Askep Asma Hamil

7
 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian  Asma adalah penyakit paru kroni yang !eli"atkan "er"agai #arieta i!!une ite! $ell% yang !eny e"a" kan ti!"ul nya re pon "ro nku "er upa &he e'i ng% dy pne% "atu k% dan dada teraa  "erat(Anoni!ou. 2))*+. A!a Bronki ale !er upak an al ah at u peny aki t al ura n na, a yang er ing di- u!pai dala ! keha!ilan dan peralinan. Pengaruh keha!ilan terhadap ti!"ulnya a!a tidak a!a pada etiap  penderita(utika. 2))/+.  Asma dalam kehamila n adalah gangguan in,la!ai kronik -alan napa teruta!a el !at dan eoino,il ehingga !eni!"ulkan ge-ala periodik "erupa !engi% eak napa% dada teraa "erat% dan "atuk yang dite!ukan pada &anita ha!il. A!a !ungkin !e!"aik% !e!"uruk atau tetap ti dak "er u"ah el a!a !a a keha!i lan% tet api pada ke"anyakan &ani ta ge- ala 0ge- ala nya $enderung !eningkat ela!a tiga "ulan terakhir dari !aa keha!ilan. Dengan "ertu!"uhnya  "ayi dan !e!"earnya rahi!% e"agian &anita !ungkin ering !engala!i eak na,a. Te tapi i"u 0 i"u yang tidak !enderita a!apun !engala!i hal tere"ut karena gerakan dia,rag!a ekat rongga "adan !en-adi ter"ata. (Erlina utika e"rianti% 2))/+ 2.2 Etiologi 1. 3enetik  Di!ana yang diturunkan adalah "akat alerginya% !ekipun "elu! diketahui "agai!ana $ara penurunannya yang -ela penderita dengan penyakit alergi "iaanya !e!punyai keluarga dekat -uga !enderita alergi. 4arena adanya "akat alergi ini% penderita angat !udah terkena  penyakit a!a "ronkh ial -ika terpapar dengan ,aktor pen$etu. Selain itu hiperenti,iita aluran  pernapaannya -uga "ia diturunkan. 2. Allergen5 "ulu "inatang 6. Stre Stre gangguan e!oi dapat !en-adi pen$etu erangan a!a% elain itu -uga "ia !e!per "erat erangan a!a yang udah ada. Dia!ping ge-ala a!a yang ti!"ul haru egera dio"ati penderita a!a yang !engala!i tre gangguan e!oi perlu di"eri naehat untuk !enyeleaikan !aalah pri"adinya. 4arena -ika trenya "elu! diatai !aka ge-ala a!anya  "elu! "ia dio"ati 7. De"u 8. 9dara dingin% $ua$a5 :ua$a le!"a" dan ha&a pegunungan yang dingin ering !e!pengaruhi a!a. At!o,ir yang !endad ak dingi n !erupakan ,akto r pe!i$u ter-adi nya erangan a!a. 4adang0kad ang

description

askep

Transcript of Askep Asma Hamil

BAB IILANDASAN TEORI

2.1Pengertian

Asma adalah penyakit paru kronis yang melibatkan berbagai varietas immune sistem cell, yang menyebabkan timbulnya respon bronkus berupa wheezing, dyspne, batuk, dan dada terasa berat(Anonimous. 2007).Asma Bronkiale merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya asma tidak sama pada setiap penderita(Mustika. 2008).Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil. Asma mungkin membaik, memburuk atau tetap tidak berubah selama masa kehamilan, tetapi pada kebanyakan wanita gejala-gejalanya cenderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari masa kehamilan. Dengan bertumbuhnya bayi dan membesarnya rahim, sebagian wanita mungkin sering mengalami sesak nafas. Tetapi ibu - ibu yang tidak menderita asmapun mengalami hal tersebut karena gerakan diafragma / sekat rongga badan menjadi terbatas. (Erlina Mustika Febrianti, 2008)

2.2Etiologi1.GenetikDimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.2.Allergen: bulu binatang3.StressStress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati4.Debu5.Udara dingin, cuaca:Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga,. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga danb debu6.Aktivitas fisik berlebih

2.3PatofisiologiAsma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan herediter utama. Peningkatan respon saluran nafas dan peradangan berhubungan dengan gen pada kromosom 5, 6, 11, 12, 14, & 16 termasuk reseptor IgE yang afinitasnya tinggi, kelompok gen sitokin dan reseptor antigen T-cell sedangkan lingkungan yang menjadi allergen tergantung individu masing-masing seperti influenza atau rokok. Asma merupakan obstruksi saluran nafas yang reversible dari kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mukus dan edem mukosa. Terjadi peradangan di saluran nafas dan menjadi responsive terhadap beberapa rangsangan termasuk zat iritan, infeksi virus, aspirin, air dingin dan olahraga (sity khamidah.2013)Gejala asma akan membaik selama 4 minggu terakhir kehamilan (37 40 minggu), mungkin disebabkan peningkatan kortisol bebas dan karena turunnya janin kedalam panggul. Sedangkan gejala yang paling buruk terjadi pada 29 36 minggu kehamilan, karena pada saat ini progesteron berada pada kadar tertinggi. Selama melahirkan dan sesudah lahir hanya 10% pasien yang dilaporkan memberikan gejala dan hanya setengahnya yang mendapat pengobatan.

2.4PathwayTerlampir

2.5Manifestasi Klinis1)Nafas pendek2)Nafas terasa sesak dan yang paling khas pada penderita asma adalah terdengar bunyi wheezing yang timbul saat menghembuskan nafas.3)Kadang-kadang batuk kering menjadi salah satu penyebabnya.4)Pada kehamilan, biasanya serangan asma akan timbul pasa usia kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu dan pada akhir kehamilan serang.

2.6Kategori Frekuensi/Beratnya Gejala Fungsi Paru Tahapan Terapi :1.Mild intermittent:a.gejala < 2 kali perminggub.Gejala malam < 2 kali perbulan2.Mild gejala:a. > 2 kali perminggu tapi tidak setiap harib.Gejala malam > 2 kali perbulan3.Moderate persistent:a.Gejala setiap harib.Gejala malam > 1 kali perminggu (diperlukan inhalasi kortikosteroid penambahan teofilin oral)

2.7KomplikasiSedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi1)Menurunnya aliran darah ke talipusat dan uterus2)Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik3)Menurunnya cardiac output4)Keguguran5)Persalinan premature6)Pertumbuhan janin terhambat

2.8Penatalaksanaan keperawatan1)Mencegah timbulnya stress2)Fisioterapi: Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.3)Orahraga ringan namun sering4)Menghindari allergen : debu, asap

2.9Penatalaksanaan medisa.Dari pemeriksaan fisik didapat penggunaan otot asesori, pulsus paradoxus > 120 mmHg, nadi > 120 kali permenit dan laju pernafasan > 30 kali permenit.b.analisa gas darah arteri harus didapatkan pada wanita hamil dengan serangan asma akut.c.terapi oksigen 3 4 liter/menit dengan nasal cannulad.Pemberian cairan intra vena yang mengandung glukosa jika pasien tidak hiperglikemi dapat diberikan.e.Inhalasi 2 agonis (terbutalin 2 mg) adalah pilihan bronkodilator untuk asma akut pada wanita hamil seperti terhadap pasien yang tidak hamil. Pemberian inhalasi dapat diulang sampai 3 kali, dengan jarak 20 30 menit. 2 agonis subkutan (terbutalin 0,25 mg) dapat diberikan jika pemberian inhalasi tidak menunjukkan perbaikan.f.obat local yang berbentuk inhalasi atau peroral seperti isoproterenolg.KortikosteroidKortikosteroid sistemik dapat diberikan kepada pasien asma untuk pengobatan asma berat selama kehamilan. Walaupun demikian kemungkinan terjadinya efek yang merugikan harus tetap diperhatikan. pemberian kortikosteroid sistemik yaitu preeklampsi, prematur, berat badan lahir rendah dan kelainanh.AntikolinergikContoh dari obat ini adalah ipratropium bromide. Walaupun sedikit pengalaman dengan obat ini, kelihatannya obat ini aman digunakan selama kehamilan. Ipratropium bromide dapat digunakan pada wanita hamil dengan asma yang tidak memberikan respon terhadap terapi dengan 2 agonis. Ini karena obat ini diabsorbsi dengan buruk dengan penggunaan inhalasi dan tidak pernah diketahui menyebabkan terjadinya kelainan kongenital.i.Teofilin, infus aminofilinKerugian teofilin yaitu :1)Dapat menimbulkan nausea pada awal kehamilan dan gastroesofageal refluks pada akhir kehamilan.2)Dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan dan prematur.3)Toksis terhadap neonatus melalui plasenta.j.Bronkodilatorpemberian bronkodilator hirup misalnya isoproterenol yang akan memperlebar penyempitan saluran udara pada paru-paru. Tetapi obat ini tidak boleh terlalu sering digunakank.AntibiotikAntibiotik kemungkinan diperlukan untuk pengobatan infeksi oleh bakteri pada penderita asma selama kehamilan. Penisilin, eritromisin dan sefalosporin aman digunakan selama kehamilan

2.10Penanganan Asma Selama Proses MelahirkanMereka yang memperlihatkan gejala biasanya hanya memerlukan inhalasi bronkodilator. Jika respon jelek maka diberikan metil prednisolon intravena. Untuk penderita yang mendapat kortikosteroid secara reguler atau yang sering mendapatkannya selama kehamilan, penambahan kortikosteroid parenteral direkomendasikan untuk stres selama persalinan dan kelahiran yaitu 100 mg hidrokortison intravena sewaktu mulai persalinan dan diteruskan dengan 100 mg intravena setiap 8 jam selama 24 jam atau sampai tidak ditemukan komplikasi. Dianjurkan untuk melanjutkan terapi profilaksis yang biasanya didapat (kromolin, inhalasi kortikosteroid atau teofilin) selama persalinan. Dari data tersebut tidak ada peningkatan induksi persalinan, penggunaan forseps atau seksio sesaria darurat untuk wanita penderita asma. Penderita asma yang sangat berat dianjurkan untuk operasi elektif pada waktu kontrol asmanya baik.Prostaglandin E2 aman digunakan untuk induksi persalinan dan kontraksi uterus. Penggunaan prostglandin F2 didindikasikan untuk perdarahan postpartum tetapi dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Penggunaannya untuk induksi persalinan dan menstimulasi kontraksi uterus postpartum harus di hindarkan. Sebagai alternatif, oksitosin dapat diberikan karena tidak menyebabkan bronkokonstriksi.)

2.11Perubahan-perubahan hormonal yang terjadi saat kehamilan dan perslinan1.ProgesteronYang kadarnya meningkat pada masa kehamilan mempunyai efek langsung terhadap pusat pernapasan (respiratory center) mentebabkan peningkatan frekuensi pernapasan (respiratory rate), sehingga menyebabkan hiperventilasi. Progesteron ju bersifat smooth muscle relaxan terhadap otot-otot polos usus, genitourinarius, dan diduga pada otot-otot nronkus.2.EstrogenKadarnya mneingkat saat kehamilan, terutama trimester ketiga. Pecora dan kawan-kawan membuktikan strogen mempunyai efek menurunkan diffusing capacity dari CO_2 pada paru-paru dan diduga ini terjadi sebagai akibat menngkatnya asam mukopolisakharida perikapiler.3.KortisolKadarnya meningkat pada kehamilan, diduga sebagai akibat klirens kortisol yang menurun, bukan karena sekresinya yang meningkat.(Anonymous, 2007)

2.12Pencegahan Agar Tidak Terjadi Serangan Asma Selama Hamil1)Jangan merokok2)Kenali faktor pencetus3)Bila tetap mendapat serangan asma, segera berobat untuk menghindari terjadinya kekurangan oksigen pada janin4)Hanya makan obat-obatan yang dianjurkan dokter5)Jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya.6)Pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan dalam rumah dari perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk, asap rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah tangga.7) Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang.8)Sering sering melakukan rileksasi dan mengatur pernafasan.9) Lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhadap faktor pencetus.

2.13Pemeriksaan Diagnostik1)Gas-gas Darah Arteri (GDA)Pengukuran gas darah menghasilkan penilaian obyektif oksigenasi, ventilasi, dan status asam basa ibu hamil. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.2)Foto Thorax3)Pemeriksaan SputumPemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya :Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil.Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.Crede yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian1.Data Subyektif: nama, umur, agama,pendidikan, pekerjaan, suku, alamat.2.Anamnesa: Alasan datang, keluhan utama.3.Riwayat menstruasi4.Riwayat perkawinan: status perkawinan, menikah ke , berapa tahun, usia menikah.5.Riwayat obstretic:6.Riwayat kehamilan sekarang: HPHT , HPL, ANC, kunjungan ANC meliputi Trimester 1, trimester 2, trimester 3, imunisasi TT, pergerakan janin 24 jam.7.Riwayat kesehatan:Pasien dengan riwayat asma yang telah berlangsung sejak lama ditanya sejak kapan, derajat serangan-serangan sebelumnya.8.Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari:9.Pola istirahat10.Pola hygien11.Pola sexualitas12.Pemeriksaan FisikSerangan yang parah dicurigai dari adanya sesak nafas pada waktu istirahat, kesulitan mengucapkan kalimat, diaforesis atau penggunaan otot-otot pernafasan tambahan. Kecepatan respirasi lebih besar dari 30 kali/menit, nadi berdenyut lebih cepat dari 120 kali/menitGejala yang ditemui : wheezing sedang sampai bronkokonstriksi berat. Bronkospasme akut dapat bergejala obstruksi saluran nafas dan menurunnya aliran udara. Kerja system pernafasan menjadi meningkat drastis dan pada pasien dapat dilihat gerakan dada yang tertinggal, wheezing atau kesukaran bernafas. Peristiwa berikutnya pada refleks oksigen primer terjadi reflek ventilasi perfusi yang tidak sepadan karena distribusi dari saluran udara (bronchus) secara merata tidak terjadi.

B.Diagnose Keperawatan1.Ketidakefektifan pola napas b/d adanya suara tambahanNIC : pemantauan pernapasanNOC : status respirasiActivity :Pantau adanya sianosis dan pucatPemamtauan pernafasan : auskultasi suara napasAjarkan teknik batuk efektifAjarkan posisi untuk mengoptinalkan pernafasanAjarkan teknik relaksasi

2.Gangguan Perfusi Jaringan b/d penurunan suplai O2NIC : pemantauan sirkulasiNOC : perawatan sirkulasiActivity :Pantau status cairanDorong latihan rentang pergerakan sendiHindari trauma kimia

3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan masukan oralNic: Pengolaan nutrisiNoc: Status giziActivity:Ketahui makanan kesukaan pasienPantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupanDiskusi dengan ahli giziTawarkan pada pasien makan dalam porsi kecil tapi sering

BAB IVPENUTUP

A.SimpulanKehamilan menyebabkan beberapa perubahan pada sistem pernapasan. Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida.Asma bronkiale merupakan penyakit paru-paru yang paling sering dijumpai dalam kehamilan. Biasanya kehamilan tidak mempengaruhi asma bronkiale. Akan tetapi, serangan asma dapat timbul dalam kehamilan, baik bertambah ataupun berkurang. Kebanyakan penderita asma tidak mengalami kesulitan selama berlangsungnya kehamilan, persalinan dan nifas.Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan. Tetapi tidak ada efek yang terlalu merugikan dari asma terhadap kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin. Perlunya penanganan untuk menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya asma seperti zat-zat alergi, infeksi saluran napas dan faktor psikis. Penderita asma selama kehamilan perlu mendapatkan pengawasan yang baik agar serangan asma tidak timbul atau dapat berkurang saat kehamilan.

B.SaranSetelah mahasiswa memahami dan mengerti tentang asuhan keperawatan pada kehamilan asma, maka mahasiswa diharapkan:1.Perlunya pengetahuan pada ibu hamil dengan asma tentang faktor-faktor pencetus timbulnya asma dan menghindarinya secara intensif.2.Pemilihan penggunaan obat-obat anti asma yang tepat pada saat kehamilan.3.Ibu hamil dengan asma penting untuk mencegah timbulnya serangan yang berulang, sehingga perlu menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya asma.4.Pentingnya penyuluhan mengenai penyakit asma dalam kehamilan pada penderita dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKAAirlangga University Press. Amin, Muhammad dkk. 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press.Anonimous. 2007. Asma Bronkiale pada Kehamilan. Retrieved from: http://www.jevuska.com/2007/04/01/asma-bronkiale-pada-kehamilan. 20 MARET 2014Febrianti, Erlina Mustika. 2008. Asma Bronkial dalam Kehamilan.: http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/asma-bronkial-dalamkehamilan/. DIASKES PADA September 20 MARET 2014Varney, Hellen dkk. 2003. Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta: EGCStar, Winifred L. dkk. 2001. Ambulatory Obstetrics. San Fransisco: UCSF Nursing Press.R. H. H Nelwan. 1995. Ilmu Penyakit dalam jilid 1 edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UIKhamidah.sity.2013.Askeb asma pada kehamilan. http://wwwSkebasmadalamkehamilan.html Diaskes pada 21 maret 2014.Prawirihardjo, Sarwono. 1991. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka