askep bumil hiv.docx

42
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu hamil dengan HIV AIDS”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah maternitas Program B transfer S1 Keperawatan Stikes Muhamadiyah Samarinda. Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan banyak kesalahan.Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya. Samarinda, Mei 2016 Penyusun Kelompok IV 1

description

asuhan keperawatan ibu hamil dengan HIV/AIDS

Transcript of askep bumil hiv.docx

Page 1: askep bumil hiv.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu hamil dengan HIV AIDS”. Makalah

ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah maternitas Program B

transfer S1 Keperawatan Stikes Muhamadiyah Samarinda.

Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan

banyak kesalahan.Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya.

Samarinda, Mei 2016

Penyusun

Kelompok IV

1

Page 2: askep bumil hiv.docx

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................

C. TUJUAN PENULISAN............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

I. KONSEP HIV/AIDS PADA IBU HAMIL/PEREMPUAN

A. Pengertian...........................................................................................................

B. Etiologi...............................................................................................................

C. Manifestasi Klinis..............................................................................................

D. Patofisiologi.......................................................................................................

E. Penularan HIV dari ibu ke bayinya....................................................................

F. Faktor resiko.......................................................................................................

G. Pemeriksaan penunjang......................................................................................

H. Penatalaksanaan.................................................................................................

I. Pencegahan.........................................................................................................

II. KONSEP ASKEP PADA KLIEN HIV/AIDS PADA IBU HAMIL

A. Pengkajian..........................................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................

C. Perencanaan........................................................................................................

D. Evaluasi..............................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.........................................................................................................

B. SARAN.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

2

Page 3: askep bumil hiv.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan peristiwa alami yag terjadi pada wanita, namun

kehamilan dapat mmpengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada

kehamilan trimester pertama. Wanita hamil trimester pertama pada umunya

mengalami mual, muntah, nafsu makan berkurang dan kelelahan. Menurunnya

kondisi wanita hamil cenderung memperberat kondisi klinis wanita dengan

penyakit infeksi antara lain infeksi HIV-AIDS.

Sejak ditemukan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) pada tahun

1982, penelitian semakin banyak dilakukan dan ternyata hasilnya sangat

mengejutkan dunia. Terdapat sekitar lima jenisHIV dengan bentuk infeksi

terakhir disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), yaitu kondisi

hilangnya kekebalan tubuh sehingga memberi kesempatan berkembangnya

berbagai bentuk infeksi dan keganasan, kemunduran kemampuan intelekyual, dan

penyakit lainnya. Dengan hilangnya semua kekebalan tubuh manusia pada AIDS,

tubuh seolah-olah menjadi tempat pembenihan bakteri, protozoa, jamur serta

terjadi degenerasi keganasan.

Penelitian telah dilakukan sejak HIV pertama kali ditemukan, tetapi sampai

saat ni obatnya belum ditemukan sehingga bila terinfeksi virus HIV berarti sudah

menujukematian. Obat yang tersedia sekedar mempertahankan atau

memperpanjang usia, bukan untuk membunh virus HIV.

Orang-orang yang terinfeksi positif HIV yang mengetahui status mereka

mungkin dapat memberikan manfaat.Namun, seks tanpa perlindungan antara

orang yang berisiko membawa HIV sero-positif sebagai super infeksi, penularan

infeksi seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan dapat membuat penurunan

kesehatan seksual dan reproduksi.Hal ini jelas bahwa banyak pasangan yang

3

Page 4: askep bumil hiv.docx

harus didorong untuk melakukan tes HIV untuk memastikan status mereka

dengan asumsi bahwa mereka mungkin terinfeksi karena pernah memiliki

hubungan seksual dengan seseorang yang telah diuji danditemukan sero-positif

HIV.

Komunikasi seksualitas antara orangtua dan anak telah diidentifikasi sebagai

faktor pelindung untuk seksual remaja dan kesehatan reproduksi, termasuk infeksi

HIV.Meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi remaja merupakan prioritas

dunia.Intervensi yang bertujuan menunda perilaku seksual, mengurangi jumlah

pasangan seksual dan meningkatkan penggunaan kondom. Dari penelitian yang

dilakukan di Negara berkembang menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas

memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada pengetahuan, sikap,

norma da niat, meskipun mengubahperilaku seksual sangat terbatas.

Evolusi infeksi HIV menjadi penyakit kronis memiliki implikasi di semua

pengaturan perawat klinis.Setiap perawat harus memiliki perawatan klinis.Setiap

perawat harus memiliki pengetahuan tentang pencegahan, pemeriksaan,

pengobatan, dan kronisitas daripenyakit dalam rangka untuk memberikan

perawatan yang berkualitas tinggi kepada orang-orang dengan atau beridiko untuk

HIV.

B. RUMUSAN MASALAH

Konsep HIV/AIDS pada ibu hamil/perempuan

a. Apa yang dimaksud HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

b. Apa peyebab HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

c. Sebutkan manifestasi klinis HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

d. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

e. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?

f. Apa faktor risiko HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

g. Sebutkan pemeriksaan penunjang HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

h. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

i. Bagaimana sikap dan pertolongan persalinan pada perempuan/ibu hamil?

4

Page 5: askep bumil hiv.docx

Konsep asuhan keperawatan pada klien HIV/AIDS pada ibu hamil/perempuan

a. Bagaimana asuhan keperawatan HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui penyakit HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil dan

untuk mengetahui Asuhan Keperawatan HIV/AIDS pada perempuan/ibu

hamil.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil

b. Untuk mengetahui penyebab/etiologi HIV/AIDS pada perempuan/ibu

hamil

c. Untuk mengetahui menifestasi klinis HIV/AIDS pada perempuan/ibu

hamil

d. Untuk mengetahui patofisiologi HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil

e. Untuk mengetahui cara penularan HIV/AIDS

f. Untuk mengetahui factor risiko HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil

g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang HIV/AIDS pada

perempuan/ibu hamil

h. Untuk mengetahui penatalaksaan HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil

i. Untuk mengetahui pencegahan HIV/AIDS pada perempuan/ibu hamil

j. Untuk mengetahui sikap dan pertolongan persalinan

k. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan HIV/AIDS pada perempuan/ibu

hamil

5

Page 6: askep bumil hiv.docx

BAB II

PEMBAHASAN

I. KONSEP HIV/AIDS PADA IBU HAMIL/PEREMPUAN

A. Pengertian

Human immunodeficiency virus(HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama

infeksi berlangsung, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan orang menjadi

lebih rentan terhadap infeksi. Tahap yang lebih lanjut dari infeksi HIV adalah

acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Hal ini dapat memakan waktu 10-

15tahun untuk orang yang terinfeksi HIV hingga berkembang menjadi AIDS,

obat antiretroviral dapat memperlambat proses lebih jauh. HIV ditularkan melalui

hubungan seksual (anal atau vaginal), transfusi darah yang terkontaminasi,

berbagi jarum yang terkontaminasi, dan antara ibu dan bayinya selama kehamilan,

melahirkan dan menyusui.

AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus

menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

(Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare).

AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah suatu penyakit

retrovirus epidemik menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus

berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler, dan mengenai

kelompok risiko tertentu, termasuk pria homoseksual atau biseksual,

penyalahgunaan obat intravena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah

lainnya, hubungan seksual dari individu yang terinfeksi virus tersebut. (Kamus

kedokteran Dorlan, 2002).

AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari

kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga

keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat

6

Page 7: askep bumil hiv.docx

membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi.(Menurut

Center for Disease Control and Prevention).

Wanita hamil lebih berisiko tertular Human Immunodeficien Virus (HIV)

dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.Jika HIV positif, wanita hamil

lebih sering dapat menularkan HIV kepada mereka yang tidak terinfeksi daripada

wanita yang tidak hamil.

Menurut laporan CDR (Center for Disease Control) Amerika

mengemukakan bahwa jumlah wanita penderita AIDS di dunia terus bertambah,

khususnya pada usia reproduksi. Sekitar 80% penderita AIDS anak-anak

mengalami infeksi prenatal dari ibunya. Seroprevalensi HIV pada ibu prenatal

adalah 0,0-1,7%, saat persalinan 0,4-0,3% dan 9,4-29,6% pada ibu hamil yang

biasa menggunakan narkotika intravena.

Wanita usia produktif merupakan usia yang berisiko tertular infeksi HIV.

Dilihat dari profil umur, ada kecendrungan bahwa infeksi HIV pada wanita

mengarah ke umur yang lebih muda, dalam arti bahwa usia muda lebih banyak

terdapat wanita yang terinfeksi, sedangkan pada usia di atas 45 tahun infeksi pada

wanita lebih sedikit. Dilain pihak menurut para ahli kebidanan bahwa usia

reproduktif merupakan usia wanita yang lebih tepat untuk hamil dan melahirkan.

Hasil survey di Uganda pada tahun 2003 mengemukakan bahwa prevalensi HIV di

klinik bersalin adalah 6,2%, dan satu dari sepuluh orang Uganda usia antara 30-39

tahun positif HIV-AIDS perlu diwaspadai karena cenderung terjadi pada usia

reproduksi.

B. Etiologi

Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang

disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi

oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama

Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat

7

Page 8: askep bumil hiv.docx

pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional

pada tahun 1986 nama firus dirubah menjadi HIV.

Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam

bentuknya yang asli merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau

melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit

T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-4. Didalam

sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat

tetap hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus

dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap infeksius yang setiap saat dapat aktif

dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut..

Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core)

dan bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua

untaian RNA (Ribonucleic Acid).Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis

prosein.Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein. Karena bagian luar

virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif

terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah

dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium

hipoklorit dan sebagainya, tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar

utraviolet.

Virus HIV hidup dalam darah, saliva, semen, air mata dan mudah mati

diluar tubuh.HIV dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia

jaringan otak.

Penularan virus HIV/AIDS terjadi karena beberapa hal, di antaranya ;

1. Penularan melalui darah, penularan melalui hubungan seks (pelecehan

seksual).

2. Hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan.

3. Perempuan yang menggunakan obat bius injeksi dan bergantian memakai alat

suntik.

4. Individu yang terpajan ke semen atau cairan vagina sewaktu berhubungan

kelamin dengan orang yang terinfeksi HIV.

8

Page 9: askep bumil hiv.docx

5. Orang yang melakukuan transfusi darah dengan orang yang terinfeksi HIV,

berarti setiap orang yang terpajan darah yang tercemar melalui transfusi atau

jarum suntik yang terkontaminasi.

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang tampak dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Manifestasi Klinis Mayor

a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan.

b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus.

c. Kehilangan napsu makan.

d. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 tiga bulan.

e. Berkeringat.

2. Manifestasi Klinis Minor

a. Batuk kronis

b. Infeksi pada mulut dan jamur disebabkan karena jamur Candida

Albicans

c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh

d. Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal di seluruh

tubuh

D. Patofisiologi

Kehamilan merupakan usia yang rawan tertular HIV-AIDS. Penularan

HIV-AIDS pada wanita hamil terjadi melalui hubungan seksual dengan suaminya

yang sudah terinfeksi HIV.Pada negara berkembang istri tidak berani mengatur

kehidupan seksual suaminya di luar rumah.Kondisi ini dipengaruhi oleh sosial

dan ekonomi wanita yang masih rendah, dan isteri sangat percaya bahwa

suaminya setia, dan lagi pula masalah seksual masih dianggap tabu untuk

dibicarakan.

9

Page 10: askep bumil hiv.docx

Virus HIV tergolong retrovirus, yang merupakan standar RNA, tunggal

terbungkus. Bila memasuki tubuh, virus akan melekat pada reseptor CD4 sel

terinfeksi. Kemudian virus mempergunakan enzim reverse transcriptase, yang

mampu membentuk DNA ganda.Standar DNA ganda ini mampu masuk sirkulasi

sel menuju intinya dan bersatu dengan DNA inti sel yang asli. DNA virus dapat

membentuk RNA yang terinfeksi dan RNA yang akan membawa tanda (berita)

sehingga dapat membentuk protein.

Pertumbuhan virus HIV terbatas pada limfosit, monosit, makrofag, dan

sumber pembentuk sum-sum tulang tertentu. Secara intraseluler, virus dapat

memecah diri sehingga setelah selnya hancur dapat dikeluarkan virus HIV baru

yang akan menyerang sel lainnya. Bentuk virus HIV selalu berubah-ubah, sesuai

dengan sel yang diserangnya sehingga sulit untuk membuat antibody atau antigen

agar mampu membuat vaksinnya.Oleh karena itu, obatnya masih sulit untuk

dibuat sampai saat ini.

E. Penularan HIV dari ibu kepada bayinya

Cara penularan virus HIV-AIDS pada wanita hamil dapat melalui

hubungan seksual.Salah seorang peneliti mengemukakan bahwa penularan dari

suami yang terinfeksi HIV ke isterinya sejumlah 22% dan istri yang terinfeksi

HIV ke suaminya sejumlah 8%. Namun penelitian lain mendapatkan serokonversi

(dari pemeriksaan laboratorium negatif menjadi positif) dalam 1-3 tahun dimana

didapatkan 42% dari suami dan 38% dari isteri ke suami dianggap sama.

Penularan HIV dari ibu ke anak terjadi karena wanita yang menderita

HIV/AIDS sebagian besar masih berusia subur, sehingga terdapat resiko

penularan infeksi yang terjadi pada saat kehamilan (Richard, et al., 1997). Selain

itu juga karena terinfeksi dari suami atau pasangan yang sudah terinfeksi

HIV/AIDS karena sering berganti-ganti pasangan dan gaya hidup. Penularan ini

dapat terjadi dalam 3 periode :

10

Page 11: askep bumil hiv.docx

1. Periode kehamilan

Selama kehamilan, kemungkinan bayi tertular HIV sangat kecil.Hal ini

disebabkan karena terdapatnya plasenta yang tidak dapat ditembus oleh virus

itu sendiri.Oksigen, makanan, antibodi dan obat-obatan memang dapat

menembus plasenta, tetapi tidak oleh HIV.Plasenta justru melindungi janin

dari infeksi HIV. Perlindungan menjadi tidak efektif apabila ibu:

a. Mengalami infeksi viral, bakterial, dan parasit (terutama malaria) pada

plasenta selama kehamilan.

b. Terinfeksi HIV selama kehamilan, membuat meningkatnya muatan virus

pada saat itu.

c. Mempunyai daya tahan tubuh yang menurun.

d. Mengalami malnutrisi selama kehamilan yang secara tidak langsung

berkontribusi untuk terjadinya penularan dari ibu ke anak.

2. Periode persalinan

Pada periode ini, resiko terjadinya penularan HIV lebih besar jika

dibandingkan periode kehamilan.Penularan terjadi melalui transfusi

fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan

darah atau sekresi maternal saat melahirkan. Semakin lama proses persalinan,

maka semakin besar pula resiko penularan terjadi. Oleh karena itu, lamanya

persalinan dapat dipersingkat dengan section caesaria.Faktor yang

mempengaruhi tingginya risiko penularan dari ibu ke anak selama proses

persalinan adalah:Lama robeknya membran.

a. Chorioamnionitis akut (disebabkan tidak diterapinya IMS atau infeksi

lainnya).

b. Teknik invasif saat melahirkan yang meningkatkan kontak bayi dengan

darah ibu misalnya, episiotomi.

c. Anak pertama dalam kelahiran kembar

3. Periode Post Partum

Cara penularan yang dimaksud disini yaitu penularan melalui ASI.

Berdasarkan data penelitian De Cock, dkk (2000), diketahui bahwa ibu yang

11

Page 12: askep bumil hiv.docx

menyusui bayinya mempunyai resiko menularkan HIV sebesar 10- 15%

dibandingkan ibu yang tidak menyusui bayinya. Risiko penularan melalui

ASI tergantung dari:

a. Patologi payudara: mastitis, robekan puting susu, perdarahan putting susu

dan infeksi payudara lainnya.

b. Lamanya pemberian ASI, makin lama makin besar kemungkinan infeksi.

c. Status gizi ibu yang buruk.

Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun

hingga kini cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui:

1. Transmisi Seksual

Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun

Heteroseksual merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering

terjadi.Penularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau

serik.Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada pasangan

seksnya.Resiko penularan HIV tergantung pada pemilihan pasangan seks, jumlah

pasangan seks dan jenis hubungan seks.Pada penelitian Darrow (1985)ditemukan

resiko seropositive untuk zat anti terhadap HIV cenderung naik pada hubungan

seksual yang dilakukan pada pasangan tidak tetap.Orang yang sering

berhubungan seksual dengan berganti pasangan merupakan kelompok manusia

yang berisiko tinggi terinfeksi virus HIV.

a. Homoseksual

Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas homoseksual

menderita AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua golongan rusial.Cara

hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resiko

tinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima

ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV.Hal ini sehubungan dengan

mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah sekali mengalami pertukaran

pada saat berhubungan secara anogenital.

12

Page 13: askep bumil hiv.docx

b. Heteroseksual

Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan

heteroseksual pada promiskuitas dan penderita terbanyak adalah kelompok

umur seksual aktif baik pria maupun wanita yang mempunyai banyak

pasangan dan berganti-ganti.

2. Transmisi Non Seksual

a. Transmisi Parenral

Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik) yang

telah terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang

menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-sama.Disamping

dapat juga terjadi melaui jarum suntik yang dipakai oleh petugas kesehatan

tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara transmisi parental ini

kurang dari 1%.

1) Darah/Produk Darah

Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-negara

barat sebelum tahun 1985.Sesudah tahun 1985 transmisi melalui jalur ini

di negara barat sangat jarang, karena darah donor telah diperiksa sebelum

ditransfusikan.Resiko tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah adalah

lebih dari 90%.

b. Transmisi Transplasental

Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai resiko

sebesar 50%.Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu

menyusui. Penularan melalui air susu ibu termasuk penularan dengan resiko

rendah.

F. Faktor resiko

Semula diperkirakan factor risiko infeksi HIV hanya homoseksual, dan

pengguna narkoba yang menggunakan suntikan terinfeksi, tetapi jumlahnya

semakin besar.Infeksi HIV terutama menyerang sel T limfosit dan system saraf

13

Page 14: askep bumil hiv.docx

pusat.Cara masuknya ke dalam sel mulai dengan ikatan reseptornya pada sel

lomfosit dan diikuti rusaknya inti kemudian memecahkan dirinya menjadi

beberapa virus HIV. Secara berabtai, virus HIV kembali akan menyerang sel

lomfosit CD4 sehingga akhirnya terjadi penurunan daya tahan tubuh secara

menyeluruh dan disebut acquired immunodefeciency syndrome (AIDS).

Kelompok orang yang berisiko tinggi terinfeksi Virus HIV sebagai

berikut:

1. Janin dengan ibu yang terjangkit HIV

2. Perempuan yang menggunakan obat bius injeksi dan bergantian memakai alat

suntik.

3. Pekerja seks komersial

4. Pasangan yang heteroseks dengan adanya penyakit kelamin

G. Pemeriksaan Penunjang

Tes-tes saat ini tidak membedakan antara antibody ibu/bayi, dan bayi

dapat menunjukkan tes negatif pada usia 9 sampai 15 bulan. Penelitian mencoba

mengembangkan prosedur siap pakai yang tidak mahal untuk membedakan

respons antibody bayi dan ibu.

1. Pemeriksaan histologis, sitologis urin , hitung darah lengkap, feces, cairan

spina, luka, sputum, dan sekresi.

2. Tes neurologis: EEG, MRI, CT Scan otak, EMG.

3. Tes lainnya: sinar X dada menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari

PCV tahap lanjut atau adanya komplikasi lain; tes fungsi pulmonal untuk

deteksi awal pneumonia interstisial; Scan gallium; biopsy; branskokopi.

4. Tes Antibodi

a. Tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay), untuk menunjukkan

bahwa seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi HIV.

b. Western blot asay/ Indirect Fluorescent Antibody (IFA), untuk mengenali

antibodi HIV dan memastikan seropositifitas HIV.

14

Page 15: askep bumil hiv.docx

c. Indirect immunoflouresence, sebagai pengganti pemerikasaan western blot

untuk memastikan seropositifitas.

d. Radio immuno precipitation assay, mendeteksi protein pada antibodi.

e. Pendeteksian HIV.

Dilakukan dengan pemeriksaan P24 antigen capture assay dengan kadar

yang sangat rendah. Bisa juga dengan pemerikasaan kultur HIV atau kultur

plasma kuantitatif untuk mengevaluasi efek anti virus, dan pemeriksaan viremia

plasma untuk mengukur beban virus (viral burden).

Antibody yang ditimbulkan oleh infeksi HIV terjadi sejak infeksi berusia

2-3 bulan. Antibody ini akan masuk melalui plasenta menuju janin.Infeksi

langsung pada janin mulai sejak usia 13 minggu dengan mekanisme yang tidak

diketahui. Infeksi ini disebut sebagai infeksi vertical karena berlangsung semasih

intrauterin.Cara infeksi lainnya pada bayi adalah saat pertolongan persalinan

karena melalui jalan lahir dengan cairannya yang penuh dengan virus HIV.

H. Penatalaksanaan

Pengalaman program yang signifikan dan bukti riset tentang HIV dan

pemberian makanan untuk bayi telah dikumpulkan sejak rekomendasi WHO untuk

pemberian makanan bayi dalam konteks HIV terakhir kali direvisi pada tahun 2006.

Secara khusus, telah dilaporkan bahwa antiretroviral (ARV) intervensi baik ibu yang

terinfeksi HIV atau janin yang terpapar HIVsecara signifikan dapat mengurangi

risiko penularan HIV pasca kelahiran melalui menyusui. Bukti ini memiliki implikasi

besar untuk bagaimana perempuan yang hidup dengan HIV mungkin dapat memberi

makan bayi mereka, dan bagaimana para pekerja kesehatan harus nasihati ibu-ibu ini.

Bersama-sama, intervensi ASI dan ARV memiliki potensi secara signifikan untuk

meningkatkan peluang bayi bertahan hidup sambil tetap tidak terinfeksi HIV.

Dimana otoritas nasional mempromosikan pemberian ASI dan ARV, ibu

yang diketahui terinfeksi HIV sekarang direkomendasikan untuk menyusui bayi

mereka setidaknya sampai usia 12 bulan. Rekomendasi bahwa makanan pengganti

15

Page 16: askep bumil hiv.docx

tidak boleh digunakan kecuali jika dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan

dan aman (AFASS).

Pemberian antiretroviral bertujuan agar viral load rendah sehingga jumlah

virus yang ada dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif untuk menularkan HIV.

Obat yang bisa dipilih untuk negara berkembang adalah Nevirapine, pada saat ibu

saat persalinan diberikan 200mg dosis tunggal, sedangka bayi bisa diberikan

2mg/kgBB/72 jam pertama setelah lahir dosis tunggal. Obat lain yang bisa dipilih

adalah AZT yang diberikan mulai kehamilan 36 minggu 2x300mg/hari dan 300mg

setiap jam selama persalinan berlangsung.

Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah

pencegahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi, apabila terinfeksi Human

Immunodeficiency Virus (HIV) maka terapinya yaitu :

1. Pengendalian infeksi oportunistik. Bertujuan menghilangkan, mengendalikan dan

pemulihan infeksi opurtuniti, nosokomial atau sepsis, tindakan ini harus di

pertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan yang kritis.

2. Terapi AZT (Azidotimidin). Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan

menghambat enzim pembalik transcriptase.

3. Terapi antiviral baru. Untuk meningkatkan aktivitas system imun dengan

menghambat replikasi virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada proses

nya. Obat- obat ini adalah : didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant

CD4 dapat larut.

4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron.

5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan

mempercepat replikasi HIV.

6. Rehabilitas. Bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu

mengubah perilaku risiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak

berisiko, mengingatkan cara hidup sehat dan mempertahankan kondisi tubuh

sehat.

7. Pendidikan. Untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan yang

sehat, hindari stres, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.

16

Page 17: askep bumil hiv.docx

Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga pasien bagaimana

menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan kemungkinan isolasi dari

masyarakat.

I. Pencegahan

Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui tiga

cara, dan bisa dilakukan mulai saat masa kehamilan, saat persalinan, dan setelah

persalinan. Cara tersebut yaitu:

1. Penggunaan obat Antiretroviral selama kehamilan, saat persalinan dan untuk

bayi yang baru dilahirkan.

Pemberian antiretroviral bertujuan agar viral load menjadi lebih rendah

sehingga jumlah virus yang ada dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif

untuk menularkan HIV. Satu tablet nevirapine pada waktu mulai sakit

melahirkan, kemudian satu tablet lagi diberi pada bayi 2–3 hari setelah lahir.

Menggabungkan nevirapine dan AZT selama persalinan mengurangi

penularan menjadi hanya 2 persen.

2. Penanganan obstetrik selama persalinan

Persalinan sebaiknya dipilih dengan menggunakan metode Sectio caesaria

karena metode ini terbukti mengurangi resiko penularan HIV dari ibu ke bayi

sampai 80%.Apabila pembedahan ini disertai dengan penggunaan terapi

antiretroviral, maka resiko dapat diturunkan sampai 87%.Walaupun demikian,

pembedahan ini juga mempunyai resiko karena kondisi imunitas ibu yang

rendah yang bisa memperlambat penyembuhan luka. Oleh karena itu,

persalinan per vagina atau sectio caesaria harus dipertimbangkan sesuai

kondisi gizi, keuangan, dan faktor lain.

17

Page 18: askep bumil hiv.docx

3. Penatalaksanaan selama menyusui

Pemberian susu formula sebagai pengganti ASI sangat dianjurkan untuk bayi

dengan ibu yang positif HIV. Karena sesuai dengan hasil penelitian,

didapatkan bahwa ±14% bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi.

18

Page 19: askep bumil hiv.docx

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIV/AIDS PADA

IBU HAMIL

A. Pengkajian

1. Data yang dapat dikumpulkan pada klien yaitu data sebelum dan selama

kehamilan

a. Identitas pasien

b. Riwayat Kesehatan

1) Masa lalu

2) Sekarang

c. Menstruasi

d. Reproduksi

e. Keluhan Utama

f. Data Psikologi

Kondisi ibu hamil dengan HIV / AIDS takut akan penularan pada bayi

yang dikandungnya. Bagi keluarga pasien cenderung untuk menjauh

sehingga akan menambah tekanan psikologis pasien.

2. Pemeriksaan fisik

a. Breating

Kaji pernafasan ibu hamil, apabila ibu telah terinfeksi sistem pernafasan

maka sepanjang jalr pernafasan akan mengalami gangguan. Misal RR

meningkat, kebersihan jalan nafas.

b. Blood

Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan virus HIV/AIDS. Penurunan sel

T limfosit; jumlah sel T4 helper; jumlah sel T8 dengan perbandingan 2:1

dengan sel T4; peningkatan nilai kuantitatif P24 (protein pembungkus

HIV); peningkatan kadar IgG, Ig M dan Ig A; reaksi rantai polymerase

untuk mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer

monoseluler; serta tes PHS (pembungkus hepatitis B dan antibodi,sifilis,

CMV mungkin positif).

19

Page 20: askep bumil hiv.docx

c. Brain

Tingkat kesadaran ibu hamil dengan HIV/AIDS terkadang mengalami

penurunan karena proses penyakit. Hal itu dapat disebabkan oleh

gangguan imunitas pada ibu hamil.

d. Bowel

Keadaan sisitem pencernaan pada ibu hamil akan mengalami gangguan.

Kebanyakan gangguan tersebut adalah diare yang lama. Hal itu

disebabkan oleh penurunan sistem imun yang berada di tubuh sehingga

bakteri yang ada di saluran pencernaan akan mengalami gangguan. Hal itu

dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan.

e. Bladder

Kaji tingkat urin klien apakah ada kondisi patologis seperti perubahan

warna urin, jumlah dan bau. Hal itu dapan mengidentifikasikan bahwa ada

gangguan pada sistem perkemihan. Biasanya saat imunitas menurun resiko

infeksi pada uretra klien.

f. Bone

Kaji respon klien, apakah mengalami kesulitan bergerak,reflek

pergerakan. pada ibu hamil kebutuhan akan kalsium meningkat,periksa

apabila ada resiko osteoporosis. Hal itu dapat memburuk dengan bumil

HIV/AIDS.

B. Dignosa Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi

dan pola hidup yang beresiko.

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pengeluaran yang berlebihan ( muntah dan diare berat ).

3. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi, kejang abdomen dan

infeksi.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan HIV dan AIDS (perjalanan,

penyebaran penyakit, efek jangka panjang pada wanita dan janin.

20

Page 21: askep bumil hiv.docx

C. Perencanaan

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi

dan pola hidup yang beresiko.

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil : Mengidentifikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi

resiko infeksi, tidak demam dan bebas dari pengeluaran/sekresi purulen dan

tanda-tanda lain dari kondisi infeksi.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Pasien dan orang terdekat

sebelum dan sesudah seluruh

kontak perawatan dilakukan.

2. Berikan lingkungan bersih dan

berventilasi

3. Pantau ttv, terutama suhu

4. Selidiki keluhan sakit kepala,

kaku leher, perubahan penglihatan

5. Bersihkan kuku setiap hari.

Dikikir lebih baik daripada

dipotong dan hindari memotong

Mengurangi resiko kontaminasi silang

Mengurangi pathogen pada system

imun

Peningkatan suhu secara berulan-ulang

dari demam yang terjadi untuk

menunjukkan bahwa tubuh beraksi

pada proses infeksi

Ketidak normalan neurologis umum

dan mungkin dihubungkan dengan HIV

ataupun infeksi sekunder

Mengurangi resiko tranmisi bakteri

pathogen melalui kulit

21

Page 22: askep bumil hiv.docx

kutikula.

6. Periksa adanya luka/lokasi

invasive perhatikan tanda-tanda

inflamasi/infeksi local

7. Bersihkan percikan cairan

tubuh/darah dengan larutan

pemutih

Kolaborasi:

8. Pantau studi laboratorium. Mis.

Periksa darah, urin, sputum dan

lain-lain.

9. Berikan antibiotic,antijamur, dan

antimikrobaseperti pentamidin dan

AZT retrovir

Identifikasi/perawatan awal dari infeksi

sekunder dapat menceha terjadinya

sepsis

Mengotrol mikroorganisme pada

permukaan kertas

Dilakukan untuk mengidentifikasi

demam.

Menghambat proses infeksi

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pengeluaran yang berlebihan ( muntah dan diare berat ).

Tujuan : Mempertahankan massa otot yang adekuat dan mempertahankan

berat antara 0,9-1,35 kg dari berat sebelum sakit.

22

Page 23: askep bumil hiv.docx

K r i t e r i a h a s i l : M e m p e r t a h a n k a n b e r a t b a d a n a t a u m e m p e r l i h a t k a n p e n i n g k a t a n b e r a t

badan

dan

23

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Kaji kemampuan mengunyah,

merasakan dan menelan

Lesi mulut, tenggorokan, dan

esophagus dapat menyebabkan disfagia

(penurunan kemampuan mengolah

makanan dan mengurangi keinginan

untuk makan)

2. Auskultasi bising usus Hipermotilitas saluran intestinal umum

terjadi dan dihubungkan dengan

muntah dan diare, yang mempengaruhi

pilihan diet

3. Timbang berat bdan sesuai

kebutuhan.

Indicator kebutuhan nutrisi/pemasukan

yang adekuat

4. Berikan perawatan mulut yang

terus-menerus, awasi tindakan

pencegahan sekresi. Hindari obat

kumur yang mengandung alcohol.

Mengurangi ketidaknyamanan yang

berhubungan dengan mual/muntah, lesi

oral, pengeringan mukosa, dan

halitosis. Mulut yang bersih akan

meningkatkan nafsu makan

5. Kaji obat-obatan terhadap efek

samping nutrisi.

Profilaktik dan obat-obatan terapeuik

mungkin memiliki efek samping,

misalnya AZT (pengubah rasa,

mual,muntah)

6. Dorong aktivitas fisik sebanyak

mungkin

Dapat meningkatkan nafsu makan dan

rasa sehat

7. Dorong pasien duduk pada saat

makan

Mempermudah proses menelan dan

mengurangi resiko aspirasi

Kolaborasi

8. Tinjau ulang pemeriksaan

laboratorium. Misalnya glukosa,

protein, dan albumin.

Mengidentifikasi status nutrisi dan

fungsi organ, dan mengidentifikasi

kebutuhan pengganti.

9. Pasang/pertahankan selang NGT

sesuai petunjuk

Mungkin diperlukan untuk mengurangi

mual/muntah atau untuk pemberian

makan per selang

10. Konsultasikan dengan tim

pendukung ahli diet/gizi

Menyediakan diet berdasarkan

kebutuhan individu dengan rute yang

tepat

11. Berikan obat-obatan sesuai

petunjuk, misal:

Suplemen makanan Kekurangan vitamin terjadi akibat

Page 24: askep bumil hiv.docx

mendemonstrasikan keseimbangan nitrogen positif, bebas dari malnutrisi dan

menunjukkan perbaikan tingkat energy

3. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi, kejang abdomen dan

infeksi.

Tujuan : Nyeri dapat diatasi dan hilang

Kriteria hasil : hilangnya/terkontrolnya rasa sakit, menunjukkan

posisi/ekspresi wajah rileks

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan

lokasi, intensitas nyeri (skala 0-

10), frekuensi dan waktu

Mengidentifikasikan kebutuhan untuk

intervesi dan juga tanda-tanda

perkembangan komplikasi.

2. Berikan aktivitas hiburan,

misalnya membaca, menonton TV

dan berkunjung

Memfokuskan kembali perhatian,

mungkin dapat meningkatkan

kemampuan untuk menanggulangi.

3. Lakukan tindakan paliatif,

misalnya pengubahan posisi,

massage, rentang gerak pada sendi

yang sakit.

Meningkatkan relaksasi/menurunkan

tegangan otot.

4. Berikan kompres hangat/lembab

pada sisi injeksi pentamidin IV

selama 20 menit setelah pemberian.

Injeksi ini diketahui sebagai penyebab

rasa sakit dan abses steril.

5. Instruksikan melakukan relaksasi

progresif dan teknik napas dalam.

Meningkatkan relaksasi/menurunkan

kebutuhan narkotik analgesik

6. Berikan perawatan oral Ulserasi/lesi mungkin menyebabkan

ketidaknyamanan yang sangat

Kolaborasi

24

Page 25: askep bumil hiv.docx

7. Berikan analgesic/antipiretik

narkotik. Gunakan ADP untuk

memberikan analgesic 24 jam.

Memberikan penurunan nyeri/tidak

nyaman dan mengurangi demam.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan HIV dan AIDS (perjalanan,

penyebaran penyakit, efek jangka panjang pada wanita dan janin.

Tujuan : pasien mengetahui pengertian, penyebab, akibat dan

penatalaksanaan penyakit HIV dan AIDS

Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses

penyakit dan tindakan, melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai dan

partisipasi dalam aturan perawatan.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Berikan informasi mengenai

system/respon imun normal dan

bagaimana efek dari HIV,

penyebaran virus, faktor yang

Pasien perlu waspada terhadap resiko

bagi dirinya sendiri sama seperti resiko

bagi bayi dan orang lain disekitarnya.

2. Berikan informasi yang realistis

optimis selama kontak dengan

pasien

Perlu untuk memberikan harapan yang

realitis, untuk mengurangi resiko bunuh

diri.

3. Tinjau tanda-tanda/gejala yang

mungkin menjadi konsekuensi dari

infeksi HIV.

Pasien mungkin mengalami penyakit

akut 2-6 minggu selama terinfeksi.

4. Tekankan perlunya memperhatikan

seks

Membatasi penyebaran virus.

Mengurangi pemajanan pada agen

infeksi/sters tambahan pada system

imun.

5. Berikan informasi mengenai Bukti menunjukkan bahwa diet yang

25

Page 26: askep bumil hiv.docx

perubahan gaya hidup yang sesuai

dengan faktor yang membantu

mempertahankan kesehatan.

khusus dan faktor gaya hidup dapat

berpengaruh pada perkembangan

infeksi HIV sampai AIDS.

6. Diskusikan strategi penatalaksanaan

terhadap gejala-gejala dan tanda-

tanda yang terus menerus

Keterlibatan pasien dalam perawatan

meningkatkan kerja sama dan kepuasan

dalam perawatan

7. Dorong kontak dengan orang

terdekat, keluarga dan teman

Banyak yang merasa takut

mengungkapkan pada orang terdekat,

keluarga dan teman karena takut

ditolak.

D. EVALUASI

Evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat di lihat dengan jalan membandingkan

antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan

tindakan dapat di lihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian

pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien

dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.

Setelah dilakukann tindakan keperawatan di harapakan pasien :

Dx 1 : Mengidentifikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi resiko

infeksi, tidak demam dan bebas dari pengeluaran/sekresi purulen dan tanda-

tanda lain dari kondisi infeksi.

Dx 2 : Mempertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat

badan dan mendemonstrasikan keseimbangan nitrogen positif, bebas dari

malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat energi.

Dx 3 : Hilangnya/terkontrolnya rasa sakit, menunjukkan posisi/ekspresi

wajah rileks.

26

Page 27: askep bumil hiv.docx

Dx 4 : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan

tindakan, melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai dan berpartisipasi

dalam aturan perawatan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita, namun

kehamilan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada

27

Page 28: askep bumil hiv.docx

kehamilan trimester pertama.Wanita hamil trimester pertama pada umumnya

mengalami mua, muntah, nafsu makan berkurang dan kelelahan. Menurunnya

kondisi wanita hamil cenderung memperberat kondisi klinis wanita dengan penyakit

infeksi antara lain infeksi HIV-AIDS.

HIV/AIDS adalah topic yang sangat sensitive dan lebih banyak sehingga

banyak penelitian melibatka anak-anak yang rentan untuk terjangkit HIV. Setiap

usaha dilakukan untuk memastikan bahwa keluarga akan merasa baik.

AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), yaitu kondisi hilangnya

kekebalan tubuh sehingga member kesempatan berkembangnya berbegai bentuk

infeksi dan keganasan, kemunduran kemampuan intelektual, dan penyakit

lainnya.Dengan hilangnya semua kekebalan tubuh manusia pada AIDS, tubuh

seolah-olah menjadi tempat pembenihan bakteri, protozoa, jamur serta terjadi

degenerasi ganas.

B. SARAN

Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca.Kritik dan

saran sangat diharapkan untuk pengerjaan makalah berikutnya yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2008. Patologi Obstetri.Jakarta : EGC

Nursalam dan dwi, Ninuk. 2008. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi

HIV/AIDS. Jakarta: Salemba medika.

Susanti NN. 2000. Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGC.

28

Page 29: askep bumil hiv.docx

29