ASKEP HIL

50
ASKEP HIL BAB I TINAJAUAN TEORITIS A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Defianisi Hernia inguinalis adalah terjadinya penonjolan isi rongga abdomen melalui annulus inguinalis interna mengikuti apermatid cordi di kanale ingunalis kemudian keluar melalui annulus inguinalis eksterna sehingga terdapat benjolan di daerah inguinalis. 2. Anatomi • kulit dan jaringan subkutis lapisan muskulo-aponeurisis peritoneum parietal dan jaringan preperitoneum rongga perut cincin atau pintu hernia (tempat keluarnya jaringan/ organ tubuh, berupa LMR yang dilalui kantong hernia) kantong hernia Bagian-bagian Hernia 1. kantong hernia Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya : hernia incisional, hernia adipose dan

description

nnnnn nnnn

Transcript of ASKEP HIL

ASKEP HIL

BAB ITINAJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT1. DefianisiHernia inguinalis adalah terjadinya penonjolan isi rongga abdomen melalui annulus inguinalis interna mengikuti apermatid cordi di kanale ingunalis kemudian keluar melalui annulus inguinalis eksterna sehingga terdapat benjolan di daerah inguinalis.

2. Anatomi

kulit dan jaringan subkutislapisan muskulo-aponeurisisperitoneum parietal dan jaringan preperitoneumrongga perutcincin atau pintu hernia (tempat keluarnya jaringan/ organ tubuh, berupa LMR yang dilalui kantong hernia)kantong hernia

Bagian-bagian Hernia1. kantong herniaPada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya : hernia incisional, hernia adipose dan hernia intertitialis.2. isi herniaBerupa organ atau jaringa yang keluar melalui kantong hernia. Pada hernia abdominalis berupa usus.3. pintu herniaMerupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui kantong hernia.4. leher herniaBagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia5. locus minoris resistence (LMR)

3. FisiologiKanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia tranversalis dan aponeurisis m.transversus abdominis, dimedial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponurisis m.oblikus eksternus, dan didasarnya terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada pria, dan ligamentum rotundum pada wanita.Nervus ilioinguinalis dan iliofemoralis mempersarfi otot diregio inguinalis, sekitar kanalis inguinalis, dan tali sperma, serta sensibilitas kulit diregio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit tungkai atas bagian proksimomedial.

4. Etiologia. KongenitalTerjadi akibat prosesus vaginalis pertenium persisten disertai dengan annulus inguinalis yang cukup lebar.b. DidapatDitemukan adanya faktor kausal/predisposisi yang berperan untuk timbulnya hernia: Prosesus vaginalis yang tetap terbuka Peninggian tekanan intra abdomen: pekerjaan mengangkat barang-barang berat Batuk karonik: bronchitis kronik, TBC Hipertrofi prostat, striktur uretra, konstipasi, asites Kelemahan otot dinding perut: Usia tua, sering melahirkan

5. FatofisiologiHernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batukyang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, . Karena organ-organ selalu selalukemudian terjadi hernia Pengguanaan saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.

6. Manifestasi klinis Benjolan dilipat paha yang timbul hilang. Muncul saat penderita berdiri, batuk, bersin, mengedan atau mengangkat barang berat dan menghilang saat penderita berbaring. Nyeri disertai muntah timbul bila terjadi inkarserasi atau strangulasi

7. Komplikasia. Hernia akreta; ada perlakuan isi dengan kantong hernia, tidak ada gangguan pasaseb. Hernia inkarserasi; ada perlekatan yang disertai dengan gangguan pasasec. Hernia strangulasi; nekrosis, gangrene, abses local, peritonitis.

8. Prosedur diagnosticDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Benjolan akan membesar jika penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan.Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring . keluhan nyeri jarang dijumpai , kalau ada biasanya didaerah epigastrium, atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium pada waktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau sudah terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio inguinalis yang berjalan dari lateral atas kemedial bawah. Kantong hernia yang kososn kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memeberikan sensasi gesekan dua permukaaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat dicoba mendorong isi hernia denganmenonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat yang biasanya berisi ovarium.Laboratorium; pemeriksaan leukosit

9. Penatalaksanaan medisa. Konservatif Pemakaian bantalan penyangga hanya dilakukan pada hernia reponibilis Pemberian sedative, kompres es, posisi tidur trendevenburg hanya ditunjukan pada hernia anak yang sudah mengalami inkarserasi.

b. Pembedahan Anak; herniotomi yaitu tentang hernia yang dibuka dan isi didorong ke dalam rongga abdomen. Kantong proksimal dijahit kuat setinggi mungkin lalu dipotong. Kantong distal dibiarkan. Dewasa; herniorafi dan hernioplastik Herniorafi terdiri dari herniotomi dan hernioplastik Hernioplastik; setelah herniotomi dilakukan tindakan memperkecil annulus internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIANa Identitas/Biodata1. Biodata 2. Data Penanggung JawabNama : Nama :Umur : Umur :Suku bangsa : Suku :Agama : Agama :Pendidikan : Pendidikan :Pekerjaan : Pekerjaan :Alamat : Alamat :Kec. Kec.Tgl. Masuk RS : Hubungan :Tgl. Dikaji :Diagnosa Medis :No. RM :Dr. Penanggungjawab :

b Riwayat Kesehatan1) Keluhan utama2) Riwayat kesehatan sekarangP, Q, R, S, T3) Riwayat kesehatan masa laluPenyakit (masa kanak-kanak, penyakit yang terjadi secara berulang-ulang, operasi yang pernah dialami)Alergi:Kebiasaan (merokok, minum kopi, dll) :4) Keadaan kesehatan keluargaOrang tua, Saudara kandung, Anggota keluarga lainFaktor resiko terhadap kesehatan (kanker hypertensi, DM, penyakit jantung, TBC, Epilepsi, dll.)5) Keadaan psikologisPerilakuPola emosionalKonsep diriPenampilan intelektualPola pemecahan masalahDaya ingat6) Keadaan Sosial ekonomiStatus ekonomiKegiatan rekreasiBahasa komunikasiHubungan dengan keluargaKegiatan masyarakat7) Keadaan SpiritualKepercayaan, keyakinan

8) Pola Kehidupan sehari-hariNo Kegiatan sehari-hari Di rumah Di rumah sakit1. Makan dan Minuma. Makan Frekwensi Jenis makanan Makanan yang disukai Makanan yang tidak disukai Makanan pantangan Tujuan/alasan pantangan Gangguan makanan Cara mengatasi Diet khususb. Minum Jumlah intake Jenis2. Pola elimenasia. BAK Frekwensi Jumlah Warna Gangguan/keluhan Cara mengatasib. BAB Frekwensi Konsistensio Gangguan/keluhano Cara mengatasi3. Istirahat dan tidura. Lama tidur malam siangb. Gangguan Tidurc. Cara Mengatasid. Kebiasaan tidur4. Personal hyginea. Frekwensi Mandi tiap harib. Cara mandic. Frekwensi sikat gigid. Frekwensi mencuci rambut tiap minggue. Kebiasaan gunting kuku5. Aktivitasa. Gangguan dalam pergerakan/berjalanb. Alasan/penyebabc. Cara mengatasi6. Sexuala Frekwensib Alasan/penyebabc Cara mengatasi

c Pemeriksaan Fisik1) Keadaan Umum :2) Tanda-tanda vital : Tekanan Daqrah, Suhu, Nadi, Respirasi3) Sistem PencernaanBentuk bibir, lesi mukosa mulut, kelengkapan gigi, muntah, kemampuan menelan, mengunyah, bentuk peut, BU, distensi abdomen, dll.4) Sistem PernafasanKesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung, deformitas, bersin, warna mukosa, perdarahan, nyeri sinus, bentuk dada, kesimetrisan, nyeri dada, frekwensi pernafasan, jenis pernafasan, bunyi nafas, dll.5) Sistem cardiovaskulerKonjungtiva anemis/tidak, akral dingin/hangat, CRT, JVP, bunyi jantung, tekanan darah, pembesaran jantung, Cyanosis, dll.6) Sistem integumenWarna kulit, turgor kulit, temperatur, luka/lesi, kebersihannya, integritas, perubahan warna, keringat, eritema, kuku, rambut (kebersihan, warna, dll.)7) Sistem persyarafanTingkat kesadaran, kepala ukuran, kesimetrisan, benjolan, ketajaman mata, pergerakan bola mata, kesimetrisan, reflek kornea, reflek pupil, nervus 1 s.d. 12, kaku kuduk, dll.8) Sistem endokrinPertumbuhan dan perkembangan fisik, proporsi dan posisi tubuh, ukuran kepala dan ekstremitas, pembesaran kelaenjar tyroid, tremor ekstremitas, dll.9) Sistem muskuloskeletalRentang gerak sendi, gaya berjalan, posisi berdiri, ROM, kekuatan otot, deformitas, kekakuan pembesaran tulang, atrofi, dll.10) Sistem reproduksiLaki-laki: penis skrotum, testis, dll.Perempuan: pembengkakan benjolan, nyeri, dll.11) Sistem perkemihanJumlah, warna, bau, frekwensi BAK, urgensi, dysuria, nyeri pinggang, inkontinensia, retensi urine, dll.

d Pemeriksaan PenunjangLaboratoriumRontgen

e Therapi

2. Diagnosa keperawatan dan perencanaanDiagnosa keperawatan PerencanaanTujuan Intervensi RasionalGangguan nyeri berhubungan dengan spasme ototNyeri hilang/terkontrol dalam 124 jam setelah diberi tindakan keperawatan dengan kriteria: wajah tampak ceria Mendemonstrasikan penggunaan intervensi terapeutik (misalnya; keterampilan relaksasi, modifikasi perilaku) untuk menghilangkan nyeri. Kaji adanya keluhan nyeri, cacat lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus/ yang memperberat. Minta pasien untuk menetapkan pada skala 0-10 Letakan semua kebutuhan, termasuk bel panggil dalam batas yang mudah dijangkau/diraih oleh pasien. Intruksikan untuk melakukan mekanika tubuh/gerakan yang tepat Berikan kesempatan untuk bicara/mendengarkan masalah pasien Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai kebutuhan; relaksan otot, analgesik. Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk membandingkan dan evaluasi terhadap therapi. Menurunkan resiko peregangan saat meraih Memfokuskan perhatian pasien, membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan Menghilangkan/mengurangi stress pada otot dan mencegah trauma lebih lanjut. Membantu untuk menurunkan faktor-faktor stress selama dalam keadaan sakit dan dirawat. Kesempatan untuk memberikan/membetulkan informasi yang kurang tepat. Merelaksasikan otot dan menurunkan/menghilangkan nyeriGangguan intoleransi aktivitas berhubungan nyeri Klien dapat melakukan aktivitas dengan kriteria:Dalam 124 jam setelah diberikan tindakan klien mampu melakukan aktivitas seperti biasa Catat respon-respon emosi/perilaku pada mobilisasi. Berikan aktivitas yang disesuaikan dengan pasien. Anjurkan pasien untuk tetap ikut berperan serta dalam aktivitas sehari-hari dan keterbatasan individu. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulansi progresif Imobilitas yang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan, aktivitas pengalihan membantu dalam memfokuskan kembali perhatian pasien dan meningkatkan koping dengan keterbatasan tersebut. Partisifasi pasien akan meningkatkan kemandirian pasien dan perasaan kontrol terhadap diri. Keterbatasan aktivitas bergantung pada kondisi yang khusus teapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.

3. ImflementasiPada tahap dilakukan pelaksanaan dan perawatan yang telah ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal. Pelaksanaannya adalah pengelolaan dan perwujudan dan rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis tindakan:1) Secara mandiri (independen) adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi reaksi karena adanya stresor (penyakit) misalnya:a. Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-harib. Memberikan dorongan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya secara wajar.2) Secara ketergantungan/kolaborasi (interdependen), adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama tim perawatan atau tim kesehatan lainnya misalnya dalam hal pemberian obat sesuai instruksi dokter, pemberian infus: tanggung jawab perawat kapan infus itu terpasang.

4. EvaluasiEvaluasi adalah merupakan salah satu alat untuk mengukur suatu perlakuan atau tindakan keperawatan terhadap pasien. Dimana evaluasi ini meliputi evaluasi formatif / evaluasi proses yang dilihat dari setiap selesai melakukan implementasi yang dibuat setiap hari sedangkan evaluasi sumatif / evaluasi hasil dibuat sesuai dengan tujuan yang dibuat mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan.

BAB IITINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAANDIAGNOSA MEDIS HIL POST OPDI RUANG BEDAH RSUD M.A. SENTOT PANTURA

A PENGKAJIAN1. Identitas/Biodata1. Biodata 2. Data Penanggung JawabNama : Tn. S Nama : Tn. TUmur : 60 tahun Umur : 30 tahunSuku bangsa : Indonesia Suku : IndonesiaAgama : Islam Agama : IslamPendidikan : Pendidikan : SDPekerjaan : Tani Pekerjaan : TaniAlamat : Ds. Haurgeulis Alamat : HaurgeulisKec. Haurgeulis Kec. HaurgeulisTgl. Masuk RS : 4/11/2009 Hubungan : AnakTgl. Dikaji : 5/11/2009Diagnosa Medis : HILNo. RM : 17175Dr. Penanggungjawab : dr. Wahyu

2. Riwayat Kesehatanb. Keluhan utamaKlien mengeluh sakit setelah operasic. Riwayat kesehatan sekarangKlien dioperasi tanggal 8/11/2009 masuk ruang operasi jam 14.00 s.d. 17.00P= nyeri lipatan pahaQ= nyeri seperti ditusukR= nyeri pada daerah lipatan paha kiriS= nyeri dengan sekala 3T= terus menerusd. Riwayat kesehatan masa laluPenyakit masa lalu : klien belum pernah menderita penyakit serupa, klien tidak menderita penyakit menularAlergi: tidak menderita alergiKebiasaan (merokok, minum kopi, dll) : minum kopi

e. Keadaan kesehatan keluargaOrang tua, Saudara kandung, Anggota keluarga lain tidak menderita penyakit yang sama, begituupun penyakit menular tiadak ada yang menderita.

f. Keadaan psikologisSelama dirawat klien menunjukan sifat yang posituf koperatiaf dengan perawat,

g. Keadaan Sosial ekonomiStatus ekonomi : penghasilan klien dari taniKegiatan rekreasi : jarang dilakukanBahasa komunikasi : bahasa JawaHubungan dengan keluarga : baikKegiatan masyarakat : akrab dengan tetangganya

h. Keadaan SpiritualKlien mengatakan hidup dilingkungan yang agamis, sebagai seorang muslim klien yakin dan percaya terhadap Allah Swt. klien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya adalah ujian dari Tuhan

i. Pola Kehidupan sehari-hari

No Kegiatan sehari-hari Di rumah Di rumah sakit1. Makan dan Minumj. Makan Frekwensi Jenis makanan Makanan yang disukai Makanan yang tidak disukai Makanan pantangan Tujuan/alasan pantangan Gangguan makanan Cara mengatasi Diet khususk. Minum Jumlah intake Jenis

2 kali sehariNasi, lauk, sayurNasi lengkoDagingTidak ada6-8 gelas/hariAir putih, kopi, teh

3 kali sehariNasi, lauk, sayurTidak ada8-10 gelas/hariAir putih, susu2. Pola elimenasic. BAK Frekwensi Jumlah Warna Gangguan/keluhan Cara mengatasid. BAB Frekwensi Konsistensio Gangguan/keluhano Cara mengatasi5-6 kali/harikuning jernih1x/hrlembekDipasang kateter1500 cc/hrkuning jernih1x/hrlembek3. Istirahat dan tidura. Lama tidur malam siangb. Gangguan Tidurc. Cara Mengatasid. Kebiasaan tidur5-6 jam/hariTidak pernahmendekur

5-6 jam/hari2 jammendekur4. Personal hyginef. Frekwensi Mandi tiap harig. Cara mandih. Frekwensi sikat gigii. Frekwensi mencuci rambut tiap mingguj. Kebiasaan gunting kuku2X/harimandiri2X/seetiap mandi2x/minggu

1x/minggu2X/hariDibantu2x pagi dan sore5. Aktivitasd. Gangguan dalam pergerakan/berjalane. Alasan/penyebabf. Cara mengatasiNormalBedrest

post opDibantu perawat6. Sexuald Frekwensie Alasan/penyebabf Cara mengatasi2x/minggu

3. Pemeriksaan Fisika Keadaan Umum : lemahb Tanda-tanda vital : TD=110/70 mmHg S= 36,9oC N= 76x/mt R= 18x /mtc Sistem Pencernaanbentuk bibir simetris, terdapat luka operasi, mukosa mulut normal, muntah tidak ada, menelan/mengunyah baik, bentuk perut normal, BU normal, benjolan tidak ada, pembesaran hepar tidak adad Sistem Pernafasanhidung simetris, pernafasan cuping hidung tidak ada, perdarahan hidung tidak ada, bentuk dada simetris, batuk tidak ada. Frekwensi pernafasan 18x/menit. wheezing tidak ada, nyeri sinus tidak ada nyeri dada tidak adae Sistem cardiovaskulerkonjungtiva tidak anemis, edema tidak ada, tekanan darah 110/70 mmHg, akral hangat, nyeri dada tidak adaf Sistem integumenkulit bersih, turgor kulit baik, luka/lesi post op, eritema tidak ada,g Sistem persyarafankesadaran lemah, kepala simetris, edema tidak ada, mata simetris, pergerakan bola mata normal,h Sistem endokrinpertumbuhan dan perkembangan fisik normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroidi Sistem muskuloskeletaldeformitas, fraktur tidak ada, atrofi tidak ada, pembesaran tulang tidak ada.j Sistem reproduksipembengkakan tidak ada, benjolan tidak ada, ukursn penis normal, ukuran scrotum normal, warna hitam kecoklatan, nyeri scrotum tidak ada,k Sistem perkemihanterpasang kateter,warna urine kuning jernih, nyeri tekan tidak ada, nyeri pinggang tidak ada

4. Pemeriksaan PenunjangTgl./ Jam Jenis Hasil Normal Interpretasi14/11/09 HbLeucositHematokritTrobosit 14 g%8600 / mm343 %264.000 / mm3 12-16 g%10.000 / mm335%-48%150.000-400.000 mm3 Dalam batas normalkurangDalam batas normal Dalam batas normal

5. Therapi1. Pasang DC , pasang infus NaCl 0.9% 20 gtt/menit2. obat : Ceptriaxone 11 gr, Ranitin 21 amp, torasik 31

6. Analisa DataDATA ETIOLOGI PROBLEMDS: klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasiDO: klien terlihat meringis, terdapat luka operasi, sekala nyeri 3 dalam rentang (0-4) Adanya luka Pos Op

Terputusnya kontinuitas jaringan

Merangsang bradikinin dan serotin

Hipotalamus

Kortek serebri

Nyeri dipersepsikan Gangguan rasa nyaman nyeriDS: klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitasDO: klien tampak lemah, klien bedrest, aktivitas klien dibantuAdanya luka Pos Op

Nyeri

Klien tidak dapat melakukan aktivitas

Aktivitas terganggu Gangguan pola aktivitasDS: klien mengatakan sudah dioperasiDO:, adanya luka operasi pada daerah perut bawah Luka incisi post op

bufer pertahanan terganggu

tempat masuknya kuman patogen melalui luka Resiko infeksi

B DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adaya luka post operasi ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi, klien terlihat meringis, terdapat luka operasi, sekala nyeri 32. Gangguan perubahan pola aktivitas berhubungan dengan nyeri daerah luka operasi ditandai dengan klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas, klien tampak lemah, klien bedrest, aktivitas klien dibantu3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka incisi post operasi

C PERENCANAANDiagnosa keperawatan PerencanaanTujuan Intervensi RasionalGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan denganDS: klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasiDO: klien terlihat meringis, terdapat luka operasi, sekala nyeri 3 dalam rentang (0-4) Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dalam waktu 1 hari dengan kriteria: nyeri berkurang klien tidak meringis kaji tingkat nyeri observasi tanda-tanda vital ajarkan tehnik relaksasi kolaborasi tim medis dalam pemberian therapi analgetik mengkaji tingkat nyeri dan observasi tanda vital dapat mengetahui perkembangan dan tindakan selanjutnya Tehnik relaksasi akan mengurangi rasa nyeri Pemberian obat tidak terjadi kesalahanGangguan perubahan pola aktivitas berhubungan denganDS: klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitasDO: klien tampak lemah, klien bedrest, aktivitas klien dibantu Gangguan pola aktivitas teratasi dalam 1 hari dengan kriteria: klien dapat melakukan aktivitas secara bertahap tanpa bantuan keluarga Bantu klien untuk miring kanan-miring kiri Berikan penjelasan tentang pentingnya mobilisasi Mobilisasi dapat mencegah luka decubitus Agar klien mengerti tentang pentingnya mobilisasiResiko infeksi berhubungan dengan adanya luka incisi post operasiTidak adanya tanda-tanda infeksi dalam waktu 48 jam dengan kriteria:tidak ada pus, odema tidak ada, tidak ada peningkatan suhu tubuh. Observasi tanda-tanda infeksi Pertahankan tehnik septik dan antiseptik dalam merawat luka Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik mengetahui perkembangan dan tindakan selanjutnya perawatan luka secara steril dapat mencegah terjadinya infeksi supaya tidak terjadi kesalahan pemberian obat yang tepat dan benar sesuai petunjuk dokter

D IMPLEMENTASI DAN EVALUASIHari/Tgl./Jam Diagnosa perawatan Tindakan Evaluasi/Catatan PerkembanganKamis, 5-11-2009 (1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan denganDS: klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasiDO: klien terlihat meringis, terdapat luka operasi, sekala nyeri 3 dalam rentang (0-4) mengkaji tingkat nyeri mengobservasi tanda-tanda vital (TD, S, N, R) mengajarkan tehnik relaksasi/distraksi melakukan kolaborasi tim medis dalam pemberian therapi analgetik S: klien mengatakan nyeri masih terasaO: klien meringis apabila daerah nyeri ditekan, luka masih basahA: masalah belum teratasiP: lanjutkan intervensi, kaji tingkat nyeri observasi tanda-tanda vital ajarkan tehnik relaksasi/distraksi kolaborasi tim medis dalam pemberian therapi

Gangguan perubahan pola aktivitas berhubungan denganDS: klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitasDO: klien tampak lemah, klien bedrest, aktivitas klien dibantu membantu klien untuk miring kanan-miring kiri memberikan penjelasan tentang pentingnya mobilisasi S: klien mengatakan mampu bergerak masih terbatasO: klien bisa miring kiri-kananA: masalah teratasi sebagianP: intervensi dilanjutkan: Bantu klien dalam melakukan aktivitasResiko infeksi berhubungan dengan adanya luka incisi post operasi mengobservasi tanda-tanda infeksi melakukan tehnik septik dan antiseptik dalam merawat luka melakukan Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik S: klien mengatakan tidak merasakan panas badanO: tidak ada tanda-tanda infeksiA: masalah teratasiP: intervensi dilanjutkan; Observasi tanda-tanda infeksi Pertahankan tehnik septik dan antiseptik dalam merawat luka Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotikJumat, 15-11-2009 (1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan denganDS: klien mengatakan nyeri masih terasa pada daerah luka operasiDO: klien terlihat meringis, terdapat luka operasi, sekala nyeri 2 dalam rentang (0-4) mengkaji tingkat nyeri mengobservasi tanda-tanda vital mengajarkan tehnik relaksasi melakukan kolaborasi tim medis dalam pemberian therapi S: klien mengatakan nyeri masih sedikit terasaO: klien meringis apabila daerah nyeri ditekan, luka masih sedikit basahA: masalah teratasi sebagianP: lanjutkan intervensi, kaji tingkat nyeri observasi tanda-tanda vital ajarkan tehnik relaksasi kolaborasi tim medis dalam pemberian therapi

Gangguan perubahan pola aktivitas berhubungan denganDS: klien mengatakan bisa melakukan aktivitas masih terbatasDO: aktivitas klien dibantu membantu klien dalam melakukan aktivitasS: klien mengatakan mampu bergerakO: klien bisa melakukan aktivitas dengan sedikit bantuanA: masalah teratasi sebagianP: intervensi dilanjutkan: Bantu klien dalam melakukan aktivitasResiko infeksi berhubungan dengan adanya luka incisi post operasi mengobservasi tanda-tanda infeksi melakukan tehnik septik dan antiseptik dalam merawat luka melakukan Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik S: klien mengatakan tidak merasakan panas badanO: tidak ada tanda-tanda infeksiA: masalah teratasiP: intervensi dilanjutkan; Observasi tanda-tanda infeksi Pertahankan tehnik septik dan antiseptik dalam merawat luka Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik

BAB IIIKESIMPULAN

Hernia inguinalis adalah terjadinya penonjolan isi rongga abdomen melalui annulus inguinalis interna mengikuti apermatid cordi di kanale ingunalis kemudian keluar melalui annulus inguinalis eksterna sehingga terdapat benjolan di daerah inguinalis.Gejala Hernia inguinalis adanya benjolan dilipat paha yang timbul hilang. Muncul saat penderita berdiri, batuk, bersin, mengedan atau mengangkat barang berat dan menghilang saat penderita berbaring.Kala ditinjau dari kasus Tn. S dengan keluhan utama Klien mengeluh benjolan di lipatan paha kiri, sejak 3 hari yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter, klien diputuskan untuk dilakukan operasi.Dari hasil pengkajian kasus Tn. S dengan post op Hernia Inguinalis Lateralis didapat prioritas diagnosa perawatan antara lain:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adaya luka post operasi ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi, klien terlihat meringis, terdapat luka operasi, sekala nyeri 32. Gangguan perubahan pola aktivitas berhubungan dengan nyeri daerah luka operasi ditandai dengan klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas, klien tampak lemah, klien bedrest, aktivitas klien dibantu3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka incisi post operasi

Kalau dilihat dari catatan perkembangan pasien pada kasus Tn. S dengan post op Hernia Inguinalis Lateralis dalam dua hari kondisi klien membaik, klien mengatakan nyeri berkurang, klien bisa melakukan aktivitas walaupun terbatas, tidak ada tanda-tanda infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.Diambil dari http://andisetiadi.blogspot.com/2008/03asuhan keperawatan herniaDiambil dari http:// khaidirmuhaj.Blogspot.com/2008/12/askepherniaSabiston. Buku ajar bedah(Essentials of surgry. Bagian 2, cetakan I : Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC. 1994.Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmubedah.edisirevisi.Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC, 1997.Schwartz. et al.intisari prinsip-prinsip ilmubedah.Ed. 6. jakarta: penerbit buku kedokteran EGC, 2000.

I Putu Juniartha Semara Putra

Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalahpenyakitakibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisanototdindingperut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.

Berasal daribahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melaluijaringanikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnyatestisatau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.

Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh denganaktivitasmaupun kesibukan dimana aktivitas tersebut membutuhkanstaminayang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas:

hernia bawaan (kongenital)

hernia yang didapat (akuisita)

Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi

herniadiafragmayaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut).

inguinal

umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)

femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Sedangkan menurut sifatnya, ada hernia

reponibel; bila isi hernia dapat keluar masuk dalam waktu yang singkat.

hernia irreponibel; bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga

strangulata: bila terdapat keluhan nyeri, biasanya karena terjepitnya pembuluh darah

incarserata: terdapat tanda obstruktif, sperti tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang angin dan terdapat nyeri

hernia akreta; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut.

Semua Hernia perlu operasi, Hernia Reponible yang tergolong ringan juga harus dioperasi, tetapi dapat dijadwalkan, sedangkan Hernia jenis lainnya harus segera dioperasi, karena dikhawatirkan akan/sudah menekan pembuluh darah, syaraf atau jaringan lainnya, sehingga dapat mengakibatkan matinya/terganggunya organ tertentu. Sekarang ini operasi banyak disertai pemasangan Mesh/Jaring untuk memperkuat otot, walaupun demikian tidak ada jaminan bahwa Hernia tidak muncul kembali terutama bila Faktor Penyebabnya tidak dihilangkan.

Tindakan Pencegahan[sunting|sunting sumber]

Langkah pertama untuk mencegah hernia adalah mengetahui penyebabnya. Hernia yang timbul akibat kelainan bawaan dan efek penuaan tidak dapat dicegah. Hernia bisa muncul bila otot dinding tipis yang menyekat/ membungkus organ mendapatkan tekanan melebihi kapasitasnya.

Gunakan teknik mengangkat yang benar. Selalu gunakan kaki Anda, bukan otot punggung Anda, untuk mengangkat, jika perlu lutut ditekuk. Pakailah dukungan penahan ketika melakukan kegiatan mengangkat berat.

Sampaikan kesulitan buang air kecil ke dokter Anda. Kesulitan buang air kronis dapat menyebabkan hernia. Penyebab sulit buang air kecil perlu ditentukan dan diobati oleh dokter Anda.

Turunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan.

Hindari sembelit dengan banyak makan serat, banyak minum, dan segera ke kamar kecil bila kebelet.

Berolahragalah secara teratur.

Berhentilah merokok. Oksigenasi buruk akibat merokok dapat menyebabkan kerusakan otot dan kelemahan otot yang menjadi sasaran utama perkembangan hernia.

Hernia adalah penyakit yang terjadi saat ada organ dalam tubuh yang menekan dan mencuat lewat otot atau kondisi celah jaringan di sekitarnya yang melemah. Otot kita biasanya cukup kuat untuk menahan organ-organ tubuh sehingga tetap di lokasinya masing-masing. Melemahnya otot tersebut dapat mengakibatkan hernia.

Apa Sajakah Jenis-jenis Hernia?

Letak kemunculan hernia terdapat di seluruh abdomen (daerah perut). Jenis-jenis hernia juga umumnya terbagi berdasarkan letaknya, yaitu:

Hernia femoralis yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus yang mencuat ke bagian atas paha bagian dalam atau ke selangkangan.

Hernia inguinalis yang terjadi saat ada sebagian usus yang menjulur dari abdomen bawah dan mencuat ke selangkangan.

Hernia umbilikusyang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus menjulur keluar abdomen dan mencuat di dekat pusar.

Hernia insisi yang terjadi saat ada jaringan yang mencuat lewat luka operasi yang belum sembuh di abdomen.

Hernia hiatus yang terjadi saat ada bagian perut yang masuk lewat celah pada diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut) dan mencuat ke rongga dada.

Hernia Spigelian yang terjadi saat ada sebagian usus menjulur dari abdomen pada otot perut bagian samping dan mencuat di bawah pusar.

Hernia epigastrik yang terjadi saat ada jaringan lemak yang mencuat keluar dari abdomen di antara pusar dan tulang dada bagian bawah.

Hernia otot yang terjadi saat ada sebagian otot yang mencuat pada abdomen. Jenis hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera berolahraga.

Hernia Inguinalis

Ini adalah jenis hernia yang paling umum terjadi. 75% kasus hernia merupakan jenis hernia inguinalis. Sekitar 25% pria akan terkena penyakit ini. Sedangkan risiko bagi wanita lebih kecil, yaitu sekitar 3%.

Faktor risiko untuk hernia inguinalis adalah:

Usia. Risiko terkena hernia akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Jenis kelamin. Pria lebih rentan terkena penyakit ini.

Sering mengangkat beban berat.

Obesitas(indeks massa tubuh mengindikasikan angka 30 atau lebih).

Menderitakonstipasi(sulit atau tidak bisa buang air besar) jangka panjang.

Menderitabatukjangka panjang.

Hernia hiatus

Hernia hiatus juga termasuk jenis hernia yang umum terjadi dan dari seluruh kasus hernia, terdapat 10% yang berjenis ini. Tidak semua penderitanya merasakan adanya gejala. Tetapi gejala yang mungkin muncul adalah nyeri ulu hati (rasa sakit atau tidak nyaman pada dada yang biasanya muncul setelah makan).

Hernia insisi

Tiap operasi pasti memiliki risiko. Salah satu risiko komplikasi pada operasi daerah perut adalah hernia insisi. Tetapi risiko terjadinya penyakit ini pada pascaoperasi tergantung pada jenis operasi yang dijalani pasien.

Hernia femoralis

Selain faktor jenis kelamin dan usia, hernia femoralis memiliki faktor risiko yang mirip dengan hernia inguinalis. Risiko wanita untuk terkena penyakit ini juga empat kali lebih tinggi daripada pria. Penyakit ini dapat menyerang wanita dari segala usia. Hernia femoralisadalah jenis hernia yang lebih jarang terjadi dibandingkan hernia inguinalis.

Hernia umbilikus

Jenis hernia ini umum terjadi pada bayi. Tetapi sekitar 90% bayi yang mengalami hernia umbilikus dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan seiring bertambahnya usia mereka.

Bagaimana Cara Memeriksa dan Mengobati Hernia?

Pemeriksaan hernia umumnya menggunakan USG (ultrasonografi). Dalam proses USG, gelombang suara berfrekuensi tinggi akan digunakan untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam organ tubuh.

Penyakit melemahnya dinding perut ini sering dianggap sepele karena jarang memiliki gejala. Tetapi hernia juga dapat mengakibatkan gangguan usus atau terhambatnya aliran darah pada jaringan hernia yang terjepit.

Kedua komplikasi di atas adalah kondisi gawat darurat. Anda dianjurkan untuk segera ke rumah sakit jika mengalaminya.Risiko terjadinya komplikasi akibat hernia cenderung berbahaya. Karena itu, dokter umumnya menganjurkan para penderita hernia untuk menjalani operasi.

Tetapi ada juga jenis hernia yang tidak membutuhkan operasi. Misalnya:

Hernia umbilikus yang biasanya dapat sembuh sendiri.

Hernia hiatus yang kadang-kadang dapat ditangani dengan obat-obatan. Tetapi ada juga hernia hiatus yang membutuhkan operasi.

Proses Operasi

Tidak semua jenis hernia membutuhkan operasi. Ada beberapa faktor yang akan memengaruhi keputusan untuk operasi, yaitu:

Isi hernia. Ada hernia yang berisi bagian usus, otot, atau jaringan lain.

Gejala yang dialami. Ada hernia yang tidak memiliki gejala dan ada yang menyebabkan rasa sakit.

Letak hernia. Hernia femoralis dan hernia yang muncul di daerah selangkangan lebih membutuhkan operasi dibandingkan hernia di daerah perut.

Semua operasi memiliki risiko tertentu. Karena itu, dokter spesialis bedah akan menjelaskan semua manfaat serta risiko dari prosedur operasi yang akan Anda jalani.

Empat Jenis Hernia Pada Wanita

Penyakit hernia biasa disebut dengan turun berok.Kondisi ini terjadi akibat adanya kelemahan atau kelainan pada otot sehingga organ tubuh tidak tersangga pada tempat sebenarnya.

Jenis penyakit hernia sendiri ada banyak. Ada jenis hernia yang lebih sering ditemukan pada pria. Tapi ada juga beberapa jenis yang justru lebih sering ditemui pada tubuh wanita. Apa saja jenis hernia yang sering hinggap pada kaum wanita?

Hernia sendiri adalah kondisi ketika organ pada tubuh berada di luar dari posisi yang semestinya. Hal tersebut dikarenakan otot-otot yang melemah sehingga tidak kuat menahan organ tersebut. Sebagai akibatnya, organ dalam tubuh akan keluar melalui celah-celah otot yang melemah hingga terus menjalar ke bagian dalam kulit dan membentuk tonjolan jika dilihat dari permukaan luar kulit.

Ada empat jenis hernia yang dapat ditemui pada wanita. Jenis-jenis hernia itu adalah hernia fermoralis, hernia hiatus, hernia umbilikus, dan hernia inguinalis tidak langsung.

Hernia fermoralis.Kondisi ini terjadi ketika usus mencuat ke bagian paha atas atau selangkangan. Hasilnya Anda akan melihat adanya tonjolan pada area tersebut. Risiko wanita tiga kali lebih tinggi terkena hernia jenis ini dibandingkan pada pria. Risiko ini menjadi lebih tinggi jika Anda mengalami obesitas atau sedang hamil. Terkadang hernia ini kerap disangka hernia inguinalis karena tonjolannya muncul pada tempat yang sama, yaitu di selangkangan.

Hernia jenis ini sulit terlihat ketika ukurannya masih kecil. Penderita pun umumnya tidak merasakan sakit pada area paha atas atau selangkangan. Namun tonjolan dan rasa sakit akan mencuat ketika ukuran hernia sudah membesar. Rasa sakit itu bisa terasa ketika Anda berdiri atau mengangkat benda berat.

Hernia hiatus.Anda dikatakan memiliki hernia jenis ini ketika ada tonjolan pada daerah rongga dada. Tonjolan itu muncul karena ada bagian dari perut yang naik ke atas dan melalui diafragma, sebuah kubah otot yang memisahkan rongga dada dari perut. Kondisi lebih sering terjadi pada wanita. Risiko yang dihadapi akan lebih tinggi jika Anda mengalami obesitas dan berusia di atas 50 tahun.

Sama seperti hernia fermoralis, hernia jenis ini juga tidak memberikan tanda-tanda pada tubuh, terutama ketika ukurannya masih kecil. Tapi kehadirannya baru terasa ketika sudah membesar. Anda akan merasakan hal-hal seperti nyeri pada dada atau perut, sering bersendawa, asam lambung naik, dan sulit menelan.

Hernia umbilikus.Kondisi ini terjadi ketika ada usus, lemak, atau cairan yang mencuat ke dinding rongga perut dekat pusar. Hasilnya ada tonjolan pada sekitar pusar Anda. Hernia jenis ini sering menimpa wanita, terutama yang obesitas atau memiliki banyak anak.

Hernia inguinalis tidak langsung.Ini adalah salah satu jenis hernia inguinalis. Hernia inguinalis pada umumnya lebih banyak menimpa kaum pria, namun untuk jenis tidak langsung ini lebih sering ditemui pada wanita. JikaAnda memiliki hernia jenis ini, maka akan terlihat tonjolan pada selangkangan Anda. Hal ini terjadi karena adanya ketidaknormalan pada cincin inguinal internal. Risiko yang lebih tinggi bisa terjadi pada ibu hamil.

Tonjolan pada selangkangan itu bisa menimbulkan rasa sakit, terutama ketika batuk, sedang membungkuk, atau mengangkat benda berat.

Risiko Anda terkena hernia lebih tinggi lagi jika Anda sering mengangkat benda-benda berat tanpa menstabilkan otot-otot perut, menderita batuk yang tidak kunjung sembuh,mengalami konstipasi,suka merokok, atau kurang gizi.

Jika Anda Terkena Hernia

Jika Anda merasa ada tonjolan pada area pusar, paha atas, atau selangkangan, jangan ragu untuk mengonsultasikannya kepada dokter. Untuk mengetahui apakah itu hernia atau bukan, dokter akan melakukan tes fisik. Anda akan disuruh berdiri, batuk, atau mengejan agar tonjolan itu bisa terlihat dan diperiksa. Selain itu, dokter juga bisa menganjurkan tes medis menggunakan teknikultrasoundatauX-ray.

Khusus untuk mengecek kehadiran hernia hiatus, dokter akan melakukan tes yang berbeda, yaitu tes darah, tes endoskopi, tes manometri, atau tes esophagram.

Tes darah.Sebagian penderita hernia hiatus mengalami muntah darah akibat adanya pendarahan dalam sistem pencernaan. Oleh karena itu tes darah diperlukan untuk mengetahui jika penderita mengalami anemia atau tidak.

Tes endoskopi.Melalui tes ini dokter akan menerawang lambung Anda dengan cara memasukkan alat khusus (tabung yang dilengkapi kamera) melalui kerongkongan.

Tes manometri.Berbeda dengan endoskopi, pada tes ini sebuah alat khusus (kateter) akan dimasukkan melalui hidung, lalu turun ke kerongkongan, dan berakhir di lambung. Tes ini berguna untuk mengukur tekanan dan gerakan dalam kerongkongan.

Tes esophagram.Anda akan menjalani tesX-raysambil meminum cairan mengandung barium kapur. Cairan ini bisa memberikan gambaran jelas tentang kondisi kerongkongan, perut, dan bagian atas usus kecil Anda.

Dengan melakukan pengecekan ke dokter, Anda bisa mengetahui apakah Anda terkena hernia atau tidak. Jika dokter mendiagnosis Anda mengidap hernia, Anda bisa mencegah kondisi hernia menjadi makin parah dengan melakukan perawatan medis.

Hernia yang tidak ditangani berpotensi mengalami komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa Anda.

Namun bagi para wanita yang bebas dari hernia, Anda masih bisa mencegah kehadirannya dengan cara rajin mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah atau sayur. Melakukan olahraga secara teratur dan senantiasa menjaga berat tubuh yang sehat juga akan membantu mencegah kondisi ini.

Hindari mengangkat benda-benda yang berat. Namun jika Anda harus mengangkat benda-benda berat, pastikan Anda menekuk lutut Anda, bukan pinggang.

Selain itu,menjauhi rokokjuga bisa mengurangi risiko Anda terkena hernia.