Askep CHF Dila Fkep Unand

download Askep CHF Dila Fkep Unand

of 26

Transcript of Askep CHF Dila Fkep Unand

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    1/26

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Dalam kehidupan sehari hari sering kita menjumpai berbagai macam penyakit yang

    membahayakan kehidupan manusia, penyakit yang salah satu yang sering kita jumpai yaitu

    penyakit yang berhubungan dengan jantung manusia. Penyakit yang cukup berbahaya bagi

    manusia yaitu salah satunya penyakit gagal jantung yang merupakan gagalnya fungsi jantung

    untuk memompakan darah keseluruh tubuh, penyakit ini sering kita temui pada anak anak,

    gagal jantung harus segera ditangani karena apabila tidak cepat untuk ditangani maka akan

    berakibat fatal bagi orang tersebut.

    Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan

    berbagai substansi dari, dan ke sel sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang

    disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung,

    dan vena yag mengalirkan darah menuju jantung.

    Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan

    darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh,

    sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.

    1.2 Rumusan masalah

    Apa pengertian dari Gagal Jantung ?

    Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kardiovaskular ?

    Apa saja etiologi dari Gagal Jantung ?

    Bagaimana klasifikasi dari Gagal jantung ?

    Apa manifestasi klinik dari gagal jantung ?

    Bagaimana patofisiologi nya ?

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    2/26

    1

    Bagaimana komplikasi dari gagal jantung ?

    1.3 Tujuan

    Untuk mengetahui pengertian dari gagal jantung

    Untuk mengetahui anatomi da fisiologi dari jantung

    Memahami etiologi dari gagal jantung

    Untuk mengetahui klasifikasi dari gagal jantung

    Memahami manifestasi dari gagal jantung

    Untuk memahami patofisiologi dari gagal jantung

    Mengetahui komplikasi dari gagal jantung

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    3/26

    1

    BAB II

    LAPORAN PENDAHULUAN

    2.1 LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

    2.1.1 Definisi

    CHF adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh

    (ebbersole, hess, 1998).

    CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di RS (miller, 1997). Sekitar 3000

    penduduk amerika serikat menderita CHF. Pada umumnya CHF di derita lansia yang berusia 50

    tahun. Angka kejadiannya akan terus bertambah setiap tahun pada lansia yang berusia di atas 50

    tahun (aranow et, 1998 ). Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosa CHF tidak

    dapat hidup lebih dari 5 tahun (ebbersole, hess, 1998).

    Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan

    sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh meskipun pengisian darah pada vena normal. Namun,

    definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah penyakit yang terbatas pada suatu organ

    melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai dengan respon

    hemodinamik, renal, neural dan hormonal (muttaqin, 2009)

    Salah satu definisi lain yang diajukan mengenai gagal jantung adalah suatu keadaan

    patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung. Kelainan ini mengakibatkan jantung tidak mampu

    memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan/ jantung hanya mampu

    memompa darah jika disertai peninggian volume diastolic secara abnormal (masnjoe, 2000)

    Para ahli kesehatan yang lainpun mengajukan definisi yang kurang lebih sama

    diantaranya brunner dan sudart yang mendifinisikan bahwa gagal jantung adalah ketidak

    mampuan jantung memompa darah yang adekuat untuk mememnuhi kebutuhan jaringan akan

    oksigen dan nutrisi(brunner dan sudart, 2002).

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    4/26

    1

    2.1.2 Etiologi

    Kelainan otot jantung

    Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung akan

    menurunkan kontraktilitas jantung. Kondisi penyebab kelainan fungsi otot ini adalah

    aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit ot ot degeneratif atau inflamasi.

    Aterosklerosis koroner

    Menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya alirandarah ke otot jantung.

    Terjadi hipoksia dan asidosis karena penumpuka asam laktat. Infark miokardium biasanya tanda

    terjadinya gagal jantung.

    Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)

    Meningkatkan beban kerja jantung sehingga mengakibatkan hipertropi serabut otot

    jantung (hipertropi miokard). Sebenarnya hipertropi miokard termasuk mekanisme kompensasi

    karena meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi hipertropi otot jantung ini tidak berfungsi

    normal sehingga terjadi gagal jantung.

    Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif

    Berhubungan dengan gagal jantung Kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,

    menyebabkan kontraktilitas menurun.

    Penyakit jantung lain

    Penyakit jantung yang sebenarnya tidak mempengaruhi jantung secara langsung, seperti:

    gangguan aliran darah melalui jantung (ex: stenosiskatup semiluner), ketidakmampua jantung

    mengisi darah (ex: tamponade perikardium, perikarditaskonstriktif, stenosis katup AV),

    pengosongan jantung abnormal (ex: insufisiensi katup AV), peningkatan mendadak afterload

    karena meningkatnya tekanan darah sistemik (hipertensimaligna menyebabkan gagal jantung

    meski tidak ada hipertropi miokardial.

    Faktor Sisitemik

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    5/26

    1

    Meningkatnya laju metabolisme (ex: demam, tirotoksikosis), hipoksia dan anemia

    memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.

    (respiratorius&metabolik) & abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

    Disritmia jantung dapat terjadi secara sendirinya atau sekunder akibat gagal jantung menurunkan

    efisiensi keseluruhan fungsi jantung.

    Gangguan pengisian / hambatan input

    Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran darah masuk kedalam

    ventrikel/ pada aliran balik vena atau venous return akan mengakibatkan pengeluaran/output

    ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.

    2.1.3 Manifestasi klinik/ tanda dan gejala

    Gagal jantung kiri,

    Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema

    pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya

    dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit

    maka sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan

    tanda lainnya adalah cepat letih (fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat

    (tachycardia), batuk-batuk serta irama degub jantung tidak teratur (Arrhythmia).

    Manifestasi klinisnya :

    Dispnea : dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu

    pertukaran gas dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal/

    sedang

    Ortopnea (kesulitan bernapas saat berbaring), biasanya digunakan bantal untuk

    mengurangi sesak nafas

    Proksimal nocturnal dispneu (PND)

    Sesak napas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk, hal ini terjadi bila pasien

    duduk lama dengan posisi kaki dan tangan dibawah pergi berbaring ketempat tidur, darah

    menumpuk diekstremitas dan tidak mampu mengosongkan peningkatan volume dengan

    adekuat. Akibatnya tekanan dalam sirkulasi paru meningkat dan berpindah ke alveoli.

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    6/26

    1

    Kegelisahan dan kecemasan

    Akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress karena kesulitan bernapas dan

    pengetahuan bahwa jantung siap berfungsi dengan baik .

    Batuk

    Bisa kering dan tidak produktif tapi yang sering batuk basah/ batuk yang

    sputumnya berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai bercak darah

    Bunyi jantung s3 dan s4

    Mudah lelah

    Akibat curah jantung yang kurang menghambat jaringan di sirkulasi normal

    oksigen menurunkan pembuangan sisa hasil katabolisme, meningkatkan energy utk

    bernapas, insomnia akibat distress pernapasan dan batuk.

    Gagal jantung kanan

    Gagal jantung sebelah kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang

    mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki,

    pergelangan kaki, tungkai, perut (ascites) dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual,

    muntah, keletihan, detak jantung cepat serta sering buang air kecil (urin) dimalam hari

    (Nocturia).

    Manifestasi klinisnya:

    Edema ektrimitas bawah

    Dimulai pada kaki dan tumut kemudian bertambah keatas tungkai dan paha dan

    akhirnya kegenitalia eksternal dan tubuh bagian bawah begitu juga dengan tangan. Pitting

    edema adalah edema yang tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung

    jari

    Peningkatan berat-badan

    Hepatomegali : pembesaran hepar dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen

    Akibat penbesaran vena dihepar. Jika terus berkembang, tekanan dalam pembuluh

    portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen/ asites yang

    mengakibatkan tekanan pada diafragma dan distress pernapasan

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    7/26

    1

    Anoreksia dan mual

    Hilang nafsu makan akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga

    abdomen

    Nokturia : rasa ingin BAK pada malam hari

    Lemah : karena penurunan curah jantung, gangguan sirkulasi dan pembuangan produk

    sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan

    Peningkatan HR

    Distensi venajugularis

    Murmur

    2.1.4 Pemeriksaan penunjang dan diagnostic

    Menurut Doengoes (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk

    menegakkan diagnosa CHF, yaitu :

    a. Elektrokardiogram (EKG)

    Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, disritmia, takikardi,

    fibrasis atrial.

    b. Scan jantung

    Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.

    c. Sonogram (ecokardiogram, ecokardiogram dopple)

    Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi atau struktur

    katup, atau area penurunan kontraktilitas ventrikular.

    d. Kateterisasi jantung

    Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung kanan

    dan gagal jantung kiri dan stenosi katup dan insufisiensi.

    e. Rontgen dada

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    8/26

    1

    Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau

    hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.

    f. Enzim hepar

    Meningkat dalam gagal atau kongesti hepar.

    g. Elektrolit

    Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik.

    h. Oksimetri nadi

    Saturasi O2 mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongesif akut menjadi kronis.

    i. Analisis Gula Darah (AGD)

    Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan atau hipoksemia dengan

    peningkatan PCO2 akhir.

    j. Blood Ureum Nitrogen (BUN) dan kreatinin

    Peningkatan BUN mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, peningkatan BUN dan

    kreatinin mengakibatkan indikasi gagal jantung.

    k. Pemeriksaan tiroid

    Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre pencetus gagal

    jantung.

    2.1.5 Penatalaksanaan medic dan keperawatan

    a. Penatalaksanaan medis

    Anti koagulan : bila ada ancaman embolisasi sistemik

    Pemeriksaan oksigen

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    9/26

    1

    Pemberian oksigen sangat dibutuhkan karena pemenuhan oksigen akan mengurangi

    kebutuhan miokardium dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

    Terapi nitrat dan vasodilator

    Obat- obat vasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap

    penyemburan darah oleh ventrikel, obat ini memperbaharui pengosongan ventrikel

    dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pada ventrike kiri dapat diturunkan

    ACE inhibitor

    Obat digitalis

    meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi

    jantung

    efek: peningkatan curah jantung dengan memperkuat tenaga konstraksi

    ventrikel, penurunan tekanan vena dan volume darah, menurunkan ukuran

    jantung, peningkatan diueresis, memperlambat kecepatan ventrikel pada

    keadaandisritmia supraventrikuler

    Digitalis dosis lengkap diberikan pada penderita gagal jantung berat.Jika

    tidak, diberikan sebagian. Dosis pemeliharaan setiap hari.

    Mengatasi keadaan yang reversibel, termasuk tirotoksikosis,

    miksidema, dan aritmia.

    b. Pelaksanann keperawatan

    o Diet : pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan mengurangi

    udem

    o Perubahan pola hidup yang tidak sehat : hindari makanan berlemak, junk food dll

    o Optimalkan istirahat : kurangi gerakan berlebihan sehingga energy untuk

    pernapasan dapat terpenuhi dan untuk mengurangi kerja jantung dan

    menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan

    2.1.6 Komplikasi

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    10/26

    1

    syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestof akibat penurunan

    curah jantung dan pefusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak

    jantung)

    Episode trombosimbolik

    Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan

    aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.

    Efusi perikardial dan tamponde jantung

    Masuknya cairan ke kantung perikardium cairan dapat meregangkan peri kardium

    sampai ukuran maksimal

    COP menurun dan aliran balik vena ke jantung himponade jantung

    Episode tromboembolik, akibat peningkatan aktivitas mebilitas lama, trombus

    terlepas dan dapat terbawa keotak, ginjal, usus dan paru namun yang sering

    adalah emboli paru

    Kerusakan / kegagalan ginjal : gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke

    ginjal yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani.

    Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialisis untuk

    pengobatan

    Kerusakan hati : gagal jantung menyebabakan penumpukan cairan yang membuat

    tekanan pada hati meningkat akibatnya jaringan parut yang abnormal sehingga

    hati tidak berfungsi dengan baik

    Serangan jantung dan stroke : karena aliran darah melalui jantung lebih lambat

    pada gagal jantung yang normal resiko pembekuan darah meningkat sehingga

    terjadi serangan jantung dan stroke

    Hepatomegali : pada gagal ventrikel kanan kongesti vena merusak hepar terjadi

    sirosis hepar dan fibrosis

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    11/26

    1

    A. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengkajian

    a. Identitas klien

    Nama : Pekerjaan :

    Usia : Agama :

    Jenis kelamin: No. RM :

    Alamat : Tanggal masuk :

    b. Riwayat kesehatan

    Riwayat kesehatan dahulu

    Apakah pasien memiliki riwayat faktor-faktor penyebab seperti hipertensi,

    penyakit katup, penyakit jantung bawaan, infark miokard, gagal ginjal, bedah jantung,

    endokarditis, SLE, anemia, syok septik, kelainan pada otot jantung, aterosklerosis

    koroner, paradangan dan penyakit miokardium, degeneratif atau tidak

    Riwayat kesehatan sekarang

    Apakah pasien mengalami batuk, nafas pendek, pusing, konfusi, kelelahan atau

    keletihan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin, urin berkurang,

    denyut jantung cepat, dispnea, kegelisahan dan kecemasan, adanya edema, hilangnya

    selera makan, nokturia, insomnia, nyeri dada saat beraktifitas, penurunan berkemih,

    diare/konstipasi, mual, muantah, pakaian / sepatu terasa sesak, nyeri pada abdomen kanan

    atas, sakit pada otot, batuk dengan atau tanpa sputum, tidur samil duduk atau dengan

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    12/26

    1

    beberapa bantal, TD rendah, tekanan nadi sempit, takikardi, disritmia, adanya bunyi

    jantung S3 dan S4, mur-mur sistolik dan diastolik, sianosis.

    Riwayat kesehatan keluarga

    Adanya riwayat penyakit jantung pada keluarga atau penyakit komplikasi lain

    yang dialami pasien sama dengan keluarga

    c. Pemeriksaan fisik

    Kepala

    I : perhatikan keadaan rambut, adakah ruktur, adakah kebiru-biruan, kulit kepala

    dan anamnesa rambut mudah dicabut / tidak

    P : raba apakah ada edema dan nyeri.

    Mata

    I : lihat kesimetrisan mata kiri dan kanan, palpebra, mintaklien membuka dan

    menutup mata. Biasanya terjadi edema di mata sehingga akan mengalami

    gangguan palpebra, periksa pupil, minta klien menggerakkan bola mata ke kiri

    dan ke kanan, memutar bola mata, lakukan pemeriksaan fisus, biasanyapenglihatan akan kiabur.

    P : lihat keadaan konjuctiva,biasanya anemis, sklera, biasanya tidak ikterik, dan

    tekanan intra okuler.

    Telinga

    I : lihat apakah ada sekret, serumen, edema atau darah dan inspeksi kesimetrisan

    telinga kiri dan kanan.

    P : palpasi daun telinga, apakah ada nyeri atau edema, palpasi tulang mastoid

    apakah ada nyeri atau edema.

    Hidung

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    13/26

    1

    I : lihat kesimetrisan hidung, periksa adanya darah, sekret.

    P : palpasi tulang hidung, apakah ada bengkak, edema, nyeri, fraktur, dan palpasi

    sinus.

    Mulut

    I : lihat bibir apakah ada sianosis dan bagaimana mukosanya, selanjutnya gigi dan

    gusi, apakah ada caries, lidah periksa lidah dan sensasi rasa.

    P : palpasi bagian bibir dan lidah apakah ada bengkak dan nyeri.

    Leher

    I : amati bentuk leher apakah ada pembesaran kelenjar tiroid,

    P : palpasi kelenjar getah bening, palpasi kelenjar tiroid, palpasi juga JVP.

    Dada

    1. Paru

    I : amati kondisi dada, bentuk dada, keadaan kulit dada apakah ada retraksi

    inteskotalis selama bernafas.

    P : palpasi taktil fremitus

    Per : letakkan tangan kiri di atas dada, dimulai dari daerah yang terjauh lalu

    ketuk dg jari tengah dan dengarkan bunyi yang ada.

    A : letakkan stetoskop di seluruh lapang paru, di daerah bronkus dan trakea.

    Klien diminta menarik dan mengeluarkan nafas.

    2. Jantung

    I ; perhatikan iktus apakah terlihat atau tidak.

    P : palpasi batas jantung kiri dan kanan, raba iktus.

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    14/26

    1

    Per : letakkan tangan kiri mulai dari daerah terjauh dan lakukan pengetukan

    dengan tangan kanan serta dengarkan perubahan bunyi yang dihasilkan.

    A : apakah ada bunyi jantung S3 dan S4. Dengarkan irama dan frekuensi

    jantung.

    Abdomen

    I : apakah ada kulit yang berwarna kebiruan pada abdomen, amati apakah

    ada pembesaran pada perut.

    A : dengarkan bising usus.

    Per : perkusi dengan membagi empat ruang abdomen lalu tentukan posisi dan

    ukuran hati, lambung, ginjal, apendiks.

    P : palpasi posisi organ-organ dalam abdomen, palpasi apakah ada nyeri,

    penegangan abnormal atau massa.

    Ekstremitas atas dan bawah

    1. Ektremitas atas

    I : apakah ada edema, amati warna kulit.

    P : apakah ada nyeri atau fraktur.

    2. Ekstremitas bawah

    I : apakah ada edema, amati warna kulit.

    P : apakah ada nyeri atau fraktur.

    d. Pola Fungsional Gordon

    - Pola 1. Persepsi dan Manajemen Kesehatan

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    15/26

    1

    Kaji status kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan,

    persepsi pengobatan atau perawatan. Biasanya pasien tidak tahu tanda-tanda dan

    gejala penyakitnya, sehingga terlambat pergi berobat.

    Klien telah mengalami gejala penyakit gagal jantung sejak 3 tahun yang lalu,

    tapi selama ini klien hanya berobat secara tradisional.

    - Pola 2. Nutrisi dan Metabolisme

    Kaji pola makan, keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, kesulitan

    menelan, diet khusus, BB, postur tubuh, tinggi badan.

    Klien mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan karena

    memikirkan penyakit yang dideritanya.

    - Pola 3. Eliminasi

    Kaji BAB dengan jumlah feses, warna feses dan khas, BAK dengan jumlah

    urine, warna urine dengan kejernihan. Biasanya tidak mengalami gangguan.

    - Pola 4. Tidur dan Istirahat

    Kaji frekwensi dan durasi periode istirahat tidur, penggunaan obat tidur,

    kondisi lingkungan saat tidur. Klien mengalami sulit tidur dan sering terbangun

    karena merasa nyeri.

    - Pola 5. Aktivitas dan Latihan

    Klien mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas karena merasa nyeri.

    Klien juga kesulitan bila mengangkat dan menggerakkan tangan.

    - Pola 6. Sensori dan Kognitif

    Kaji kemampuan melihat dan mendengar serta meraba, disorientasi, reflek.

    Biasanya klien mengalami gangguan karna nyeri pada daerah sekitar ca mamae.

    - Pola 7. Persepsi dan Konsep Diri

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    16/26

    1

    Kaji perasaan harga diri, sikap tentang dirinya, identitas diri, dan pola

    emosional.

    Klien biasanya mengalami peningkatan rasa kekhawatiran tentang penyakit yang

    dideritanya serta pada pasien juga akan mengalami harga diri rendah.

    - Pola 8. Hubungan dan Peran

    Kaji hubungan dengan orang lain dan keluarga. Kaji peran kelurga dan peran

    sosial, kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran, persepsi terhadap peran yang

    terbesar dalam hidup.

    Klien biasanya akan mengalami gangguan peran hubungan karena pasien

    merasa tidak percaya diri lagi.

    - Pola 9. Seksual dan Reproduksi

    Kaji kepuasan atau ketidakpuasan dengan seks, pola reproduksi, dan

    menstruasi. Dalam hal ini pola seksual pasien tidak terkaji.

    - Pola 10. Stres dan Koping

    Metode untuk mengatasi atau koping terhadap stres, mendefinisakan

    stressor, toleransi terhadap stress, efektifitas koping. Pasien biasanya mengalami

    kecemasan karna akan menjalani operasi.

    - Pola 11. Nilai dan Kepercayaan

    Kaji nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan pilihan, atau

    membuat keputusan, kepercayaan spiritual, isu tentang hidup yang penting,

    hubungan antara pola nilai kepercayaan dengan masalah dan praktek kesehatan.

    Klien taat melaksanakan shalat dan sering berdoa agar dia sembuh dari

    penyakitnya.

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    17/26

    1

    2.2 LAPORAN KASUS

    2.2.1Pengkajian

    A. Data Klinis

    Tanggal masuk : 26 Oktober 2012

    Tanggal pengkajian : 29 Oktober 2012

    Ruang : Wing A ruang 02 Irna C Penyakit dalam

    Identitas Klian

    Nama : Tn. S

    Umur : 56 tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Pekerjaan : Pensiunan PNS (Pertanahan)

    Agama : Islam

    Alamat : Jl.Banjir Kanal No.8, Parak Kopi

    Status : Menikah

    Diagnosa medis : CHF

    Identitas Penanggung Jawab

    Nama : Sukriati

    Umur : 49 tahun

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    18/26

    1

    Jenis kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Alamat : Jl. Banjir Kanal No.8, Parak Kopi

    Status : Menikah

    Hub dg klien : Istri

    2.2.2Asuhan Keperawatan

    A. Riwayat Kesehatan/Penyakit Klien

    Keluhan Utama

    Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan nafas agak sesak, dan

    bertambah sesak ketika beraktifitas dan berbicara, kaki dan tangan juga

    mengalami pembengkakan.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Klien mengalami sesak nafas (30 x/menit) dan ketika beraktifitas sesak

    nafasnya bertambah. Klien mengalami batuk dengan sputum berwarna putih. Kaki

    dan tangan klien mengalami pembengkakan (pitting udem tingkat III). Wajah

    klien pucat dengan konjunctiva anemis ( Hb : 9,7 gr%). Klien mengalami demam

    hilang timbul (s : 36,40C ), tidak menggigil dan juga tidak berkeringat. Klien

    mengeluh tidak bisa tidur karena sesak nafas.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Istri klien mengatakan bahwa suaminya menderita hipertensi sejak 10tahun yang lalu. Pasien juga pernah mengalami stroke pada bagian sebelah kanan

    tubuhnya sejak 5 tahun yang lalu, tapi sekarang sudah mulai membaik. Klien juga

    menderita gula tipe II sejak 15 tahun yang lalu. Pada bulan july 2012 klien juga

    pernah di diagnosa mengalami penyakit ginjal yang mempengaruhi kepada

    kebocoran lambung dan juga perut klien yang mulai membesar. Klien juga

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    19/26

    1

    seorang perokok aktif yang bisa menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari.

    Dan klien sudah mulai berhenti merokok saat ini.

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Ibu dari klien adalah penderita DM tipe 1.

    B. Pemeriksaan

    1. Pemeriksaan Fisik

    Vital Sign dan Pemeriksaan umum

    (tanggal 29 oktober 2012)

    Tekanan Darah : 170/100 mmHg N : < 130/85 mmHg

    Pernafasan : 30 x/menit N : 16- 24 x/i

    Nadi : 94x/menit N : 60-100 x/i

    Suhu : 36,40C N : 36,5- 37,5

    Kesadaran : Compos mentis N : compos mentis

    Tinggi badan : 155 cm

    Berat badan : 53 kg

    Keadaan gizi : sedang N : baik

    Pemeriksaan Laboratotium

    (tanggal 26 oktober 2012)

    Hemoglobin : 14,7 gr% N: 13,0 18,0 gr/ dl

    pH : 7,32 mmHg N : 7,35-7,45 mmHg

    pCO2 : 40 mmHg N : 41 51 mmHg

    pO2 : 34 mmHg N :34 49 mmHg

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    20/26

    1

    K+ : 5,2 mmHg N : 3,5-5 mEq/L

    Ca+ : 0,41 mmHg N : 4,5-5,5 mEq/L

    Ureum : 89 mg/dl N : 10 50 Mg/dl

    Kreatinin : 6,0 mg/dl N : 0,9 1,3 Mg/dl

    (tanggal 28 oktober 2012)

    Hemoglobin : 9,7 gr% N : 13,0 18,0 gr/ dl

    Ht : 29 % N : 40 50 %

    Pco2 : 40 mmHg N : 41 51 mmHg

    Ca+ : 0,62 mmHg N : 4,5-5,5mEq/L

    Pemeriksaan Fisik (tanggal 30 oktober)

    a. Mata

    Palpebra (normal)

    Gerakan bola mata (normal)

    Konjunctiva (anemis)

    Sklera (tidak ikterik)

    Penglihatan kabur

    b. Telinga

    Telinga simetris kanan dan kiri

    c. Hidung

    Bentuk hidung simetris

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    21/26

    1

    Tidak ada sekret dan nyeri

    d. Mulut

    Bibir tidak sianosis

    Gigi mengalami caries

    e. Leher

    Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

    Ketika di palpasi JVP = 5 + 0 cm H20

    f. Paru

    Inspeksi : simetris kiri dan kanan, keadaan kulit dada turgornya baik

    Palpasi : fremitus kiri = kanan

    Perkusi : bunyi sonor pada paru

    Auskultasi : bronkovesikuler, bunyinya halus nyaring pada kedua basal paru

    g. Jantung

    Inspeksi : Iktus tidak terlihat

    Palpasi : Iktus tidak kuat angkat

    Perkusi : batas jantung, atas RIC II, kanan ISD, kiri 1 jari lateral IMCS

    RIC VI

    h. Abdomen

    Inspeksi : perut tampak membesar

    Auskultasi : BUN

    Perkusi : Tympani

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    22/26

    1

    Palpasi : H/L tdk teraba

    i. Ekstremitas

    Kaki dan tangan mengalami Edema (pitting udem tingkat III) namun tidak

    terdapat nyeri.

    2. 11 Pola Fungsional Gordon

    1. Pola persepsi dan management kesehatan

    Tn.S mengetahui penyakitnya sekarang, begitu juga penyakit sebelumnya, untukpenyakit stroke Tn.S melakukan pengobatan dan Strokenya mulai berkurang. Begitu juga

    dengan sekarang klien pergi ke rumah sakit setelah merasakan ada hal yang berbeda

    (sesak nafas semakin meningkat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit). Klien patuh

    mengkonsumsi obatnya secara teratur dan sudah dirawat di rumah sakit M.djamil padang,

    instalasi irna penyakit dalam interne pria. Sebelum datang ke rumah sakit, klien tidak

    menggunakan alat bantu apapun dan klien memperbanyak istirahat di rumah. Setelah

    masuk rumah sakit Tn.S diberi alat bantu oksigen. Klien juga perokok aktif yang bisa

    menghabiskan 2 bungkus rokok perhari, kemudian berhenti sejak 15 tahun yang lalu.

    2. Pola nutrisi-metabolik

    Nutrisi klien sudah ditakarkan rumah sakit, namun porsi yang habis hanya dari

    total porsi yang diberikan rumah sakit. Tn.S sering makan makanan yang berserat, untuk

    waktu makan Tn.S yaitu jam 9 pagi, jam 1 siang dan jam 6 atau setelah shalat magrib.

    Klien mengalami peningkatan berat badan karena edema karena cairan tertahan di

    jaringan.

    3. Pola eliminasi

    Walaupun klien sering makan buah, namun BAB klien tetap tidak lancar bahkan

    konstipasi. Klien dan keluarga mengatakan dalam 1 minggu hanya sekali BAB, ketika di

    rumah sakit selam 5 hari klien hanya 1 kali BAB. BAK klien lancar dan sering

    dipengaruhi oleh penyakit DM klien.

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    23/26

    1

    4. Pola aktivitas dan Latihan

    Klien sulit beraktifitas karena sesak nafas yang dialami mengakibatkan energi

    banyak digunakan untuk pernafasan, ini mengakibatkan otot-otot yang kurang suplayenergi menjadi lemah, ditambah lagi edema yang dialami oleh klien pada kaki dan

    tangannya. Klien mampu berjalan sedikit-sedikit dengan tongkat dan untuk pemindahan

    posisi dari tidur ke duduk atau sebaliknya masih bisa dikerjakan sendiri tanpa perlu

    bantuan keluarga.

    5. Pola istirahat dan tidur

    Klien biasanya tidur jam 10 dan jam 9 atau 11 malam, tetapi karena sesak nafas

    membuat klien gelisah sehingga pola tidur dan istirahatnya terganggu. Apalagi kalu tidurtelentang, ini mengakibatkan sesak nafasnya semakin parah.

    6. Pola Kognitif dan Persepsi sensori

    Klien terlihat sulit berbicara karena sesak nafas yang dialami, klien juga

    mengalami gangguan pada telinganya, sehingga Tn.S harus menggunakan alat bantu

    dengar. Mata klien juga kabur dan sukar melihat benda disekitarnya.

    7. Pola persepsi diri dan Konsep diri

    Klien tidak tampak mengalami penyangkalan terhadap penyakit bahkan keluarga

    mengatakan Tn.S sudah menerima keadaannya sekarang dengan berbagai komplikasi

    sehingga rasa cemas, gelisah dan takut akan penyakitnya dapat dikontrol. Namun Tn.S

    tidak putus asa terhadap penyakitnya, ia berharap penyakitnya bisa sembuh secepat

    mungkin, dengan patuh akan pengobatannya.

    8. Pola Peran dan Hubungan

    Tn.S merupakan anak ketiga dari sepuluh bersaudara, hubungan mereka masih

    lancar (komunikasi) bahkan adik beliau bergantian dengan istri Tn. S untuk menemani

    klien di RS. Hubungan Tn. S dengan keluarganya juga tetap harmonis & baik walaupun

    sedikit berkurang akibat sesak napas yang dialaminya. Hubungan Tn. S dengan

    lingkungan sekitar juga baik terlihat dari adanya tetangga yang menjenguk Tn. S ke RS.

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    24/26

    1

    9. Pola Seksualitas dan Reproduksi

    Tidak dikaji.

    10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress

    Klien bisa memanajemen koping stresnya ini terlihat dari klien & keluarga yang

    menyatakan klien tidak ada merasa cemas, takut terhadap penyakitnya. Ia sudah

    menerima dengan lapang dada, tapi klien tidak berhenti berharap & berdoa agar

    penyakitnya bisa sembuh.

    11. Pola Nilai dan Keyakinan

    Sebelum masuk RS Tn. S adalah orang yang rajin beribadah dan berdoa akan

    kesembuhannya. Namun ketika klien masuk RS akibat sesak napas & letih yang terlihat

    dari kondisi klien yang sulit untuk beribadah. Walaupun begitu klien selalu berdoa &

    selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga klien

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai

    dan menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di negara sedang

    berkembang.

    Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan kegagalan

    dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat kekurangan

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    25/26

    1

    penyediaan oksigen ke otak , menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti

    bernafas dengan tiba-tiba.

    Terdapat tiga aspek penting dalam menanggulangi gagal jantung yaitu pengobatan

    terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus . Termasuk

    dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkankontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sekaligus pengobatan umum meliputi istirahat,

    pengaturan suhu, kelembapan, oksigen, pemberian cairan dan diet.

    3.2 Saran

    Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal jantung

    diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.

    Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan gagal jantung selain

    itu pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap

    penyebabnya.

    Bagi Anda yang merasakan adanya tanda dan gejala seperti yang disebutkan diatas,

    sebaiknya segera memeriksaakan diri ke dokter. Mengurangi faktor yang dapat menyebabkan

    kondisi gagal jantung, berhenti merokok, kurangi konsumsi makanan berlemak, upayakan

    melakukan olah raga, pola atau haya hidup yang teratur.

    Tentunya bagi mereka yang mengalami atau menderita penyakit yang dapat berakibat

    menimbulkan serangan gagal jantung sebaiknya rutin meng-kontrolkan diri ke dokter,

    misalnya penderita darah tinggi (Hypertension), kencing manis (Diabetes), penumpukan plak

    (kolesterol atau lainnya) pada pembuluh darah jantung

    DAFTAR PUSTAKA

    Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Pusat Pendidikan

    Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996. Jakarta: EGC

  • 7/22/2019 Askep CHF Dila Fkep Unand

    26/26

    Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Barbara Engran.1998. Jakarta: EGC

    Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner&Suddarth/editor,Suzanne C. Smeltzer.Brenda

    G.Bare.alih bahasa, Agung Waluyo[et al.];editor edisi bahasa Indonesia,Monica Ester...

    [et al.].-Ed.8.-Jakarta:EGC,2001

    Keperawatan Medikal Bedah. J.Charles Reeves dkk.2001. Jakarta:Salemba Merdeka

    Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Mansjoer Arif...[et al.].Ed.3,cet.1.Jakarta: Media

    Aescupulapius,2000.

    Nursing Diagnoses.Wiley-Blackwell.2009.USA:Wileys global scientific .

    Nursing Outcomes Classification.2008.Editors,Sue Moorhead.Marion Johnson.Meridean

    L.Maas. Elizabeth Swanson. USA:Mosby Inc, an affiliate.

    Nursing Interventions Classification.2008. Editor,Gloria M.Bulechek.Howard K.Butcher.Joanne

    McCloskey Dochterman.USA:Mosby Inc, an affiliate.