ASKEP-DBD-2
-
Upload
gustav-faiz-kirchoof -
Category
Documents
-
view
159 -
download
0
description
Transcript of ASKEP-DBD-2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “P” DENGAN
KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
Disusun Oleh :
Nama : HARPAINSYAH
Nim : 02101142
Tingkat : 1 (SATU)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
0
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2010-2011
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
A. Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypti dan aides
albopictus. (Soegijanto, 2006: 61)
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada
anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, nyeri pada penggerakan bola mata,
trombositopenia ringan dan bintik-bintik pendarahan (petekie) spontan.
(Hendrawanto, 2004: 417)
B. Etiologi
Virus dengue tergolong dalam family / suku / grup flaviviridae dan
dikenal ada empat serotipe.
Dengue I dan H ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia
ke-II, sedangkan dengue III dan IV ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun
1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat sensitif terhadap inaktivasi
oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70°C.
Keempat serotipe telah ditemukan pada pasien-pasien di Indonesia.
Dengue III merupakan serotipe yang banyak beredar. (Hendrawanto, 2004: 417)
C. Patoflow
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma keruang ekstraseluler↓
Virus dengue masuk kedalam tubuh↓
1
Sehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan,
di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfa↓
DBD
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis utama pada DBD adalah demam dan manifestasi pendarahan
baik yang timbul secara spontan maupun uji torniquet. Tanda dan gejala DBD
berdasarkan pembagian derajat.
- Derajat I
Demam dan uji torniquet
- Derajat II
Demam pendarahan spontan, pada umumnya dikulit atau pendarahan lainnya.
- Derajat III
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas
dingin dan anak gelisah.
- Derajat IV
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak
terukur). (Soegianto, 2006: 85-87)
E. Standar Laboratorim
a. Haemoglobin : 12-16 g %
b. Leukosit : 5-10 ribu
c. Diffount :
- Eosinofil : 1-3%
- Basofil : 0-1%
- Segment : 50-70%
- Limfosit : 20-40%
2
- Monosit : 2-8%
d. Trombosit : 200-400 Ribu
Hematokrit : 37-48%
F. Diagnosa
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang berbahaya, yang jika
terlambat penanganannya dapat menyebabkan kematian. Permasalahan dalam
penanganan DBD adalah salah diagnose dimana pasien dianggap mengidap penyakit
lain seperti tipus, common cold, dan lainnya.
Biasanya pasien yang datang ke sarana kesehatan mengeluh adanya panas,
pusing, sakit kepala, mual dan kadang disertai nyeri otot abdomen.
Data ini sulit bagi petugas untuk mendiagnosa secara pasti sehingga berdasarkan
pengamatan , banyak petugas kesehatan dalam memberikan terapi bersifat
simptomatik dan kuratif sekaligus preventif.
Kondisi ini cenderung akan menyebabkan dampak merugikan bagi pasien
karena pasien diharuskan mengkonsumsi antibiotic dua macam sekaligus.
Bagi petugas lapangan pemberian antibiotic 2 macam sekaligus dianggap lebih baik,
mengingat :
1. Tidak adanya fasilitas laboratorium untuk diagnose penunjang
2. Lebih ekonomis disbanding pasien harus dating lagi
3. Sebagai sarana untuk mendiagnosa penyakit lain, misalnya jika dengan obat
tersebut tidak sembuh maka arah penyakit adalah penyakit yang tidak
responsive ke antibiotic contoh : jika tipus dianggap responsive ke antibiotic,
3
maka tidak responsive ke antibiotik menunjukan pasien mengidap penyakit
non tipus.
4. Di daerah –daerah tertentu ( kota ), rata-rata hasil test Widal menunjukan titer
tinggi, sehingga dianggap setiap pasien dengan panas harus diberikan
antibiotic doble.
Alasan lainnya adalah kekhawatiran akan adanya hilangnya market, bahwa
jika berobat ke tempat tersebut tidak manjur padahal mereka hanya melakukan
diagnose berdasarkan namnesa dan pemeriksaan fisik.
G. penatalaksanaan
Berdasarkan kenyataan di masyarakat penatalaksanaan kasus DBD dibagi
sebagai berikut:
1. Kasus DBD yang memungkinkan untuk berobat jalan
2. Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggal
a. Kasus DBD derajat I dan II
b. Kasus DBD derajat III dan IV
c. Kasus DBD dengan penyulit
1. Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan
Bila penderita hanya menyeluh panas, tetapi keinginan makan dan
minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak
4
diperkenankan memberikan obat panas paracetamol 10-15 mg/kgBB setiap 3-
4 jam diulang jika simkom panas masih nyata diatas 38,5 0C.
2. Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggal
a. Kasus DBD derajat I dan II
Pada hari ke 3, 4 dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena
penderita ini mempunyai risiko terjadinya syok. Untuk mengantisipasi
kejadian syok tersebut, penderita ini disarankan di infus cairan kristaloid
dengan tetesan berdasarkan 7, 5, 3. pada saat fase panas penderita
dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa di pakai untuk
diare.
b. Kasus DBD derajat III dan IV
“Dengue Shock Syndrome” (Sindrom renjatan dengue) termasuk
kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu
memperoleh cairan pengganti secara cepat. Biasanya dijumpai kelainan
asam basa dan elektrolit (hiponatremi). Penggantian yang cepat plasma
yang hilang digunakan larutan garam isotonik (ringer laktat, 5 % dektrose
dalam larutan ringer laktat atau 5 % dektrose dalam larutan ringer asetat
dan larutan normal garam faali) dengan jumlah 10-20 ml/kg/ 1 jam
c. Kasus DBD dengan penyulit
Misalnya terdapat kelainan ginjal
5
Dalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian
volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila
diuresis belum mencukupi 2 ml/kgBB/jam. Sedangkan cairan yang
diberikan sudah sudah sesuai kebutuhan, maka selanjutnya furasemid 1
mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk jumlah
diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. Tetapi apabila diuresis tetap belum
mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi dengan baik,
maka pemasangan central venous pressure (CVP) perlu dilakukan untuk
pedoman pemberian cairan selajutnya (Airlangga, 2006).
Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses sistematis dalam pengumpulan dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.
Hasil dari pengkajian yang dilakukan perawat terkumpul dalam bentuk
data dan cara pengmpulan dalam pengkajian yaitu ;
1. Wawancara
2. Pemeriksaan fisik
3. Observasi
4. Pemeriksaan diagnostik yaitu :
- Mendadak demam tinggi selama + 1 hari sebelum masuk Rumah sakit
- Pusing
- Mual muntah
- Terasa sakit perut atau nyeri ulu hati
- Batuk dan sesak nafas
6
- Badan menggigil dan otot terasa ngilu
- Pada kulit timbul bintik-bintik merah
-
B. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh
b. Gangguan rasa nyaman nyeri
c. Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh
d. Potensial terjadi perdarahan intraabdominal
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
f. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan
g. Gangguan aktivitas sehari-hari
C. Rencana Keperawatan
DP I : Peningkatan suhu tubuh b.d dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan :
- Kaji saat timbulnya demam
- Kaji vital sign
- Anjurkan klien istirahat
- Berikan kompres hangat
- Anjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal
- Catat asupan dan keluaran cairan
DP II : Gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan :
- Beri posisi yang nyaman
- Berikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan orang-
orang terdekat
- Beri obat-obatan analgetik (Kolaborasi dengan dokter)
7
DP III : Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan :
- Kaji keluhan mual muntah pasien
- Beri makanan yang mudah ditelan
- Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien
- Catat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien
DP IV : Potensial terjadi perdarahan intraabdominal
Tujuan :
- Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda klinis
- Monitor jumlah trombosit setiap hari
- Anjurkan klien banyak istirahat
DP V : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Tujuan :
- Monitor KU pasien
- Observasi TTV setiap 2-3 jam
- Perhatikan keluhan pasien
- Apabila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan pasien
terlentang.
DP VI : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan
Tujuan :
- Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya
tentang penyakit klien
- Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi
pasien dan keluarga
DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hari
Tujuan :
- Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
- Siapkan bel didekat pasien
8
D. Rasionalisasi dan tindakan keperawatan
DP I : Peningkatan suhu tubuh
- Mengkaji saat timbulnya demam
- Mengkaji vital sign
- Menganjurkan klien istirahat
- Memberikan kompres hangat
- Menganjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal
- Mencatat asupan dan keluaran cairan
DP II : Gangguan rasa nyaman nyeri
- Memberi posisi yang nyaman
- Memberikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan
orang-orang terdekat
- Memberi obat-obatan analgetik (Kolaborasi dengan dokter)
DP III : Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh
- Mengkaji keluhan mual muntah pasien
- Memberi makanan yang mudah ditelan
- Memberi makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Menjelaskan manfaat nutrisi bagi klien
- Mencatat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien
DP IV : Potensial terjadi perdarahan intraabdominal
- Memonitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda
klinis
- Memonitor jumlah trombosit setiap hari
- Menganjurkan klien banyak istirahat
DP V : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
9
- Memonitor KU pasien
- Mengobservasi TTV setiap 2-3 jam
- Mengperhatikan keluhan pasien
- Membaringkan pasien terlentang bila terjadi tanda-tanda syok
hipovolemik,
DP VI : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan
- Memberikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya
tentang penyakit klien
- Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya
bagi pasien dan keluarga
DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hari
- Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
- Menyiapkan bel didekat pasien
E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses dari bagian terakhir dari proses asuhan
keperawatan yang membandingkan secara sistematis perubahan prilaku klien
sebagai hasil dari tindakan keperawatan dengan tujuan yang hendak di capai
Hasil evaluasi berupa :
1. Teruskan, Jika rencana ada masalah rencana masih akan diteruskan
2. Modifikasi masalah yang disebut kemungkinan tapi tidak ditemui pedukung
3. Terpecahnya masalah yang dipecahkan dan intervensi dihentikan
10
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “G” DENGAN KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
I. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn “P ”
Umur : 3Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jln. panjaitan
Tanggal MRS : 12 Desember 2011
Tanggal pengkajian : 12 Desember 2011
Med. Reg : 162479
Diagnosa : Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn “A”
Umur : 38 tahun
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln.Suka bangun 2,km 7.
11
Hubungan : Ayah Kandung
c. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama : Badan panas
2. Keluhan Tambahan : Sakit kepala, mual muntah, nyeri.
d. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak ± 2 hari yang lalu sebelum ke rumah sakit klien demam tinggi
tidak teratur, badan lemah, sakit kepala, mual – muntah, nafsu makan
berkurang, ± 4 jam penderita timbul bintik merah pada kulit
e. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
b. Imunisasi :Lengkap(DPT,BCG, campak,folio)
c. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita
penyakit yang sama
f. Genogram
Ket:: Meninggal : Perempuan : Tinggal serumah
: Laki-laki : Klien
12
12
g. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1. Tanda-tanda vital
TD :
Nadi : 100 X/Menit
Pernafasan : 28 X/Menit
Suhu : 39 ºC
2. Kepala
Bentuk : Oval, simetris
Rambut : Hitam
Tekstur : Tidak mudah dicabut
Kebersihan : Cukup
3. Mata
Bentuk : Simetris
Pupil : Isokor
Sklera : Normal
Konjungtiva : Tidak pucat
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Cukup
4. Telinga
Bentuk : Simetris
Kelainan : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Kebersihan : Cukup
5. Hidung
Bentuk : Simetris
Kebersihan : Cukup
6. Mulut
Bentuk : Simetris
Warna Bibir : Pucat dan kering
13
Kebersihan : Cukup
7. Leher
Bentuk : Normal
Kebersihan : Cukup
8. Kulit
Warna : Sawo matang
Oedema : Tidak ada
Turgor : Elastis
Kebersihan : Cukup
9. Dada
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada pembesaran
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
10. Ekstremitas
Ekstremitas Bawah : Simetris
Ekstremitas Atas : Simetris
11. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Nyeri tekan dan kembung
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+)
12. Genetalia
Kelainan : Tidak ada
Pengeluaran : - BAB : 1 x sehari
- BAK : 4 – 5 x sehari
14
h. Data Laboratorium
PemeriksaanHasil
Nilai Normal
Hematologi :
- Hb
- Hematokrit
- Leukosit
- Trombosit
Hitung jenis :
- Basofil
- Eosinofil
- Batang
- Segment
- Limfosit
- Monosit
12,5 g/dl
36 vol%
2200 mm3
14700 mm3
0
1
3
50
38
8
12,4 g/dl
40 vol%
2700 mm3
14700 mm3
0
2
2
48
42
0
12 – 16 g/dl
37 – 43 vol%
5.000 – 10.000 mm3
200.000 – 500.000 mm3
0 - 1 %
1 – 3 %
2 – 6 %
50 – 70 %
20 – 40 %
2 – 8 %
Catatan : Hasil laboratorium tanggal 09, September 2009 ada di catatan
perkembangan dan lampiran (status klien)
i. Therapy
- IVFD Rl gtt 20 x/mnt
- Antasida syrup 3 x ct
- Amoxilin 4 x 250 mg
- PP 1 gr 2 x sehari
- Dexametason
- Paracetamol 2 x 1
15
- Bedrest
- Banyak minum
16
12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “P” DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG ANAK
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Nama : Tn ”P” Tgl MRS : 12, JUNI 2011Umur : 3 Th No. RM : 162479
NoDiagnosa Tujuan
RencanaEvaluasi
Intervensi Rasional Implementasi1 Peningkatan suhu
tubuh b.d proses penyakitDs : - Ibu klien
mengatakan badan anaknya panas
- Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dingin
Do : - Klien tampak
gelisah- Klien tampak
lemah- T : 380c- RR : 24
x/mnt
Tupan : - Peningkatan
suhu tubuh tidak terjadi.
Tupen :- Dalam
waktu 1x 1 jam klien tidak tampak gelisah lagi dan tidak lagi keluar keringat dingin lagi.
- Berikan kompres dingin
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Observasi tanda vital tiap 3 jam/lebih
- Kaji saat timbulnya demam
- Beri
- Kompres dingin akan mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat pengatur panas sehingga suhu tubuh akan turun
- Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu di imbangi dengan asepan cairan yang banyak
- Ibservasi vital sign tiap 3 jam/lebih
- Mengidentifikasi masalah demam klien
- Mengurangi
- Memberikan kompres dingin pada daerah frontal
- Menganjurkan klien untuk banyak minum 7-8 gelas/hari
- Mengobservasi tanda vital tiap 3 jam/lebih
- Mengkaji saat timbulnya demam
S : - Ibu klien
mengatakan badan anaknya panas
- Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dingin
O : - Klien gelisah lagi- KU klien masih
lemah- T : 370c- RR :
24x/mnt- N :
80x/mnt- TD : 100/60
mmHg A : Masalah teratasi
1
18
1314
2
- N : 92 x/mnt
- TD : 110/60
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang tidak adekuatDs :- Ibu klien
mengatakan bahwa anaknya mual
- Ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makan
Do :
Tupan :- Kebutu
han nutrisi terpenuhi
Tupen :- Dalam
waktu 1x 24 jam intake klien adekuat dengan kriteria :- KU
klien membaik
- Makanan yang diberikan
penjelasan tentang demam
- Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal
- Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapi paracetamol
- Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami klien
- Berikan makanan yang mudah ditelan
- Berikan makanan
kecemasan keluarga tentang kondisi klien
- Pakaian yang tipis dapat membantu penguapan
- Memberikan obat paracetamol
- Untuk menetapkan cara mengatasinya
- Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan
- Untuk
- Memberikan penjelasan penyebab demam klien
- Menganjurkan klien untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal
- Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapi paracetamol
- Mengkaji keluhan mual dan muntah yang dialami klien
- Memberikan makanan yang mudah ditelan
- Memberi
sebagian
P : Intervensi diilanjutkan
S : - Ibu klien
mengatakan bahwa anaknya mual
- Ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makan
O : - KU kklien lemah- Klien muntah 2 x
@ ¼ ge’as- Porsi
makanan yang
2
23
1518
3
1617
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn “P”
Umur : 3 tahun Tanggal DP Perkembangan
12, juli 2009 I S : Ibu klien mengatakan suhu tubuhnya mulai turunO :
- KU : Baik- Tanda-tanda vital :
- TD : - RR : 28x/mnt- Nadi :100x/mnt- Suhu : 39,0º C
A : Masalah teratasiP : Intervesi dihentikan
13,juli 2009 II S : - Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mual- Ibu klien mengatakan anaknya belum ada
nafsu makanO :
- Klien tidak mampu menghabiskan porsi makan yang diberikan
- KU klien lemah- Klien muntah 2 x @ ¼ gelas
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkanI :
- Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami klien
- Berikan makanan yang mudah ditelan- Berikan makanan dalam porsi kecil tapi
sering- Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien- Catat jumlah makanan yang dihabiskan klien
tiap hariE :
- Ku membaik- Porsi makanan yang diberikan dihabiskan ¼
porsi- Klien masih muntah 2 x @ ¼ gelas
R : Intervensi dilanjutkan14, juli 2011 III S :
- Ibu klien mengatakan adanya bintik-bintik merah pada tangan anaknya
O: - KU klien lemah
19
- Tes torniquet (+)- Timbul binti-bintik di tangan kanan klien
- Trombosit : 147.000- Hb : 12,5- Ht : 46- Leukosit : 2.200
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkanI :
- Kolaborasi dengan petugas lab dalam memonitor jumlah trombosit setiap hari
- Anjurkan klien untuk banyak istirahat- Anjurkan klien untuk banyak minum - Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian therapiE :
- KU klien membaik- Tes torniquet (-)- Bintik merah di tangan kanan (-)
- Trombosit 190.000- Hematorit 45- Leukosit 4.800- HB 14
R : Intervensi dilanjutkan15,juli 2011 IV S : Ibu klien dalam pemenuhan kebutuhannya, klien masih
dibantuO :
- KU klien masih lemah- Klien masih bedrest
A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan I :
- Kaji keluhan klien- Kaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu
dilalukan klien- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya
sehari-hari- Letakkan barang yang mudah dijangkau klien- Jaga kelancaran dan kebersihan tempat
pemasangan infus- Latih pergerakan tangan yang terpasang infus- Lakukan teknik aseptik saat melakukan
tindakan pemasangan E :
- KU klien membaik- Klien masih bedrest
20
- Klien masih dibantu dalam pemenuhan kebutuhannya
R : Intervensi dilanjutkanDAFTAR PUSTAKA
Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam : jilid 1. Jakarta : FKUI
M, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta : Salemba Medik
Soegijarto, Soegeng. 2002. Ilmu Penyakit Anak (diagnosa dan penatalaksanaan). Jakarta : Salemba Medik
Soegijarto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue : edisi ke-2. Surabaya : Aerlangga
Widyastuti, Palupi. 2004. Pencegahan, Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah. Jakarta : EGC
21