Askep Individu (HT) Gerontik

download Askep Individu (HT) Gerontik

of 34

description

gerontik

Transcript of Askep Individu (HT) Gerontik

DEPARTEMEN GERONTIKLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANGERONTIK DENGAN HIPERTENSILAPORAN INDIVIDUUntuk Memenuhi Tugas Profesi PKM Kendalsari Malang

Oleh :

Ilham AkbarNIM. 0910723004

JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013I. PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)

Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

II. KLASIFIKASI

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )

a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut :

NoKategoriSistolik(mmHg)Diastolik(mmHg)

1.Optimal120

Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :

a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

III. ETIOLOGI

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

Kegemukan atau makan berlebihan

Stress

Merokok

Minum alkohol

Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal

Glomerulonefritis

Pielonefritis

Nekrosis tubular akut

Tumor

b. Vascular

Aterosklerosis

Hiperplasia

Trombosis

Aneurisma

Emboli kolestrol

Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

DM

Hipertiroidisme

Hipotiroidisme

d. Saraf

Stroke

Ensepalitis

SGB

e. Obat obatan

Kontrasepsi oral

Kortikosteroid

IV. PATOFISIOLOGI / PATHWAY

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

V. TANDA DANGEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

a. Mengeluh sakit kepala, pusing

b. Lemas, kelelahan

c. Sesak nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epistaksis

h. Kesadaran menurun

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal

c. Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )

d. Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

e. Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

f. Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

g. Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

h. Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

i. Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

j. Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

k. Steroid urin

Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

l. IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter

m. Foto dada

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

n. CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

o. EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

VII. PENATALAKSANAAN

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

a. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

Penurunan berat badan

Penurunan asupan etanol

Menghentikan merokok

b. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain

Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan

Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

c. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :

Dosis obat pertama dinaikkan

Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh

Obat ke-2 diganti

Ditambah obat ke-3 jenis lain

Step 4: Alternatif pemberian obatnya

Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi

c. Follow Up untuk mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya

2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya

3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter

5. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu

6. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita

7. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

8. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

9. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari

10. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

11. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal

12. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

13. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

14. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa:ILHAM AKBARTempat Praktik:Puskesmas KendalsariNIM: 0910723004Tgl. Praktik: 19-30 November 2013

A. Identitas Klien

Nama:Ny. DjNo. RM:.Usia:82 tahunTgl. Masuk:.Jenis Kelamin: PerempuanTgl. Pengkajian:21 November 2013Alamat:Jl. Simpang Setaman I/52 Sumber informasi: Klien

RT 6 RW 15 Lowokwaru Malang

No. Telp:..................................Nama klg. dekat yg bisa dihubungi : ...

Status Pernikahan:Janda

..............................

Agama:IslamStatus:.............................

Suku:JawaAlamat:.............................

Pendidikan:SDNo. Telp:.............................

Pekerjaan:Ibu Rumah TanggaPendidikan:.............................

Lama Bekerja:.................................Pekerjaan:.............................B. Status Kesehatan Saat ini

1. Keluhan Utama:Klien mengatakan nyeri pinggang kiri bagian belakang, kadang gatal. Klien mengeluh tidak mengerti makanan yang dapat menurunkan tekanan darah, klien merasa cemas dengan kondisi tekanan darahnya yang tinggi dan kurangnya informasi yang dimiliki. Klien mengatakan pernah merasa nyeri di dada kanan sampai ke punggung belakang2. Lama Keluhan:1 bulan3. Kualitas Keluhan:Nyeri tumpul. Skala 34. Faktor Pencetus:Klien tidak mengetahui penyebab gejala muncul.5. Faktor Pemberat:Klien memiliki riwayat hipertensi6. Upaya yg telah dilakukan : Digaruk dan dipijat7. Keluhan saat pengkajian : Klien mengeluh nyeri pinggang kiri bagian belakang,

kadang gatalC. Riwayat Kesehatan Saat ini

Klien semenjak beberapa bulan lalu tes tekanan darah didapati tinggi, klien merasa cemas dan tidak mengetahui cara mengurangi tekanan darah. Sejak satu bulan yang lalu klien merasa nyeri tumpul di pinggang belakang kiri, dan sering merasa gatal. Klien berusaha untuk mengurangi rasa gatal dan nyeri dengan menggaruk atau memijat bagian yang terasa nyeri dan gatal1. Diagnosa Medis :

a. Tekanan Darah Tinggi Tanggal : 19 November 2013b. ...................................Tanggal : ........................

c. ...................................Tanggal : ........................

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu

1. Penyakit yang pernah dialami :

a. Kecelakaan (jenis & waktu):Klien tidak pernah mengalami kecelakaanb. Operasi (jenis & waktu):Klien tidak pernah melakukan operasic. Penyakit

:

Kronis: Hipertensi Akut:nyeri di pinggang kliend. Terakhir masuk RS:klien tidak ingat terakhir kali masuk rumah sakit2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : klien tidak alergi3. Imunisasi : tidak terkaji4. Kebiasaan : Klien memiliki kebiasaan untuk memelihara kucing terhitung 3 ekor di dalam rumah5. Obat-obatan yang digunakan: Klien tidak minum obat untuk mengatasi gatal maupun tekanan darah tingginya.E. Riwayat Keluarga Suami klien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan meninggal karena serangan jantung (sudah meninggal 20 tahun lalu) Ibu klien memiliki riwayat penyakit hipertensi (klien lupa kapan ibunya meninggal) Kakak perempuan klien memiliki penyakit hipertensi (sudah meninggal 5 tahun lalu)GENOGRAM

Orangtua klien

Suami klien Kakak klienF. Riwayat Lingkungan

Klien memelihara 3 ekor kucing, 2 di dalam dan 1 di luar rumah. Perabotan dan lingkungan rumah tampak bersih dan rapi namun tercium bau kucing di mana-mana. G. Pola Aktifitas-Latihan

Makan/minumMinum Kopi 1 cangkir, Air Putih

10 gelas

Mandi2x sehari Berpakaian/berdandanKlien melakukan sendiri ToiletingKlien tidak ada kesulitan melakukan sendiri

Mobilitas di tempat tidurKlien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan BerpindahKlien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan BerjalanKlien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan Naik tanggaTidak ada tangga di rumah klienH. Pola Nutrisi Metabolik

Jenis diit/makanan: Nasi tempe tahu

Frekuensi/pola: 3x sehari

Porsi yg dihabiskan: habis

Komposisi menu: nasi+lauk Pantangan: tidak ada Napsu makan: baik Fluktuasi BB 6 bln. terakhir: tetap Jenis minuman: air putih, susu Frekuensi/pola minum: 5x sehari Gelas yg dihabiskan: 3-4 gelas Sukar menelan (padat/cair): tidak ada Pemakaian gigi palsu (area): seri-molar Riw. masalah penyembuhan luka: tidak ada I. Pola Eliminasi BAB:

Frekuensi/pola: 1x sehari Konsistensi: Lunak Warna & bau: kekuningan dan bau

Kesulitan: tidak ada kesulitan

Upaya mengatasi: tidak ada BAK:

Frekuensi/pola: 10 kali

Konsistensi: cair

Warna & bau: orange

Kesulitan: tidak ada kesulitan

Upaya mengatasi: tidak adaJ. Pola Tidur-Istirahat Tidur siang:Lamanya: Klien tidak pernah tidur siang Jam s/d: Klien tidak pernah tidur siang Kenyamanan stlh. tidur: Klien tidak pernah tidur siang

Tidur malam: Lamanya: 4-6 jam Jam s/d: 22.00 04.30

Kenyamanan stlh. tidur: nyenyak

Kebiasaan sblm. tidur: tidak ada Kesulitan: tidak ada kesulitan

Upaya mengatasi: tidak ada kesulitanK. Pola Kebersihan Diri

Mandi: Frekuensi: 3 kali sehari Penggunaan sabun: ya Keramas: Frekuensi: 2 hari sekali Penggunaan shampoo: ya Gosok gigi: Frekuensi: 3 kali sehari Penggunaan odol : 3 kali sehari Ganti baju:Frekuensi: 1 kali sehari Memotong kuku: Frekuensi: dua minggu sekali Kesulitan: Tidak ada Upaya yg dilakukan: tidak ada1. Pola Toleransi-Koping Stres

2. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( ) dibantu orang lain, sebutkan,3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: klien berdiskusi dengan anaknya4. Harapan setelah menjalani perawatan: ingin segera tekanan darahnya normal

kembali dan gatal/nyeri pinggangnya hilang5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: badan sering merasa tidak nyamanL. Konsep Diri

1. Gambaran diri : klien lebih senang tinggal sendirian daripada dengan anak-anaknya2. Ideal diri : klien merasa mampu mengurus dirinya sendiri3. Harga diri : klien tidak mengalami gangguan harga diri4. Peran : Pasien hidup sendiri di rumah5. Identitas : klien dapat menempatkan diri di masyarakat dengan baikFORMAT PEMERIKSAAN FISIK GERONTIK

Keadaan umum: Baik

Kesadaran : Compos Mentis

TTV & status gizi:

Suhu: 37 oC

RR: 18 x/mnt

TD: 150/80 mmHg

Nadi: 93 x/menit

Pemeriksaan Fisik

Kepala:

Warna

: sebagian besar rambut klien beruban

Kebersihan: kepala klien tampak bersih

Distribusi: rambut terlihat mulai jarang

Kerontokan: klien mengatakan rambutnya rontok

Keluhan: Tidak ada keluhan pada pemeriksaan kepala

Mata:

Bentuk

: bentuk mata simetris

Konjungtiva

: konjungtiva terlihat merah muda

Sclera

: sclera klien berwarna putih

Strabismus

: mata klien tidak ada strabismusPenglihatan : klien tidak dapat mengenali orang dari jarak jauh karena pandangan kaburPeradangan

: Tidak nampak peradangan pada area mataRiwayat katarak: klien mengatakan tidak ada riwayat katarakKeluhan : Klien mengeluh pandangannya kabur, tetapi tidak memiliki riwayat penyakit katarak sebelumnya.

Hidung:

Bentuk

: hidung klien terlihat simetris

Peradangan

: Tidak tampak peradangan di area hidung

Penciuman

: klien dapat membedakan bau-bauanMulut dan tenggorokan:

Kebersihan

: mulut klien tingkat kebersihannya sedangMukosa

: mukosa mulut klien terlihat keringPeradangan/stomatitis

: Tidak terlihat tanda peradanganGigi/Geligi

: Ompong, menggunakan gigi palsu Radang gusi

: Tidak tampak radang gusi

Kesulitan mengunyah

: klien dapat makan dan mengunyah dengan lancar

Kesulitan menelan

: klien tidak sulit menelanTelinga:

Bentuk

: hidung klien terlihat simetris

Kebersihan

: tingkat kebersihan hidung klien sedang

Peradangan

: Tidak terlihat tanda peradangan

Pendengaran

: klien dapat merespon pembicaraan dengan spontanKeluhan lain

: Tidak ada keluhanLeher:

Posisi Trakea

: posisi trakea klien simetris

Pembesaran kel.tiroid: Tidak ada pembesaran kel.tiroid

JVD

: Tidak ada JVD

Kaku kuduk

: Tidak ada Kaku kudukDada:

Bentuk dada

: Dada kiri agak menonjol saat di inspeksi dan palpasi

Retraksi

: Tidak ada retraksi dinding

Wheezing

: Tidak terdengar suara mengi

Ronchi

: Tidak terdengar suara ronchiSuara jantung tambahan : Tidak terdengar suara jantung tambahanAbdomen:

Bentuk

: perut klien terlihat Flat

Nyeri tekan

: Tidak terasa nyeri tekan

Kembung

: Tidak terasa kembung

Supel

: Tidak terasa supel

Bising usus

: terdengar dengan frekuensi: 12 x/mnt

Massa

: Tidak teraba tonjolan massaGenitalia/anus:

Kebersihan

: tidak terkaji

Hemoroid

: klien mengatakan tidak memiliki riwayat wasir

Hernia

: klien mengatakan tidak memiliki riwayat herniaEkstremitas:

Massa/tonus otot: nilainya 4 (melawan gravitasi dengan tahanan)

Postur tubuh

: Normal, klien dapat berdiri dengan tegak

Gaya berjalan

: Normal, klien tidak sempoyonganRentang gerak: Klien dapat bergerak secara maksimal, tapi untuk berjalan jauh dengan kondisi jalan yang naik turun klien mengalami kesusahan.

Deformitas

: tidak teraba adanya deformitas tulangTremor

: klien tampak tremor pada tubuh dan tanganEdema kaki

: Tidak teraba adanya edema kakiFlebitis

: Tidak teraba adanya flebitis

Klaudikasi

: Tidak teraba adanya klaudikasi

Integumen:

Kebersihan

: kulit klien bersih

Warna

: kulit klien berwarna sawo matang

Kelembaban

: teraba kering

Gangguan pada kulit: tidak ada gangguanPENGKAJIAN PSIKOGERONTIKNama

: Ny. DjJenis kelamin

: perempuan

Umur

: 82 tahunAlamat

: Jl. Simpang Setaman I/52 RT 6 RW 15 Lowokwaru Malang

Status Menikah: janda

Agama

: Islam Suku

: JawaTingkat Pendidikan: tidak tamat SDRiwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga1. Masalah emosional : Klien tidak memiliki masalah emosional2. Tingkat Kerusakan Intelektual

SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire)

BenarSalahNoPertanyaan

1.Tanggal berapa hari ini?

2.Hari apa sekarang?

3.Apa nama tempat ini?

4.Dimana alamat Anda?

5.Berapa nomor rumah Anda?

6.Kapan Anda lahir?

7.Siapa presiden Indonesia?

8.Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

9.Siapa nama ibu Anda?

10.Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun.

JumlahSalah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

3. Identifikasi aspek kognitif

Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No.Aspek kognitifNilai MaksimalNilai KlienKriteria

1.Orientasi52Menyebutkan dengan benar

Tahun

Musim

Tanggal

Hari

Bulan

Orientasi54Dimana sekarang kita berada?

Negara

Propinsi

Kabupaten

2.Registrasi33Sebutkan 3 nama objek (kursi, meja, kertas)

Kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab:

3.Perhatian dan kalkulasi51Meminta klien berhitung mulai dari 100, kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat:

4.Mengingat 33Meminta klien untuk menyebutkan objek pada poin 2:

5.Bahasa 95Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjuk benda tersebut):

Meminta klien untuk mengulangi kata berikut tak ada jika, dan, atau, tetapi.

Klien menjawab........

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah. Ambil ballpoint di tangan Anda, ambil kertas, menulis saya mau tidur.

Perintahkan klien untuk hal berikut (Bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin)

tutup mata Anda

Perintahkan pada klien untuk menulis atau kalimat dan menyalin gambar

Total Nilai3018Kerusakan kognitif ringan

Pengkajian ADL

Modifikasi dari Barthel Index

Aktifitas

Skor

1. Makan

0= tidak mampu

10 5= dengan bantuan

10= mandiri

2. Mandi

0= dengan bantuan

10

5= mandiri

3. Kebersihan diri

0= dengan bantuan

10 5= mandiri

4. Berpakaian

0= dengan bantuan

5= butuh bantuan pada setengah aktifitas

10 10= mandiri

5. Mengontrol defekasi

0= inkontinen (termasuk pemberian enema)

10 5= occasional

10= kontinen

6. Mengontrol berkemih

0= inkontinen (termasuk kateter)

5= occasional

10 10= kontinen

7. Penggunaan toilet

0= dengan bantuan

5= butuh bantuan pada beberapa aktifitas

10 10= mandiri

8. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur

0= tidak mampu. Tidak ada keseimbangan

5= dengan bantuan mayor (1/2 orang), dapat duduk

10 10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)

15= mandiri

9. Mobilitas (pada permukaan datar)

0= tidak mampu. < 50m

5= ketergantungan kursi roda, termasuk pegangan. >50m

10 10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik). >50m

15= mandiri (bisa dengan bantuan, mis. tongkat). > 50m

10. Naik turun tangga

0= tidak mampu

5= butuh bantuan

5 10= mandiri

TOTAL (0-100)

95

Interpretasi:ketergantungan ringanPengkajian Posisi dan Keseimbangan (Sullivan)

No.Tes koordinasiKeteranganNilai

1.Berdiri dengan postur normalBaik4

2.Berdiri dengan postur normal, menutup mataBaik4

3.Berdiri dengan kaki rapatBaik4

4.Berdiri pada satu kakiBaik4

5.Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke posisi netralBaik4

6.Berdiri, lateral dan flksi trunkBaik4

7.Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki di depan jari kaki yang lainBaik4

8.Berjalan sepanjang garis lurusBaik4

9.Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantaiBaik4

10Berjalan menyampingBaik4

11.Berjalan mundurBaik4

12Berjalan mengikuti lingkaranBaik4

13.Berjalan pada tumitBaik4

14.Berjalan dengan ujung kakiBaik4

Jumlah54

Nilai: 54= Mampu melakukan aktifitasAnalisa DataPengelompokan DataEtiologiProblem

DS: Klien mengatakan bahwa ia merasa nyeri di dada kanan hingga ke punggungDO:

Dada kiri klien agak menonjol

TTV: TD 150/80mmhg

RR 23x/menit

Nadi 93x/menitTekanan darah tinggi(Viskositas darah meningkat

(Aliran darah yang masuk ke jantung meningkat

(Jantung mengalami kompensasi

(Kerja jantung meningkat

(Takikardi

(Nadi cepat RR naik

(Tekanan Systole meningkat

(Penurunan curah jantung Penurunan Curah Jantung

DS:

klien mengatakan bagian pinggang kiri belakangnya sering gatal dan sakit saat digaruk skala nyeri 3 Klien mengatakan sering menggaruk area gatal jika terasaDO:

Kulit di sekitar pinggang belakang terlihat kehitaman TTV: RR 23x/menit

Nadi 93x/menitGatal dan nyeri(Tidak mengetahui cara menangani dengan benar(menggaruk area gatal/nyeri(membekas kehitaman pada area nyeri(Kerusakan integritas kulit

(Mediator nyeri

(Pelepasan brandikinin dan prostaglandin

(NyeriNyeri akut

DS:

Ibu mengatakan tidak mengetahui cara mengurangi tekanan darah Ibu mengatakan selalu makan tempe tahu dan jarang sayur Ibu mengatakan tidak tahu makanan apa saja yang baik dikonsumsi Pendidikan klien tidak tamat SDDO:

Klien terlihat bingung saat mengatakan bahwa ia tidak tahu cara menurunkan tekanan darah dan makanan apa saja yang baik untuknyaPendidikan tidak tinggi(

Kurangnya paparan informasi(

Terkena tekanan darah tinggi( Klien merasa cemas

(Klien tidak tahu diet yang baik

(Klien tidak tahu penatalaksanaan hipertensi

(Klien banyak bertanya

(Defisiensi pengetahuanKurang pengetahuan

Diagnosa Keperawatan:

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kompensasi jantung akibat tekanan darah yang tinggi

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik gesekan (garukan) yang terjadi di area pinggang3. Kurang pengetahuan diet hipertensi berhubungan dengan kurangnya terpapar informasiRENCANA KEPERAWATANNama Klien: Ny.Dj

No. Reg :

Usia : 82 tahun

Tgl Pengkajian: 21 November 2013

NoDx.KeperawatanTujuanKriteria hasilIntervensiRasional

1Penurunan curah jantung berhubungan dengan kompensasi jantung akibat tekanan darah yang tinggiPenurunan curah jantung Ny. Dj tidak semakin parah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

TD klien normal (120/80mmHg)

Pasien tampak nyaman dan tidak menunjukkan tanda-tanda distress RR klien normal (16x/menit)

a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang

b. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

c. Anjurkan pada klien untuk membatasi aktivitas

d. Pantau TTV sesering mungkin

e.Tinggikan kepala saat berbaring

f. Kolaborasi pemberian obat anti HT sesuai indikasi : Captopril, ace inhibitor, dan obat-obatan vasodilatorg. anjurkan klien untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit jika didapati nyeri dada atau sesak nafasa. Tirah baring yang tenang akan menurunkan gejala penurunan curah jantung dan membantu sirkulasi peredaran darah

b. membantu ambulasi klien akan membantu mengurangi pemakaian energi dan beban kerja jantungc. aktivitas berlebih akan meningkatkan kerja jantung

d. untuk mengetahui kondisi klien secara berkala

e. melancarkan peredaran darah

f. meregangkan pembuluh darah

g. gejala tersebut adalah tanda-tanda gangguan jantung

2Nyeri berhubungan dengan gesekan (garukan) yang terjadi di area pinggangNyeri yang dirasakan oleh Ny.Dj hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

Pasien mengungkapkan tidak adanya gatal dan nyeri

Pasien tampak nyaman

TTV dalam batas normal

Skala nyeri turun dari 3 ke 1

a. Anjurkan pada klien teknik nafas dalamb. Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan nyeri seperti kompres hangat pada pinggang, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi

c. Beritahu klien untuk tidak menggaruk area yang nyeri dan gatal

d. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium )a. mengurangi intensitas nyerib. kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan pegal

c. menggaruk area yang gatal akan menyebabkan kulit mudah teriritasi dan memicu gangguan integritas kulit

d. obat tersebut mengurangi intensitas nyeri karena bersifat antihistamin

3Kurang pengetahuan diet hipertensi berhubungan dengan kurangnya terpapar informasiKlien memahami tentang diet HT setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam

Pasien dapat menyebutkan apa itu hipertensi

Pasien memahami pengertian, tanda dan gejala, penyebab hipertensi Klien dapat menyebutkan makanan yang baik dan tidak baik dikonsumsi untuk penderita HT Klien dapat memahami dan menyertakan makanan dalam diet DASH dengan baik Klien memaparkan pentingnya pengurangan garam dalam penyembuhan HT dan mempraktekkan pengurangan konsumsi garama. Ajarkan Klien secara sederhana mengenai konsep HT

b. gunakan bahasa yang dipahami klienc. Libatkan keluarga dan minta untuk mengingatkan klien dalam segala aktivitas terutama diet

d. Ajarkan pada klien pentingnya mengurangi asupan lemak dan garame. observasi masukan lemak dan garam pada klien secara berkalaf. Ajarkan pada klien pentingnya menyertakan serat dalam menu makan (sayur dan buah)

g. observasi masukan serat pada klien secara berkalaa. klien lansia biasanya mengalami penurunan kognitifb. klien lansia memakai bahasa daerah dan memahami dengan baik dengan bahasa sehari-harinya

c. keluarga terdekat klien akan membantu klien untuk mengingatkan detail penting mengenai diet

d. meningkatkan pengetahuan klien tentang bahaya makanan tsb bagi HT

e. observasi akan memudahkan perawat untuk mengarahkan klien

f. serat dapat memudahkan BAB dan memperbaiki fungsi organ serta mengganti asupan makanan berlemak

g. observasi akan memudahkan perawat untuk mengarahkan klien

INTERVENSI DAN EVALUASI

Perawat: Ilham Akbar S. KepNIM : 0910723004

TglDxJamImplementasiEvaluasiTtd

21/

11/

1319.30-11.00a. mempertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang

b. membantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

c. menganjurkan pada klien untuk membatasi aktivitas

d. memantau TTV sesering mungkin

e.meninggikan kepala saat berbaring

f. berkolaborasi pemberian obat anti HT sesuai indikasi : Captopril, ace inhibitor, dan obat-obatan vasodilatorg. menganjurkan klien untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit jika didapati nyeri dada atau sesak nafasS: - klien mengatakan sering istirahat karena kegiatannya sehari-hari hanya di rumah saja

Klien mengatakan sehari-harinya hanya bersih-bersih rumah, mengurus kucing dan menonton televisi

O: - klien tampak sering duduk-duduk sambil melihat televisi

Pada saat perawat datang klien sedang menyapu

A: implementasi yang diajukan tercapai sebagian

P: memantau kembali kondisi klien, ttv dan aktivitasnya

23/

11/

13210.00-11.30a. menganjurkan pada klien teknik nafas dalam

b. memberi tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan nyeri seperti kompres hangat pada pinggang, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi

c. memberitahu klien untuk tidak menggaruk area yang nyeri dan gatal

d. berkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium )S: - klien mengatakan nyeri kadang masih terasa

klien mengatakan gatal dan nyeri sudah berkurangO: klien tidak terlihat menggaruk bagian yang gatalA: implementasi tercapai sebagianP: terus menganjurkan teknik kompres hangat dan tidak menggaruk area yang gatal

28/

11/

13311.00-12.00a. mengajarkan Klien secara sederhana mengenai konsep HT

b. menggunakan bahasa yang dipahami klien

c. Melibatkan keluarga dan minta untuk mengingatkan klien dalam segala aktivitas terutama diet

d. Mengajarkan pada klien pentingnya mengurangi asupan lemak dan garame. mengobservasi masukan lemak dan garam pada klien secara berkala

f. mengajarkan pada klien pentingnya menyertakan serat dalam menu makan (sayur dan buah)

g. mengobservasi masukan serat pada klien secara berkalaS: - klien dapat menyebutkan kembali konsep HT secara singkat - klien dapat menyebutkan kembali tentang diet DASH dan pembatasan garam

- klien dapat memahami bahasa yang digunakan perawat dengan baik

- klien mengatakan bahwa penggunaan garam hanya sejumput dan menunjukkan takarannya

- klien mengatakan menyertakan buah jika anaknya membelikan saja

- klien mengatakan tidak suka mengkonsumsi makanan berlemak

O: klien terlihat hanya makan tempe tahu dan nasi saja setiap harinyaA: - implementasi keperawatan tercapai sebagianP: - berusaha mengikut sertakan anggota keluarga dalam sesi perawatan berikutnya. - terus melakukan observasi pembatasan garam dan lemak

- terus melakukan observasi penyertaan serat dalam menu makan klien

HASIL DAN PEMBAHASANDari intervensi yang telah dilakukan didapatkan hasil tingkat nyeri yang dirasakan klien tidak lagi terasa pada kunjungan-kunjungan berikutnya. Klien mengikuti anjuran perawat untuk memberikan kompres hangat pada area nyeri/gatal. Klien tidak mengeluhkan adanya pusing atau nyeri tengkuk.

Untuk intervensi yang berkaitan dengan pengetahuan klien, perawat telah memberikan penyuluhan dan home visit sebanyak 5 kali kunjungan untuk mengetahui perkembangan pemahaman klien mengenai diet hipertensi dan DASH. Melalui hasil observasi tekanan darah secara berkala didapatkan tekanan darah klien relative stabil dikarenakan pola makan klien berkisar nasi dengan lauk tempe tahu dan sayur seadanya tanpa tambahan makanan berlemak lainnya. Klien mengatakan tidak menyukai makanan berlemak sehingga tidak menyertakannya dalam menu makan harian. Klien sesekali menyertakan kandungan serat berupa buah-buahan.Untuk penggunaan garam, klien mengatakan tidak menyukai makanan asin sehingga hanya menggunakan sejumput garam dalam setiap menu masakannya, ditambah lagi karena klien hanya makan tempe dan tahu setiap harinya.

Beberapa keterbatasan dalam pemberian intervensi pada klien Ny. DJ adalah perawat masih tidak dapat menemui anak klien karena klien tinggal sendiri. Berikutnya adalah klien hanya tinggal dengan 3 ekor kucing yang menyebabkan lingkungan rumah menjadi kurang higienis.Secara keseluruhan klien merasa kesehatannya mulai membaik dengan adanya kunjungan rutin dari perawat.

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan keperawatan terhadap ny.Dj adalah tekanan darah ny.Dj sudah mulai stabil. Konsumsi makanan yang berserat perlu ditingkatkan sementara konsumsi makana berlemak sudah cukup baik. Penggunaan garam ny. Dj sudah cukup baik karena hanya menggunakan kurang dari 1 sendok teh (2300 mg).B. Saran

Perlu adanya sesi dengan keluarga terutama anak-anak klien untuk membantu aplikasi diet hipertensi yang sehat dan membantu aktivitas serta intervensi lanjutan jika klien lupa. Perlu adanya pertemuan dengan keluarga untuk membahas pola hidup ny. Dj yang tinggal dengan 3 ekor kucing dan lingkungan yang menjadi kurang higienis sehingga dapat ditemukan solusi yang baik bagi klien dan keluarga.DAFTAR PUSTAKA

Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study. Medika Volume XXXIX 2003; 4: 234-8

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006. Bangkinang 2007.

Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition. Albania: Journal Epidemiology Community Health 2003;57:734739Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006. Bangkinang 2007

Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jakarta. 2006: 610-14

Soesanto, A. M., Soenarto, A. A., Joesoef, A. H., Rachman, G. S., 2001. Reaktivitas Kardiovaskuler Individu Normotensi Dari Orang Tua Hipertensi Primer. Jurnal Kardiologi Indonesia. XXV (4) hal: 166 167.

Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.Kusugiharjo, Wawan. 2003. Hipertensi di usia lanjut di kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Provinsi DIY.Skripsi. UNDIP, Semarang. Perempuan hidup

Perempuan Meninggal

Laki-laki Hidup

Laki-Laki Meninggal

Klien