ASFIKSIA NEONATORUM

12
LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA NEONATORUM Pengertian - Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera  bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir, (YBp–sp, Hal : 7!,""# - Asfiksia neonatorum adalah hipoksia yang prograsif, penimbunan $% " dan asidosi s& Bila pro ses ini ber langsung ter lalu 'au h dapat meng akibat kan kerusa kan otak kematian pada bayi fung si& ()*+-  pogi, Hal: ./7,"0 # Etiologi Hip oks ia 'anin ya ng men yeb abkan asfi ksi a neonatoru m ter' adi kar ena gangguan perlu karena gangguan pertukaran gas, serta transpor % "  dari ibu ke 'ani n sehi ngga terdapat ganggu an dalam perse di aan % "  dan dal am menghilangkan $% " , gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan& 1angguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gi2i ibu yang buruk,  penyakit menahun seperti anemi, hipertensi, penyakit 'antung, dan lain-lain& +ada keadaan terakhir ini pengaruh terhadap ' anin disebabkan oleh gangguan oks i gen isas i sert a kek ura nga n pember ian 2at-2at ma kanan ber hub ung an den gan gan ggu an fun gsi pla senta& Hal ini dapat dic ega h atau dikura ngi dengan melakukan pemeri ksaan antenatal ya ng sem purna, seh ingga  perbaikan sedini-dininya dapat diusahakan& 3akto r-fak tor yang timbul dalam persalinan bersifat lebih mendadak dan hampir sela lu men gakiba tka n ano ksi a atau hip oks ia 'anin dan ber akh ir dengan asfiksia

description

new

Transcript of ASFIKSIA NEONATORUM

ASUHAN KEP ANAK DENGAN

LAPORAN PENDAHULUANASFIKSIA NEONATORUM

Pengertian

Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir, (YBpsp, Hal : 709,2002)

Asfiksia neonatorum adalah hipoksia yang prograsif, penimbunan CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak/ kematian pada bayi fungsi. (JNPKKR-pogi, Hal: 347,2001)

Etiologi

Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan perlu karena gangguan pertukaran gas, serta transpor O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2, gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan.

Gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk, penyakit menahun seperti anemi, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain. Pada keadaan terakhir ini pengaruh terhadap janin disebabkan oleh gangguan oksi genisasi serta kekurangan pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan gangguan fungsi plasenta. Hal ini dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal yang sempurna, sehingga perbaikan sedini-dininya dapat diusahakan.

Faktor-faktor yang timbul dalam persalinan bersifat lebih mendadak dan hampir selalu mengakibatkan anoksia atau hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia

Patofisiologi

Etiologi

Faktor Ibu

Faktor Janin

G3 hif

- G3 aliran darah dalam tali

pusat karena tekanan tali pusat.

Hipotensi mendadak pada ibu - Depresi pernapasan karena

karena perdarahan.

obat-obatan anestasia/ analgetika yang

diberikan kepada ibu.

Hipertensi pada eklamsia.

- Perdarahan Intrakranial.

G3 mendadak pada plasenta

- Kelainan Bawaan.

G3 aliran darah

Perfusi O2 kejaringan Sianosit Sirkulasi Sirkulasi darah ke paru

Nutrisi Nutrisi

PO2 darah PCO2

Kebutuhan ke janinSesak

G3 pertukaran gas Asidosis respiratorit odem paru Perubahan

pola nafas

CO

HB CO2

Metab. Anaerob As. Laktat

Anemi

Glikolisis glikogen Tonus otot

tubuh (jant + hepar)

daya tahan tubuh

Intoleran aktifitas

Resiko infeksiAsidosis metabolik

glikogen jantung mengenai otak

Sel otot jantungKerusakan sel otak

HR TD Bradikardi Kematian

Cardic Outputbayi, keadaan ini perlu dikenal, agar dapat dilakukan persiapan yang sempurna pada saat bayi lahir, faktor-faktor yang mendadak ini terdiri atas :

a. Faktor-faktor dari pihak janin seperti :

gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat

depresi pernapasan karena obat-obatan aektesia/ analgetika yang diberikan kepada ibu, perdarahan intrakranial, dan kelaian bawaan (hernia diafragmatika, atresia saluran pernapasan, hipoplasia paru-paru, dan lain-lain).b. Faktor-faktor dari pihak ibu seperti :

gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani

hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan misalnya pada plasenta previa

hipertensi pada eklampsia

gangguan mendadak pada plasena seperti solusio plasentaGejala Klinis

TAMPILAN012NILAI

AAppearance

Warna kulitPucat Badan merah ekstremitas kebiruanSeluruh tubuh kemerahan

PPulse

Denyut jantungTidak ada< 100> 100

GGrimace

Reaksi terhadap rangsanganTidak adaMenyeringaiBersin / batuk

AActivity

Kontraksi ototTidak adaEkstremitas sedikit fleksiGerakan aktif

RRespiration

Pernafasan Tidak adaLemah / tidak teraturMenangis kuat

Jumlah Nilai

APGAR

Kerangan :

0 3 : Asfiksia berat

4 6 : Asfiksia sedang

7 10 : Asfiksia ringan / Normal

Nilai APGAR

Nilai apgar bukan hanya dipakai untuk menentukan kapan kita memulai tindakan tetapi lebih banyak kaitannya dalam memantau kondisi bayi dari waktu ke waktu. Apabila ternyata terjadi penyulit atau gangguan kondisi vital pada bayi baru lahir, maka nilai tampilan dari tiap-tiap menit kehidupan bayi, dapat dijadikan tolak ukur perkembangan kondisi vital bayi, dapat dijadikan tolak ukur perkembangan kondisi vital bayi baru lahir sebagai berikut : Bagaimana kondisi bayi sesaat setelah lahir, menit pertama, menit kelima dan pada menit-menit selanjutnya?

Apakah kondisi bayi lebih baik pada lima menit pertama atau malah memburuk, jika dibandingkan dengan menit pertama lahirnya.

Penatalaksanaan

Apgar score menit 1 : 0 3

1. Memperbaiki Ventilasi paru-paru dengan memberikan Oksigen secara langsung dan berulang-ulang.

1. Melakukan intubasi Endotrakcal dan setelah kateter dimasukkan ke dalam trakua, O2 diberikan dengan tekanan tidak lebih dari 30 ml air.

2. Massage jantung dikerjakan dengan melakukan penekanan diatas tulang dada secara teratur 80 100 x/menit.

Apgar score menit 1 : 4 6

1. Melakukan stimulasi untuk menimbulkan reflek pernafasan.

2. Ventilasi dapat dikerjakan dengan cara ventilasi mulut ke mulut atau Ventilasi kantong ke masker.

KONSEP DASAR ASKEP

Pengkajian

Identitas

Terutama terjadi pada menit-menit pertama bayi baru lahir sampai beberapa hari.Riwayat Penyakit Keluhan Utama

Tidak bernapas secara spontan.

Riwayat Penyakit Sekarang

Napas tersengal-sengal dan tangisan bayi tidak begitu keras, warna kulit pucat tidak aktif.

Riwayat Penyakit Dahulu

Adanya predisposisi terjadi asfiksia partus lama, tali pusat terjepit.

Activity Daily Life (ADL)

Nutrisi

Kebutuhan ASI/ cairan/ susu pada bayi pada hari pertama bayi lagi banyak tidur terjadi penurunan berat badan 10% BBVL kembali 7 10 kg.

Eliminasi

Mekonium

Istirahat Tidur

Lebih banyak tidur.

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum lemah, Asfiksia berat Apgar 0- 3; Asfiksia sedang Apgar 4 6. Pemeriksaan Fisik

TAMPILAN012NILAI

AAppearance

Warna kulitPucat Badan merah ekstremitas kebiruanSeluruh tubuh kemerahan

PPulse

Denyut jantungTidak ada< 100> 100

GGrimace

Reaksi terhadap rangsanganTidak adaMenyeringaiBersin / batuk

AActivity

Kontraksi ototTidak adaEkstremitas sedikit fleksiGerakan aktif

RRespiration

Pernafasan Tidak adaLemah / tidak teraturMenangis kuat

Jumlah Nilai

APGAR

Diagnosa Keperawatan

1. Inefektif bersihan/ pola nafas/ kerusakan pernafasan sehubungan dengan penumpukan sekret pada saluran pernafasan.

2. Resiko terjadi infeksi sehubungan dengan pemotongan tali pusat.

3. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan iritabilitas sistem saraf pusat.

4. Perubahan perfusi jaringan renal sehubungan dengan hipovolemia iskemia.

5. Cardiac output sehubungan dengan edema paru.

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispeneaRencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan I

Tujuan : Mempertahankan efektifitas pernafasan

Kriteria hasil :

1. Tidak ada sekret

2. Tidak ada gerakan cuping hidung

3. Tidak ada tarikan intrcostae

Intervensi :

1. Monitor pola dan fungsi nafas

R/ Mendeteksi kelainan pernafasan lebih lanjut

2. Lakukan penghisapan lendir

R/ Menjaga kebersihan jalan nafas

3. Pasang selang oksigen

R/ Memenuhi kebutuhan oksigen

4. Berikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang penyebab sesak dan cara mengatasi

R/ Mengurangi kecemasan ibu dan keluarga serta kooperatif dalam tindakan

5. Atur posisi bayi

R/ Memberikan rasa nyaman

Diagnosa Keperawatan II :

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil :

1. Sign dan symptom tidak menunjukkan infeksi sistemik

Tanda-tanda sepsis

Tanda-tanda apnea, dispnue

Tanda-tanda panas yang tidak stabil

Tanda-tanda cianosis

2. Hitung darah normal lengkap ketika melahirkan

Intervensi :

1. Menilai parameter dan memberikan intervensi untuk menunjang BBL dilakukan secara berkelanjutan.

Memonitor jantung ke paru-paru

2. Memonitor hitung darah

3. Berikan antibiotik sesuai perintah dokter

4. Catat peningkatan dan penurunan suhu

Rasional :

Neonatus sangat rentang dengan resiko infeksi-asfiksia mungkin merupakan hasil dari infeksi.

Diagnosa Keperawatan III

Tujuan : Aktifitas optimal

Kriteria hasil :

1. Tidak menunjukkan desaturasi/ bradikardi

2. Merasa nyaman dengan terapi yang diberikan

3. Menunjukkan posisi yang nyaman

Intervensi :

1. Sediakan stimulasi lingkungan seminimal mungkin

2. Monitor TTV

3. Beri tanda-tanda diharap tenang

4. Berikan penerangan yang cukup sebanyak yang dapat ditoleransi pasien

5. Tidak terlalu sering menggerakkan bayi

6. Monitor TTV

7. Berikan posisi pronasi/ telentang sesuai dengan indikasi

8. Sediakan selimut, bantal

Rasional :

Suasana di ruang perawatan neonatus biasanya garuh terlebih tiba bayi/ neonatus tersebut sangat sakit.

Diagnosa keperawatan IV

Tujuan : Perfusi jaringan baik

Kriteria hasil :

1. Mempertahankan output yang normal

2. Urine normal

3. Kandungan darah normal

Intervensi :

1. Mempertahankan output dan input

2. Pemberian diuretic dan input

3. Memonitor hasil lab urine

4. Menurunkan kadar proterin, glukosa, elektrolit, eritrosit urine

5. Memonitor kadar darah

6. Memberikan perawatan dengan pemberian obat nefrotik (gentamisin)

Rasional :

Selama periode asfiksia darah mengalir dari ginjal ke organ vital, meningkatkan potensial iskemia.

Diagnosa Keperawatan V

Tujuan : Cardiac output adekuat

Kriteria hasil :

1. Nadi dan tekanan darah normal

2. HR dalam rentang normal

3. Menunjukkan sirkulasi perifer yang normal

Capilary refill time < 3 detik

Nadi kuat

Tidak ada bercak-bercak

4. Sirkulasi volume normal

Intake dan output seimbang

Urine output norma

CVP normal

Intervensi :

1. Memonitor TTV (RR. Tekanan darah, suhu) sesuai indikasi

2. Monitor perfusi jaringan tiap 2 4 jam

3. Monitor nadi perifer tiap 4 jam

4. Berikan terapi iv dan vasodilator sesuai indikasi

5. Monitor intake dan output, timbang popok

6. Nilai CVP, tekanan darah tiap jam

Rasional :

Asfisika dapat menyebabkan kerusakan pada otot-otot jantung yang disebabkan cardiac yang menimbulkan masalah pada perfusi jaringan. Pergantian cairan pada ruang interstisial menurunkan volume sirkulasi, perfusi jaringan yang adekuat menyediakan O2 dan nutrisi memungkinkan fungsi sel kembali normal.

Diagnosa Keperawatan VI

Tujuan : kebutuhan nutrisi adekuat

Kriteria hasil :

Mencapai status nutrisi normal dengan BB yang sesuai

Mencapai keseimbangan intake dan output

Mencapai kadar gula darah normal

Bebas dari adanya komplikasi GI

Lingkar perut stabil

Pola eliminasi normal

Intervensi :

1. Timbang berat badan tiap hari

R/ mendeteksi adanya penurunan atau peningkatan berat badan

2. Berikan glukosa 5 10% banyaknya sesuai umur dan berat badan

R/ diperlukan keseimbangan cairan dan kebutuhan kalori secara parsial.3. Monitor adanya hipoglikemi

R/ masukan nutrisi inadekuat menyebabkan penurunan glukosa dalam darah.

4. Monitor adanya kompliksi GI

Distress

Konstipasi/ diare

Frekuensi muntah

R/ mempertahankan nutrisi cukup energi dan keseimbangan intake dan output.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono (2001), PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL, JNPKKR-POGI , Edisi 4, Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono (2002), ILMU KEBIDANAN, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Edisi 3, Jakarta

Carpenito, Linda Jual (2001), DIAGNOSA KEPERAWATAN, EGC, Jakarta

Depkes, (2000), PELATIHAN ASUHAN BERSIH DAN AMAN, KANWIL DEPKES PROP. JAWA TIMUR, Jakarta

Nutrisi kurang dari kabutuhan

Penurunan perfusi jaringan

_1174839182.unknown