ASKEP DBD 1

download ASKEP DBD 1

of 28

description

askep dbd terbaru

Transcript of ASKEP DBD 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn G DENGAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA P DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Disusun Oleh :Nama : HARPAINSYAHNim : 02101142Tingkat : 1 (SATU)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANGTAHUN AJARAN 2010-2011DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. DefinisiDemam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypti dan aides albopictus. (Soegijanto, 2006: 61)Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, nyeri pada penggerakan bola mata, trombositopenia ringan dan bintik-bintik pendarahan (petekie) spontan. (Hendrawanto, 2004: 417)

B. EtiologiVirus dengue tergolong dalam family / suku / grup flaviviridae dan dikenal ada empat serotipe.Dengue I dan H ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke-II, sedangkan dengue III dan IV ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat sensitif terhadap inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70C.Keempat serotipe telah ditemukan pada pasien-pasien di Indonesia. Dengue III merupakan serotipe yang banyak beredar. (Hendrawanto, 2004: 417)

C. PatoflowMeningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma keruang ekstraselulerVirus dengue masuk kedalam tubuhSehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan, di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfaDBD D. Tanda dan GejalaGejala klinis utama pada DBD adalah demam dan manifestasi pendarahan baik yang timbul secara spontan maupun uji torniquet. Tanda dan gejala DBD berdasarkan pembagian derajat. Derajat IDemam dan uji torniquet Derajat IIDemam pendarahan spontan, pada umumnya dikulit atau pendarahan lainnya. Derajat IIIDemam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas dingin dan anak gelisah. Derajat IVDemam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur). (Soegianto, 2006: 85-87)

E. Standar Laboratorima. Haemoglobin: 12-16 g %b. Leukosit: 5-10 ribuc. Diffount :- Eosinofil: 1-3%- Basofil: 0-1%- Segment: 50-70%- Limfosit: 20-40%- Monosit: 2-8%d. Trombosit: 200-400 RibuHematokrit: 37-48%F. Diagnosa Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang berbahaya, yang jika terlambat penanganannya dapat menyebabkan kematian. Permasalahan dalam penanganan DBD adalah salah diagnose dimana pasien dianggap mengidap penyakit lain seperti tipus, common cold, dan lainnya. Biasanya pasien yang datang ke sarana kesehatan mengeluh adanya panas, pusing, sakit kepala, mual dan kadang disertai nyeri otot abdomen. Data ini sulit bagi petugas untuk mendiagnosa secara pasti sehingga berdasarkan pengamatan , banyak petugas kesehatan dalam memberikan terapi bersifat simptomatik dan kuratif sekaligus preventif. Kondisi ini cenderung akan menyebabkan dampak merugikan bagi pasien karena pasien diharuskan mengkonsumsi antibiotic dua macam sekaligus. Bagi petugas lapangan pemberian antibiotic 2 macam sekaligus dianggap lebih baik, mengingat :1. Tidak adanya fasilitas laboratorium untuk diagnose penunjang2. Lebih ekonomis disbanding pasien harus dating lagi3. Sebagai sarana untuk mendiagnosa penyakit lain, misalnya jika dengan obat tersebut tidak sembuh maka arah penyakit adalah penyakit yang tidak responsive ke antibiotic contoh : jika tipus dianggap responsive ke antibiotic, maka tidak responsive ke antibiotik menunjukan pasien mengidap penyakit non tipus.4. Di daerah daerah tertentu ( kota ), rata-rata hasil test Widal menunjukan titer tinggi, sehingga dianggap setiap pasien dengan panas harus diberikan antibiotic doble. Alasan lainnya adalah kekhawatiran akan adanya hilangnya market, bahwa jika berobat ke tempat tersebut tidak manjur padahal mereka hanya melakukan diagnose berdasarkan namnesa dan pemeriksaan fisik.G. penatalaksanaan

Berdasarkan kenyataan di masyarakat penatalaksanaan kasus DBD dibagi sebagai berikut:1. Kasus DBD yang memungkinkan untuk berobat jalan2. Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggala. Kasus DBD derajat I dan IIb. Kasus DBD derajat III dan IVc. Kasus DBD dengan penyulit

1. Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan Bila penderita hanya menyeluh panas, tetapi keinginan makan dan minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak diperkenankan memberikan obat panas paracetamol 10-15 mg/kgBB setiap 3-4 jam diulang jika simkom panas masih nyata diatas 38,5 0C.

2. Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggala.Kasus DBD derajat I dan IIPada hari ke 3, 4 dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena penderita ini mempunyai risiko terjadinya syok. Untuk mengantisipasi kejadian syok tersebut, penderita ini disarankan di infus cairan kristaloid dengan tetesan berdasarkan 7, 5, 3. pada saat fase panas penderita dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa di pakai untuk diare.b.Kasus DBD derajat III dan IVDengue Shock Syndrome (Sindrom renjatan dengue) termasuk kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu memperoleh cairan pengganti secara cepat. Biasanya dijumpai kelainan asam basa dan elektrolit (hiponatremi). Penggantian yang cepat plasma yang hilang digunakan larutan garam isotonik (ringer laktat, 5 % dektrose dalam larutan ringer laktat atau 5 % dektrose dalam larutan ringer asetat dan larutan normal garam faali) dengan jumlah 10-20 ml/kg/ 1 jamc.Kasus DBD dengan penyulitMisalnya terdapat kelainan ginjalDalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum mencukupi 2 ml/kgBB/jam. Sedangkan cairan yang diberikan sudah sudah sesuai kebutuhan, maka selanjutnya furasemid 1 mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk jumlah diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. Tetapi apabila diuresis tetap belum mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi dengan baik, maka pemasangan central venous pressure (CVP) perlu dilakukan untuk pedoman pemberian cairan selajutnya (Airlangga, 2006).

Asuhan Keperawatan TeoritisA. PengkajianPengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses sistematis dalam pengumpulan dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien. Hasil dari pengkajian yang dilakukan perawat terkumpul dalam bentuk data dan cara pengmpulan dalam pengkajian yaitu ; 1. Wawancara 2. Pemeriksaan fisik 3. Observasi4. Pemeriksaan diagnostik yaitu : Mendadak demam tinggi selama + 1 hari sebelum masuk Rumah sakit Pusing Mual muntah Terasa sakit perut atau nyeri ulu hati Batuk dan sesak nafas Badan menggigil dan otot terasa ngilu Pada kulit timbul bintik-bintik merah

B. Diagnosa Keperawatana. Peningkatan suhu tubuhb. Gangguan rasa nyaman nyeric. Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuhd. Potensial terjadi perdarahan intraabdominale. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitf. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan g. Gangguan aktivitas sehari-hari

C. Rencana KeperawatanDP I: Peningkatan suhu tubuh b.d dengan proses infeksi virus dengueTujuan : Kaji saat timbulnya demam Kaji vital sign Anjurkan klien istirahat Berikan kompres hangat Anjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal Catat asupan dan keluaran cairan DP II: Gangguan rasa nyaman nyeri Tujuan : Beri posisi yang nyaman Berikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat Beri obat-obatan analgetik (Kolaborasi dengan dokter)DP III : Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuhTujuan : Kaji keluhan mual muntah pasien Beri makanan yang mudah ditelan Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien Catat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien DP IV : Potensial terjadi perdarahan intraabdominalTujuan : Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda klinis Monitor jumlah trombosit setiap hari Anjurkan klien banyak istirahatDP V : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitTujuan : Monitor KU pasien Observasi TTV setiap 2-3 jam Perhatikan keluhan pasien Apabila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan pasien terlentang. DP VI : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan Tujuan : Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya tentang penyakit klien Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi pasien dan keluarga DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hariTujuan : Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari Siapkan bel didekat pasien

D. Rasionalisasi dan tindakan keperawatan DP I: Peningkatan suhu tubuh Mengkaji saat timbulnya demam Mengkaji vital sign Menganjurkan klien istirahat Memberikan kompres hangat Menganjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal Mencatat asupan dan keluaran cairan DP II: Gangguan rasa nyaman nyeri Memberi posisi yang nyaman Memberikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat Memberi obat-obatan analgetik (Kolaborasi dengan dokter)DP III : Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh Mengkaji keluhan mual muntah pasien Memberi makanan yang mudah ditelan Memberi makanan dalam porsi kecil tapi sering Menjelaskan manfaat nutrisi bagi klien Mencatat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien DP IV : Potensial terjadi perdarahan intraabdominal Memonitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda klinis Memonitor jumlah trombosit setiap hari Menganjurkan klien banyak istirahatDP V : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Memonitor KU pasien Mengobservasi TTV setiap 2-3 jam Mengperhatikan keluhan pasien Membaringkan pasien terlentang bila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik,DP VI : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan Memberikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya tentang penyakit klien Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi pasien dan keluarga DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hari Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari Menyiapkan bel didekat pasien

E. Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses dari bagian terakhir dari proses asuhan keperawatan yang membandingkan secara sistematis perubahan prilaku klien sebagai hasil dari tindakan keperawatan dengan tujuan yang hendak di capai Hasil evaluasi berupa :1. Teruskan, Jika rencana ada masalah rencana masih akan diteruskan2. Modifikasi masalah yang disebut kemungkinan tapi tidak ditemui pedukung3. Terpecahnya masalah yang dipecahkan dan intervensi dihentikan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn G DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

I. PENGKAJIAN a. Identitas KlienNama : Tn P Umur: 3TahunJenis Kelamin: Laki-lakiSuku Bangsa: IndonesiaAgama: IslamAlamat: Jln. panjaitanTanggal MRS: 12 Desember 2011Tanggal pengkajian: 12 Desember 2011Med. Reg: 162479Diagnosa: Demam Berdarah Dengue (DBD)b. Identitas Penanggung JawabNama: Tn AUmur: 38 tahunSuku Bangsa : IndonesiaAgama: IslamPendidikan : SMPPekerjaan: WiraswastaAlamat: Jln.Suka bangun 2,km 7.

12Hubungan: Ayah Kandung

c. Status Kesehatan Saat Ini1. Keluhan Utama: Badan panas2. Keluhan Tambahan: Sakit kepala, mual muntah, nyeri.

d. Riwayat Perjalanan PenyakitSejak 2 hari yang lalu sebelum ke rumah sakit klien demam tinggi tidak teratur, badan lemah, sakit kepala, mual muntah, nafsu makan berkurang, 4 jam penderita timbul bintik merah pada kulit

e. Riwayat Kesehatan Yang Lalua. Penyakit yang pernah dialami: tidak adab. Imunisasi:Lengkap(DPT,BCG, campak,folio)c. Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang samaf. Genogram

Ket:: Meninggal : Perempuan : Tinggal serumah : Laki-laki : Klien

g. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)1. Tanda-tanda vitalTD: Nadi: 100 X/MenitPernafasan: 28 X/MenitSuhu : 39 C2. KepalaBentuk: Oval, simetrisRambut: HitamTekstur: Tidak mudah dicabutKebersihan: Cukup3. MataBentuk: SimetrisPupil: IsokorSklera: NormalKonjungtiva: Tidak pucatKelainan: Tidak adaKebersihan: Cukup4. TelingaBentuk: SimetrisKelainan: Tidak adaSekret: Tidak adaKebersihan: Cukup5. HidungBentuk: SimetrisKebersihan: Cukup6. MulutBentuk: SimetrisWarna Bibir: Pucat dan keringKebersihan: Cukup7. LeherBentuk: NormalKebersihan: Cukup8. KulitWarna: Sawo matangOedema: Tidak adaTurgor: ElastisKebersihan: Cukup9. Dada Inspeksi: SimetrisPalpasi: Tidak ada pembesaranPerkusi: SonorAuskultasi: Vesikuler10. EkstremitasEkstremitas Bawah: SimetrisEkstremitas Atas: Simetris11. AbdomenInspeksi: SimetrisPalpasi: Nyeri tekan dan kembungPerkusi: TympaniAuskultasi: Bising usus (+)12. GenetaliaKelainan: Tidak adaPengeluaran: - BAB : 1 x sehari - BAK : 4 5 x sehari

h. Data LaboratoriumPemeriksaanHasilNilai Normal

Hematologi : Hb Hematokrit Leukosit TrombositHitung jenis : Basofil Eosinofil Batang Segment Limfosit Monosit12,5 g/dl36 vol%2200 mm314700 mm3

0135038812,4 g/dl40 vol%2700 mm314700 mm3

0224842012 16 g/dl37 43 vol%5.000 10.000 mm3200.000 500.000 mm3

0 - 1 %1 3 %2 6 %50 70 %20 40 %2 8 %

Catatan: Hasil laboratorium tanggal 09, September 2009 ada di catatan perkembangan dan lampiran (status klien)

i. Therapy IVFD Rl gtt 20 x/mnt Antasida syrup 3 x ct Amoxilin 4 x 250 mg PP 1 gr 2 x sehari Dexametason Paracetamol 2 x 1 Bedrest Banyak minum

0

3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn P DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama: Tn PTgl MRS: 12, JUNI 2011Umur: 3 ThNo. RM: 162479

12NoDiagnosaTujuanRencanaEvaluasi

IntervensiRasionalImplementasi

1

13

2

14

153

4

16

175Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakitDs : Ibu klien mengatakan badan anaknya panas Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dingin Do : Klien tampak gelisah Klien tampak lemah T : 380c RR : 24 x/mnt N : 92 x/mnt TD : 110/60

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang tidak adekuatDs : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mual Ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makanDo : KU klien lemah Klien muntah 2x @ gelas Porsi makan yang diberikan tidak dihabiskan

Potensial terjadinya perdarahan b.d trombositopeniaDs : Ibu klien mengatakan adanya bintik-bintik merah pada tangan anaknyaDo : KU klien lemah Tes torniquet (+) Timbul binti-bintik di tangan kanan klien Trombosit : 147.000 Hb : 12,5 Ht : 46 Leukosit : 2.200

Gangguan aktivitas sehari-hari b.d kondisi tubuh yang lemahDs : Ibu klien mengatakan, dalam pemenuhan kebutuhannya masih dibantuDo : KU tampak lemah Klien tampak bedrest Terpasang IVFD RL gtt 20 x/mnt

Potensial terjadinya infeksi b.d tindakan intensifDs : Ibu klien mengatakan pada tempat pemasangan infus terasa gatal dan pegalDo : IVFD terpasang Wida RL gtt 20 x/mnt Klien bedrest Keadaan klien lemahTupan : Peningkatan suhu tubuh tidak terjadi.

Tupen : Dalam waktu 1x 1 jam klien tidak tampak gelisah lagi dan tidak lagi keluar keringat dingin lagi.

Tupan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Tupen : Dalam waktu 1x 24 jam intake klien adekuat dengan kriteria : KU klien membaik Makanan yang diberikan dihabiskan Rasa mual dan muntah hilang

Tupan : Perdarahan tidak terjadi

Tupen : Dalam 1x 24 jam jumlah trombosit meningkat dengan kriteria : Tes tourniquet (-) Trombosit 200.000 HB : 13,2 HT : 40 Leukosit : 5.200

Tupan : Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi

Tupen : Dalam 1x24 jam klien dapat : Klien mampu mandiri KU membaik

Tupan : Infeksi tidak terjadi

Tupen : Tidak adanya hematom Tidak adanya plebitis Infus berjalan dengan lancar Berikan kompres dingin

Anjurkan klien untuk banyak minum

Observasi tanda vital tiap 3 jam/lebih Kaji saat timbulnya demam Beri penjelasan tentang demam

Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapi paracetamol

Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami klien

Berikan makanan yang mudah ditelan

Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien

Catat jumlah makanan yang dihabiskan klien tiap hari

KU klien lemah

Kolaborasi dengan petugas lab dalam memonitor jumlah trombosit setiap hari

Anjurkan klien untuk banyak istirahat

Anjurkan klien untuk banyak minum

Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapi

Kaji keluhan klien

Kaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilalukan klien

Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari Letakkan barang yang mudah dijangkau klien

Jaga kelancaran dan kebersihan tempat pemasangan infus Latih pergerakan tangan yang terpasang infus

Lakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan Segera cabut jika tampak adanya pembengkakan

Observasi daerah pemasangan infus setiap hari

Amati kelancaran tetesan infus setiap hari

Lakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan infus

Kompres dingin akan mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat pengatur panas sehingga suhu tubuh akan turun Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu di imbangi dengan asepan cairan yang banyak Ibservasi vital sign tiap 3 jam/lebih

Mengidentifikasi masalah demam klien Mengurangi kecemasan keluarga tentang kondisi klien

Pakaian yang tipis dapat membantu penguapan

Memberikan obat paracetamol

Untuk menetapkan cara mengatasinya

Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan Untuk menghindari mual dan muntah

Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga memotivasi klien untuk makan Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi klien setiap hari

Diet makanan yang sesuai dengan penyakit merupakan hal terpenting dalam proses penyembuhan Dengan pemberian obat seperti antasida membantu mengurangi mual dan muntah pada klien dan intake nutrisi klien terpenuhi

Dengan memonitor jumlah trombosit setiap hari dapat diketahui tingkat kebocoran plasma dan kemungkinan perdarahan yang dapat dialami kklien Aktivitas klien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan Dengan menganjurkan klien banyak minum dapat membantu meningkatkan jumlah trombosit Dengan berkolaborasi dengan tim dokter bila terjadi perdarahan dapat diatasi

Untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien Untuk mengetahui tingkat ketergantungan klien dalam memenuhi kebutuhannya Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh klien pada saat kondisi tubuhnya lemah Akan membantu klien untuk memnuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain Untuk mencegah terjadinya edema

Dengan melatih pergerakan tangan yang terpasang infus diharapkan tidak terjadinya kekakuan pada jari-jari tangan

Dengan mengamati tanda-tanda peradangan pada daerah infus diharapkan dapat diketahuinya saat terjadinya infeksi Dengan segera mencabut infus yang terpasang sat terjadinya pembengkakan maka infeksi dapat diminimalisir

Dengan mengobservasi daerah pemasangan infus setiap hari perawat dapt mengetahui apakah terjadi infeksi atau tidak

Dengan mengamati kelancaran tetesan infus setiap hari diharapkan agar pasien cepat sembuh

Dengan melakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan infus agar dapat meminimalisir terjadinya infeksi

Memberikan kompres dingin pada daerah frontal

Menganjurkan klien untuk banyak minum 7-8 gelas/hari

Mengobservasi tanda vital tiap 3 jam/lebih Mengkaji saat timbulnya demam Memberikan penjelasan penyebab demam klien Menganjurkan klien untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapi paracetamol

Mengkaji keluhan mual dan muntah yang dialami klien Memberikan makanan yang mudah ditelan

Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering Menjelaskan manfaat nutrisi bagi klien

Mencatat jumlah makanan yang dihabiskan klien tiap hari Berkolaborasi dengan tim gizi

Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat-obatan

Berkolaborasi dengan petugas lab dalam memonitor jumlah trombosit setiap hari

Menganjurkan klien untuk banyak istirahat

Menganjurkan klien untuk banyak minum

Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapi

Mengkaji keluhan klien

Mengkaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilalukan klien

Membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari Meletakkan barang yang mudah dijangkau klien

Menjaga kelancaran dan kebersihan tempat pemasangan infus Melatih pergerakan tangan yang terpasang infus

Melakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan

Segera mencabut jika tampak adanya pembengkakan

Mengobservasi daerah pemasangan infus setiap hari

Mengamati kelancaran tetesan infus setiap hari

Melakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan infus

S : Ibu klien mengatakan badan anaknya panas Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dinginO : Klien gelisah lagi KU klien masih lemah T : 370c RR : 24x/mnt N : 80x/mnt TD : 100/60 mmHg A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi diilanjutkan

S : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mual Ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makanO : KU kklien lemah Klien muntah 2 x @ geas 18Porsi makanan yang diberikan tidak dihabiskan

19A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi diilanjutkan

20S : Ibu klien mengatakan timbulnya bintik-bintik merah di tangan masih adaO : KU klien lemah Tes torniquet (+) Hasil lab Trombosit 190.000 Hematorit 45 Leukosit 4.800 HB 14A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan

S : Ibu klien dalam pemenuhan kebutuhannya, klien masih dibantu

O : KU klien masih lemah Klien masih bedrestA : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

21

22S : Ibu klien mengatakan pada tempat pemasangan infus tidak terasa gatal dan pegal lagiO : Keadaan tempat pemasangan infus pasien baikA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan

1823

CATATAN PERKEMBANGANNama Klien : Tn PUmur: 3 tahun Tanggal DPPerkembangan

12, juli 2009IS : Ibu klien mengatakan suhu tubuhnya mulai turunO : KU : Baik Tanda-tanda vital : TD : RR : 28x/mnt Nadi :100x/mnt Suhu : 39,0 CA : Masalah teratasiP : Intervesi dihentikan

13,juli 2009IIS : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mual Ibu klien mengatakan anaknya belum ada nafsu makanO : Klien tidak mampu menghabiskan porsi makan yang diberikan KU klien lemah Klien muntah 2 x @ gelasA : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkanI : Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami klien Berikan makanan yang mudah ditelan Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien Catat jumlah makanan yang dihabiskan klien tiap hariE : Ku membaik Porsi makanan yang diberikan dihabiskan porsi Klien masih muntah 2 x @ gelasR : Intervensi dilanjutkan

14, juli 2011IIIS : Ibu klien mengatakan adanya bintik-bintik merah pada tangan anaknyaO: KU klien lemah Tes torniquet (+) Timbul binti-bintik di tangan kanan klien Trombosit : 147.000 Hb : 12,5 Ht : 46 Leukosit : 2.200 A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkanI : Kolaborasi dengan petugas lab dalam memonitor jumlah trombosit setiap hari Anjurkan klien untuk banyak istirahat Anjurkan klien untuk banyak minum Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapiE : KU klien membaik Tes torniquet (-) Bintik merah di tangan kanan (-) Trombosit 190.000 Hematorit 45 Leukosit 4.800 HB 14R : Intervensi dilanjutkan

15,juli 2011

IV

S : Ibu klien dalam pemenuhan kebutuhannya, klien masih dibantuO : KU klien masih lemah Klien masih bedrestA : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan I : Kaji keluhan klien Kaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilalukan klien Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari Letakkan barang yang mudah dijangkau klien Jaga kelancaran dan kebersihan tempat pemasangan infus Latih pergerakan tangan yang terpasang infus Lakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan E : KU klien membaik Klien masih bedrest Klien masih dibantu dalam pemenuhan kebutuhannya R : Intervensi dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam : jilid 1. Jakarta : FKUI

M, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta : Salemba Medik

Soegijarto, Soegeng. 2002. Ilmu Penyakit Anak (diagnosa dan penatalaksanaan). Jakarta : Salemba Medik

Soegijarto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue : edisi ke-2. Surabaya : Aerlangga

Widyastuti, Palupi. 2004. Pencegahan, Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah. Jakarta : EGC