askep ansietas
-
Upload
dhara-ayoe -
Category
Documents
-
view
60 -
download
2
description
Transcript of askep ansietas
-
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN ANSIETAS
MAKALAH
oleh:
Kelompok 12
Suhariyati NIM 112310101001
Aldila K. P. NIM 112310101006
Wahyu Elok P. NIM 112310101043
Kikianita O. NIM 112310101063
Fitania M. NIM 112310101064
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
-
ii
ii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Ansietas yang diajukan sebagai tugas pemicu matakuliah Keperawatan Klinik
VIII (Jiwa). Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis didukung oleh berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep, Sp.Kep.J, selaku penanggung jawab matakuliah
(PJMK) Keperawatan Klinik VIII (Jiwa);
2. teman-teman angkatan 2011, yang selalu memberikan dorongan semangat dan
dukungan, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Jember, Januari 2014
Penulis
-
iii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PRAKATA .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Pengertian ................................................................................................ 3
2.2 Psikopatologi/Psikodinamika ................................................................. 4
2.2.1 Etiologi Ansietas ............................................................................. 4
2.2.2 Proses Ansietas .............................................................................. 5
2.2.3 Tanda Gejala Ansietas .................................................................. 7
2.2.4 Komplikasi Ansietas ....................................................................... 7
2.3 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan ....................................... 8
2.3.1 Diagnosa Medis ............................................................................... 8
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 8
2.4 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan ........................................... 8
2.4.1 Penatalaksanaan Medis ................................................................. 8
2.4.2 Penatalaksanaan Keperawatan ..................................................... 9
BAB III. PENUTUP ................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14
3.2 Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15
-
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi kelompok dan individu semakin ketat, damak dari perubahan tersebut
merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang tidak bisa bertahan
dengan perubahan yang terjagdi. Hal tersebut akan dirasakan sebagai stressor yang
berkepanjangan, koping individu yang tidak efektif menjadikan sesorang mengalami
gangguan secara psikologis.
Masalah gangguan jiwa sangat mempengaruhi produktifitas dari kualitas
kesehatan perseorangan maupun masyarakat. Gangguan jiwa walaupun tidak
menyebabkan kematian, namun akan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi
individu dan beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena penderita
menjadi kronis dan tidak produktif.
Data riset kesehatan dasar tahun 2007 (Rikerdas) menunjukkan bahwa gangguan
mental emosional (depresi dan kecemasan) dialami sekitar 11,6% populasi usia di atas
15 tahun (sekitar 24.708.000 orang). Sedangkan sekitar 0,48% populasi (1.065.000
orang) mengalami gangguan jiwa berat (Depkes,2012).
Kecemasan atau ansietas masih menjadi salah satu masalah kesehatan jiwa yang
masih banyak terjadi kasus baik di Negara-negara maju maupun berkembang. Cemas
adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008)
dimana suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti
perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi
seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan. Kecemasan
merupakan salah satu bentuk emosi negative, baik bersifat rasional maupun irasional.
Ini merupakan persoalan tersendiri bagi yang mengalaminya.
Dalam makalah ini, kelompok akan membahas mengenai ansietas atau
kecemasan yang menjadi masalah kesehatan jiwa. Pada makalah ini akan membahas
-
2
tentang konsep dasar, psikopatologi, diagnose hingga penatalaksanaan baik medis
maupun non medis.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu memahami pengertian ansietas;
1.2.2 Mahasiswa mampu memahami psikopatologi ansietas;
1.2.3 Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan ansietas;
1.2.4 Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan penatalaksanaan baik medis
maupun penatalaksanaan keperawatan dari ansietas.
-
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat
akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam
tersebut terjadi. Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda
bahaya kepada individu (Videbeck, 2008: 307).
Ansietas adalah keadaan ketika individu/kelompok mengalami perasaan glisah
(penilaian atau opini) dan aktivitas system sarafautonom dalam berespons terhadap
ancanan yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito & Lynda, 2007: 11).
Ansietas adalah perasaan gelisah yang samar-samar dari ketidaknyamanan atau
ketakutan yang mengiringi respons autonom (alasannya sering kali tidak spesifikatau
tidak diketahui oleh penderita); rasa ketakutan yang disebabkan oleh karena
mengantisipasi keadaan yang berbahaya. Ini merupakan tanda yang memperingatkan
akan bahaya yang akan terjadi yang mana memungkinkan penderita untuk mengukur
dan mengatasi ancama tersebut (NANDA, 2010: 26)
Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting
tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis.
Cemas dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu sebagai berikut.
a. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
b. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain. Mengalami perhatian yang selektif namun dapat
melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Ansietas berat, cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berfikir tentang hal lain dikarenakan mengurangi ketegangan.
d. Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
Tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
-
4
2.2 Psikopatologi/Psikodinamika
2.2.1 Etiologi Ansietas
Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu:
a. faktor internal yaitu tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri;
b. faktor eksternal dari lingkungan seperti ketidaknyamanan akan kemampuan diri,
threat (ancaman), conflik (pertentangan), fear (ketakutan), unfuled need (kebutuhan
yang tidak terpenuhi). (Videbeck, 2008:312).
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor predisposisi pada
kecemasan sebagai berikut.
a. Pandangan Psikoanalitis
Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian: id
dan superego.
b. Pandangan Interpersonal
kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan
interpersonal.
c. Pandangan Perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
-
5
2.2.2 Proses Ansietas
Etiologi
Faktor Internal:
tidak memiliki
keyakinan akan
kemampuan diri
Faktor eksternal: dari
lingkungan
1. ketidaknyamanan akan kemampuan diri
2. Threat (ancaman) 3. Conflik (pertentangan) 4. Fear (ketakutan) 5. Unfuled need (kebutuhan yang
tidak terpenuhi)
Predisposisii
Id Superego
pandangan
psikoanalitis
Pandangan
Interpersonal
Pandangan
Perilaku
perasaan takut
terhadap
ketidaksetujuan
dan penolakan
interpersonal
sesuatu yang
mengganggu
kemampuan
individu
ANSIETAS
(CEMAS)
Psikologis
Fisiologis
-
6
Psikologis
Fisiologis
Gg Rasa
Nyaman
Harga Diri
Rendah
Gangguan
proses pikir
Efektif
Isolasi sosial
Rasa takut akan
adanya ancaman
Kesulitan berpikir
logis
Persepsi penilaian
diri buruk
Malu untuk
bersosialisasi
Munculnya
aktivitas involunter
Peningkatan
Pertahanan Diri
Kelenjar adrenal melepas
adrenalin (Epinefrin)
Vasokonstriksi PD dan
peningkatan denyut
jantung
Peningkatan
Curah Jantung
-
7
2.2.3 Tanda Gejala Ansietas
Tanda dan gejala cemas secara garis besar di bagi menjadi cemas secara
psikologis dan cemas secara fisiologis.
a. Psikologis: terwujud dalam gejala-gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir,
sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya.
b. Fisiologis: terwujud dalam gejala-gejala fisik terutama pada sistem saraf misalnya
tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual-muntah, diare, nafas
sesak disertai tremor pada otot. (Videbeck, 2008: 308).
Menurut Carpenito (2007), tanda mayor ansietas dibagi menjadi tiga kategori:
fisiologis, emosional, dan kognitif. Gejala berfariasi tergantung tingkat ansietas.
a. Fisiologis: gelisah, insomnia, peningkatan TD, diare, kegelisahan, sering berkemih,
diaphoresis, gemetar, peningkatan RR, dilatasi pupil, suara tremor, pucat atau
kemerahan, mual muntah, ruam panas dingin, anoreksia, mau pingsan.
b. Emosional
Individu menyatakan bahwa ia merasakan: ketakutan, gugup, ketidak berdayaan,
kurang percaya diri, kehilangan kontrol, tidak dapat rileks.
Individu memperlihatkan: menangis, tidak sabaran, marah berlebih, cenderung
menyalahkan orang lain, kontak mata buruk, kritisme pada diri sendiri,menarik
diri,kurang inisiatif, reaksi kaku.
c. Kognitif: tidak dapat berkonsentrasi, kurang kesadaran terhadapsekitar, mudah
lupa,blok pikiran, penurunan kemampuan belajar, konfusi, orientasi pada sama lalu
dari pada masa kini atau masa depan.
2.2.4 Komplikasi Ansietas
a. Waham
b. Resiko bunuh diri
c. Gangguan makan
d. Penyalagunaan napza
e. Gangguan memori
f. Halusinasi
g. Delusi
-
8
2.3 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan
2.3.1 Diagnosa Medis
Diagnosa medis yang berkaitan dengan gangguan ansietas menurut Kim (2005)
adalah Depresi.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan prioritas adalah ansietas, sedangkan diagnosa lain yang
mungkin muncul:
a. gangguan rasa nyaman,
b harga diri rendah,
c. isolasi sosial,
d. gangguan proses pikir, dan
e. peningkatan curah jantung.
2.4 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
2.4.1 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada klien dengan ansietas menurut Suliswati (2005)
yaitu meliputi:
a. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-
obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system).
Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah
benzodiazepine (BDPs) (Fracchione, 2005). Adapun beberapa jenis obat yang lazim
digunakan adalah Diazepam, Lorazepam, Alprazolam, Propanolol dan Amitriptilin.
b. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkankeluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ
tubuh yang bersangkutan.
-
9
2.4.2 Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan non farmakologi yang dapat dilakukan perawat yang untuk
mengurangi tingkat kecemasan pada pasien meliputi:
a. Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan kecemasan dengan cara
mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap cemas
yang dialami. Stimulus sensori yangmenyenangkan menyebabkan pelepasan
endorphin yang bias menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan lebih sedikit
stimuli cemas yang ditansmisikan ke otak (Potter & Perry, 2005).
Salah satu metode distraksi yang dapat dilakukan khususnya pada yang
beragam Islam yaitu dengan Murottal (mendengarkan bacaan Al Quran), membaca
Al Quran dan Dzikir yang dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan
hormon endorphin alami.
b. Relaksasi
Terapi relaksasi yang dilakukan dapat berupa relaksasi meditasi, relaksasi
imajinasi dan visualisasi serta relaksasi progresif.
Selain terapi yang telah dijelaskan di atas, perencanaan tindakan keperawatan
yang dapat diberikan untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien yaitu:
-
10
No Diagnosa
Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Ansietas TUM :
Pasien dapat mengontrol
bahkan terbebas dari
ansietas
TUK 1 :
Pasien dapat mengalami
penurunan tingkat
ansietas, sedikitnya satu
tingkat.
Setelah dilakukan interaksi
dengan pasien selama 1x24
jam, pasien dapat
mengalami penurunan
gejala ansietas dengan
kriteria hasil:
a. Tidak tampak tanda-tanda ansietas seperti
ketegangan, ketakutan,
insomnia, tremor, peka
rangsang, isolasi,
keletihan, gelisah,
penyimpangan persepsi.
1. Kaji tingkat ansietas (mis. kemampuan untuk memahami, kemampuan pemecahan
masalah, dll)
2. Pertahankan lingkungan yg aman dan tenang 3. Kurangi rangsang 4. Bicara dan tenangkan pasien 5. Dorong keterlibatan dalam aktivitas,
bergantung pada tingkat ansietas
6. Pandu keikutsertaan dalam perawatan diri 7. Arahkan kembali sesuai kebutuhan 8. Bantu pasien dalam
mengidentifikasikemungkinan sumber stress
9. Kenalkan humor dalam mengurangi ansietas 10. Berikan penyuluhan kesehatan tentang
ansietas (dampak terhadap tubuh, tingkat
ansietas, dampak kimiawi pada tubuh)
11. Kaji penggunaan alcohol, kafein, nikotin, dan obat-obatan lain.
Penting bagi perawat
untuk mengurang tingka
ansietas sampai ke
tingkat sedang, rendah,
atau hilang sehingga
pasiendapat mulai
berkonsentrasi pada
keikutsertaan dalam
mengembangkan rencana
perawatan dan mencapai
perubahan perilaku
TUK 2 :
Pasien dapat mengenali
ansietasnya sendiri dan
ikut serta dalam
mengembangkan
Setelah dilakukan interaksi
dengan pasien selama 1x24
jam, pasien mampu
mengenali ansietasnya
sendiri dengan kriteria
1. Bantu pasien untuk menghubungkan perilaku dengan perasaan
2. Beri dorongan pada pasien untuk membicarakan perasaan tenang ansietas
3. Dapatkan persepsi pasien tentang ansietas
Untuk dapat mengenali
ansietas pada diri pasien
sendiri diperlukan
bantuan dari tenaga
medis khusunya perawat.
-
11
perawatan untuk
memberikan perubahan
hasil:
a. Pasien mampu mendiskusikan dan
memantau perilaku
sendiri setiap shift
b. Mampu mengidentifikasi stressor
c. Secara aktif ikut serta dalam aktivitas unit
d. Melakukan interaksi dengan sebaya
e. Mengembangkan tujuan yang realistis
f. Menghubungkan perilaku dengan
perasaan (mis.
kehilangan pekerjaan)
yang dialami
4. Focus pada saat ini dan di sini 5. Kembangkan rencana ruang dengan pasien
(mis. tetap di luar ruangan selama 50 menit
setiap jam)
6. Bantu pasien mengidentifikasi bagaimana ansietas dimanifestasikan melalui perilaku
7. Gali dengan pasien cara mengantisipasi ansietas
8. Berikan penyuluhan kesehatan tentang penatalaksanaa stress dan penetapan tujuan
Ketika pasien telah
mengenali tingkat
ansietasnya diharapkan
pasien mampu
melakukan perawatan
untuk memberikan
perubahan pada tingkat
ansietas yang dialami
TUK 3:
Pasien dapat menerima
perubahan fisik dan
emosi pada proses
penuaan
Setelah dilakukan interaksi
dengan pasien selama 1x24
jam, pasien mampu
menerima perubahan fisik
dan emosi pada proses
penuaan dengan kriteria
hasil:
a. Pasien mampu mengenali keterbatasan
b. Mengungkapkan ketakutan tentang
proses penuaan
1. Berikan penyuluhan kesehatan tentang proses penuaan termasuk reaksi berduka
2. Beri dorongan pada pasien untuk berfungsi semandiri mungkin
3. Beri dorongan pada psien untuk mendiskusikan perasaan/ketakutan
4. Bantu pasien dalam mengidentifikasi strategi koping yang efektif
5. Bantu pasien dalam mengidentifikasi sistem pendukung
6. Gali dengan pasien penggunaan sistem pendukung secara efektif
Proses penuaan dapat
membangkitkan ansietas
pada beberapa orang
-
12
c. Berfungsi pada tingkat optimal
d. Menggunakan kekuatan untuk
mengembangkan
koping terhadap proses
penuaan
TUK 4:
Pasien dapat
menunjukkan strategi
koping efektif dalam
hubungannya dengan
krisis maturasi dan
situasi.
Setelah dilakukan interaksi
dengan pasien selama 1x24
jam, pasien mampu
menunjukkan strategi
koping efektif dalam
hubungannya dengan krisis
maturasi dan situasi dengan
kriteria hasil:
a. Pasien mampu mengembangkan
rencana pribadi untuk
menurunkan ansietas
dengan menggunakan
proses pemecahan
masalah
b. Mengidentifikasi dukungan/sumber
komunitas
c. Memperagakan teknik relaksasi
d. Memenuhi kebutuhan perawatan diri
Ikut serta dalam merencanakan pulang 1. Gali mekanisme koping dengan pasien;
bantu pasien untuk mengidentifikasi
mekanisme koping yang telah berhasil
mengurangi ansietas
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi mekanisme koping adaptif dalm
pengharapan cultural pasien sendir
3. Bicarakan pentingnya program latihan teratur
4. Berikan penyuluhan kesehatan dalam proses pemecahan masalah (mis.
mengatur, memprioritaskan, menerapkan,
mengevaluasi)
Menggunakan teknik relaksasi termasuk napas dalam
1. Instruksikan pasien untuk napas lambat dan dalam (mata dapat terpejam atau
terbuka)
2. Minta pasien untuk duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dalam ruangan
yang tenang (pasien harus memejamkan
Salah satu manfaat dari
relaskasi adalah untuk
menurunkan kecemasan
dengan cara mengatur
pernapasan dan
merieksasikan otot-otot
pada bagian tubuh.
-
13
e. Membentuk hubungan interpersonal
f. Ikut serta dalam merencanakan pulang
mata kecuali tindakan ini membuatnya
merasa tidak nyaman)
3. Pada periode sepanjanglatihan minta pasien untuk berfokus pada pernapasan
(lambat dan dalam)
4. Untuk memulai latihan, instruksikan pasien untuk mengambil posisi yang
nyaman dan bayangkan sedang berada
pada tempat yang nyaman (mis. di pantai).
Kemudian instruksikan pasien untuk
menegangkan dengan perlahan (selama 5
detik) (tanpa cedera) dan kemudian rileks
setiap kelompok otot (10-15 detik)
5. Mulai dengan ibu jari kaki dan kaki dan beralih secara progresif ke atas-betis,
paha, bokong, pinggang, tangan (buat
genggaman), lengan bawah, lengan atas,
bahu, leher, dan berakhir dengan wajah
(meringis). Setelah merelaksasikan wajah,
pasen harus tetap tenang selama 15 menit
(atau selama yang dapat ditoleransi oleh
pasien), berkonsentrasi dengan dami,
tenang dan pernapasan.
6. Instruksikan pasien untuk menggunakan keseluruhan latihan atau hanya untuk area
yang tegang bila waktu memungkinkan
7. Instruksikan pasien untuk menggunakanprosi napas dalam bila
waktu terbatas
-
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting
tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis.
Yang disebabkan oleh 2 faktor, yaitu internal dan eksternal.
3.2 Saran
Dalam mengatasi ansieta tidak hanya terapi farmakologis yang diberikan akan
tetapi efek terepeutik dari perawat sangat membantu dalam proses kesembuhan klien
dengan ansietas. Agar efek dari ansietas dapat konstruktif individu hasrus dapat
menggunakan koping yang efektif sehingga efek destruktif dari ansietas dapat dihindari.
-
15
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih bahasa
oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2012. Deteksi Kesehatan Jiwa Dilakukan di Pukesmas. [Serial on line].
www.depkes.go.id.php/berita/press-release/1480-deteksi-kesehatan-jiwa
dilakukan-di-pukesmas.html . [16 Februari 2014].
Fricchione, Gregory. 2005. Generalized Anxiety Disorder. N England J Med. 351:675-
82.
Kim, Mi Ja, dkk. 2005. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
NANDA. 2010. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Ahli bahasa Fatiah
Istiqomah. Jakarta: EGC.
Potter, Ptaricia. A & Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Videbeck, Sheila I. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.