Artikel TIK - Perawatan Demensia Dengan Menggunakan Robot Binatang
-
Upload
muhammad-rozikhin -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
Transcript of Artikel TIK - Perawatan Demensia Dengan Menggunakan Robot Binatang
UNIVERSITAS INDONESIA
PERAWATAN DEMENSIA DENGAN
ROBOT BINATANG (ANIMAL ROBOT)
Disusun dalam rangka Ujian Tengan Semester
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
Koordinator Mata Ajar : Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS
Disusun Oleh
SANTI HERLINA
NPM : 1006833981
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
UNIVERSITAS INDONESIA
2012
PERAWATAN DEMENSIA DENGAN ROBOT BINATANG
Santi Herlina NPM: 1006833981
Mahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia 2012
ABSTRAK
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif
yang menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
fungsi social, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Dalam pemahaman juga mundur seperti
hiliangnya kemampuan untuk memahami pembicaraan yang cepat, percakapan yang
kompleks atau abstrak, humor yang sarkastis atau sindiran. Robot Binatang (Animal
Robot) yang memiliki peranan penting pada perawatan pasien dengan demensia. Salah
satu perawatan pasien dengan demensia adalah dengan meningkatkan lingkungan yang
stabil melalui upaya komunikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan pasien
demensia. Robot Binatang (Animal Robot) yang pertama kali diciptakan adalah Robot
jenis hewan peliharaan kucing dan anjing. Kedua robot ini dapat berinteraksi dengan para
penderita demensia sesuai dengan apa yang dilakukan. Untuk Robot anjing memiliki
Sembilan sensor yang dapat melakukan enam perintah yang dilakukan. Hewan peliharaan
robot dapat menjadi pengganti yang cocok untuk hewan peliharaan yang tampak dapat
meningkatkan komunikasi dan kepercayaan diri pada penderita demensia.
Kata Kunci : Robot Binatang (Animal Robot), Demensia, Komunikasi
A. Latar Belakang
Demensia adalah hilangnya ingatan yang bisa timbul bersama dengan gejala gangguan
prilaku maupun psikologis. Gambaran paling awal berupa hilangnya ingatan mengenai
peristiwa yang baru berlangsung. Terdapat gangguan kepribadian global bersama dengan
berkembangnya perilaku abnormal secara bertahap, hilangnya intelektual, perubahan
mood biasanya tanpa pemahaman , tumpulnya emosi dan gangguan kognitif disertai
ketidakmamupan untuk belajar.
Prevelensi demensia pada tiap-tiap negara berbeda – beda . Ini disebabkan karena
tidak adanya gold standar untuk mendiagnosis demensia , ada perbedaan social cultural
pada tiap-tiap Negara yang mengakibatkan perbedaan dari hasil pemeriksaan. Tatemichi
dan kawan-kawan (1990) melaporakan prevelensi demensia pasca stroke di Jepang
mencapai angka 26,3 %. Pohjasvaara (1997) melaporan prevelensi demensia pasca stroke
di India mencapai 31,8%. Roman (2002) melaporakan prevelensi demensia pasca stroke di
berbagai Negara sebesar 21-45 %. Angka prevelensi demensia vaskuler khusus pasca
stroke di Indonesia belum ada. Namun laporan Lamsudin (1995) untuk Daerah Istimewa
Yogyakarta didapatkan angka prevelensi demensia pasca stroke 23,3%. (Markam, 2001).
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa populasi berusia diatas 65
tahun telah meningkat 2,8 kali pada tahun 2000 dibanding tahun 1950.
Saat ini diperkirakan ada 750.000 penderita demensia di Inggris dan 3‐4 juta penderita de
mensia di Amerika Serikat. Biaya kesehatan untuk golongan lansia merupakan
proporsi terbesar dari seluruh biaya kesehatan (30%‐40%). Demensia terjadi pada
1,4% pada 65‐69 tahun, 2,8 % pada usia 70 – 74 tahun, 5,6 % pada usia 75-79 tahun, 5,8
% pada usia 80-84 tahun, 11 % pada usia 80-84 tahun , dan 22,3% pada usia 85 tahun.
Demensia yang biasanya ditandai oleh gangguan daya ingat, kesulitan
melakukan aktivitas sederhana, problem berbicara/ berbahasa, disorientasi, penampilan
buruk, kesulitan dalam melakukan hitungan sederhana, lupa meletakkan benda,
perubahan perilaku, perubahan kepribadian, dan hilangnya minat dan inisiatif menjadi
hal yang harus diperhitungkan dalam merawat pasien dengan kondisi dirumah,,
menyiapkan keluarga dan support system dilingkungan.
Untuk menangani hal diatas, perawat umumnya menasehati keluarga untuk
memberikan lingkungan yang stabil, meminimalkan konfusi, memberikan insyarat sensori,
memberikan informasi yang sederhana dan sikap positif dan menyesuaikan tugas yang
diberikan sesuai dengan keadaan fungsi pasien. Pasien dapat juga berespon terhadap
pesan-pesan dari anggota keluarga yang ada pada kaset, beberapa kaset berisi suara
keluarga yang diberikan kepada pasien dan tindakan ini dapat menurukan agitasi.
Perkembangan teknologi saat ini sangat berkembang pesat dengan adanya
penemuan – penemuan dibidang teknologi, salah satunya adalah Robot Binatang (Animal
Robot) yang memiliki peranan penting pada perawatan pasien dengan demensia. Salah
satu perawatan pasien dengan demensia adalah dengan meningkatkan lingkungan yang
stabil melalui upaya komunikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan pasien
demensia. Hilangnya minat dan inisiatif membuat pasien demensia mengalami penurunan
interaksi dengan lingkungan sekitar. Robot binatang (Animal Robot) merupakan salah satu
hasil penelitian yang dapat digunakan untuk pasien demensia dalam interaksi , komunikasi
dan keperacayaan diri pada pasien demensia. Robot binatang (Animal Robot) tak ubahnya
seperti binatang aslinya, salah satu contoh robot binatang yang sudah diproduksi adalah
robot kucing dari Jepang dan robot anjing dari Inggris. Robot – robot ini melakukan
perannya sama halnya seperti pada binatang aslinya. Salah satu pasien dengan demensia
dapat berinteraksi dengan komunikasi melalui belaian dan suara yang dihasilkan dari robot
tersebut, sehingga dapat membantu meningkatkan komunikasi, kesenangan dan
kesejahteraan mereka
B. Kajian Literatur
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang
menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
fungsi social, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Dalam pemahaman juga mundur seperti
hiliangnya kemampuan untuk memahami pembicaraan yang cepat, percakapan yang
kompleks atau abstrak, humor yang sarkastis atau sindiran. Dalam kemampuan bahasa dan
bicara terjadi kemunduran pula yaitu kehilangan ide apa yang sedang dibicarakan ,
kehilangan kemampuan pemrosesan bahasa secara cepat, kehilangan kemampuan
penamaan dengan cepat. Dalam bidang komunikasi social akan terjadi kehilangan
kemampuan untuk tetap berbicara dalam topik, mudah tersinggung , marah, pembicaraan
bisa menjadi kasar dan terkesan tidak sopan. (Erkinjuntti, Gauthier, 2002)
Istilah robot yang didahulu kala disebut robota, tak lain adalah kata lain dari
seorang buruh. Robot adalah sarana untuk membangun peradaban yang lebih maju dan
memberikan kemudahan bagi manusia sebagai penciptanya.
Manfaat terapeutik dari memelihara hewan peliharaan dirumah sudah diakui lama.
Namun, untuk beberapa rumah perawatan, menampung hewan peliharaan sendiri warga ,
secara teratur memiliki hewan peliharaan mengunjungi, atau memiliki binatang peliharaan
secara permanen tinggal di rumah perawatan tidak praktis, baik karena tanggung jawab ,
perhatian atau potensial risiko infeksi (Brodie et al, 2002). Di rumah perawatan dipelajari
oleh McNicholas (2006), 62% memiliki hewan peliharaan komunal;
34% peniiitted hewan peliharaan sendiri warga atau binatang peliharaan
untuk mengunjungi, sedangkan 56% diizinkan kunjungan dari PAT (Pets of Theraphy)
(Hewan peliharaan sebagai terapi) hewan.
Robot Binatang (Animal Robot) diciptakan terinspirasi dari hal diatas. Robot
Binatang yang pertama kali diciptakan adalah Robot Kucing yang diciptakan negara
Jepang dan Robot Anjing dari negara Inggris.
hanya untuk Beberapa warga dan staf, tetapi juga mengunjungi kerabat, termasuk anak
anak. Pada saat hewan diminta rasa ingin tahu dan percakapan menjembatani kesenjang
antara berbagai generasi. Boll
nyata adalah dalam hal perawatan dirumah dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
percakapan antara pasien demensia.
Sejumlah penderita demensia didorong untuk berinteraksi dengan robot kucing.
Pada Studi Kasus 1, robot kucing didekatkan kepada empat atau lima orang demensia
yang sedang duduk diruang tunggu setelah makan siang. Tiga pertama yang memiliki
demensia maju dan bahasa sedikit atau tidak ada, tidak ingin melihat kucing atau terlibat
dengan cara apapun. Demen
duduk dengan kucing dilututnya ia membelai dan meremas kakinya untuk membuat
kucing itu mengeluarkan suara (meong). Menggelitik bagian belakang lehernya,
membuatnya angkat kaki dan pada saat itu L
Kemudian perawat duduk disebelahnya dan berusaha untuk meningkatkan kepercayaadn
dirinya dengan tindakannya itu. Setelah beberapa waktu, perawat bertanya apakah dia
ingin tetap kucing tersebut berada dilututnya. Di
dan bertanya apakah kucing itu akan menggigitnya
digigitnya, sehingga ia bertahan terhadap kucingnya. Ketika diobservasi kembali ternyata
wanita itu masih berbicara dan membelai k
disampingnya untuk melakukan hal yang sama
sebagai katalis untuk mengembangkan
berbicara satu sama lain. Beberapa penduduk pada tahap te
mereka tidak dapat mudah membedakan antara hewan peliharaan dan robot nyata, tetapi
wanita-wanita demensia tersebut dapat m.enikmati robot kucing tersebut.
dan Robot Anjing dari negara Inggris. Hewan-hewan ini terlihat menarik, tidak
warga dan staf, tetapi juga mengunjungi kerabat, termasuk anak
anak. Pada saat hewan diminta rasa ingin tahu dan percakapan menjembatani kesenjang
antara berbagai generasi. Bollans (2006) menjelaskan berbagai manfaat tapi yang paling
nyata adalah dalam hal perawatan dirumah dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
antara pasien demensia.
Sejumlah penderita demensia didorong untuk berinteraksi dengan robot kucing.
bot kucing didekatkan kepada empat atau lima orang demensia
yang sedang duduk diruang tunggu setelah makan siang. Tiga pertama yang memiliki
demensia maju dan bahasa sedikit atau tidak ada, tidak ingin melihat kucing atau terlibat
dengan cara apapun. Demensia berikutnya , Lucinda (nama samara) muncul tertarik, dan
duduk dengan kucing dilututnya ia membelai dan meremas kakinya untuk membuat
kucing itu mengeluarkan suara (meong). Menggelitik bagian belakang lehernya,
membuatnya angkat kaki dan pada saat itu Lucinda berbicara responsif kepada kucing.
Kemudian perawat duduk disebelahnya dan berusaha untuk meningkatkan kepercayaadn
dirinya dengan tindakannya itu. Setelah beberapa waktu, perawat bertanya apakah dia
ingin tetap kucing tersebut berada dilututnya. Dia mengatakan tidak menginginkan lagi
dan bertanya apakah kucing itu akan menggigitnya. Karena itu robot tentu saja tidak akan
digigitnya, sehingga ia bertahan terhadap kucingnya. Ketika diobservasi kembali ternyata
wanita itu masih berbicara dan membelai kucing dan mendorong wanita yang lain
disampingnya untuk melakukan hal yang sama. Seolah-olah kucing itu bertindak
sebagai katalis untuk mengembangkan komunikasi antara dua wanita yang tidak biasanya
Beberapa penduduk pada tahap tertentu dalam proses penyakit
mereka tidak dapat mudah membedakan antara hewan peliharaan dan robot nyata, tetapi
wanita demensia tersebut dapat m.enikmati robot kucing tersebut.
hewan ini terlihat menarik, tidak
warga dan staf, tetapi juga mengunjungi kerabat, termasuk anak-
anak. Pada saat hewan diminta rasa ingin tahu dan percakapan menjembatani kesenjangan
laskan berbagai manfaat tapi yang paling
nyata adalah dalam hal perawatan dirumah dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
Sejumlah penderita demensia didorong untuk berinteraksi dengan robot kucing.
bot kucing didekatkan kepada empat atau lima orang demensia
yang sedang duduk diruang tunggu setelah makan siang. Tiga pertama yang memiliki
demensia maju dan bahasa sedikit atau tidak ada, tidak ingin melihat kucing atau terlibat
sia berikutnya , Lucinda (nama samara) muncul tertarik, dan
duduk dengan kucing dilututnya ia membelai dan meremas kakinya untuk membuat
kucing itu mengeluarkan suara (meong). Menggelitik bagian belakang lehernya,
ucinda berbicara responsif kepada kucing.
Kemudian perawat duduk disebelahnya dan berusaha untuk meningkatkan kepercayaadn
dirinya dengan tindakannya itu. Setelah beberapa waktu, perawat bertanya apakah dia
a mengatakan tidak menginginkan lagi
. Karena itu robot tentu saja tidak akan
digigitnya, sehingga ia bertahan terhadap kucingnya. Ketika diobservasi kembali ternyata
ucing dan mendorong wanita yang lain
olah kucing itu bertindak
antara dua wanita yang tidak biasanya
rtentu dalam proses penyakit
mereka tidak dapat mudah membedakan antara hewan peliharaan dan robot nyata, tetapi
wanita demensia tersebut dapat m.enikmati robot kucing tersebut.
Gambar.1 Robot kucing dengan robot anjing
Gambar 2. Robot anjing melakukan tindakan melalui Sembilan sensor dan dapat
mematuhi enam perintah yang berbeda
Pada Studi kasus 2, robot anjing dia cukup berat dan lebih rumit untuk melakukan
tetapi melakukan berbagai tindakan dengan menggunakan sembilan sensor.
sensor sentuh dan cahaya yang memungkinkan dia untuk membuat suara anjing,
menggeleng dan mengangkat kaki kedepannya, atau hal lainnya. Suara sensor
memungkinkan dia untuk mematuhi enam perintah yang berbeda. Seperti contoh ketika
diajak berinteraksi apakah robot anjing ingin memakan tulang karet , robot anjing itu
membuka mulutnya dan memakan tulang karet tersebut. Hal ini memudahkan para
penderita demensia untuk mengekspresikan keinginannya.
Keuntungan menggunakan robot hewan peliharaan, meski
binatang hidup adalah perawatan minimal, bulu tidak mempengaruhi penduduk dengan
alergi, dan secara signifikan lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Para robot telah
bertindak sebagai katalis dalam meningkatkan komunikasi dan te
mengembangkan kesejahteraan Pshycologis yang lebih baik (Wada, 2004).
Kerugian dari robot ini adalah konsumtif baterai sehingga sangat dianjurkan
menggunakan baterai yang dapat diisi ulang. Akses ke saklar on off pada perut robot
sangat sulit pada penderita rematik jari, sehingga diperlukan b
dalam pengaturan kesehatan yang
Hewan peliharaan robot dapat menjadi pengganti yang cocok
untuk hewan peliharaan hidup
kepercayaan pada penderita demensia.
Gambar.1 Robot kucing dengan robot anjing
Robot anjing melakukan tindakan melalui Sembilan sensor dan dapat
mematuhi enam perintah yang berbeda
Pada Studi kasus 2, robot anjing dia cukup berat dan lebih rumit untuk melakukan
tetapi melakukan berbagai tindakan dengan menggunakan sembilan sensor.
sensor sentuh dan cahaya yang memungkinkan dia untuk membuat suara anjing,
menggeleng dan mengangkat kaki kedepannya, atau hal lainnya. Suara sensor
memungkinkan dia untuk mematuhi enam perintah yang berbeda. Seperti contoh ketika
apakah robot anjing ingin memakan tulang karet , robot anjing itu
membuka mulutnya dan memakan tulang karet tersebut. Hal ini memudahkan para
penderita demensia untuk mengekspresikan keinginannya.
Keuntungan menggunakan robot hewan peliharaan, meskipun sebagai pengganti
binatang hidup adalah perawatan minimal, bulu tidak mempengaruhi penduduk dengan
alergi, dan secara signifikan lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Para robot telah
bertindak sebagai katalis dalam meningkatkan komunikasi dan telah menikmati sehingga
mengembangkan kesejahteraan Pshycologis yang lebih baik (Wada, 2004).
Kerugian dari robot ini adalah konsumtif baterai sehingga sangat dianjurkan
menggunakan baterai yang dapat diisi ulang. Akses ke saklar on off pada perut robot
sangat sulit pada penderita rematik jari, sehingga diperlukan bantuan. Penggunaan robot
kesehatan yang beragam dapat semakin menjadi ciri abad ke
Hewan peliharaan robot dapat menjadi pengganti yang cocok
untuk hewan peliharaan hidup yang tampaknya dapat meningkatkan komunikasi dan
kepercayaan pada penderita demensia.
Robot anjing melakukan tindakan melalui Sembilan sensor dan dapat
Pada Studi kasus 2, robot anjing dia cukup berat dan lebih rumit untuk melakukan
tetapi melakukan berbagai tindakan dengan menggunakan sembilan sensor. Ia memiliki
sensor sentuh dan cahaya yang memungkinkan dia untuk membuat suara anjing,
menggeleng dan mengangkat kaki kedepannya, atau hal lainnya. Suara sensor
memungkinkan dia untuk mematuhi enam perintah yang berbeda. Seperti contoh ketika
apakah robot anjing ingin memakan tulang karet , robot anjing itu
membuka mulutnya dan memakan tulang karet tersebut. Hal ini memudahkan para
pun sebagai pengganti
binatang hidup adalah perawatan minimal, bulu tidak mempengaruhi penduduk dengan
alergi, dan secara signifikan lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Para robot telah
lah menikmati sehingga
mengembangkan kesejahteraan Pshycologis yang lebih baik (Wada, 2004).
Kerugian dari robot ini adalah konsumtif baterai sehingga sangat dianjurkan
menggunakan baterai yang dapat diisi ulang. Akses ke saklar on off pada perut robot
antuan. Penggunaan robot
ragam dapat semakin menjadi ciri abad ke-21.
Hewan peliharaan robot dapat menjadi pengganti yang cocok
ang tampaknya dapat meningkatkan komunikasi dan
C. Kesimpulan dan Rekomendasi
Demensia merupakan salah satu penyakit yang dapat menghilangkan minat dan
inisiatif yaitu dengan membuat pasien demensia mengalami penurunan interaksi dengan
lingkungan sekitar. Salah satu cara meningktakan interakasi pada penderita demensia
adalah dengan komunikasi. Stimulus komunikasi dapat diberikan dari stimulus internal
dan external. Pada beberapa pasien demensia kebanyakan rangsangan diberikan dari
external salah satunya dapat diberikan dari hewan peliharaan. Hewan peliharaan dapat
diberikan dengan tujuan membuat penderita demensia tertarik untuk membelai, bahkan
berkomunikasi sesuai dengan tingkah laku dari hewan tersebut. Efek samping dari hewan
peliharaan yang sebenarnya adalah resiko infeksi bulu ataupun fesesnya, dan resiko
menggigit ketika binatang merasa tidak nyaman. Sehingga diciptakannyalah Robot
binatang (Animal Robot) yang merupakan salah satu hasil penelitian yang dapat digunakan
untuk penderita demensia dalam interaksi , komunikasi dan keperacayaan diri pada pasien
demensia.
Robot Binatang (Animal Robot) yang pertama kali diciptakan adalah Robot jenis
hewan peliharaan kucing dan anjing. Kedua robot ini dapat berinteraksi dengan para
penderita demensia sesuai dengan apa yang dilakukan. Untuk Robot anjing memiliki
Sembilan sensor yang dapat melakukan enam perintah yang dilakukan.
Melihat efek samping yang minimalis pada robot binatang ini, maka dapat
disarankan untuk digunakan pada beberapa pemberian asuhan keperawatan dengan pasien
yang mengalami hambatan komunikasi ataupuan kerusakan interaksi social yang dapat
diterapkam dirumah sehingga robot binatang ini dapat sebagai katalisator untuk dapat
menstimulus komunikasi dan kepercayaan diri pada klien.
Perlu dipertimbangkan faktor cultur, di Indonesia jenis hewan peliharaan yang
disarankan diatas tidak semua bisa diterapkan. Misalnya pada anjing, pada beberapa
agama tertentu anjing tidak boleh disentuh, walaupun dalam hal ini adalah robot. Karena
belum menjadi terbiasa sehingga pilihan bisa diberikan kepada robot kucing yang
memungkinkan lebih familiar atau mayoritas banyak yang memelihara.
DAFTAR PUSTAKA
Avianto, Tiyo. (2010). Trik membuat web site dan blog menjadi no.1 d Google. Jakarta : Media Kita
Banks MR, Banks WA. (2002). The effect of animal assisted theraphy on loneliness in an
elderly population in long term care facilities. J Gerontol A Biol Sci Med (57) 7 : M428-32
Bollans, S (2006). Animal assisted theraphy and acliritiesfor the treatment of stroke patients .
Oxon : Society for Companion Animal studies. (SCAS). Budihartono, Widodo. (2007). Belajar Sendiri membuat robot cerdas : panduan utama untuk
mengikuti kontes robot : Jakarta : PT Elex Media Komputindo Brodie SJ, Biley FC, Shewring M. (2002). An exploration of the potential risk associated
with using pet theraphy in healthcare settings. J Clin Nurs 11 (4) : 444 – 456 Campbell, Anne. (2011). Dementia Care : Could Animal Robots Benefit Residents. Nursing
& Residential Care. http://web.ebscohost.com Di download tanggal 27 April 2012 jam 07.15
Healthcote J. (2010). Paws for thought : involving animals in care. Nursing & Residential
Care. http://web.ebscohost.com Di download tanggal 27 April 2012 jam 08.25 Rubenstein, David, et ll. (2007). Kedokteran Klinis. Ed.6. Jakarta : Penerbit Erlangga Rose, Joan Fox. (2012). Robotic Theraphy. Healthcare Traveler. http://web.ebscohost.com.
Didownload tanggal 27 April 2012 jam 07.55
Wada K .Shibata T, Saito T, Tanie K. (2004). Effects of robot-assisted activity for elderly people and nurses at a day service center. Proceedings of the IEEE 92 (11) 1- 18