ASKEP GADAR.doc
-
Upload
miftia-yunanda-putri -
Category
Documents
-
view
43 -
download
0
Transcript of ASKEP GADAR.doc
2.7 Penatalaksanaan
Glukosa darah diarahkan kekadar glukosa puasa : 120 mg/dl
Dengan rumus 3 – 2 – 1
1) - Bila pasien sadar atau fase adrenergic(Hipoglikemi):
Beri karbohidrat 15g ( 3 tablet glukosa atau 120cc jus buah tanpa gula atau
3 permen atau 3 sendok makan glukosa atau 6 ons minuman cola, dan
6 ons jus jeruk ).
- Pisang / roti / karbohidrat lain, bila gagal
- Teh gula, bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.
2) Bila pasien tidak sadar atau fase neurologic(Koma hipoglikemi):
Injeksi glukosa 40% iv 25 ml infus glukosa 10%, bila belum sadar
dapat diulang setiap ½ jam sampai sadar (maksimum 6 x) bila gagal
Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung dll 25 – 50 mg
atau injeksi glukagon 1 mg/im, setelah gula darah stabil, infus glukosa
10% dilepas bertahap dengan glukosa 5% stop.
3) Mencari dan mengobati penyakit dasar.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
3. 1. Pengkajian
1) Airway
Tidak ada gangguan
2) Breathing
Merasa kekurangan oksigen dan napas tersengal-sengal
3) Circulation
Kebas,kesemutan di bagian ekstremitas,keringat dingin,hipotermi,
dan penurunan kesadaran
3.2. Diagnosa
3.2.1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia
jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK, nekrosis jaringan,
pembengkakan jaringan otak, depresi SSP dan oedema
3.2.2 Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma
yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak,
gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
3.2.3 Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat
pernapasan
17
3.3 Implementasi Keperawatan
3.3.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia
jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK, nekrosis jaringan,
pembengkakan jaringan otak, depresi SSP dan oedema
Tujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilang setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1 jam.
Kriteria Hasil :
• Tidak ada tanda – tanda peningkatan TIK
• Tanda – tanda vital dalam batas normal
• Tidak adanya penurunan kesadaran
Intervensi
a. Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang
dapat menyebabkan penurunan perfusi dan potensial peningkatan TIK
b. Catat status neurologi secara teratur, bandingkan dengan nilai standart
c. Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
d. Pantau tekanan darah
e. Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman
pnglihatan dan penglihatan kabur
f. Pantau suhu lingkungan
g. Pantau intake, output, turgor
h. Beritahu klien untuk menghindari/ membatasi batuk,muntah
i. Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai
j. Tinggikan kepala 15-45 derajat
18
k. Berikan oksigen sesuai indikasi
l. Berikan obat sesuai indikasi
3.3.2 Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma
yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak,
gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
Tujuan : tercukupinya kadar glukosa serta fungsi syaraf otonom yang baik
Kriteria Hasil :
• Perkembangan psikis yang baik
• Kesadaran baik
• Hilangnya kecemasan
Tindakan:
• Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
• Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
• Monitor vital sign
• Monitor kesadaran
• Monitor tanda gugup, irritabilitas
• Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12
• Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan
hipoglikemi.
• Cek BB setiap hari
• Cek tanda-tanda infeksi
• Hindari terjadinya hipotermi
19
• Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV
• Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit
3.3.3 Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat
pernapasan
Tujuan :Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1 jam
Kriteria hasil:
• RR 16-24 x permenit
• Ekspansi dada normal
• Sesak nafas hilang / berkurang
• Tidak suara nafas abnormal
Intervensi :
• Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.
• Auskultasi bunyi nafas.
• Pantau penurunan bunyi nafas.
• Berikan posisi yang nyaman : semi fowler
• Berikan instruksi untuk latihan nafas dalaM
• Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan
• Berikan oksigenasi sesuai advis
• Berikan obat sesuai indikasi
20
3.4. Evaluasi
Evaliasi yang diharapkan
1. Hilangnya tanda-tanda hipoksia, serta menurunya peningkatan TIK
2. Tercukupinya kadar glukosa, serta normalnya fungsi syaraf otonom
3. Tercukupinya pola nafas secara efektif
4. Kecemasan berkurang
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hipoglikemia merupakan
salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya
kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Tanda dan gejala hipoglikemia terdiri dari Fase
I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga hormon
epinefrin di lepaskan.Gejala awal ini merupakan peringatan karna saat itu pasien
masih sadar sehingga dapat di ambil tindakan yang perlu untuk mengatasi
hipoglikemia lanjut.Fase II,gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya
fungsi otak , karna itu dinamakan gejala neurologis.
Pengkajian khusus paha hipoglikemia adalah Airway: Tidak ada
gangguan; Breathing: Merasa kekurangan oksige dan napas tersengal-sengal dan
Circulation: Kebas,kesemutan di bagian ekstremitas,keringat dingin,hipotermi,
dan penurunan kesadaran
B. Saran
Untuk memudahkan pemberian tindakan keperawatan dalam keadaan
darurat secara cepat dan tepat, mungkin perlu dilakukan prosedur tetap/protokol
yang dapat digunakan setiap hari. Bila memungkinkan , sangat tepat apabila pada
setiap unit keperawatan di lengkapi dengan buku-buku yang di perlukan baik
untuk perawat maupun untuk klien.
22
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New Yor
Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.
Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, Philadelpia
Waspadji S. Kegawatan pada diabetes melitus. Dalam: Prosiding simposium:
penatalaksanaan kedaruratan di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2000. hal.83-4.
23