ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040
-
Upload
andre-darmadaz-leonard-martinoz -
Category
Documents
-
view
55 -
download
2
description
Transcript of ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040
Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Studi Keperawatan Sistem Respirasi 2
Oleh :
MUHAMMAD ROZIKHINNIM :201233040
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGULJAKARTA
2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADAPENDERITA ASMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Penderita Asma ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa bahwa masih banyak
hambatan yang dihadapi, namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
hambatan-hambatan tersebut dapat penulis atasi sedikit demi sedikit. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Arief Kusuma, selaku Rektor Universitas Unggul;
2. dr. Idrus Jus’at, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan;
3. Mira Asmirajanti, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan;
4. Imam Subiyanto, S.Kep., Sp. KMB., selaku Pembimbing dan Penguji;
5. Keluarga tercinta dan seluruh civitas akademika Universitas Esa Unggul.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini dapat diibaratkan “tidak ada gading yang tidak retak”. Oleh
sebab itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan
makalah ini. Demikian pula halnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini untuk selanjutnya dapat
menjadi lebih baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Sebagai akhir kata, dengan selesainya makalah ini, maka seluruh isi makalah
ini sepenuhnya menjadi tangung jawab penulis dan seberapapun sederhananya
makalah ini, penulis harapkan mempunyai manfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini.
Jakarta, Januari 2014
Muhammad Rozikhin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Asma Bronkial dapat menyerang semua golongan usia, baik laki-laki
maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Dari waktu ke waktu baik di negara
maju maupun negara berkembang prevalensi asma meningkat. Asma merupakan
sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari
data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia.
SKRT pada tahun 1986 menunjukkan bahwa Asma menduduki peringkat ke-5
dari 10 (sepuluh) penyebab kematian ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6%. Pada tahun
1995 prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13%. Menurut Staf Departemen
Paru-paru divisi asma dan PPOK Rumah Sakit Persahabatan dan Budhi Antariksa,
hingga kini diperkirakan sekitar 5% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 11 juta
juga menderita asma (Republika 27 Maret 2007).
Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari ringan sampai
berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma dapat ditimbulkan oleh
berbagai rangsangan antara lain infeksi, alergi, obat-obatan, polusi udara, bahan
kimia, beban kerja atau latihan fisik, bau-bauan yang merangsang dan emosi.
Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5% pada
dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. Selain di Indonesia
prevalensi asama di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali disbanding ditahun 1960
yaitu dari 1,2% menjadi 3,4%.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang akan dibahas penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma
bronkial.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan asma bronkial.
b. Mampu menentukan masalah atau diagnosa keperawatan pada pasien
dengan asma bronkial.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma
bronkial.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma
bronkial.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan asma
bronkial.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara baik dan
benar.
C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. BAB I: Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, dan Sistematika
Penulisan.
2. BAB II: Tinjauan Pustaka meliputi Konsep Dasar Penyakit Asma
Bronkial, yang menguraikan tentang Anatomi Fisiologi, Definisi, Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Diagnostik,
Penatalaksanaan, Asuhan Keperawatan, Intervensi Keperawatan dan
Evaluasi.
3. BAB III : Tinjauan Kasus meliputi Hasil Pengkajian Diagnosa
Keperawatan, Rencana Keperawtan, Catatan Keperawatan dan Catatan
Perkembangan.
4. BAB IV : Pembahasan menguraikan tentang kesenjangan antara Teori
atau keadaan klien yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
5. BAB V : Kesimpulan dan Saran
BAB II
ISI
A. Konsep Dasar Penyakit Asma Bronkial
1. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan terdiri dari saluran pernapasan (rongga hidung, rongga
mulut, foring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli).
Laring membagi saluran pernapasan menjadi 2 bagian:
1. Saluran pernapasan atas
2. Saluran pernapasan bawah
1) Rongga Hidung
Rongga hidung terdiri atas:
a) Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai
pelindung.
b) Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai
pelapis udara.
c) Struktur konka berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar.
d) Sel sillia berperan untuk melemparkan benda asing keluar
saluran dalam usaha membersihkan jalan nafas.
Fungsi Rongga Hidung sebagai berikut:
a) Sebagai bagian dari sistem respirasi.
b) Sebagai fungsi dari preventif, dilaksanakan oleh bulu hidung,
sebagai penyaring debu dan sillia sebagai pembersih jalan
nafas.
c) Sebagai funngsi pelicin atau pelumas yang dilaksanakan oleh
submukosa dan sel qoblet.
d) Sebagai fungsi pemanas dan pendingin udara yang
dilaksanakan oleh vaskularisasi rongga hidung.
2) Rongga mulut
Peranan rongga mulut dalam pernapasan adalah hanya waktu
bersuara atau tersumbatnya rongga hidung.
3) Faring
Merupakan bagian belakang dari rongga hidung dan rongga
mulut, terdiri dari nasofaring, orofaring, laringofaring, berperan
sebagai pemisah jalan udara dan makanan.
4) Laring
Fungsi utama laring adalah sebagai alat suara dan di dalam saluran
pernapasan berfungsi sebagai jalan udara.
5) Trakea
Trakea merupakan suatu cincin tulang rawan yang tidak lengkap
(berbentuk C). Panjang trakea kira-kira 10 cm yang terdiri dari 16-
20 cincin tulang rawan.
6) Bronkus
Bronkus merupakan struktur yang terdapat di dalam mediastinum,
yang merupakan percabangan dari erakea dan membentuk bronkus
utama kanan dan kiri. Panjang cabang bronkus utama ± 5 cm,
diameternya 11-19 cm dan luas penampangnya 3,2 cm2.
Sudut tajam yang dibentuk oleh percabangan trakea disebut
Karina. Bronkus utama mempunyai 3 cabang yaitu bronkus
lobaris superior, medialis dan inferior.
Sedangkan bronkus utama kiri mempunyai 2 cabang yaitu bronkus
lobaris, superior dan inferior. Diameter dari bronkus lobaris adalah
4,5-11,5 mm dengan luas penampang ± 2,7 cm2. Bronkus lobaris
bercabang menjadi bronkus segmentalis, dimana paru-paru kanan
mempunyai 10 segmen dan paru-paru kiri mempunyai 3 segmen.
7) Bronkiolus Duktus Alveolaris dan Alveolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus, kemudian
terbagi lagi duktus-duktus Alveolaris. Duktus Alveolaris merupakan
tangkai dari alveolus dan bersama-sama dengan bronkiolus
resopiratorius, merupakan bagian dari suatu unit fungsional paru-paru,
dimana pertukaran gas.
8) Paru-paru
Terbagi menjadi paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Setiap paru-paru
dilindungi oleh selaput yang disebut pleura, yaitu pleura viseralis,
yang melapisi rongga dada sebelah dalam.
Pembuluh darah pada paru-paru:
a) Sirkulasi pulmonal berasal dari ventrikel kanan yang tebal 1/3 dari
tebal ventrikel kiri.
b) Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung ke
paru-paru yaitu dari aorta melalui arteri pulmonalis yang kaya
akan O2.
c) Arteri pulmonalis membawa darah yang sedikit mengandung
udara dari vertikel kanan ke paru-paru.
2. Pernapasan (Respirasi)
Peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) dan
mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari
tubuh.
Fungsi Saluran Pernapasan :
a. Sebagai saluran, yaitu yang dilakukan oleh hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, bronkeolus.
b. Sebagai alat difusi/pertukaran gas, dilakukan oleh bronkolus,
respiratorius, duktus alveolaris, dan alveolus.
c. Sebagai saringan untuk partikel yang lebih dari 10 mikron,
dilaksanakan oleh bulu hidung, mukosa hidung dan faring.
d. Melembabkan, dilakukan oleh mukus dan pembuluh darah pada
mukosa hidung dan faring.
e. Menyesuaikan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh.
Proses pernapasan terdiri dari 4 tahap yaitu :
a. Ventilasi
Peristiwa masuknya dan keluarnya udara ke dalam paru-paru (inspirasi
dan ekspirasi). Prosesnya dipengaruhi oleh kondisi saluran pernapasan,
kondisi otot-otot pernapasan dan rangka thorak, volume dan kapasitas
paru-paru dan fungsi pusat pernapasan, serta saraf spiral yang
mempersyarafi otot-otot pernapasan.
b. Difusi
Pertukaran oksigen dan karbondioksida yaitu, perpindahan oksigen
dari alveoli ke dalam darah dan karbondioksida dari darah ke alveoli.
Prosesnya dipengaruhi oleh suhu tubuh, perbedaan tekanan atau
konsentrasi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah,
ketebalan membran respirasi.
c. Perfusi
Peristiwa distribusi darah di dalam paru-paru.
d. Transportasi Gas
Proses distribusi oksigen ke seluruh jaringan. Proses transportasi
dipengaruhi oleh kondisi pompa jantung dan vaskuler (sistem
kardiovaskuler), serta kosentrasi hemoglobin.
B. Pengertian Asma Bronkial
Asma bronkial adalah gangguan fungsi aliran udara paru-paru yang ditandai
oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar karakteristik
bronkospasme, hiper sekresimukosa dan infeksi saluran pernapasan.
Sedangkan mernurut Manahutu E.Y (1992) bahwa Asma bronkial adalah
penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trakea dan bronkus yang luas dan
menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena pengobatan maupun secara spontan,
bronkospasme.
C. Etiologi
Etiologi yang pasti dari asma belum diketahui, dari hasil penelitian yang
dilakukan, menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai sifat yang
sangat khas, yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asma adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pencetus
a. Alergen (makanan, bumbu masak, bulu binatang, debu,dan lain-lain)
b. Asap rokok
c. Zat-zat di tempat kerja (woll, debu, tepung, dan serbuk kayu)
d. Obat-obatan : Aspirin dan penicilin
e. Infeksi terutama oleh virus
f. Emosi
g. Lingkungan dan cuaca, udara yang terlalu lembab, terlalu panas, atau
dingin.
h. Aktivitas fisik yang berlebihan
i. Aktor yang sulit dihindarkan: bau tajam
j. Penyakit tertentuyang memperberat: infeksi hidung (sinusitis).
2. Faktor Keturunan
D. Patofisiologi
Hipoksemia
Status Asmatikus
Gagal nafas
Kematian
Gangguan pertukaran gas
Defisiensi pengetahuan
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering muncul pada penyakit Asma Bronkial sebagai
berikut:
1. Batuk keras karena gatal di tenggorokan.
2. Dipsnoe yang hebat.
3. Cianosis pada ekstrenitas atas dan bawah.
4. Nafas berbunyi / mengi (wheezing).
5. Nadi cepat dan dangkal.
6. Keringat dingin dan takut pada waktu serangan biasanya pada malam
hari.
7. Produksi spontan.
Klasifikasi asmaDerajat serangan asma akut
Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV
SesakMasih jalan,
berbaring
Bila bicara
duduk
Pada istirahat
miring ke
depan
BicaraMasih dalam
kalimatKata-kata Kata
kesadaranMungkin
gelisah
Biasanya
gelisahGelisah
Ngantuk,
menurun
Frekuensi nafas Meningkat Meningkat ≥ 30 x / menit
Otot nafas
tambahan
Tidak
digunakanBiasanya ada Gelisah
Gerakan nafas
paradoks
Mengi Sedang NyaringBiasanya
nyaring
Sering tidak
terdengar
mengi
Nadi < 100 100-200 >120 Bradikardi
Per (100x/menit) > 80% 60-80% < 60%
Pa O2 tanpa O2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg
Pa O2 <45 mmHg < 45 mmHg ≥ 45 mmHg
Sa O2 >95% 91-95% < 90%
Berdasarkan derajat beratnya dilihat dari Arus Puncak Ekspirasi (APE), asma
bronkial dapat diklasifikasikan menjadi:
Keterangan: APE (arus puncak ekspirasi)
VEP1 (volume ekspirasi paksa detik pertama)
Variabilitas APE ini tergantung pada siklus diurnal (pagi dan malam yang berbeda nilainya), dan nilai normal variabilitas ini < 20%.
Cara pemeriksaan variabilitas APE:Pada pagi hari diukur APE untuk mendapatkan nilai terendah dan malam hari untuk mendapatkan nilai tertinggi.
APE malam – APE pagi Variabilitas harian = ------------------------------------ x 100%
½ (APE malam + APE pagi)
Berdasarkan terkontrol atau tidaknya, asma dibagi menjadi 3 yaitu asma
terkontrol, asma terkontrol sebagian (partial), dan asma tak terkontrol.
Karakteristik Terkontrol Terkontrol partial Tak terkontrolGejala harian Tidak ada (<2
kali per minggu)
>2 kali per minggu
3 atau lebih dari karakteristik asma terkontrol partial terjadi dalam seminggu
Keterbatasan aktifitas
Tidak Beberapa
Gejala asma malam hari
Tidak Beberapa
Kebutuhan akan obat-obatan pelega
Tidak (<2 kali per minggu)
>2 kali per minggu
Fungsi paru(PEF atau PEV1)
Normal < 80%
Eksaserbasi Tidak Satu atau lebih dalam setahun
Satu kali dalam beberapa minggu
F. Komplikasi
1. Bronkitis kronik
Bronchitis kronik terjadi pada musim dingin. Menghirup udara yang dingin
dapat menyebabkan bronkospasme sehingga menjadi asma. Bronkiolus
menjadi menyempit dan tersumbat. Penyempitan bronchial lebih lanjut
tejadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan nafas.
Alveoli yang terdekat dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan
membentuk fibrosis,mengakibatkan perubahan fungsi makrufak alveolar,
yang berperan penting menghancurkan partikel asing termasuk bakteri.
2. Pneumonia
3. Gagal nafas
Asma merupakan kondisi yang mengganggu fentilasi dikarenakan adanya
sumbatan pada jalan nafas.
4. Emfisema
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penderita asma adalah
1. Uji Foal Paru-paru (spirometri)
Volume ekspirasi paksa detik 1 (Vep-1) dan kapasitas vital paksa
2. Rontgen Thoraks
Guna mengetahui Hiperventilasi
3. Lab
a. Darah tepi: Eosinovilia
b. Uji kulit: Dengan alergen pada asma alergi (uji prick)
c. Serum: IgE spesifik meningkat, test alergi (+)
d. Sputum: Terdapat eosinofil, spiral, curschumann dan kristal, chardet
layden.
e. Analisa Gas Darah
a) Pada serangan asma awal: pH meningkat, PaCO2 menurun, PaO2
menurun, chyperventilasi, dan hipokarbia.
b) Serangan progresif (progresive attack)
pH normal, PaCO2 normal, PaO2 menurun (penurunan ventilasi
alveolar)
c) Prolog attack status asmatikus:
pH menurun, PaCO2 meningkat, PaO2 menurun, (hypercarbia
ventilasi tidak adekuat, hipoventilasi, respirastori)
H. Penatalaksanaan Medis Asma Bronkial
1. Usaha Pencegahan
a. Usaha menghindari faktor pencetus.
b. Imunoterapi : hanya pada kasus tertentu. Alergen secara periodik
dimulai dari dosis kecil, kemudian ditingkatkan dengan tujuan
menimbulkan kekebalan terhadap alergen pencetus serangan.
2. Obat-obatan untuk pencegahan
a. Kortikosteroid
Tipikal yang mempunyai manfaat anti inflamasi yang kuat.
b. Kromolin
Bekerja menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan mediator
penyebab bronkospasme.
c. Cetotiven
Mempunyai efek menghambat pelepasan mediator dari sel mast dan
efek profilaksis pada asma ekstrinsik terutama pada anak.
3. Pengobatan pada serangan asma
a. Bronkodilator
Obat pelega, melebarkan jalan nafas terutama dengan jalan
merelaksasikan otot polos bronkus, contohnya antagonis beta 2,
metilkantin, anti kolinergik.
b. Kortikostroid
c. Antibiotik : bila ada infeksi
d. Terapi cairan melalui infus
e. Terapi oksigen : 2-4 L/menit
f. Fisioterapi dada dan terapi intalasi
I. Tinjauan Teoritis
1. Pengkajian keperawanan, terdiri dari :
a. Riwayat Kesehatan terdiri dari :
1) Data Biografi
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
bangsa, bahasa yang digunakan, alamat, sumber biaya.
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama, kapan mulai sakit, faktor pencetus, terjadinya
tiba-tiba atau berangsur-angsur, pengobatan yang telah diberikan,
efek obat yang telah diberikan.
3) Riwayat kesehatan yang lalu.
a) Hal-hal yang dapat menjadi pemicu serangan asma, baik fisik
maupun psikologisseperti : alergaen inhalasi, infeksi saluran
nafas bagian atas, obat dan makanan, aktivitas olahraga
(joging aerobik), kerja keras dan riwayat asma saat
beraktivitas, cemas dan panik.
b) Pengalaman yang dirawat, keluhan yang sering dialami,
pengalaman yang lalu tentang episode asma.
c) Riwayat alergi, makanan berpantang, kebiasaan berobat, dan
obat yang biasa diminum atau digunakan.
d) Pengalaman dirawat, keluhan yang sering dialami,
pengalaman yang lalu tentang episode asma.
e) Riwayat kesehatan lingkungan.
f) Riwayat psikososial: Suasana hati, karakteristik,
perkembangan mental, kepekaan lingkungan, sosialisasi, gaya
hidup, pola koping perspsi klien tentang penyakitnya,
pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit asma,faktor
pencetus asma, penatalaksanaan medis dan keperawatan serta
lain-lain.
g) Kebiasaan sehari-hari: Pola nutrisi (makan dan minum), pola
istirahat, pola aktivitas, pola eliminasi dan pola komunikasi.
h) Kebutuhan dan aktivitas spiritual.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum
Klien tampak kelelahan bingung, gelisah, dan pucat.
2) Status Neurologi
Penurunan tingkat kesadaran pada klien asma, terjadi karena
ketidakseimbangan asam basa.
3) Status respirasi
a) Inspeksi
Klien tampak sesak, dispnea, hiperventilasi, peningkatan
kerja, nafas ditandai dengan penggunaan otot bantu
pernapasan, retraksi otot-otot intercostal, otot substernal, dan
supraclavicula, respirasi rate: lebih dari 24 kali permenit.
b) Auskultasi
Bunyi nafas melemah, ada wheezing pada saat ekspirasi, dan
ada ronchi.
c) Palpasi
Taktil fremitus meningkat / menurun atau tetap.
d) Perkusi
Resonan meningkat / melemah.
4) Status Cardiovaskuler
a) Nadi
Takikardia, adanya aritmia, dan distensi vena jugularis.
b) Tekanan Darah
Awalnya meningkat, namun karena terjadi hiperinflasi maka
tekanan darah menurun.
c) Adanya pulsus paradoks (penurunan tekanan darah). Sistolik
± 10 mmhg atau lebih pada waktu inspirasi.
d) Pengisian kapiler: awalnya normal dan lebih dari 3 detik bila
serangan makin memburuk.
5) Sistem Gastro Intestinal
Mulut dan membran mukosa kering, adanya mual, muntah karena
alergi terhadap makanan.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbu beserta intervensinya:
Menurut Tucker S. Martin (2005), bahwa diagnosis dan rencana keperawatan
yang berkaitan dengan gangguan sistem pernapasan, yaitu:
a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d bronkospasme.
Tujuan: Bersihan jalan nafas efektif.
Kriteria Hasil :
1) Bunyi nafas bersih.
2) Batuk efektif atau mengeluarkan dahak.
Intervensi :
1) Ausultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan
misalnya: mengi, krekel, dan ronchi.
2) Kaji frekuensi dispnea: gelisah, ansietas distress pernapasan,
penggunan otot bantu.
3) Beri klien posisi yang nyaman misalnya peninggian empat tidur
atau duduk (fowler).
4) Pertahankan atau bantu batuk efektif.
5) Observasi karakteristik batuk.
6) Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari dan berikan air
hangat.
7) Berikan obat sesuai indikasi.
8) Pengambilan bahan lab : Hb, Ht, leukosit, foto thoraks.
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru selama
serangan akut
Tujuan: pola nafas efektif
Kriteria hasil:
1) Sesak berkurang atau hilang.
2) RR 18-24x/menit.
3) Tidak ada retraksi otot pernapasan
Intervensi:
1) Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan pernapasan : dispnea,
penggunaan otot-otot pernapasan.
2) Pantau tanda- tanda vital dan gas- gas dalam arteri.
3) Baringkan pasien dalam posisi fowler tinggi untuk
memaksimalkan ekspansi dada.
4) Berikan terapi oksigen sesuai pesanan.
c. Cemas b/d krisis situasi
Tujuan : cemas berkurang/ hilang
Kriteria Hasil :
1) Klien tampak rileks.
2) Klien menyatakan sesak berkurang.
3) Tanda – tanda vital normal
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan klien.
2) Observasi respon non verbal (gelisah).
3) Ukur tanda-tanda vital.
4) Dengarkan keluhan klien dengan empati.
5) Jelaskan informasi yang diperlukan klien tentang penyakitnya,
perawatan dan pengobatannya.
6) Ajarkan klien teknik relaksasi (memejamkan mata, menarik nafas
panjang).
7) Menganjurkan klien untuk istirahat.
3. Evaluasi
Hasil yang diharapkan klien dapat mempertahankan kebersihan jalan nafas
atas, mempertahankan oksigenasi atau ventilasi adekuat. Membantu tindakan
untuk mempermudah pertukaran gas.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal masuk : 25 September 2007
Ruang : Anggrak Bawah
Nomor Register : 0004
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 39 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Suku : Jawa
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat rumah : Jln. Kayumanis Barat RT 011 RW 04
Kayumanis – Jakarta Timur
Sumber biaya : Pribadi
Sumber informasi : Klien, keluarga dan catatan medis
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan nafasnya sesak sejak satu hari sebelum masuk
Rumah Sakit disertai batuk berdahak
2) Kronologis Keluhan
21
Sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh batuk
berdahak yang berwarna putih kental dan nafasnya sesak
3) Faktor Pencetus
Sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien nafasnya sesak
setelah membersihkan rumah, klien mempunyai riwayat asma sejak
usia 5 tahun. Klien mengatakan sakitnya kambuh bila terkena debu.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat Imunisasi
Klien mengatakan tidak ingat imunisasi apa saja yang sudah diberikan
2) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang dan lingkungan)
Klien mengatakan mempunyai alergi terhadap makanan yaitu ikan teri,
dan bila ada debu klien langsung nafasnya sesak, untuk yang lainnya
tidak.
3) Riwayat dirawat di rumah sakit
Klien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit Islam
pada tahun 2005. Klien mengatakan rutin berobat jalan di Poli Asma
Rumah Sakit Persahabatan.
4) Riwayat Pemakaian Obat
Klien mengatakan memakai inhalasi dengan menggunakan obat
combivant.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan keterangannya)
Keterangan :
: Laki-laki : Yang tinggal dalam satu rumah
: Perempuan : Yang ada hubungan
: Klien
: Penyakit yang sama dalam keluarga
Menurut klien riwayat penyakit yang sama yang dideritanya saat ini
adalah ayahnya.
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Orang yang dekat dengan klien saat ini suami dan anak-anaknya yang
selalu menemani selama dirawat, hubungan klien dengan keluarga terbina
sangat baik.
Orang yang selama ini dekat dengan klien selaian suaminya yaitu ibunya,
klien selalu bertanya tentang penyakitnya. Dampak sakit terhadap
keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dengan penyakit yang diderita
klien, klien tampak gelisah dengan ekspresi wajah tegang.
Dengan keyakinan agama Islam klien dan keluarga selalu berdoa semoga
penyakit yang dialaminya saat ini bisa sembuh dan bisa segera pulang ke
rumah sakit untuk berkumpul bersama keluarganya.
e. Kondisi Lingkungan Rumah
Lingkungan rumamh klien sangat padat, ukuran rumah yang sempit untuk
kapasitas keluarga, pembuangan sampah yang sembarangan dan ventilasi
rumah kurang sehingga pencahyaan di rumah kurang.
f. Pola Kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
a) Pada saat di rumah
Klien mengatakan frekuensi makan tidak tentu karena nafsu
makannya kurang jenisnya seperti nasi, lauk dan sayur, klien
mengatakan alergi terhadap ikan teri
b) Pada saat di rumah sakit
Klien makan ± 3 kali/hari, habis ½ porsi, klien mengatakan nafsu
makannya berkurang karena merasa mual dan tidak menyukai
makanan yang disediakan di rumah sakit. Jenis makanan di rumah
sakit yaitu nasi, lauk, sayur dan buah. Berat badan saat ini 65 kg,
berat badan sebelum sakit 68 kg dan tinggi badan 155 cm.
2) Eliminasi
Frekuensi BAK di rumah ataupun di rumah sakit yaitu 4-5 x/hari
dengan warna kuning jernih, baunya khas dan tidak ada keluhan.
Sedangkan frekuensi BAB di rumah ataupun di rumah sakit yaitu
1x/hari, warnanya kuning tengguli, baunya khas dan tidak ada
keluhan.
3) Personal Hygiene
Di rumah klien mandi 2x/hari memakai sabun, oral hygiene 2x/ahri,
memakai pasta gigi, mencuci rambut 3 x dalam satu minggu dengan
menggunakan shampo.
Di rumah sakit klien mandi hanya di lap saja, oral hygiene 2x/hari.
4) Aktivitas dan Latihan
Klien tidak bekerja sehari-hari hanya tinggal di rumah sebagai ibu
rumah tangga, klien jarang berolahraga. Keluhan bila melakukan
aktivitas yang berlebihan yaitu sesak.
3. Pengkajian Fisik
a. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva normal, kornea normal, sklera anikterik, pupil isokor, otot
mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, klien tidak menggunakan
kaca mata.
b. Sistem Pendengaran
Daun telinga normal dan tidak sakit bila digunakan, bentuk nnormal,
serumen tidak ada, kondisi telinga normal, cairan dari telinga tidak ada.
Perasaan penuh dalam telinga tidak ada, tinitus tidak ada, fungsi
pendengaran normal, klien tidak memakai otot bantu.
c. Sistem Wicara
Keluhan kesulitan berbicara tidak ada.
d. Sistem Pernapasan
Jalan nafas terdapat sputum kental berwarna putih, yang menimbulkan
nafas sesak bila melakukan aktivitas. Bila bernafas klien nampak
menggunakan otot-otot bantu nafas, frekuensi nafas 80x/menit, irama
nafas tidak teratur, kedalaman nafas memanjang, ronchi +/+, wheezing
+/+ klien menggunakan oksigen 3 liter/menit.
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi periper tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 96x/menit
dengan irama teratur dan denyutnya kuat. Temperatur kulit hangat dengan
suhu 360C, warna pucat, tidak terdapat kelainan pada bunyi jantung
f. Sistem Hematologi
Pada opemeriksaan laboratorium tangal 24 Desember 2007, Hg 13,9 gr/dl,
Ht 4,2 vol %, leukosit 18.900, erinbrosit 6,11 juta/ul, trombosit 241
ribu/ul, untuk pemeriksaan geding mecanigum (BT-CT) tidak dilakukan
dan pemeriksaan abumin tidak dilakukan.
g. Sistem Pencernaan
Keadaan kulit normal dan bersih, jumlah gigi lengkap terdapat caries,
saliva normal. Pada abdomen teraba lemas membunal.
4. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa gas darah tanggal 25 September 2007
PH : 7,519 Normal (7,35 – 7,45)
PCO2 : 35 (35 – 45 mmHg)
PO2 : 101,0 (85 – 95)
HCO2 : 27,9 (22 – 26 mmol/L)
Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)
BE : +5,3 (-2,5 - +2,5)
Std HCO2 : 29,1 (22 – 26)
Saturasi O2 : 98,1 (96 – 97%)
Analisa gas darah tanggal 29 September 2007
PH : 7,8 Normal (7,35 – 7,45)
PCO2 : 36 (35 – 45 mmHg)
PO2 : 98 (85 – 95)
HCO2 : 26 (22 – 26 mmol/L)
Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)
BE : +3,4 (-2,5 - +2,5)
Std HCO2 : 27,2 (22 – 26)
Saturasi O2 : 97,2% (96 – 97%
b. Elektrolit darah tanggal 25 Septembe r2007
Natrium : 134 Normal (135 – 145 mmol/L)
Kalium : 3,2 (3,5 – 5,5 mmol/L)
Clorida : 100 (98 – 1009 mmol/L)
Ureum : 19 (20 – 40 mmol/dl)
Creatinin : 0,8 (0,8 – 1,5 mg/dl)
c. Darah lengkap tanggal 25 September 2007
Hb : 13,9 Normal (12,0 – 16,09 /dl)
Ht : 4,2 (37,0 – 51,0 % )
Emtrosit : 6,11 (4,5 – 5,5%)
Trombosit : 141 (140 – 440 k/ul)
Leukosit : 18.900 (5000 – 1000/ul)
Radio Diagnostik
Klien dilakukan pemeriksaan radiologi pada tanggal 26 September 2007
dengan hasil adanya Hiper inflamasi pada paru-paru
5. Penatalaksanaan
a. Oksigen 3 liter/menit
b. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf
c. Metil prednisolon 3 x 125 mg
d. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr
e. Ambroxol syrup 3 x C
f. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari
6. Resume
Ny. Y, usia 39 tahun dirawat diruang Anggrek Bawah dengan diagnosa medis
asma bronkial sebelumnya saat di rumah tepatnya 2 minggu sebelum masuk
Rumah Sakit, klien nafasnya sesak setelah membersihkan rumah, klien
mempunyai riwayat asma sejak usia 5 tahun, klien mengatakan sakitnya
kambuh bila terkena debu. Klien mengeluh batuk berdahak yang berwarna
putih kental, sehingga keluarga membawa klien ke IGD Persahabatan pada
tanggal 25 September 2007 di IGD Persahabatan klien dilakukan
pemeriksaan, akhirnya dianjurkan dirawat untuk pengobatan lebih lanjut,
klien mendapatkan pengobatan.
B. Analisa Data
Nama : Ny. Y
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
I
DS : Klien mengatakan nafasnya
sesak, batuk berdahak
berwarna putih kental.
DO : - Batuk produktif, sputum
berwarna putih kental dan sulit
dikeluarkan
- Ronchi +/+
- Wheezing +/+
- Klien tampak menggunakan
otot bantu pernapasan
- Irama nafas tidak memanjang
- TD : 150/100 mmHg
Bersihkan jalan nafas
tidak efektif
Kelompok
IRIN A
25/10/07
II
N : 96x/menit
S : 368C
RR : 30x/menit
- Klien terpasang O2 3 L/menit
- Klien nampak pucat
DS : - Klien mengatakan nafasnya
sesak
DO : - Klien nampak sesak
RR 30x/menit
Gangguan pertukaran
gas
Kelompok
IRIN A
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
III
- Ronchi dan wheezing +/+
- Klien terpasang O2 3 L/menit
- Nilai AGD tanggal 25
September 2007
PH : 7,519
PCO2 : 35
PO2 : 101,0
HCO2 : 27,9
Total CO2 : 28,9
BE : +5,3
Std HCO2 : 29,1
Saturasi O2 : 98,1
- Klien nampak pucat
- Akral hangat
- Coping hidung tidak ada
DS : Klien mengatakan nafsu
makannya berkurang karena
Bersihkan jalan nafas
tidak efektif
Resiko tinggi
pemenuhan kebutuhan
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
merasa mual
- Berat badan turun 3 kg selama
sakit
DO : - Makan habis ½ porsi setiap
kali makan
- Berat badan saat ini 65 kg,
sebelum sakit
- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %
nutrisi kurang
darikebutuhan tubuh
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
IV
- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm
- Turgor kulit dan kekenyalan
kulit elastis
- Pemeriksaan albumin belum
dilakukan
- Konjungtiva tidak anemis
DS : Klien mengadakan sangat cemas
dan takut dengan penyakitnya
saat ini
DO : - Klien nampak gelisah dan
ekspresi wajah tegang
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
RR : 30x/menit
- Klien bertanya tentang
penyakitnya
- Klien nampak cemas
- Klien pernah dirawat dengan
Cemas Kelompok
IRIN A
25/10/07
V
penyakit yang sama api tidak
tuntas
DS : Klien mengatakan tidak mengerti
tentang penyakitnya
DO : - Klien nampak gelisah dan
ekspresi wajahnya tegang
Kurang pengetahuan Kelompok
IRIN A
Tanggal Data FokusMasalah
KeperawatanParaf
25/10/07
VI
25/10/07
VII
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
RR : 30x/menit
- Klien bertanya tentang
penyakitnya
- Pendidikan terakhir klien SMU
- Pekerjaan klien sebagai IRT
DS : Klien mengatakan lemas dan
kebutuhan sehari-harinya
sebagian dibantu oleh keluarga
dan perawat.
DO : - Klien tampak lemah
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien dibantu oleh
keluarga
- Klien terpasang O2 3L/menit
dan IVFD pada lengan kanan
- Klien tampak sesak
DS : -
DO : - Klien terpasang infus di
Imobilisasi aktivitas Kelompok
IRIN A
lengan kanan dengan cairan
Nacl 0,9% + ½ amp
aminophylin 24 jam/kdf
- Pemasangan infus tanggal 25
September 2007
- Lokasi infus baik tidak ada
kemerahan ataupun bengkak
- Verban pada penutup infus
kering
- TD : 150/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 368C
RR : 30x/menit
Leukosit 18.900
C. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
No DX.
Diagnosa KeperawatanTanggal
ParafDitemukan Teratasi
I
II
III
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan
produksi mukos
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan kurangnya suplai O2 pada
tubuh
Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
27 – 10 – 07
(sebagian)
27 – 10 – 07
25 – 10 – 07
(sebagian)
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
IV
V
VI
VII
Cemas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya
Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi
mengenai penyakitnya
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik dan
pemasangan alat invasif
Resiko tinggi berhubungan dengan
terpasangnya alat invasif
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
25 – 10 – 07
27 – 10 – 07
27 – 10 – 07
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
Kelompok
IRIN A
D. Rencana Keperawatan
Nama : Ny. Y
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional Paraf
25/10/07DX. I
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukosDS : Klien mengatakan
nafasnya sesak, batuk berdahak berwarna putih kental.
DO : - Batuk produktif, sputum berwarna putih kental dan sulit dikeluarkan
- Ronchi +/+- Wheezing +/+- Klien tampak
menggunakan otot bantu pernapasan
- Irama nafas tidak memanjang
- Ekspirasi nafas memanjang
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRR : 30x/menit
- Klien terpasang O2 3 L/menit
Jalan nafas klien efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil :2. Keluhan sesak
berkurang/hilang
3. Ronchi dan wheezing hilang/berkurang
4. Sekret encer dan mudah dikeluarkan
5. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
1. Kaji fungsi pernapasan seperti bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman juga penggunaan otot bantu nafas.
2. Berikan posisi senyaman mungkin (semi fowler)
3. Catat kemampuan untuk mengeluarkan sputum
4. Berikan dan anjurkan klien untuk minum hangat (± 40-50..
1. penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektosis, ronchi menunjukkan akumulasi sekrel atau ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan kerja pernapasan.
2. Posisi semi fowler dapat membantu meningkatkan ekspansi paru-paru sehingga memfasilitasi ventilasi difusi perfusi
3. Pengeluaran sulit bila sekret sangat kental
4. Dengan hidrasi yang cukup sekret akan encer dan muntah dikeluarkan.
Kelompok IRIN A
- Klien nampak pucat 6. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90
mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 368CRR : 16 – 24 x/menit
7. Ekspirasi normal
5. Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif
6. Ukur tanda-tanda vital setiap 4-6 jam bila keadan stabil.
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam hal :a. Berikan O2 sesuai
programb. Berikan obat-obatan
sesuai program
5. Dengan nafas dalam dan batuk efektif akan meningkatkan pengembangan paru-paru dan pengeluaran sekret
6. Perubahan TD, N, S, RR sebagai kompensasi dari ventilasi yang tidak efektif
7. a. Pemberian O2 mempunyai beban kerja otot pernapasan
b. Dengan pemberian obat-obatan kepada klien diharapkan dapat melebarkan jalan nafas dengan efektif, mengencerkan sekret dan mengatasi infeksi.
25/10/07DX. II
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan kurangnya
suplai O2 pada tubuh
DS : - Klien mengatakan nafasnya sesak
DO : - Klien nampak sesak RR 30x/menit
Adanya perbaikan dalam pertukaran gas setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jamKriteria Hasil :1. Nilai analisa gas arteri
dalam batas normal.
1. Observasi dan kaji tingkat fungsi pernapasan seperti adanya wheezing atau ronchi dan penggunaan otot bantu nafas
1. Adanya penurunan pada bunyi nafas dapat menunjukkan aklektasis, ronchi menunjukkan akumulasi, sekret yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu pernapasan
Kelompok IRIN A
- Ronchi dan wheezing +/+
- Klien terpasang O2 3 L/menit
- Nilai AGD tanggal 25 September 2007 PH :
7,519 PCO2 : 35 PO2 :
101,0 HCO2 :
27,9 Total CO2 :
28,9 BE :
+5,3 Std HCO2 :
29,1 Saturasi O2 :
98,1- Klien nampak pucat- Akral hangat- Coping hidung tidak
ada-
PH 7,35 – 7,45PCO2 35 – 45 mmHgPO2 85 – 95HCO2 22 – 26 mmol/LTotalCO2 23 – 27 mmol/LBE -2,5 - +2,5Std HCO2 22 – 26Saturasi O2 96 – 97%
2. Sianosy tidak terjadi
3. Ronchi dan wheezing tidak ada
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90
mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRR : 16 – 24 x/menit
5. Sesak tidak ada
2. Kaji kulit terhadap pucat/cianosis
3. Observasi hasil gas darah arteri
4. Observasi tanda-tanda vital tiap 4-6 jam
5. Berikan posisi semi fowler
2. Untuk mengetahui sirkulasi peredaran darah perifer, cianosis menunjukkan ketidakcukupan suplai O2
dalam darah
3. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan
4. Untuk mengetahui keadaan umum klien
5. Posisi semi fowler akan memungkinkan ekspansi paru-paru yang lebih baik
Kolaborasi :
6. Berikan oksigen sesuai instruksi
7. Lakukan pemeriksaan analisis gas darah
6. Kekurangan oksigen yang berlangsung lama dapat menyebabkakn hipoxia
7. Pemeriksaan AGD dapat menunjukkan adanya perbaikan ...
29/10/07DX III
Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat..DS : Klien mengatakan
nafsu makannya berkurang karena merasa mual
- Berat badan turun 3 kg selama sakit
DO : - Makan habis ½ porsi setiap kali makan
- Berat badan saat ini 65 kg, sebelum sakit
- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %
- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm
- Turgor kulit dan kekenyalan kulit elastis
- Pemeriksaan albumin
Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Dengan kriteria hasil :1. Mual berkurang atau
tidak ada
2. Nafsu makan meningkat
3. Makan habis 1 porsi
4. Berat badan tidak turun
1. Kaji pola diet biasa klien yang disukai atau tidak disukai
2. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil tapi sering, tinggi protein dan karbohidrat, disajikan dalam bentuk menarik
3. Kaji intake/output dan berat badan secara periodik
4. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya
1. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan, pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet
2. Makanan hangat dan sering dapat meningkatkan nafsu makan dan memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.
3. Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan
4. Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi
Kelompok IRIN A
belum dilakukan- Konjungtiva tidak
anemis5. Albumin dalam batas
normal
6. Turgor kulit elastis
nutrisi untuk penyembuhan
5. Anjurkan perawatan oral hygiene sebelum dan sesudah tindakan pernapasan
6. Kaji turgor kulit
Kolaborasi :7. Rujuk ke ahli diet untuk
menentukan komposisi diet
8. Awasi pemeriksaan laboratorium seperti Albumin, protein, serum
5. Menurunkan atau mengurangi rasa tidak enak pada mulut yang dapat mengurangi nafsu makan
6. Turgor yang tidak elastis menunjukkan dehidrasi dan nutrisi kurang
7. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat
8. Nilai mudah menunjukkan malnutrisi
25/10/07DX IV
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.DS : Klien mengadakan
sangat cemas dan takut dengan penyakitnya saat ini
DO : - Klien nampak gelisah dan ekspresi wajah tegang
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368C
Cemas klien berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit dengan kriteria hasil :1. Mampu beradaptasi pada
perubahan lingkungan dan perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2. Ekspresi wajah rileks
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
2. Ajarkan klien untuk mengekspresikan kecemasannya
1. Hubungan saling percaya merupakan dasar penting dalam membina hubungan terapeutik
2. Dengan mengekspresikan kecemasan diharapkan semua keluhan klien dapat terungkap sehingga dengan
Kelompok IRIN A
RR : 30x/menit- Klien bertanya tentang
penyakitnya- Klien nampak cemas- Klien pernah dirawat
dengan penyakit yang sama api tidak tuntas
3. Tanda-tanda vital dalam batas normalTD : 110/70 – 120/90
mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRR : 16 – 24 x/menit
3. Dengarkan keluhan klien dengan penuh empati
4. Jelaskan kepada klien tentang kondisi saat ini serta program pengobatan dan keperawatan
5. Perawat selalu berada dekat klien dan siap bila diminta bantuannya
demikian kecemasan klien berkurang
3. Mendengarkan secara aktif dan empati akan membuat klien merasa dihargai dan diperhatikan
4. Dengan memahami kondisi saat ini serta pengobatan dan perawatan yang diberikan akan mengurangi tingkat kecemasan
5. Keberadaan perawat selalu dekat dengan klien akan memberikan perasaan tenang pada klien.
25/10/07DX V
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai penyakitnyaDS : Klien mengatakan
tidak mengerti tentang penyakitnya
Klien dapat menunjukkan pemahaman tentang penyakitnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 30 menit, dengan kriteria hasil :1. Klien dapat menyebutkan
apa yang
1. Kaji tingkat pengetahuan klien
1. Untuk membantu dalam memberikan intervensi
DO : - Klien nampak gelisah dan ekspresi wajahnya tegang
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368 CRR : 30x/menit
- Klien bertanya tentang penyakitnya
- Pendidikan terakhir klien SMU
- Pekerjaan klien sebagai IRT
dilakukan oleh perawat meliputi Pengertian, perawatan, Pencegahan
2. Adanya reswpon (feddback) dari klien dan keluarga.
3. Klien dapat mengulang kembali penjelasan yang telah dijelaskan perawat
4. Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya
5. Klien tampak tenang.
2. Berikan informasi yang benar tentang pengertian, pencegahan dan perawatan dengan menggunakan bahasa yang mudah dupahami oleh klien dan keluarga
3. Berikan infomrasi tertulis untuk klien
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas
5. Tanyakan kembali kepada klien tentang hal yang sudah dijelaskan
6. Berikan umpan balik terhadap respon klien.
2. Diharapkan informasi terarah dan mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan kesalahapahaman
3. Membantu sebagai pengingat dan penguat belajar
4. Mengurangi rasa cemas dan memotivasi klien untuk kooperatif selama masa perawatan.
5. Untuk mengevaluasi penjelasan yang diterima klien
6. Dengan adanya respon dari perawat klien merasa penjelasannya lebih diterima.
Kelompok IRIN A
25/10/07DX VI
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan pemasangan alat invasifDS : Klien mengatakan
lemas dan kebutuhan sehari-harinya sebagian dibantu oleh keluarga dan perawat.
DO : - Klien tampak lemah- Klien tampak lemah- Aktivitas klien dibantu
oleh keluarga- Klien terpasang O2
3L/menit dan IVFD pada lengan kanan
- Klien tampak sesak
Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah dilakukan tindakan keperawsatan selama 2 x 24 jam, dengan kriteria hasil :1. Klien dapat melakukan
aktivitas tanpa dibantu
2. Klien tidak sesak saat melakukan aktivitas
1. Kaji tingkat kemampuan pemenuhan kebutuhan klien
2. Bantu klien untuk mandiri dalam hal Makan, minum, oral hygiene dan eliminasi
3. Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan di meja klien
4. Libatkan keluarga dalam melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
5. Anjurkan aktivitas/mobilisasi secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan klien
1. Dengan mengetahui kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan maka memudahkan intervensi.
2. Untuk melatih kemandirian klien dalam memnuhi kebutuhan klien
3. Dengan mendekatkan barang-barang supaya mudah dijangkau klien
4. Dengan melibatkan keluarga dapat membantu proses tindakan keperawatan.
25/10/07DX VII
Resiko tinggi berhubungan dengan terpasangnya alat invasifDS : -
DO : - Klien terpasang infus di lengan kanan dengan cairan Nacl 0,9% + ½ amp aminophylin 24 jam/kdf
- Pemasangan infus tanggal 25 September 2007
- Lokasi infus baik tidak ada kemerahan ataupun bengkak
- Verban pada penutup infus kering
- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRR : 30x/menitLeukosit 18.900
Infeksi nosokomial tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, dengan kriteria hasil :
1. Tanda-tanda infeksi tidak ada seperti dolor, color, tumor, rubor dan fungsi laesa
2. Infeksi seperti plebitis tidak terjadi
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Leukosit dalam batas normal 5000-10000/uL
1. Observasi tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan infus
2. Ganti balutan infus setiap hari
3. Ganti jarum/abolate infus setiap 3 x 24 jam dengan cara teknik septik dan anti septik
4. Observasi tanda-tanda vital setiap 8 jam
Kolaborasi :5. Berikan therapy
antibiotik seusai instruksi dokter
6. Lakukan pemeriksaan leukosit
1. Untuk mengetahui adanya infeksi sedini mungkin
2. Mencegah berkembangbiaknya mikro organisme pada balutan penutup jarum infus
3. Antisipasi mikroorganisme berkembang biak pada jarum infus
4. Untuk mengetahui keadaan umum klien
5. Antibiotik merupakan pencegahan timbulnya infeksi
6. Leukosit tinggi menunjukkan adanya infeksi
E. Catatan Keperawatan
Nama : Ny. Y
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
Tanggal PukulNo. DX
Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf
25/10/07 09.00
10.00
10.10
10.30
11.00
11.30
I & II
I & II
I
III
I & II
I & II
- Mengukur tanda-tanda vital
Respon : TD : 150 mmHg RR : 30x/menit
N : 96x/menit S : 368 C
- Melakukan auskulatsi bunyi nafas
Respon : Wheezing +/+, Ronchi +/+
- Mengajarkan dan menganjurkan klien untuk
batuk efektif, dan melakukan nafas dalam.
Respon : Klien dapat melakukan batuk efektif
dengan baik, sekret keluar berwarna putih
kental
- Memberikan minum hangat
Respon : Klien minum ½ gelas
- Menimbang berat badan klien
Respon : berat badan 65 kg
- Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian O2 dan theraphy
Respon : - O2 diberikan 3 L/menit
- Theraphy injeksi, metil
prednisolone 125 mg, ceftriaxone
2gr, ambroxol sy 1 C
- Memberikan PFR dan inhalasi
Respon : - Inhalasi dengen combivent
Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf
26/10/07
12.00
12.30
13.00
14.00
08.30
III & VI
IV & V
IV & V
VII
I & II,
VII
- Memberikan diet siang
Respon : Diet habis ½ porsi
- Mendengarkan keluhan klien, membiarkan
klien mengungkapkan perasaannya
Respon : - Klien mengeluh sesak nafas dan
batuk
- Klien mengeluh cemas dengan
keadaan penyakitnya
- Klien mengatakan sebagian
kebutuhan (mandi, makan,
minum) dibantu perawat dan
keluarga
- Memberikan informasi tentang asma, faktor-
faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
dan cara pencegahannya.
Respon : Klien mengerti dengan apa yang sudah
dijelaskan dan mengatakan
cemasnya berkurang.
- Mengobservasi cairan infus
Respon : - Klien terpasang infus NacL 0,9%
x 1 ½ amp, anynophilin 24
- Tetesan infus lancar
- Mengukur TTV
Respon : TD : 120/90 mmHg RR : 24x/menit
N : 90x/menit S : 365 C
Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf
27/10/07
09.00
11.30
12.00
12.30
09.00
09.15
11.00
VII
I & II
I & II
II
I & II
VI
I & II
- Mengganti balutan
Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor,
dolor, tumor dan fungsi laesa)
- Memberikan inhalasi
Respon : - Inhalasi dengan combivent 1 amp
dan PFR
- PFR preinhalasi 120 dan post
inhalasi 160 ml
- Klien mengatasi sesak berkurang
- Memberikan theraphy injeksi dan oral
Respon : - Injeksi metil prednisolone 165 mg,
ceftriaxone 2 gr.
- Theraphy oral ambroxo/sy 1 C
- Memberikan makan siang
Respon : Klien makan habis ½ porsi
- Mengukur TTV
Respon : TD : 120/90 mmHg RR : 24x/menit
N : 90x/menit S : 367 0 C
- Membantu klien mandi
Respon : Klien tampak segar, kulit klien tampak
bersih
- Memberikan inhalasi dan PFR
Respon : - Theraphy diberikan combovent.
- PFR Pre inhalasi 150 ml, post
inhalasi 200 ml
- Klien dapat mengeluarkan sputum
dengan mudah konsistensi sputum
12.00
12.10
12.30
I & II
VII
III & VI
bening encer
- Klien mengatakan sesak sudah tidak
ada/berkurang
- Memberikan theraphy injeksi dan oral
Respon : - Theraphy injeksi metil prednisolon
125 mg, ceftriaxone 2 gr
- Theraphy oral ambroxol sy 1 C
- Meng off infus
Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada pada
daerah pemasangan infus
- Memberikan diet siang
Respon : Klien makan habis ¾ porsi
F. Catatan Perkembangan
Nama : Ny. S
Usia : 39 tahun
Ruang Rawat : Anggrek Bawah
No. Reg : 00004
TanggalNo. DX
Catatan Perkembangan / SOAP Paraf
27/10/07 I S : - Klien mengatakan sesak dan batuknya sudah
berkurang, dahaknya juga sudah dikeluarkan
dan sudah encer
O : - Batuk klien berkurang, sputum mudah
dikeluarkan berwarna bening dan encer
- Ronchi dan wheezing tidak terdengar
- Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
- Ekspirasi klien normal
- TD : 130/70 mmHg S : 367 0C
N : 88 x/menit RR : 24x/menit
- O2 sudah tidak terpasang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji fungsi pernapasan (bunyi nafas, iramam,
kecepatan dan kedalaman nafas)
- Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan
nafas dalam dan batuk efektif
- Ukur TTV tiap 8 jam
- Kolaborasi dengan tim medis; bila klien
sesak kembali berikan O2 sesuai instruksi dan
berikan theraphy sesuai program.
TanggalNo. DX
Catatan Perkembangan / SOAP Paraf
27/10/07 II S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
O : - Sesak klien berkurang dan O2 tidak terpasang
- TD : 130/70 mmHg S : C
N : 98 x/menit RR : 24x/menit
- Sianosis tidak ada
- Ronchi dan wheezing tidak terdengar
- Nilai AG tanggal 27 September 2007 ada
perbaikan
PH : 7,48
PCO2 : 36 mmHg
PO2 : 98
HCO2 : 26 mmol/L
25/10/07
25/10/07
IV
V
Total CO2 : 28 mmol/L
BE : +3,4
Std HCO2 : 27,2
Saturasi O2 : 97,2%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi bunyi nafas
- Berikan oksigen bila timbul sesak
- Berikan theraphy sesuai prosedur
S : Klien mengatakan nafsu makannya sudah
meningkat dan mualnya mulai berkurang.
O : - Klien makan habis ½ porsi
- Berat badan masih 65 kg
- Turgor kulit elastis
- Pemeriksaan albumin belum dilakukan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan sudah tahu dan sudah
mengerti tentang penyakitnya
O : - Klien nampak sudah mengerti dan dapat
menyebutkan tentang pengertian, cara
perawatan dan pencegahan penyakitnya
- Klien dan keluarga nampak merespon apa
yang dijelaskan oleh perawat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
27/10/07
27/10/07
VI
VII
S : Klien mengatakan badannya tidak lemas lagi
dan sudah bisa melakukan aktivitas sendiri
tanpa dibantu orang lain
O : - Klien nampak segar dan sudah bisa
melakukan aktivitasnya sendiri tanpa dibantu
- Klien sudah tidak terpasang infus
- Klien memakai oksigen bila merasa sesak
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : -
O : - Infus sudah tidak terpasang
- Tanda-tanda infeksi tidak terjadi
- Leukosit 18.900
- TD 130/70 mmHg S : 367 0 C
N : 88 x/menit RR : 24x/menit
A : Masalah tidak terjadi
P : Intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis menggunakan pendekatan
proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Data-data
tersebut digunakan untuk menyusun diagnosa keperawatan.
2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus pada data-data
sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual, masalah risiko tinggi
yang penulisannya berdasarkan prioritas kebutuhan dasar manusia menurut
Maslow.
3. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif maka
seluruh permasalahan yang dihadapi klien dapat teratasi.
4. Ternyata pada klien asma penyembuhannya sangat berpengaruh pada sikap
perawat yang empati, di samping pemberian obat-obatan.
B. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djojodibroto, R. Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC.
Martin, Tucker S. 2005. Standart Perawatan Pasien, Jilid 2. Jakarta: EGC.
Mansjoer, dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media.
Mangunnegoso, H. dkk . 2006. Asma Pedoman Diagnois dan Penatalaksanaan di
Indonesia, Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Muscari, Marry E. 2005. Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggunan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Medika Salemba.
Potter, P.A. dan Perry A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.
Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Syamsudin dan Sesilia A. Keban. 2013. Buku Ajar Farmakoterapi Gangguan Saluran
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson, M. Judith dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan Edisi 9. Jakart: EGC.