ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

73
Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Studi Keperawatan Sistem Respirasi 2 Oleh : MUHAMMAD ROZIKHIN NIM : 201233040 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA ASMA

description

Keperawatan

Transcript of ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Page 1: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Studi Keperawatan Sistem Respirasi 2

Oleh :

MUHAMMAD ROZIKHINNIM :201233040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGULJAKARTA

2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADAPENDERITA ASMA

Page 2: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan

rahmat-Nya makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Penderita Asma ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Di dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa bahwa masih banyak

hambatan yang dihadapi, namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,

hambatan-hambatan tersebut dapat penulis atasi sedikit demi sedikit. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Arief Kusuma, selaku Rektor Universitas Unggul;

2. dr. Idrus Jus’at, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan;

3. Mira Asmirajanti, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan;

4. Imam Subiyanto, S.Kep., Sp. KMB., selaku Pembimbing dan Penguji;

5. Keluarga tercinta dan seluruh civitas akademika Universitas Esa Unggul.

Di samping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Hal ini dapat diibaratkan “tidak ada gading yang tidak retak”. Oleh

sebab itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan

makalah ini. Demikian pula halnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini untuk selanjutnya dapat

menjadi lebih baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Sebagai akhir kata, dengan selesainya makalah ini, maka seluruh isi makalah

ini sepenuhnya menjadi tangung jawab penulis dan seberapapun sederhananya

makalah ini, penulis harapkan mempunyai manfaat bagi semua pihak yang membaca

makalah ini.

Jakarta, Januari 2014

Muhammad Rozikhin

Page 3: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Asma Bronkial dapat menyerang semua golongan usia, baik laki-laki

maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Dari waktu ke waktu baik di negara

maju maupun negara berkembang prevalensi asma meningkat. Asma merupakan

sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari

data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia.

SKRT pada tahun 1986 menunjukkan bahwa Asma menduduki peringkat ke-5

dari 10 (sepuluh) penyebab kematian ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6%. Pada tahun

1995 prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13%. Menurut Staf Departemen

Paru-paru divisi asma dan PPOK Rumah Sakit Persahabatan dan Budhi Antariksa,

hingga kini diperkirakan sekitar 5% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 11 juta

juga menderita asma (Republika 27 Maret 2007).

Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari ringan sampai

berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma dapat ditimbulkan oleh

berbagai rangsangan antara lain infeksi, alergi, obat-obatan, polusi udara, bahan

kimia, beban kerja atau latihan fisik, bau-bauan yang merangsang dan emosi.

Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5% pada

dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. Selain di Indonesia

prevalensi asama di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali disbanding ditahun 1960

yaitu dari 1,2% menjadi 3,4%.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang akan dibahas penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma

bronkial.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan asma bronkial.

Page 4: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

b. Mampu menentukan masalah atau diagnosa keperawatan pada pasien

dengan asma bronkial.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma

bronkial.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma

bronkial.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan asma

bronkial.

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara baik dan

benar.

C. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:

1. BAB I: Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, dan Sistematika

Penulisan.

2. BAB II: Tinjauan Pustaka meliputi Konsep Dasar Penyakit Asma

Bronkial, yang menguraikan tentang Anatomi Fisiologi, Definisi, Etiologi,

Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Diagnostik,

Penatalaksanaan, Asuhan Keperawatan, Intervensi Keperawatan dan

Evaluasi.

3. BAB III : Tinjauan Kasus meliputi Hasil Pengkajian Diagnosa

Keperawatan, Rencana Keperawtan, Catatan Keperawatan dan Catatan

Perkembangan.

4. BAB IV : Pembahasan menguraikan tentang kesenjangan antara Teori

atau keadaan klien yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

5. BAB V : Kesimpulan dan Saran

Page 5: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

BAB II

ISI

A. Konsep Dasar Penyakit Asma Bronkial

1. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan terdiri dari saluran pernapasan (rongga hidung, rongga

mulut, foring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli).

Laring membagi saluran pernapasan menjadi 2 bagian:

1. Saluran pernapasan atas

2. Saluran pernapasan bawah

1) Rongga Hidung

Rongga hidung terdiri atas:

a) Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai

pelindung.

b) Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai

pelapis udara.

c) Struktur konka berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar.

d) Sel sillia berperan untuk melemparkan benda asing keluar

saluran dalam usaha membersihkan jalan nafas.

Fungsi Rongga Hidung sebagai berikut:

a) Sebagai bagian dari sistem respirasi.

b) Sebagai fungsi dari preventif, dilaksanakan oleh bulu hidung,

sebagai penyaring debu dan sillia sebagai pembersih jalan

nafas.

c) Sebagai funngsi pelicin atau pelumas yang dilaksanakan oleh

submukosa dan sel qoblet.

d) Sebagai fungsi pemanas dan pendingin udara yang

dilaksanakan oleh vaskularisasi rongga hidung.

Page 6: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

2) Rongga mulut

Peranan rongga mulut dalam pernapasan adalah hanya waktu

bersuara atau tersumbatnya rongga hidung.

3) Faring

Merupakan bagian belakang dari rongga hidung dan rongga

mulut, terdiri dari nasofaring, orofaring, laringofaring, berperan

sebagai pemisah jalan udara dan makanan.

4) Laring

Fungsi utama laring adalah sebagai alat suara dan di dalam saluran

pernapasan berfungsi sebagai jalan udara.

5) Trakea

Trakea merupakan suatu cincin tulang rawan yang tidak lengkap

(berbentuk C). Panjang trakea kira-kira 10 cm yang terdiri dari 16-

20 cincin tulang rawan.

6) Bronkus

Bronkus merupakan struktur yang terdapat di dalam mediastinum,

yang merupakan percabangan dari erakea dan membentuk bronkus

utama kanan dan kiri. Panjang cabang bronkus utama ± 5 cm,

diameternya 11-19 cm dan luas penampangnya 3,2 cm2.

Sudut tajam yang dibentuk oleh percabangan trakea disebut

Karina. Bronkus utama mempunyai 3 cabang yaitu bronkus

lobaris superior, medialis dan inferior.

Sedangkan bronkus utama kiri mempunyai 2 cabang yaitu bronkus

lobaris, superior dan inferior. Diameter dari bronkus lobaris adalah

4,5-11,5 mm dengan luas penampang ± 2,7 cm2. Bronkus lobaris

bercabang menjadi bronkus segmentalis, dimana paru-paru kanan

mempunyai 10 segmen dan paru-paru kiri mempunyai 3 segmen.

Page 7: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

7) Bronkiolus Duktus Alveolaris dan Alveolus

Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus, kemudian

terbagi lagi duktus-duktus Alveolaris. Duktus Alveolaris merupakan

tangkai dari alveolus dan bersama-sama dengan bronkiolus

resopiratorius, merupakan bagian dari suatu unit fungsional paru-paru,

dimana pertukaran gas.

8) Paru-paru

Terbagi menjadi paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Setiap paru-paru

dilindungi oleh selaput yang disebut pleura, yaitu pleura viseralis,

yang melapisi rongga dada sebelah dalam.

Pembuluh darah pada paru-paru:

a) Sirkulasi pulmonal berasal dari ventrikel kanan yang tebal 1/3 dari

tebal ventrikel kiri.

b) Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung ke

paru-paru yaitu dari aorta melalui arteri pulmonalis yang kaya

akan O2.

c) Arteri pulmonalis membawa darah yang sedikit mengandung

udara dari vertikel kanan ke paru-paru.

2. Pernapasan (Respirasi)

Peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) dan

mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari

tubuh.

Fungsi Saluran Pernapasan :

a. Sebagai saluran, yaitu yang dilakukan oleh hidung, faring, laring,

trakea, bronkus, bronkeolus.

b. Sebagai alat difusi/pertukaran gas, dilakukan oleh bronkolus,

respiratorius, duktus alveolaris, dan alveolus.

Page 8: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

c. Sebagai saringan untuk partikel yang lebih dari 10 mikron,

dilaksanakan oleh bulu hidung, mukosa hidung dan faring.

d. Melembabkan, dilakukan oleh mukus dan pembuluh darah pada

mukosa hidung dan faring.

e. Menyesuaikan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh.

Proses pernapasan terdiri dari 4 tahap yaitu :

a. Ventilasi

Peristiwa masuknya dan keluarnya udara ke dalam paru-paru (inspirasi

dan ekspirasi). Prosesnya dipengaruhi oleh kondisi saluran pernapasan,

kondisi otot-otot pernapasan dan rangka thorak, volume dan kapasitas

paru-paru dan fungsi pusat pernapasan, serta saraf spiral yang

mempersyarafi otot-otot pernapasan.

b. Difusi

Pertukaran oksigen dan karbondioksida yaitu, perpindahan oksigen

dari alveoli ke dalam darah dan karbondioksida dari darah ke alveoli.

Prosesnya dipengaruhi oleh suhu tubuh, perbedaan tekanan atau

konsentrasi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah,

ketebalan membran respirasi.

c. Perfusi

Peristiwa distribusi darah di dalam paru-paru.

d. Transportasi Gas

Proses distribusi oksigen ke seluruh jaringan. Proses transportasi

dipengaruhi oleh kondisi pompa jantung dan vaskuler (sistem

kardiovaskuler), serta kosentrasi hemoglobin.

B. Pengertian Asma Bronkial

Asma bronkial adalah gangguan fungsi aliran udara paru-paru yang ditandai

oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar karakteristik

bronkospasme, hiper sekresimukosa dan infeksi saluran pernapasan.

Page 9: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Sedangkan mernurut Manahutu E.Y (1992) bahwa Asma bronkial adalah

penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai

rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trakea dan bronkus yang luas dan

menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena pengobatan maupun secara spontan,

bronkospasme.

C. Etiologi

Etiologi yang pasti dari asma belum diketahui, dari hasil penelitian yang

dilakukan, menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai sifat yang

sangat khas, yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asma adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pencetus

a. Alergen (makanan, bumbu masak, bulu binatang, debu,dan lain-lain)

b. Asap rokok

c. Zat-zat di tempat kerja (woll, debu, tepung, dan serbuk kayu)

d. Obat-obatan : Aspirin dan penicilin

e. Infeksi terutama oleh virus

f. Emosi

g. Lingkungan dan cuaca, udara yang terlalu lembab, terlalu panas, atau

dingin.

h. Aktivitas fisik yang berlebihan

i. Aktor yang sulit dihindarkan: bau tajam

j. Penyakit tertentuyang memperberat: infeksi hidung (sinusitis).

2. Faktor Keturunan

Page 10: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

D. Patofisiologi

Hipoksemia

Status Asmatikus

Gagal nafas

Kematian

Gangguan pertukaran gas

Defisiensi pengetahuan

Page 11: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

E. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang sering muncul pada penyakit Asma Bronkial sebagai

berikut:

1. Batuk keras karena gatal di tenggorokan.

2. Dipsnoe yang hebat.

3. Cianosis pada ekstrenitas atas dan bawah.

4. Nafas berbunyi / mengi (wheezing).

5. Nadi cepat dan dangkal.

6. Keringat dingin dan takut pada waktu serangan biasanya pada malam

hari.

7. Produksi spontan.

Klasifikasi asmaDerajat serangan asma akut

Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV

SesakMasih jalan,

berbaring

Bila bicara

duduk

Pada istirahat

miring ke

depan

BicaraMasih dalam

kalimatKata-kata Kata

kesadaranMungkin

gelisah

Biasanya

gelisahGelisah

Ngantuk,

menurun

Frekuensi nafas Meningkat Meningkat ≥ 30 x / menit

Otot nafas

tambahan

Tidak

digunakanBiasanya ada Gelisah

Gerakan nafas

paradoks

Mengi Sedang NyaringBiasanya

nyaring

Sering tidak

terdengar

mengi

Nadi < 100 100-200 >120 Bradikardi

Per (100x/menit) > 80% 60-80% < 60%

Page 12: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Pa O2 tanpa O2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg

Pa O2 <45 mmHg < 45 mmHg ≥ 45 mmHg

Sa O2 >95% 91-95% < 90%

Berdasarkan derajat beratnya dilihat dari Arus Puncak Ekspirasi (APE), asma

bronkial dapat diklasifikasikan menjadi:

Keterangan: APE (arus puncak ekspirasi)

VEP1 (volume ekspirasi paksa detik pertama)

Variabilitas APE ini tergantung pada siklus diurnal (pagi dan malam yang berbeda nilainya), dan nilai normal variabilitas ini < 20%.

Cara pemeriksaan variabilitas APE:Pada pagi hari diukur APE untuk mendapatkan nilai terendah dan malam hari untuk mendapatkan nilai tertinggi.

Page 13: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

APE malam – APE pagi Variabilitas harian = ------------------------------------ x 100%

½ (APE malam + APE pagi)

Berdasarkan terkontrol atau tidaknya, asma dibagi menjadi 3 yaitu asma

terkontrol, asma terkontrol sebagian (partial), dan asma tak terkontrol.

Karakteristik Terkontrol Terkontrol partial Tak terkontrolGejala harian Tidak ada (<2

kali per minggu)

>2 kali per minggu

3 atau lebih dari karakteristik asma terkontrol partial terjadi dalam seminggu

Keterbatasan aktifitas

Tidak Beberapa

Gejala asma malam hari

Tidak Beberapa

Kebutuhan akan obat-obatan pelega

Tidak (<2 kali per minggu)

>2 kali per minggu

Fungsi paru(PEF atau PEV1)

Normal < 80%

Eksaserbasi Tidak Satu atau lebih dalam setahun

Satu kali dalam beberapa minggu

F. Komplikasi

1. Bronkitis kronik

Bronchitis kronik terjadi pada musim dingin. Menghirup udara yang dingin

dapat menyebabkan bronkospasme sehingga menjadi asma. Bronkiolus

menjadi menyempit dan tersumbat. Penyempitan bronchial lebih lanjut

tejadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan nafas.

Alveoli yang terdekat dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan

membentuk fibrosis,mengakibatkan perubahan fungsi makrufak alveolar,

yang berperan penting menghancurkan partikel asing termasuk bakteri.

2. Pneumonia

3. Gagal nafas

Page 14: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Asma merupakan kondisi yang mengganggu fentilasi dikarenakan adanya

sumbatan pada jalan nafas.

4. Emfisema

G. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penderita asma adalah

1. Uji Foal Paru-paru (spirometri)

Volume ekspirasi paksa detik 1 (Vep-1) dan kapasitas vital paksa

2. Rontgen Thoraks

Guna mengetahui Hiperventilasi

3. Lab

a. Darah tepi: Eosinovilia

b. Uji kulit: Dengan alergen pada asma alergi (uji prick)

c. Serum: IgE spesifik meningkat, test alergi (+)

d. Sputum: Terdapat eosinofil, spiral, curschumann dan kristal, chardet

layden.

e. Analisa Gas Darah

a) Pada serangan asma awal: pH meningkat, PaCO2 menurun, PaO2

menurun, chyperventilasi, dan hipokarbia.

b) Serangan progresif (progresive attack)

pH normal, PaCO2 normal, PaO2 menurun (penurunan ventilasi

alveolar)

c) Prolog attack status asmatikus:

pH menurun, PaCO2 meningkat, PaO2 menurun, (hypercarbia

ventilasi tidak adekuat, hipoventilasi, respirastori)

H. Penatalaksanaan Medis Asma Bronkial

1. Usaha Pencegahan

a. Usaha menghindari faktor pencetus.

Page 15: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

b. Imunoterapi : hanya pada kasus tertentu. Alergen secara periodik

dimulai dari dosis kecil, kemudian ditingkatkan dengan tujuan

menimbulkan kekebalan terhadap alergen pencetus serangan.

2. Obat-obatan untuk pencegahan

a. Kortikosteroid

Tipikal yang mempunyai manfaat anti inflamasi yang kuat.

b. Kromolin

Bekerja menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan mediator

penyebab bronkospasme.

c. Cetotiven

Mempunyai efek menghambat pelepasan mediator dari sel mast dan

efek profilaksis pada asma ekstrinsik terutama pada anak.

3. Pengobatan pada serangan asma

a. Bronkodilator

Obat pelega, melebarkan jalan nafas terutama dengan jalan

merelaksasikan otot polos bronkus, contohnya antagonis beta 2,

metilkantin, anti kolinergik.

b. Kortikostroid

c. Antibiotik : bila ada infeksi

d. Terapi cairan melalui infus

e. Terapi oksigen : 2-4 L/menit

f. Fisioterapi dada dan terapi intalasi

I. Tinjauan Teoritis

1. Pengkajian keperawanan, terdiri dari :

a. Riwayat Kesehatan terdiri dari :

1) Data Biografi

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

bangsa, bahasa yang digunakan, alamat, sumber biaya.

2) Riwayat penyakit sekarang

Page 16: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Keluhan utama, kapan mulai sakit, faktor pencetus, terjadinya

tiba-tiba atau berangsur-angsur, pengobatan yang telah diberikan,

efek obat yang telah diberikan.

3) Riwayat kesehatan yang lalu.

a) Hal-hal yang dapat menjadi pemicu serangan asma, baik fisik

maupun psikologisseperti : alergaen inhalasi, infeksi saluran

nafas bagian atas, obat dan makanan, aktivitas olahraga

(joging aerobik), kerja keras dan riwayat asma saat

beraktivitas, cemas dan panik.

b) Pengalaman yang dirawat, keluhan yang sering dialami,

pengalaman yang lalu tentang episode asma.

c) Riwayat alergi, makanan berpantang, kebiasaan berobat, dan

obat yang biasa diminum atau digunakan.

d) Pengalaman dirawat, keluhan yang sering dialami,

pengalaman yang lalu tentang episode asma.

e) Riwayat kesehatan lingkungan.

f) Riwayat psikososial: Suasana hati, karakteristik,

perkembangan mental, kepekaan lingkungan, sosialisasi, gaya

hidup, pola koping perspsi klien tentang penyakitnya,

pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit asma,faktor

pencetus asma, penatalaksanaan medis dan keperawatan serta

lain-lain.

g) Kebiasaan sehari-hari: Pola nutrisi (makan dan minum), pola

istirahat, pola aktivitas, pola eliminasi dan pola komunikasi.

h) Kebutuhan dan aktivitas spiritual.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Penampilan Umum

Klien tampak kelelahan bingung, gelisah, dan pucat.

2) Status Neurologi

Page 17: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Penurunan tingkat kesadaran pada klien asma, terjadi karena

ketidakseimbangan asam basa.

3) Status respirasi

a) Inspeksi

Klien tampak sesak, dispnea, hiperventilasi, peningkatan

kerja, nafas ditandai dengan penggunaan otot bantu

pernapasan, retraksi otot-otot intercostal, otot substernal, dan

supraclavicula, respirasi rate: lebih dari 24 kali permenit.

b) Auskultasi

Bunyi nafas melemah, ada wheezing pada saat ekspirasi, dan

ada ronchi.

c) Palpasi

Taktil fremitus meningkat / menurun atau tetap.

d) Perkusi

Resonan meningkat / melemah.

4) Status Cardiovaskuler

a) Nadi

Takikardia, adanya aritmia, dan distensi vena jugularis.

b) Tekanan Darah

Awalnya meningkat, namun karena terjadi hiperinflasi maka

tekanan darah menurun.

c) Adanya pulsus paradoks (penurunan tekanan darah). Sistolik

± 10 mmhg atau lebih pada waktu inspirasi.

d) Pengisian kapiler: awalnya normal dan lebih dari 3 detik bila

serangan makin memburuk.

5) Sistem Gastro Intestinal

Mulut dan membran mukosa kering, adanya mual, muntah karena

alergi terhadap makanan.

Page 18: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbu beserta intervensinya:

Menurut Tucker S. Martin (2005), bahwa diagnosis dan rencana keperawatan

yang berkaitan dengan gangguan sistem pernapasan, yaitu:

a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d bronkospasme.

Tujuan: Bersihan jalan nafas efektif.

Kriteria Hasil :

1) Bunyi nafas bersih.

2) Batuk efektif atau mengeluarkan dahak.

Intervensi :

1) Ausultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan

misalnya: mengi, krekel, dan ronchi.

2) Kaji frekuensi dispnea: gelisah, ansietas distress pernapasan,

penggunan otot bantu.

3) Beri klien posisi yang nyaman misalnya peninggian empat tidur

atau duduk (fowler).

4) Pertahankan atau bantu batuk efektif.

5) Observasi karakteristik batuk.

6) Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari dan berikan air

hangat.

7) Berikan obat sesuai indikasi.

8) Pengambilan bahan lab : Hb, Ht, leukosit, foto thoraks.

b. Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru selama

serangan akut

Tujuan: pola nafas efektif

Kriteria hasil:

1) Sesak berkurang atau hilang.

2) RR 18-24x/menit.

3) Tidak ada retraksi otot pernapasan

Page 19: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Intervensi:

1) Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan pernapasan : dispnea,

penggunaan otot-otot pernapasan.

2) Pantau tanda- tanda vital dan gas- gas dalam arteri.

3) Baringkan pasien dalam posisi fowler tinggi untuk

memaksimalkan ekspansi dada.

4) Berikan terapi oksigen sesuai pesanan.

c. Cemas b/d krisis situasi

Tujuan : cemas berkurang/ hilang

Kriteria Hasil :

1) Klien tampak rileks.

2) Klien menyatakan sesak berkurang.

3) Tanda – tanda vital normal

Intervensi :

1) Kaji tingkat kecemasan klien.

2) Observasi respon non verbal (gelisah).

3) Ukur tanda-tanda vital.

4) Dengarkan keluhan klien dengan empati.

5) Jelaskan informasi yang diperlukan klien tentang penyakitnya,

perawatan dan pengobatannya.

6) Ajarkan klien teknik relaksasi (memejamkan mata, menarik nafas

panjang).

7) Menganjurkan klien untuk istirahat.

3. Evaluasi

Hasil yang diharapkan klien dapat mempertahankan kebersihan jalan nafas

atas, mempertahankan oksigenasi atau ventilasi adekuat. Membantu tindakan

untuk mempermudah pertukaran gas.

Page 20: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal masuk : 25 September 2007

Ruang : Anggrak Bawah

Nomor Register : 0004

Diagnosa Medis : Asma Bronkial

1. Identitas Klien

Nama : Ny. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 39 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Suku : Jawa

Bahasa yang digunakan : Indonesia

Alamat rumah : Jln. Kayumanis Barat RT 011 RW 04

Kayumanis – Jakarta Timur

Sumber biaya : Pribadi

Sumber informasi : Klien, keluarga dan catatan medis

2. Riwayat Keperawatan

a. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Klien mengatakan nafasnya sesak sejak satu hari sebelum masuk

Rumah Sakit disertai batuk berdahak

2) Kronologis Keluhan

21

Page 21: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh batuk

berdahak yang berwarna putih kental dan nafasnya sesak

3) Faktor Pencetus

Sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien nafasnya sesak

setelah membersihkan rumah, klien mempunyai riwayat asma sejak

usia 5 tahun. Klien mengatakan sakitnya kambuh bila terkena debu.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1) Riwayat Imunisasi

Klien mengatakan tidak ingat imunisasi apa saja yang sudah diberikan

2) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang dan lingkungan)

Klien mengatakan mempunyai alergi terhadap makanan yaitu ikan teri,

dan bila ada debu klien langsung nafasnya sesak, untuk yang lainnya

tidak.

3) Riwayat dirawat di rumah sakit

Klien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit Islam

pada tahun 2005. Klien mengatakan rutin berobat jalan di Poli Asma

Rumah Sakit Persahabatan.

4) Riwayat Pemakaian Obat

Klien mengatakan memakai inhalasi dengan menggunakan obat

combivant.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan keterangannya)

Keterangan :

: Laki-laki : Yang tinggal dalam satu rumah

Page 22: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

: Perempuan : Yang ada hubungan

: Klien

: Penyakit yang sama dalam keluarga

Menurut klien riwayat penyakit yang sama yang dideritanya saat ini

adalah ayahnya.

d. Riwayat Psikososial dan Spiritual

Orang yang dekat dengan klien saat ini suami dan anak-anaknya yang

selalu menemani selama dirawat, hubungan klien dengan keluarga terbina

sangat baik.

Orang yang selama ini dekat dengan klien selaian suaminya yaitu ibunya,

klien selalu bertanya tentang penyakitnya. Dampak sakit terhadap

keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dengan penyakit yang diderita

klien, klien tampak gelisah dengan ekspresi wajah tegang.

Dengan keyakinan agama Islam klien dan keluarga selalu berdoa semoga

penyakit yang dialaminya saat ini bisa sembuh dan bisa segera pulang ke

rumah sakit untuk berkumpul bersama keluarganya.

e. Kondisi Lingkungan Rumah

Lingkungan rumamh klien sangat padat, ukuran rumah yang sempit untuk

kapasitas keluarga, pembuangan sampah yang sembarangan dan ventilasi

rumah kurang sehingga pencahyaan di rumah kurang.

f. Pola Kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi

a) Pada saat di rumah

Klien mengatakan frekuensi makan tidak tentu karena nafsu

makannya kurang jenisnya seperti nasi, lauk dan sayur, klien

mengatakan alergi terhadap ikan teri

b) Pada saat di rumah sakit

Klien makan ± 3 kali/hari, habis ½ porsi, klien mengatakan nafsu

makannya berkurang karena merasa mual dan tidak menyukai

makanan yang disediakan di rumah sakit. Jenis makanan di rumah

Page 23: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

sakit yaitu nasi, lauk, sayur dan buah. Berat badan saat ini 65 kg,

berat badan sebelum sakit 68 kg dan tinggi badan 155 cm.

2) Eliminasi

Frekuensi BAK di rumah ataupun di rumah sakit yaitu 4-5 x/hari

dengan warna kuning jernih, baunya khas dan tidak ada keluhan.

Sedangkan frekuensi BAB di rumah ataupun di rumah sakit yaitu

1x/hari, warnanya kuning tengguli, baunya khas dan tidak ada

keluhan.

3) Personal Hygiene

Di rumah klien mandi 2x/hari memakai sabun, oral hygiene 2x/ahri,

memakai pasta gigi, mencuci rambut 3 x dalam satu minggu dengan

menggunakan shampo.

Di rumah sakit klien mandi hanya di lap saja, oral hygiene 2x/hari.

4) Aktivitas dan Latihan

Klien tidak bekerja sehari-hari hanya tinggal di rumah sebagai ibu

rumah tangga, klien jarang berolahraga. Keluhan bila melakukan

aktivitas yang berlebihan yaitu sesak.

3. Pengkajian Fisik

a. Sistem Penglihatan

Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,

konjungtiva normal, kornea normal, sklera anikterik, pupil isokor, otot

mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, klien tidak menggunakan

kaca mata.

b. Sistem Pendengaran

Daun telinga normal dan tidak sakit bila digunakan, bentuk nnormal,

serumen tidak ada, kondisi telinga normal, cairan dari telinga tidak ada.

Perasaan penuh dalam telinga tidak ada, tinitus tidak ada, fungsi

pendengaran normal, klien tidak memakai otot bantu.

c. Sistem Wicara

Keluhan kesulitan berbicara tidak ada.

Page 24: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

d. Sistem Pernapasan

Jalan nafas terdapat sputum kental berwarna putih, yang menimbulkan

nafas sesak bila melakukan aktivitas. Bila bernafas klien nampak

menggunakan otot-otot bantu nafas, frekuensi nafas 80x/menit, irama

nafas tidak teratur, kedalaman nafas memanjang, ronchi +/+, wheezing

+/+ klien menggunakan oksigen 3 liter/menit.

e. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi periper tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 96x/menit

dengan irama teratur dan denyutnya kuat. Temperatur kulit hangat dengan

suhu 360C, warna pucat, tidak terdapat kelainan pada bunyi jantung

f. Sistem Hematologi

Pada opemeriksaan laboratorium tangal 24 Desember 2007, Hg 13,9 gr/dl,

Ht 4,2 vol %, leukosit 18.900, erinbrosit 6,11 juta/ul, trombosit 241

ribu/ul, untuk pemeriksaan geding mecanigum (BT-CT) tidak dilakukan

dan pemeriksaan abumin tidak dilakukan.

g. Sistem Pencernaan

Keadaan kulit normal dan bersih, jumlah gigi lengkap terdapat caries,

saliva normal. Pada abdomen teraba lemas membunal.

4. Data Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

a. Analisa gas darah tanggal 25 September 2007

PH : 7,519 Normal (7,35 – 7,45)

PCO2 : 35 (35 – 45 mmHg)

PO2 : 101,0 (85 – 95)

HCO2 : 27,9 (22 – 26 mmol/L)

Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)

BE : +5,3 (-2,5 - +2,5)

Std HCO2 : 29,1 (22 – 26)

Saturasi O2 : 98,1 (96 – 97%)

Page 25: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Analisa gas darah tanggal 29 September 2007

PH : 7,8 Normal (7,35 – 7,45)

PCO2 : 36 (35 – 45 mmHg)

PO2 : 98 (85 – 95)

HCO2 : 26 (22 – 26 mmol/L)

Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)

BE : +3,4 (-2,5 - +2,5)

Std HCO2 : 27,2 (22 – 26)

Saturasi O2 : 97,2% (96 – 97%

b. Elektrolit darah tanggal 25 Septembe r2007

Natrium : 134 Normal (135 – 145 mmol/L)

Kalium : 3,2 (3,5 – 5,5 mmol/L)

Clorida : 100 (98 – 1009 mmol/L)

Ureum : 19 (20 – 40 mmol/dl)

Creatinin : 0,8 (0,8 – 1,5 mg/dl)

c. Darah lengkap tanggal 25 September 2007

Hb : 13,9 Normal (12,0 – 16,09 /dl)

Ht : 4,2 (37,0 – 51,0 % )

Emtrosit : 6,11 (4,5 – 5,5%)

Trombosit : 141 (140 – 440 k/ul)

Leukosit : 18.900 (5000 – 1000/ul)

Radio Diagnostik

Klien dilakukan pemeriksaan radiologi pada tanggal 26 September 2007

dengan hasil adanya Hiper inflamasi pada paru-paru

5. Penatalaksanaan

a. Oksigen 3 liter/menit

b. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf

c. Metil prednisolon 3 x 125 mg

d. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr

e. Ambroxol syrup 3 x C

Page 26: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

f. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari

6. Resume

Ny. Y, usia 39 tahun dirawat diruang Anggrek Bawah dengan diagnosa medis

asma bronkial sebelumnya saat di rumah tepatnya 2 minggu sebelum masuk

Rumah Sakit, klien nafasnya sesak setelah membersihkan rumah, klien

mempunyai riwayat asma sejak usia 5 tahun, klien mengatakan sakitnya

kambuh bila terkena debu. Klien mengeluh batuk berdahak yang berwarna

putih kental, sehingga keluarga membawa klien ke IGD Persahabatan pada

tanggal 25 September 2007 di IGD Persahabatan klien dilakukan

pemeriksaan, akhirnya dianjurkan dirawat untuk pengobatan lebih lanjut,

klien mendapatkan pengobatan.

B. Analisa Data

Nama : Ny. Y

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

I

DS : Klien mengatakan nafasnya

sesak, batuk berdahak

berwarna putih kental.

DO : - Batuk produktif, sputum

berwarna putih kental dan sulit

dikeluarkan

- Ronchi +/+

- Wheezing +/+

- Klien tampak menggunakan

otot bantu pernapasan

- Irama nafas tidak memanjang

- TD : 150/100 mmHg

Bersihkan jalan nafas

tidak efektif

Kelompok

IRIN A

Page 27: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

25/10/07

II

N : 96x/menit

S : 368C

RR : 30x/menit

- Klien terpasang O2 3 L/menit

- Klien nampak pucat

DS : - Klien mengatakan nafasnya

sesak

DO : - Klien nampak sesak

RR 30x/menit

Gangguan pertukaran

gas

Kelompok

IRIN A

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

III

- Ronchi dan wheezing +/+

- Klien terpasang O2 3 L/menit

- Nilai AGD tanggal 25

September 2007

PH : 7,519

PCO2 : 35

PO2 : 101,0

HCO2 : 27,9

Total CO2 : 28,9

BE : +5,3

Std HCO2 : 29,1

Saturasi O2 : 98,1

- Klien nampak pucat

- Akral hangat

- Coping hidung tidak ada

DS : Klien mengatakan nafsu

makannya berkurang karena

Bersihkan jalan nafas

tidak efektif

Resiko tinggi

pemenuhan kebutuhan

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Page 28: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

merasa mual

- Berat badan turun 3 kg selama

sakit

DO : - Makan habis ½ porsi setiap

kali makan

- Berat badan saat ini 65 kg,

sebelum sakit

- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %

nutrisi kurang

darikebutuhan tubuh

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

IV

- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm

- Turgor kulit dan kekenyalan

kulit elastis

- Pemeriksaan albumin belum

dilakukan

- Konjungtiva tidak anemis

DS : Klien mengadakan sangat cemas

dan takut dengan penyakitnya

saat ini

DO : - Klien nampak gelisah dan

ekspresi wajah tegang

- TD : 150/100 mmHg

N : 96x/menit

S : 368C

RR : 30x/menit

- Klien bertanya tentang

penyakitnya

- Klien nampak cemas

- Klien pernah dirawat dengan

Cemas Kelompok

IRIN A

Page 29: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

25/10/07

V

penyakit yang sama api tidak

tuntas

DS : Klien mengatakan tidak mengerti

tentang penyakitnya

DO : - Klien nampak gelisah dan

ekspresi wajahnya tegang

Kurang pengetahuan Kelompok

IRIN A

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

VI

25/10/07

VII

- TD : 150/100 mmHg

N : 96x/menit

S : 368C

RR : 30x/menit

- Klien bertanya tentang

penyakitnya

- Pendidikan terakhir klien SMU

- Pekerjaan klien sebagai IRT

DS : Klien mengatakan lemas dan

kebutuhan sehari-harinya

sebagian dibantu oleh keluarga

dan perawat.

DO : - Klien tampak lemah

- Klien tampak lemah

- Aktivitas klien dibantu oleh

keluarga

- Klien terpasang O2 3L/menit

dan IVFD pada lengan kanan

- Klien tampak sesak

DS : -

DO : - Klien terpasang infus di

Imobilisasi aktivitas Kelompok

IRIN A

Page 30: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

lengan kanan dengan cairan

Nacl 0,9% + ½ amp

aminophylin 24 jam/kdf

- Pemasangan infus tanggal 25

September 2007

- Lokasi infus baik tidak ada

kemerahan ataupun bengkak

- Verban pada penutup infus

kering

- TD : 150/100 mmHg

N : 96x/menit

S : 368C

RR : 30x/menit

Leukosit 18.900

C. Diagnosa Keperawatan

Nama : Ny. S

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

No DX.

Diagnosa KeperawatanTanggal

ParafDitemukan Teratasi

I

II

III

Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan peningkatan

produksi mukos

Gangguan pertukaran gas berhubungan

dengan kurangnya suplai O2 pada

tubuh

Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

27 – 10 – 07

(sebagian)

27 – 10 – 07

25 – 10 – 07

(sebagian)

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Page 31: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

IV

V

VI

VII

Cemas berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya

Kurang pengetahuan berhubungan

dengan kurang terpaparnya informasi

mengenai penyakitnya

Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan fisik dan

pemasangan alat invasif

Resiko tinggi berhubungan dengan

terpasangnya alat invasif

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

27 – 10 – 07

27 – 10 – 07

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Page 32: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

D. Rencana Keperawatan

Nama : Ny. Y

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional Paraf

25/10/07DX. I

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukosDS : Klien mengatakan

nafasnya sesak, batuk berdahak berwarna putih kental.

DO : - Batuk produktif, sputum berwarna putih kental dan sulit dikeluarkan

- Ronchi +/+- Wheezing +/+- Klien tampak

menggunakan otot bantu pernapasan

- Irama nafas tidak memanjang

- Ekspirasi nafas memanjang

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRR : 30x/menit

- Klien terpasang O2 3 L/menit

Jalan nafas klien efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil :2. Keluhan sesak

berkurang/hilang

3. Ronchi dan wheezing hilang/berkurang

4. Sekret encer dan mudah dikeluarkan

5. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas

1. Kaji fungsi pernapasan seperti bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman juga penggunaan otot bantu nafas.

2. Berikan posisi senyaman mungkin (semi fowler)

3. Catat kemampuan untuk mengeluarkan sputum

4. Berikan dan anjurkan klien untuk minum hangat (± 40-50..

1. penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektosis, ronchi menunjukkan akumulasi sekrel atau ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan kerja pernapasan.

2. Posisi semi fowler dapat membantu meningkatkan ekspansi paru-paru sehingga memfasilitasi ventilasi difusi perfusi

3. Pengeluaran sulit bila sekret sangat kental

4. Dengan hidrasi yang cukup sekret akan encer dan muntah dikeluarkan.

Kelompok IRIN A

Page 33: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

- Klien nampak pucat 6. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90

mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 368CRR : 16 – 24 x/menit

7. Ekspirasi normal

5. Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif

6. Ukur tanda-tanda vital setiap 4-6 jam bila keadan stabil.

7. Kolaborasi dengan tim medis dalam hal :a. Berikan O2 sesuai

programb. Berikan obat-obatan

sesuai program

5. Dengan nafas dalam dan batuk efektif akan meningkatkan pengembangan paru-paru dan pengeluaran sekret

6. Perubahan TD, N, S, RR sebagai kompensasi dari ventilasi yang tidak efektif

7. a. Pemberian O2 mempunyai beban kerja otot pernapasan

b. Dengan pemberian obat-obatan kepada klien diharapkan dapat melebarkan jalan nafas dengan efektif, mengencerkan sekret dan mengatasi infeksi.

25/10/07DX. II

Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan kurangnya

suplai O2 pada tubuh

DS : - Klien mengatakan nafasnya sesak

DO : - Klien nampak sesak RR 30x/menit

Adanya perbaikan dalam pertukaran gas setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jamKriteria Hasil :1. Nilai analisa gas arteri

dalam batas normal.

1. Observasi dan kaji tingkat fungsi pernapasan seperti adanya wheezing atau ronchi dan penggunaan otot bantu nafas

1. Adanya penurunan pada bunyi nafas dapat menunjukkan aklektasis, ronchi menunjukkan akumulasi, sekret yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu pernapasan

Kelompok IRIN A

Page 34: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

- Ronchi dan wheezing +/+

- Klien terpasang O2 3 L/menit

- Nilai AGD tanggal 25 September 2007 PH :

7,519 PCO2 : 35 PO2 :

101,0 HCO2 :

27,9 Total CO2 :

28,9 BE :

+5,3 Std HCO2 :

29,1 Saturasi O2 :

98,1- Klien nampak pucat- Akral hangat- Coping hidung tidak

ada-

PH 7,35 – 7,45PCO2 35 – 45 mmHgPO2 85 – 95HCO2 22 – 26 mmol/LTotalCO2 23 – 27 mmol/LBE -2,5 - +2,5Std HCO2 22 – 26Saturasi O2 96 – 97%

2. Sianosy tidak terjadi

3. Ronchi dan wheezing tidak ada

4. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90

mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRR : 16 – 24 x/menit

5. Sesak tidak ada

2. Kaji kulit terhadap pucat/cianosis

3. Observasi hasil gas darah arteri

4. Observasi tanda-tanda vital tiap 4-6 jam

5. Berikan posisi semi fowler

2. Untuk mengetahui sirkulasi peredaran darah perifer, cianosis menunjukkan ketidakcukupan suplai O2

dalam darah

3. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan

4. Untuk mengetahui keadaan umum klien

5. Posisi semi fowler akan memungkinkan ekspansi paru-paru yang lebih baik

Page 35: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Kolaborasi :

6. Berikan oksigen sesuai instruksi

7. Lakukan pemeriksaan analisis gas darah

6. Kekurangan oksigen yang berlangsung lama dapat menyebabkakn hipoxia

7. Pemeriksaan AGD dapat menunjukkan adanya perbaikan ...

29/10/07DX III

Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat..DS : Klien mengatakan

nafsu makannya berkurang karena merasa mual

- Berat badan turun 3 kg selama sakit

DO : - Makan habis ½ porsi setiap kali makan

- Berat badan saat ini 65 kg, sebelum sakit

- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %

- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm

- Turgor kulit dan kekenyalan kulit elastis

- Pemeriksaan albumin

Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Dengan kriteria hasil :1. Mual berkurang atau

tidak ada

2. Nafsu makan meningkat

3. Makan habis 1 porsi

4. Berat badan tidak turun

1. Kaji pola diet biasa klien yang disukai atau tidak disukai

2. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil tapi sering, tinggi protein dan karbohidrat, disajikan dalam bentuk menarik

3. Kaji intake/output dan berat badan secara periodik

4. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya

1. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan, pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet

2. Makanan hangat dan sering dapat meningkatkan nafsu makan dan memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.

3. Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan

4. Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi

Kelompok IRIN A

Page 36: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

belum dilakukan- Konjungtiva tidak

anemis5. Albumin dalam batas

normal

6. Turgor kulit elastis

nutrisi untuk penyembuhan

5. Anjurkan perawatan oral hygiene sebelum dan sesudah tindakan pernapasan

6. Kaji turgor kulit

Kolaborasi :7. Rujuk ke ahli diet untuk

menentukan komposisi diet

8. Awasi pemeriksaan laboratorium seperti Albumin, protein, serum

5. Menurunkan atau mengurangi rasa tidak enak pada mulut yang dapat mengurangi nafsu makan

6. Turgor yang tidak elastis menunjukkan dehidrasi dan nutrisi kurang

7. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat

8. Nilai mudah menunjukkan malnutrisi

25/10/07DX IV

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.DS : Klien mengadakan

sangat cemas dan takut dengan penyakitnya saat ini

DO : - Klien nampak gelisah dan ekspresi wajah tegang

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368C

Cemas klien berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit dengan kriteria hasil :1. Mampu beradaptasi pada

perubahan lingkungan dan perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. Ekspresi wajah rileks

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien

2. Ajarkan klien untuk mengekspresikan kecemasannya

1. Hubungan saling percaya merupakan dasar penting dalam membina hubungan terapeutik

2. Dengan mengekspresikan kecemasan diharapkan semua keluhan klien dapat terungkap sehingga dengan

Kelompok IRIN A

Page 37: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

RR : 30x/menit- Klien bertanya tentang

penyakitnya- Klien nampak cemas- Klien pernah dirawat

dengan penyakit yang sama api tidak tuntas

3. Tanda-tanda vital dalam batas normalTD : 110/70 – 120/90

mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRR : 16 – 24 x/menit

3. Dengarkan keluhan klien dengan penuh empati

4. Jelaskan kepada klien tentang kondisi saat ini serta program pengobatan dan keperawatan

5. Perawat selalu berada dekat klien dan siap bila diminta bantuannya

demikian kecemasan klien berkurang

3. Mendengarkan secara aktif dan empati akan membuat klien merasa dihargai dan diperhatikan

4. Dengan memahami kondisi saat ini serta pengobatan dan perawatan yang diberikan akan mengurangi tingkat kecemasan

5. Keberadaan perawat selalu dekat dengan klien akan memberikan perasaan tenang pada klien.

25/10/07DX V

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai penyakitnyaDS : Klien mengatakan

tidak mengerti tentang penyakitnya

Klien dapat menunjukkan pemahaman tentang penyakitnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 30 menit, dengan kriteria hasil :1. Klien dapat menyebutkan

apa yang

1. Kaji tingkat pengetahuan klien

1. Untuk membantu dalam memberikan intervensi

Page 38: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

DO : - Klien nampak gelisah dan ekspresi wajahnya tegang

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368 CRR : 30x/menit

- Klien bertanya tentang penyakitnya

- Pendidikan terakhir klien SMU

- Pekerjaan klien sebagai IRT

dilakukan oleh perawat meliputi Pengertian, perawatan, Pencegahan

2. Adanya reswpon (feddback) dari klien dan keluarga.

3. Klien dapat mengulang kembali penjelasan yang telah dijelaskan perawat

4. Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya

5. Klien tampak tenang.

2. Berikan informasi yang benar tentang pengertian, pencegahan dan perawatan dengan menggunakan bahasa yang mudah dupahami oleh klien dan keluarga

3. Berikan infomrasi tertulis untuk klien

4. Beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas

5. Tanyakan kembali kepada klien tentang hal yang sudah dijelaskan

6. Berikan umpan balik terhadap respon klien.

2. Diharapkan informasi terarah dan mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan kesalahapahaman

3. Membantu sebagai pengingat dan penguat belajar

4. Mengurangi rasa cemas dan memotivasi klien untuk kooperatif selama masa perawatan.

5. Untuk mengevaluasi penjelasan yang diterima klien

6. Dengan adanya respon dari perawat klien merasa penjelasannya lebih diterima.

Kelompok IRIN A

Page 39: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

25/10/07DX VI

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan pemasangan alat invasifDS : Klien mengatakan

lemas dan kebutuhan sehari-harinya sebagian dibantu oleh keluarga dan perawat.

DO : - Klien tampak lemah- Klien tampak lemah- Aktivitas klien dibantu

oleh keluarga- Klien terpasang O2

3L/menit dan IVFD pada lengan kanan

- Klien tampak sesak

Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah dilakukan tindakan keperawsatan selama 2 x 24 jam, dengan kriteria hasil :1. Klien dapat melakukan

aktivitas tanpa dibantu

2. Klien tidak sesak saat melakukan aktivitas

1. Kaji tingkat kemampuan pemenuhan kebutuhan klien

2. Bantu klien untuk mandiri dalam hal Makan, minum, oral hygiene dan eliminasi

3. Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan di meja klien

4. Libatkan keluarga dalam melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

5. Anjurkan aktivitas/mobilisasi secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan klien

1. Dengan mengetahui kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan maka memudahkan intervensi.

2. Untuk melatih kemandirian klien dalam memnuhi kebutuhan klien

3. Dengan mendekatkan barang-barang supaya mudah dijangkau klien

4. Dengan melibatkan keluarga dapat membantu proses tindakan keperawatan.

Page 40: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

25/10/07DX VII

Resiko tinggi berhubungan dengan terpasangnya alat invasifDS : -

DO : - Klien terpasang infus di lengan kanan dengan cairan Nacl 0,9% + ½ amp aminophylin 24 jam/kdf

- Pemasangan infus tanggal 25 September 2007

- Lokasi infus baik tidak ada kemerahan ataupun bengkak

- Verban pada penutup infus kering

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRR : 30x/menitLeukosit 18.900

Infeksi nosokomial tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, dengan kriteria hasil :

1. Tanda-tanda infeksi tidak ada seperti dolor, color, tumor, rubor dan fungsi laesa

2. Infeksi seperti plebitis tidak terjadi

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

4. Leukosit dalam batas normal 5000-10000/uL

1. Observasi tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan infus

2. Ganti balutan infus setiap hari

3. Ganti jarum/abolate infus setiap 3 x 24 jam dengan cara teknik septik dan anti septik

4. Observasi tanda-tanda vital setiap 8 jam

Kolaborasi :5. Berikan therapy

antibiotik seusai instruksi dokter

6. Lakukan pemeriksaan leukosit

1. Untuk mengetahui adanya infeksi sedini mungkin

2. Mencegah berkembangbiaknya mikro organisme pada balutan penutup jarum infus

3. Antisipasi mikroorganisme berkembang biak pada jarum infus

4. Untuk mengetahui keadaan umum klien

5. Antibiotik merupakan pencegahan timbulnya infeksi

6. Leukosit tinggi menunjukkan adanya infeksi

Page 41: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

E. Catatan Keperawatan

Nama : Ny. Y

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

Tanggal PukulNo. DX

Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf

25/10/07 09.00

10.00

10.10

10.30

11.00

11.30

I & II

I & II

I

III

I & II

I & II

- Mengukur tanda-tanda vital

Respon : TD : 150 mmHg RR : 30x/menit

N : 96x/menit S : 368 C

- Melakukan auskulatsi bunyi nafas

Respon : Wheezing +/+, Ronchi +/+

- Mengajarkan dan menganjurkan klien untuk

batuk efektif, dan melakukan nafas dalam.

Respon : Klien dapat melakukan batuk efektif

dengan baik, sekret keluar berwarna putih

kental

- Memberikan minum hangat

Respon : Klien minum ½ gelas

- Menimbang berat badan klien

Respon : berat badan 65 kg

- Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian O2 dan theraphy

Respon : - O2 diberikan 3 L/menit

- Theraphy injeksi, metil

prednisolone 125 mg, ceftriaxone

2gr, ambroxol sy 1 C

- Memberikan PFR dan inhalasi

Respon : - Inhalasi dengen combivent

Page 42: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf

26/10/07

12.00

12.30

13.00

14.00

08.30

III & VI

IV & V

IV & V

VII

I & II,

VII

- Memberikan diet siang

Respon : Diet habis ½ porsi

- Mendengarkan keluhan klien, membiarkan

klien mengungkapkan perasaannya

Respon : - Klien mengeluh sesak nafas dan

batuk

- Klien mengeluh cemas dengan

keadaan penyakitnya

- Klien mengatakan sebagian

kebutuhan (mandi, makan,

minum) dibantu perawat dan

keluarga

- Memberikan informasi tentang asma, faktor-

faktor yang dapat menimbulkan serangan asma

dan cara pencegahannya.

Respon : Klien mengerti dengan apa yang sudah

dijelaskan dan mengatakan

cemasnya berkurang.

- Mengobservasi cairan infus

Respon : - Klien terpasang infus NacL 0,9%

x 1 ½ amp, anynophilin 24

- Tetesan infus lancar

- Mengukur TTV

Respon : TD : 120/90 mmHg RR : 24x/menit

N : 90x/menit S : 365 C

Page 43: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf

27/10/07

09.00

11.30

12.00

12.30

09.00

09.15

11.00

VII

I & II

I & II

II

I & II

VI

I & II

- Mengganti balutan

Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor,

dolor, tumor dan fungsi laesa)

- Memberikan inhalasi

Respon : - Inhalasi dengan combivent 1 amp

dan PFR

- PFR preinhalasi 120 dan post

inhalasi 160 ml

- Klien mengatasi sesak berkurang

- Memberikan theraphy injeksi dan oral

Respon : - Injeksi metil prednisolone 165 mg,

ceftriaxone 2 gr.

- Theraphy oral ambroxo/sy 1 C

- Memberikan makan siang

Respon : Klien makan habis ½ porsi

- Mengukur TTV

Respon : TD : 120/90 mmHg RR : 24x/menit

N : 90x/menit S : 367 0 C

- Membantu klien mandi

Respon : Klien tampak segar, kulit klien tampak

bersih

- Memberikan inhalasi dan PFR

Respon : - Theraphy diberikan combovent.

- PFR Pre inhalasi 150 ml, post

inhalasi 200 ml

- Klien dapat mengeluarkan sputum

dengan mudah konsistensi sputum

Page 44: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

12.00

12.10

12.30

I & II

VII

III & VI

bening encer

- Klien mengatakan sesak sudah tidak

ada/berkurang

- Memberikan theraphy injeksi dan oral

Respon : - Theraphy injeksi metil prednisolon

125 mg, ceftriaxone 2 gr

- Theraphy oral ambroxol sy 1 C

- Meng off infus

Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada pada

daerah pemasangan infus

- Memberikan diet siang

Respon : Klien makan habis ¾ porsi

F. Catatan Perkembangan

Nama : Ny. S

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

TanggalNo. DX

Catatan Perkembangan / SOAP Paraf

27/10/07 I S : - Klien mengatakan sesak dan batuknya sudah

berkurang, dahaknya juga sudah dikeluarkan

dan sudah encer

O : - Batuk klien berkurang, sputum mudah

dikeluarkan berwarna bening dan encer

- Ronchi dan wheezing tidak terdengar

- Tidak ada penggunaan otot bantu nafas

- Ekspirasi klien normal

- TD : 130/70 mmHg S : 367 0C

Page 45: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

N : 88 x/menit RR : 24x/menit

- O2 sudah tidak terpasang

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

- Kaji fungsi pernapasan (bunyi nafas, iramam,

kecepatan dan kedalaman nafas)

- Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan

nafas dalam dan batuk efektif

- Ukur TTV tiap 8 jam

- Kolaborasi dengan tim medis; bila klien

sesak kembali berikan O2 sesuai instruksi dan

berikan theraphy sesuai program.

TanggalNo. DX

Catatan Perkembangan / SOAP Paraf

27/10/07 II S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang

O : - Sesak klien berkurang dan O2 tidak terpasang

- TD : 130/70 mmHg S : C

N : 98 x/menit RR : 24x/menit

- Sianosis tidak ada

- Ronchi dan wheezing tidak terdengar

- Nilai AG tanggal 27 September 2007 ada

perbaikan

PH : 7,48

PCO2 : 36 mmHg

PO2 : 98

HCO2 : 26 mmol/L

Page 46: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

25/10/07

25/10/07

IV

V

Total CO2 : 28 mmol/L

BE : +3,4

Std HCO2 : 27,2

Saturasi O2 : 97,2%

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

- Observasi bunyi nafas

- Berikan oksigen bila timbul sesak

- Berikan theraphy sesuai prosedur

S : Klien mengatakan nafsu makannya sudah

meningkat dan mualnya mulai berkurang.

O : - Klien makan habis ½ porsi

- Berat badan masih 65 kg

- Turgor kulit elastis

- Pemeriksaan albumin belum dilakukan

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan sudah tahu dan sudah

mengerti tentang penyakitnya

O : - Klien nampak sudah mengerti dan dapat

menyebutkan tentang pengertian, cara

perawatan dan pencegahan penyakitnya

- Klien dan keluarga nampak merespon apa

yang dijelaskan oleh perawat

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 47: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

27/10/07

27/10/07

VI

VII

S : Klien mengatakan badannya tidak lemas lagi

dan sudah bisa melakukan aktivitas sendiri

tanpa dibantu orang lain

O : - Klien nampak segar dan sudah bisa

melakukan aktivitasnya sendiri tanpa dibantu

- Klien sudah tidak terpasang infus

- Klien memakai oksigen bila merasa sesak

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : -

O : - Infus sudah tidak terpasang

- Tanda-tanda infeksi tidak terjadi

- Leukosit 18.900

- TD 130/70 mmHg S : 367 0 C

N : 88 x/menit RR : 24x/menit

A : Masalah tidak terjadi

P : Intervensi dihentikan

Page 48: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis menggunakan pendekatan

proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Data-data

tersebut digunakan untuk menyusun diagnosa keperawatan.

2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus pada data-data

sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual, masalah risiko tinggi

yang penulisannya berdasarkan prioritas kebutuhan dasar manusia menurut

Maslow.

3. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif maka

seluruh permasalahan yang dihadapi klien dapat teratasi.

4. Ternyata pada klien asma penyembuhannya sangat berpengaruh pada sikap

perawat yang empati, di samping pemberian obat-obatan.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Page 49: ASKEP Asma a.n. Muhammad Rozikhin NIM 201233040

DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, R. Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC.

Martin, Tucker S. 2005. Standart Perawatan Pasien, Jilid 2. Jakarta: EGC.

Mansjoer, dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media.

Mangunnegoso, H. dkk . 2006. Asma Pedoman Diagnois dan Penatalaksanaan di

Indonesia, Jakarta. Balai Penerbit FKUI

Muscari, Marry E. 2005. Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggunan

Sistem Pernapasan. Jakarta: Medika Salemba.

Potter, P.A. dan Perry A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta:

Salemba Medika.

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada

Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Syamsudin dan Sesilia A. Keban. 2013. Buku Ajar Farmakoterapi Gangguan Saluran

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, M. Judith dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis

Keperawatan Edisi 9. Jakart: EGC.