askep gangguan Peran

6
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagguan Peran Verra Widhi Astuti, 0906564315 FIK UI Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Stuart & Laraia, 2005). Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Menurut Stuart and sundeen, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan adalah : 1. Kejelasan perilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran. 2. Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan. 3. Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang di emban. 4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran. 5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku peran. Selama hidupnya, individu selalu mengalami perubahan peran atau yang biasa disebut dengan transisi peran.

Transcript of askep gangguan Peran

Page 1: askep gangguan Peran

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagguan Peran

Verra Widhi Astuti, 0906564315

FIK UI

Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang

berdasarkan posisinya di masyarakat (Stuart & Laraia, 2005). Peran yang ditetapkan

adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima

adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi di masyarakat dapat

merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran,

tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Menurut Stuart and sundeen,

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus

dilakukan adalah :

1. Kejelasan perilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran.

2. Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan.

3. Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang di emban.

4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.

5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku peran.

Selama hidupnya, individu selalu mengalami perubahan peran atau yang biasa

disebut dengan transisi peran. Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi

beberapa bagian, seperti:

Transisi Perkembangan

Setiap individu selalu mengalami perkembangan. Peran individu juga akan berubah

sesuai dengan tingkat perkembangannya. Perubahan ini dapat menjadi stresor bagi

konsep dirinya.

Transisi Situasi.

Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan. Contoh transisi situasi adalah

pernikahan yang semula seseorang hidup sendiri menjadi hidup berdua dengan

pasangannya.Contoh lain misalnya ada suatu keluarga yang kehilangan anggota

keluarganya. Perubahan status ini dapat menyebabkan perubahan peran yang dapat

menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran

berlebihan.

Page 2: askep gangguan Peran

Transisi sehat sakit.

Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat pada

perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua kompoen

konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri ,peran dan harga diri.

Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, gangguan peran adalah

berubah atau terhentinya fungsi peran. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya ganguan peran antara lain:

Konflik peran interpersonal: individu

dan lingkungan tidak mempunyai

harapan peran yang selaras.

Kehilangan hubungan yang penting

Perubahan peran seksual

Keragu-raguan peran

Perubahan kemampuan fisik untuk

menampilkan peran

Kurangnya kejelasan peran atau

pengertian tentang peran

Ketergantungan obat

Kurangnya keterampilan sosial

Perbedaan budaya

Harga diri rendah

Konflik antar peran yang sekaligus di

perankan

Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai dengan tanda dan

gejala, seperti :

1. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran

2. Mengingkari atau menghindari peran

3. Kegagalan transisi peran

4. Ketegangan peran

5. Kemunduran pola tanggung jawab yang biasa dalam peran

6. Proses berkabung yang tidak berfungsi

7. Kejenuhan pekerjaan

Kasus

Bapak Y, 40 tahun, saat ini dirawat di RS Kanker Dharmais karena menderita

kanker hepar stadium lanjut. Klien tampak sering diam dan melamun, nafsu makan

menurun. Klien meiliki seorang istri dan tiga orang anak berumur 12, 10, dan 6 tahun.

Page 3: askep gangguan Peran

Analisa Kasus

Bapak Y saat ini sedang mengalami transisi peran yaitu transisi sehat sakit. Bapak

Y menderita sakit kanker stadium lanjut dan harus dirawat dirumah sakit. Oleh sebab itu

Bapak Y yang semula berperan sebagai kepala keluarga yang bekerja untuk mencukupi

kebutuhan keluarga menjadi tidak bisa menjalani perannya tersebut. Klien tampak

sering melamun, diam dan tidak nafsu makan.

Asuhan Keperawatan

Data

Objektif: klien sering diam, melamun, dan tidak nafsu makan.

Diagnosis: Gangguan peran berhubungan dengan penyakit kanker hepar stadium lanjut

yang dideritanya.

Kriteria Hasil:

Mengungkapkan penerimaan terhadap keadaannya sendiri.

Mengungkapkan pemahaman tentang harapan/kewajiban peran.

Intervensi:

Intervensi Rasional

Kaji tingkat ansietas klien dan kaji

persepsi klien tentang realita situasi

Identifikasi bagaimana klien memandang

situasi dan peran mereka dalam kehidupannya

sangat penting untuk mengembangkan

rencana asuhan. Perbedaan antara apa yang

secara aktual terjadi dan persepsi individu

dapat memberikan petunjuk yang sangat

membantu mengatasi masalah yang dialami

klien.

Dorong diskusi terbuka tentang

situasi/ekspresi perasaan

Membantu individu mengidentifikasi masalah

Bantu klien agar menghindari

membandingkan dengan oran lain

Setiap individu memiliki cara sendiri untuk

mengatasi setiap masalah yang dihadapi, dan

membandingkan biasanya cara yang negatif

untuk membuktikan kekurangan nilai diri.

Page 4: askep gangguan Peran

Gunakan kata-kata positif untuk

menguatkan perkembangan yang

terlihat

Dapat membantu mendorong perkembangan

perilaku koping positif

Bantu klien untuk menguatkan dan

menginternalisasikan nilai-nilai yang

berhubungan dengan perannya yang

baru

Dengan klien menginternaisasikan nilai-nilai

yang baru diharapkan klien akan lebih mudah

menerima perannya yang sekarang.

Bantu klien membuat list kekuatan

yang dibutuhkan untuk perannya yang

baru.

Hal ini membantu klien untuk beradaptasi

denga peran barunya

Dukung klien melakukan ibadah

sesuai dengan agama dan

kepercayaannya

Dengan beribadah klien akan lebih tenang dan

lebih dekat pada Yang Maha Kuasa

Daftar Pustaka

Ladwig, G. B., Ackley, B. J. (2008). Guide to nursing diagnosis. Second Edition. New

York: Elsevier Mosby

Stuart, G. W., Laraia, M. (2005). Principles and practiceof psychiatric nursing. 6th

edition. New York: Elsevier Mosby