Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB...

56
PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT ETNIS PESISIR TENTANG TUMBUHAN YANG BERKHASIAT OBAT DI LIMA KECAMATAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh Arum Asterini JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT ETNIS PESISIR TENTANGTUMBUHAN YANG BERKHASIAT OBAT DI LIMA KECAMATAN

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

Arum Asterini

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT ETNIS PESISIR TENTANGTUMBUHAN YANG BERKHASIAT OBAT DI LIMA KECAMATAN

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Arum Asterini

ABSTRAK

Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakansebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Tumbuhan obatmempunyai khasiat yang bekerja sebagai antioksidan, antiradang, analgesik, danlain-lain. Potensi tumbuhan obat pada etnis pesisir belum terdata dengan baik,oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai tumbuhan bekhasiat obat dibeberapa Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui keragaman jenis tumbuhan yang berkhasiat obat berdasarkanpengetahuan yang dimiliki masyarakat etnis pesisir Kabupaten Lampung Selatan.Penelitian ini dilaksanakan di 5 Kecamatan yang berada di Kabupaten LampungSelatan, yaitu : Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Kalianda, KecamatanSidomulyo, Kecamatan Penengahan, dan Kecamatan Katibung, pada bulan Maretsampai Mei 2016. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhanyang berkhasiat obat dari 45 suku. Suku tumbuhan yang paling banyak digunakanadalah Zingiberaceae. Sedangkan jenis penyakit yang banyak diobatimenggunakan tumbuhan obat oleh masyarakat etnis pesisir di 5 KecamatanKabupaten Lampung Selatan adalah diabetes dan darah tinggi. Habitus yangbanyak digunakan adalah herba dan yang paling sedikit adalah liana. Sedangkanbagian yang paling banyak digunakan adalah daun.

Kata Kunci : Tumbuhan Obat, Kabupaten Lampung Selatan, Etnis Pesisir

Page 3: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT ETNIS PESISIR TENTANG

TUMBUHAN YANG BERKHASIAT OBAT DI LIMA KECAMATAN

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Arum Asterini

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 4: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari
Page 5: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari
Page 6: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal

18 Juni 1995, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara

buah pernikahan dari Bapak Apridanto, S.T dan Ibu

Sukatini.

Penulis mulai menepuh pendidikan pertama di Sekolah

Taman Kanak-kanak di TK Dwi Tunggal pada tahun 1998, dilanjutkan

pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Sepang Jaya pada tahun 2000 dan selesai

pada tahun 2006, setelah itu dilanjutkan kependidikan Sekolah Menengah Pertama

di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2009, selanjutnya

dilanjutkan kependidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Azhar 3 Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012, penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalu jalur Mandiri.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di Organisasi Himpunan

Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Kominfo.

Pada tahun 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukaraja

3, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung dan

Page 7: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

Kerja Praktik di Taman Satwa Lembah Hijau Lampung dengan judul “Aktivitas

Harian Burung Kakatua Besar Jambul Kuning (Cacatua galerita) Di Taman

Satwa Lembah Hijau Lampung”. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum

untuk mata kuliah Biologi umum, Botani umum, dan Bryologi.

Page 8: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

MOTTO

“Saya percaya proses yang menentukankeberhasilan, bukan tinggi atau rendahnya nilai

akhir” (D-A-F)

Ucapan sahabat yang jujur lebih besar harganyadaripada harta benda yang diwarisi nenek moyang

–Ali bin Abi Thalib-

Jangan pernah mengutuk, menyesali danmenyalahkan kepergian. Sebab perpisahan adalah

awal dari pertemuan baru yang lebih baik–ayumdaigo-

Page 9: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Pengetahuan Lokal Masyarakat Etnis Pesisir Tentang Tumbuhan

yang Berkhasiat Obat di Lima Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Yulianty, M. Si., selaku pembimbing 1 yang telah banyak

membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan ide, kritik, saran,

arahan dan nasihat yang telah diberikan dengan penuh kesabaran selama

penulisan skripsi.

2. Ibu Dra. Tundjung T. Handayani, M.S., selaku pembimbing 2 yang telah

memberikan bimbingan, arahan, saran, kritik serta nasihat selama proses

penulisan skripsi.

3. Bapak Jani Master, M.Si., selaku pembahas yang telah banyak memberikan

saran, ide, kritik, arahan, dan nasihat yang telah diberikan dengan penuh sabar

selama proses penulisan skripsi.

Page 10: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

4. Orangtuaku tercinta dan terkasih (Bapak Apridanto, S.T., Ibu Sukatini, Bapak

Sukardi dan Ibu Suyati), yang selalu mencurahkan kasih sayang, doa,

semangat, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

5. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Unila yang telah memberikan masukan dan saran selama penulisan skripsi.

6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas MIPA

Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. Gregorius Nugroho Susanto, M.Sc., selaku Pembimbing

Akademik atas bimbingan kepada penulis dalam menempuh pendidikan di

Jurusan Biologi.

8. Bapak dan Ibu Dosen, seluruh staff dan laboran di Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung atas bantuannya.

9. Adik-adikku tersayang (Sindy Ayu Puspita dan Fera Apriana) yang telah

memberikan semangat, bantuan, dan dukungan kepada penulis.

10. Seorang lelaki yang kelak akan menemani hidupku di dunia menuju Jannah

Sang Ilahi.

11. Sahabat-sahabatku Jevica Ayu Setia, Choirun Nisa, Sheila Puspita Amanda,

dan Dewi Nurainy Anggrainy yang selalu memberikan dukungan, semangat,

motivasi dan perhatian kepada penulis selama masa perkuliahan.

12. Teman-teman KKN Ajeng Dyah Wahyuni, Arizka Antartika P, Dwi Derti S,

Marcella Taweru, Rian Apriyanti, dan Ahmad Hanafi yang selalu

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

13. Keluarga dari Jevica Ayu S, yang telah banyak membantu serta memberikan

fasilitas yang sangat baik kepada penulis selama proses penelitian.

Page 11: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

14. Sahabat-sahabatku dari SMA sampai sekarang Ika Yunika, Terawati, Sri

Tiya Dewi, M. Arief Catur P dan Bendra Musthofa yang telah memberikan

semangat kepada penulis.

15. Teman-temanku angkatan 2012, Erika, Welmi, Indi, Putri Minggar, Amalia,

Mustika, Dwi, Imamah, Sayu, Meri, Abdi, Afrisa, Nora, Agustina, Larasati,

Apri, serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima

kasih atas dukungan, kebersamaan dan canda tawa kepada penulis.

16. Kakak dan adik tingkat serta pengurus HIMBIO FMIPA Unila atas

kebersamaan dan motivasinya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang

terbaik bagi pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 04 Oktober 2016

Penulis

Arum Asterini

Page 12: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAK i

LEMBAR PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1B. Tujuan Penelitian 5C. Manfaat Penelitian 5D. Kerangka Pikir 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 7

A. Definisi Tumbuhan Obat 7B. Penggunaan Tumbuhan Obat 8C. Ketepatan Dosis 10D. Kelebihan Tumbuhan Obat 10E. Bagian-bagian yang Digunakan 11F. Gambaran Lokasi Penelitian 12

1. Kecamatan Rajabasa 162. Kecamatan Kalianda 183. Kecamatan Katibung 204. Kecamatan Penengahan 225. Kecamatan Sidomulyo 25

III. METODE PENELITIAN 29

A. Waktu dan Tempat 29B. Alat dan Bahan 29

Page 13: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

iv

C. Prosedur Kerjaa) Jenis Data 30b) Metode Pengambilan Data 30

D. Perhitungan Persen Habitus 32E. Perhitungan Persen Bagian yang Digunakan 32F. Perhitungan Suku Tumbuhan yang Digunakan 32G. Pembuatan Herbarium 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35

A. Hasil Penelitian1. Suku tumbuhan yang digunakan sebagai obat 352. Habitus yang banyak digunakan sebagai tumbuhan

obat 373. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat 384. Jenis tumbuhan yang digunakan untuk

mengobati penyakit 39B. Pembahasan

1. Suku tumbuhan yang digunakan sebagai obat 392. Habitus yang banyak digunakan pada tumbuhan

obat 413. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat 434. Jenis tumbuhan yang digunakan untuk

mengobati penyakit 455. Bentuk pengolahan tumbuhan obat 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN 52A. Kesimpulan 52B. Saran 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung SelatanTahun 2015 12

Tabel 2. Persentase habitus yang banyak digunakan sebagaitumbuhan obat di 5 Kecamatan Kabupaten LampungSelatan 37

Tabel 3. Persentase bagian tumbuhan yang digunakan sebagaitumbuhan obat di 5 Kecamatan Kabupaten LampungSelatan 38

Tabel 4. Daftar tumbuhan yang digunakan di 5 KecamatanKabupaten Lampung Selatan 59

Tabel 5. Jenis dan manaat tumbuhan obat di 5 KecamatanKabupaten Lampung Selatan 62

Page 15: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Kabupaten Lampung Selatan 15

Gambar 2. Grafik persentase suku tumbuhan yang digunakandi 5 Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan 36

Gambar 3. Grafik habitus yang banyak digunakan sebagaitumbuhan obat di 5 Kecamatan Kabupaten LampungSelatan 37

Gambar 4. Grafik bagian tumbuhan yang digunakan sebagaitumbuhan obat di 5 Kecamatan Kabupaten LampungSelatan 38

Gambar 5. Grafik jenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobatipenyakitdi 5 Kecamatan Kabupaten LampungSelatan 39

Gambar 6. Wayit 80

Gambar 7. Daun mindi (Kumbang raden) 80

Gambar 8. Cabe jawa 80

Gambar 9. Bangle 80

Gambar 10. Patah tulang 80

Gambar 11. Mangkokan 80

Gambar 12. Anting-anting 80

Gambar 13. Kembang telong 81

Gambar 14. Awar-awar 81

Page 16: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

vii

Gambar 15. Ki tolod 81

Gambar 16. Sesuruhan (sirih-sirihan) 81

Gambar 17. Urang-aring 81

Gambar 18. Sisik naga 81

Gambar 19. Pegagan (Kaki kuda) 81

Gambar 20. Ciplukan 81

Gambar 21. Namnam 82

Gambar 22. Delima 82

Gambar 23. Sirih merah 82

Gambar 24. Kembang pukul empat 82

Gambar 25. Sambiloto 82

Gambar 26. Meniran 82

Gambar 27. Tapak dara 82

Page 17: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang

memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, dari sekian banyak

keanekaragaman tumbuhan, terdapat tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat

dan telah digunakan sebagai pengobatan tradisional berdasarkan pengalaman

dan ketrampilan secara turun temurun yang masih dimanfaatkan hingga saat

ini (Sutardjo, 1999). Selain itu Indonesia tidak hanya kaya akan

keanekaragaman hayati dan ekosistem, tetapi juga memiliki keanekaragaman

suku/etnis dengan pengetahuan tradisional dan budaya yang berbeda dan unik

tersebar dari Sabang sampai Merauke (Fakhrozi, 2009).

Seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan, penggunaan

obat tradisional mulai digemari dibandingkan dengan obat-obat modern, selain

itu ada beberapa faktor yang mendasari masyarakat menggunakan obat

tradisional yaitu :

a) Pada umumnya harga obat-obatan pabrik sangat mahal, sehingga

masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.

Page 18: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

2

b) Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil

dibandingkan obat modern.

c) Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional

sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya,

pembuatan obat-obat pabrik menggunakan rumus kimia yang telah

disintetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional (Santosa, 1989).

Pengetahuan tentang obat tradisional atau pengobatan tradisional diperoleh

masyarakat secara turun-temurun. Mereka mepercayai dukun/ahli pengobat

tradisional sebagai tempat untuk berobat. Umumnya pengetahuan pengobatan

tradisional dimiliki oleh para tetua sejak nenek moyang. Generasi muda saat

ini kurang termotivasi untuk menggali pengetahuan dari generasi tua dan

lambat laun mulai ditinggalkan karena beberapa faktor. Kondisi seperti ini,

menjadikan warisan tradisional lambat laun akan mengalami kepunahan di

tempat aslinya (Noorcahyati, 2012).

Saat ini permasalahan tersebut mulai diatasi dengan adanya pengetahuan dan

pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan berkhasiat obat yang semakin

berkembang. Masyarakat mulai memahami bahwa penggunaan tumbuhan

untuk obat sebenarnya bisa sejajar dan saling mengisi dengan pengobatan

modern. Penggunaan tumbuhan obat dengan berbagai alasan herbal sering

dijadikan pilihan pertama untuk pengobatan (Kusuma dan Zaky, 2005).

Tumbuhan obat mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat, baik

sebagai sumber mata pencaharian dan pendapatan petani sekitar hutan maupun

Page 19: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

3

sebagai peluang yang menjanjikan banyak pilihan usaha tani mulai dari pra

sampai pasca budidaya (Sitepu dan Sutigno, 2001).

Tumbuhan obat adalah segala jenis tumbuhan yang diketahui mempunyai

khasiat baik dalam membantu memelihara kesehatan maupun pengobatan

suatu penyakit. Tumbuhan obat sangat erat kaitannya dengan pengobatan

tradisional, karena sebagian besar pendayagunaan tumbuhan obat belum

didasarkan pada pengujian klinis laboratorium, melainkan lebih berdasarkan

pada pengalaman penggunaan (Yuni et al., 2011).

Data dan informasi tentang tumbuhan obat di 5 Kecamatan Kabupaten

Lampung Selatan belum banyak diketahui, sementara kita ketahui hal ini

sangat penting untuk mengembangkan jenis tumbuhan obat asli daerah

setempat. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mendokumentasikan

pengetahuan pengobatan tradisional yang seiring dengan upaya pelestarian

tumbuhan berkhasiat obat untuk pengetahuan, konservasi dan kesejahteraan

masyarakat. Salah satu cara pendokumentasian tersebut adalah melalui kajian

etnobotani tumbuhan berkhasiat obat. Etnobotani merupakan cabang ilmu

yang interdisipliner, yaitu mempelajari hubungan manusia, tumbuhan dengan

lingkungannya. Etnobotani sebagai suatu studi yang menjelaskan hubungan

antara manusia dengan tumbuh-tumbuhan yang secara keseluruhan

menggambarkan peran dan fungsi tumbuhan dalam suatu budaya. Etnobotani

tumbuhan obat merupakan salah satu bentuk interaksi antara masyarakat

dengan lingkungan alamnya. Interaksi pada setiap suku memiliki karakteristik

Page 20: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

4

tersendiri dan bergantung pada karakteristik wilayah dan potensi kekayaan

tumbuhan yang ada. Pengkajian tumbuhan obat menurut etnobotani suku

tertentu dimaksudkan untuk mendokumentasikan potensi sumberdaya

tumbuhan obat dan merupakan upaya untuk mengembangkan dan

melestarikannya (Hastuti, 2012).

Etnobotani menekankan bagaimana mengungkap keterkaitan budaya

masyarakat dengan sumberdaya tumbuhan di lingkungannya secara langsung

ataupun tidak langsung. Penekanannya pada hubungan mendalam budaya

manusia dengan alam nabati sekitarnya. Mengutamakan persepsi dan

konsepsi budaya kelompok masyarakat dalam mengatur sistem pengetahuan

anggotanya menghadapi tumbuhan dalam lingkungan hidupnya. Menurut

Rifai (1998), kelompok etnis tradisional di Indonesia mempunyai ciri-ciri dan

jati diri budaya yang sudah jelas terdefinisi, diduga kemungkinan besar

persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap sumberdaya di lingkungan

berbeda, termasuk dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan

sebagai obat tradisional yang masih berkembang dalam etnis pesisir

Kabupaten Lampung Selatan. Menurut Ristoja (2015), adanya upaya untuk

menggali pengetahuan lokal masing-masing suku/etnis dan keanekaragaman

tumbuhan berkhasiat obat di suatu daerah sebagai dasar pengembangan

pengetahuan mengenai obat tradisional yang belum maksimal. Etnis pesisir

Kabupaten Lampung Selatan dinamakan suku peminggir karena masyarakat

Page 21: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

5

setempat sebagian besar berdiam di tepi pantai sehingga disebut juga suku

pesisir.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman khususnya

tumbuhan obat tradisional berdasarkan pengetahuan yang dimiliki masyarakat

etnis pesisir Kabupaten Lampung Selatan serta mengetahui manfaat dari

tumbuhan yang ada.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang

pemanfaatan tumbuhan yang dijadikan sebagai obat tradisional dan dikenal

oleh masyarakat etnis pesisir Kabupaten Lampung Selatan

D. Kerangka Pikir

Indonesia memiliki keragaman tumbuh-tumbuhan yang melimpah, salah satu

jenisnya adalah tumbuhan obat yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar

sebagai obat herbal yang banyak khasiatnya. Tumbuhan obat adalah bahan

alami yang berasal dari tumbuhan yang secara turun-temurun telah digunakan

untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Tumbuhan obat tradisional yang

lebih populer disebut juga dengan jamu merupakan kebutuhan pokok dalam

memenuhi tuntutan kesehatan disamping obat-obat farmasi. Pengobatan

dengan tumbuhan tradisional merupakan bagian dari sistem budaya

Page 22: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

6

masyarakat yang potensi manfaatnya sangat besar dalam pembangunan

kesehatan masyarakat.

Kabupaten Lampung Selatan adalah Kabupaten yang terletak di ujung selatan

Provinsi Lampung. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara

105ᵒsampai dengan 105 4o5' BT dan antara 5 1o5' sampai dengan 6ᵒLS.

Keanekaragaman hayatinya juga didukung oleh potensi pengetahuan

tradisional yang dimiliki berbagai etnis asli di Lampung Selatan. Kekayaan

keanekaragaman hayati ini memiliki keterikatan dengan budaya masyarakat

setempat. Salah satunya melalui pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan

berkhasiat obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional etnis pesisir

Kabupaten Lampung Selatan.

Page 23: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tumbuhan Obat

Tanaman obat adalah semua jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai

ramuan obat, baik secara tunggal maupun campuran yang dianggap dan

dipercaya dapat menyembuhkan suatu penyakit atau dapat memberikan

pengaruh terhadap kesehatan (Rahayu, 2006). Tanaman obat sebagai tanaman

yang mengandung bahan yang dapat digunakan sebagai pengobatan dan

bahan aktifnya dapat digunakan sebagai bahan obat sintetik.Tanaman obat

umumnya merupakan tumbuhan hutan yang sejak nenek moyang telah

menjadi tumbuhan pekarangan dan secara turun temurun dijadikan sebagai

tanaman obat (Simbala, 2009). Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia sudah

berkembang dengan pesat. Peran tanaman obat memang dapat

dikembangakan secara luas di Indonesia. Peran tanaman sebagai bahan obat

sangat penting diketahui oleh masyarakat, untuk mempertahankan

kelangsungan hidup mereka (Wardah dan Setyowati, 2007).

Tumbuhan obat tidak berarti tumbuhan yang ditanam sebagai tumbuhan obat.

Tumbuhan obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tumbuhan

pagar, tumbuhan buah, tumbuhan sayur atau bahkan tumbuhan liar juga dapat

Page 24: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

8

digunakan sebagai tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai

macam penyakit. Penemuan-penemuan kedokteran modern yang berkembang

pesat menyebabkan pengobatan tradisional terlihat ketinggalan zaman.

Banyak obat-obatan modern yang terbuat dari tumbuhan obat, hanya saja

peracikannya dilakukan secara klinis laboratorium sehingga terkesan modern.

Penemuan kedokteran modern juga mendukung penggunaan obat-obatan

tradisional (Hariana, 2008).

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional adalah

bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan

mineral, sediaan sariaan (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang

secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman (Depkes, 1992). Tumbuhan obat mempunyai khasiat yang

bekerja sebagai antioksidan, antiradang, analgesik, dan lain-lain, mengarah

pada penyembuhan suatu penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya

kandungan bahan kimia tumbuhan obat yang berasal dari metabolisme

sekunder. Setiap tumbuhan menghasilkan bermacam-macam senyawa kimia

yang merupakan bagian dari proses normal dalam tumbuhan (Andrianto,

2013).

B. Penggunaan Tumbuhan Obat

Obat tradisional telah berada dalam masyarakat dan digunakan secara empiris

dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan tubuh dan

pengobatan berbagai penyakit

Page 25: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

9

Departemen Kesehatan mengklasifikasikan obat tradisional sebagai jamu,

obat herbal terstandar, dan fitofarmaka obat tradisional adalah ramuan dari

berbagai macam jenis dari bagian tumbuhan yang mempunyai khasiat untuk

menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sehingga khasiat obat tradisional

mungkin terjadi dengan adanya interaksi antar senyawa yang mempunyai

pengaruh yang lebih kuat (Nurhayati, 2008).

Dalam penggunaan tumbuhan obat sebagai obat bisa dengan cara diminum,

ditempel, untuk mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat

memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau

rangsangan. Hingga sekarang, pengobatan tradisional masih diakui

keberadaannya di kalangan masyarakat luas. Ini sejalan dengan kebijakan

pemerintah yang terus membina dan mengembangkannya. Salah satu

pengobatan tradisional yang sedang trend saat ini adalah ramuan Tumbuhan

obat secara empirik, ramuan tradisional dengan tumbuhan obat paling banyak

digunakan oleh masyarakat. Penggunaan ramuan tradisonal tidak hanya untuk

menyembuhkan suatu penyakit, tetapi juga untuk menjaga dan memulihkan

kesehatan (Sudibyo, 2006).

Salah satu prinsip kerja obat tradisional adalah proses (reaksinya) yang

lambat (namun bersifat konstruktif), tidak seperti obat kimia yang bisa

langsung bereaksi (tapi bersifat destruktif/merusak). Hal ini karena obat

tradisional bukan senyawa aktif. Obat tradisional berasal dari bagian

tumbuhan obat yang diiris, dikeringkan, dan dihancurkan. Jika ingin

mendapatkan senyawa yang dapat digunakan secara aman, tumbuhan obat

Page 26: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

10

harus melalui proses ekstraksi, kemudian dipisahkan, dimurnikan secara fisik

dan kimiawi (difraksinasi) (Herdiani, 2012).

C. Ketepatan Dosis

Beberapa tumbuhan mempunyai ambang batas dosis yang memberikan

khasiat. Namun, bukan berarti jika dosis ditambah, secara otomatis juga

berdampak positif. Tumbuhan obat bisa saja menjadi racun yang justru

melemahkan kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsinya. Tepatnya

ukuran dosis sangat penting, terutama untuk tumbuhan obat yang diekstrak.

Jika mengonsumsinya melebihi dosis walaupun 1 gram bisa sangat

berbahaya. Lain halnya jika tumbuhan obat tersebut hanya direbus karena

relatif lebih aman. Proses perebusan menyebabkan bahan aktif yang

terkandung dalam ramuan tersebut memiliki konsentrasi rendah. Itulah

sebabnya, beberapa pakar tanaman obat menganjurkan agar satuan ukuran

harus jelas dan tepat. Zaman dulu masyarakat belum mengenal satuan bobot

tertentu yang akurat dan bersifat universal, seperti gram dan ons. Sebagai

gantinya, mereka memanfaatkan satuan tertentu seperti genggam atau potong

untuk menakar bahan baku obat. Umumnya bahan-bahan yang menggunakan

satuan genggam memiliki ukuran yang kecil. Genggaman yang diacu adalah

genggaman orang dewasa (Duryatmo, 2011).

D. Kelebihan Tumbuhan Obat

Keunggulan dari penggunaan tumbuhan alami sebagai obat terletak pada

bahan dasarnya yang bersifat alami sehingga efek sampingnya dapat ditekan

seminimal mungkin, meskipun dalam beberapa kasus dijumpai orang-orang

Page 27: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

11

yang alergi terhadap tumbuhan herbal. Namun alergi tersebut juga dapat

terjadi pada obat-obatan kimia.Tidak dapat dipungkiri bahwa obat obatan

medis sering menimbulkan efek samping yang menyebabkan munculnya

berbagai penyakit lain (Utami, 2008).

Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan secara

tradisional tersebut adalah sedikitnya efek samping yang ditimbulkan seperti

yang terjadi pada pengobatan kimiawi.

Ada beberapa tumbuhan obat yang secara empiris dinyatakan sama. Salah

satu contohnya adalah komponen tumbuhan obat untuk pelangsing, terdiri

dari : kulit kayu rapet, daun jati belanda, daun jungrahap, rimpang kunyit dan

temulawak. Formulasi ini menggambarkan nafsu makan ditingkatkan oleh

temulawak dan kunyit, tetapi penyerapan sari makanan dapat ditahan oleh

kulit kayu rapet dan jati belanda. Pengaruh kurangnya defekasi dinetralisir

oleh temulawak dan kunyit sebagai pencahar, sehingga terjadi proses

pelangsingan sedangkan proses defekasi dan dieresis tetap berjalan

sebagaimana biasa (Ilyas, 2010).

E. Bagian-bagian yang digunakan

Tumbuhan obat pada umumnya memiliki bagian-bagian tertentu yang

digunakan sebagai obat (Widyastuti, 2004) :

a. Akar (radix) misalnya pacar air dan cempaka.

b. Rimpang (rhizome) misalnya kunyit, jahe, temulawak

c. Umbi (tuber) misalnya bawang merah, bawang putih, teki

d. Bunga (flos) misalnya jagung, piretri dan cengkih

Page 28: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

12

e. Buah (fruktus) misalnya delima, kapulaga dan mahkota dewa

f. Biji (semen) misalnya saga, pinang, jamblang dan pala

g. Kayu (lignum) misalnya secang, bidara laut dan cendana jenggi

h. Kulit kayu (cortex) misalnya kayu manis dan pulosari

i. Batang (cauli) misalnya kayu putih, turi, brotowali

j. Daun (folia) misalnya saga, landep, miana, ketepeng, pegagan dan

sembung

k. Seluruh tumbuhan (herba) misalnya sambiloto, patikan kebo dan meniran

F. Gambaran Lokasi Penelitian

Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih

adalah 2.007,01 Km². Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara

105 4o1' sampai dengan 105 4o5' Bujur Timur dan 5 1o5' sampai dengan 6ᵒ

Lintang Selatan (Lampung Selatan, 2015). Jumlah penduduk di Kabupaten

Lampung Selatan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2015

jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Selatan adalah 961.879 jiwa,

sedangkan Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Natar yaitu

183.522 jiwa dan yang terkecil di Kecamatan Way Panji, yaitu 16.817,

dengan demikian konsentrasi penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Natar.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015

No Kecamatan JumlahPenduduk (Jiwa)

Luas(Km²)

KepadatanPenduduk/Km²

1 Natar 183.522 213,77 858,502 Jati Agung 109.834 164,47 667,813 Tanjung Bintang 72.978 129,72 562,584 Tajung Sari 28.409 103,32 274,965 Katibung 65.261 175,77 371,296 Way Sulan 22.170 46,54 476,36

Page 29: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

13

No Kecamatan JumlahPenduduk (Jiwa)

Luas(Km²)

KepadatanPenduduk/Km²

7 Merbau Mataram 48.147 113,94 422,568 Sidomulyo 57.652 122,53 470,519 Candipuro 53.169 84,69 627,8110 Way Panji 16.817 38,45 437,3711 Kalianda 85.760 161,40 531,3512 Rajabasa 21.764 100,39 216,7913 Palas 55.749 171,39 325,2814 Sragi 32.776 81,92 400,1015 Penengahan 36.773 132,98 276,5316 Ketapang 48.517 108,60 446,7517 Bakauheni 22.599 57,13 395,57

Jumlah 961.897 2.007,01 479,27Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan, 2015

Penduduk asli lampung, khususnya suku peminggir umumnya berkediaman

di sepanjang pantai pesisir seperti Kecamatan Penengahan, Kecamatan

Kalianda, dan Kecamatan Katibung, sedangkan panjang garis pantai

Kabupaten Lampung Selatan mencapai ± 247,76 Km. Kisaran muka laut rata-

rata di Teluk Lampung mencapai sekitar 88,02 cm. Kisaran pasut yang besar

terjadi pada waktu pasut purnama (116,25 cm). Kabupaten Lampung Selatan

secara eksisting berjumlah 17 kecamatan dan selanjutnya terdiri dari desa-

desa dan kelurahan sebanyak 248 desa dan 3 kelurahan.

Wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas – batas

sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kab. Lampung Tengah dan

Lampung Timur

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Sunda

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Bandar Lampung dan Kabupaten

Pesawaran

Page 30: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

14

Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Jawa.

Pulau – pulau yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan antara lain Pulau

Krakatau, Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Pulau Rimau, dan Pulau Kandang. Di

wilayah Kabupaten Lampung Selatan juga terdapat beberapa sungai yang

penting antara lain, Way Sekampung, Way Jelai, Way Ketibung, Way Pisang

dan Way Gatal. Pada umumnya, sungai-sungai ini dimanfaatkan untuk

mengairi (irigasi) sawah dengan pembuatan dam-dam (Lampung Selatan,

2015).

Page 31: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

15

Gambar 1. Peta Kabupaten Lampung Selatan

(Sumber Peta : Kabupaten Lampung Selatan, 2015)

Daerah Penelitian

Page 32: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

16

1. Kecamatan Rajabasa

Pada tahun 2001 kecamatan Rajabasa terbentuk dengan luas wilayah

100,12 Km². Secara geografis Kecamatan Rajabasa berada di sebelah

barat laut ibukota Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah administrasi

Kecamatan Rajabasa antara lain, Sebelah Utara berbatasan dengan

Gunung Rajabasa, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan

Kalianda, Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bakauheni,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda (Kecamatan Rajabasa,

2015).

Penduduk kecamatan Rajabasa setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Pada tahun 2013 jumlah penduduk terdapat 20,9 ribu jiwa, sementara

tahun 2014 jumlah penduduk telah mencapai 21,2 ribu jiwa atau

bertambah sebanyak 150 jiwa. Pada tahun 2014, untuk setiap 100

penduduk laki-laki terdapat 81 penduduk perempuan, yang artinya

penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan jenis

kelamin perempuan (Kecamatan Rajabasa, 2015).

Menurut mata pencaharian penduduk kecamatan setempat bervariasi,

yaitu sebagai petani, PNS (Pegawai Negeri Sipil), pedagang keliling,

peternak, bidan, pengusaha kecil dan menengah, dukun kampung,

pensiunan TNI/POLRI/PNS. Dari beberapa mata pencaharian tersebut

yang paling dominan adalah petani.

Page 33: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

17

Persentase penduduk yang memiliki kemampuan baca tulis di Kecamatan

Rajabasa cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar 96,04%

memiliki kemampuan membaca yang artinya 3,96% yang belum dapat

membaca dan menulis. Persentase jumlah sekolah di kecamatan Rajabasa

pada tingkat TK (Taman Kanak-kanak) yaitu 8,12%, tingkat SD yaitu

43,64%, tingkat SLTP yaitu 11,16%, dan tingkat SLTA yaitu 5,8%.

Tingkat SD (Sekolah Dasar) merupakan tingkatan sekolah yang dominan

di kecamatan Rajabasa (Kecamatan Rajabasa, 2015).

Berbagai jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kecamatan

Rajabasa, tanaman kelapa dalam, kelapa sawit dan kakao merupakan

yang terbanyak dari jumlah produksi. Tidak hanya sektor perkebunan

saja, kecamatan Rajabasa merupakan salah satu kecamatan tempat

pengembangbiakkan sapi potong di Kabupaten Lampung Selatan.

Sarana kesehatan adalah salah satu fasilitas yang sangat penting untuk

masyarakat. Secara umum di Kecamatan Rajabasa terdapat 2 puskesmas,

4 puskesmas pembantu, 3 balai pengobatan, 3 dokter, 25 bidan, 69

posyandu, dan 62 dukun bayi. Sebagai rujukan bagi penduduk Rajabasa

fasilitas kesehatan tertinggi dimanfaatkan adalah puskesmas.

Sejak otonomi daerah diberlakukan, Kecamatan Rajabasa tidak

mengalami pemekaran sejak tahun 2007. Desa yang terdapat di

Kecamatan Rajabasa yaitu Desa Tejang Pulau Sebesi, Desa Hargo

Pancoran, Desa Kerinjing, Desa Cugung, Desa Batu Balak, Desa Kunyir,

Page 34: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

18

Desa Waymuli, Desa Sukaraja, Desa Rajabasa, Desa Banding, Desa

Canti, Desa Canggung, Desa Betung, Desa Tanjung Gading, dan Desa

Kota Guring (Kecamatan Rajabasa, 2015).

2. Kecamatan Kalianda

Kecamatan Kalianda merupakan ibukota Kabupaten Lampung Selatan.

Batas-batas Kecamatan Kalianda antara lain, sebelah utara berbatasan

dengan Kecamatan Sidomulyo, sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Rajabasa, sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, dan

sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Penengahan dan Palas.

Wilayah Kecamatan Kalianda ± 216,42 Km² dengan daerah daratan yang

merupakan daerah pertanian (Kecamatan Kalianda, 2015).

Kecamatan Kalianda terdiri dari 29 Desa, terbagi menjadi 141 Dusun dan

397 Rukun Tetangga (RT). Pada tahun 2014 jumlah penduduk laki-laki

Kecamatan Kalianda lebih besar dibandingkan penduduk perempuan.

Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 44.737 jiwa sedangkan jumlah

penduduk perempuan sebanyak 40.978 jiwa. Dengan luas wilayah 216,42

Km², maka kecamatan Kalianda memiliki kepadatan penduduk 396,06

jiwa/km² ini berarti setiap 1 Km² ditempati penduduk sebanyak 396 jiwa

(Kecamatan Kalianda, 2015).

Di Kecamatan Kalianda sudah terdapat 10 Taman Kanak-kanak (TK), 51

Sekolah Dasar (SD), 12 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 7 Sekolah

Menengah Atas (SMA), 5 Akademi/Perguruan Tinggi, dan 7 Pondok

Page 35: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

19

pesantren. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan merupakan aspek

yang sudah cukup diperhatikan pemerintah daerah. Jumlah tenaga medis

di Kecamatan Kalianda masih sangat minim, tidak bertambah banyak

dari tahun ke tahun yaitu sejumlah 66 bidan, 12 dokter, dan 61 dukun

bayi.

Kecamatan Kalianda memiliki luas wilayah 21.642 ha terdiri dari lahan

sawah seluas 5.518 ha dan sisanya 16.124 ha adalah lahan bukan sawah

yang teridiri dari lahan pertanian non sawah dan lahan/bukan pertanian

(rumah, bangunan, jalan, sungai, danau, dll). Lahan sawah yang ada di

Kecamatan Kalianda sebesar 25% adalah sawah tadah hujan yang

sebagian besar hanya ditanami satu kali. Dengan luasnya areal pertanian

yang ada di Kecamatan Kalianda tanaman pangan seperti padi jagung

dan ubi merupakan komoditi unggulan sektor pertanian (Kecamatan

Kalianda, 2015).

Desa yang terdapat di Kecamatan Kalianda antara lain Desa Jondong,

Desa Tengkujuh, Desa Pauh Tanjung Iman, Desa Maja, Desa Bumi

Agung, Desa Kalianda, Desa Sumur Kumbang, Desa Buah Berak, Desa

Kesugihan, Desa Pematang, Desa Kecapi, Desa Babulang, Desa

Sukaratu, Desa Palembapang, Desa Tajimalela, Desa Marga Catur, Desa

Suka Tani, Desa Canggu, Desa Kedaton, Desa Way Urang, Desa Merak

Belantung, Desa Gunung Terang, Desa Munjuk Sempurna, Desa Bulok,

Desa Agom, Desa Negeri Pandan, Desa Taman Agung, Desa Wai Lubuk,

dan Desa Hara Banjar Manis.

Page 36: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

20

3. Kecamatan Katibung

Luas kecamatan Katibung secara keseluruhan adalah 212,87 Km².

Kecamatan Katibung terdiri dari 12 Desa, dengan pusat pemerintahan

terletak di desa Tanjung Ratu. Disebelah Utara kecamatan Katibung

berbatasan dengan Kecamatan Merbau Mataram, di sebelah Selatan

berbatasan dengan kecamatan Sidomulyo, di sebelah Timur berbatasan

dengan Kabupaten Lampung Timur, dan di sebelah Barat berbatasan

dengan Kota Bandar Lampung.

Seluruh kecamatan Katibung merupakan daerah daratan dengan letak

astronomis antara 105 1o4' dan 105 4o5' Bujur Timur dan antara 5 1o5'

dan 6ᵒLintang Selatan. Kecamatan Katibung terbentuk dari program

pemekaran Kecamatan Sidomulyo yang berstatus perwakilan Kecamatan

Katibung (Kecamatan Katibung, 2015). Sama halnya dengan Kecamatan

lain, sejak otonomi daerah diberlakukan pada tahun 2001, Kecamatan

Katibung mengalami pemekaran Kecamatan tepatnya pada tanggal 22

Februari 2001 secara resmi dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu

Kecamatan Katibung dan Kecamatan Merbau Mataram.

Jumlah penduduk di Kecamatan Katibung pada tahun 2010 sebesar

61.422 jiwa. Angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2014

dengan jumlah 65.261 jiwa. Secara umum jumlah penduduk laki-laki

lebih banyak dibanding perempuan, yaitu setiap 106 penduduk laki-laki

terdapat 94 penduduk perempuan (Kecamatan Katibung, 2015).

Page 37: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

21

Persentase penduduk yang memiliki kemampuan baca tulis di Kecamatan

Katibung cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Penduduk laki-laki

memiliki kemampuan baca tulis lebih tinggi dibandingkan penduduk

perempuan. Di Kecamatan Katibung jumlah sekolah tingkat Sekolah

Dasar (SD) merupakan yang terbanyak dibanding tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Katbung antara

lain 2 puskesmas, 7 puskesmas pembantu, 2 dokter, 18 bidan, 39 dukun

bayi dan 21 posyandu (Kecamatan Katibung, 2014). Produksi tanaman

palawija di Kecamatan Katibung adalah jagung. Selama periode 2014

produksi jagung mengalami peningkatan rata-rata 40-50% pertahun.

Sektor pertanian memberikan peranan yang cukup besar terhadap

pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Katibung. Perkembangan

industri di Kecamatan Katibung tidak menunjukkan peningkatan yang

cukup berarti. Industri kerajinan rakyat di Kecamatan Katibung tahun

2014 terbanyak adalah industri kayu yaitu sebanyak 21, sedangkan

industri anyaman sebanyak 35, dan industri makanan dan minuman

sebanyak 20.

Kecamatan Katibung memiliki potensi yang besar dibidang pariwisata,

terlebih didukung dengan letaknya yang strategis membuat semakin

banyak dan beragamnya obyek-obyek wisata. Pada tahun 2014 dari

obyek wisata yang ada lebih dari 50% pengunjung mendatangi obyek

wisata pantai pasir putih dan pantai tanjung selaki.

Page 38: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

22

Desa yang terdapat di Kecamatan Katibung yaitu Desa Tarahan, Desa

Karya Tunggal, Desa Babatan, Desa Pardasuka, Desa Sukajaya, Desa

Tanjungratu, Desa Tanjung Agung, Desa Tanjungan, Desa Trans

Tanjungan, Desa Neglasari, Desa Rangai Tri Tunggal, Desa Sidomekar

(Kecamatan Katibung, 2015).

4. Kecamatan Penengahan

Kecamatan Penengahan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Lampung Selatan yang terletak di sebelah selatan kota Kalianda, ibukota

Kabupaten. Di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Palas dan

Kecamatan Sragi, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan

Bakauheni , di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ketapang,

dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kalianda. Luas

Kecamatan Penengahan secara keseluruhan adalah 97,59 Km² dengan

desa penengahan sebagai desa terluas, yaitu 9,28 Km². Sedangkan desa

Sukajaya adalah desa terkecil, yaitu 1,65 Km². Kecamatan penengahan

tersiri dari 22 desa dengan letak astronomis antara 105 1o4' dan 105 4o5'

Bujur Timur dan antara 5 1o5' dan 6ᵒLintang Selatan. Sedangkan

topografi permukaan daratan sebagian besar berupa daratan tinggi

dengan rata-rata ketinggian dari permukaan laut sekitar 127 mdpl

(Kecamatan Penengahan, 2015).

Pada tahun 2001 Kecamatan Penengahan mengalami pemekaran wilayah,

tepatnya pada tanggal 22 Februari 2001 secara resmi dimekarkan menjadi

dua kecamatan yaitu Kecamatan Penengahan dan Kecamatan Ketapang.

Page 39: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

23

Pada tahun 2007 Kecamatan Penengahan kembali mengalami

pemekaran, tepatnya pada tanggal 30 Juli 2007 Kecamatan Penengahan

resmi dimekarkan menjadi Kecamatan Penengahan dan Kecamatan

Bakauheni yang membawahi 5 desa. Dengan adanya pemekaran tersebut

Kecamatan Penengahan membawahi 22 desa (Kecamatan Penengahan,

2015).

Berdasarkan angka proyeksi, jumlah penduduk Kecamatan Penengahan

tahun 2014 mencapai 36.551 orang, terdiri dari 18.913 orang laki-laki

dan 17.638 0rang perempuan. Penyebaran penduduk antar desa di

Kecamatan Penengahan belum bisa dikatakan merata, karena kepadatan

penduduknya yang berbeda. Sebaran penduduk terbanyak ada di 3 desa

yaitu desa Pasuruan, Sukabaru dan Kelaten, dimana penduduk di ketiga

desa tersebut lebih dari 2,5 ribu jiwa.

Banyaknya sarana pendidikan di Kecamatan Penengahan negeri dan

swasta adalah 5 taman kanak-kanak (TK), 11 Sekolah Dasar (SD), 8

Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 4 Sekolah Menengah Atas

(SMA). Tenaga kesehatan di Kecamatan Penengahan terdapat 71 orang

dibawah pengawasan puskesmas dengan perincian 3 dokter, 43 bidan, 22

perawat dan 3 analis kesehatan. Fasilitas kesehatan yang tersedia adalah

1 unit puskesmas rawat inap, 3 unit puskesmas pembantu, 8 unit

poskesdes, dan 39 posyandu (Kecamatan Penengahan, 2015).

Page 40: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

24

Kecamatan Penengahan memiliki luas wilayah 9.759 Ha terdiri dari

lahan sawah seluas 2.225 Ha dan sisanya adalah lahan bukan sawah dan

lahan bukan pertanian. Pada tahun 2014, produksi jagung mengalami

penurunan sebesar 13,53%. Sedangkan tanaman kacang tanah, ubi kayu,

dan ubu jalar mengalami kenaikan hasil produksi pada tahun 2014. Selain

memproduksi tanaman pangan, Kecamatan Penengahan juga

memproduksi hortikultura yang berupa sayur-sayuran dan buah-buahan

(pisang paling mendominasi).

Perkembangan industri di Kecamatan Penengahan tidak menunjukkan

peningkatan yang cukup berarti. Industri kerajinan rakyat di Kecamatan

Penengahan tahun 2014 terbanyak adalah industri makanan yaitu

sebanyak 52, sedangkan industri dari kayu sebanyak 29, industri kopra

sebanyak 22, dan industri gula merah sebanyak 19. Sementara untuk

industri mikro pada tahun 2014 terdiri dari 18 industri penggilingan padi

dan 32 industri pengolahan makanan (Kecamatan Penengahan, 2015).

Kecamatan Penengahan telah membangun jalan aspal sepanjang 50 km

dan jalan batu sepanjang 32 km. Sedangkan 53 km jalan merupakan jalan

tanah. Desa Pasuruan memiliki panjang jalan dengan klasifikasi jalan

aspal dan batu tertinggi dibanding dengan desa lain yang masing-masing

9,5 km dan 5,4 km. Sedangkan desa Belambangan dengan luas wilayah

relative kecil memiliki panjang jalan terendah (Kecamatan Penengahan,

2015).

Page 41: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

25

Desa yang terdapat di Kecamatan Penengahan yaitu Desa Tanjung

Heran, Desa Pisang, Desa Sukabaru, Desa Tetaan, Desa Sukajaya, Desa

Penengahan, Desa Gayam, Desa Gedungharta, Desa Way Kalam, Desa

Padan, Desa Kampungbaru, Desa Banjarmasin, Desa Klaten, Desa

Pasuruan, Desa Ruang Tengah, Desa Kelau, Desa Taman Baru, Desa

Kuripan, Desa Rawi, Desa Belambangan, Desa Kekiling dan Desa

Gandri.

5. Kecamatan Sidomulyo

Kecamatan Sidomulyo secara geografis berada di sebelah utara ibukota

Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sidomulyo merupakan daerah

tujuan transmigrasi dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Seiring dengan

pesatnya perkembangan daerah maka Kecamatan Sidomulyo telah dua

kali mengalami pemekaran Kecamatan yaitu Kecamatan Candipuro dan

Kecamatan Way Panji. Kecamatan Sidomulyo berbatasan dengan empat

Kecamatan yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Candipuro,

di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda, di sebelah Timur

berbatasan dengan Kecamatan Way Panji dan Kecamatan Kalianda dan

di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Katibung. Luas wilayah

kecamatan Sidomulyo tercatat 153,76 Km² yang terdiri dari 16 desa

dengan desa terluas adalah Desa Suak (20,00 Km²) sedangkan desa

dengan luas terkecil adalah Desa Seloretno (1,80 Km²). Topografi

permukaan daratan Kecamtan Sidomulyo merupakan dataran rendah

dengan ketinggian dari permukaan laut rata-rata 65,73 mdpl (Kecamatan

Sidomulyo, 2015).

Page 42: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

26

Pada tahun 2001 Kecamatan Sidomulyo mengalami pemekaran tepatnya

pada tanggal 22 Februari 2001 secara resmi dimekarkan menjadi

Kecamatan Sidomulyo dan Kecamatan Candipuro. Pada tahun 2007

Kecamatan Sidomulyo mengalami pemekaran kembali, tepatnya pada

tanggal 30 Juli 2007 resmi dimekarkan menjadi Kecamatan Sidomulyo

yang membawahi 16 desa dan Kecamatan Way Panji yang membawahi 4

desa. Jumlah penduduk Kecamatan Sidomulyo 65122 jiwa pada tahun

2013. Angka ini merupakan angka hasil proyeksi penduduk tahun 2013

dengan luas wilayah sekitar 153,76 Km², setiap 1 Km² ditempati

penduduk sebanyak 423 jiwa pada tahun 2014 (Kecamatan Sidomulyo,

2015).

Salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan

adalah tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai. Pada tahun ajaran

2014/2015 jumlah sarana pendidikan menurut jenjang pendidikan di

Kecamatan Sidomulyo untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu 44 ,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 baik negeri maupun swasta, serta

Sekolah Menengah Atas (SMA) 7. Jumlah fasilitas kesehatan yang

terdapat di Kecamatan Sidomulyo yaitu 1 puskesmas, 4 puskesmas

pembantu, 5 balai pengobatan, 86 posyandu dan 3 tempat praktek dokter.

Sedangkan jumlah tenaga kesehatan yaitu 5 dokter, 13 perawat, 23 bidan

dan 51 dukun bayi. Sebagai rujukan bagi penduduk Kecamatan

Sidomulyo untuk berobat jalan, fasilitas kesehatan tertinggi yang

dimanfaatkan adalah puskesmas. Fasilitas tersebut banyak digunakan

Page 43: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

27

karena cukup mudah dijangkau oleh penduduk (Kecamatan Sidomulyo,

2014).

Pertumbuhan produksi tertinggi di Kecamatan Sidomulyo pada beberapa

tahun terakhir justru ditunjukkan olehh komoditas jagung. Selama

periode 2014 produksi jagung mencapai 40897 ton dengan produktivitas

mencapai 5,18 ton per hektar. Sedangkan produksi tanaman palawija di

Kecamatan Sidomulyo adalah tanaman ubi kayu mencapai 219 ton.

Kecenderungan petani saat ini memanfaatkan lahan yang ada untuk

ditanami dengan tanaman keras atau tanaman perkebunan sehingga lahan

untuk tanaman padi dan palawija semakin berkurang (Kecamatan

Sidomulyo, 2015).

Industri kerajinan rakyat di Kecamatan Sidomulyo tahun 2014 terbanyak

adalah industri makanan yaitu sebanyak 762, sedangkan industri dari

kulit dan kayu sebanyak 23, industri anyaman sebanyak 23 industri.

Sementara untuk industri mikro dan kecil pada tahun 2014 terdiri dari 71

industri penggilingan padi, 67 industri tobong bata dan genteng, 65

industri pengolahan makanan tahu dan tempe. Pada tahun 2014 panjang

jalan untuk jenis aspal dan batu tidak mengalami perubahan yang artinya

tidak ada pembangunan jalan baru di Kecamatan Sidomulyo. Untuk

mendukung transportasi darat Kecamatan Sidomulyo telah membangun

jalan aspal sepanjang 70 km dan jalan batu sepanjang 62 km serta 100

km adalah jalan tanah (Kecamatan Sidomulyo, 2015).

Page 44: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

28

Kecamatan Sidomulyo membawahi 16 desa yaitu Desa Suak, Desa Siring

Jaha, Desa Budi Daya, Desa Sukamaju, Desa Sukamarga, Desa

Sidowaluyo, Desa Sidorejo, Desa Sidodadi, Desa Seloretno, Desa Kota

Dalam, Desa Sukabanjar, Desa Talang Baru, Desa Bandar Dalam, Desa

Campang Tiga, Desa Sidomulyo dan Desa Banjarsuri (Kecamatan

Sidomulyo, 2014).

Page 45: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

29

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 sampai Mei 2016 di 5

Kecamatan yaitu, Kecamatan Rajabasa, Kalianda, Sidomulyo, Katibung, dan

Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.

B. Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera SLR yang

berfungsi untuk mengambil gambar atau memotret objek, lembar data sebagai

hasil catatan yang telah ditulis, kuisioner digunakan untuk mengumpulkan

informasi, cutting branch berfungsi untuk memotong tumbuhan yang

ditemukan, spritus digunakan untuk pengawetan, lakban digunakan sebagai

perekat, oven digunakan untuk proses pengeringan herbarium, amplop plastik

digunakan untuk menyimpan spesimen, kertas merang berfungsi untuk

membungkus spesimen, etiket gantung digunakan untuk penomoran sampel,

papan triplek (sasak) digunakan untuk mengepres spesimen, kertas karton

tebal digunakan untuk melindungi spesimen, species folder digunakan untuk

menyimpan herbarium kering, genus folder digunakan untuk menyimpan

herbarium kering yang disimpan di species folder, serta selotip digunakan

Page 46: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

30

untuk merekatkan ranting, daun, dan bagian lain yang kecil dan tipis.

Bahan yang digunakan adalah tumbuhan obat yang terdapat di sekitar

kawasan Kabupaten Lampung Selatan.

C. Prosedur Kerja

a) Jenis dan Metode Pengambilan Data

Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder. Data primer yaitu data hasil pengamatan secara

langsung yang diperoleh di lapangan melalui wawancara langsung

dengan pengobat tradisional (batra) sebagai informan dengan bantuan

kuisioner. Untuk data sekunder meliputi sumber yang terkait baik dari

kepala suku, kepala daerah, dukun, dan lain-lain.

b) Metode Pengambilan Data

Metode Observasi

Obervasi lapangan dan pengambilan spesimen tumbuhan obat

berdasarkan pada keterangan yang diperoleh dari pengobat tradisional.

Observasi lapangan meliputi:

Pengamatan di lokasi informan terkait

Koleksi tumbuhan obat.

Pengelolaan tumbuhan obat

Cara penggunaan ramuan obat, khasiat tumbuhan obat dan

bagian yang digunakan untuk penyembuhan penyakit.

Page 47: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

31

Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap pengobat tradisional yang mengetahui

tentang penggunaan tumbuhan sebagai obat. Dalam penelitian ini

digunakan informan kunci, yaitu anggota masyarakat yang dianggap

mampu memberikan informasi yang akurat seperti dukun atau pengobat

tradisional. Untuk mendapatkan pengobat tradisional tersebut harus

didasarkan atas rekomendasi dari tokoh adat atau tokoh masyarakat

setempat (Purwanto, 2007). Selanjutnya mencari informasi dari pengobat

tradisional tersebut mengenai nama lokal dari tumbuhan tersebut,

organ/bagian tumbuhan yang digunakan, manfaat dalam mengobati

penyakit dan cara pengolahan/pemakaiannya. Wawancara dilakukan

scara terstruktur dan bebas langsung ke pengobat tradisional.

Metode yang digunakan dalam observasi awal ini adalah metode

purposive sampling yaitu teknik pemilihan pengobat tradisional dengan

pertimbangan tertentu, berdasarkan pada pengetahuan atau karakteristik

tertentu merupakan ciri pokok dari batra yang akan diwawancarai.

Menurut Arikunto (2006), purposive sampling adalah teknik mengambil

sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan

berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan

tertentu.

Dalam satu Kecamatan terdapat 2 Desa dan masing-masing Desa terdapat

1 pengobat tradisional. Pemilihan Kecamatan dilakukan secara acak

berdasarkan etnis. Etnis pesisir merupakan masyarakat yang menetap

Page 48: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

32

atau berdiam diri di wilayah yang dekat dengan pantai atau pesisir.

Sehingga peneliti memilih 5 Kecamatan (Rajabasa, Kalianda,

Penengahan, Sidomulyo, dan Katibung) tersebut karena wilayah tersebut

sangat dekat dengan pesisir. Sesudah pengumpulan data, dilakukan

pengumpulan spesimen tumbuhan berupa dokumentasi dan identifikasi.

Setiap jenis tumbuhan obat yang ditemukan dianalisis mengenai habitus,

kegunaan, dan bagian yang digunakan.

D. Perhitungan Persen Habitus

Hasil perhitungan memperlihatkan jumlah habitus terbanyak dan paling

sedikit. Kelompok habitus yang digunakan adalah pohon, perdu, semak,

herba, dan liana. Analisis persen habitus menggunakan rumus sebagai berikut

(Fakhrozi, 2009):

Persen habitus tertentu =∑ ∑ 100%

E. Perhitungan Persen Bagian yang Digunakan

Bagian tumbuhan obat yang digunakan meliputi daun, batang, rimpang, akar,

buah, bunga, biji, dan bagian lainnya. Analisis persen bagian yang digunakan

menggunakan rumus sebagai berikut (Fakhrozi, 2009) :

Persen bagian yang digunakan =∑∑ 100%

F. Perhitungan Suku Tumbuhan yang Digunakan

Persen suku yang digunakan =∑ 100%

Page 49: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

33

G. Pembuatan Herbarium

Langkah – langkah dalam pembuatan herbarium dalam Ristoja (2015), adalah

sebagai berikut :

1. Sampel tumbuhan yang diambil dari lapangan / lokasi terdiri atas ranting

lengkap dengan daunnya, jika ada bunga dan buahnya pun diambil

kemudian dipotong menggunakan gunting.

2. Sampel dimasukkan ke dalam kertas koran dan diatur sedemikian rupa

lalu dilengkapi dengan etiket gantung. Penulisan etiket gantung

menggunakan pensil 2B.

3. Sampel dimasukkan kedalam kantong plastik yang berukuran 40x60cm.

4. Sampel dibasahi dengan spiritus hingga seluruh sampel dan kertas buram

basah. Kemudian sisi atas dan bawah kantong plastik dilipat dan

dilekatkan menggunakan lakban cokelat.

5. Setelah sampai di Laboratorium spesimen dikeluarkan dari kantong

plastik dan diletakkan pada kertas buram yang baru, posisi spesimen

diatur sedemikian rupa menunjukkan morfologi semua bagian sampel.

6. Setiap tumpukan kertas buram dibatasi oleh kertas karton, sejumlah

maksimal 10 tumpukan karton disusun sedemikian rupa, kemudian

dijepit sasak/alat pres dan dikencangkan.

7. Selanjutnya herbarium di oven dengan suhu 50-70 Co selama ± 48 jam.

8. Herbarium yang telah dikeringkan kemudian dipindahkan dan disusun di

kertas herbarium, kemudian ditempel menggunakan selotip.

9. Etiket tempel herbarium dilekatkan pada bagian kiri bawah kertas

herbarium menggunakan lem serta dilengkapi dengan keterangan-

Page 50: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

34

keterangan yang diperlukan. Kemudian diidentifikasi di Laboratorium

dengan menggunakan buku Cronquist (1981) dan buku Hsuan Keng

(1978).

Page 51: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Ditemukan 101 jenis tumbuhan dari 45 suku, salah satu suku yang paling

banyak adalah Zingiberaceae (10 jenis tumbuhan) yang digunakan di 5

Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan.

2. Habitus yang banyak digunakan adalah herba (47,68 %) dan yang paling

sedikit adalah liana (2,45 %).

3. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun (39,43 %)

dan yang sedikit adalah getah (2,02 %)

B. Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui komponen bioaktif

serta bioaktifitasnya sehingga pemanfaatan secara tradisional oleh pengobat

tradisional dapat terbukti secara ilmiah.

Page 52: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

53

DAFTAR PUSTAKA

[Depkes] Departemen Kesehatan RI. 1992. Undang-Undang Kesehatan No 23Tahun 1992. Tentang Kesehatan. Jakarta.

Adnyana, M. 2012. Cara Pengolahan Obat Tradisional Baik dan Benar. Diaksesmelalui http://herbaltarupramana.com/artikel-18 pada tanggal 03 Juni 2016

Afifah, E., dan Tim Lentera. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak RimpangPenyembuh Penyakit. Agromedia Pustaka.

American Diabetes Association. 2014. Diagnosis and Classification of DiabetesMellitus. Diabetes Care, 37(1): 81-90

Andrianto, Riko. 2013. Kandungan Albumin Dan Organoleptik Telur AyamLeghorn Dan Ayam Kampung Setelah Penambahan Ekstrak Bawang Putih(Allium sativum) Dengan Konsentrasi Yang Berbeda. (Skripsi). Surakarta:FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.Jakarta

Arizona. 2011. Etnobotani Dan Potensi Tumbuhan Berguna di Taman NasionalGunung Ceremai Jawa Barat. Fakultas Kehutanan. Institut PertanianBogor.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka 2015.Lampung Selatan : Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Kalianda Dalam Angka 2015. LampungSelatan: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Katibung Dalam Angka 2015. LampungSelatan: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Penengahan Dalam Angka 2015.Lampung Selatan: Badan Pusat Statistik.

Page 53: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

54

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Rajabasa Dalam Angka 2015. LampungSelatan: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Sidomulyo Dalam Angka 2015. LampungSelatan: Badan Pusat Statistik.

Cowan, Marjorie Murphy. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. ClinicalMicrobiology Review, Vol 12: 564-82

Daniar R, Yulianty, Martha LL. 2014. Inventarisasi Tumbuhan Yang BerkhasiatObat di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. ProsidingSeminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian. (8) hlm. 494

Duryatmo. 2011. Aneka Ramuan Berkhasiat dari Temu-temuan. Diakseshttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34578/4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 23.00 WIB.

Dweck, A.C., 2006. Andawali (Tinospora crispa) – a review.http://dweckdata.co.uk/Published_papers/Tinospora_crispa.pdf - DiaksesJuli 2016.

Fakhrozi, I. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Melayu Tradisional di SekitarTaman Nasional Bukit Tigapuluh (studi kasus di Desa Rantau Langsat,Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau).(Skripsi). Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Gunawan IGW, Gede Bawa IGA, Sutrisnayanti NL, 2008. Isolasi dan IdentifikasiSenyawa Terpenoid yang Aktif Antibakteri pada Herba Meniran(Phyllanthus Niruri L.). Jurnal Kimia, 2 (1): 31-39.

Handayani. 2003. Membedah Rahasia Ramuan Madura. Agromedia Pustaka.Jakarta.

Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan khasiatnya. Penebar Swadaya. Depok.

Hastuti. 2012. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Di Desa Tranya, KecKintamani, Kab Bangli. Universitas Udayana. Jurnal Bumi Lestari,Volume 13 No. 1. Februari 2012. Hlm: 120-122

Herdiani. E. 2012. Potensi Tanaman Obat. http://www.bbpp-lembang.info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-pertanian/585-potensi-tanaman-obat-indonesia [24 Januari 2016]

Ilyas, S. 2010. Upaya Pengembangan Tanaman Obat Asal Sumatera UtaraMelalui Riset Biomedis. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap.FMIPA USU. Medan

Page 54: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

55

Kaplan, N.M & Stamler, J. 1991. Hipertensi dan Pencegahan Penyakit JantungKoroner. Jakarta: EGC

Kartasapoetra, A.,G. 1988. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Bina Aksara.Jakarta.

Kusuma, F dan Zaky, B., M. 2005. Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat. Cetakan I.Jakarta. Agromedia Pustaka Hlm. 2.

Latifah. 2000. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Dusun Parit Timur Pada ArealPT Inhutani II Kecamatan Tanjung Satai Pulau Maya Karimata KabupatenKetapang. (Skripsi). Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan UNTAN,Pontianak.

Mangunwardoyo W, Cahyaningsih E, dan Usia T, 2009. Ekstraksi dan IdentifikasiSenyawa Antimikroba Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.). IlmuKefarmasian Indonesia, 7 (2): 57-63.

Maryani & Kristiana. 2009. Khasiat dan Manfaat Rosella. Agromedia Pustaka.Tangerang.

Miranti, L., 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferiagalanga L.) dengan Basis Salep Larut Air terhadap Sifat Fisik Salep danDaya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus secara In vitro. Skripsi.Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

Noorcahyati, 2012. Tumbuhan Berkhasiat Obat Etnis Asli Kalimantan. BalaiPenelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam. Badan LitbangKementrian Kehutanan. Samboja.

Nurhayati, T. 2008. Uji Efek Sediaan Serbuk Instan Rimpang Kencur SebagaiTonikum Terhadap Mencit Jantan Galur. Universitas MuhamadyahSurakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/2231/1/K100030231.pdf

Nursal, Wulandari, S., Juwita, W.S.,. 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiberofficinale) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Eschericiacoli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2): 64-66

Parmer, V.S., Jain, S.C., Bisht, K.S., Jain, R., Taneja, P., Jha, A., Tyagi, O.D.,Prasad, A.K., Wengel J., Olsen, E.S., Boll, P.M., 1997, Phytochemistry ofThe Genus Piper, 46: 597-673.

Pramana, V.F., 2012. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Drah PadaLansia di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.

Purwanto, Y. 2007. Ethnobiologis. Ilmu interdisipliner, metodologi, aplikasi, danprosedurnya dalam pengembangan sumberdaya tumbuhann. Bahan KuliahPascasarjana. IPB. Bogor.

Page 55: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

56

Rahayu Mulyanti, Siti Sunarti, Diah Sulistiarini, Suhardjono Prawiroatmodjo.2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara Tradisional Oleh MasyarakatLokal di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. Bogor. Biodiversitas Vol: 7,No. 3. Juli 2006, hal. 245-250

Rifai, M. A., 1998. Pemasakinian etnobotani Indonesia : Suatu keharusan demipeningkatan upaya pemanfaatan, penyeimbangan, dan penguasaanya.Bali.

Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja). 2015. Pedoman Koleksi SampelTumbuhan, Dokumentasi, Pembuatan Herbarium dan DeskripsiMorfologi. Tawangmangu. Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan.

Ruan C.T., Lam S.H., Chi T.C., Lee S.S., Su M.J., 2012. Borapetoside C fromTinospora crispa improves insulin sensitivity in diabetic mice.Phytomedicine, 19 (2012): 719-724.

Ruan C.T., Lam S.H., Lee S.S., Su M.J., 2013. Hypoglycemic action ofborapetoside A from the plant Tinospora crispa in mice. Phytomedicine,20 (2013): 667-675.

Santosa, O.S., 1989. Penggunaan Obat Tradisional Secara Rasional. CerminDunia Kedokteran No.59 (hlm 7-10).

Setyohadi R, Abdullah AAHA, dan Narwastu ACLK, 2011. Uji EfektifitasAntibakteri Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri) Terhadap Streptococcuspyogenes Secara In Vitro. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang:Universitas Brawijaya.

Simbala, Herny. 2009. Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis TumbuhanObat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Manado. Pacific Journal. Juli2009. Vol: 1 (4): 489-494

Sitepu, D dan Sutigno, P. 2001. Peranan Tanaman Obat dalam PengembanganHutan Tanaman. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 2 (2) :61-77. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Sudibyo, B., R.. 2006. Ramuan Tradisional Ala Eyang Broto. Penebar Swadaya.Jakarta.

Sukarii, M.A., N.W.M. Sharif, A.,L.,C. Yap, S.W., Tang, B.K., Neoh, M.Rahmani, G.C.L. Ee, Y.H. Taufiq-Yap, and U.K. Yusof. 2008. ChemicalConstituens Variations of Essential Oils from Rhizome of FourZingiberaceae Species. The Malaysian J. Anal. Sci. 12:3, 638-644

Suryati. 2005. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya HipertensiEssensial di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2005. Jakarta.

Page 56: Arum Asterini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24081/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfBerdasarkan hasil penelitian didapatkan 101 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dari

57

Sutardjo, R., M, dan Edhi. 1999. Pengobatan Tradisional. Semarang. Aneka Ilmu.

Tambayong, J. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Trisnawati S.K., dan Setyorogo S.. 2013. Faktor Resiko Kejadian DiabetesMellitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Jakarta BaratTahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (1): 6-11

Utami, P., 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. PT Agromedia Pustaka. JakartaSelatan.

Wardah dan Setyowati. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Obat MasyarakatTalang Mamak Disekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Riau.Volume-8

Widyastuti, Y. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersil. EdisiRevisi. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 17.

Yuni, V., F. Harmida dan Sarno. 2011. Studi Etnofitomedika di Desa LawangAgung Kecamatan Mulak Ulu. Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. JurnalBumi Lestari. Volume 14(1D)14110. Sumatera Selatan: UniversitasSriwijaya. Hlm. 42

Zuhud E.A.M dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan KeanekaragamanTumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Jurusan KonservasiSumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Lembaga Alam TropikaIndonesia.