askep ansietas

18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ANSIETAS MAKALAH oleh: Kelompok 12 Suhariyati NIM 112310101001 Aldila K. P. NIM 112310101006 Wahyu Elok P. NIM 112310101043 Kikianita O. NIM 112310101063 Fitania M. NIM 112310101064 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

description

FGHFJHF

Transcript of askep ansietas

  • i

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

    DENGAN ANSIETAS

    MAKALAH

    oleh:

    Kelompok 12

    Suhariyati NIM 112310101001

    Aldila K. P. NIM 112310101006

    Wahyu Elok P. NIM 112310101043

    Kikianita O. NIM 112310101063

    Fitania M. NIM 112310101064

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • ii

    ii

    PRAKATA

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien

    dengan Ansietas yang diajukan sebagai tugas pemicu matakuliah Keperawatan Klinik

    VIII (Jiwa). Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis didukung oleh berbagai

    pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini,

    penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep, Sp.Kep.J, selaku penanggung jawab matakuliah

    (PJMK) Keperawatan Klinik VIII (Jiwa);

    2. teman-teman angkatan 2011, yang selalu memberikan dorongan semangat dan

    dukungan, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

    itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para

    pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

    Jember, Januari 2014

    Penulis

  • iii

    iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    PRAKATA .............................................................................................................. ii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

    BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

    1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

    2.1 Pengertian ................................................................................................ 3

    2.2 Psikopatologi/Psikodinamika ................................................................. 4

    2.2.1 Etiologi Ansietas ............................................................................. 4

    2.2.2 Proses Ansietas .............................................................................. 5

    2.2.3 Tanda Gejala Ansietas .................................................................. 7

    2.2.4 Komplikasi Ansietas ....................................................................... 7

    2.3 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan ....................................... 8

    2.3.1 Diagnosa Medis ............................................................................... 8

    2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 8

    2.4 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan ........................................... 8

    2.4.1 Penatalaksanaan Medis ................................................................. 8

    2.4.2 Penatalaksanaan Keperawatan ..................................................... 9

    BAB III. PENUTUP ................................................................................................ 14

    3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14

    3.2 Saran ......................................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15

  • 1

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai ilmu pengetahuan dan

    teknologi kelompok dan individu semakin ketat, damak dari perubahan tersebut

    merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang tidak bisa bertahan

    dengan perubahan yang terjagdi. Hal tersebut akan dirasakan sebagai stressor yang

    berkepanjangan, koping individu yang tidak efektif menjadikan sesorang mengalami

    gangguan secara psikologis.

    Masalah gangguan jiwa sangat mempengaruhi produktifitas dari kualitas

    kesehatan perseorangan maupun masyarakat. Gangguan jiwa walaupun tidak

    menyebabkan kematian, namun akan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi

    individu dan beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena penderita

    menjadi kronis dan tidak produktif.

    Data riset kesehatan dasar tahun 2007 (Rikerdas) menunjukkan bahwa gangguan

    mental emosional (depresi dan kecemasan) dialami sekitar 11,6% populasi usia di atas

    15 tahun (sekitar 24.708.000 orang). Sedangkan sekitar 0,48% populasi (1.065.000

    orang) mengalami gangguan jiwa berat (Depkes,2012).

    Kecemasan atau ansietas masih menjadi salah satu masalah kesehatan jiwa yang

    masih banyak terjadi kasus baik di Negara-negara maju maupun berkembang. Cemas

    adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008)

    dimana suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti

    perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi

    seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan. Kecemasan

    merupakan salah satu bentuk emosi negative, baik bersifat rasional maupun irasional.

    Ini merupakan persoalan tersendiri bagi yang mengalaminya.

    Dalam makalah ini, kelompok akan membahas mengenai ansietas atau

    kecemasan yang menjadi masalah kesehatan jiwa. Pada makalah ini akan membahas

  • 2

    tentang konsep dasar, psikopatologi, diagnose hingga penatalaksanaan baik medis

    maupun non medis.

    1.2 Tujuan

    1.2.1 Mahasiswa mampu memahami pengertian ansietas;

    1.2.2 Mahasiswa mampu memahami psikopatologi ansietas;

    1.2.3 Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan ansietas;

    1.2.4 Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan penatalaksanaan baik medis

    maupun penatalaksanaan keperawatan dari ansietas.

  • 3

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian

    Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

    situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat

    akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam

    tersebut terjadi. Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda

    bahaya kepada individu (Videbeck, 2008: 307).

    Ansietas adalah keadaan ketika individu/kelompok mengalami perasaan glisah

    (penilaian atau opini) dan aktivitas system sarafautonom dalam berespons terhadap

    ancanan yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito & Lynda, 2007: 11).

    Ansietas adalah perasaan gelisah yang samar-samar dari ketidaknyamanan atau

    ketakutan yang mengiringi respons autonom (alasannya sering kali tidak spesifikatau

    tidak diketahui oleh penderita); rasa ketakutan yang disebabkan oleh karena

    mengantisipasi keadaan yang berbahaya. Ini merupakan tanda yang memperingatkan

    akan bahaya yang akan terjadi yang mana memungkinkan penderita untuk mengukur

    dan mengatasi ancama tersebut (NANDA, 2010: 26)

    Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting

    tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis.

    Cemas dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu sebagai berikut.

    a. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan

    menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

    b. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting

    dan mengesampingkan yang lain. Mengalami perhatian yang selektif namun dapat

    melakukan sesuatu yang lebih terarah.

    c. Ansietas berat, cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik

    dan tidak dapat berfikir tentang hal lain dikarenakan mengurangi ketegangan.

    d. Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.

    Tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.

  • 4

    2.2 Psikopatologi/Psikodinamika

    2.2.1 Etiologi Ansietas

    Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu:

    a. faktor internal yaitu tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri;

    b. faktor eksternal dari lingkungan seperti ketidaknyamanan akan kemampuan diri,

    threat (ancaman), conflik (pertentangan), fear (ketakutan), unfuled need (kebutuhan

    yang tidak terpenuhi). (Videbeck, 2008:312).

    Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor predisposisi pada

    kecemasan sebagai berikut.

    a. Pandangan Psikoanalitis

    Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian: id

    dan superego.

    b. Pandangan Interpersonal

    kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan

    interpersonal.

    c. Pandangan Perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala sesuatu yang

    mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

  • 5

    2.2.2 Proses Ansietas

    Etiologi

    Faktor Internal:

    tidak memiliki

    keyakinan akan

    kemampuan diri

    Faktor eksternal: dari

    lingkungan

    1. ketidaknyamanan akan kemampuan diri

    2. Threat (ancaman) 3. Conflik (pertentangan) 4. Fear (ketakutan) 5. Unfuled need (kebutuhan yang

    tidak terpenuhi)

    Predisposisii

    Id Superego

    pandangan

    psikoanalitis

    Pandangan

    Interpersonal

    Pandangan

    Perilaku

    perasaan takut

    terhadap

    ketidaksetujuan

    dan penolakan

    interpersonal

    sesuatu yang

    mengganggu

    kemampuan

    individu

    ANSIETAS

    (CEMAS)

    Psikologis

    Fisiologis

  • 6

    Psikologis

    Fisiologis

    Gg Rasa

    Nyaman

    Harga Diri

    Rendah

    Gangguan

    proses pikir

    Efektif

    Isolasi sosial

    Rasa takut akan

    adanya ancaman

    Kesulitan berpikir

    logis

    Persepsi penilaian

    diri buruk

    Malu untuk

    bersosialisasi

    Munculnya

    aktivitas involunter

    Peningkatan

    Pertahanan Diri

    Kelenjar adrenal melepas

    adrenalin (Epinefrin)

    Vasokonstriksi PD dan

    peningkatan denyut

    jantung

    Peningkatan

    Curah Jantung

  • 7

    2.2.3 Tanda Gejala Ansietas

    Tanda dan gejala cemas secara garis besar di bagi menjadi cemas secara

    psikologis dan cemas secara fisiologis.

    a. Psikologis: terwujud dalam gejala-gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir,

    sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya.

    b. Fisiologis: terwujud dalam gejala-gejala fisik terutama pada sistem saraf misalnya

    tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual-muntah, diare, nafas

    sesak disertai tremor pada otot. (Videbeck, 2008: 308).

    Menurut Carpenito (2007), tanda mayor ansietas dibagi menjadi tiga kategori:

    fisiologis, emosional, dan kognitif. Gejala berfariasi tergantung tingkat ansietas.

    a. Fisiologis: gelisah, insomnia, peningkatan TD, diare, kegelisahan, sering berkemih,

    diaphoresis, gemetar, peningkatan RR, dilatasi pupil, suara tremor, pucat atau

    kemerahan, mual muntah, ruam panas dingin, anoreksia, mau pingsan.

    b. Emosional

    Individu menyatakan bahwa ia merasakan: ketakutan, gugup, ketidak berdayaan,

    kurang percaya diri, kehilangan kontrol, tidak dapat rileks.

    Individu memperlihatkan: menangis, tidak sabaran, marah berlebih, cenderung

    menyalahkan orang lain, kontak mata buruk, kritisme pada diri sendiri,menarik

    diri,kurang inisiatif, reaksi kaku.

    c. Kognitif: tidak dapat berkonsentrasi, kurang kesadaran terhadapsekitar, mudah

    lupa,blok pikiran, penurunan kemampuan belajar, konfusi, orientasi pada sama lalu

    dari pada masa kini atau masa depan.

    2.2.4 Komplikasi Ansietas

    a. Waham

    b. Resiko bunuh diri

    c. Gangguan makan

    d. Penyalagunaan napza

    e. Gangguan memori

    f. Halusinasi

    g. Delusi

  • 8

    2.3 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan

    2.3.1 Diagnosa Medis

    Diagnosa medis yang berkaitan dengan gangguan ansietas menurut Kim (2005)

    adalah Depresi.

    2.3.2 Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan prioritas adalah ansietas, sedangkan diagnosa lain yang

    mungkin muncul:

    a. gangguan rasa nyaman,

    b harga diri rendah,

    c. isolasi sosial,

    d. gangguan proses pikir, dan

    e. peningkatan curah jantung.

    2.4 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

    2.4.1 Penatalaksanaan Medis

    Penatalaksanaan medis pada klien dengan ansietas menurut Suliswati (2005)

    yaitu meliputi:

    a. Terapi psikofarmaka

    Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-

    obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal

    penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system).

    Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah

    benzodiazepine (BDPs) (Fracchione, 2005). Adapun beberapa jenis obat yang lazim

    digunakan adalah Diazepam, Lorazepam, Alprazolam, Propanolol dan Amitriptilin.

    b. Terapi somatik

    Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan

    atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkankeluhan-

    keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ

    tubuh yang bersangkutan.

  • 9

    2.4.2 Penatalaksanaan Keperawatan

    Penatalaksanaan non farmakologi yang dapat dilakukan perawat yang untuk

    mengurangi tingkat kecemasan pada pasien meliputi:

    a. Distraksi

    Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan kecemasan dengan cara

    mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap cemas

    yang dialami. Stimulus sensori yangmenyenangkan menyebabkan pelepasan

    endorphin yang bias menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan lebih sedikit

    stimuli cemas yang ditansmisikan ke otak (Potter & Perry, 2005).

    Salah satu metode distraksi yang dapat dilakukan khususnya pada yang

    beragam Islam yaitu dengan Murottal (mendengarkan bacaan Al Quran), membaca

    Al Quran dan Dzikir yang dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan

    hormon endorphin alami.

    b. Relaksasi

    Terapi relaksasi yang dilakukan dapat berupa relaksasi meditasi, relaksasi

    imajinasi dan visualisasi serta relaksasi progresif.

    Selain terapi yang telah dijelaskan di atas, perencanaan tindakan keperawatan

    yang dapat diberikan untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien yaitu:

  • 10

    No Diagnosa

    Keperawatan

    Rencana Tindakan Keperawatan Rasional

    Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

    1 Ansietas TUM :

    Pasien dapat mengontrol

    bahkan terbebas dari

    ansietas

    TUK 1 :

    Pasien dapat mengalami

    penurunan tingkat

    ansietas, sedikitnya satu

    tingkat.

    Setelah dilakukan interaksi

    dengan pasien selama 1x24

    jam, pasien dapat

    mengalami penurunan

    gejala ansietas dengan

    kriteria hasil:

    a. Tidak tampak tanda-tanda ansietas seperti

    ketegangan, ketakutan,

    insomnia, tremor, peka

    rangsang, isolasi,

    keletihan, gelisah,

    penyimpangan persepsi.

    1. Kaji tingkat ansietas (mis. kemampuan untuk memahami, kemampuan pemecahan

    masalah, dll)

    2. Pertahankan lingkungan yg aman dan tenang 3. Kurangi rangsang 4. Bicara dan tenangkan pasien 5. Dorong keterlibatan dalam aktivitas,

    bergantung pada tingkat ansietas

    6. Pandu keikutsertaan dalam perawatan diri 7. Arahkan kembali sesuai kebutuhan 8. Bantu pasien dalam

    mengidentifikasikemungkinan sumber stress

    9. Kenalkan humor dalam mengurangi ansietas 10. Berikan penyuluhan kesehatan tentang

    ansietas (dampak terhadap tubuh, tingkat

    ansietas, dampak kimiawi pada tubuh)

    11. Kaji penggunaan alcohol, kafein, nikotin, dan obat-obatan lain.

    Penting bagi perawat

    untuk mengurang tingka

    ansietas sampai ke

    tingkat sedang, rendah,

    atau hilang sehingga

    pasiendapat mulai

    berkonsentrasi pada

    keikutsertaan dalam

    mengembangkan rencana

    perawatan dan mencapai

    perubahan perilaku

    TUK 2 :

    Pasien dapat mengenali

    ansietasnya sendiri dan

    ikut serta dalam

    mengembangkan

    Setelah dilakukan interaksi

    dengan pasien selama 1x24

    jam, pasien mampu

    mengenali ansietasnya

    sendiri dengan kriteria

    1. Bantu pasien untuk menghubungkan perilaku dengan perasaan

    2. Beri dorongan pada pasien untuk membicarakan perasaan tenang ansietas

    3. Dapatkan persepsi pasien tentang ansietas

    Untuk dapat mengenali

    ansietas pada diri pasien

    sendiri diperlukan

    bantuan dari tenaga

    medis khusunya perawat.

  • 11

    perawatan untuk

    memberikan perubahan

    hasil:

    a. Pasien mampu mendiskusikan dan

    memantau perilaku

    sendiri setiap shift

    b. Mampu mengidentifikasi stressor

    c. Secara aktif ikut serta dalam aktivitas unit

    d. Melakukan interaksi dengan sebaya

    e. Mengembangkan tujuan yang realistis

    f. Menghubungkan perilaku dengan

    perasaan (mis.

    kehilangan pekerjaan)

    yang dialami

    4. Focus pada saat ini dan di sini 5. Kembangkan rencana ruang dengan pasien

    (mis. tetap di luar ruangan selama 50 menit

    setiap jam)

    6. Bantu pasien mengidentifikasi bagaimana ansietas dimanifestasikan melalui perilaku

    7. Gali dengan pasien cara mengantisipasi ansietas

    8. Berikan penyuluhan kesehatan tentang penatalaksanaa stress dan penetapan tujuan

    Ketika pasien telah

    mengenali tingkat

    ansietasnya diharapkan

    pasien mampu

    melakukan perawatan

    untuk memberikan

    perubahan pada tingkat

    ansietas yang dialami

    TUK 3:

    Pasien dapat menerima

    perubahan fisik dan

    emosi pada proses

    penuaan

    Setelah dilakukan interaksi

    dengan pasien selama 1x24

    jam, pasien mampu

    menerima perubahan fisik

    dan emosi pada proses

    penuaan dengan kriteria

    hasil:

    a. Pasien mampu mengenali keterbatasan

    b. Mengungkapkan ketakutan tentang

    proses penuaan

    1. Berikan penyuluhan kesehatan tentang proses penuaan termasuk reaksi berduka

    2. Beri dorongan pada pasien untuk berfungsi semandiri mungkin

    3. Beri dorongan pada psien untuk mendiskusikan perasaan/ketakutan

    4. Bantu pasien dalam mengidentifikasi strategi koping yang efektif

    5. Bantu pasien dalam mengidentifikasi sistem pendukung

    6. Gali dengan pasien penggunaan sistem pendukung secara efektif

    Proses penuaan dapat

    membangkitkan ansietas

    pada beberapa orang

  • 12

    c. Berfungsi pada tingkat optimal

    d. Menggunakan kekuatan untuk

    mengembangkan

    koping terhadap proses

    penuaan

    TUK 4:

    Pasien dapat

    menunjukkan strategi

    koping efektif dalam

    hubungannya dengan

    krisis maturasi dan

    situasi.

    Setelah dilakukan interaksi

    dengan pasien selama 1x24

    jam, pasien mampu

    menunjukkan strategi

    koping efektif dalam

    hubungannya dengan krisis

    maturasi dan situasi dengan

    kriteria hasil:

    a. Pasien mampu mengembangkan

    rencana pribadi untuk

    menurunkan ansietas

    dengan menggunakan

    proses pemecahan

    masalah

    b. Mengidentifikasi dukungan/sumber

    komunitas

    c. Memperagakan teknik relaksasi

    d. Memenuhi kebutuhan perawatan diri

    Ikut serta dalam merencanakan pulang 1. Gali mekanisme koping dengan pasien;

    bantu pasien untuk mengidentifikasi

    mekanisme koping yang telah berhasil

    mengurangi ansietas

    2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi mekanisme koping adaptif dalm

    pengharapan cultural pasien sendir

    3. Bicarakan pentingnya program latihan teratur

    4. Berikan penyuluhan kesehatan dalam proses pemecahan masalah (mis.

    mengatur, memprioritaskan, menerapkan,

    mengevaluasi)

    Menggunakan teknik relaksasi termasuk napas dalam

    1. Instruksikan pasien untuk napas lambat dan dalam (mata dapat terpejam atau

    terbuka)

    2. Minta pasien untuk duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dalam ruangan

    yang tenang (pasien harus memejamkan

    Salah satu manfaat dari

    relaskasi adalah untuk

    menurunkan kecemasan

    dengan cara mengatur

    pernapasan dan

    merieksasikan otot-otot

    pada bagian tubuh.

  • 13

    e. Membentuk hubungan interpersonal

    f. Ikut serta dalam merencanakan pulang

    mata kecuali tindakan ini membuatnya

    merasa tidak nyaman)

    3. Pada periode sepanjanglatihan minta pasien untuk berfokus pada pernapasan

    (lambat dan dalam)

    4. Untuk memulai latihan, instruksikan pasien untuk mengambil posisi yang

    nyaman dan bayangkan sedang berada

    pada tempat yang nyaman (mis. di pantai).

    Kemudian instruksikan pasien untuk

    menegangkan dengan perlahan (selama 5

    detik) (tanpa cedera) dan kemudian rileks

    setiap kelompok otot (10-15 detik)

    5. Mulai dengan ibu jari kaki dan kaki dan beralih secara progresif ke atas-betis,

    paha, bokong, pinggang, tangan (buat

    genggaman), lengan bawah, lengan atas,

    bahu, leher, dan berakhir dengan wajah

    (meringis). Setelah merelaksasikan wajah,

    pasen harus tetap tenang selama 15 menit

    (atau selama yang dapat ditoleransi oleh

    pasien), berkonsentrasi dengan dami,

    tenang dan pernapasan.

    6. Instruksikan pasien untuk menggunakan keseluruhan latihan atau hanya untuk area

    yang tegang bila waktu memungkinkan

    7. Instruksikan pasien untuk menggunakanprosi napas dalam bila

    waktu terbatas

  • 14

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

    situasi. Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting

    tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis.

    Yang disebabkan oleh 2 faktor, yaitu internal dan eksternal.

    3.2 Saran

    Dalam mengatasi ansieta tidak hanya terapi farmakologis yang diberikan akan

    tetapi efek terepeutik dari perawat sangat membantu dalam proses kesembuhan klien

    dengan ansietas. Agar efek dari ansietas dapat konstruktif individu hasrus dapat

    menggunakan koping yang efektif sehingga efek destruktif dari ansietas dapat dihindari.

  • 15

    DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih bahasa

    oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

    Depkes RI. 2012. Deteksi Kesehatan Jiwa Dilakukan di Pukesmas. [Serial on line].

    www.depkes.go.id.php/berita/press-release/1480-deteksi-kesehatan-jiwa

    dilakukan-di-pukesmas.html . [16 Februari 2014].

    Fricchione, Gregory. 2005. Generalized Anxiety Disorder. N England J Med. 351:675-

    82.

    Kim, Mi Ja, dkk. 2005. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

    NANDA. 2010. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Ahli bahasa Fatiah

    Istiqomah. Jakarta: EGC.

    Potter, Ptaricia. A & Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.

    Jakarta: EGC.

    Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.

    Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

    Videbeck, Sheila I. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.