Asbabun-nuzul

download Asbabun-nuzul

of 22

description

pembagian dan penjelasan asbab an nuzul

Transcript of Asbabun-nuzul

Asbab An Nuzul Al Qur`an

Disusun guna memenuhi TugasMata KuliahDosen Pengampu::Studi Al Qur`anDr. H. Fadlolan Musyafa`, Lc., M.A

Disusun OlehDIDIK HERIYANTOMUTAQINIDA LAILASITI MARIYA ULFAHADIB MUHLISUN: -: -: 788.18.1.15: 792.18.1.15:-

Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam (M.Pd.I)Progam Pasca Sarjana UNSIQ Jawa Tengah di WonosoboSemester I Angkatan XVII Tahun 2015 / 2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iiiBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ... 1B. Rumusan Masalah 2C. Tujuan Masalah 2BAB II PEMBAHASAN ASBAB AN-NUZUL A. Pengertian Asbab An-nuzul .. 3 B. Macam macam Asbab An-nuzul. 4 C. Ungkapan ungkapan Asbab An-nuzul 10 D. Kaidah kaidah Asbab An-nuzul... 10 E. Kegunaan Asbab An-nuzul. 13

BAB III PENUTUPKesimpulan .. 17

DAFTAR PUSTAKA ..... 19

ii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahAl-Quran bukan merupakan sebuah buku dalam pengertian umum, karena tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Pewahyuan Al-Quran secara total dalam sekali waktu secara sekaligus adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena pada kenyataannya Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur angsur sesuai dengan kebutuhan kebutuhan yang timbul.Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Quran sebagai suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang paling dekat adalah kegiatan dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga tahun di bawah bimbingan Al-Quran. Terhadap perjuangan Nabi yang secara keseluruhan sudah terpapar dalam sunnahnya, kita perlu memahaminya dalam konteks perspektif, karena aktivitas Nabi berada di dalamnya. Tanpa memahami masalah ini, pesan Al-Quran sebagai suatu kebutuhan tidak akan dapat dipahami. Orang akan salah menangkap pesan pesan Al-Quran secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa memahami konteks historisnya. Agar dipahami secara utuh, Al-Quran harus dicerna dalam konteks perjuangan Nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan dengan Al-Quran menekankan pentingnya asbab an-nuzul.[footnoteRef:2] [2: Rosihon Anwar, Ulumul Quran (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 59.]

Mengungkapkan sebab turunnya ayat Al Quran melalui kisah adalah suatu cara menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang bernilai tinggi. Hal itu seolah-olah merupakan puncak keindahan seni sastra disamping tujuan mulia agama. Asbabun Nuzul tidak lain adalah kisah nyata, baik penyajiannya dan pemecahannya, kerumitannya dan keruwetannya, maupun manusia-manusia,1pelakunya serta kejadian peristiwanya. Dengan demikian ayat-ayat Al Quran senantiasa dibaca orang pada setiap waktu dan tempat dengan minat yang amat besar. Pembacanya sama sekali tidak merasa bosan, kendati berulang kali menjumpai hikayat manusia terdahulu. Setiap saat dirasakan sebagai kisah kita sendiri.Itulah sebabnya banyak orang tidak mengutahui asbab an-nuzul terperosok kedalam kebingungan dan keragu-raguan. Mereka mengartikan ayat-ayat Al Quran tidak sebagaimana yang dimaksud oleh ayat-ayat itu sendiri. Mereka tidak dapat memahami dengan tepat hikmah illahi didalam ayat yang diturunkan-NyaB. Rumusan Masalah1. Apa pengertian asbab an-nuzul ?2. Sebutkan dan jelaskan macam macam Asbab an-Nuzul !3. Bagaimana ungkapan-ungkapan asbab an-nuzul ?4. Jelaskan kaidah-kaidah Asbab an-Nuzul!5. Apa kegunaan asbab an-nuzul ?C. Tujuan Masalah1. Untuk mengetahui pengertian asbab an-nuzul2. Untuk mengetahui macam-macam asbab an-nuzul3. Untuk mengetahui ungkapan-ungkapan asbab an-nuzul4. Untuk mengetahui kaidah-kaidah asbab an-nuzul5. Untuk mengetahui kegunaan asbab an-nuzul

2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian asbab al-nuzulSecara etimologis asbab al nuzul terdiri dari kata (bentuk jama dari kata ) yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab/illat[footnoteRef:3]. Sedang kata berasal dari kata yang berarti turun[footnoteRef:4]. [3: Ahmad warson munawwir, kamus arab indonesia al-munawwir (Surabaya: pustaka progressif, 1997), hlm. 602.] [4: Ibid, hlm.1409.]

Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan para ulama, diantaranya:1. Az ZarqaniAsbab An-Nuzul adalah suatu kejadian yang menyebabkan turunya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat.[footnoteRef:5] [5: Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani, Manahilul Irfan fi Ulumil Quran (Beirut: Darul Hayat al-Kitab al-Arabiyyah, t.th, ), hlm. 22.]

2. As-SuyuthiAsbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi sebelum turun ayat, sedangkan sesudah turunnya ayat tidaklah disebut asbab.[footnoteRef:6] [6: Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumi Quran, (Beirut: Daul Fikr, t.th.), hlm 29-30.]

3. Ash-Shabuni Asbab an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut,baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama. 4. Shubhi ShalihAsbab an-Nuzul adalah Sesutu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al Quran (ayat-ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum pada saat peristiwa itu terjadi[footnoteRef:7] [7: Subhi as-Shalih, Mabahits fi Uluail Quran, (Beirut: Darul Ilmi, t.th.), hlm. 132.]

5. ManaAl-Qthathan3

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa-pwristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Quran berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa suatu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi.[footnoteRef:8] [8: Dede Rosyada, Al-Quran Hadis (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam,1998), hlm. 69.]

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa asbab an-nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran. Bentuk-bentuk yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran ini sangat beragam, di antaranya berupa: konflik sosial, seperti ketegangan yang terjadi antara suku aus dan suku khazraj, kesalahan besar, seperti kasus seorang sahabat yang mengimami sholat dalam keadaan mabuk,dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sahabat kepada nabi baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat,sedang atau yang akan terjadi. Dan setelah dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatu ayat itu berikisar pada dua hal: Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Quran mengenai peristiwa itu. Bila Rasulullah S.A.W ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Al-Quran menerangkan hukumnya.

B. Macam-macam Asbab An-NuzulDR. Rosihon Anwar, M.Ag. menyebutkan dalam bukunya ulumul Quran, bahwa ada dua hal yang menjadi sudut pandang dalam membagi macam-macam asbabun nuzul, yaitu:1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzula) Sarih (jelas)Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila perawi mengatakan : ...Artinya:Sebab turun ayat ini adalah ... ... Artinya:Telah terjadi maka turunlah ayat.... ... Artinya:Rasulullah pernah ditanya tentang maka turunlah ayat.b) Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan. ...Artinya:(ayat ini diturunkan berkenaan dengan) ...Artinya:(saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ) ...Artinya:(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan )

2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.a) Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Taadud As-Sabab wa Nizil Al-Wahid)Untuk mengetahui variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama mengemukakan cara sebagai berikut: Tidak mempermasalahkannyaCara ini ditempuh apabila menggtunakan redaksi muhtamilah. Mengambil versi riwayat Asbab an-Nuzul yang menggunakan redaksi shorih. Mengambil versi riwayat yang shohih (valid)[footnoteRef:9] [9: Rosihon Anwar, Ulumul Quran, hlm. 67.]

b) Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Taadud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid)Terkadang suatu kejadian dapat menjadi sebab bagi turunnya dua ayat atau lebih. contoh satu kejadian yang membuat dua ayat diturunkan sedang antara satu dengan yang lainnya berselang lama adalah riwayat asbab annuzul yang yang diriwayatkan Ibn Jarir Ath-Thabari , dan Ibn Mrdawiyah dari Ibn Abbas : .. , : .. : Ketika rasulullah duduk dibawah naungan pohon kayu beliau bersabda akan datang kamu seorang manusia yang memandang dengan mu dengan dua mata setan janganlah kalian ajak bicara jika ia datang menemuimu, tidak lama sesudah itu datanglah seorang lelaki yang bermata biru rasulullah kemudian memanggilnya dan bertanya mengapa engkau dan teman-temanmu memakiku,? Orang tersebut pergi dan datang kembali beserta teman-temannya mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak menghina nabi, terus menerus mereka mengatakan demikian sampai nabi memaafkannya maka turunlah surat at taubah [9] ayat 74 : Mereka orang-orang munafik bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu yang menyakitimu sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah mejadi kafir sesudah islam dan mengimani apa yang tida dapat meraka tidak dapat mencapainya dan mereka tidak mencela kepada allah dan rasulnya kecuali karena allah dan rasulnya te;ah melimpahkan karunia- Nya kepada mereka maka jika mereka bertaubat maka itu lebih baik bagi nereka jika meraka berpaling maka allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirat dan mereka sekali kali tidak mempunyai pelindung dan penolong di muka bumi.[footnoteRef:10] [10: Santri kuliah, Ulumul Quran dalam http://jendelaakhirat.blogspot.com// diakses pada Selasa 18 Maret 2014 pukul 09.20 WIB]

Demikin pula riwayat al hakim dengan redaksi yang sama dan mengatakan maka Allah menurunkan surat al mujadalah [58] ayat 18-19. (18) (19)(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.(QS Al Mujadalah : 18-19) [footnoteRef:11] [11: Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002), hlm. 545.]

3. Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2 yaitu:1) Berbentuk peristiwaa) Peristiwa berupa pertengkaran atau persengketaan, seperti perselisihan antar golongan suku Aus dan golongan suku Khazraj. Perselisihan itu timbul karena hasil adu domba yang dilakukan oleh orang-orang yahudi. Peristiwa tersebut melatar belakangi turunnya beberapa ayat, surat Ali Imran: 100. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (Q.S. Ali Imran: 100 ).[footnoteRef:12] [12: Ibid, hlm. 63.]

b) Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang sahabat yang mengimami dalam keadaan mabuk, sehingga mengalami kekeliruan dalam membaca surat setelah surat Al Fatihah. Peristiwa itu menyebabkan turunnya firman Allah surat An Nisa: 43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS : An Nisa: 43 )[footnoteRef:13] [13: Ibid, hlm. 86. ]

c) Peristiwa berupa hasrat, cita-cita atau keinginan-keinginan seperti kesesuaian (muafqat) hasrat dan keinginan Umar bin Khattab dengan ketentuan ketentuan ayat-ayat Al Quran yang diturunkan Allah. Menurut riwayat dari sahabat Anas ra. Ada beberapa harapan Umar yang dikemukakan kepada Rasulullah, kemudian turunlah ayat-ayat yang kandungannya seperti harapan tersebut. Seperti Umar pernah berkata kepada Rasulullah saw. ya, Rasulullah, bagaimana kalau sekiranya kita jadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat? maka turunlah ayat : Al Baqarah ayat 125.[footnoteRef:14] [14: Ramli Abdul Wahid, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press 1993), hlm.30-31.]

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud".(QS. Al Baqarah ayat 125)[footnoteRef:15] [15: Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, hlm. 20.]

2) Berbentuk pertanyaanPertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, seperti kisah Ashabul kahfi dan Dzulkarnain. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang masih berlansung (pada saaat itu). Seperti pertanyaan orang-orang yahudi mengenai ruh. Yang terdapat dalam firman Allah surat Al- Isra ayat 85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".( Q.S Al-Isra : 85 )[footnoteRef:16] [16: Ibid, hlm. 291.]

Pertanyaan berhungan dengan masa yang akan datang. Seperti pertanyaan orang-orang kafir Quraisy tentang hari kiamat yang diabadikan dalam firman Allah surat An-Naziat ayat 42-43. (42) (43)(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)?. (Q.S An-Naziat: 42-43)[footnoteRef:17] [17: Ibid, hlm 585.]

C. Ungkapan-ungkapan Asbab An-Nuzul Para sahabat dalam menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan yang berbeda antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan tersebut tentunya mengandung perbedaan makna yang memiliki implikasi pada status sebab nuzulnya. Macam-macam ungkapan yang digunakan sahabat dalam mendeskribsikan asbab an-nuzul antara lain:1. kata (sebab). Contohnya seperti: (sebab turunnya ayat ini demikian )Ungkapan (redaksi) ini disebut sebagai redaksi atau ungkapan yang sharih (jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini menunjukkan betul-betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak mengandung makna lain.2. kata (maka). Contohnya seperti: (telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat). Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan penggunaan kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).3. kata (mengenai/tentang). Contohnya seperti: (ayat ini turun mengenai ini dan itu). Ungkapan seperti ini tidak secara tegas (ghairu sharih) menunjukkan sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan mengandung pengertian lain.[footnoteRef:18] [18: Danang, Ulumul Quran dalam (http://danankphoenix.wordpress.com/2010/03/30/asbabun-nuzul// diakses pada Selasa 18 Maret 2014 pukul 09.20 WIB]

D. Kaidah-kaidah Asbab An-Nuzul.Dalam memahami makna ayat Alquran yang mengandung lafal umum dan dikaitkan dengan sebab turunnya, para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan dasar pemahaman.Karena itu, berkaitan dengan masalah ini ada dua kaedah yang bertolak belakang.Kaedah pertama menyatakan: (penetapan makna suatu ayat didasarkan pada bentuk umumnya lafazh (bunyi lafazh), bukan sebabnya yang khusus).Kaedah kedua menyatakan sebaliknya: (penetapan makna suatu ayat didasarkan pada penyebabnya yang khusus (sebab nuzul), bukan pada bentuk lafazhnya yang umum).Contoh Penerapan Kaedah Pertama.Firman Allah, Surat An-Nur ayat 6 : Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. [Q.S. An-Nur: 6][footnoteRef:19]. [19: Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, hlm. 351.]

Jika dilakukan pemahaman berdasarkan bentuk umumnya lafal terhadap surat An-Nur ayat 6 di atas, maka keharusan mengucapkan sumpah dengan nama Allah sebanyak empat kali bahwa tuduhannya adalah benar, berlaku bagi siapa saja (suami) yang menuduh isterinya berzina. Pemahaman yang demikian ini (berdasarkan umumnya lafal) tidak bertentangan dengan ayat lain atau hadits atau ketentuan hukum yang lainnya.Contoh Penerapan Kaedah Kedua,Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 115 : Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situ-lah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas Rahmat-Nya, lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah: 115)[footnoteRef:20]. [20: Ibid, hlm. 19.]

Jika dalam memahami ayat 115 ini kita terapkan kaedah pertama, maka dapat disimpulkan, bahwa shalat dapat dilakukan dengan menghadap ke arah mana saja, tanpa dibatasi oleh situasi dan kondisi di mana dan dalam keadaan bagaimana kita shalat. Kesimpulan demikian ini bertentangan dengan dalil lain (ayat) yang menyatakan, bahwa dalam melaksanakan shalat harus menghadap ke arah Masjidil-Haram. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Alllah : Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah: 149)[footnoteRef:21]. [21: Ibid, hlm. 24.]

Akan tetapi, jika dalam memahami Surat Al-Baqarah ayat 115 di atas dikaitkan dengan sebab nuzulnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah, bahwa menghadap ke arah mana saja dalam shalat adalah sah jika shalatnya dilakukan di atas kendaraan yang sedang berjalan, atau dalam kondisi tidak mengetahui arah kiblat (Masjidil-Haram). Dalam kasus ayat yang demikian ini pemahamannya harus didasarkan pada sebab turunnya ayat yang bersifat khusus dan tidak boleh berpatokan pada bunyi lafazh yang bersifat umum.

E. Kegunaan Asbab An-NuzulAdapun kegunaan yang diperoleh dalam mengetahui Asbabun Nuzul dalam kaitannya dengan memahami makna daripada ayat-ayat suci Al-Quran secara rinci Al-Zarqani menyebutkan tujuh macam manfaat atau faidah, sebagai berikut :1. Pengetahuan tentang asbab nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Quran. Pengetahuan yang demikian akan memberi manfaat baik bagi orang mukmin atau non mukmin. Orang mukmin akan bertambah keimanannya dan mempunyai hasrat yang keras untuk menerapkan hukum Allah dan mengamalkan kitabnya. Sebagai contoh adalah syariat tentang pengharaman minuman keras. Menurut Muhammad Ali Al-Shabuni pengharaman minuman keras berlangsung melalui empat tahap ,tahap pertama Allah mengharamkan minuan keras secara tidak langsung,tahap kedua memalingkan secara langsung dari padanya,mengharamkan secara parsial, keempat pengharaman secara total.[footnoteRef:22] [22: Ahmad Syadali dan. Ahmad Rofii, Ulumul Quran I (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1997), hlm. 116-119.]

2. Pengetahuan tentang asbab nuzul membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitan. Hal ini senada dengan pernyataan Ibnu Daqiq Al Id ia berkata Keterangan tentang sebab turunnya ayat merupakan jalan kuat untuk memahami makna-makna Al-Quran.[footnoteRef:23] [23: Jalaluddin As-Suyuti, Lubabun Nukul Fi Asbabun Nuzul (Rembang: Darul Ihya Indonesia , t. th), hlm 6.]

Diantara contohnya ialah ayat ke 158 dari Surah Al-Baqarah kalau tidak dibantu dengan pelacakan asbab nuzulnya, pemahaman dan penafsiaran ayat tersebut bisa keliru. Ayat tersebut berbunyi : Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui. (Q.S.Al-Baqarah : 158)[footnoteRef:24] [24: Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, hlm. 25.]

Dengan kata Fala Junaha, dapat diartikan bahwa rukun sai ibadah ( boleh) dan tidak mengikat. Oleh sebab itu Urwah salah seorang sahabat Nabi pernah berpendapat bahwa sai itu ibadah, dan tidak mengikat. Akan tetapi, kemudian dikritik oleh Aisyah, karena menurutnya, ayat tersebut diturunkan sehubungan dengan pertanyaan orang-orang Ansar pada Rasulullah, tentang sai antara safa dan marwa,karena mereka sebelumnya tidak punya tradisi sai saat melakukan ritus, pada zaman islamnya. Sehubungan dengan pernyataan mereka inilah ayat tersebut diturunkan, dan Rasulullah mewajibkan melakukan sai antara kedua bukit tersebut.3. Pengetahuan asbab nuzul dapat menolak dugaan adanya hasr atau pembatasan dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung hasr atau pembatasan, Seperti firman Allah: Katakanlah:"Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi (karena Sesungguhnya semua itu kotor) atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah." (Q.S. Al-Anam: 145)[footnoteRef:25] [25: Ibid, hlm. 148.]

Imam Syafii berpendapat bahwa hasr (pembatasan) dalam ayat ini tidak termasuk dalam maksud itu sendiri. Untuk menolak adanya hasr (pembatasan) dalam ayat ini, ia mengemukakan alasan bahwa sehubungan dengan sikap orang-orang kafir yang suka mengharamkan kecuali apa yang di halalkan oleh Allah dan meng halalkan Apa yang di haramkan oleh-Nya. Hal ini karena penentangan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.[footnoteRef:26] [26: Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofii, Ulumul Quran 1 , hlm. 127.]

4. Pengetahuan tentang asbab nuzul dapat meng hususkan (takhsis) hukum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah kehususan sebab dan bukan keumuman lafal.[footnoteRef:27] [27: Ibid, hlm. 128.]

5. Dengan mempelajari asbab nuzul diketahui pula bahwa sebab turun ayat ini tidak pernah dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang mengkhususkan ).[footnoteRef:28] [28: Ibid, hlm. 129.]

6. Dengan asbab nuzul, di ketahui orang yang ayat tertentu turun padanya secara tepat sehinga tidak terjadi kesamaran bisa membawa penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan orang yang salah. [footnoteRef:29] [29: Ibid, hlm. 131.]

8

7. Pengetahuan tentang asbab nuzul akan mempermudah orang yang meng hafal Al-Quran serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunya.[footnoteRef:30] [30: Ibid, hlm. 132.]

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

a. Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran.b. Macam-macam Asbab An-Nuzula. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul1. Sarih (jelas)Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab An-Nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya2. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan.b .Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.1.Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Taadud As-Sabab wa Nizil Al-Wahid)2.Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Taadud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid)c. Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2 yaitu:1.Berbentuk peristiwa2.Berbentuk pertanyaan3. Ungkapan-ungkapan Asbab An-Nuzul a. kata (sebab). Contohnya seperti: (sebab turunnya ayat ini demikian)

17

b. kata (maka). Contohnya seperti: (telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat). c. kata (mengenai/tentang). Contohnya seperti: (ayat ini turun mengenai ini dan itu). 4. Kaidah-kaidah Asbab An-Nuzul penetapan makna suatu ayat didasarkan pada bentuk umumnya lafazh (bunyi lafazh), bukan sebabnya yang khusus.Kaedah kedua menyatakan sebaliknya: penetapan makna suatu ayat didasarkan pada penyebabnya yang khusus (sebab nuzul), bukan pada bentuk lafazhnya yang umum.5. kegunaan Asbab An-Nuzula. Pengetahuan tentang asbab nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Quran.b. Pengetahuan tentang asbab nuzul membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitan.c. Pengetahuan asbab nuzul dapat menolak dugaan adanya hasr atau pembatasan dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung hasr atau pembatasan18

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid, Ramli. 1993. Ulumul Quran. Jakarta; Rajawali Press. Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofii. 1997. Ulumul Quran I. Bandung; CV.Pustaka Setia. Anwar, Rosihon. 2010. Ulumul Quran. Bandung; CV Pustaka Setia. As-Shalih, Subhi. T.th. Mabahits fi Ulumil Quran. Beirut; Darul Ilmi. As-Suyuthi, Jalaluddin. T.th. Al-Itqan fi Ulumi Quran. Beirut; Darul Fikr. As-Suyuti, Jalaluddin. T.th. Lubabun Nukul Fi Asbabun Nuzul. Rembang; Darul Ihya Indonesia. Az-Zarqani, Muhammad Abdul Azhim. T.th. Manahilul Irfan fi Ulumil Quran. Beirut; Darul Hayat al-Kitab al-Arabiyyah. Danang. 2010. Ulumul Quran, dalam http://danankphoenix.wordpress.com/2010/03/30/asbabun-nuzul// diakses pada Selasa 18 Maret 2014 pukul 09.00 WIB Departemen Agama RI. 2002. Al-Quran dan terjemahnya. Jakarta; CV Darus Sunnah. kuliah, Santri. Ulumul Quran, dalam http://jendelaakhirat.blogspot.com// diakses pada Selasa 18 Maret 2014 pukul 09.00 WIB Munawwir,Ahmad warson. 1997. kamus arab indonesia al-munawwir. Surabaya; pustaka progressif. Rosyada, Dede. 1998. Al-Quran Hadist. Jakarta; Dirjen Bimbaga Islam.

19