macam- Macam Penularan (Mode of Transmission)

Page 9: Askep komunitas penyakit menular

Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit

tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari reservoar kepada induk

semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain :

1. Kontak ( Contact )

Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung

melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan

melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup

berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang

penduduknya masih jarang.

2. Inhalasi ( Inhalation )

Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah

yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor

yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang

ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang

ditularkan melalui udara).

3. Infeksi

Penularan melalui tangan, makanan dan minuman.

4. Penetrasi pada Kulit

Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit

misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui

luka, misalnya tetanus.

5. Infeksi Melalui Plasenta

Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita

penyakit pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

c. Faktor Induk Semang ( Host )

Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh

faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain

penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung / ditentukan oleh

kekebalan / resistensi orang yang bersangkutan.

Tiga Kelompok utama penyakit menular

1) Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi

2) Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,

walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama

Page 10: Askep komunitas penyakit menular

3) Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat

mewabah yang menimbulkan kerugian materi.

Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang

1) Waktu Generasi ( Generation Time )

Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa

kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal

ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas

ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit

sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung,

sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab penyakit

hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada

pejamu lain walau tanpa gejala klinik / terselubung.

2) Kekebalan Kelompok ( Herd Immunity )

Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu

kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab

penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu

anggota kelompok tersebut. Herd immunity merupakan factor utama dalam

poses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu

kelompok penyakit tertentu. Wabah terjadi karena 2 keadaan

a. Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika

agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak

pernah terpapar oleh agen tersebut / kemasukan suatu agen penyakit

menular yang sudah lama absent dalam populasi tersebut.

b. Bila populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat

tertutup dan mudah terjadi kontak langsung masuknya sejumlah orang-

orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tersebut.

3) Angka Serangan ( Attack Rate )

Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan

waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta

memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini

bertunjuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman

dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, system hubungan

keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-

Page 11: Askep komunitas penyakit menular

hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat

penularan penyakit berlangsung .

Manisfestasi Klinik Secara Umum

1. Spektrum penyakit menular

Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai manifestasi

klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang

berat disertai komplikasi dan berakhir cacat / meninggal dunia. Akhir dari

proses penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal

2. Infeksi terselubung (tanpa gejala klinis)

Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakan secara jelas dan

nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat di

diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes tuberkolin, kultur tenggorokan,

pemeriksaan antibody dalam tubuh dan lain-lain.

Gambar Penyebaran Karakteristik Manistestasi Klinik , Dari 3 jenis

penyakit menular

1) Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung) contoh:

tubekulosis, poliomyelitis, hepatitis A

2) Lebih banyak dengan gejala klinik jelas contoh: measles, chiceplax

3) Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian contoh: rabies

D. Pencegahan

Secara umum, pencegahan penyakit menular dapat dilakukan melalui langkah-

langkah:

a. Eliminasi Reservoir (Sumber Penyakit)

Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan

dengan :

1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang

khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.

2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya

bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain

untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita

kusta.

3) Memutus Mata Rantai Penularan

Page 12: Askep komunitas penyakit menular

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan

usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan

penyakit menular.

4) Melindungi Orang-Orang (Kelompok) yang Rentan

Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap

penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus

(specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-

obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan

disentri baksilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan

kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah

juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu

sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruslah

didasarkan pada data / keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau

hasil pengamatan. Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum

yakni :

1. Pencegahan primer

Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada factor peyebab,

lingkungan serta factor penjamu.

a. Sasaran yang ditujukan pada factor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi

penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha

antara lain : desinfeksi, pasteurisasi, yang bertujun untuk menghilangkan mikro-

organisme penyebab penyakit, penyemprotan/insektisida dalam rangka menurunkan

dan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan, di

samping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka memutuskan rantai penularan.

Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat

dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada

(biasanya pada binatang yang menderita), serta mengurangi/menghindari perilaku

yang dapat meningkatkan resiko perorangan dan masyarakat.

b. Mengatasi / modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti

peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman

lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan

serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan social seperti

kepadatan rumah tangga, ubungan antar individu dan kehidupan social masyarakat.

Page 13: Askep komunitas penyakit menular

c. Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status

kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai

bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan

perkawinan serta usaha menghindari pengaruh factor keturunan, dan peningkatan

ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olah raga kesehatan.

2. Pencegahan sekunder

Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau

dianggap mendrita(suspek) atau yang terancam akan menderita(masa tunas). Adapun

tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan

yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya

wabah, serta untuk segera mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi.

a. Pencarian penderita secara dini dan aktif mlalui peninkatan usaha surveillans

penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pmeriksaan kelompok tertentu ( calon

pegawai, ABRI, mahasiswa dan lain sebagainya ), penyaringan ( screenin) untuk

pnyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan

yang efektif.

b. Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berda pada

proses prepatogenesis dan pathogenesis penyakit tertentu.

3. Pencegahan tersier

Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tetentu dengan

tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah

bertambah parahnya suatu penyakit atau mncegah kematian akibat penaykit tersebut.

Berbagi usaha dalam mencegah proses penyakit lebih lanjut seperti pada penderita

diabetes mellitus, penderita tuberculosis paru yang berat, penderita penyakit measles

agar jangan terjadi komplikasi dan lain sebagainya.

Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya

akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha

pengembalian fungsi fisik, psikologis dan social seoptimal mungkin yng meliputi

rehabilitasi fisik atau medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehbilitasi social.

E. Peran Perawat

Dewasa ini walaupun isolasi penderita beberapa penyakit menular tentu masih

dilakukan demikian pula berbagai usaha membebas hamakan benda atau alat, akan

tetapi dalam usaha penanggulangan penyakit menular pada umumnya lebih diarahkan

pada kemungkinan penyebaran organisme penyebab dalam masyarakat. Penderita tanpa

Page 14: Askep komunitas penyakit menular

gejala klinik memegang perana penting karena mereka merupakan sumber utama

penyebaran penyakit menular tertentu di masyarakat (Noor N, 2006).

Dengan adanya perbedaan manifestasi klinis pada berbagai jenis penyakit menular

maka tidak semua penderita atau kejadian penyakit menular dalam masyarakat dapat

tercatat dengan baik oleh petugas kesehatan (perawat). Pada umumnya penyakit dengan

manifestasi penyakit yang berat yang akan tercatat sebagai penderita rawat inap di

rumah sakit. Sedangkan penderita dengan gejala klinik ringan atau sedang, mungkin

sebagian besar akan pergi ke pusat pelayanan kesehatan atau kedokter untuk berobat

sehingga dapat tercatat pada lapora kejadian penyakit. Sedangkan penyakit tanpa gejala

klinik umumnya tidak tercatat dan tidak di laporkan. Oleh sebab itu, pada penyakit

tertentu akan terjadi pelaporan peristiwa kejadian infeksi lebih rendah dari sebenarnya,

sedangkan untuk penyakit yang manifestasi klinik berat, akan menghasilkan angka

kematian (CFR) lebih tinggi dari yang sebenarnya. Dengan demikian, maka analisis

penyakit menular dalam masyarakat harus ditetapkan pula kriteria diagnosa yang

digunakan (Noor N, 2006).

Sebagai seorang perawat komunitas dalam hal ini, peran dan tugas sebagai perawat

komunitas tetap kita laksanakan yakni:

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan oleh perawat

dengan mempertahan keadaan kebutuhan dasar manusiayang dibutuhkan melalui

pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan

sehingga dapat ditentukan diagnose keperawatan agar bias direncanakan dan

dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia, kemudian

dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan keperawatan yang diberikan dari

hal yang sederhana sampai kompleks.

2. Peran sebagi advokad

Peran ini dilakukan perawat dalam meembantu klien, keluarga dalam

mnginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain

khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindkan keperawatan yang diberikan

kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien

yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang

penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk

menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran sebagai educator

Page 15: Askep komunitas penyakit menular

Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan , sehingga

terjadi perubahan perilaku dari klien setalah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Peran sebagai coordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta

mengorgaisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan

kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien

5. Peran sebagai kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri

dari: dokter, fisioterrfis dan lainnya dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan

keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan

bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Peran sebagai kosultan

Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang

tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi

tentang tujuan peayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran sebagai pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,

kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian

pelayanan keperawatan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang

disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan

faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit menular merupakan

penyakit yang ikut bertanggung jawab terhadap tingginya angka kematian di dunia. Penyakit

menular adalah penyakit yang disebabkan mikroorganisme, baik bakteri, virus, maupun

jamur, yang bisa ditularkan dari satu orang penderita kepada orang sehat hingga

menyebabkan sakit seperti sumber penularan.

Cara terbaik untuk menghadang infeksi penyakit adalah menghindarinya, yakni

melalui imunisasi atau menjaga kebugaran agar daya tahan tubuh meningkat. Dalam

Page 16: Askep komunitas penyakit menular

mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruslah didasarkan pada data / keterangan

yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan. Pada dasarnya ada

tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni Pencegahan primer, pencegahan

sekunder, pencegahan tersier

DAFTAR PUSTAKA

Bustman N. (2006) Pengantar epidemiologi . Jakarta : Rineka Cipta

Noor N. (2006). Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Rineka Cipta Santoso L. (2010) ikhtisar penyakit tropik . FKM UNDIP

Safaat M. (2010). Kapita selekta epidemiologi penyakit menular . http://www.asterpix.com

http://www.who.int/. (2010). program pencegahan, pemberantasan dan pengawasan

terhadap penyakit menular.