askep Kelompopk Resmi
-
Upload
albertson-dee -
Category
Documents
-
view
570 -
download
3
Transcript of askep Kelompopk Resmi
LAPORAN KASUS LENGKAP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DENGAN NEFROLITIASIS DI
RUANG LANGLANGBUANA RS. BHAYANGKARA SARTIKA ASIH
BANDUNG
Oeh:
Kelompok I KMB
Albertson
Dina Siagian
Leni Muslihatin
Meidarina
Rizza Agustina A.
Tamrin Sitompul
Yuni Asty H.
PROGRAM PROFESI NERS X
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu
tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat,
kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang
granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil
biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari
pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi (Mansjoer,
2000). Batu ginjala adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu
ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit
(Patofisiologi Keperawatan, 2000). Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat
padat yang membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal, dan matriks
organik (Soeparman, 2001).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanankan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan
nefrolitiasis secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan nefrolitiasis dengan
pendekatan proses keperawatan melalui:
a. Melakukan pengkajian pada klien yang terdiri dari pengumpulan data
dan menentukan prioritas masalah
b. Membuat perencanaan asuhan keperawatan klien yang terdiri dari
menentukan sasaran, tujuan, intervensi, dan rencana evaluasi.
c. Melakuakan tindakan untuk mengurangi masalah-masalah akibat
nefrolitiasis sesuai dengan rencana yang telah disusun
d. Mengetahi hasil asuhan keperawatan dengan melihat pada tujuan yang
ingin dicapai dan respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan.
2
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien.
C. Sistematika Penulisa
Dalam penulisan laporan ini, laporan tebagi dalam IV BAB yaitu:
BAB I Pendahuluan: Latar belakang, Tujuan, Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teoritis: Definisi, Anatomi Fisiologi, Etiologi, Patofisiologi,
Manifestasi Klinis, Komplikasi, Penatalaksaan, dan Asuhan Keperawatan.
3
BAB II
TINJAUAN TEPROTIS
A. Definisi
Nephrolithiasis ( batu ginjal) adalah mineral yang keras dan material dari
kristal yang terbentuk didalam ginjal. Batu-batu ginjal adalah penyebab yang
umum dari darah dalam urin dan seringkali nyeri yang berat/parah pada perut,
panggul, atau selangkangan.Batu-batu ginjal adakalanya disebut renal
calculi.Secara medis disebut renal calculi, merupakan penumpukan garam
mineral yang dapat diam di mana saja di sepanjang saluran perkemihan. Ini
terjadi jika urine penuh mencapai batas jenuh asam urat, fosfat, dan kalsium
oksalat ( purnomo,2000).
B. Etiologi
1. Faktor interinsik itu antara lain:
a. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang
tuanya.
b. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
c. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah perempuan.
4
2. Faktor eksterinsik diantaranya adalah:
a. Geografis : Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
b. Iklim dan temperature
c. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi.
d. Diet : Diet tinggi kalsium mempermudah terjadinya batu.
e. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
lebih banyak duduk atau kurang aktivitas.
C. Patofisiologi
Glomerulus
Permeabilitas glomerulus
Proteinuria
Hipoprotein
Tekanan dalam plasm
Hipovolemia sintesa protein
Hiperlipidemia
Aliran darah sekresi adh volume plasma Malnutrisi
Ke ginjal
5
pelepasan renin reabsorsi air dan retensi natrium Gang. Asupan nutrisi
natrium medulla oblongata
edema
vasokontriksi Gang.volume cairan tubuh tekanan ph
dari kebutuhan
hipotalamus efusi pleura
pengeluaran (B,P,H) sesak
kortek serebri Gang. Oksigenasi
Nyeri
D. Tanda dan Gejala
1. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral.
2. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
3. Pielonefritis dan/atau sistitis
4. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing
5. Nyeri tekan kostovertebral
6. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
7. Gangguan faal ginjal.
E. Manifestasi klinis
Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu yang
telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketuk di daerah
kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis,
6
ditemukan tanda-tanda gagal ginjal,retensi urine dan jika disertai infeksi,
didapatakan demam atau menggigil. Pemeriksaan sedimen urine menunjukan
adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu.
Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya pertumbuhan kuman
pemecah urea.
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Suku / bangsa
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
No. Rekam medis
Diagnosa Medis
Alamat
: Ny. T
: 52 Tahun
: Perempuan
: Islam
: SLTP
: Ibu Rumah tangga
: Sudah Menikah
: Sunda / Indonesia
: 01-11-2012
: 06-11-2012 Pukul 08.00 WIB
: 54109964
: Hidronefrosis
: Kp. Rancutungku rt 01/02 kalapa tilu,
banjaran. Bandung
b. Identitas Penanggung jawab
Nama
Hub. Dengan Klien
Alamat
: Ny. R
: Anak
: Jalan kebun bibit no 126
7
c. Riwayat Kesehatan
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis GCS (E: 4, V: 5, M : 6)
Tanda vital :
TD : 140/90 mmHg; R : 20 x/m
N : 80 x/menit; S : 36,80C
1) Keluhan utama :
Sebelum masuk Rumah Sakit klien mengatakan nyeri pada bagian
perut yang hebat dan punggung belakang
2) Riwayat kesehatan sekarang
Kurang lebih empat bulan yang lalu (Juli 20012) sebelum masuk
rumah sakit klien mengeluh nyeri (terasa panas) pada bagian perut,
khususnya di bagian kuadran kiri atas dan bawah. Kondisi tersebut
dapat masih dapat di tangani klien dengan cara mencari posisi yang
nyaman dan beristrahat. Namun, 1 minggu sebelum masuk RS klien
mengeluh nyeri semakin bertambah berat di rasakan klien, sehingga
keluarga memutuskan untuk membawa klin ke RS. Bayangkara
Sartika Asih Bandung untuk di rawat inap. Kemudian dilakukan
pemerisaan diagnostik, dan klien di diagnosa Nefrolithiasis dan
harus dilakukan Nefrolitotomi. Oleh karenanya pada tanggal 13
November 2012 klien dilakukan Nefrolitotomi.
Pada saat pengkajian tanggal 14 november 2012 pos Nefrolitotomi
klien mengeluh/mengatakan nyeri akibat tindakan pembedahan yaitu
pada lokasi yang di bedah (pinggang sebelah kiri), nyeri seperti
teriris-iris dan dirasakan betambah jika bergerak atau tertekan
dengan skala 6 (0-10) dan hilang timbul selama 5 menit, tapi jika
tidak beraktivitas (bergerak atau tertekan) skala nyeri 2.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan 14 tahun yang lalu klien menderita Nefrolithiasis
di kedua ginjalnya dan diputuskan untuk operasi (ginjal sebelah
kanan) di RS. Hasan Sadikin Bandung. Setelah operasi mengalami
8
kegagalan dan dilakukan lagi operasi yang kedua kalinya.Sedangkan
ginjal kiri belum dilakukan operasi.Sehingga empat bulan yang lalu
(Juli 20012) klien merasakan nyeri di perut bagian kuadran kiri atas
dan klien di rawat di RS.
4) Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang pernah mengalami
penyakit seperti ini dan juga penyakit menular, kecuali hipertensi.
d. Genogram
Keteranga:
- Laki-laki
- Perempuan
- Klien
- Garis keturunan
- Meninggal
e. Pola aktivitas sehari-hari(ADL) (Pre operasi)
No Pola aktivitas Dirumah/sebelum masuk Rumah Sakit
Dirumah sakit/saat sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi Makan
Jenis makanan
2x/hari, hanya
menghabiskan ¼ porsi
makan
Nasi, sayur, lauk pauk
3x/hari
Nasi, sayur,lauk pauk
Makan habis 1/4
9
Keluhan
b. Minum
Jenis
Jumlah
Keluhan
Nafsu makan
berkurang
Air putih¸teh
6-8 gelas (1500cc)
Air putih, teh
6-8 gelas (1500cc)
2. Pola eliminasi
a. Bab
Frekuensi
Warna
Konsistensi
keluhan
b. Bak
Frekuensi
Warna
Bau
Keluhan
1-2x/hari
Kuning
Lembek berbentuk
2-3x/hari
Kuning
Amoniak
Bab 2x
Kuning kecoklatan
Lembek berbentuk
2-3x/hari
Kuning
Amoniak
3. Pola tidur
a. Siang
Lama tidur
Kualitas
Keluhan
b. Malam
Lama tidur
Kualitas
Keluhan
c. Kebiasaan
konsumsi obat
2-3 jam (13.00-15.00)
nyenyak
8 jam (22.00-05.00)
Nyenyak
tidak
2-3 jam (13.00-15.00)
Nyenyak
8 jam (22.00-05.00)
Nyenyak
Tidak
10
4. Personal hygiene
a. Mandi
Frekuensi
b. Oral hygiene
Frekuensi
Waktu
c. Cuci rambut
Frekuensi
2x/hari
2x/hari
Pada saat mandi pagi dan sebelum tidur
3x/seminggu
1x/hari
1x/hari
Pagi hari
-
5. Aktivitas Klien bisa beraktifitas seperti biasa hanya terasa lemas dan nyeri pada perut
Klien dapat beraktifitas dengan di bantuan anak. Karena klien merasa lemas dan tidak bs melakukan sendiri
Pola aktivitas sehari-hari(ADL) (Post operasi)
No Pola aktivitas Dirumah/sebelum masuk Rumah Sakit
Dirumah sakit/post operasi
1. Pola Nutrisi
a. Makan
- Fekuensi Makan
- Jenis makanan
- Keluhan
b. Minum
- Jenis
- Jumlah
2x/hari, hanya
menghabiskan ¼ porsi
makan
Nasi, sayur, lauk pauk
Nafsu makan berkurang
Kopi 3 gelas /hari, Air
putih 6-8 gelas (1250-
3x/hari, hanya
menghabiskan 3-4
sendok makan.
Bubur, sayur, lauk
pauk + cemilan atau
snack.
Nafsu makan
berkurang.
Air putih, teh manis
6 gelas (1500cc).
11
- Keluhan
1750cc)
-
Terapi infus RL 20
TPM
Sering haus
2. Pola eliminasi
a. BAB
- Frekuensi
- Warna
- Konsistensi
- Keluhan
b. BAK
- Frekuensi
- Warna
- Bau
- Keluhan
1-2x/hari
Kuning
Lembek berbentuk
-
2-3x/hari
Kuning
-
-
1x sehari
Kuning
Padat
-
Terpasang volley
kateter, jumlah urin ±
500 cc
Kuning
-
-
3. Pola tidur
a. Siang
- Lama tidur
- Kualitas
- Keluhan
b. Malam
- Lama tidur
- Keluhan
c. Kebiasaan konsumsi
obat
2-3 jam (12.00-15.00
WIB)
Nyenyak
8 jam (21.00-05.00
WIB)
-
Tidak ada penggunaan
obat tidur.
1-2 jam (13.00-15.00
WIB)
Nyenyak
5-6 Jam (23.00-04.30
WIB)
Sering terbangun
dikarenakan adanya
rasa nyeri.
Tidak ada
penggunaan obat
tidur.
12
4. Personal hygiene
a. Mandi
Frekuensi
b. Oral hygiene
- Frekuensi
- Waktu
c. Cuci rambut
Frekuensi
2x/hari
2x/hari
Pada saat mandi pagi
dan sebelum tidur
3x/seminggu
2x sehari (di seka
tanpa sabun)
Tidak pernah
-
Tidak perna
5. Aktivitas Klien bisa beraktifitas seperti biasa hanya terasa lemas dan nyeri pada perut
Terbatas akibat post operasi.
d. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
1) Kepala
Kepala berbentuk simetris, tidak terdapat lesi, masa dan benjolan.
Rambut berwarna hitam, beruban, distribusi merata, tidak berketombe,
kulit kepala bersih.
2) Leher
Leher berbentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada benjolan dan masa,
tidak ada pembegkakan tyroid, reflek menelan baik, tidak ada lesi dan
benjolan.
3) Mata
Kelopak mata terdapat lingkaran hitam, konjungtiva tidak anemis,.
Sklera tidak ikterik berwarna putih kemerahan, ketajaman penglihatan
baik, pergerakan bola mata baik.
4) Telinga
Daun telinga elastis dan keras, letak simetris, tidak ada benjolan, masa
atau lesi, tidak ada pengeluaran sekret.
5) Hidung
13
Letak dan bentuk simetris, tidak ada benjolan mukosa hidung, mukosa
hidung berwarna merah muda, tidak ada perdarahan.
6) Mulut
Bibir simetris atas dan bawah, bibir berwarna merah kehitaman, bibir
kering, mukosa mulut lembab dan berwarna pink, gusi merah muda dan
tidak ada perdarahan.
7) Dada
Dada berbentuk simetris, tidak terdapat benjolan atau luka, tidak ada
bunyi nafas tambahan.
8) Abdomen
Bentuk datar dan lembut, tidak ada ntyeri tekan, bising usus 12 kali
permenit, Pada palpasi dalam terdapat distensi pada area ginjal atau pun
nyeri tekanskala nyeri 3( skala nyeri 0-5) dan pasien sudah terpasang
kateter.
9) Ekstremitas atas dan bawah
a) Ektremitas atas
Bentuk simetris, tidak ada oedema ataupun nyeri, tidak ada atropi
otot ataupun tremor, tidak ada lesi.Pergerakan tangan kanan bebas
dapat digerakan, sedangkan pergerakan pada tangan kiri terbatas,
karena terpasang infus RL untuk 20 gtt/ menit, jari dan kuku lengkap
dapat digerakan.
Kekuatan otot :
5 5
- -
Keterangan: Nilai 5 = dapat menahan tahanan ringan dari pemeriksa
b) Ektremitas bawah
Kedua kaki dapat digerakan, jari lengkap dapat digerakan, tidak ada
oedem atau lesi.
Kekuatan otot :
- -
5 5
14
Keterangan : Nilai 5 = dapat menahan tahanan ringan dari
pemeriksa.
10) Data Psikologis
Klien terlihat pasrah pada penyakitnya, klien masih memiliki harapan
yang besar terhadap kesembuhan penyakitnya, dan mempercayakan
seluruh tindakan pada tenaga kesehatan, tapi klien sering bertanya
tentang rencana operasi , klien tampak cemas dan gelisah.
11) Data Sosial
Klien memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, dan perawat
serta tenaga medis lain. Klien mau menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan dank lien tampak kooperatif.Peran klien dalam keluarga
sebagai ibu rumah tangga, melakukan semua pekerjaan rumah.Selama
klien sakit klien tidak mampu melakukan tugas rumah tangga semuanya
karena klien selalu merasa kesakitan apabila beraktivitas.
12) Data Spritual
Klien beragama islam, saat ini klien jarang melakukan ibadah karena
penyakit yang diderita. Namun klien memiliki keyakinan yang besar
akan sembuh.
13) Data Penunjang
Laboratorium
Sabtu, 3 November 2012
15
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan SatuanPemeriksaan
Darah
HbLeukositPVCTrombosit
Pemeriksaan Kimia
Ureum Kreatinin
9,114,80024289.000
601,9
12 - 184.000-10.00037- 48150.000-400.000
20-400,3-1,5
gr/dlmm3
%
mm3
mg/dlmg/dl
Senin, 5 November 2012
14) Therapi Farmasi
a) Cefoperazone 2x1 amp(iv)
b) Ranitidin 2x1 amp(iv)
c) Ondancetron 2x1 amp(iv)
d) Pemberian terapi cairan RL
16
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan SatuanPemeriksaan
DarahHb
LeukositPVCTrombosit
Pemeriksaan Kimia
Ureum Kreatinin
9,113,70027304.000
601,9
12 - 184.000-10.00037- 48150.000-400.000
20-400,3-1,5
gr/dlmm3
%
mm3
mg/dlmg/dl
A. Pemeriksaan Fisik Pos Operasi
1. Keadaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis GCS : 15 (E : 4, V: 5, M: 6)
Tanda – Tanda Vital TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 38,5oC
2. Pemeriksaan Persistem
a. Pernafasan
Pola nafas :Dada - Inspeksi : Pergerakkan dinding dada
simetris.- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa, ekspansi dinding
dada simetris.
- Perkusi : Resonan
- Auskultasi : Teratur, vesikuler
b. Cardiovascular
Akral teraba hangat Nadi : Reguler, kuatTekakan venajugularis : Tidak ada CRT : < 3 detik
c. Hematologi
Konjungtiva : anemisd. Persarafan dan penginderaan
GCS : 15 (E : 4, V: 5, M: 6)
17
Tidak terdapat Orientasi waktu, tempat dan orang Pupil : Isokor Refleks mengedip : Ka : + Ki : +Reaksi terhadap cahaya : Ka : + Ki : +Wajah : Simetris
e. Geniti urinarius : Terpasang volley kateter, jumlah urin ± 500 cc
f. Pencernaan
Sklera : Tidak ikterik Mulut : Bersih Mukosa bibir : lembabAbdomen I : Ada luka bekas operasi A : Bising usus 14x/menit P : Nyeri tekan di kuadran kiri atas (daerah luka operasi). P : Timpani
g. Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Keluar keringat banyak
h. Muskuloskeletal
Kemampuan menggerakkan sendi terbatas akibat badan terasa lemas.Kekuatan otot : 5 5
5 5i. Integumen
Warna kulit : Tidak pucat. Turgorkulit : cepat kembali Terdapa edema didaerah kaki kiri dan kanan.
3. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a) Aspek psikologis
Harga diri : Klien dapat menerima kondisinya saat ini. Peran diri : Klien sudah menjalankan tugas sebagi seorang ibu dengan baik. Ideal diri : Klein ingin cepat sebuh agar cepat melakukan aktivitas sehari-
hari. Gambaran diri : Klien tidak ada masalah dengan keadaannya saat sakit. b) Aspeksosial :
Klien mengatakan hubungan degan orang lain baik.
18
Data penunjang - Pemeriksaan EKG2,2 cm & 1,2 cm & di ginjal kanan dengan ukuran 0,97 cm
- USG : tampak bayangan batu di ginjal kiri berukuran
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hb 8,4 g/dL 12-16
Jumlah Leukosit 16,2 103/mm3 4.00-10.00
Jumlah Trombosit 376 103/mm3 150-450
PVC 24 % 37-48
Penatalaksanaan Medis
Nama obat Dosis Cara pemberian
Fungsi
Cefoperazone sulbactam
2 x1 gr Intra vena Antibiotik
Ranitidin 2 x 1 amp Intra vena Anti emetic-mual muntah
Asam folat 3 x 1 tab Oral Vitamin
Bicnat 3 x 1 tab Oral Menormalkan ureum kreatinin
Tonar 3 x 1 tab Oral Menormalkan ureum kreatinin
Asam Mefenamat 3x1 tab Oral Analgetik
Paracetamo 3 x 1 tab Oral Anti piretik
19
2. Analisa Data Pre-Operasi
No Data EtiologiDiagnosa
keperawatan
1 Subyektif (S) :
1. klien mengatakan
bahwa nyeri pada
bagian abdomen
Obyektif (O) :
1. klien tampak nyeri pada
bagian abdomen
2. Klien tampak meringgis
menahan nyeri saat
melakukan alih posisi
skala nyeri 3 dari skala
nyeri (1-5)
hemodialisa
Pungsi vena arteri
Trauma jaringan
Merangsang pengeluaran
zat istamin, bradikinin,
serotinin, prostaglandin
Merangsang sel saraf cortec serebri
nyeri
Gangguan rasa
nyaman nyeri pada
abdomen
berhubungan dengan
obstruksi akut.
2 Subyektif (S) :
1. Klien mengatakan sering
muntah
Obyektif (O) :
1. Klien tampak lemah
2. Tampak adanya oedem
pada bagian abdomen
3. mukosa bibir kering
4. turgor kulit< 3 detik
Aktivasi RAA+ADH
Peningkatan resorbsi H2O+NO
Peningkatan volume cairan intravaskuler
Oedem
Sirkulasi darah terhambat
Gangguan
keseimbangan
volume cairan
berhubungan
dengan
pembatasancairan.
3 Subyektif (S) :
1. klien mengatakan mual
saat makan.
Mengiritasi mukosa empedu
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
20
Obyektif (O) :
1. klien tidak
menghabiskan ¼ porsi
makan
2. klien tampak lemas
Aktivasi saraf simpatis
Akumulasi Asam Lambung
Merangsang saraf bebas
anoreksia
Mual, muntah
berhubungan
dengan anoreksia,
mual, muntah.
3. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan obstruksi akut.
b. Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan
pembatasancairan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
Analisa Data Post Operasi
No Data Etiologi Masalah
1 DS :Pasien mengatak nyeri di pinggangP : Nyeri terjadi
karena tindakan pembedahan
Q : karakter nyerinya seperti teriris-iris
R : Nyeri pada lokasi yang di bedah (pinggang sebelah kiri)
S : skala 6 (0-10)T : nyeri hilang
timbul selama 5 menit
Nefrolithiasis
Tindakan operasi
Adanyanya luka bekas operasi
Merangsang pelepasan reseptor nyeri (Histamin,Bradikinin,&Prostaglan
din )
Dihantarkan ke substansi gelatinos
Nyeri
21
DO : - Klien tampak
meringis kesakitan.- Klien tampak
mengelus bagian pinggang sebelah kiri yang sakit.
Dihantarkan ke thalamus
Impuls disampaikan ke korteks serebri
Nyeri
2. DS : Pasien mengatakan
tidak mampu
melakukan aktivitas
sehari-hari secara
mandiri.
DO : ADL dibantu
keluarga dan
perawat (mengganti
baju, mengambilkan
minum, menyuapi
makan dll),
konjungtiva anemis,
pasien tampak lemah
HB 8,4 g/dl
Post Operasi
Pengaruh anastesi
Memblock sistem syaraf
Gerakan otot menurun
Kelemahan
Intoleransi aktifitas
Intoleransi
aktifitas
3. DS : Pasien mengatakan
demam
Klien mengatakan
berkeringat dingin.
DO :
TTV :TD 120/80mmHg.
Post OP
Luka insisi
Kerusakan sel
Port dientry
Resiko tinggi
infeksi
22
N : 90x/menit
RR : 28x menit
S : 38 oC
Leukosit 16.200
Keluar keringat banyak
Masuknya kuman
Peradangan
Resti infeksi
Diagnosa Keperawatan Post Operasi 1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi post pembedahan.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan perawatan luka insisi.
23
4. Intervensi Keperawatan Pre Operasi
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan rasa
nyaman: nyeri
berhubungan dengan
obstruksi akut.
Data Subyektif (S):
Klien mengatakan
nyeri dibagian
abdomen kiri
Data Obyektif (O) :
- Obyektif (O) :
- TD : 100/60 mmHg.
- Nadi : 124 x/mnt
- RR: 28 x/mnt
-- Ekspresi wajah
meringis
- Klien tampak
memegang abdomen
yang sakit
Tupan : setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 3x24
jam rasa nyeri klien
teratasi
Tupen:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1 x 24 jam
diharapkan klien
dapat memenuhi
kriteria, yaitu :
1. RR : 18-20x/mnit
2. Klien
menyatakan nyeri
sudah berkurang
3. TD dalam batas
normal
4. Nadi dalam batas
normal
1. Observasi TTV
2. Kaji tingkat nyeri klien
dan bina hubungan
saling percaya terlebih
dahulu
3. Ajarkan teknik relaksasi
dan manajemen nyeri
4. Posisikan klien
senyaman mungkin
(semifowler)
5. Kolaborasi pemberian
terapi:
Cefoperazone
Ranitidin
Ondancentron
1. Mengidentifikasi keadaan
klien dan menentukan
intervensi lebih lanjut
2. Mengidentifikasi tingkat
nyeri klien sehingga dapat
menjadi dasar tindakan
selanjutnya
3. Salah satu cara untuk
mengalihkan perhatian
tidak terfokus pada
nyerinya
4. Meningkatkan ekspansi
paru sehingga O2 yang
masuk maksimal
2. Gangguan
keseimbangan volume
cairan berhubungan
dengan
pembatasancairan.
Tupan : Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
3 x 24 penurunan
curah jantung dapat
1. Pertahankan tirah baring
selama fase akut
2. Kaji dan laporkan
adanya tanda – tanda
penurunan COP, TTV
1. Tirah baring dapat
mengurangi kerja jantung.
2. Kenaikan tekanan darah
dan COP mengindikasikan
adanya peningkatan
24
Subyektif (S):
- Klien mengeluh
lemah, keringat dingin
Obyektif (O) :
- TD : 100/60mmHg
- Nadi : 124 x/menit
- RR: 28x/menit
- Kulit dingin
- Cappilary refill
kurang dari 3 detik
- Haluaran urin: <
normal 500-1000
cc/hari
teratasi.
Tupen: setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
1x24 jam
diharapkan klien
dapat memenuhi
kriteria, yaitu :
1. Klien tidak
tampak lemah.
2. Akral teraba
hangat.
3. Cappilary refill
kurang dari 2
detik.
4. TD, RR, dan nadi
dalam batas
normal
5. JVP dalam batas
normal
6. Haluaran urin
dalam batas
normal
3. Berikan oksigen sesuai
kebutuhan.
4. Auskultasi pernafasan
dan jantung sesuai
indikasi
5. Pertahankan cairan
parenteral dan obat-
obatan sesuai advice.
kontraktilitas jantung.
3. Memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh.
4. Bunyi jantung dan suara
nafas tambahan
mengindikasikan keadaan
jantung.
5. Obat-obatan membantu
vasodilatasi pembuluh
darah d jantung.
3 Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan anoreksia,
mual, muntah.
DS :
Klien mengatakan
Tupan :
Setelah di lakukan
perawatan selama 3
x 24 jam Klien
akan
mengkonsumsi
secara tepat jumlah
1. Awasi konsumsi
makanan atau
minuman
2. Perhatikan adanya
mual dan muntah
1. Mengidentifikasi
kekurangan nutrisi
2. Gejala yang menyertai
akumulasi toksin endogen
yang dapat mengubah atau
menurubkan pemasukkan
25
nafsu makan kadang
saat makan tiba-tiba
mual
DO :
Program diet 1500 kal
Klien makan + ¾ porsi
kebutuhan kalori
atau nutrisi yang di
programkan.
Tupen :
Setelah di lakukan
perawatan selama 3
x 24 jam Klien
akan
mengkonsumsi
secara tepat jumlah
kebutuhan kalori
atau nutrisi yang di
programkan
dengan kriteria :
Peningkatan barat
badan.
1. Turgor kulit
baik,
mengkonsumsi
makanan sesuai
program.
3. Berikan makanan
sedikit tapi sering
4. Tingkatkan kunjungan
oleh orang terdekat
selama makan
5. Berikan perawatan
mulut sering
6. Kolaborasi dengan ahli
gizi dengan pemberian diet
dan memerlukan intervensi
3. Porsi lebih kecil dapat
meningkatkan masukkan
makanan
4. Memberikan pengalihan
dan meningkatkan aspek
sosial
5. Menurunkan
ketidaknyamanan
stomatitis oral dan rasa
yidak di sukai dalam mulut
yang dapat mempengaruhi
pemasukkan makanan
6. Menjaga pola diet klien
26
5. Intervensi Keperawatan Post Operasi
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri berhubungan dengan luka insisi post pembedahan.
Tupan Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam nyeri terkontrol. Tupen Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam nyeri terkontrol dengan kriteria hasil : - Skala nyeri berkurang
(1-3).
- Menunjukkan tidak
adanya tanda-tanda
nyeri fisik dan
perilaku dalam nyeri
(tidak meringis
kesakitan, menangis),
tidak ada keluhan
nyeri, ekspresi wajah
ceria.
1. Monitor tanda – tandavital
2. Lakukan pengkajian ulang
nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi.
3. Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
5. Atur posisi tidur senyaman
mungkin.
1. Perubahan frekuwensi jantung
atau TD menujukkan bahwa
pasien mengalami nyeri,
khususnya bila alasan lain
untuk perubahan tanda vital
talah terlihat
2. Membantu mengevaluasi
berapa berat nyeri yang
dialami pasien dan
kemajuannya pada proses
penyembuhan luka insisi
3. Menilai perkembangan
masalah klien.
4. Lingkungan yang nyaman
memungkinkan terjadinya
penururnan nyeri karena
5. Dengan mengatur posisi klien
nyaman dapat mengurangi
27
6. Ajarkan penggunaan teknik
manajemen nyeri (latihan
napas dalam, imajinasi
visual, aktivitas dipersional)
7. Kolaborasi pemberian
analgetik
stimulus nyeri arena dengan
meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegangan otot dan
meningkatkan koping klien
6. Mengalihkan perhatian
terhadap nyeri, meningkatkan
kontrol terhadap nyeri yang
mungkin berlangsung lama
7. Medikasi analgetik membantu
menghilangkan nyeri
berkepanjangan dan membuat
pasien tampak lebih tenang
2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
Tupan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkandapat mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi.Tupen :Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam diharapkandapat
1. TERAPI AKTIVITAS
Intervensi :
a. Kaji tanda dan gejala yang
menunjukan ketidaktoleransian
terhadap aktivitas dan
memerlukan pelaporan
terhadap perawat dan dokter
b. Tingkatkan pelaksanaan ROM
pasif sesuai indikasi
a. Respon pasien terhadap
aktivitas dapat mengkaji
respon terhadap stres aktivitas
b. Penghematan energi
menurunkan penggunaan
energi tubuh
28
mempertahankan mobilitas pada tingkat palingtinggi. Dengan kriteria hasil : - Mempertahankan
posisi fungsional
- Meningkatkan
kekuatan/fungsi yang
sakit dan
mengkompensasi
bagian tubuh
- Menunjukkan teknik
yang memampukan
melakukan aktivitas
c. Buat jadwal latihan aktivitas
secara bertahap untuk pasien
dan berikan periode istirahat
d. Berikan support dan libatkan
keluarga dalam program terapi
e. Berikan berikan reinforcement
untuk pencapaian aktivitas
sesuai program latihan
f. Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi
2. PENGELOLAAN ENERGI/
MANAJEMEN ENERGI
Intervensi:
a. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi pilihan-
pilihan aktivitas
b. Rencanakan aktivitas untuk
periode dimana pasien
c. Penghematan energi
menurunkan penggunaan
energi tubuh, menghindari
kerja jantung berlebihan
d. Memotivasi pasien untuk
beraktivitas
e. Menghargai pencapaian
pasien serta lebih
memotivasinya
f. Mengetahui terapi yang tepat
bagi pasien
a. Melibatkan pasien dalam
pemilihan aktivitas yang akan
dilakukannya sendiri
b. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatan kerja
29
mempunyai energi paling
banyak
c. Bantu dengan aktivitas fisik
teratur
d. Dorong verbalisasi perasaan
keterbatasan
e. Batasi stimulus lingkungan
f. Batasi pengunjung
g. Dorong bedrest
h. Gunakan ROM pasif atau aktif
jantung tiba-tiba
c. Mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas
d. Mendorong pasien lebih
terbuka dengan perawat
e. Menurunkan kerja
miokardium/konsumsi
oksigen, menurunkan risiko
komplikasi
f. Pembicaraan yang panjang
mempengaruhi kondisi pasien,
pembicaraan tenang bersifat
terapeutik
g. Menurunkan kerja
miokardium/konsumsi
oksigen, menurunkan risiko
komplikasi
h. untuk mengurangi ketegangan
otot
30
3 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan perawatan luka insisi.
Tupan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, diharapkan masalah resiko infeksi pada klien tidak terjadi dan klien mengalami tanda-tanda penyembuhan luka. TupenSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam, diharapkan masalah resiko infeksi pada klien tidak terjadi dan klien mengalami tanda-tanda penyembuhan luka. Dengan kriteria hasil:klien tidak panas dan demam, suhu tubuh dalam batas normal, nilai leukosit normal
1. Pantau perubahan suhu
tubuh klien
2. Observasi luka/ perawatan
luka (ganti balutan)
3. Kolaborasi : pemberian
anti piretik dan antibiotic
1. Mengidentifikasi peningkatan
suhu sebagai salah satu tanda
infeksi
2. untuk meminimalisasi kuman
yang terkumpul di daerah luka
posOP, atau adanya pus pada
luka yang merupakan tanda
infeksi
3. anti piretik : medikasi penurun
panas, antibiotic : medikasi anti
inflamasi
31
6. Implementasi & Evaluasi Keperawatan Pre Operatif Nama Klien : Ny. T No. Rekam Medis: 54109964
NO.
DXTANGGAL JAM
IMPLEMENTASI
KEPERAWATANEVALUASI (SOAP)
PARAF
1. 6 November 2012
9.00
9.30
11.00
11.15
11.45
1 mengobservasi TTV
2 mengkaji skala nyeri yang
di alami klien
3 membantu klien dalam
posisi nyaman
4 menjelaskan nyeri klien
dan penyebabnya nyeri.
5 mengajarkan teknik
relaksasimembantu dalam
mengubah posisi
S :Klien mengatakan nyeri berkurang dan skala nyeri berkurang menjadi 3 dari skala nyeri (1-5)
O : klien tidak tampak meringis lagi
TTV :130/80, Nadi 75x/ menit,
RR: 24x/ menit, suhu 37oC
A :masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. 7 November 2012
08.30
09.00
1 memantau tanda-tanda vital
2 Memonitor dan mencatat
intake atau output cairan
S : : klien mengatakan tubuh terasa lemah
32
09.15
09.30
10.00
11.30
3 Mengkaji pengeluaran urine
4 Memonitor pola napas
5 Mengukur berat badan
6 Pemberian cairan sesuai
dengan indikasi
O : klien tampak lemah.
TTV :120/80, Nadi 80x/ menit,
RR: 24x/ menit, suhu 36oC
A :masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
3. 8
November 2012
07.30
07.45
08.15
08.30
08.45
11.00
1. Awasi konsumsi makanan
atau minuman
2. Perhatikan adanya mual dan
muntah
3. Berikan makanan sedikit tapi
sering
4. Tingkatkan kunjungan oleh
orang terdekat selama makan
5. Berikan perawatan mulut
sering
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dengan pemberian diet
S : klien mengatakan menghabiskan ¼ porsi makannya
O :
klien masih tampak lemah
A : masalah belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
33
34
7. Implementasi dan Evaluasi Post Operasi
Waktu : Rabu 14 November 2012
No. DX jam Implementasi Evaluasi Paraf
1 11.00 1. Mengkaji nyeri yang
dirasakan pasien, lokasi,
intensitas nyeri, dan
durasi munculnya nyeri
2. memberikan posisi yang
nyaman pada klien agar
bias berbaring dengan
nyaman tanpa nyeri
3. Kolaborasi pemberian :
analgetik peroral ( Asam
mefenamat 3x1) sesudah
makan siang
S: klien mengatakan
sedikit nyaman
setelah perubahan
posisi tetapi masih
sedikit sakit
O: klien masih merasa
takut bergerak karena
masih terasa nyerinya
:
P : nyeri ketika
bergerak berpindah
dan nyeri tekan
Q : terasa seperti di
iris- iris
R : nyeri pada lokasi
yang di operasi,
bagian pinggang kiri
S : skala 6 (0-10)
T : nyeri hilang
timbul setiap 5 menit
A: masalah belum
teratasi
P: pertahankan intervensi
35
2 11.20 1. membantu klien dalam
mobilisasi pasif
2. menganjurkan pasien
untuk beristirahat yang
cukup
3. melibatkan keluarga
dalam memenuhi Adl
pasien
S : pasien mengatakan
dapat makan dan
minum di bantu oleh
keluarga dan perawat
O : aktifitas klien masih di
bantu keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
3 11.57 1. Mengkaji peningkatan
suhu klien
2. Mengobservasi luka
infekai
3. Menganjurkan pasien
banyak minum dan
mengganti baju yag
sedikit lebih tipis/
menyerap keringat
S : klien mengatakan
masih panas
O: Suhu38, 5 C , luka
jika di tekan nyeri ,
tidak teraba panas,
balutan sudah dig anti,
A: masalah belum
teratasi
P : pertahankan
intervensi
Kamis, 15 November 2012
No.Dx jam Implementasi Evaluasi Paraf
1 08.30 1. Mengkaji nyeri yang
dirasakan pasien,
lokasi, intensitas nyeri,
dan durasi munculnya
nyeri
2. Memberikan posisi
yang nyaman pada
S: klien mengatakan sudah
sedikit nyaman dengan
kepala sedikit
ditinggikan bagian
bantal. Bisa
berpegangan saat
berpindah pada alat
36
klien agar bias
berbaring dengan
nyaman tanpa nyeri
3. Kolaborasi pemberian :
analgetik peroral
( Asam mefenamat
3x1) sesudah makan
siang
4. Observasi TTV
TD : 120/90 mmhg
N : 84 x/menit
S : 36
RR :
bantu yng
disediakan ,tetapi masih
bergerak hati -hati
O: klien sedikit bisa
berbaring dengan posisi
kepala ditinggikan
dengan bantal, dan
masih berhati hati
dengan luka post op
karena nyeri kadang
muncul kalau bterlalu
bergerak sering
P : nyeri ketika
bergerak berpindah
terlalu sering dan nyeri
tekan
Q : terasa seperti di
iris- iris
R : nyeri pada lokasi
yang di operasi, bagian
pinggang kiri
S : skala 5 (0-10)
T : nyeri hilang timbul
setiap 10 menit
A: masalah teratasi
sebagian
P: pertahankan intervensi
2 09.00 1. membantu klien dalam
mobilisasi pasif
2. menganjurkan pasien
untuk beristirahat yang
S : pasien mengatakan
dapat makan dan
minum di bantu oleh
keluarga dan perawat,
37
cukup
3. melibatkan keluarga
dalam memenuhi Adl
pasien
4. membantu mengganti
baju pasien
5. Menganjurkan keluarga
utuk lebih sering
mengganti baju pasien
agar tetap terjaga
kebersihan diri pasien
pasien belum
mengganti baju sejak
post op
O : aktifitas klien masih di
bantu keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
3 10.00 1. Mengkaji peningkatan
suhu klien S : 36oC
2. Mengobservasi luka
infekai
3. Menganjurkan pasien
banyak minum dan
mengganti baju yag
sedikit lebih tipis/
menyerap keringat
4. kolaborasi : mengup
infuse di tangan kanan,
sore hari memasang
icairan infuse di tangan
kiri, pemberian
antibiotic
S : klien tidak panas
O: Suhu 36oC , tubuh tidak
teraba panas, balutan
belum ganti, infus di
pindah ke tangan kanan
(akibat flebitis)
A: masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
15 nov 2012
Klien mengalami :
I. Defisit perawatan diri berhubungan dengan KU lemah
DS : klien mengatakan keluarga masih takut mengelap tubuh dari pasien
terlalu sering, lap pun tidak berulang-ulang di usap sekali saja dan tanpa
38
sabun
DO : klien belum ganti baju, bau badan +
II. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual yang
dialami
DS : klien mengatakan masih lemas,rasa mual
DO : konjungtiva anemis, mual setiap kali makan, setiap makanan masuk
terasa mual terus, makanan Cuma habis 5 sendok
3 09.00 1. menganjurkan pasien
makan lebih sering.
2. mengobervasi pola
makan pasien
3. melibatkan keluarga
pasien dalam memenuhi
kebutuhuan nutrisi
pasien
4. kolaborasi pemberian
vitamin asam folat
S : klien mengatakan masih
agak mual kalau makan
lebih dari 3 sendok
terasa mual
O : klien makan masih
sedikit habis 4 -5 makan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Jumat 16 November 2012
No. Dx jam implementasi Evaluasi Paraf
1. 09.00 1. Mengkaji nyeri yang
dirasakan pasien, lokasi,
intensitas nyeri, dan durasi
munculnya nyeri
2. memberikan posisi yang
nyaman pada klien agar
bias berbaring dengan
nyaman tanpa nyeri
3. Kolaborasi pemberian :
S : klien mengatakan tidak
nyeri mulai berkurang,
tidak terlalu terasa seperti
kemarin
O : klien tampak tenang,
bias sedikit bergerak
keaatas atau mau duduk
tapi belum duduk dengan
alat bantu
39
analgetik peroral ( Asam
mefenamat 3x1) sesudah
makan siang
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan dan
pertahankan interfvensi
2. 10.00 1. membantu klien dalam
mobilisasi pasif
2. menganjurkan pasien untuk
beristirahat yang cukup
3. melibatkan keluarga dalam
memenuhi Adl pasien
4. membantu mengganti baju
pasien
5. Menganjurkan keluarga
utuk lebih sering
mengganti baju pasien agar
tetap terjaga kebersihan diri
pasien
S : klien mengatakan sudah
dapat bergerak sedikit
lebih banyak, karena
nyerinya sedikit
berkurang, klien juga
mengatakan nyaman
telah mengganti pakaian
O : klien dapat
menggerakan kakinya
lebih aktif, klien tampak
bersih dan segar
A : Masalah teratasi
sebagian
P : melanjutkan dan
mempertahankan
intervensi
II 11.00 1. menganjurkan pasien
makan lebih sering
2. mengobervasi pola makan
pasien
3. melibatkan keluarga pasien
dalam memenuhi
kebutuhuan nutrisi pasien
4. kolaborasi pemberian
vitamin asam folat
S : klien mengatakan sudak
tidak merasa mual,
makan lebih banyak dari
yang kemarin
O : klien menghabiskan
setengah piring lebih,
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
40
41
42