askep amarta
-
Upload
rida-anita-yunikawati -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of askep amarta
-
8/17/2019 askep amarta
1/40
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA COLON
DI RUANG AMARTA 2 IRNA VI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Tugas Kelompok
Stase Praktek Manajemen Keperawatan
-
8/17/2019 askep amarta
2/40
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA COLON
DI RUANG AMARTA 2 IRNA VI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Tugas Kelompok
Stase Praktek Manajemen Keperawatan
-
8/17/2019 askep amarta
3/40
Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan ang terjadi pada
kolon! rektum! dan appendi" #usus buntu$. Di negara maju! kanker ini menduduki peringkatke tiga ang paling sering terjadi! dan menjadi penebab kematian ang utama di dunia
barat.Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat ang paling sering
ditemukan daerah kolon terutama pada sekum! desendens bawah! dan kolon sigmoid.
Prognosa optimistik% tanda dan gejala awal biasana tidak ada. Kanker kolorektal adalah
tumbuhna sel&sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum.Kebanakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel ang tidak ganas biasa disebut
adenoma ang dalam stadium awal membentuk polip #sel ang tumbuh sangat 'epat$.Kanker
kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal(neoplasma ang mun'ul dari
jaringan epithelial dari 'olon Kanker kolon(usus besar adalah tumbuhna sel kanker ang
ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum Kanker kolon adalah pertumbuhan sel
ang bersi)at ganas ang tumbuh pada kolon dan mengin*asi jaringan sekitarna.
ANATOMI DAN UNGSI COLON
Colon! kurang lebih mempunai panjang +&, kaki #-!,m$! berjalan dari ileum
terminale sampai ke rektum. leum terminal berlanjut ke 'e'um di batas posteromedial pada
-
8/17/2019 askep amarta
4/40
2ambar -. 3natomi 'olon
Suplai darah ke'olon pro"imal dan distal se'ara berurut diperoleh dari arteri
mesenteri' superior #SM3$ dan arteri mesenteri' in)erior #M3$. Pembuluh darah mesenteri'
in)erior lewat tegak lurus dalam retroperitoneum dan bergabung dengan pembuluh darah
splenikus! dalam perjalanan ke pintu gerbang sistem pembuluh darah. Saluran getah bening
http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Stomach_colon_rectum_diagram.svg
-
8/17/2019 askep amarta
5/40
telah berlangsung dengan komplit sebelum kimus sampai ke 'olon. p9 kolon ber*ariasi
antara ,.,&/.
2ambar 1. ;askularisasi 'olon
-
8/17/2019 askep amarta
6/40
e)ek mutagen dari )eses! intake daging ang berlebihan! asam sempedu ang tinggi dalam
'olon! gangguan intake *itamin dan mineral.
M)ta('n 3's's
Komponen mutagen seperti )e'apentaenes! +&ketosteroids! dan hetero''li' amines
ang terdapat di dalam )eses dapat menimbulkan interaksi dari digesti dan produk makanan.
Komponen ini menimbulkan reaksi molekul D73 ang merugikan menjadi sel karsinoma.
Salah satu pengaruh utama dari diet adalah menghasilkan mutagen )eses dengan diet&diet
tertentu. Semakin lama transit )eses dalam 'olon maka memperlama kontak mukosa dengan
mutagen. Diet tinggi serat dapat memper'epat transit )eses dengan mukosa 'olon! maka dapat
menurunkan risiko karsinoma 'olon.
Inta0' ,a(in( 4'*/'4ihan
3ngka kanker kolorektal di berbagai negara menunjukkan hubungan ang kuat antara
keberadaan lemak hewani dan daging dalam diet. Di negara seperti >epang! ang dietna
se'ara tradisional banak mengandung lemak ang rendah dan telah terganti dengan diet
barat! insidensi kanker kolorektal selama lebih dari ,5 tahun telah meningkat 1!, kali lipat.
ntake lemak dalam diet barat sekarang ini diperkirakan sekitar +5&,6 dari total kalori. Data
d i b b liti ki i t l h j kk k i d i h i
-
8/17/2019 askep amarta
7/40
AKTOR RISIKO
UsiaDalam populasi umum! insiden karsinoma 'olon mulai meningkat se'ara bermakna
setelah usia 5 sampai , tahun dan men'apai pun'akna pada usia /, tahun. 9al ini akibat
kerja materi karsinogenetik pada sel 'olon dalam peningkatan periode. @esiko kira&kira sama
bagi pria dan wanita di atas 5 tahun! bila mun'ul sebelum 5 tahun! maka biasana terjadi
bersama sejumlah )a'tor resiko lain terutama )amilial.
Di't
Diet 8at makanan ang kurang mengandung serat telah dilaporkan sebagai )aktor
pokok ang bertanggung jawab untuk timbulna karsinoma kolore'tal pada orang 3)rika asli.
9ipotesisna adalah bahwa diet serat behubungan waktu transit ang lebih pendek! sehingga
hana menebabkan kontak pendek dari karsinogen dengan mukosa.Penurunan waktu transit
juga mengurangi kerja bakteri dalam isi 'olon. Konsentrasi )e'al asam empedu telah
dipelajari pada pasien karsinoma 'olon dan 'ara pengendalianna.
Telah diketahui bahwa konsentrasi ang lebih tinggi dari asam empedu sudah umum
pada pasien ang menderita karsinoma kolore'tal dan tidak biasa pada indi*idu normal.
3sam empedu dapat meningkat oleh diet lemak dan menurun oleh serat. Dan juga
-
8/17/2019 askep amarta
8/40
mulaina penakit dan diperkirakan 15 sampai +5 persen pada 15 tahun. @esiko dua kali lipat
pada pasien ang kolitis dimulai sebelum usia 1, tahun. Kolitis granulomatosa (penyakit Crohn) umumna juga dianggap premaligna! terutama bila usia mulaina sebelum 1- tahun!
tetapi peringkat besar resiko kurang dan pasien kolitis ulserati*a.
P7/i5 87/7n
Berbagai polip 'olon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus
di'urigai. 7ormalna kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel. >ika kromosomnarusak! pertumbuhan sel menjasi tisak terkontrol! tumbuh polip. Polip 'olon menunjukkan
jinak! bila bertahun&tahun polip 'olon jinak dapat menjadi karsinoma.
In3/a--at7*+ 97'/ Dis'as'
Penakit in)lamasi pada 'olon ini aitu kolitis ulserati) dan kolitis granulomatosa
#CrohnAs disease$ berisiko menjadi karsinoma 'olon sangat tinggi untuk pasien dengan
riwaat penakit tersebut dalam jangka waktu ang lama. @isiko dari karsinoma 'olon sangat
jelas terjadi setelah -5 tahun menderita 'olitis.
P'*)4ahan ,a/a- -i0*73/7*a 87/7n
Si)at )lora bakteri usus dapat ditentukan dengan diet! dan bahwa diet juga
memberikan substrat bagi perubahan ang diinduksi bakteri apapun pada isi usus normal
-
8/17/2019 askep amarta
9/40
Pria dan wanita ang merokok selama 15 tahun mempunai risiko + " lebih tinggi
terhadap timbulna adenoma ke'il # - 'm$. Merokok lebih dari 15 tahun mempunai risiko1!, " terhadap timbulna adenoma ang lebih besar.
PATOISIOLOGI
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis #4,6$ adenokarsinoma#mun'ul dari lapisan epitel dalam usus endotel$. Mun'ulna tumor biasana dimulai
sebagai polip jinak! ang kemudian dapat menjadi ganas dan menusup! serta merusak%
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarna. Tumor dapat berupa masa polipoid!
besar! tumbuh ke dalam lumen! dan dengan 'epat meluas ke sekitar usus sebagai striktura
annular #mirip 'in'in$. esi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid! sedangkan
lesi polipoid ang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens. Tumor dapat
menebar melalui:
-$ n)iltrasi langsung ke struktur ang berdekatan! seperti ke dalam kandung kemih
#*esika urinaria$.
1$ Penebaran lewat pembuluh lim)e lim)ogen ke kelenjar lim)e perikolon dan
-
8/17/2019 askep amarta
10/40
banak! terutama pada pasien ang mendapat antikoagulan. =eses masuk ke 'e'um dalam
bentuk liEuid ( 'air dan obstruksi biasana terjadi relati) lambat. Karena lumen usus menjadilebih sempit pasien biasana mengeluh neri kolik ang intermitten! di sentral atau di )ossa
ilia'a kanan! dimana sering timbul setelah makan! distimulasi oleh re)leks gastro'oli'. 7eri
sering diikuti oleh onset diare intermitten! kemungkinan karena )ermentasi )eses dan
akumulasi toksin bakteri di dalam lumen usus besar. Fbstruksi ileum distal dapat terjadi bila
tumor menutup katup ileo'e'al! atau jika katup ileo'e'al menjadi inkompeten karena
obstruksi komplit 'e'al. 2elombang dari kolik abdomen sentral dapat terjadi! dengan distensi
abdominal sentral progresi) dan borborgmus. Peristaltis usus mungkin dapat terlihat! muntah
)eses! dan dehidrasi merupakan meni)estasi lambat ang dapat mun'ul.. >arang massa ang
dapat dipalpasi sebagai keluhan utama.
Pasien kadang&kadang tampak dengan gejala dan tanda dari apendisitis akut jika
karsinoma menutup ori)i'ium apendi'ular dan menghasilkan in)lamasi akut! atau dari
per)orasi karsinoma. Diagnosis mungkin tidak jelas pada saat apendiks diangkat dan harus
dilihat dengan barium enema atau dengan 'olonos'op. Tumor dapat berpenetrasi ke dinding
posterior 'olon! menimbulkan per)orasi dan abses di mus'ulus psoas. Pasien demikian
tampak dengan gejala dan tanda in)eksi dengan massa ang neri pada )ossa ilia'a kanan.
-
8/17/2019 askep amarta
11/40
tampak dengan perubahan kebiasaan pola de)ekasi! sering konstipasi kadang diselingi diare!
biasana disertai kolik abdomen bawah! mungkin mengalami distensi! dan keinginan untuk de)ekasi. 2ejala&gejala 'enderung menjadi progresi) memberat! dan ini mungkin dapat
membedakan antara karsinoma dengan penakit di*ertikular atau iritasi kolon. rritable bowel
sndrome biasana pada dewasa muda% >ika pasien usia setengah baa atau lebih tua dengan
gejala perubahan kebiasaan pola de)ekasi sebaikna diasumsikan sebagai kanker kolon
sampai terbukti bukan
Perubahan pola de)ekasi sering dengan buang air besar disertai darah segar! dan
kadang mukus atau lendir di )eses atau permukaanna! khususna pada tumor di distal
sigmoid. Konstipasi progresi) dan diare merupakan perubahan pola de)ekasi ang lebih
jarang. Beberapa pasien datang dengan neri atau massa di )ossa ilia'a kiri! dan massa sering
terpalpasi di abdomen pada pemeriksaan )isik. Palpasi karsinoma pad )leksura splenikus
harus dibedakan dari pembesaran lien ( spleen atau ginjal.
Beberapa pasien! mempunai gejala asmptomati' hingga mereka datang dengan
distensi abdomen massi*e karena obstrukis komplit dari usus besar. Pada keadaan ini 'e'um
menjadi sangat distensi. Ke'uali distensi dikenali dan diterapi dengan 'epat! atau ke'uali
katup ileo'e'al menjadi inkompeten! per)orasi 'e'al dapat terjadi dan menebabkan
-
8/17/2019 askep amarta
12/40
primer dari tempat lain juga dapat meningkatkan C?3. @ekurensi tumor post operasi masih
ada kemungkinan meskipun kadar C?3 normal.
/
La4 ,a*ah *)tin ,an )*ina/isa
Pemeriksaan lengkap hitung darah putih dan elektrolit! tes )ungsi li*er! serta urinalisa
sebaikna dilakukan karena dapat berman)aat untuk mengetahui adana metastase. Tetapi
hasil lab ang normal juga tidak dapat meningkirkan adana metastase atau tidak.
P'-'*i0saan *a,i7/7(is
< @oentgen thoraks merupakan baian dari penilaian rutin dan berman)aat dalam
menentukan stadium dengan mengetahui ada tidakna metastase ke paru&paru.
< CT&S'an abdomen! pel*is atau hati dapat berman)aat dalam mendiagnosis kanker
'olon ang telah bermetastase ke kelenjar lim)e! hati! dan paru&paru. Multipel
metastase pada li*er dan atau paru&paru menunjukkan kanker 'olon in'urable dengan
operasi dan kemoterapi. CT&s'an juga sangat membantu mendiagnosis adana
rekurensi tumor dan menilai respon terhadap kemoterapi.
C7/7n7s875+
Colonos'op memberikan pemeriksaan pada seluruh 'olon! dan dapat digunakan
untuk mendapatkan biopsi dari lesi ang di'urigai atau untuk mengangkat polip.
-
8/17/2019 askep amarta
13/40
STAGINGDua klasi)ikasi ang digunakan berdasarkan tumor primer dan metastasena #sistem T7M$
serta ang berdasarkan Dukes. /
Table -. T7M Staging Sstem )or Colon Can'er
Sta(' T)-7* P*i-'* :T;M'tastas' KG9
:N;
M'tastas' Ja)h
:M;
Stage 5 Karsinoma in situ 75 M5
Stage Tumor mengin*asi submukosa #T-$ atau
muskularis propria #T1$. 75 M5
Stage Tumor mengin*asi muskularis #T+$ atau
jaringan perirektal #T$. 75 M5
Stage
3 T-& 7- M5
Stage
BT-& 71&+ M5
Stage ; T-& 7-&+ M-
T bl 1 D k Cl i)i ti
-
8/17/2019 askep amarta
14/40
KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahna pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penebaran metastase ang termasuk :
-$ Per)orasi usus besar ang disebabkan peritonitis
1$ Pembentukan abses
+$ Pembentukan )istula pada urinari bladder atau *agina
Biasana tumor menerang pembuluh darah dan sekitarna ang menebabkan
pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan se'ara berangsur&angsur membantu usus
besar dan pada akirna tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin
menekan pada organ ang berada disekitana # Uterus! urinar bladder!dan ureter $ dan
penebab gejala&gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
SKRINING
S0*inin(
7ational Can'er nstitute #7C$ dan 3meri'an 'an'er so'iet #3CS$
merekomendasikan pasien asmptomati' dengan usia ,5 tahun atau lebih untuk dilakukan
pemeriksaan sigmoidos'op setiao + sampai , tahun sekali. @e'tal tou'hI dan pemeriksaan
-
8/17/2019 askep amarta
15/40
Dengan penambahan antibioti' pelindung parenteral! tingkat in)eksi dapat lebih dikurangi
hingga ,6 atau kurang.Dua hari sebelum pembedahan! pasien mulai suatu diet pembersihan 'airan. Sehari
sebelum pembedahan! pasien diinstruksikan untuk mengambil satu galon 2oltel untuk
men'u'i keseluruhan kolon. Mekanisme pembersihan kira&kira + jam hingga sempurna.
Penambahan suatu 8at antibioti' ang diserap dengan aerobi' dan anaerobi' se'ara
bersamaan dengan mantap mengurangi timbulna in)eksi.
Tin,a0an O5'*ati3
Tindak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer dan kelenjar lim) regional.
Bila sudah ada metastasis jauh! tumor primer akan direseksi juga dengan maksud men'egah
obstruksi! perdarahan. anemia! inkontinensia! )istel! dan neri. Pada karsinoma rektum! teknik
pembedahan ang dipilih tergantung dan letakna! khususna jarak batas bawah karsinoma
dan anus. Sedapat mungkin anus dengan s)ingter ekstern dan s)ingter intern akan
dipertahankan untuk menghindari anus preternaturalis.
2oresan di tengah abdominal mengijinkan e"plorasi penuh dan perluasan lebih lanjut
untuk kebutuhan tambahan. Tingkat reseksi ditentukan oleh lokasi kanker kolon tama! seperti
halna ada atau tidakna in*asi ke dalam struktur ang bersebelahan dan metastasis ang
-
8/17/2019 askep amarta
16/40
sitostatik melalui a.hepatika! aitu per)usi se'ara selekti)! kadang lagi disertai terapi
embolisasi! dapat berhasil penghambatan pertumbuhan sel ganas.Selain menghindari makanan kaa 8at karsinogeniK juga harus mengkonsumsi
makanan bersi)at antikarsinogen untuk mengurangi resiko terkena kanker kolon.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA COLON
a. P'n(0a=ian
3kti)itas(stirahat
2ejala:
-$ Kelemahan dan atau keletihan
1$ Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari% adana
)aktor&)aktor ang mempengaruhi tidur seperti neri! ansietas! berkeringat malam.
+$ Keterbatasan partisipasi dalam hobi! latihan.
$ Pekerjaan atau pro)esi dengan pemajanan karsinogen lingkungan! tingkat stress
tinggi.
Sirkulasi
2ejala: palpitasi! neri dada pada pengerahan kerja.
-
8/17/2019 askep amarta
17/40
Kebiasaan diit! masukan lemak dan atau serat! penurunan BB! konsumsi alkohol!
bising usus! neri tekan! distensi dan massa padat.2ejala:
-$ Kebiasaan diet buruk! seperti rendah serat! tinggi lemak! aditi)! bahan
pengawet.
1$ 3noreksia! mual(muntah.
+$ ntoleransi makanan
$ Perubahan berat badan% penurunan berat badan se'ara drastis! kaheksia!
berkurangna massa otot.
Tanda: Perubahan pada kelembaban(turgor kulit% edema.
7eurosensori
2ejala: Pusing% sinkope
7eri(Kenamanan
7eri abdominal atau rektal! lokasi! )rekuensi! durasi
2ejala: Tidak ada neri atau derajat neri ber*ariasi sesuai dengan perjalanan
penakit.
Perna)asan
-
8/17/2019 askep amarta
18/40
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
•
N+'*i A0)tKriteria 9asil:
a. Menatakan neri hilang( terkontrol
b. Menunjukkan neri hilang! mampu tidur( istirahat dengan tepat
'. Menunjukkan penggunaan! keterampilan relaksasi dan kenamanan umum sesuai
indikasi situasi indi*idu.nter*ensi Mandiri:
-$ Kaji neri ! 'atat lokasi! karakteristik! intensitas #skala 5&-5$
1$ Dorong klien menatakan masalah. Mendengarkan dengan akti) pada masalah ini dan
memberikan dukungan dengan penerimaan ! mengingat klien dan memberikan
in)ormasi ang tepat+$ Berikan tindakan kenamanan misalna perawatan mulut! pijatan punggung! ubah
posisi. akinkan klien bahwa perubahan posisi tidak akan men'edrai stoma.
$ Dorong penggunaan tekhink relaksasi misana membimbing imajinasi! *isualisasi.
Berikan akti)itas senggang.
,$ Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini . 9indari posisi
-
8/17/2019 askep amarta
19/40
nter*ensi Mandiri:
-$ awasi masukan dan keluaran dengan 'ermat! ukur )eses 'air. Timbang berat badan
setiap hari
1$ 3wasi tanda&tanda *ital! 'atat hipotensi postural! takikardi. ?*aluasi turgor kulit!
pengisisan kapiler! dan membrane mukosa.
+$ Batasi masukan es batu selama periode intubasi gaster
nter*ensi Kolaborasi:
a. 3wasi hasil laboratorium misalna #9t dan elektrolit$
b. Berikan 'airan ; dan elektrolit sesuai indikasi.
%. Risi07 tin((i t'*ha,a5 5'*)4ahan N)t*isi 0)*an( ,a*i 0'4)t)han t)4)h.
Kriteria 9asil:
-$ Mempertahankan Berat Badan ( menunjukkan peningkatan berat badan bertahap
sesuai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan b*ebas tanda malnutrisi.
1$ Meren'anakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi( membatasi gangguan 2
nter*ensi Mandiri
-$ akukan pengkajian 7utrisi dengan seksama
1$ 3uskultasi bising usus
-
8/17/2019 askep amarta
20/40
Membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan )isik dan gaa hidup dengan ketapatan jumlah
dan konsistensi
nter*ensi Mandiri:
a. Pastikan kebiasaan de)ekasi klien dan gaa hidup sebelumna
b. Selidiki perlambatan awitan( tidak adana keluaran.
'. 3uskultasi Bising usus
d. n)ormasikan klien bahwa pada awalna keluaran akan 'air.
e. Tinaju ulang pola diet dan jumlah( tipe masukan 'airan
). tinjau ulang )isiologi kolon dan diskusikan penatalaksanaan ostomi sigmoid bila tepat.
g. Demonstrasikan penggunaan alat irigasi untuk menginjeksikan salin normal per
proto'ol sampai pengurangan didapatkan
h. nstruksikan klien dalam penggunaan kantung ujung tertutup atau lempengan! balutan
bila irigasi berhasil dan keluaran kolostomi sigmoid menjadi dapat lebih diatasi
dengan pengeluaran setiap 1 jam.
nter*ensi Kolaborasi: Berikan unit T?7S bila diindikasikan.
-
8/17/2019 askep amarta
21/40
DATAR PUSTAKA
9eardman! 9eather. 15--. iagnosis Kepera!atan efinisi dan Klasifikasi "#$"%"#$&' ?2C.
>akarta
Smelt8er! su8anna C. 1551. uku jar Kepera!atan *edikal edah. Brunner L Suddart edisi
0 *olume -! 1! + . ?2C. >akarta
Moorhead! >ohnson! Mass! Swanson. 1550. +ursing Outcomes Classification (+OC) ,ifth
-dition. Mosb ?l*isier. 3meri'a
Bule'he'k! But'her! Do'hterman. 1550. 7ursing nter*entions Classi)i'ation #7C$. Mosb
?lsi*ier. 3meri'a
7urari)! Kusuma. 15-+. plikasi suhan Kepera!atan erdasarkan iagnosa *edis dan
++ +.C +OC . ?2C. >akarta
-
8/17/2019 askep amarta
22/40
7ama : 7. K
Umur :
-
8/17/2019 askep amarta
23/40
Pendengaran : baik! normal! tidak ada gangguan pendengaran
Penge'apan : memakai 72T
/. Pola persepsi diri : &0. Pola seksualitas dan reproduksi: &
4. Pola peran& hubungan: &
-5. Pola manajemen koping&stres : &
--. Sstem nilai dan keakinan
Klien beragama slam.
IV. PEMERIKSAAN ISIK
Keluhan ang dirasakan saat ini: neri pada kaki kanan! dan punggungna panas.
TD : --5(/5 mm9g @@ : 15 "(m
7 : 4< "(m S : +/ NC
BB(TB : & kg( & 'm
Kepala : bentuk normal! simetris
& @ambut tipis beruban
& Mata: 'ekung! pu'at.
& 9idung: bersih! tidak ada gangguan& Bibir: pe'ah&pe'ah! berdarah! mukositis
eher : tidak ada peningkatan >;P! tidak ada pembesaran kelenjar lim)e
Thorak :
& nspeksi: simetris! warna homogen! tidak ada luka! tidak ada ketinggalan gerak!
tidak ada retraksi dinding dada
& Palpasi: &
k i
-
8/17/2019 askep amarta
24/40
BU7 : --< mg(d
Creat : ,!01 mg(d
3sam urat : 4!- mg(d5(5
-
8/17/2019 askep amarta
25/40
VII. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
-. DF :
< Pasien menderita mukositis! bibirna susah dibuka
karena luka sariawan ang parah sehingga bibir rapat
menempel.
< Pasien mempunai luka 'olonostomi ang meradang dan
bleeding.
< Pasien terlihat kesakitan ketika bibirna ditetesi obat dan
stomana dibersihkan
DS :
< Pasien tidak bisa berbi'ara karena tidak bisa membuka
mulut.
7eri akut < 3dana agen injuri )isik
< Progresi)itas penakit
< Prosedur terapi
? DF :
< Pasien terlihat kurus! kulit kering! dan mata pasien
terlihat 'ekung.
< Pasien asupan nutrisi melalui 72T.
< Pasien sudah 1 minggu diare! B3B en'er dan keluar terus
melalui stomana.
DS : &
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
< ketidakmampuan untuk
mengunah atau
mengabsorbsi nutrisi
dikarenakan )aktor
biologis
+. DF :
< Pasien terpasang 72T.
< Pasien terpasang in)us dan tangan ang di insersi terlihat
@esiko n)eksi < Prosedur in)asi)
< uka insisi #kolonostomi$
-
8/17/2019 askep amarta
26/40
bengkak.
< Pasien mempunai luka kolonostomi ang meradang dan
sempat bleeding.
DS : &
. DF :< Pasien mempunai mukositis karena keparahan sariawan
ang dideritana.
< Pasien tidak bisa membuka mulut karena luka
sariawanna ang menebabkan bibir atas dan bawah
lengket ( menempel.
DS : &
Kerusakan Membran MukosaFral
< uka pada membranmukosa.
,. DF :
< Pasien mempunai luka stoma ang meradang dan
sempat bleeding saat diganti kasa perbanna.
< Kulit disekitas stoma terlihat ada luka dan memerah serta
meradang.
DS : &
Kerusakan integritas kulit < Peradangan dan luka pada
kulit.
VIII. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN:NOC; RENCANA TINDAKAN :NIC;
-. N+'*i a0)t 4.,. a('n in=)*+
De)inisi :
Sensori ang tidak
menenangkan dan pengalaman
Pain L'6'/
Setelah dilakukan perawatan + hari! neri
berkurang atau hilang dengan kriteria :
Klien tenang! klien dapat istirahat dengan
Pain Mana('-'nt
Kaji neri se'ara komprehensi) termasuk
lokasi! karakteristik! durasi! )rekuensi! kualitas
dan )aktor presipitasi
-
8/17/2019 askep amarta
27/40
emosional ang mun'ul se'ara
aktual atau potensial kerusakan
jaringan atau menggambarkan
adana kerusakan #3sosiasi Studi
7eri nternasional$: serangan
mendadak atau pelan
intensitasna dari ringan sampai
berat ang dapat diantisipasi
dengan akhir ang dapat
diprediksi dan dengan durasi
kurang dari < bulan.
Batasan karakteristik :
aporan se'ara *erbal atau non
*erbal
Mengekspresikan perilaku
#misal gelisah! merengek!
menangis!waspada! mendesah$
Sikap melindungi area neri
=okus menempit #penurunan
interaksi dengan orang dan
lingkungan$
tenang
Skala neri -&1
Tanda *ital normal
Pain 87nt*7/
Setelah dilakukan perawatan + hari pasien:
mampu mengontrol neri dengan kriteria hasil :
Pasien mengetahui penebab neri
Pasien ampu menggunakan tekhnik
non)armakologi untuk mengurangi neri
Melaporkan gejala ang dirasakan kepada
tenaga kesehatan
C7-37*t /'6'/
Setelah dilakukan perawatan pasien
menatakan rasa naman setelah neri
berkurang.
Fbser*asi reaksi non*erbal dari
ketidaknamanan
2unakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman neri pasien
?*aluasi pengalaman neri masa lampau
?*aluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
tentang ketidake)ekti)an kontrol neri masa
lampau
Kurangi )aktor presipitasi neri
3jarkan tentang teknik relaksasi! sentuhan dan
dorong ambulasi dini ?*aluasi kee)ekti)an kontrol neri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan tim medis dalam
pemberian oabat analgetik.
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
neri
-
8/17/2019 askep amarta
28/40
2angguan tidur
3gen injuri )isik
1. K'ti,a0s'i-4an(an n)t*isi
0)*an( ,a*i 0'4)t)han t)4)h
4.,. 0'ti,a0-a-5)an )nt)0
-'n()n+ah ata) -'n(a4s7*4si
n)t*isi ,i0a*'na0an 3a0t7*
4i7/7(is> 5si07/7(i ata)
'07n7-i.
De)inisi:asupan nutrisi tidak
'ukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik.
Stat)s N)t*isi? Inta0' -a0anan ,an 8ai*an
Setelah dilakukan perawatan + hari status
nutrisi pasien baik dengan kriteria hasil:
ntake makanan peroral ang adekuat
ntake 72T adekuat
ntake 'airan peroral adekuat
ntake 'airan ang adekuat
ntake TP7 adekuat
N)t*iti7n Mana('-'nt
Monitor intake makanan dan minuman ang
dikonsumsi klien setiap hari
Tentukan berapa jumlah kalori dan tipe 8at gi8i
ang dibutuhkan dengan berkolaborasi dengan
ahli gi8i
Dorong peningkatan intake kalori! 8at besi!
protein dan *itamin C
Beri makanan lewat oral! bila memungkinkan
Kaji kebutuhan klien akan pemasangan 72T
+. Risi07 in3'0si 4'*h)4)n(an
,'n(an 5*7s',)* in6ansi3 ,an
a,an+a insisi
De)inisi : Peningkatan resiko
masukna organisme patogen
Ris0 C7nt*7/
Setelah dilakukan perawatan +"1 jam! klien
mampu mengontro lrisiko in)eksi dengan
indikator:
Klien bebas dari tanda dan gejala in)eksi
TT; dalam batas normal
>umlah leukosit dalam batas normal
In3'8ti7n P*7t'8ti7n
Kaji tanda in)eksi sistemik maupun lokal
Monitor tanda dan gejala in)eksi sistemik
dan lokal
nspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan! panas! drainase
Batasipengunjung bila perlu
nstruksikan pada pengunjung untuk
men'u'i tangan saat berkunjung dan setelah
-
8/17/2019 askep amarta
29/40
berkunjung meninggalkan pasien
2unakan sabun antimikrobia untuk 'u'i
tangan
Cu'i tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan kperawtan
2unakan baju! sarung tangan sebagai alat
pelindung
Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
akukan perawatan aseptik pada semua
jalur ; dan insersi kateter
Berikan terapi antibiotik bila perlu
nspeksi kondisi luka(insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi ang 'ukup
Dorong masukan 'airan
Dorong istirahat
3jarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala in)eksi
3jarkan 'ara menghindari in)eksi
. K'*)sa0an -'-4*an -)07sa
7*a/
K's'hatan -)/)t
Setelah dilakukan inter*ensi keperawatan
R'st7*asi 0's'hatan -)/)t
Monitor bibir! lidah! membran mukosa! gusi
-
8/17/2019 askep amarta
30/40
b.d kemoterapi! in)eksi! hambatan
dalam perawatan mulut se'ara
mandiri
kondisi mulut! gigi! lidah dalam kondisi baik.
Dengan ditandai :
Kebersihan mulut
Kebersihan gigi
Kebersihan gusi
Kebersihan lidah
Int'(*itas =a*in(an ? 0)/it ,an /a5isan
-)07sa
Temperatur jaringan sesuai ang
diharapkan
?lastisitas sesuai ang diharapkan
9idrasi sesuai ang diharapkan
Pigmentasi sesuai ang diharapkan Perspirasi sesuai ang diharapkan
Teksture sesuai ang diharapkan
Bebas lesi jaringan kulit inta't
menggunakan pen'ahaaaan ang baik dan
tongue blade
Monitor tanda dan gejala glositis dan
somasitis
Tingkatkan perawatan mulut setiap 1 jam
dan 1 " saat malam jika stomasitis tidak
terkontrol
Monitor pasien setiap shi)t dari kekeringan
mukosa oral
S0in s)*6'i/an8'
nspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan! suhu ekstrim atau
adana drain.
Monitor sumber )riksi dan tekanan.
Monitor terhadap kemerahan dan abrasi.
Monitor kuliat terhadap kekeringan dan
kelembaban.
,. K'*)sa0an int'(*itas 0)/it
D'3inisi ?
Perubahan(gangguan epidermis
dan atau dermis.
Batasan karakteristik:
Kerusakan lapisan kulit
Tiss)' Int'(*it+ ? S0in an, -)87)s
-'-4*an's
Setelah dilakukan perawatan + hari! neri
berkurang atau hilang dengan kriteria :
ntegritas kulit ang baik dapat
dipertahnkan #sensasi! elastisitas!
W7)n, Ca*'
Monitor tanda dan gejala in)eksi pada area luka.
Monitor proses kesembuhan area luka
2unakan sabun antimikrobia untuk 'u'i tangan
Cu'i tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
-
8/17/2019 askep amarta
31/40
#dermis$
2angguan permukaan kulit
#epidermis$
n*asi struktur tubuh
=aktor ang berhubungan:
?ksternal: kelembapan! )aktor
mekanik! medikasi! imobilitasi
)isik.
nternal : kondisi
ketidakseimbangan nutrisi!
penurunan imunologis.
temperatur! hidrasi! pigmentasi$
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Per)usi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan men'egah terjadina
'idera berulang.
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembapan kulit dan perawatan alami.
Pertahankan lingkungan aseptik selama
perawatan luka
akukan perawatan aseptik pada luka
nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan! panas! drainase
nspeksi kondisi luka(insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi ang 'ukup
Dorong masukan 'airan
Dorong istirahat
3jarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
in)eksi
3jarkan 'ara menghindari in)eksi dan perawatan
luka steril
I@. CATATAN PERKEM9ANGAN
NO DIAGNOSA HARI"TAN
GGAL
IMPLEMENTASI EVALUASI
1 N+'*i a0)t 4.,.
a('n in=)*+
Selasa! + >uni15-
--.+5 • Mengkaji neri ang dialami pasien
• Menge*aluasi e)ek obat neri ang diberikan
dari 2D
S: &F: klien mengangguk saat ditana neri!
menunjukkan bagian mulut dan kolostomi.
3: neri akut
P: & memonitor neri pasien
-
8/17/2019 askep amarta
32/40
-.55
1-.55
• Memonitor neri ang dialami pasien
• Mengajarkan relaksasi
• Memonitor neri ang dialami pasien• Membantu pasien melakukan relaksasi
• Membantu memberikan posisi ang naman
< Melaporkan adana neri pada dokter
< Mengajarkan teknik relaksasi
< Mengontrol lingkungan
@abu! >uni
15-
50.55
-.55
1-.55
• Memonitor neri ang dialami pasien
• Membantu pasien memberikan posisi ang
naman
• Menge*aluasi kee)ekti)an kontrol neri
#relaksasi$
• Memonitor neri ang dialami pasien
• Mengompres bibir pasien dengan air hangat
• Membantu memberikan posisi ang naman
• Memonitor neri ang dialami pasien
• Melepas in)us tangan sebelah kiri karena
bengkak dan sakit
• Membantu memberikan posisi ang naman
S: &
F: klien terlihat menahan neri saat dilakukan
tindakan
3: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan inter*ensi
Kamis! , >uni
15-50.55 • Memonitor neri ang dialami pasien
• Membantu memberikan posisi ang naman
• Memoti*asi pasien untuk meningkatkan
istirahat
S: &
F: klien mengangguk saat ditana neri!menunjuk bagian mulut. Menggeleng saat
ditana neri di bagian kolostomi
3: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan inter*ensi
-
8/17/2019 askep amarta
33/40
-.55
1-.55
• Mengedukasi keluarga untuk melakukan
perubahan posisi
• Memonitor neri ang dialami pasien
• Membantu memberikan posisi ang naman
• Memoti*asi pasien untuk istirahat
• Memonitor neri ang dialami pasien
• Membantu memberikan posisi ang naman
• Memoti*asi pasien untuk istirahat
1 K'ti,a0s'i-4an(
an n)t*isi 0)*an(
,a*i 0'4)t)han
t)4)h 4.,.
0'ti,a0-a-5)an
)nt)0 -'n()n+ah
ata)
-'n(a4s7*4si
n)t*isi
,i0a*'na0an
3a0t7* 4i7/7(is
Selasa! + >uni
15---.55
-1.55
-/.55
1-.55
• Mengkaji kemampuan pasien untuk
mengunah dan menelan makanan
• Meberikan makanan lewat sonde! susu ,5 ml
• Meberikan makanan lewat sonde! susu ,5 ml
• Memonitor tetesan in)us
S: &
F: klien terpasang 72T sejak dari 2D! klien tak dapat membuka mulut! tampak kurus! kulit
tampak tidak elastis! tampak edema pada tangan
kanan.
3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
P: memonitor nutrisi
< Memberikan nutrisi per&72T
< Memoti*asi keluarga untuk partisipasi
akti) dalam pemberian nutrisi
< Konsultasi dokter terkait pemberian
nutrisi tambahan
@abu! >uni15-
50.55
-.55
• Meberikan makanan lewat sonde! susu ,5 ml
• Mengikuti *isite dokter
S: &F: klien terpasang 72T sejak dari 2D! klien tak
dapat membuka mulut! tampak kurus! kulit
tampak tidak elastis! tampak edema pada tangan
kanan.
-
8/17/2019 askep amarta
34/40
1-.55
• Memberikan nutrisi tambahan #amino )luid$
• Memonitor tetesan in)us #1 jalur$! 7a'l dan
amino )luid.
3: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan inter*ensi
Kamis! , >uni
15-50.55
-.55
1-.55
• Meberikan makanan lewat sonde! susu ,5 ml
• Memberikan nutrisi tambahan #amino )luid$
• Memonitor tetesan in)us
• Memonitor tetesan in)us #1 jalur$! 7a'l dan
amino )luid.
S: &
F: klien terpasang 72T sejak dari 2D! klien tak dapat membuka mulut! tampak kurus! kulit
tampak tidak elastis! tampak edema pada tangan
kanan.
3: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan inter*ensi
+ K'*)sa0an
int'(*itas 0)/it
Selasa! + >uni
15-
--.55
-.55
-,.55
1-.55
• Mengkaji luka ang dialami pasien#kolostomi$
• Monitor tanda dan gejala in)eksi pada area
luka.
• Memonitor luka ang dialami pasien
#kolostomi$
• Melakukan perawatan kolostomi
•
Memonitor luka ang dialami pasien#kolostomi$
• Melakukan perawatan kolostomi
S: &
F: tampak luka di sekitar kolostomi berwarna
merah! )eses merembes ke luar balutan3: kerusakan integritas kulit
P: perawatan kolostomi rutin
< Memantau rembesan )eses
@abu! >uni
15-
S: &
F: tampak dipasang pampers di area kolostomi!
-
8/17/2019 askep amarta
35/40
50.55
-.55
-uni
15-
50.55
-5.55
• Memonitor luka ang dialami pasien
#kolostomi$
• Melakukan perawatan kolostomi
• Memonitor su'tion untuk menarik produk
)eses
• Mengajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala in)eksi pada luka
• Mengajarkan 'ara menghindari in)eksi dan
perawatan luka kolostomi
S: &
F: tampak dipasang pampers di area kolostomi!telah dipasang su'tion untuk menerap rembesan
)eses
3: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan inter*ensi
-
8/17/2019 askep amarta
36/40
-.55
1-.55
11.55
5uni
15-
--.55 • Mengkaji tanda gejala in)eksi sistemik
maupun lokal
• Memoti*asi keluarga untuk men'u'i tangan
sebelum dan setelah bertemu pasien
• Men'u'i tangan setiap sebelum dan sesudah
terpapar dengan area pasien
• Memonitor antibiotik ang telah diberikan
dari 2D
• Mengkaji kondisi luka #Kolostomi dan
mukositis$
S: &
F: klien terpasang in)us! DC! dan 72T sejak di
2D< Tampak rembesan )eses di luka kolostomi
3: @isiko n)eksi
P: monitoring tanda gejala in)eksi
< Perawatan kolostomi
-
8/17/2019 askep amarta
37/40
-.55
1-.55
• Memonitor tanda gejala in)eksi sistemik
maupun lo'al
• Memberikan injeksi 'e)triakson - gr bolus per
i*! 'e)tria"son per oral melalui 72T!
'andistatin -5 tetes per oral
• Memonitor tanda gejala in)eksi sistemik
maupun lo'al
• Memberikan injeksi 'e)triakson - gr bolus per
i*! 'e)tria"son per oral melalui 72T!'andistatin -5 tetes per oral
@abu! >uni
15-
50.55
--.55
• Mengkaji tanda gejala in)eksi sistemik
maupun lokal
• Memoti*asi keluarga untuk men'u'i tangan
sebelum dan setelah bertemu pasien
• Men'u'i tangan setiap sebelum dan sesudah
terpapar dengan area pasien
• Memonitor antibiotik ang telah diberikan
dari 2D
S: &
F: klien terpasang in)us! DC! dan 72T sejak di
2D
< Tampak rembesan )eses di luka kolostomi
3: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan inter*ensi
< Kon)irmasi dengan dokter terkait ren'ana
penggantian antibiotik
-
8/17/2019 askep amarta
38/40
50.55 L
-.55
50.55 L-.55
• Mengkaji kondisi luka #Kolostomi dan
mukositis$
• Memberikan injeksi 'e)triakson - gr bolus per
i*! 'e)tria"son per oral melalui 72T!
'andistatin -5 tetes per oral
• Cek angka leukosit #3$ setiap hari untuk
an)rah leukogen
Kmis! , >uni
15-
50.55
--.55
50.55 L
-.55
50.55 L
-.55
• Mengkaji tanda gejala in)eksi sistemik
maupun lokal
• Memoti*asi keluarga untuk men'u'i tangan
sebelum dan setelah bertemu pasien
• Men'u'i tangan setiap sebelum dan sesudah
terpapar dengan area pasien
• Memonitor antibiotik ang telah diberikan
dari 2D
• Mengkaji kondisi luka #Kolostomi dan
mukositis$
• Memberikan injeksi 'e)triakson - gr bolus per
i*! 'e)tria"son per oral melalui 72T!
S: &
F: klien terpasang in)us! DC! dan 72T sejak di
2D
< Tampak rembesan )eses di luka kolostomi
3: masalah teratasi sebagianP: lanjutkan inter*ensi
-
8/17/2019 askep amarta
39/40
'andistatin -5 tetes per oral
• Cek angka leukosit #3$ setiap hari untuk
an)rah leukogen
& K'*)sa0an
M'-4*an
M)07sa O*a/
Selasa! + >uni15-
-.55
1.55• Pengkajian kondisi mulut pasien.
• Pemberian 'andistatin drop -5 tetes per <
jam.
S:&F: klien tak dapat membuka mulut! terdapat
mukositis memenuhi mulut! klien tampak
kesakitan dengan adana mukositis di mulut3: kerusakan membran mukosa oral
P: memonitor mukositis! memberikan 'andistatin
drop -5tetes(uni
15-
-1.55
-1.55
-.55
-0.55
1.55
• Melakukan perawatan mulut
#membersihkan area bibir$.• Pemberian 'andistatin drop -5 tetes per <
jam.
• Memoti*asi keluarga untuk menjaga
kelembaban mulut pasien dengan
kompres.
• Pemberian 'andistatin drop -5 tetes per <
jam.
• Pemberian 'andistatin drop -5 tetes per <
jam.
S:&
F: klien tak dapat membuka mulut! terdapat
mukositis memenuhi mulut! klien tampak
kesakitan dengan adana mukositis di mulut
3: masalah teratasi sebagianP: memonitor mukositis! memberikan 'andistatin
drop -5tetes(uni
15-
-1.55
-1.55
• Melakukan perawatan mulut
#membersihkan area bibir$.
• Pemberian 'andistatin drop -5 tetes per <
jam.
S:&
F: klien tak dapat membuka mulut! terdapat
mukositis memenuhi mulut! klien tampak
kesakitan dengan adana mukositis di mulut3: masalah teratasi sebagian
P: memonitor mukositis! memberikan 'andistatin
-
8/17/2019 askep amarta
40/40
-.55
-0.55
1.55
• Memoti*asi keluarga untuk menjaga
kelembaban mulut pasien dengan
kompres.
• Pemberian 'andistatin drop -5 tetes per <
jam.
• Pemberian 'andistatin drop -5 tetes per < jam.
drop -5tetes(