Askep Caput Succedaneum

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Jelaskan tentang pengertian caput succedaneum 2. Jelaskan tentang etiologi caput succedaneum 3. Jelaskan tentang manifestasi klinis pada caput succedaneum 4. Jelaskan tentang patofisiologi caput succedaneum 5. Jelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada caput succedaneum 6. Jelaskan tentang komplikasi pada caput succedaneum 7. Jelaskan tentang penatalaksanaan pada caput succedaneum 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui tentang pengertian caput succedaneum 2. Untuk mengetahui tentang etiologi caput succedaneum 3. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis pada caput succedaneum 4. Untuk mengetahui tentang patofisiologi caput succedaneum 5. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang pada caput succedaneum 6. Untuk mengetahui tentang komplikasi pada caput succedaneum 7. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan pada caput succedaneum 1

Transcript of Askep Caput Succedaneum

Page 1: Askep Caput Succedaneum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara

persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Sebagian besar cedera

lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila

janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan tentang pengertian caput succedaneum

2. Jelaskan tentang etiologi caput succedaneum

3. Jelaskan tentang manifestasi klinis pada caput succedaneum

4. Jelaskan tentang patofisiologi caput succedaneum

5. Jelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada caput succedaneum

6. Jelaskan tentang komplikasi pada caput succedaneum

7. Jelaskan tentang penatalaksanaan pada caput succedaneum

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang pengertian caput succedaneum

2. Untuk mengetahui tentang etiologi caput succedaneum

3. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis pada caput succedaneum

4. Untuk mengetahui tentang patofisiologi caput succedaneum

5. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang pada caput succedaneum

6. Untuk mengetahui tentang komplikasi pada caput succedaneum

7. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan pada caput succedaneum

1

Page 2: Askep Caput Succedaneum

BAB II

ISI

2.1 PENGERTIAN

Caput succedaneum merupakan edema subcutis akibat penekanan jalan lahir pada persalinan letak

kepala, berbentuk benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbatas tegas dan melewati garis

sutura. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5

hari.

Caput succedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah bening di

kepala (pada presentasi kepala) yang terjadi pada bayi baru lahir.

2.2 ETIOLOGI

Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan

lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan

tubuh ke jaringan ekstravaskular. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan

vaccum ekstraksi.

2.3 MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Udema di atas kepala

2. Terasa lembut dan lunak pada perabaan

3. Benjolan berisi serum dan terkadang bercampur dengan darah

4. Udema melampaui tulang tengkorak

5. Batas yang tidak jelas

6. Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan

2.4 PATOFISIOLOGI

Pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu panggul.

Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga

fontanel meregang dan CSS (Central Canal of Spinal cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak.Sehingga

CSS menerobos ke jaringan atau intraviber.Sehingga potensial (cairan) tedorong ke bagian ubun-ubun

besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit kepala.Sehingga menyebabkan Caput Succedaneum.

Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput

succedaneum adalah sebagi berikut :

2

Page 3: Askep Caput Succedaneum

1. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus

jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.

2. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai

pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan terletak

periosteum hingga dapat melampaui sutura.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lebih

lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah untuk dikenali. Namun juga sangat perlu untuk

melakukan diagnosa banding dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait dengan penyerta caput

succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial. (Meida.2009)

2.6 KOMPLIKASI

1. Infeksi

Infeksi bisa terjadi karena kulit kepala terluka

2. Ikterus

Ikterus bisa terjadi karena adanya inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O, antara

ibu dan bayi.

3. Anemia

2.7 PENATALAKSANAAN

Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan caput succedaneum

:

1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun,

maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.

2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.

3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal

Mencegah terjadinya infeksi dengan :

a. Perawatan tali pusat

b. Personal hygiene baik

4. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :

a. Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.

b. Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan menghilang 2-3

hari.

3

Page 4: Askep Caput Succedaneum

5. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.

6. Awasi keadaan umum bayi.

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN

2.8.1 Pengkajian

1. Subjektif

a. Identitas

Terjadi pada bayi baru lahir terutama nampak jelas segera setelah lahir.

b. Keluhan

Benjolan di kepala bayi segera dan beberapa jam setelah lahir.

2. Objektif

c. Benjolan di kepala bayi, biasanya pada daerah tulang parietal, oksipital.

d. Berkembang secara bertahap segera setelah persalinan.(Caput Succedaneum)

e. Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam.(Cephal Hematom)

f. Pembengkakan kepala berbentuk benjolan difus.

g. Tidak berbatas tegas, melampaui batas sutura. (Caput Succedaneum)

h. Berbatas tegas, tidak melampaui batas sutura. (Cephal Hematom)

i. Perabaan, mula-mula keras lama kelamaan lunak.

j. Pada daerah pembengkakan terdapat pitting odema.

k. Sifat timbulnya perlahan, benjolan tampak jelas setelah 6-8 jam setelah

l. Bersifat soliter / multiple.

m. Anemi, hiperbilirubin bila gangguan meluas.

n. Jarang menimbulkan perdarahan yang memerlukan transfusi, kecuali bayi yang

mempunyai gangguan pembekuan.

2.8.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal.

2. Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan status kesehatan anak.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi.

4

Page 5: Askep Caput Succedaneum

2.8.3 Intervensi Keperawatan

No. Dx.

Keperawatan

Tujuan & KH Intervensi Rasional

1. Gangguan rasa

nyaman

berhubungan

dengan trauma

jaringan

perinatal.

Tujuan:

Anak akan

menunjukkan

berkurangnya rasa

ketidaknyamanan.

KH :

1. Anak tidak rewel.

2. Anak tidak terus

menangis.

3. Anak

memperhatikan

tanda – tanda vital

dalam batas

normal.

1. Kaji ekspresi anak

(diam, rewel,

menangis terus-

menerus,dll)

2. Kurangi jumlah

cahaya lampu,

kebisingan, dan

berbagai stimulus

lingkunagn lainya

dalam anak.

3. Kaji tanda – tanda

vital, catat

peningkatan

frekuensi nadi,

peningkatan atau

penurunan nafas,

dan diforesis.

4. Kolaborasi :

Berikan analgesik

sesuai kebutuhan

untuk nyeri.

1. Memberikan data

dasar untuk

menentukan dan

mengevaluasi

intervensi yang

diberikan.

2. Stimulus demikian

dapat mengganggu

anak yang

mengalami cedera.

Karena dapat

meningkatkan

tekanan intrkranial.

3. Peningkatan

frekuensi nadi,

peningkatan atau

penurunan

frekuensi

pernapasan, atau

diforesis

menunjukkan

ketidaknyamanan.

4. Mengurangi nyeri

dan spasme otot

2. Ansietas

berhubungan

dengan

ketidaktahuan

status

Tujuan:

Anak dan Orang tua

akan menunjukkan

1. Jelaskan pada anak

dan orang tua

tentang tujuan

semua tindakan

keperawatan yang

1. Dengan

menegetahui apa

yang akan

dilakukan sebelum

melaksanakan

5

Page 6: Askep Caput Succedaneum

kesehatan

anak.

kecemasan berkurang.

KH :

1. Menunjukkan

pengurangan rasa

agitasi

2. Mengajukan

pertanyaan yang

tepat sehubungan

dengan penyakit

dan penangananya.

dilakukan dan

bagaimana

tindakan dilakukan

2. Ijinkan orang tua

tetap menemani

anak, bergantung

pada keadaan anak.

3. Berikan informasi

akurat, konsisten

mengenai

prognosis.

prosedur dan

mengapa prosedur

tersebut dilakukan

membantu

mengurangui

kecemasan.

2. Dengan

mengijinkan orang

tua untuk

menemani anak

memberi dukungan

emosional pada

anak dan

mengurangi

kecemasan pada

anak. Kecemasan

orang tua akan

berkurang dengan

mengijinkan

mereka memantau

dan berpartisipasi

dalam perawatan

anak.

3. Dapat menurunkan

ansietas dan

memungkinkan

pasien membuat

keputusan atau

pilihan sesuai

realita.

3. Resiko infeksi

berhubungan

dengan adanya

indurasi.

Tujuan :

Anak akan

menunjukkan tidak

adanya tanda atau

1. Kaji keadaan

indurasi pada anak.

2. Pantau suhu anak

setiap 4 jam

1. Mengidentifikasi

adanya infeksi

secara dini.

2. Hipertermi

merupakan suatu

6

Page 7: Askep Caput Succedaneum

gejala infeksi.

KH :

1. Suhu tubuh kurang

dari 37oC

2. Tidak ada drainase

dari luka (cephal

hematom)

3. Tidak ada tanda-

tanda infeksi.

4. Sel darh putih

dalam batas normal

sesuai dengan usia.

3. Kaji tanda dan

gejala meningitis,

termasuk kakuk

kuduk, peka

rangsang, nrei

kepala, demam,

muntah, dan

kejang–kejang.

4. Ganti balutan

indurasi(jika ada)

dan gunakan teknik

sterilisasi.

tanda infeksi.

3. Meningitis

merupakn

komplikasi yang

mengkin terjadi

padasetiap kejadian

cephal hematom

walaupun jarang.

4. Teknik steril akan

membantu

mencegah

masuknya bakteri

kedalam luka dan

mengurangi infeksi.

Tabel 1. Rencana keperawatan (Speer, Kathleen Morgan.2007)

2.8.4 Evaluasi

7

Page 8: Askep Caput Succedaneum

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Caput succedaneum merupakan edema subcutis akibat penekanan jalan lahir pada persalinan

letak kepala, berbentuk benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbatas tegas

dan melewati garis sutura. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan

biasanya menghilang setelah 2-5 hari. Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan

yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi

perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskular.

Gejala-gejala yang muncul adalah sebagai berikut, udema di atas kepala, terasa lembut dan

lunak pada perabaan, benjolan berisi serum dan terkadang bercampur dengan darah dan batas

yang tidak jelas

3.2 SARAN

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih terdapat kesalahan dalam pembuatan

makalah ini, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dalam

penyempurnaan makalah ini.

8