ASKEP CHF

17
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA 2011 Disusun Oleh : DEDE ROSTINI 095290042

Transcript of ASKEP CHF

Page 1: ASKEP  CHF

FAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

2011

Disusun Oleh :DEDE ROSTINI

095290042

Page 2: ASKEP  CHF

TINJAUAN TEORI CHF

A. DEFINISI

Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk

memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan jaringan terhadp oksigen dan nutrien. (Diane C.

Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000)

Suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung

berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya

hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian

ventrikel kiri (Braundwald )

B. ETIOLOGI

Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh :

Kelainan otot jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot

jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.

Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot

mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan

penyakit degeneratif atau inflamasi.

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium

karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi

hipoksia dan asidosis (akibat penumpuikan asam laktat).

Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya

mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan

penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal

jantung karena kondisi yang secara langsung merusak

serabut jantung, menyebabkan kontraktilitaas menurun.

Page 3: ASKEP  CHF

Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan afterload )

meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya

mngakibatkan hipertrofi serabut otot jantung

Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif,

berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini

secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan

kontraktilitas menurun.

Penyakit jantung lain

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung

yang sebenarnya, yang ssecara langsung mempengaruhi

jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan

aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner),

ketidak mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,

perikardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis AV),

peningkatan mendadak afteer load.

Faktor sistemik

Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam

perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya

laju metabolisme(mis : demam, tirotoksikosis ), hipoksia dan

anemia peperlukan peningkatan curah jantung untuk

memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia

juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis

respiratorik atau metabolik dan abnormalita elekttronik dapat

menurunkan kontraktilitas jantung

Grade gagal jantung menurut New york Heart Associaion

Terbagi menjadi 4kelainan fungsional :

I. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik berat

II. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik sedang

Page 4: ASKEP  CHF

III. Timbul gejala sesak pada aktifitas ringan

IV. Timbul gejala sesak pada aktifitas sangat ringan/ istirahat

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dominan :

Meningkatnya volume intravaskuler

Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat

akibat penurunan curah jantungManifestasi kongesti dapat

berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang

terjadi .

Gagal jantung kiri :

Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri krn ventrikel kiri

tak mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi

klinis yang terjadi yaitu :

o Dispnu

Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan

mengganggu pertukaran gas.Dapat terjadi ortopnu.Bebrapa

pasien dapat mengalami ortopnu pda malam hari yang

dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND)

o Batuk

o Mudah lelah

Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat

jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya

pembuangan sisa hasil katabolismeJuga terjadi karena

meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan

insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.

o Kegelisahan dan kecemasan

Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat

kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak

berfungsi dengan baik.

Page 5: ASKEP  CHF

Gagal jantung kanan

1. Kongestif jaringan perifer dan viseral.

2. Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya

edema pitting, penambahan berat badan,

3. Hepatomegali. Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas

abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar…

4. Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan

statis vena dalam rongga abdomen.

5. Nokturia

6. Kelemahan.

C. EVALUASI DIAGNOSTIK

Meliputi evaluasi manifestasi klinis dan pemantauan

hemodinamik.

Pengukuran tekanan preload, afterload dan curah jantung

dapat diperoleh melalui lubang-lubang yang terl;etak pada

berbagai interfal sepanjang kateter. Pengukuran CVP ( N 15-

20 mmhg ) dapat menghasilkan pengukuran preload yang

akurat .PAWP atau pulmonary artery wedge pressure

adalaah tekanan penyempitan arteri pulmonal dimana yang

diukur adalah takanan akhir diastolic ventrikel kiri.

Curah Jantung diukur dengan suatu lumen termodelusi yang

dihubungjkn dengan komputer

D. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah :

Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.

Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium

dengan preparat farmakologi, dan

Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan

cara memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.

Terapi Farmakologis :

Page 6: ASKEP  CHF

Glikosida jantung.

Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung

dan memperlambat frekuensi jantung.Efek yang

dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan

vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan

mengurangi edema

Terapi diuretik.

Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui

ginjal.Penggunaan hrs hati – hati karena efek samping

hiponatremia dan hipokalemia

Terapi vasodilator.

Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi

impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh

ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan

peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan engisian

ventrikel kiri dapat dituruinkan

Dukungan diet:

Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau

menghilangkan edema.

PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian

Fokus pengkajian keperawatan ditujukan untuk mngobservasi

adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan ciaran paru dan

tanda serta gejala sistemis.

Aktifitas /istirahat

Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan ktifitas, gelisah,

dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubhan status mental,

tanda vital berubah saat beraktifitas.

Sirkulasi

Page 7: ASKEP  CHF

Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katup

jantung,anemia , syok dll

TD, tekanan nadi frekuensi jantung, irama jantung, nadi

apical bunyu jantung S3 galop nadi perifer bekurang

perubahan dalam denyutan nadi jugularis warna kulit

kebiruan punggung kuku pucat atau sianosis hepar adakag

pembesaran bunyi nafas krekles atau ronkhi edema.

Inegritas ego

Ansietas stress marah taku dan mudah tersinggung

Eliminasi

Gejala penurunan berkemih urun berwarna pekat, berkemih

malam hario diare/ konsipasi.

Makanan / cairan

Kehilangan nafsu makan mual, muntah, penambahan

Bbsignifikan, Pembengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi

garam pengunaan diuretic distensi abdomen edema umum

dll.

Hygiene

Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang

Neurosensori

Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah

tersinggung

Nyeri/kenyamanan

Nyeri dada akut kronuk nyeri abdomen sakit pada otot

gelisah

Pernafasankeamanan

Dispnea saat aktifitas tidur sambil duduk atau dngan

beberapa bantal.btuk dengan atau tanpa sputum penggunaan

bantuan otot pernafasan oksigen dll. Bunyi nafas warna kulit.

Interaksi socialPenurunan aktifitas yang biasa dilakukan

Page 8: ASKEP  CHF

Pemeriksaan Diagnostik :

(a) Foto torak dapat mengungkapkan adanya pembesaran

jantung, edema atau efusi pleura yang menegaskan

diagnosa CHF.

(b) EKG dapat mengungkapkan adanya takhikardi, hipertropi

bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan oleh AMI).

(c) Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang

rendah shg hasil hemodilusi darah dari adanya kelebihan

retensi air.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Penurunan perfusi jaringan behubungan dngan

menurunnya curah jantung , hipoksemia jaringan, asidosis,

dan kemungkinan thrombus atau emboli

Kemungkinan dibuktikan oleh :

Daerah perifer dingin

EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu

RR lebih dari 24 x/ menit

Kapiler refill Lebih dari 3 detik

Nyeri dada

Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif

paru

( tidak selalu )

HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80AGD dengan : pa O2 < 80

mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg

Nadi lebih dari 100 x/ menit

Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL

Interfensi :

Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama

dilakukan tindakan perawatan di RS.

Kriteria :

Page 9: ASKEP  CHF

Daerah perifer hangat, tak sianosis, gambaran EKG tak

menunjukan perluasan infark RR 16-24 x/ menit tak terdapat

clubbing finger, kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-100x / menit, TD

120/80 mmHg

Rencana Tindakan :

Monitor Frekuensi dan irama jantung

Observasi perubahan status mental

Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa

Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya

Kolaborasi : Berikan cairan IV l sesuai indikasi

Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis EKG,

elektrolit , GDA( Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2 ). Dan

Pemberian oksigen

Kerusakan pertukarann gas

Dapat dihubungkan oleh :

Gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru,

perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan

nafas/ alveolar edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan

aktif

Kemungkinan dibuktikan oleh :

Dispnea berat, gelisah, sianosis, perubahan GDA, hipoksemia

Tujuan :

Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (pa O2 < 80 mmHg,

pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg ) setelah dilakukan

tindakan keperawtan selama di RS.

Kriteria hasil :

Tidak sesak nafas, tidak gelisah, GDA dala batas Normal ( pa O2 <

80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg )

Tindakan :

Page 10: ASKEP  CHF

Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot

Bantu pernafasan

Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya

bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ronki

dll.

Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan

nafas misalnya , batuk, penghisapan lendir dll.

Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi

pasien

Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan

selama kerja atau tanda vital berubah.

Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan

ekstravaskuler

Faktor resiko meliputi :

Penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium/ retensi air,

peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma

( menyerap cairan dalam area interstisial/ jaringan )

Kemunkinan dibuktikan oleh : tidak adanya tanda-tanda dan gejala

gejala membuat diagnosa actual.

Tujuan :

Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama

dilakukan tindakan keperawatan selama di RS

Kriteria :

Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh

tekanan darah dalam batas normal, tak ada distensi vena perifer/

vena dan edema dependen, paru bersih dan berat badan ideal

( BB idealTB –100 ± 10 %)

Perencanaan tindakan :

Page 11: ASKEP  CHF

Ukur masukan / haluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat

konsentrasi, hitung keseimbangan cairan

Observasi adanya oedema dependen

Timbang BB tiap hari

Pertahankan masukan total caiaran 2000 ml/24 jam dalam

toleransi kardiovaskuler

Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.

Kaji JVP setelah terapi diuretic

Pantau CVP dan tekanan darah.

Pola nafas tidak efektif

Yang berhubungan dengan :

Penurunan volume paru, hepatomegali, splenomigali

Kemungkinan dibukikan oleh :

Perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan ,gangguan

pengembangan dada, GDA tidak normal.

Tujuan :

Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selam di

RS, RR Normal , tak ada bunyii nafas tambahan dan penggunaan

otot Bantu pernafasan. Dan GDA Normal.

Interfensi :

Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan ekspansi dada.

Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu

nafas

Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan

Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapi posisi yang

senyaman mungkin.Kolaborasi pemberian Oksigen dan px GDA

Page 12: ASKEP  CHF

Intoleransi aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-

hari

Dapat dihubungakan dengan : ketidakseimbangan antar suplai

oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan

miocard.

Kemungkinan dibuktikan oeh :

Gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas,

terjadinya disritmia, kelemahan umum

Tujuan :

Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan

tindakan keperawatan selama di RS

Kriteria : frekuensi jantung 60-100 x/ menit dan TD 120-80 mmHg

Rencana tindakan ::

Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan

sesudah aktifitas

Tingkatkan istirahat ( di tempat tidur )

Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori

yang tidak berat.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas,

contoh bengun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan

istirahat selam 1 jam setelah mkan.

Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran

terhadap aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter.

Page 13: ASKEP  CHF

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi

8, 1997, EGC, Jakarta.

Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC,

Jakarta.

Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC Jakarta

Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999,

Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Nursalam. M.Nurs, Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam

Praktek Keperawatan Profesional, 2002, Salemba Medika,

Jakarta

Russel C Swanburg, Pengantar keparawatan, 2000, EGC, Jakarta.