Askep Bumil Dm Fix
-
Upload
una-aprilia-faziera -
Category
Documents
-
view
215 -
download
2
description
Transcript of Askep Bumil Dm Fix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu penyebab yang membuat ibu hamil menjadi resiko tinggi adalah ibu
menderita penyakit kronis atau penyakit menahun, seperti diabetes melitus. Diabetes
melitus (DM) pada kehamilan tidak jarang ditemukan, prevalensinya 1-2%, DM yang
diketahui sabelum hamil (DM pra-gestasional) 0,1-12% (tergantung pada tempat dan
kriteria diagnostik yang digunakan). Di Indonesia prevalensi DM yang ditemukan pada
saat kehamilan 1,9-3,6% pada kehamilan umumnya. Pada ibu hamil dengan riwayat
keluarga DM, prevalensinya 51% (Waspadji dalam pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu
Penyakit Dalam, 1997).
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin seperti pada ibu yakni
abortus spontan, pre eklampsi, hipertensi, dll. Pada janin seperti hipoglikemia,
hiperglikemia, malformasi/kelainan congenital, dll. Oleh karena itu kondisi ini perlu
diketahui oleh masyarakat, khususnya ibu hamil, sehingga jika ditemukan kasus di atas
pasien dapat segera datang ke fasilitas layanan kesehatan.
Sehingga tujuan akhir dari asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan diabetes
melitus yaitu untuk meminimalkan pengaruh resiko dan komplikasi diabetes dalam
kehamilan dapat tercapai. Pada akhirnya yang diharapkan dalam kehamilan ini adalah
ibu tanpa komplikasi diabetes, bayi lahir sehat dan keluarga siap menyambut kedatangan
anggota keluarga dengan senang hati.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan penyebab yang beragam,
ditandai adanya hiperglikemi kronis serta perubahan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein akibat defek sekresi atau kerja insulin, atau keduanya (Prawirohardjo, 2009:
851).
Diabetes mellitus gestasional (DMG) adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau
baru ditemukan pada waktu hamil. Tidak dapat dikesampingkan kemungkinan adanya
intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul seiring kehamilan. Setelah ibu
melahirkan, keadaan DMG sering akan kembali ke regulasi glukosa normal
(Prawirohardjo, 2009: 851).
Diabetes Melitus Gestasional adalah intoleransi karbohidrat dengan berbagai tingkat
keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama masa hamil ini (Bobak
dkk, 2005: 714).
Diabetes gestasional adalah metabolisme abnormal karbohidrat, lemak, protein yang
pertama kali didiagnosis selama kehamilan, dengan mengabaikan tingkat keparahannya
(Stright, 2005: 257).
B. ETIOLOGI
Perubahan kadar estrogen dan progesteron pada awal kehamilan merangsang sekresi
insulin melalui stimulasi hiperplasia sel beta pada pankreas. Efek ini bersamaan dengan
penurunan produksi glukosa hepatik, peningkatan penggunaan glukosa perifer dan
simpanan glikogen jaringan menimbulkan penurunan kadar glukosa darah puasa. Kadar
glukosa puasa lebih rendah mengakibatkan kadar insulin puasa lebih rendah, yang
menimbulkan katabolisme lemak untuk memenuhi metabolik. Selama pertengahan kedua
kehamilan, resistensi insulin terjadi sebagai akibat laktogen plasenta manusia, prolaktin,
kortisol, dan glukagon. Kadar glukosa darah postpandrial menjadi meningkat. Janin
mempertahankan kadar glukosa darah kira-kira 10-20mg/dl di bawah kadar ibu, yang
memudahkan pemindahan glukosa melalui sistem plasenta. Bahkan dengan perubahan
ini, kebanyakan ibu dapat mempertahankan glukosa darah dalam rentang normal. Namun
beberapa ibu menunjukkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan yang
diciptakan oleh peningkatan resisitensi insulin dan dikenal sebagai mengalami DMG
(Walsh, 2008: 425).
Diabetes gestasional adalah gangguan (secara luas) pada kehamilan akhir, yang
disebabkan oleh peningkatan stimulasi pankreas yang berhubungan dengan kehamilan
(Stright, 2005: 257).
C. Manifestasi Klinis
1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah mrningkat sampai melampaui daya
serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak
menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak
makan, tetap saja makanantersebut hanya berada sampai pada pembuluh darah.
1) Penurunan berat badan
2) Kesemutan, gatal
3) Pandangan kabur
4) Pruritus vulvae pada wanita
5) Lemas, lekas lelah, tenaga kurang
D. Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan dimana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal.
KOMPLIKASI
Pada ibu
1. Abortus spontan
2. Preklampsi
3. Hipertensi
4. Persalinan prematur
5. Polihidramnion
6. Infeksi
7. Persalinan seksio cesaria
8. Hipoglikemia
Pada janin
1. Hipoglikemia
2. Hiperglikemia
3. Malformasi/kelainan kongenital
4. Makrosomia
5. Pertumbuhan janin terhambat
6. Kematian janin
7. Ketoasidosis
8. Pematangan paru yang terhambat (Anik, 2008 )
PENATALAKSANAAN
1. Menetapkan data dasar awal dan memperhatikan pencatatan serial hasil-hasil
pemeriksaan selama kehamilan.
2. Memberikan penyuluhan klien dan keluarga.
a. Kaji pemahaman klien tentang GDM dan implikasinya terhadap kehidupan sehari-
hari.
b. Jika diperlukan, jelaskan efek-efek diabetes gestasional pada ibu dan janin.
c. Tegaskan perlunya pemeriksaan laboratorium yang sering dan tindak lanjut untuk ibu
dan janin, misalnya untuk mencegah infeksi dan mengkaji kemungkinan komplikasi
lainnya.
d. Diskusikan dan demonstrasikan penyuntikan insulin sendiri.
e. Demontrasikan cara melakukan pemantauan mandiri kadar glukosa darah. Jelaskan
bahwa darah umumnya diuji setiap hari sebelum makan dan pada waktu jam tidur.
f. Jelaskan perlunya pemeriksaan keton dalam urine, yang berbahaya bagi janin.
g. Tegaskan pentingnya membuat catatan setiap hari meliputi kadar glukosa darah, dosis
insulin, asupan makanan, periode latihan, periode hipoglikemia, macam dan jumlah
pengobatan, dan hasil periksa urine setiap hari.
h. Diskusikan kemungkinan komplikasi dan penatalaksanaannya.
3. Mengatur klien berkonsultasi dengan ahli diet untuk membahas diet diabetic yang
disarankan dan untuk memastikan asupan kalori.
4. Memenuhi kebutuhan emosional dan psikososial. Intervensi dengan tepat untuk
mengurangi kecemasan karena diabetes dan kelahiran anak.
5. Menyiapkan klien untuk pengkajian intrapartum yang sering dan intensif, yang
meliputi:
a. Pemantauan janin
b. Infuse glukosa, insulin, dan oksitosin intravena
c. Evaluasi apakah ada diabetic ketoasidosis (tanda dan gejala meliputi perubahan
tingkat kesadaran, bunyi napas yang berat, bau napas buah, dan ketonuria)
d. Terapi penggantian cairan intravena dan elektrolit
e. Pemantauan jantung ibu secara intensif
6. Mengidentifikasi dan merujuk ke kelompok pendukung dan sumber yang tersedia
untuk klien dan keluarga.
(Sumber: Barbara Stright. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir edisi 3. Jakarta: EGC
halaman 260-261)