Bahan Kimia Berkhasiat Obat

21
Bahan Kimia Berkhasiat Obat dalam Jamu Sesak Napas Sebagian masyarakat Indonesia melakukan pengobatan sendiri dengan obat tradisional (28,7%). Ramuan yang paling disukai berupa serbuk yang disedu air matang yang masih ada rasa dan aroma ramuan asli. Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, jamu dapat dicampur kuning telur, madu, jeruk nipis, dan anggur. Uji laboratorium oleh Badan POM menemukan bahwa ada obat tradisional yang dicampur bahan kimia berkhasiat obat (BKO) yang umumnya termasuk daftar obat keras yang memerlukan resep dokter. BKO yang ditemukan tersebut antara lain adalah fenilbutason, deksametason, CTM, allopurinol, parasetamol, ibuprofen, furosemid, piroksikam, teofilin, kafein, metiltestosteron, natrium diklofenak, dan asam mefenamat. Penggunaan BKO yang tidak tepat dan dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan berbagai efek samping seperti iritasi saluran cerna, kerusakan hati/ginjal, gangguan penglihatan dan ritmik irama jantung.

Transcript of Bahan Kimia Berkhasiat Obat

Page 1: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

Bahan Kimia Berkhasiat Obat  dalam Jamu

Sesak Napas

Sebagian masyarakat Indonesia melakukan pengobatan sendiri dengan obat tradisional (28,7%).

Ramuan yang paling disukai berupa serbuk yang disedu air matang yang masih ada rasa dan

aroma ramuan asli. Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, jamu dapat dicampur kuning

telur, madu, jeruk nipis, dan anggur.

Uji laboratorium oleh Badan POM menemukan bahwa ada obat tradisional yang dicampur bahan

kimia berkhasiat obat (BKO) yang umumnya termasuk daftar obat keras yang memerlukan resep

dokter. BKO yang ditemukan tersebut antara lain adalah fenilbutason, deksametason, CTM,

allopurinol, parasetamol, ibuprofen, furosemid, piroksikam, teofilin, kafein, metiltestosteron,

natrium diklofenak, dan asam mefenamat.  Penggunaan BKO yang tidak tepat dan dosis yang

tidak sesuai dapat menyebabkan berbagai efek samping seperti iritasi saluran cerna, kerusakan

hati/ginjal, gangguan penglihatan dan ritmik irama jantung. Berdasarkan Permenkes Nomor:

246/ Menkes/ Per/ V/ 1990, obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau

hasil isolasi yang berkhasiat obat, serta bahan yang tergolong obat keras atau narkotika.

Badan POM memberikan peringatan secara keras kepada produsen dan sarana distribusi untuk

menarik serta memusnahkan obat tradisional bercampur BKO tersebut. Selain itu, Badan POM

membuat peringatan publik yang disebarkan oleh Dinas kesehatan kepada masyarakat untuk

tidak mengonsumsi obat tradisional yang dicampur BKO. Obat tradisional bercampur BKO

umumnya diproduksi industri kecil obat tradisional yang belum berijin, belum bernomor

Page 2: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

registrasi, atau beregistrasi fiktif. Beberapa perusahaan yang mempunyai nomor registrasi ada

yang telah dibatalkan.  Penyalahgunaan bahan kimia berkhasiat obat ternyata tidak hanya

dilakukan di tingkat industri, tapi ditengarai dilakukan juga di tingkat pengecer dan konsumen.

Banyak pengecer obat tradisional yang melakukan penambahan BKO pada obat tradisional yang

diramunya. 

Artikel penelitian “Studi Penyalahgunaan Bahan Kimia Berkhasiat Obat dalam Jamu Sesak

Napas oleh  Pengecer” yang ditulis oleh Suharmiati dan Lestari Handayani kami bahas dalam

editorial Medika 2011, Tahun ke XXXVII, No. 8. Artikel ini menyoroti BKO sesak napas yang

disebabkan oleh asma. Penelitian tersebut menemukan 11 macam sampel jamu sesak napas

dengan berbagai nama, yang terbanyak adalah “sesak napas”. BKO biasanya dicampurkan pada

jamu yang diracik, yang kemudian diserahkan kepada pembeli untuk diminum atau diberikan

secara terpisah dalam bentuk tablet, kaplet, atau kapsul yang utuh. Pada setiap racikan ramuan

tradisional tersebut dapat ditambahkan  satu  sampai empat macam BKO. Peneliti menemukan

enam industri obat tradisional yang menambahkan satu macam BKO pada jamu yang diraciknya,

yaitu aminofilin. Selain itu, dari pengamatan, ada pengecer yang menambahkan empat BKO

secara terpisah, meliputi  CTM, Aminofilin, dan Vitamin B kompleks serta satu tablet biru yang

tidak dikenal.  Pengecer kedua menambahkan tiga BKO, meliputi CTM, Prednison, dan Asma

Soho yang berisi aminofilin. Pengecer ketiga menambahkan efedrin.

  Aminofilin adalah garam teofilin dengan basa organik larut air yang merupakan

bronkhospasmolitika kuat. Dosis diatur secara individual pada kisaran 200 – 400 mg. Efek

samping teofilin antara lain gangguan sistem syaraf pusat, takhikardia, takhiaritmia, dan

gangguan alat cerna. Teofilin  harus diberikan secara hati-hati pada penderita epilepsi, gangguan

Page 3: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

ritme jantung, dan penyakit hati. Efedrin tergolong simpatomimetika tidak langsung melalui

pembebasan noradrenalin granula cadangan di syaraf simpatik. Pada dosis tinggi menyebabkan

takhifilaksi yang menghilang setelah 1–2 minggu penghentian obat. Efek samping steroid jangka

panjang sangat berbahaya sehingga  harus digunakan secara ketat dan diawasi dengan cermat.

Kortikosteroid menstimulasi glukoneogenesis protein dengan meningkatkan penguraian protein,

kadar gula darah, dan pembentukan glikogen dalam hati.  Kortikosteroid juga menurunkan fungsi

jaringan limfe sehingga menyebabkan limfopenia dan pengecilan limfosit. Efek samping

kortikosteroid antara lain tukak lambung. Kerja katabolik dapat menyebabkan atrofi otot, kulit,

dan jaringan lemak akibat penguraian matriks tulang mesenkhim akibat kerja antagonis vitamin

D yang berujung pada osteoporosis. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat

menyebabkan sindrom Cushing berupa “moon face”, obesitas, hiperkolesterolemia, sampai

penurunan reaksi imun.

Pengecer jamu mungkin hanya terminal dari carut marut perjalanan BKO yang akan berujung

pada efek samping dan komplikasi yang menyengsarakan. Ketika Badan POM merisaukan

penggunaan BKO yang ceroboh, para pengelola program kesehatan anak tengah berjuang keras

meminta kader di desa diberi wewenang memberikan kotrimoksazol pada anak penderita

pneumonia. Upaya tersebut semata-mata bertujuan untuk menurunkan kematian anak balita di

Indonesia.  Seperti kader di desa, seharusnya produsen dan pengecer obat tradisional dapat

menjadi mitra dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Apa yang harus kita lakukan agar

kehadiran obat yang terjangkau dapat dinikmati sebagai anugerah yang mampu meningkatkan

kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. 

(Nasrin Kodim

Page 4: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

aspadai Bahan Kimia yang Dioplos

dalam Jamu

Bila obat kimia mengobati penyakit dengan menekan gejala dan langsung membunuh

biang keladinya (bakteri, virus, jamur, dll), efek jamu memakan waktu lebih lama karena lebih

bersifat merangsang dan memberdayakan sistem pertahanan tubuh. Misalnya, saat kita demam

karena flu; jika makan obat kimia, obat akan bekerja secara langsung menurunkan demam.

Page 5: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

Sedangkan jamu akan membangun sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi. Mekanisme

itulah yang secara tidak langsung akan menurunkan demam. Meskipun demikian, jamu juga

dapat meredam gejala.

Beberapa jamu mengandung herba yang memiliki senyawa aktif berkhasiat tertentu. Senyawa

aktif tersebut bekerja mirip obat kimia, seperti mengatasi peradangan (antiinflamasi),

melancarkan air seni (diuretik), menghilangkan rasa sakit (analgesik), dan membunuh bakteri

(antibakteri). Bedanya, reaksi jamu dalam meredam gejala mungkin tidak sekuat obat kimia,

sehingga memerlukan waktu lebih lama dan harus dikonsumsi dengan dosis khusus. Karena

waktu yang dibutuhkan oleh obat herbal jauh lebih lama untuk menghasilkan efek yang

dibutuhkan, banyak produsen obat jamu menambahkan bahan kimia obat kedalam produksi jamu

untuk mempercepat terjadinya efek pengobatan. Berikut ini 9 obat kimia di balik “kemanjuran”

jamu palsu.

1.      Sibutramin hidroklorida

Dicampurkan dalam jamu pelangsing. Merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan

dengan resep dokter, dengan dosis maksimal 15 miligram per hari. Penggunaan sibutramin

hidroklorida dosis tinggi berisiko meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Tidak boleh

Page 6: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

digunakan sembarangan oleh penderita gagal jantung, stroke, dan denyut jantung yang tak

beraturan.

2.      Sildenafil sitrat

Dicampurkan dalam jamu kuat pria. Obat ini lebih dikenal dengan nama patennya, yakni Viagra.

Merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter untuk mengatasi

gangguan ereksi. Penggunaan yang kurang tepat dapat menyebabkan gangguan penglihatan,

gangguan pencernaan, sakit kepala, reaksi hipersensitif, ereksi lebih dari 4 jam, bahkan

kematian. Tidak boleh digunakan oleh penderita gangguan jantung, stroke, dan penderita tekanan

darah di bawah 90/50 mmHg.

3.      Siproheptadin hidroklorida

Dicampurkan dalam jamu pelangsing; merupakan obat anti-alergi. Overdosis dapat

menyebabkan depresi, mulut kering, diare, dan berkurangnya sel darah putih.

4.      Fenilbutason

Dicampurkan dalam jamu pegal linu, rematik, dan asam urat. Merupakan obat jenis

kortikosteroid yang berperan mengatasi peradangan. Penggunaan yang kurang tepat dapat

menyebabkan mual, muntah, ruam kulit, muka sembab (moon face), bengkak tubuh karena

penumpukan cairan (edema), pendarahan lambung, hepatitis, radang ginjal, gagal ginjal, dan

berkurangnya jumlah leukosit (leukopenia).

5.      Prednison

Page 7: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

Dicampurkan dalam jamu pegal linu, rematik, asam urat, dan sesak napas. Hampir sama seperti

fenilbutason, prednison juga termasuk golongan kortikosteroid untuk mengatasi peradangan.

Penggunaan obat yang hanya dapat diresepkan oleh dokter ini dapat menyebabkan moon face,

gangguan pencernaan, gangguan tulang dan otot, osteoporosis, gangguan hormon, depresi,

insomnia, glaukoma, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

6.      Asam mefenamat

Dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat. Merupakan obat analgesik yang diresepkan

oleh dokter. Menimbulkan efek samping mengantuk, diare, ruam kulit, trombositopenia

(berkurangnya trombosit dalam darah), anemia hemolitik, dan kejang. Tidak boleh dikonsumsi

oleh penderita tukak lambung atau usus, asma, dan gangguan ginjal.

7.     Metampiron

Dicampurkan pada jamu pegal linu dan asam urat. Termasuk jenis obat analgesik yang diserap

melalui saluran pencernaan. Menimbulkan efek samping berupa mual, pendarahan lambung, rasa

terbakar, gangguan sistem saraf, gangguan darah, terhambatnya pembentukan sel darah merah,

gangguan ginjal, syok dan kematian.

8.      Teofilin

Dicampurkan dalam jamu sesak napas. Merupakan obat untuk melonggarkan saluran pernapasan

(bronkodilator). Obat yang dulu digunakan untuk mengobati asma ini telah ditarik dari peredaran

dan menjadi obat bebas terbatas karena menimbulkan efek samping yang berbahaya. Di

Page 8: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

antaranya adalah, mual, sakit kepala, insomnia, dan denyut jantung yang sangat cepat dan tidak

teratur.

9.     Parasetamol

Dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat. Nama lainnya adalah asetaminofen, obat

analgesik dan antipiretik (penurun panas). Dalam dosis normal, parasetamol tidak mengganggu

darah, atau ginjal. Namun penggunaan dalam waktu lama dapat merusak organ hati

Waspada Jamu Oplosan

Maret 12, 2009 @ lpm opini →

Jamu sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Selain karena jamu adalah obat asli Indonesia

tetapi juga karena jamu terbuat dari bahan-bahan alami (herbal). Namun belakangan ini

Page 9: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

terdengar kabar telah beredarnya jamu yang mengandung zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan

tubuh. Zat-zat kimia tersebut disebut dengan BKO atau Bahan Kimia Obat.

??????????? Berdasarkan pembuktian khasiat dan keamanan dalam penggunakannya, Obat Asli

Indonesia (OAI) dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu jamu, obat herba terstandar dan

fitofarmaka. Obat tradisional menurut undang-undang (UU) Kesehatan Republik Indonesia (RI)

No.23/1992 yang tercantum dalam pasal 1 butir 10 menyebutkan bahwa obat traditional adalah

obat yang menggunakan bahan dasar yang berupa tumbuhan, bahan hewan, mineral, sari-sarian

(galenik) atau campuran bahan-bahan tersebut secara turun temurun digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman. Berdasarkan UU diatas, Jamu yang mengandung zat-zat kimia tidak

dapat dikatakan sebagai obat traditional.

??????????? Masyarakat Indonesia harus waspada karena terdapat 54 macam jamu yang saat ini

tengah beredar di Indonesia. Dan jika kandungan BKO dalam jamu tidak sesuai dengan dosis

yang benar maka dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital.? Ternyata kasus jamu ini tidak

banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, mereka biasa menjadikan jamu sebagai obat

alternative pengganti obat-obatan dari dokter. Banyak juga yang lebih memilih jamu dari pada

obat dari dokter. Dari informasi yang diperoleh dari internet (http://carakusehat.blogspot.com)

ada beberapa zat kimia yang menjadi campuran pada jamu. Diantara zat kimia tersebut adalah

golongan antipiretik dan analgetik. Kedua golongan tersebut berfungsi untuk menghilangkan

rasa sakit seperti sakit kepala, gigi, pinggang, nyeri otot, sendi, dan sakit saat haid. Efek yang

ditimbulkan setelah mengkonsumsi zat tersebut adalah rasa mual, ingin muntah, diare, luka pada

saluran pencernaan, anemia, dan gangguan fungsi hati. Selain itu ada campuran bahan kimia lain

yaitu golongan obat steroiddan non steroid. Dan efek campuran obat kimia tersebut adalah

Page 10: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

gangguan elektolit ciran tubuh hingga terjadi hipoglisemia, hipotensi, hipertensi, mual, muntah,

dan sebagainya.

??????????? Bila anda merasakan khasiat jamu sesaat setelah menkonsumsi jamu maka anda

wajib curiga. Karena jamu bukanlah zat kimia aktif jadi jamu yang tanpa BKO akan ?bekerja?

secara lambat.

Daftar nama? jamu yang mengandung BKO (sumber BPOM) yaitu:?

01. Pay Na Ran Sinar Laba-Laba (Cilacap) Fenilbutason Deksametason

02. Pegal Linu/Cien Sen San Jaya Asli (Cilacap) Fenilbutason Deksametason Antalgin

03. Akar Lawang Super Prima Prima Jaya (Banyumas) Antalgin Fenilbutason

04. Akar Lawang Stamina Idem

05. Serbuk Manjur Antik Manjur Jaya (Cilacap) Idem

06. Manjur Sehat Wanita Idem Fenilbutason

07. Manjur Sehat Laki-laki Idem Antalgin

08? Manjur Langsingset Idem Furosemid

09. Sir Angin Kaplet Idem Antalgin

10. Manjur Sir Angin Idem Coffein

11. Manjur Gemuk Sehat Idem Idem

12. Sesak Nafas No 7 Idem Teofilin

13. Serbuk No 1 (Gemuk) Candi Mas Purba (Cilacap) Deksametason

14. Serbuk No 2 (Rematik) Idem Fenilbutason Antalgin

15. Serbuk No 3 (Pelangsing) Idem Fenilbutason

16. Kitla Idem Antalgin Talbutamid Klorpropamid

17. Runrah Idem Antalgin

Page 11: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

18. Sesak Nafas Idem Teofilin, Antalgin

19. Sesak Nafas Subur Sejati (Cilacap) Teofilin, Coffein

20. Tanggul Darah, Idem

21. Amrat Idem Fenilbutason,Antalgin, Coffein

22. Galian Rapet Idem Coffein

23. Karomah Sehat Idem Fenilbutason, Coffein

24. Super Rematik No 2 Ragil Santosa (Cilacap) Antalgin

25. Serbuk Pegal Linu Akar Pribumi (Banyumas) Antalgin Akar Pribumi,Fenilbutason

26. Pegal Linu Cap Liur Walet Sabuk Kuning (Banyumas) Antalgin

27. Rheumatik/Encok Jaya Guna (Cilacap) Idem

28. Pegal Linu Langgeng Langgeng Sentosa (Cilacap) Fenilbutason

29. Pegal Linu Pusaka Jaya Pusaka Jaya (Cilacap) Idem

30. Jarem (Encok) Sari Alam (Cilacap) Antalgin DeksametasonFenilbutason

31. Pegal Linu No 2 Serbuk Ratu (Cilacap) Antalgin

32. Bunga Tanjung Pamijahan (Cilacap) Antalgin

33. Tablet Obat Kuat Narpan Aneka Sari (Cilacap) Parasetamol

34. Pegal Linu Plus Rempah Inti Mujarab (Cilacap) Parasetamol

35. Gajah Mada Bintang Mahkota (Cirebon) Deksametason

?

Karena itu, kepala BPOM Drs. H. Sampurno, MBA menghimbau kepada seluruh masyarakat

untuk tidak membeli dan menggunakan jamu tradisional yang mengandung bahan kimia tersebut

karena dapat membahayakan kesehatan, seperti sakit ginjal, kanker hati, jantung dan kelainan

darah. Masyarakat sendiri hendaknya lebih peduli dengan kesehatan tubuhnya sendiri. (Icha)

Page 12: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

Rabu, 12 Oktober 2011 02:44:50 WIB

Obat Tradisional Pakai Zat Kimia

JAKARTA - Sejumlah tugas besar menunggu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Yang paling mendesak adalah bocornya bahan-bahan kimia obat dan industri ke perusahaan

rumahan. Setelah merambah industri rumahan makanan, kini bahan kimia ini juga ditemukan

pada obat tradisonal. Tingkat kebocoran bahan kimia obat dan industri ini Deputi Bidang

Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Roy Sparringa. Dia menuturkan,

modus kebocoran ini sudah semakin berkembang. Di antaranya, pihak distributor mengirim

langsung bahan-bahan kimia itu ke industri rumahan. "Jadi semakin sulit dipantau, jika hanya

dilihat di retailer-retailer saja," tuturnya. Untuk bahan kimia berbahaya yang kerap ditemukan di

makanan di antaraya pewarna tekstil, borak, dan formalin. Roy menuturkan, sebagian besar

bahan kimia itu bisa ditemukan di jajanan sekolah. Bahan kimia itu berisiko memicu kanker jika

dikonsumsi terus menerus. Selain itu, bahan kimia obat juga ditemukan BPOM pada obat

Page 13: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

tradisonal. Di antaranya fenilbutason, metampiron, parasetamol, sibutramin, sildenafil, dan asam

mefenamat. Roy berharap instansi pusat hingga pemerintah daerah saling membantu mengawasi

peredaran bahan kimia makanan dan obat tersebut. Temuan terbaru BPOM yang dilansir akhir

pekan lalu menyebutkan, ada 21 obat tradisional yang diracik dengan bahan kimia obat (OT-

BKO). Celakanya, 20 di antaranya tidak terdaftar di BPOM. Setelah dianalisis, terjadi memang

ada perubahan tren obat tradisional yang diberi campuran bahan kimia obat. Pada kurun waktu

2001 hingga 2007, obat tradisional yang kedapatan dicampur dengan bahan kimia berjenis obat

rematik dan penghilang rasa sakit. Sedangkan pada kurun waktu 2008 hingga pertengahan 2011

ini, obat tradisional yang dicampur bahan kimia obat cenderung untuk obat pelangsing dan

penambah stamina atau aprodisiaka. BPOM menindaklanjuti temuan ini dengan menarik produk-

produk yang sudah ada di pasaran lalu dimusnahkan. Sementara bagi obat tradisional yang

terdaftar, izinnya bakal dicabut. Lebih lanjut Roy menuturkan, maraknya kebocoran bahan kimia

ini disebabkan hukuman yang lemah kepada para pelaku. BPOM melansir, sejak lima tahun

terakhir sudah 114 kasus kejahatan makanan dan obat yang diseret ke pengadilan. Dari seluruh

kasus tersebut, rata-rata berujung vonis kurungan delapan bulan penjara. Vonis juga berujung

denda antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta. "Kita berharap ada hukuman yang berat, sehingga

pelaku bisa jera," katanya. Sementara itu, ulasan tentang resiko atau bahaya mengkonsumsi obat

tradisional yang dicampur bahan kimia obat diutarakan oleh dr Ari Fahrial Syam SpPD. Dokter

sekaligus dosen Fakultas Kedokteran (FK) UI itu menuturkan, obat tradisional yang dicampur

bahan kimia obat ini cukup berbahaya. Setelah menyimak daftar obat tradisional yang

terkontaminasi bahan kimia obat dari BPOM, Ari menuturkan, tujuh obat tradisional

mengandung zat kimia berupa obat anti radang non steroid (fenilbutason, piroksikam atau

natrium diklofenak). Ari menjelaskan, obat tradisional yang mengandung zat kimia tersebut

Page 14: Bahan Kimia Berkhasiat Obat

memiliki efek samping yang kuat pada saluran cerna atas, terutama lambung dan usus dua belas

jari. "Efeknya bisa luka permukaan, erosi, bahkan luka yang dalam pada lambung atau usus dua

belas jari," katanya. Tanda-tanda efek samping ini, tutur Ari, orang akan merasa tidak nyaman di

sekitar ulu hati, seperti nyeri, panas, disertai mual hingga muntah-muntah. Efek yang paling

keras diantaranya, muncul pendarahan di lambung hingga kebocoran pada usus dua belas jari.

Ari menuturkan, separuh dari kasus pendarahan saluran cerna atas berhubungan dengan

konsumsi obat-obatan tradisional yang mengandung obat anti radang. Dalam jangka panjang,

konsumsi obat-obatan tradisional ini bisa memicu kerusakan ginjal. "Dengan kemasan obat

tradisional, itu hanya digunakan sebagai dalih saja," tutur Ari. Dia berharap, BPOM harus ekstra

ketat memantau obat-obat tradisional yang beredar di masyarakat. Apalagi, masyarakat masih

berpedoman jika seluruh obat tradisional benar-benar alami. "Intinya BPOM dan masyarakat

harus waspada. Benar-benar dicek kandungan di dalam obat tradisional," pungkas

Ari.(wan/nw/jpnn)

Page 15: Bahan Kimia Berkhasiat Obat