Askep Gastro Enteritis

24
5/16/2018 AskepGastroEnteritis-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 1/24 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GASTRO ENTERITIS (GE) GASTRO ENTERITIS (GE) A. Pengertian Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran buang air besar. Kekerapan yang masih di anggap normal adalah sekitar 1-3 kali dan banyaknya 200-250 gram sehari. Beberapa kasus klien mengalami peningkatan kekerapan dan kenceran buang air besar walaupun jumlahnya kurang dari 250 mg dalam kuraun waktu sehari (Soeparman 1990). B. Faktor pencetus timbulnya diare 1. a. Pengurangan atau penghambatan ion-ion. b. Perangsangan dan sekresi aktif ion-ion pada usus (Secretory diarrhea) 2. Terdapatnya zat yang sukar diabsorbsi atau cairan dengan tekanan osmotik yang tinggi pada usus(obat pencahar/ lansansia) 3. Perubahan pergerakan dinding usus. D. Gejala klinik - Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang ? panderita akan mengalami penurunan berat badan. - Berak kadang bercampur dengan darah. - Tinja yang berbuih. - Konsistensi tinja tampak berlendir. - Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak. - Penderita merasakan sekit perut. - Rasa kembung. - Kadang-kadang demam. E. Pendekatan diagnosis dari aspek tinja 1. Volume tinja yang banyak ? diare berasal dari kelainan usus halus dan permulaan usus besar. 2. Tinja yang sedikit dan berlendir (dengan peningkatan kemendadakan serta kekerapan buang air besar) ? kelainan berasal dari kolon desenden, sigmoid dan rektum. 3. Tinja yang berlendir dan bercampur dengan darah ? peradangan usus besar. 4. Tinja yang berbau busuk ? menunjukan adanya pembusukan asamamino yang tidak diserap. F. Pemeriksaan 1. Laboratoris (pemeriksaan darah) Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada penyakit malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D, peningkatan serum albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada klien dengan malabsorbsi. Penuruna jumlah serum albumin pada klien penyakit chron. 2. Radiologis - Barrium Foloow through ? penyakit chron. - Barrium enema ? skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.

Transcript of Askep Gastro Enteritis

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 1/24

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN GASTRO ENTERITIS (GE) 

GASTRO ENTERITIS (GE) 

A. Pengertian

Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran buang air besar.

Kekerapan yang masih di anggap normal adalah sekitar 1-3 kali dan banyaknya 200-250

gram sehari. Beberapa kasus klien mengalami peningkatan kekerapan dan kenceran buang air

besar walaupun jumlahnya kurang dari 250 mg dalam kuraun waktu sehari (Soeparman

1990).

B. Faktor pencetus timbulnya diare

1. a. Pengurangan atau penghambatan ion-ion.

b. Perangsangan dan sekresi aktif ion-ion pada usus (Secretory diarrhea)2. Terdapatnya zat yang sukar diabsorbsi atau cairan dengan tekanan osmotik yang tinggi

pada usus(obat pencahar/ lansansia)

3. Perubahan pergerakan dinding usus.

D. Gejala klinik 

- Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap

atau berulang ? panderita akan mengalami penurunan berat badan.

- Berak kadang bercampur dengan darah.

- Tinja yang berbuih.

- Konsistensi tinja tampak berlendir.

- Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak.- Penderita merasakan sekit perut.

- Rasa kembung.

- Kadang-kadang demam.

E. Pendekatan diagnosis dari aspek tinja

1. Volume tinja yang banyak ? diare berasal dari kelainan usus halus dan permulaan usus

besar.

2. Tinja yang sedikit dan berlendir (dengan peningkatan kemendadakan serta kekerapan

buang air besar) ? kelainan berasal dari kolon desenden, sigmoid dan rektum.

3. Tinja yang berlendir dan bercampur dengan darah ? peradangan usus besar.

4. Tinja yang berbau busuk ? menunjukan adanya pembusukan asamamino yang tidak diserap.

F. Pemeriksaan

1. Laboratoris (pemeriksaan darah)

Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada penyakit

malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D, peningkatan serum albumin,

fosfatase alkali dan masa protrombin pada klien dengan malabsorbsi. Penuruna jumlah serum

albumin pada klien penyakit chron.

2. Radiologis

- Barrium Foloow through ? penyakit chron.

- Barrium enema ? skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 2/24

3. Kolonoskopi

Pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.

G. Penatalaksanaan

1. Pengaturan diet

Bila terjadi konstipasi berikan makan dengan makanan tinggi serat. Di anjurkan untuk menghindari susu.

2. Pengaturan obat-obatan

H. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan yang berhubungan dengan faktor pendukung terjadinya diare, serta bio-

psiko- sosio- spiritual.

2. Keluhan dan pemeriksaan fisik 

- Nyeri/ kolik pada perut bagian bawah yang berkurang dengan pergerakan usus.

- Malaise.

- Kadang demam.

- Peningkatan pengeluaran tinja.- Adanya lendir atau pus di dalam tinja.

- Anoreksia.

- Penurunan berat badan.

- Obstruksi intestinal.

- Peningkatan bising usus (khususnya di kuadran kanan bawah).

- Tinja yang lembek atau cair.

- Flatus.

I. Masalah dan rencana tindakan keperawatan

1. Perubahan pola eliminasi defekasi (diare) berhubungan dengan proses peradangan pada

usus.Tujuan: Pasien menunjukan adanya pola eliminasi yang berangsur normal dalam frekwensi

dan konsistensi tinja.

a. Kaji kebiasaan pasien dalam melakukan buang air besar (frekwensi dan konsistensi).

b. Perhatikan dan catat karakteristik, faktor presipitasi dari diare.

c. Siapkan bedpan atau kamar kecil yang selalu siap di gunakan.

d. Bersihkan bedpan secepatnya dan gunakan pewangi untuk mengurangi bau.

e. Kurangi makan atau minuman yang menjadi faktor pencetus diare (jika di ketahui).

f. Kolaborasi dalam pemberian antispamodic, antidiare, dan antikolinergik untuk menurunkan

peristaltik usus.

g. Kolaborasi dalam pemberian anti inflamasi dan steroid.

2. Resiko terjadinya gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan diare

Tujuan: Selama dalam perawatan tidak terjadi defisit cairan.

a. Kolaborasi dalam pemeriksaan status cairan dengan (pemeriksaan BJ Plasma).

b. Pertahankan pemberian cairan oral yang adekuat.

c. Hitung dengan tepat selisih antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar.

d. Kolaborasi dalam pemberian cairan perpar enteral jika di perlukan.

e. Observasi tanda-tanda terjadinya defisit cairan (membran mukosa, turgor kulit, produksi

urin, peningkatan temperatur, kelemahan, peningkatan BUN.

3. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

penurunan atau berkurangnya kemampuan usus dalam melakukan absorbsi makanan.Tujuan : selama dalam perawatan pasien tidak mengalami penurunan berat

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 3/24

a. Kaji kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kebutuhan individual pasien (berdasarkan usia

dan berat badan).

b. Jika diare berkurang berikan peningkatan jenis makanan secara bertahap (lembut dan

berkalori tinggi ? kasar kemudian biasa).

c. Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat.

d. Anjurkan pada pasien untuk mengurangi beberapa jenis makan yang dapat menimbulkandiare (makanan yang berlemak, pedas, susu)

e. Kolaborasi dalam pemberian Zat besi jika terjadi anemia dan anti emetik jika pasien

mengalami mual.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram pada abdominal

Tujuan: Rasa nyeri berkurang atau hilang

a. Kaji dan catat adanya distensi abdomen, karaktristik nyeri dan lokasinya.

b. Anjurkan pada pasien untuk rileks serta ajarkan tehnk relaksasi serta beberapa cara untuk 

mengurangi rasa nyeri.

c. Kolaborasi dalam pemberian analgesik dan anti kolinergik.

d. Observasi keluhan serta TTV.

5. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengeluaran feces secara

terus menerus

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit selama dalam perawatan

a. Kaji keadaan kulit pasien terutama pada bagian bokong dan sekitarnya yang mudah lecet

akibat feces yang bersifat asam.

b. Bersihkan sekitar lokasi bokong secara adekuat.

c. Anjurkan pada pasien untuk mengganti sering ganti posisi pada saat istirahat terlentang.

d. Beri dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.

e. Jaga daerah sekitar bokong agar tetap kering dan tidak lembab.f. Observasi keadaan kulit sekitar bokong.

Rencana Asuhan Keperawatan 

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder

terhadap diare.

Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal.

Kriteria :

? Tanda-tanda vital dalam batas normal

? Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine

terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.

? Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari

? Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.? BGA dalam batas normal

Intervensi :

1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)

R/ Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan

urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.

2. Pantau intake dan out put

R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk 

mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus

membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.

3. Timbang BB setiap hari.R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 4/24

4. Penatalaksanaan rehidrasi :

a. Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10

cc/kg BB/mencret.

R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit

sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan

mengurangi distensi.b. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit

penyerta).

R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya

atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan

yang telah hilang.

5. Kolaborasi :

a. Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)

R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk 

mengetahui faali ginjal (kompensasi).

b. Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)

R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik 

sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake

dan diare

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria :

? Nafsu makan baik 

? BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh

? Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)

Intervensi :

1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak 

dan air panas atau dingin)

2. R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.

3. Timbang BB setiap hari

4. R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori,

protein dan vitamin.

5. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan

kebutuhan.

6. R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.

7. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan danpeningkatan daya tahan tubuh.

8. R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan

katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan

yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang

diketahuinya.

9. Kolaborasi :

a. Dietetik 

anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa),

makan setengah padat/makanan padat.

R/ Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi laktose.

Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padatR/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 5/24

b. Rehidrasi parenteral (IV line)

R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya

atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan

yang telah hilang.

c. Supporatif (pemberian vitamin A)

R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama padabayi untuk proses pertumbuhan.

Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare

Tujuan : Injuri kulit tidak terjadi

Kriteria :

? Integritas kulit utuh

? Iritasi tidak terjadi

? Kulittidak hiperemia,atau iscemia

? Kebersihan peranal terjaga dan tetap bersih

? Keluarga dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatan perianal dengan baik dan

benar

Intervensi :

1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur .

R/ Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adeguat melalui metode diskusi

dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran partisipasi dalam

peningkatan kesehatan.

2. Libatkan dan demonstrasikan cara perawatan perianal bila basah akibat diare atau kencing

dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian bawah. serta alasnya.

R/ Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatan dan pencegahan untuk 

mencegah terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan.3. Menganjurkan keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.

R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan faktor pencetus timbulnya iritasi. Untuk itu

pengertian akan mendorong keluarga untuk mengatasi masalah tersebut.

4. Lindungi area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.

R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan

dan pemberian lotion dari iritasi.

5. Atur posisi klien selang 2-3 jam.

R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada proses vaskularisasi lancar dan mengurangi

penekanan yang lama, sehingga mencegah ischemia dan iritasi.

c. Pemeriksaan fisik.? Tanda-tanda vital

Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada atau tidak ada peningkatan nadi ,

pernapasan.

? Bila terjadi kekurangan cairan didapatkan :

Haus

Lidah kering

Tulang pipi menonjol

Turgor kulit menurun

Suara menjadi serak 

? Bila terjadi gangguan biokimia :

Asidosis metabolik Napas cepat/dalam (kusmaul)

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 6/24

? Bila banyak kekurangan kalium

Aritmia jantung

? Bila syok hipovolumik berat

Nadi cepat lebih 120 x/menit

Tekanan darah menurun sampai dari tak terukur.

Pasien gelisah.Muka pucat

Ujung-ujung ektremitas dingin

Sianosis

? Bila perfusi ginjal menurun

Anuria

Nekrosis tubular akut.

(Mansjoer, Arif., et all. 1999)..

.

Perubahan kenyamanan berhubungan dengan kram abdomen, diare dan muntah sekunder

akibat dilatasi vaskuler dan hiperperistaltik.

? Tujuan : Klien merasa nyaman.? Kriteria hasil : Klien akan :

? Melaporkan penurunan kram abdomen.

? Menyebutkan makanan yang harus dihindari.

Intervensi :

1. Dorong klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dnegan bantalan penghangat di atas

abdomen.

R/ Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot GI dan mengurangi kram.

2. Singkirkan pemadangan yang tidak menyenangkan dan bau yang tidak sedap dari

lingkungan klien.

R/ Pemandangan yang tidak menyenangkan atau bau tak sedap merangsang pusat muntah.

3. Dorong masukan jumlah kecil dan sering dari cairan jernih (misal; teh encer, air jahe, agar-

agar, air) 30 sampai 60 ml tiap 1/2 sampai 1 jam.

R/ Cairan dalam jumlah yang kecil cairan tidak akan mendesak area gastrik dan dengan

demikian tidak memperberat gejala.

4. Instruksikan klien untuk menghindari hal ini :

a. Cairan yang panas dan dingin.

b. Maknan yang mengandung lemak dan serat (misal ; susu, buah)

c. Kafein.

R/ cairan yang dingin merangsang kram ; cairan panas menrangsang peristaltik ; Lemak jugameningkatkan peristaltik dan kafein meningkatkan motilitas usus.

5. Lindungi area perianal dari iritasi.

R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat mengiritasi kulit perianal.

Risiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan

dnegan kurang pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, dan tanda-tanda serta gejala

komplikasi Tujuan : Pengetahuan klien tentang kondisi, pembatasan diet, dan tanda-tanda

serta gejala komplikasi adekuat.

? Kriteria hasil :

? Klien dapat menjelaskan kembali kepada perawat setelah penjelasan dari perawat.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 7/24

Intervensi :

1. Jelaskan pembatasan diet :

a. Makanan tinggi serat (sekam & buah segar).

b. Makanan tinggi lemak ( susu, makanan goreng).

c. Air yang sangat panas atau dingin.

R/ Makann ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.2. Jelaskan pentingnya mempertahankan kesimbangan antara masukan cairan oral dan

haluaran cairan.

R/ Muntah dan diare dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi.

3. Jelaskan manfaat istirahat dan dorong untuk istirahat adekuat.

R/ Inaktivitas menurunkan peristaltik dan memungkinkan salurang GI untuk istirahat.

4. Instruksikan untuk mencuci tangan dan :

a. Desinfeksi area permukaan dengan desinfektan yang mengandung tinggi alkohol.

b. Rendam peralatan makan dan termometer dalam larutan alkohol atau gunakan alat pencuci

piring untuk peralatan makan.

c. Tidak mengijinkan menggunkan bersama alat-alat dengan orang sakit.R/ Penyebaran virus dapat dikontrol dengan desinfeksi area permukaan area (kamar tidur)

dan peralatan makan. Desinfeksi dengan kandungan alkohol rendah tak efektif melawan

beberapa virus.

5. Ajarkan klien dan keluarga untuk melaporkan gejala ini :

a. Urine coklat gelap menetap selama lebih dari 12 jam.

b. Feses berdarah.

R/ Deteksi dini dan pelaporan tanda dehidrasi memungkinkan intervensi segera untuk 

mencegah ketidakseimbangan cairan atau elektrolit serius.

DAFTAR PUSTAKA

Caine, Randy Marion, 1987, Nursing Care Planning Guides For Adult, USA Baltimore:

William & Wilkins.

Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta:

EGC.

Soeparman, 1990, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia.

Askep / Asuhan Keperawatan Gastro

Enteritis ( GE ) 

Read more:

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 8/24

http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatangastroenteritis.html#ixzz1rX

B3taSK 

Selasa, 27 Maret 2012

 Askep GE Pada Anak 

Askep Anak Dengan Gastro Enteritis ( GE ) / Diare  

KONSEP DASAR 

A. PENGERTIAN 

1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,

dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali

defekasi (Hendarwanto, 1999).

2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada

anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah

(Ngastiyah, 1997).

4. Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer

sebagai akibat dari suatu infeksi. (www.medicastore,2007)

B. ETIOLOGI 

1. Faktor infeksi

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 9/24

· Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi

bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus

(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T.

hominis) dan jamur (C. albicans).

· Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare

seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida

(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang

terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor Makanan:

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan

tertentu.

4. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

C. PATOFISIOLOGI 

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam

lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi

rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 10/24

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air

dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

D. MANIFESTASI KLINIS 

· Muntah.

· Demam.

· Nyeri Abdomen

· Membran mukosa mulut dan bibir kering

· Fontanel Cekung

· Kehilangan berat badan

· Tidak nafsu makan

· Lemah

Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan).Tanda-tandanya: - Berak cair

1-2 kali sehari - Muntah tidak adaB - Haus tidak ada - Masih mau makan - Masih mau bermain

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang.

Tanda-tandanya: - Berak cair 4-9 kali sehari - Kadang muntah 1-2 kali sehari - Kadang panas - Haus -

Tidak mau makan - Badan lesu lemas

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat.Tanda-tandanya: - Berak cair terus-

menerus - Muntah terus-menerus - Haus sekali - Mata cekung - Bibir kering dan biru - Tangan dan

kaki dingin - Sangat lemah - Tidak mau makan - Tidak mau bermain - Tidak kencing 6 jam atau lebih -

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 11/24

Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri

perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi

yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau

gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan

akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih

menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh

deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang

mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi

pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-

tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai

gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare

akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria.

Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti

suatu keadaan gagal ginjal akut.

E. KOMPLIKASI. 

· Dehidrasi

· Renjatan hipovolemik

· Kejang

· Bakterimia

· Mal nutrisi

· Hipoglikemia

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 12/24

· Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara

serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,

penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.

Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi

sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih.

Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.

Pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan tinja.

Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan

menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.

Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.

pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara

kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

G. PENATALAKSANAAN 

· Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan).

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 13/24

Tindakan: - Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari biasanya - ASI (Air Susu

Ibu) diteruskan - Makanan diberikan seperti biasanya - Bila keadaan anak bertambah berat, segera

bawa ke Puskesmas terdekat

· Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang

Tindakan: - Berikan oralit - ASI (Air Susu Ibu) diteruskan - Teruskan pemberian makanan - Sebaiknya

yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang - Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke

Puskesmas terdekat.

· Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat

Tindakan: - Segera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas dengan fasilitas Perawatan - Oralit dan ASI

diteruskan selama masih bisa minum

Takaran Pemberian Oralit.

Umur

Jumlah Cairan

Di bawah 1 thn

3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret

Di bawah 5 thn (anak balita)

3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret

Anak diatas 5 thn

3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret

Anak diatas 12 thn & dewasa

3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret (1 gelas : 200 cc)

Prinsip Penatalaksanaan

a.Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 14/24

Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.

Memberikan terapi simtomatik

Memberikan terapi definitif.

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:

1) Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran

meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak

tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik

7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat

diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan

yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:

Mengukur BJ Plasma

Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:

BJ Plasma - 1,025

———————- x BB x 4 ml

0,001

Metode Pierce

Berdasarkan keadaan klinis, yakni:

· diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB

· diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB

· diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 15/24

 

Metode Daldiyono 

Berdasarkan skoring keadaan klinis sebagai berikut:

· Rasa haus/muntah = 1

· BP sistolik 60-90 mmHg = 1

· BP sistolik <60 mmHg = 2

· Frekuensi nadi >120 x/mnt = 1

· Kesadaran apatis = 1

· Kesadaran somnolen, sopor atau koma = 2

· Frekuensi napas >30 x/mnt = 1

· Facies cholerica = 2

· Vox cholerica = 2

· Turgor kulit menurun = 1

· Washer women’s hand = 1 

· Ekstremitas dingin = 1

· Sianosis = 2

· Usia 50-60 tahun = 1

· Usia >60 tahun = 2

Kebutuhan cairan =

Skor——– x 10% x kgBB x 1 ltr

3) Jalan masuk atau cara pemberian cairan

Rute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena. Larutan orali dengan

komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan 1,5 g KCl stiap liternya diberikan per oral

pada diare ringan sebagai upaya pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan

hidrasi.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 16/24

 

4) Jadual pemberian cairan

Jadual rehidrasi inisial yang dihitung berdasarkan BJ plasma atau sistem skor diberikan dalam waktu

2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi optimal secepat mungkin. Jadual pemberian cairan

tahap kedua yakni untuk jam ke-3 didasarkan pada kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial

sebelumnya. Dengan demikian, rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.

b.Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.

Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan keadaan klinis diare

tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan biakan tinja disertai dengan pemeriksaan

urine lengkap dan tinja lengkap.Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas

melalui pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJ plasma.Bila

ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan biakan empedu, Widal,

preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat dianjurkan. Pemeriksaan khusus seperti

serologi amuba, jamur dan Rotavirus biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan

penyaring.

Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut:

1) Koleriform, diare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja.

2) Disentriform, diare dengan tinja bercampur lendir kental dan kadang-kadang darah.

Pemeriksaan penunjang yang telah disinggung di atas dapat diarahkan sesuai manifestasi klnis diare.

c.Memberikan terapi simtomatik

Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Antimotilitas

usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri entero-invasif 

karena memperpanjang waktu kontak bakteri dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.

d.Memberikan terapi definitif.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 17/24

Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi:

1) Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol.

2) V. parahaemolyticus,

3) E. coli, tidak memerluka terapi spesifik

4) C. perfringens, spesifik

5) A. aureus : Kloramfenikol

6) Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon seperti Siprofloksasin7)

Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol

8) Helicobacter: Eritromisin

9) Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazol

10) Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol

11) Balantidiasis: Tetrasiklin

12) Candidiasis: Mycostatin

13) Virus: simtomatik dan suportif 

Penyakit Diare dapat ditularkan melalui: - Pemakaian botol susu yang tidak bersih - Menggunakan

sumber air yang tercemar - Buang air besar disembarang tempat - Pencemaran makanan oleh

serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE 

A.PENGKAJIAN. 

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan masalah.

Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi,psikal assessment. Kaji data menurut

Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah :

Identitas klien.

Riwayat keperawatan.

Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 18/24

diare.

Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala

dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit

berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi

encer.

Riwayat kesehatan masa lalu.

Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

Riwayat psikososial keluarga.

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika

orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit

anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

Kebutuhan dasar.

Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit atau jarang.

Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan berat badan pasien.

Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan

rasa tidak nyaman.

Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat distensi

abdomen.

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 19/24

 

Pemerikasaan fisik.

Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis sampai koma,suhu

tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.

Pemeriksaan sistematik :

Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,berat badan

menurun,anus kemerahan.

Perkusi : adanya distensi abdomen.

Palpasi : Turgor kulit kurang elastis

Auskultasi : terdengarnya bising usus.

Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.

Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab

secara kuantitatip dan kualitatif.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 

· Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake

terbatas (mual).

· Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan

peristaltik usus.

· Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

· Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 20/24

· Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan

informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

· Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru

C. RENCANA KEPERAWATAN 

Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake

terbatas (mual)

Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi

Rasional

Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasiPantau intake dan output.

Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.Memberikan informasi

status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.

Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium

Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa

Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif 

Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui

Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan

peningkatan peristaltik usus.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan bera badan

Intervensi

Rasional

Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.

Menurunkan kebutuhan metabolik

Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 21/24

makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan

Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik

sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan

klinis klien memungkinkan.

Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet

Memenuhi kebutuhan nutrisi klien

Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi

Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut

Dx.3 : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal

Intervensi

Rasional

Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.

Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri

Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan

kompres hangat abdomen

Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping

Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulit

Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi

Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi

Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat

diberikan sesuai indikasi klinis

Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk

verbal dan non verbal

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 22/24

Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya

Dx.4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.

Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.

Intervensi

Rasional

Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang

mekanisme koping yang tepat.

Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah

Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya

mengalami masalah yang sama

Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang

mengalami masalah yang demikian

Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.

Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan

Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d

pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu

mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

Intervensi

Rasional

Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan

perawatan anaknya.

Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 23/24

pengetahuan sebelumnya.

Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan

kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga

dalam proses perawatan klien

Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping

yang mungkin timbul

Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi

Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya

Dx. 6 : Kecemasan anak b.d Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang baru

Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda kenyamanan

Intervensi

Rasional

Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perawatn yang

dilakukan

Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan

Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin

Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress

Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan klien

Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimun

D. EVALUASI 

Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang

belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian

dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi

5/16/2018 Askep Gastro Enteritis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-gastro-enteritis-55ab585cca3ff 24/24

maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.

Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.

Integritas kulit kembali normal.

Rasa nyaman terpenuhi.

Pengetahuan kelurga meningkat.

Cemas pada klien teratasi.

DAFTAR PUSTAKA 

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II. Media Aesculapius. Jakarta.

Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta.

Mansjoer, Arif. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius

Nanda. (2007). Diagnose Nanda: Nic dan Noc.

Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Penyakit . Salemba Medika. Jakarta.

Nursalam. (2005).  Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak  (untuk perawat dan bidan). Salemba Medika.

Jakarta.

Setiadi. (2007). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Soegijanto,Soegeng, (2002). Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Pelaksanaan. Salemba Medika, Jakar